TUGAS INDIVIDU INTERMEDIATE MACROECONOMIC
RESUME CHAPTER 6 MACROECONOMICS OLEH N. GREGORY MANKIW EDISI VII ROHMAD ADI SIAMAN KELAS BPKP MAGISTER EKONOMIKA PEMBANGUNAN UNIVERSITAS GADJAH MADA 2012
CHAPTER 6 PENGANGGURAN
Pada chapter sebelumnya semua pembahasan menggunakan asumsi bahwa tidak ada pengangguran. Tingkat pengangguran alamiah adalah tingkat pengangguran ratarata dalam perekonomian yang berfluktuasi berfluktuasi.
A. Pemutusan Kerja, Perolehan Pekerjaan, dan Tingkat Pengangguran Alamiah
Persamaan Persamaan tentang angkatan kerja adalah sebagai berikut : L=E+U
L : Jumlah angkatan kerja E : Jumlah orang yang bekerja U : Jumlah pengangguran
1
fU=sE f : Tingkat perolehan pekerjaan (job finding) s : Tingkat pemutusan kerja (job separation) dari dua persamaan diatas diperoleh : U/L = s/(s+f) Kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk mengurangi tingkat pengangguran ilmiah, harus juga mengurangi tingkat pemutusan kerja atau menambah tingkat perolehan pekerjaan. Sebaliknya kebijakan yang bertujuan untuk menmpengaruhi tingkat pemutusan kerja atau tingkat perolehan pekerjaan akan mempengaruhi tingkat pengangguran ilmiah. B. Pencarian Kerja Dan Pengangguran Penganggu ran Friksional Pengangguran friksional adalah pengangguran yang disebabkan oleh waktu yang dibutuhkan pekerja untuk mencari pekerjaan Pergeseran sektoral adalah perubahan .
komposisi permintaan di antara industri atau daerah Pergeseran sektoral inilah .
yang mengakibatkan selalu adanya pengangguran friksional, karena dibutuhkan waktu bagi pekerja untuk mengubah m engubah pekerjaan. Asuransi pengangguran adalah program asuransi dimana pekerja dapat mengambil sebagian upah mereka untuk periode tertentu setelah kehilangan pekerjaan. Kebijakan asuransi pengangguran ini juga secara tidak sengaja meningkatkan jumlah pengangguran friksional. Penyebab Pengangguran Friksional Pengangguran friksional dan tingkat pemutusan kerja bisa terjadi karena :
Perubahan sektoral (sectoral shift) dalam perekonomian. Kemajuan industri di suatu bidang akan mengakibatkan peningkatan permintaan pekerja di bidang tersebut namun mengakibatkan penurunan permintaan pekerja di bidang yang lain. Contohnya penemuan komputer, mengakibatkan peningkatan permintaan pekerja IT, namun menurunkan permintaan pekerja tukang ketik manual.
PHK yang tak terduga karena perusahaan bangkrut.
Kinerja pegawai sangat kurang
Keahlian pekerja tidak lagi dibutuhkan
Pergantian karir di bidang yang lain atau pindah ke negara lain.
Sebagai akibat dari adanya PHK, maka pekerja membutuhkan waktu untuk mencari pekerjaan yang baru. Oleh karena itu pengangguran friksional tidak dapat dihindari. 2
Kebijakan Publik dan Pengangguran Friksional
Kebijakan pemerintah untuk mengurangi pengangguran friksional antara lain:
Menyelenggarakan training pekerja dari bidang yang mengalami penurunan ke bidang pekerjaan yang sedang berkembang pesat.
Mengadakan asuransi pengangguran yang memberikan manfaat berupa sebagian dari gaji yang biasa mereka terima ketika masih bekerja.
Namun, asuransi pengangguran memiliki kelemahan :
Pekerja menjadi lebih malas untuk mencari pekerjaan baru
Pekerja menolak tawaran pekerjaan yang tidak menarik
Untuk mengurangi kelemahan tersebut, pemerintah hendaknya mengurangi besar manfaat yang diterima pekerja yang di PHK, sehingga pekerja akan lebih rajin untuk mencari pekerjaan pekerjaan baru, dan akhirnya dapat mengurangi tingkat pengangguran. C. Kekakuan Upah Riil Dan Pengangguran Struktural
Kekakuan upah (Wage rigidity ) adalah kegagalan dalam melakukan penyesuaian upah karena penawaran tenaga kerja sama dengan permintaannya. Pengangguran struktural adalah pengangguran yang disebabkan kekakuan upah dan penjatahan pekerjaan. Disini pengangguran terjadi bukan karena tidak adanya pekerjaan, tetapi karena pada upah yang berlaku, penawaran penawaran tenaga kerja melebihi permintaannya. permintaannya. Undang-undang Upah Minimum
3
Penyebab kekakuan upah salah satunya adalah undang-undang upah minimum, dimana
pemerintah
mencegah
upah
turun
ke
tingkat
ekuilibrium
yang
menyeimbangkan antara permintaan dan penawaran pasar tenaga kerja. Undangundang yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan pekerja miskin, malah membuat tingkat pengangguran struktural semakin meningkat. Untuk mengatasi hal ini, banyak ekonom dan pembuat kebijakan percaya bahwa keringanan pajak lebih baik daripada meningkatkan upah minimum. Tapi di lain pihak, ternyata penelitian menunjukkan bahwa kenaikan 10-persen pada upah minimum mengurangi pengangguran pemuda sebesar 1 sampai 3 persen. Serikat Pekerja dan Tawar-Menawar Kolektif Sebab lain kekakuan upah yaitu kekuatan monopoli serikat pekerja. pekerja . Di AS, hanya 18 persen pekerja ikut serikat pekerja. Kekuatan serikat pekerja mempunyai daya tawar yang tinggi sehingga dapat mengatur upah di atas tingkat ekuilibrium dan mengizinkan perusahaan memutuskan berapa banyak pekerja yang diterima. Akibatnya terjadi penurunan jumlah pekerja dipekerjakan, tingkat perolehan kerja yang lebih rendah, dan peningkatan pengangguran struktural. Pengangguran yang disebabkan serikat kerja adalah contoh konflik antara berbagai kelompok serikat pekerja dari orang dalam maupun orang luar. Untuk mengatasi hal ini diselesaikan pada tingkat perusahaan. Upah Efisiensi Teori upah efisiensi (efficiency-wage (efficiency-wage)) menyatakan upah tinggi membuat pekerja lebih produktif. Jadi, bila perusahaan mengurangi upah pegawai yang bertujuan untuk menurunkan biaya pegawai justru akan menurunkan produktivitas. Teori upah-efisiensi memiliki empat pernyataan : 1. Upah mempengaruhi kesehatan kesehatan 2. Upah tinggi mengurangi perputaran tenaga kerja 3. Kualitas rata-rata tenaga kerja perusahaan bergantung pada upah yang dibayar ke karyawannya. 4. Upah tinggi memperbaiki upaya pekerja. D. Pengalaman Pasar Pekerja di Amerika Serikat Durasi Pengangguran Pemerintah perlu mengetahui berapa rata-rata durasi menganggur para pekerja, agar kebijakan yang akan diambil menjadi tepat. Jika tujuan pemerintah adalah 4
mengurangi tingkat pengangguran alami, maka kebijakan yang diambil harus dis asar kepada penganggur jangka panjang. Namun, di sisi lain target kebijakan harus tepat, karena penganggur jangka panjang memiliki jumlah yang sangat kecil. Kebanyakan penganggur memperole pekerjaan pekerjaan baru dalam waktu yang singkat. Variasi Tingkat Pengangguran Dengan Kelompok Demografi Pengangguran usia muda (16-19 tahun) di USA lebih banyak sampai empat kali lipat dibanding pengangguran pada usia lebih dari 20 tahun. Hal ini terjadi karena pengangguran usia muda belum yakin dengan pilihan karir mereka, dan mereka cenderung untuk berganti-ganti pekerjaan sampai menemukan pekerjaan yang cocok dengan mereka. Sementara itu, pengangguran berkulit hitam lebih banyak dibanding pengangguran berkulit putih. Hal ini adalah bukti bahwa USA masih menjadi negara yang rasis, meskipun mereka katanya adalah negara demokrasi. Tren Pengangguran Tren atas tingkat pengangguran di USA bisa terjadi karena beberapa hal, dan berikut beberapa hipotesis atas hal itu :
Demografi penduduk : Tren pengangguran disebabkan adanya baby boom pada masa setelah Perang Dunia II.
Perubahan sektoral (sectoral shift) : Antara tahun 1970 dan 1980 terjadi pergolakan
harga
minyak
disebabkan
oleh
OPEC,
mengakibatkan
tren
pengangguran pada industri yang membutuhkan minyak lebih banyak dan industri yang hanya membutuhkan minyak sedikit.
Produktivitas : Pengangguran mengalami tren naik ketika tahun 1970-an produktivitas pekerja menurun, dan mengalami tren turun ketika tahun 1990-an produktivitas pekerja naik.
Perpindahan Masuk dan Keluar Angkatan Kerja Selama ini diasumsikan bahwa alasan adanya pengangguran adalah tingkat pemutusan kerja, dan alasan berkurangnya pengangguran adalah tingkat perolehan pekerjaan. Padahal ada aspek penting yang selama ini dilupakan, yaitu perpindahan masuk dan keluarnya angkatan kerja. Sekitar sepertiga pengangguran adalah mereka yang baru saja masuk ke angkatan kerja dan mereka yang sebelumya telah memiliki pekerjaan tapi meninggalkan pekerjaan mereka sementara waktu. Sementara itu, tidak semua pengangguran 5
memeperoleh pekerjaan. Hampir setengah pengangguran adalah pengangguran yang telah keluar dari angkatan kerja. E. Pengalaman Pasar Pekerja di Eropa Peningkatan Pengangguran di Eropa
Prancis, Jerman, Italia, dan Inggris mengalami tingkat pengangguran tinggi pada tahun-tahun terakhir, terakhir, sebabnya ada dua teori : 1. Interaksi antara kebijakan berdurasi-panjang, yaitu kebijakan pemberian keuntungan royal untuk penganggur (pengganti upah karena mereka belum mendapat pekerjaan). 2. Kejutan baru, yaitu turunnya permintaan pekerja tidak terampil karena kemajuan teknologi.
Variasi Pengangguran di Eropa
Tingkat pengangguran di Eropa sangat beragam. Ketika tingkat pengangguran di USA adalah 6,1% ternyata tingkat pengangguran di Swiss adalah 2,1 %, sementara pengangguran di Spanyol adalah 11,3%. Fakta kedua adalah tingkat pengangguran tersebut tersebut di atas adalah pengangguran jangka panjang. Peningkatan Waktu Luang di Eropa
Satu hal yang menjadi menjadi anomali di Eropa Eropa adalah tingginya tingkat pengangguran pengangguran di Eropa dibanding di USA, USA, tapi waktu luang pekerja pekerja di Eropa lebih lebih tinggi. Pekerja di USA memiliki jam kerja per tahun relatif lebih tinggi dari pada pekerja di Eropa.
6
Sementara itu, pekerja di Eropa lebih menikmati hari kerja yang pendek dan liburan yang lebih panjang. Dan, pekerja potensial lebih banyak bekerja di USA dari pada di Eropa.
Edward Prescott memperoleh dua fakta bahwa tingkat pajak di Eropa lebih tinggi dibanding di USA dan tingkat pajak di Eropa mengalami peningkatan yang signifikan satu dekade terakhir. Dari fakta itu para ekonom menyimpulkan hipotesis antara lain :
tingkat pajak dapat mempengaruhi usaha pekerja dalam bekerja
tingkat pajak yang tinggi, membuat pekerja di Eropa melakukan pekerjaan lain pada ekonomi bawah tanah yang “off the books” untuk menghindari pajak
daya tawar keseluruhan pada pasar tenaga kerja lebih penting di Eropa dari pada di USA
adanya kemungkinan perbedaan preferensi dalam bekerja. Pekerja di Eropa lebih memilih memiliki waktu luang yang banyak dibanding memiliki kesejahteraan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan akan barang dan jasa.
7