MAHIR BACA EKG (Bagian 2) Oleh: dr. Ragil Nur Rosyadi, SpJP Melanjutkan materi bagian 1 kemarin, kali ini akan dibahas materi mengenai (3) axis dan (4) EKG normal, yang juga menjadi poin penting dalam membaca gambaran dari suatu EKG. 3). Axis Meski secara klinis mengetahui axis tidak menjadi hal yang terlalu penting, namun dengan mengetahui axis dari gambaran EKG, hal ini nantinya akan cukup membantu dalam memahami lokasi suatu infark atau iskemia pada materi-materi yang berikutnya. Axis dapat dibagi menjadi dua berdasarkan arah potongannya terhadap tubuh, yaitu axis frontal dan axis horizontal. Axis Frontal Axis frontal bila digambarkan maka akan terlihat seperti suatu sumbu yang berjalan pada tubuh dari atas hingga ke bawah seperti gambar berikut.
Axis frontal ini akan tergambar pada lead extrimitas (lead I, II, III, AVR, AVL, AVF) atau yang dikenal juga dengan nama lead bipolar. Istilah lead bipolar digunakan oleh karena gambaran listrik jantung yang digunakan dari lead ini dihasilkan dari hasil sadapan di dua tempat (bi=dua). Saat memasang EKG maka akan didapati bahwa, lead diletakkan di tangan kanan, tangan kiri, kaki kiri, dan 6 tempat di dada. Alat yang terpasang di tangan kanan, kiri dan kaki kiri inilah yang digunakan untuk menyadap lead extrimitas /sadapan bipolar
Keterangan daari masing-masing lead: -
Lead I dihasilkan dari sadapan dari tangan kanan ke tangan kiri sehingga arahnya lurus ke kiri Lead II dihasilkan dari sadapan tangan kanan ke kaki kiri sehingga arahnya serong ke bawah kiri dengan sudut 60° Lead III dihasilkan dari sadapan tangan kiri ke kaki kiri sehingga arahnya serong ke bawah kanan dengan sudut 120° Lead AVR dari titik tengah jantung ke tangan kanan. Jadi arahnya serong ke atas kanan dengan sudut - 150° Lead AVL dari titik tengah jantung ke tangan kiri. Jadi serong atas kiri dengan sudut 30° Lead ACF dari titik tengah jantung ke kaki kiri. Jadi lurus ke bawah dengan sudut 90°
Sehingga apabila akhirnya digambarkan dalam suatu kuadran akan didapati gambaran seperti di atas. Arah axis yang normal terdapat pada area berwarna kuning. Yang mana syarat suatu axis berada di area kuning adalah dengan lead I, II, dan AVF harus positif. Apabila axis frontal berada pada area merah ini menunjukkan adanya pergeser axis ke kiri atau Left Axis Deviation (LAD). Syarat agar axis berada di area merah, yaitu lead I positif dan AFV harus negatif. Apabila axis frontal berada pada area biru ini berarti dia bergeser ke kanan atau yang dikenal dengan Right Axis Deviation (RAD). Syarat agar axis berada di area biru yaitu, lead I harus negatif dan AVF harus positif Apabila axis frontal berada pada area hitam berarti dia sedang berada pada axis superior. Yang mana syaratnya adalah lead I harus negatif dan AVF harus negatif. Sehingga yang perlu diperhatikan pada axis frontal ini cukup melihat pada lead I, II dan AVF.
Gambar di atas merupakan contoh EKG dengan axis frontal yang normal. Bisa dilihat bahwa lead I positif dan lead AVF juga positif. Axis Horizontal Axis horizontal merupakan gambaran arah aliran listrik yang berjalan secara horizontal atau dapat dikatakan gambarannya mirip seperti jantung yang dipotong secara horizontal. Penentuan axis ini relatif lebih mudah dibanding axis frontal, hal ini oleh karena kita tinggal melihat sadapan prekordial yang dipasangkan di dada (V1, V2, V3, V4, V5, V6). Selanjutnya dalam axis jantung dikenal juga istilah transitional zone. Transitional zone merupakan suatu lead yang tinggi gelombang R sama dengan kedalaman dari gelombang Snya, atau dapat dikatakan gelombang R dan S memiliki amplitude yang sama. Dikatakan normal apabila transitional zone-nya berada di antara V3 dan V4 dari sadapan prekordial.
Gambar di atas merupakan contoh EKG dengan axis horizontal yang normal karena terlihat transitional zone-nya berada diantara V3 dan V4. Untuk bacaan lengkapnya: irama
: sinus
rate
: 65 x/ menit
axis frontal
: normal
axis horizontal
: normal
Latihan soal Dari gambar berikut coba tentukan - irama (sinus atau non-sinus) - berapa rate-nya (kali per menit) - axis-nya (frontal dan horizontal) seperti apa 1.
Jawaban: irama
: sinus
rate axis frontal
: left axis deviation
axis horizontal : normal
2.
Jawaban: irama
: bukan sinus,
rate
: 150x/menit
axis frontal
: superior, terlihat lead I negatif dan lead AVF juga negatif., sehingga gambarannya seperti gelombang S yang dalam. Baseline yang digunakan untuk menyatakan lead I dan AVF negatif adalah apabila tinggi gelombang R sama dengan kedalaman gelombang S di lead V3. Dari gambar ini bisa diperhatikan adanya titik lincip yang berada di bawah sedangkan yang atas tumpul pada lead I maupun AVF. Jadi ini merupakan gelombang S bukan gelombang R oleh karena arahnya yang ke bawah
axis horizontal:
3.
Jawaban : irama
: sinus
rate
: 90x/ menit
axis frontal
: normal
axis horizontal : berlawanan arah jarum jam, karena transitional zone di V2
4.
Jawaban : irama
: sinus
rate
: 35x/ menit
axis frontal
: right axis deviation
axis horizontal : berlawanan arah jarum jam, karena transitional zone berada di V2
4). EKG Normal Mengenali gambaran EKG normal merupakan hal yang cukup penting. Hal ini dikarenakan apabila tidak mengerti bagaimana gambaran EKG yang normal maka tentu akan sulit juga untuk mengenali gambaran EKG yang tidak normal, dan lebih jauh lagi diharapkan bisa membedakan antara yang mana EKG normal dan mana yang tidak normal. Dalam mengenali suatu gambaran EKG maka disarankan untuk mengecek gelombang awal hingga akhir secara urut, yaitu dimulai dari mengecek gelombang P, PR interval, gelombang QRS; ST segmen dan gelombang T atau kalau ditotal minimal ada 5 poin yang harus dievaluasi 1. Gelombang P 2. PR interval 3. QRS kompleks 4. ST segmen 5. Gelombang T
1. Gelombang P Gelombang P yang normal memiliki tinggi 2.5 kotak kecil dan lebar 2.5 kotak kecil atau mudahna adalah angka 2.5 untuk gelombang P. Selanjutnya gelombang P normal akan selalu positif pada semua lead kecuali pada lead AVR. Gelombang jni paling jelas terlihat di lead II, III, AVF, V1 pada lead lainnya kadang tidak terlalu tampak.
2. PR interval PR interval merupakan jarak awal dari gelombang P ke awal kompleks QRS. Normal panjangnya adalah 3-5 kotak kecil. Bila melebar berarti terdapat suatu blok dan apabila memendek maka terdapat adanya jalur asesori atau jalur tambahan. Hal yang perlu diperhatikan disini adalah setiap pemanjangan gelombang atau interval ke samping berarti menandakan adanya blok karena gelombang listrik makin lambat. Namun apabila makin panjang atau makin tinggi gelombangnya maka menandakan adanya pembesaran otot karena semakin banyak otot yang mengalami aktivitas listrik
3. QRS kompleks Lebar kompleks gelombang QRS kurang dari 2.5 kotak kecil. QRS kompleks pada lead ekstrimitas (I, II, III, AVR, AVL, AVF) akan positif kecuali di AVR dan di lead precordial (V1, V2, V3, V4, V5, V6) kompleks gelombang QRS memiliki pola khusus yang disebut
sebagai R wave progression. R wave progession merupakan gelombang R pendek di V1 akan makin tinggi hingga berada di V6. Gelombang S dalam di V1 dan akan makin dangkal bahkan hilang di V6. R wave Ini penting diperhatikan untuk melihat beberapa kelainan.
4. ST segmen ST segmen pada normalnya harus segaris dengan J point, mudahnya ST segmen harus segaris dengan PR segmen, atau pada intinya tidak terlalu naik dan tidak juga terlalu turun. Apabila turun lebih dari 2mm maka dapat dikatakan terjadi ST depresi dan apabila ST elevasinya naik maka ini menandakan adanya suatu gangguan iskemia miokard.
5. Gelombang T Gelombang T pada normalnya akan positif di semua lead kecuali pada lead AVR.
Latihan soal Tentukan apakah gambaran EKG di bawah ini normal atau abnormal 1.
Jawaban : Abnormal karena R wave progression tidak seperti pattern normal, gelombang T negatif di V1-V3.
2.
Jawaban : Normal
3.
Jawaban : Abnormal karena gelombang T negatif di hampir semua lead