Hadi Sarosa Bagian Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Nodus SA(Sinoaurikularis) Nodus AV (Atrioventrikularis)
Serabut Purkinye
Arah defleksi ditentukan oleh Arah penyebaran impuls Letak elektrode perekaman
Fase depolarisasi : Hukum dasar EKG dari Goldberger Arah impuls menuju elektroda : defleksi positif Arah impuls menjauhi elektroda : defleksi negatif Arah impuls menuju kemudian menjauhi elektroda : bifasik
Fase Repolarisasi Gambaran elektrogram pada fase repolarisasi ada 2 kemungkinan depolarisasi, A. Jika arah repolarisasi sama dengan arah maka arah defleksi dari fase repolarisasi akan per awanan engan ara ase epo arisasi omp e s .
B.
Jika arah depolarisasi berlawanan arah depolarisasi, maka arah repolarisasi akan sama dengan arah defleksi fase depolarisasi.
Sandapan ekstremitas bipolar (bipolar limb lead) Sandapan ekstremitas unipolar (unipolar limb lead) Sandapan prekordial (precordial lead)
Einthoven (1903)
Vektor : arus listrik depolarisasi polarisasi Segitiga sama sisi : tiga ekstremitas membentuk uncak- uncak se iti a, antun seba ai sumber bioelektik terletak di tengah-tengah Semua cairan tubuh dapat menyalur potensial elektrik sama baiknya
Standart Limb Lead
Sandapan I = LA (left arm = positif) – RA (right arm = negatif) an apan = e eg = + – RA (-) Sandapan III = LL (+) – LA (-) Persamaan II = I + III
Frank Wilson (1932)
3 elektroda positif di 3 elektroda sandapan ekstremitas bipolar Elektroda negatif : terminal sentral (central terminal) er e a pusa r a s a n oven
Sandapan VL
Mengukur voltase arus depolarisasi dari sentral ke lengan kiri Sumbu : - 300 Sentral ke lengan kanan Sumbu : - 1500
Sandapan VF
Sentral ke tungkai Sumbu : + 900
Goldberger (1942)
aVL : augmented Voltase Left a : augmente Voltase Right aVF : augmented Voltase Foot
Hubungan Bipolar dan Unipolar : Sistem Heksadensial
Sandapan Plane frontal Sistem Hesadensial (hexaxial reference system) : enam sada an ekstemitas Sandapan II, III dan aVF : jantung bagian bawah Sandapan I dan aVL : jantung bagian lateral kiri
V1 V2 V3
V5 V6
: sela iga 4 sisi kanan sternum : sela iga 4 sisi kiri sternum : antara V2 dan V4 : se a ga gar s m av u a r : setinggi V4 pada garis aksila antor kiri : setinggi V4 pada garis midaksilaris kiri
V1 & V2 :
V3 & V4 :
ventrikel kanan, septum interventrikulare dindin antor antun
sanda an antor
V5 & V6 :
dinding lateral (sandapan Latal)
Garis Horizontal Garis Vertikal er a
Kecepatan perekaman
an
25 mm/det 50 mm/det
Amplitudo
0,5 1 2
1 kotak kecil = 0.04 detik
5 kotak kecil = 1 kotak sedang = 0.2 detik
5 kotak sedang = 1 kotak besar = 1 detik
Paper speed : 25 mm/second
Kecepatan 25 mm/det atau 50 mm/det Interval R-R atau interval P-P
Tentukan puncak R atau P yang berhimpitan dengan garis vertikal kotak sedang Cari puncak gel P/R ke dua Hitung jarak dalam kotak sedang Frekuensi = 300/kotak sedang atau 1500/kotak kecil
Atau dengan menghitung EKG strip sepanjang 6 detik hitung jumlah gel. QRS kemudian kalikan 10, atau EKG selama 12 detik : jumlah QRS X 5
Pace maker Normal Nodus SA
Atria
75 x/mnt
60 x/mnt
Berkas His
70-80 x/mnt
50 x/mnt
Serabut Purkinje & Otot jantung
30-40 x/mnt
Untuk menilai perhatikan
irama teratur atau tidak : lihat jarak antar QRS sama atau tidak. gelombang P normal atau tidak, apakah setiap ge om ang se a u u ge om ang interval PR normal atau tidak gelombang QRS normal atau tidak
Irama normal : irama sinus, irama yang berasal dari sinus
Irama : teratur. Frekwensi jantung : 60 – 100 x/ menit Gelombang P : normal, setiap gelombang P selalu diikuti gelombang QRS dan T Interval PR : normal ( 0,12 – 0,20 detik ) Gelombang QRS : normal ( 0,06 – 0,12 det )
Penyimpangan : disritmia
Heart normally beat at 60 to 100 tpm Started with depolarization of SA sinus rhythm Disturbance of rate, regularity, site of origin, conduction of electrical impuls Arrhythmia (Dysrhythmia)
1.
2.
3.
4.
Aritmia yang berasal dari Sinus. Jadi aktivitas listrik sesuai dengan jalur biasa (SA node). Contoh : too slow, too fast or irreguler Ectopic Rhythm, aktivitas listrik berasal dari selain SA node Blok Konduksi, Aktivitas berasal dari SA node, tetapi perjalanannya terhambat Sindrom Pre-eksitasi, aktivitas listrik melalui alternative pathway bypass dan menyebabkan electrical shortcut/ electrical short circuit
Sinus Takikardia
HR > 100 x/mnt Sinus Bradikardia
HR < 60 x/mnt
Normal
Ecercise, resting, atlet Patologis
CHF, ARDS, Basedow, AMI, Refleks vagus
Sinus Aritmia
Irama sinus tak teratus terutama pada inspirasi dan ekspirasi Sinus Arrest
SA node berhenti beraktivitas. Bila aktivitas berhenti dalam waktu cukup lama : Asystole
Normal Sinus Rhythm
Sinus Tachycardia
Sinus Bradicardia
Sinus Arrest / Blok
Catatan : Semua sel miokardium dapat menjadi pace maker, dan bila terjadi sinus arrest maka pace maker ESCAPE yang ain a an me a u an ac up BEAT
Sinus Rhythm
Escape beat
Atrial Pace Maker, berdetak 60-75 x/mnt Junctional Pace Maker, berdetak 40-60 x/mnt Ventricular Pace Maker, berdetak 30-45 x/mnt
Escape beat bila terjadi sinue arrest yang paling sering berasal dari junctional pace maker, dengan ciri : • ‘No’ P wave • P Wave kecil terbalik
Ciri gelombang P Normal
selalu positif di II dan selalu negatif di aVR tinggi : < 0,11 mV (2,5 mm) lebar : < 3 mm ( 0,11 det)
Kepentingan
menandakan aktivitas atria menunjukan arah aktivitas atria menunjukana tanda-tanda hipertrofi atria
Depolarisasi atrium – depolarisasi Ventrikel Lamanya : 0,12 - 0,20 Lamanya > 0,20 det : gangguan konduksi, pada umumnya di Nodus AV ( AV Block)
1.
2.
3.
SA Block, berbentuk mirip sinus arrest, SA node depolarisasi normal tetapi kemudian segera di hambat A-V block Blok antara SA node dan serabut purkinje (A-V node dan Berkas HIS) Bundle branch block, termasuk juga blok fasikuler.
AV Blok derajat I PR
interval lebih dari 0,12 detik Semua beat akan diteruskan ke ventrikel
Tipe Mobitz I (Wenckebach) Pemanjangan PR interval progresif Diikuti dengan “QRS Dropped”
Tipe Mobitz II Tidak ada pemanjangan PR interval QRS roppe tanpa PR intermal memanjang dahulu
Tidak ada beat yang diteruskan ke ventrikel block dengan AV dissociation Atrium dan ventrikel terpacu oleh pace maker tersendiri
1. Interval QRS Interval ini mengambarkan lamanya aktivitas depolarisasi ventrikel. Merupakan jarak antara permukaan gelombang Q
Nilai Normal : < 0,12 detik (0,06-0.12) Interval memanjang oleh karena gangguan konduksi di ventrikel
◦
◦
BBB (bundle branch block) Ectopic ventricle
2. Gelombang Q : defleksi kebawah pertama dari kompleks QRS. Menggambarkan awal dari fase depolarisasi ventrikel Nilai normal : Lebar ≤ 0,04 detik Dalam < 1/3 tinggi R Gelombang Q Pathologis ( abnormal ) : Lebar ≥ 0,04 detik Dalam > 25 % amplitudo gelombang R Kepentingan : adanya nekrosis miokard ( infark miokard )
3. Gelombang R defleksi Positif pertama kompleks QRS disertai atau tidak disertai gelombang Q Menggambarkan fase depolarisasi ventrikel Positip di I, II, V5 dan V6 aVR, V1, V2 iasanya eci / ti a a a sama sekali. Kepentingan : Menggambarkan adanya hipertrofi ventrikel Adanya tanda-tanda BBB (Bundle Branch Block)
4. Gelombang S Defleksi negatip setelah gelombang R - Menggambarkan fase depolarisasi ventrikel - aVR, V1 dan V2 terlihat lebih dalam - V4, V5 dan V6 makin berkurang dalamnya. Kepentingan : hampir sama dengan gelombang R.
Segmen ST
Garis Garis horizonta horizontall (isoelektr (isoelektrik) ik) Titik J : akhir gelombang S, terletak pada garis isoelektrik atau sedikit positif atau negatif (tidak lebih dari 1 mm) High take-off ST segment Low take-off ST segment Elevasi ST-segmen Memberikan gambaran iskemia ventrikel
AMI
Fase repolarisasi ventrikel Selalu positip, kecuali di aVR
Amplitudo normal : 1. < 10 mm di sadapan prekordial 2. < 5 mm di sadapan ekstremitas 3. Minimum 1 mm Kepentingan : Menggambarkan adanya iskemia/ infark Adanya kelainan elektrolit, dll
T Wave
AMI & Hiperkalemia
1. 2. 3. .
Sandapan dada Unipolar Sandapan dada bipolar Orthogonal lead (Lewis lead)