TUGAS INDIVIDU INTERMEDIATE MACROECONOMIC
RESUME CHAPTER 5 MACROECONOMICS OLEH N. GREGORY MANKIW EDISI VII ROHMAD ADI SIAMAN KELAS BPKP MAGISTER EKONOMIKA PEMBANGUNAN UNIVERSITAS GADJAH MADA 2012
CHAPTER 5 PEREKONOMIAN TERBUKA Pada chapter sebelumnya telah dibahas makroekonomidengan asumsi bahwa negara menganut sistem perekonomian tertutup. Namun sejatinya banyak negara tidak dapat hidup tanpa adanya negara lain. Contohnya, saat kita ke pasar, maka akan dijumpai apel malang atau apel washington. Ketika kita menabung di bank, maka bank dapat meminjamkannya kepada pedagang bakso tetangga kita ataupun kepada pengusaha dari Singapura. A. Arus Modal Dan Barang Internasional Peran dari Net Ekspor Pada perekonomian terbuka, pengeluaran negara tiap tahun belum tentu sama dengan output barang dan jasanya. Suatu negara bisa melakukan pengeluaran lebih banyak ketimbang produksinya dengan meminjam dari luar negeri, atau bisa melakukan pengeluaran lebih kecil dari produksinya dan memberi pinjaman pada negara lain. Y = C + I + G + NX Y: Jumlah permintaan untuk output domestik C: Konsumsi rumah tangga I: Investasi oleh sektor usaha dan rumah tangga G: Pembelian pemerintah NX: Ekspor netto atau permintaan luar negeri netto = Ekspor - Impor Pengeluaran domestik atas seluruh barang dan jasa adalah jumlah pengeluaran untuk barang dan jasa domestik serta barang dan jasa mancanegara Arus Modal Internasional dan Neraca Perdagangan Y - C – G = I + NX Y - C – G sering disebut tabungan nasional atau S. Jadi : S = I + NX atau S – I = NX. Bentuk identitas pos pendapatan nasional ini menunjukkan bahwa ekspor neto suatu perekonomian harus selalu sama dengan selisih antara tabungan dan investasinya. Dimana S adalah investasi asing netto dan NX adalah neraca perdagangan.
1
Jika S - I dan NX positif, kita punya surplus perdagangan (trade surplus). Kita jadi negara donor di pasar uang dunia, dan kita mengekspor lebih banyak barang daripada mengimpornya. Jika S - I dan NX negatif, kita punya defisit perdagangan (trade deficit). Kita jadi negara pengutang di pasar uang dunia, dan kita mengimpor lebih banyak barang daripada mengekspornya. Jika S - I dan NX nol, kita punya perdagangan berimbang (balanced trade) karena nilai impor sama dengan nilai ekspor. Dari Y = C + I + G + NX, juga bisa didapat NX = Y - (C + I + G), yang menunjukkan bahwa dalam perekonomian terbuka, pengeluaran domestik tidak perlu sama dengan output barang dan jasa. Jika output melebihi pengeluaran domestik, kita mengekspor selisihnya dan ekspor neto adalah positif. Jika output kurang dari pengeluaran domestik, kita mengimpor selisihnya dan ekspor neto adalah negatif. Contoh Arus Modal dan Barang Internasional Neraca perdagangan bilateral antara dua negara berarti bahwa nilai komoditas negara jual ke negara lain sama dengan nilai komoditas yang dibeli dari negara itu. Contohnya, ada neraca perdagangan bilateral antara Amerika Serikat (AS) dan Cina jika AS membeli sepasang sepatu dari Cina seharga $300, tapi juga menjual jeans ke Cina seharga $300. Suatu negara bisa punya defisit dan surplus perdagangan besar dengan berbagai negara tapi punya perdagangan berimbang keseluruhan.Contoh,ada perdagangan berimbang keseluruhan jika AS jual jeans $300 ke Jepang, Jepang jual jok mobil $300 ke Cina, dan Cina jual sepatu $300 ke AS. Pada kasus ini, tiap negara yang membeli sesuatu tanpa menjual sesuatu ke negara yang sama punya defisit perdagangan bilateral. Tapi, tiap negara punya perdagangan berimbang keseluruhan, mengekspor dan mengimpor barang seharga $300. B. Tabungan dan Investasi dalam Perekonomian Terbuka Kecil Mobilitas Modal Dan Tingkat Bunga Dunia Telah diurai bahwa neraca perdagangan sama dengan arus modal ke luar neto, yang lalu sama dengan tabungan dikurangi investasi. Model kita berfokus pada tabungan dan investasi. Kita biarkan perekonomian mengalami defisit perdagangan dan meminjam dari negara lain, atau mengalami surplus perdagangan dan memberi pinjaman pada negara lain. 2
Misal perekonomian terbuka kecil dengan mobilitas modal sempurna di mana tingkat bunga di dalamnya sama dengan tingkat bunga dunia r*,dinotasikan r = r*. Dalam
perekonomian
tertutup,
yang
menentukan
tingkat
bunga
adalah
keseimbangan tabungan domestik dan investasi karenanya keseimbangan tabungan dunia dan investasi dunia menentukan tingkat bunga dunia. Asumsi Perekonomian Kecil Terbuka Pembahasan pada chapter ini menggunakan asumsi perekonomian suatu negara adalah
perekonomian
terbuka
yang
kecil
dengan
tujuan
untuk
lebih
menyederhanakan analisis yang dilakukan, sehingga dapat membantu pemikiran kita agar tidak terlalu rumit. Model Perekonomian Kecil Terbuka Y= =F( , ) Output perekonomian Y ditentukan oleh faktor-faktor produksi dan fungsi produksi C = C (Y-T) Konsumsi berhubungan secara positif dengan pendapatan disposabel (Y - T). I = I (r) Investasi berhubungan secara negatif dengan tingkat bunga riil r. NX = (Y-C-G) - I atau NX = S - I Identitas pos pendapatan nasional, diekspresikan dalam tabungan dan investasi. Mensubstitusi tiga asumsi dari Bab 3 dan asumsi bahwa tingkat bunga sama dengan tingkat bunga dunia, r*. NX = (Y-C(Y-T) - G) - I (r*) NX = S - I (r*) Persamaan ini menunjukkan bahwa neraca perdagangan ditentukan oleh selisih antara tabungan dan investasi pada tingkat bunga dunia. Bagaimana Kebijakan Mempengaruhi Neraca Perdagangan
3
Di perekonomian tertutup, r menyeimbangkan tabungan dan investasi. Di perekonomian terbuka kecil, tingkat bunga ditentukan pasar keuangan dunia. Selisih antara tabungan dan investasi menentukan neraca perdagangan. Di kasus ini, karena r* diatas rtertutup dan tabungan melebihi investasi, ada surplus perdagangan. Jadi, pada perdagangan berimbang, kenaikan tingkat bunga dunia karena ekspansi fiskal luar negeri menyebabkan surplus perdagangan. Jika tingkat bunga dunia berkurang ke r* ', I akan melebihi S dan akan ada defisit perdagangan.
4
Kenaikan permintaan investasi dari I(r)1 ke I(r)2 menyebabkan kenaikan jumlah investasi pada tingkat bunga dunia pada r*. Hasilnya, investasi sekarang melebihi tabungan, yang artinya perekonomian membutuhkan pinjaman dari luar negeri dan menyebabkan defisit perdagangan (NX < 0). Mengevaluasi Kebijakan Ekonomi Pada suatu negara, bila mereka mengalami defisit anggaran, maka dapat merefleksikan bahwa mereka memiliki tingkat saving yang rendah. Tapi defisit tidak selalu menjada malapetaka ekonomi. Terbukti Korea yang pada tahun 70-an mengalami defisit yang besar, saat ini telah tumbuh menjadi sangat pesat. C. Nilai Tukar/ Kurs Kurs Nominal Dan Kurs Riil Kurs antara dua negara adalah harga yang penduduk negara-negara tersebut tukarkan satu sama lain. Kurs nominal adalah harga relatif mata uang dua Negara (e). Contohnya, jika kurs antara dolar AS dan yen Jepang adalah 120 yen per dolar, maka Anda dapat menukar satu dolar untuk 120 yen dalam pasar dunia untuk mata uang asing. Seorang Jepang yang ingin memperoleh dolar akan membayar 120 yen untuk tiap dolar yang ia beli. Seorang Amerika yang ingin memperoleh yen akan mendapat 120 yen untuk tiap dolar yang ia bayar. Jika orang merujuk pada “kurs” antara dua negara, biasanya berarti kurs nominal.
5
Kurs riil adalah harga barang relatif antara dua negara kadang disebut terms of trade ( ). Untuk melihat perbedaan antara kurs riil dan nominal, misalkan barang yang diproduksi di banyak negara : mobil. Anggap harga mobil Amerika $10.000 dan harga mobil Jepang 2.400.000 yen.Untuk membandingkan harga kedua mobil tersebut, kita harus mengkonversinya ke mata uang umum. Jika satu dolar bernilai 120 yen, maka harga mobil Amerika
1.200.000 yen. Membandingkan harga mobil Amerika
(1.200.000 yen) dan harga mobil Jepang (2.400.000 yen), kita simpulkan bahwa mobil Amerika berharga setengah mobil Jepang. Dengan kata lain, pada harga saat ini, kita dapat menukar dua mobil Amerika untuk satu mobil Jepang. Kurs Riil =
´
Tingkat harga di mana kita memperdagangkan barang dalam dan luar negeri bergantung pada harga barang dalam mata uang lokal dan pada tingkat kurs yang terjadi. = e × (P/P*) Di mana P adalah tingkat harga domestik (diukur dalam mata uang lokal) dan P* adalah tingkat harga luar negeri (diukur dalam mata uang asing). Kurs Riil dan Neraca Perdagangan
Hubungan antara kurs riil dan ekspor neto adalah negatif : semakin rendah kurs riil, semakin mahal barang-barang domestik relatif terhadap barang-barang luar negeri, dan sehingga semakin besar ekspor neto kita. Kurs riil ditentukan oleh perpotongan 6
dari garis vertikal mewakili tabungan dikurangi investasi dan kurva ekspor neto yang melandai ke bawah. Di sini jumlah dolar yang ditawarkan untuk investasi luar negeri neto sama dengan jumlah dolar yang diminta untuk ekspor neto barang dan jasa. Faktor Yang Mempengaruhi Kurs Riil Kursi riil berhubungan dengan net ekspor. Ketika kurs riil rendah, maka barangbarang domestik akan lebih murah dari pada barang luar negeri, dan net ekspor akan tinggi. Net ekspor harus sebanding dengan arus keluar modal, yang mana akan sebanding dengan tabungan dikurangi investasi. Tabungan dipengaruhi langsung oleh konsumsi dan kebijakan fiskal, sementara investasi dipengaruhi langsung oleh investasi. Bagaimana Kebijakan Mempengaruhi Kurs Riil Kebijakan pemerintah yang mengurangi simpanan dengan menambah pengeluaran pemerintah atau mengurangi pajak dapat mengakibatkan defisit. Sementara bila pemerintah luar negeri menambah pengeluaran pemerintah atau mengurangi pajak, maka akan mengurangi tabungan dunia dan menaikkan tingkat bunga dunia dan akhirnya perdagangan akan surplus. Bila permintaan investasi domestik meningkat, misalnya karena dispensasi pajak, maka akan memicu investasi yang lebih besar. Peningkatan permintaan investasi ini akan menyebabkan defisit perdagangan. Dampak Kebijakan Perdagangan Kebijakan perdagangan yang proteksionis tidak memberikan pengaruh kepada neraca perdagangan. Misalnya defisit yang terjadi karena kelebihan impor yang diatasi dengan melarang impor mobil, maka akan menambah nilai dari barang domestik terhadap barang luar negeri, yang kemudian akan mengurangi nilai ekspor. Paritas Daya Beli Paritas Daya Beli (Purchasing-Power Parity) menyatakan bahwa pergerakan kurs nominal terutama merefleksikan perbedaan tingkat harga negara-negara. Ini menyatakan bahwa jika arbitrase internasional dimungkinkan, maka satu dolar harus memiliki daya beli yang sama di setiap negara. Paritas daya beli tidak selalu berlaku karena beberapa barang tidak mudah diperdagangkan, dan kadang barang dagangan tidak selalu merupakan substitusi sempurna—tapi ini memberi alasan untuk berharap bahwa fluktuasi kurs riil akan kecil dan bersifat sementara. 7
Hukum satu harga yang diterapkan di pasar internasional menyatakan bahwa ekspor neto sangat sensitif terhadap perubahan kecil pada kurs riil. Sensisvitas tinggi ini dicerminkan dengan kurva ekspor-neto yang sangat datar.
8