BAB 1 PENDAHULUAN
Telinga merupakan salah satu panca indera dalam tubuh manusia yang memi memili liki ki peran peranan an yang yang sang sangat at pent pentin ing g karen karenaa memi memilk lkii fung fungsi si sebag sebagai ai alat alat pendengaran dan keseimbangan.1 Otitis Otitis media media adalah adalah perada peradanga ngan n sebagia sebagian n atau seluruh seluruh mukos mukosaa telinga telinga tengah tengah,, tuba tuba eustac eustachiu hius, s, antrum antrum mastoi mastoid d dan sel-sel sel-sel mastoi mastoid. d. Otitis Otitis media media merupa merupakan kan salah salah satu penyeb penyebab ab utama utama ganggu gangguan an penden pendengar garan an dan ketulia ketulian. n. Namun demikian oleh sebagian masyarakat mas yarakat masih dianggap hal biasa, sehingga tida tidak k
sege segera ra
menca encari ri
pert pertol olo ongan ngan
saat saat
mend enderit eritaa
otit otitis is
medi media. a.
Saat Saat
pendengarannya mulai berkurang, tidak mampu mengikuti pelajaran di sekolah, tidak mampu beraktifitas dengan dengan baik ataukah setelah terjadi komplikasi barulah mereka mencari pertolongan medis. 1 Gangguan pendengaran yang disebabkan oleh kelainan sistim konduksi telinga tengah pada anak penting diketahui sedini mungkin, mengingat dampak yang dapat timbul dikemudian hari, berupa gangguan bicara dan gangguan bahasa yang berpengaruh pada tingkat intelegensia anak. Otitis media ini merupakan salah satu masalah besar bagi anak-anak. i perkirakan bah!a hampir sekitar "#$ anak-anak pernah menderita 1 atau lebih episode otitis media dalam % tahun pertama.& Otit Otitis is medi mediaa yang yang berl berlan angs gsun ung g tanpa tanpa dised disedari ari dan dan terja terjadi diny nyaa secar secaraa bertahap, ini dapat berpengaruh terhadap fungsi pendengaran, yang dalam perkembangannya
dapat
juga
disertai
adanya
perubahan
status
mental,
kemampuan berbicara dan proses belajar dari seorang anak. Setelah beberapa !aktu menderita otitis media, maka dapat terjadi penumpukan cairan ditelinga tengah sehingga dapat mencetuskan terjadinya tuli konduktif pada seseorang. & 'anyak ahli membuat pembagian klasifikasi otitis media. Secara mudah, otitis media terbagi atas otitis media supuratif dan otitis media non supuratif (otitis media media serosa, serosa, otitis otitis media media sekreto sekretoria, ria, otitis otitis media media musino musinosa sa dan otitis otitis media media efusi).1
1
1.2. Rumusan Masalah
'erdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat ditentukan rumusan masalah dalam makalah ini seperti* 1. 'agaimana penjelasan mengenai anatomi telinga + . 'agaimana penjelasan mengenai fisologi pendengaran + %. 'agaimana penjelasan mengenai otitis media efusi+ 1.3. Tujuan Tujuan Tu juan Umum
1. ahasis!a dapat mengetahui mengenai anatomi telinga . ahasis!a dapat mengetahui mengenai fisiologi pendengaran Tujuan Tu juan Khusus
ahasis!a dapat mengetahui tentang penyakit otitis media efusi. 1.4. Manfaat
dapun manfaat dari penulisan referat yang berjudul /Otitis edia 0fusi ini adalah* 1. ahasis!a dapat mengetahui mengenai anatomi dan fisiologi pendengaran. . ahasis!a dapat mengetahui mengenai penyakit otitis media efusi
BAB II ANATOMI !I"IOLO#I TELIN#A TEN#AH
II.1. ANATOMI TELIN#A
Struktur yang terganggu pada otitis media adalah bagian telinga tengah. imana telinga tengah itu sendiri terdiri dari * •
'atas luar
* membran timpani
•
'atas depan * tuba eustachius yang menghubungkan daerah telinga tengah dengan nasofaring
•
'atas ba!ah * 2ena (bulbus) jugularis yang superiolateral menjadi sinus sigmoideus dan ke tengah menjadi sinus ca2ernous, cabang aurikulus saraf 2agus masuk telinga tengah dari dasarnya.
•
'atas belakang* aditus ad antrum yaitu lubang yang menghubung kan telinga tengah dengan antrum mastoid. %
•
'atas dalam * berturut 3 turut dari atas ke ba!ah kanalis semisirkularis hori4ontal,kanalis fasialis,tingkap o2al,tingkap bundar,dan promontorium.
•
'atas atas
* tegmen timpani
ari batas-batas tersebut maka terbentuklah suatu ruangan5ka2itas yang berisi tulang-tulang pendengaran5osikula auditi2a yang terdiri dari aleus (yang bersentuhan dengan membrane timpani), 6nkus, lalu Stapes yang berlekatan dengan tingkap lonjong. 1 embran timpani berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang telinga dan terlihat terlihat oblik terhdap sumbu liang telinga. 'agian atas disebut pars flaksida (membrane Shrapnell), sedangkan bagian ba!ah pars tensa (membrane propria). 7ntuk pars. 8laksid ini berada di bagian atas dan hanya terdiri dari lapis yaitu lanjutan dari epitel kulit telinga dan lapisan mukosa yang terletak dibagian dalam.Oleh karena lapisannya tipis, maka daerah ini yang sering mengalami retraksi jika terjadi tekanan negatif di telinga tengah. Sedangkan untuk pars tensa merupakan bagian yang terletak diba!ah yang terdiri dari % lapis yaitu * lapisan kutaneous (9apisan paling luar yang terdiri dari berlapis kubis), lapisan mukosa (9apisan paling dalam yang terdiri dari epitel selapis kubis atau lanjutan dari mukosa saluran nafas, dan 9amina propria (terletak di tengah dan terdiri dari lapisan sirkuler dan radier). 8ungsi dari membrane timpani ini adalah untuk mengubah gelombang suara menjadi getaran yang akan diteruskan oleh tulang-tulang pendengaran. 'ayangan penonjolan bagian ba!ah maleus pada membrane timpani disebut sebagai umbo. ari umbo bermula suatu refle: cahaya..(cone of light) kearah ba!ah yaitu pada pukul " untuk membrane timpani kiri dan pukul ; untuk membrane timpani kanan.
=
embrane timpani dibagi dalam = kuadran,dengan menarik garis searah prosessus longus maleus dan garis yang tegak lurus pada garis itu di umbo,sehingga didapatkan bagian atas depan ,atas belakang,ba!ah depan serta ba!ah belakang untuk menyatakan letak perforasi membrane timpani.
>ada ka2um timpani terdapat % ruangan yaitu epitimpani, mesotimpani dan hipotimpani. >ada epitimpani terdapat jaringan yang berguna untuk mempertahan tulang-tulang pendengaran dan juga terdapat sedikit udara dan terdapat pintu dari mastoid. astoid ini merupakan hasil pneumatisasi dari os. Temporal. Sampai saat ini fungsi dari mastoid masih belum diketahui secara pasti.
;
Gambar .=. ?a2um Timpani
Sedangkan pada @ipotimpani, berbatasan dengan 2ena jugularis dan terdapat tuba eustachius. 7ntuk tulang-tulang pendengaran5osikula auditi2a, terdiri dari aleus (yang bersentuhan dengan membrane timpani), 6nkus, lalu Stapes yang berlekatan dengan tingkap lonjong. 8ungsi dari tulang pendengaran ini selain menghantarkan getaran dari membrane timpani juga untuk memperkuat getaran tersebut sampai 1" kali. Tuba eustachius merupakan suatu saluran yang menghubungkan antara ca2um timpani dengan nasofaring yang bermuara di Ostium >haryngeum Tuba uditifa (O>T). 8ungsi dari tuba eustasi ini sendiri adalah sebagai 2entilasi dari ca2um timpani, menyeimbangkan tekanan di ka2um timpani dan di atmosfir (diluar), sebagai barrier terhadap infeksi asending. >ada anak-anak tuba eustasi ini lebih hori4ontal dan lebih pendek dari pada orang de!asa. @al inilah yang dapat mencetuskan mudahnya anak-anak menderita otitis media.
&
II.2. !I"IOLO#I PENDEN#ARAN
Suara atau bunyi yang masuk ditangkap oleh daun telinga, kemudian diteruskan kedalam liang telinga luar yang akan menggetarkan gendang telinga. Getaran ini akan diteruskan dan diperkuat oleh tulang-tulang pendengaran yang saling berhubungan yaitu malleus, incus dan stapes. Stapes akan menggetarkan tingkap lonjong (o2al !indo!) pada rumah siput yang berhubungan dengan scala 2estibuli sehingga cairan didalamnya yaitu perilimfe ikut bergetar. Getaran tersebut akan dihantarkan ke rongga diba!ahnya yaitu scala media yang berisi endolimfe sepanjang rumah siput. idalam scala media terdapat organ corti yang berisi satu baris sel rambut dalam (6nner @air ?ell) dan tiga baris sel rambut luar (Outer @air ?ell) yang berfungsi mengubah energi suara menjadi energi listrik yang akan diterima oleh saraf pendengaran yang kemudian menyampaikan atau meneruskan energi listrik tersebut kepusat sensorik mendengar di otak sehingga kita bisa mendengar suara atau bunyi tersebut dengan sadar. 1, II.3. OTITI" MEDIA E!U"I II.3.1. DE!INI"I
Otitis media ialah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba 0ustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid. Secara mudah, otitis media terbagi atas otitis media supuratif dan otitis media non supuratif (Aotitis media serosa, otitis media sekretoria, otitis media musinosa, otitis media efusi5O0, otitis media mucoid). danya cairan di telinga tengah tanpa dengan membran timpani utuh tanpa tanda-tanda infeksi disebut juga sebagai otitis media dengan efusi. pabila efusi tersebut encer. disebut otitis media serosa dan apabila efusi tersebut kental seperti lem disebut otitis media mukoid (glue ear). II.3.2. EPIDEMIOLO#I
6nfeksi telinga tengah merupakan diagnosa utama yang paling sering dijumpai pada anak-anak usia kurang dari 1; tahun yang diperiksa di tempat praktek
"
dokter.% i merika Serikat, diperkirakan ";$ anak mengalami setidaknya satu episode otitis media sebelum usia tiga tahun dan hampir setengah dari mereka mengalaminya tiga kali atau lebih.= i 6nggris, setidaknya ;$ anak mengalami minimal satu episode sebelum usia 1# tahun. i negara tersebut otitis media paling sering terjadi pada usia %-& tahun.= >ada tahun 1BB#, 1,C juta kejadian otitis media terjadi pada anak-anak usia di ba!ah ; tahun. nak-anak dengan usia di ba!ah tahun, 1"$ memiliki peluang untuk kambuh kembali. %#-=;$ anakanak dengan O dapat menjadi O0 setelah %# hari dan 1#$ lainnya menjadi O0 setelah B# hari, sedikitnya %,C= juta kasus O0 terjadi pada tahun tersebutD 1,C juta kasus menetap setelah % bulan. % Statistik menunjukkan C#-B#$ anak prasekolah pernah menderita O0. Easus O0 berulang (O0 rekuren) pun menunjukkan pre2alensi yang cukup tinggi terutama pada anak usia prasekolah, sekitar C-%C$. ;,1 i 6ndonesia masih jarang ditemukan kepustakaan yang melaporkan angka kejadian penyakit ini, hal ini di sebabkan kerena belum ada penelitian yang khusus mengenai penyakit ini, atau tidak terdeteksi karena minimalnya keluhan pada anak yang menderita O0. II.3.3. ETIOLO#I
0tiologi O0 bersifat multifaktorial antara lain infeksi 2irus atau bakteri, gangguan fungsi tuba 0ustachius. 8aktor penyebab lainnya termasuk adenoid hipertrofi, adenoitis, palatoskisis, tumor nasofaring, barotrauma, rinitis, sinusitis.
II.3.4. ETIOPATO#ENE"I"
>ada dasarnya otitis media efusi dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu otitis media serosa dan otitis media mukoid. pabila efusi tersebut encer disebut otitis media serosa dan apabila efusi tersebut kental seperti lem disebut otitis media mukoid.1 Gangguan fungsi tuba menyebabkan mekanisme aerasi ke rongga telinga tengah terganggu, drainase dari rongga telinga ke rongga nasofaring terganggu dan gangguan mekanisme proteksi rongga telinga tengah terhadap refluks dari C
rongga nasofaring. kibat gangguan tersebut rongga telinga tengah akan mengalami tekanan negatif. Tekanan negatif di telinga tengah menyebabkan peningkatan permaebilitas kapiler dan selanjutnya terjadi transudasi. Selain itu terjadi infiltrasi populasi sel-sel inflamasi dan sekresi kelenjar. kibatnya terdapat akumulasi sekret di rongga telinga tengah. 6nflamasi kronis di telinga tengah akan menyebabkan terbentuknya jaringan granulasi, fibrosis dan destruksi tulang. Gangguan pada tuba eustachius yang membuat tuba eustachius tidak dapat membuka secara normal antara lain berupa palatoskisis dan obstruksi tuba serta barotrauma.& >alatoskisis dapat menyebabkan disfungsi tuba eustachius akibat hilangya penambat otot tensor 2eli palatini. >ada palastokisis yang tidak dikoreksi, otot menjadi terhambat dalam kontraksinya membuka tuba eustachius pada saat menelan. Eetidakmampuan untuk membuka tuba ini menyebabkan 2entilasi telinga tengah tidak memadai, dan selanjutnya terjadi peradangan. = Obstruksi tuba eustachius dapat disebabkan oleh berbagai keadaan termasuk peradangan, seperti nasofaringitis atau adenoitis. Obstruksi juga disebabkan oleh tumor nasofaring. 'ila suatu tumor nasofaring menyumbat tuba eustachius, temuan klinis pertama dapat berupa cairan dalam telinga tengah. Obstruksi dapat pula disebabkan oleh benda asing, misalnya tampon posterior untuk pengobatan epistaksis, atau trauma mekanis akibat adenoidektomi yang terlalu agresif sehingga terbentuk parut dan penutupan tuba. 1# 'arotrauma adalah keadaan dengan terjadinya perubahan tekanan yang tibatiba di luar telinga tengah se!aktu di pesa!at terbang atau menyelam, yang menyebabkan tuba gagal untuk membuka. pabila perbedaan tekanan mencapai B# cm@g, maka otot yang normal akti2itasnya tidak mampu membuka tuba. >ada keadaan ini terjadi tekanan negatif di rongga telinga tengah, sehingga cairan keluar dari pembuluh darah kapiler mukosa dan kadang-kadang disertai dengan ruptur pembuluh darah, sehingga cairan di telinga tengah dan rongga mastoid tercampur darah.1
B
II.3.$. KLA"I!IKA"I
>ada dasarnya otitis media serosa dapat dibagi atas jenis* 1. Otitis media serosa akut dalah keadaan terbentuknya sekret di telinga tengah secara tibatiba yang disebabkan oleh gangguan fungsi tuba eustachius disertai rasa nyeri pada telinga . Otitis media serosa kronis >ada keadaan kronis, sekret terbentuknya secara bertahap tanpa rasa nyeri dengan gejala-gejala pada telinga yang berlangsung lama. II.3.%. PATO!I"IOLO#I
alam kondisi normal, mukosa telinga bagian dalam secara konstan mengeluarkan sekret, yang akan dipindahkan oleh sistem mukosilier ke nasofaring melalui tuba eustachius. Sebagai konsekuensi, faktor yang mempengaruhi produksi sekret yang berlebihan, klirens sekret yang optimal, atau kedua-duanya dapat mengakibatkan pembentukan suatu cairan di telinga tengah. C 6nfeksi (peradangan) yang disebabkan bakteri dan 2irus dapat mendorong peningkatan produksi dan kekentalan sekret mukosa yang edema dapat menyebabkan obstruksi tuba eustachi. Eelumpuhan silia yang sementara yang disebabkan eksotoksin bakteri akan menghambat proses penyembuhan dari O0. da mekanisme utama yang menyebabkan O0 * 1.
Eegagalan fungsi tuba eustachi untuk pertukaran udara pada telinga tengah dan juga tidak dapat mengalirkan cairan.
.
>eningkatan produksi sekret dalam telinga tengah. ari hasil biopsi mukosa telinga tengah pada kasus O0 didapatkan peningkatan jumlah sel yang menghasilkan mukus atau serosa. ;
1#
Otitis media serosa terjadi terutama akibat adanya transudat atau plasma yang mengalir dari pembuluh darah ke telinga tengah yang sebagian besar terjadi akibat adanya perbadaan tekanan hidrostatik, sedangkan pada otitis media mukoid,
11
cairan yang ada di telinga tengah timbul akibat sekresi aktif dari kelenjar dan kista yang terdapat di dalam mukosa telinga tengah, tuba eustachius, dan rongga mastoid. 8aktor utama yang berperan disini adalah terganggunya fungsi tuba eustachius. Otitis media serosa sering timbul setelah otitis media akut. ?airan yang telah terakumulasi dibelakang gendang telinga selama infeksi akut dapat tetap menetap !alau infeksi mulai mengalami penyembuhan. Sekresi cairan dan inflamasi menyebabkan suatu oklusi relatif dari tuba eustachius. Normalnya, mukosa telinga tengah mengabsorbpsi udara di dalam telinga tengah. pabila udara dalam telinga tengah tidak diganti akibat obstruksi relatif dari tuba eustachius, maka akibatnya terjadi tekanan negatif dalam telinga tengah dan menyebabkan suatu efusi yang serius. 0fusi pada telinga tengah ini menjadi suatu media pertumbuhan mikroba dan dengan adanya 6S> dapat terjadi penyebaran 2irus-2irus dan atau bakteria dari saluran nafas bagian atas ke telinga bagian tengah.B Saat lahir, tuba 0ustahius berada pada bidang paralel dengan dasar tengkorak, sekitar 1# derajat dari bidang hori4ontal dan memiliki lumen yang pendek dan sempit. Seiring dengan pertambahan usia, terutama saat mencapai usia " tahun, lumen tuba eustachius menjadi lebih lebar, panjang, dan membentuk sudut =; derajat terhadap bidang hori4ontal telinga. engan struktur yang demikian, pada anak usia F " tahun, sekresi dari nasofaring lebih mudah mencapai telinga tengah dan memba!a kuman patogen ke telinga tengah. II.3.&. #E'ALA KLINI" Ot(t(s M)*(a ")+,sa A-ut
Gejala yang menonjol pada otitis media serosa akut biasanya pendengaran berkurang. Selain itu pasien juga dapat mengeluh rasa tersumbat pada telinga atau suara sendiri terdengar lebih nyaring atau berbeda, pada telinga yang sakit (diplacusis binauralis). Eadang-kadang terasa seperti ada cairan yang bergerak dalam telinga pada saat posisi kepala berubah.
perlahan-lahan menghilang. ada otoskopi tampak membrana timpani retraksi. Eadang-kadang tampak gelembung udara atau permukaan cairan dalam ca2um timpani. Tuli konduktif dapat dibuktikan dengan garpu tala. 1# Ot(t(s M)*(a ")+,sa K+,n(-
>ada otitis media serosa akut sekret terjadi secara tiba-tiba di telinga tengah dengan disertai rasa nyeri pada telinga tengah dengan disertai rasa nyeri pada telinga, sedangkan pada keadaan kronis sekret terbentuk secara bertahap tanpa rasa nyeri dengan gejala- gejala pada telinga yang berlangsung lama. Sekret pada otitis media serosa kronik kental seperti lem, maka disebut glue ear. Otitis media serosa kronik dapat terjadi sebagai gejala sisa dan otitis media akut (O) yang tidak sembuh sempurna.
II.3.. DIA#NO"I"
iagnosis otitis media efusi seringkali sulit ditegakkan karena prosesnya sendiri yang kerap tidak bergejala, atau dikenal dengan silent otitis media. Otitis media efusi sering tidak terdeteksi baik oleh orang tuanya, guru, bahkan oleh anaknya sendiri. Selain dari anamnesis, terdapat beberapa pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis otitis media efusi.11,1 Anamn)s(s
alam mendiagnosis O0 diperlukan kejelian dari pemeriksa. 6ni disebabkan keluhan yang tidak khas terutama pada anak-anak. 'iasanya orang tua mengeluh adanya gangguan pendengaran pada anaknya, guru melaporkan bah!a anak mempunyai problem pendengaran, kemunduran dalam pelajaran di sekolah, bahkan dalam gangguan !icara dan bahasa. Sering kali O0 ditemukan secara tidak sengaja pada saat skrining pemeriksaan telinga dan pendengaran di sekolahsekolah. >ada anak-anak dengan O0 dari anamnesis keluhan yang paling sering adalah penurunan pendengaran dan kadang merasa telinga merasa penuh sampai
1%
dengan merasa nyeri telinga. an pada anak-anak penderita O0 biasanya mereka juga sering didapati dengan ri!ayat batuk pilek dan nyeri tenggorokan berulang. >ada anak-anak yang lebih besar biasanya mereka mengeluhkan kesulitan mendengarkan pelajaran di sekolah, atau harus membesarkan 2olume saat menonton tele2isi di rumah. Orang tua juga sering mendengarkan keluhan telinga anaknya terasa tidak nyaman atau sering melihat anaknya menarik-narik daun telinganya.
P)m)+(-saan !(s(-
a) Otoskopi iagnosis otitis media efusi terutama didasarkan pada pemeriksaan membran timpani. Otoskopi yang tepat memerlukan liang telinga yang bersih dan pencahayaan dan pembesaran yang memadai. >ada kasus efusi mucoid, pemeriksaan otoskopi dapat memperlihatkan membrane timpani opaque, translusen, !arna kusam dan tekstur tebal. Tekanan yang disebabkan oleh efusi di telinga tengah dapat menyebabkan membrane timpani sedikit menonjol. >ada efusi serosa kadang-kadang hanya mengisi sebagian rongga timpani, ini memperlihatkan adanya air fluid level dan gelembung udara yang terlihat melalui membran timpani.11,1
b) Tes pendengaran dengan garpu tala >emeriksaan dilakukan sebagai salah satu langkah skrining ada tidaknya penurunan pendengaran yang biasa timbul pada otitis media efusi. >ada pasien dilakukan tes ada otitis media efusi didapatkan
1=
gambaran tuli konduktif. 11
P)m)+(-saan P)nunjan/
Pure tone Audiometry Selain dengan Garpu Tala, penilaian gangguan pendengaran bisa dilakukana dengan udiometri Nada urni. Tuli konduktif umumnya berkisar antara derajat ringan hingga sedang. 11
1;
II.3.. DIA#NO"I" BANDIN#
II.3.0. PENATALAK"ANAAN
1. Terapi non-bedah >engobatan konser2atif secara local ( obat tetes hidung atau spray ) dan sistemik antara lain antibiotika spektrum luas, antihistamin, dekongestan, serta perasat 2alsa2a. Setelah satu atau dua minggu, bila gejala-gejala masih menetap dapat dilakukan tindakan pembedahan. . Terapi pembedahan 'eberapa pilihan untuk tatalaksana bedah antara lain miringotomi, pemasangan tuba timpanostomi, adenoidektomi. Satu-satunya pengobatan yang efektif pada pasien dengan otitis media efusi adalah e2akuasi cairan di telinga tengah dengan pembedahan.
1&
II.3.11. KOMPLIKA"6
kibat lanjut O0 dapat mengakibatkan hilangnya fungsi pendengaran sehingga akan mempengaruhi perkembangan bicara dan intelektual. >erubahan yang terjadi pada telinga tengah dapat mengakibatkan penyakit berlanjut menjadi otitis media adesi2a dan otitis media kronis maligna.
II.13.12. PRO#NO"A
Secara umum, prognosis pasien dengan otitis media efusi tergolong baik. Eebanyakan kasus sembuh sendiri tanpa inter2ensi. ngka pre2alensi otitis media efusi juga menurun tajam pada anak usia " tahun, yang dikaitkan dengan maturasi tuba eustachius dan fungsi imunitas.
1"
BAB KE"IMPULAN Otitis media ialah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba 0ustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid. Secara mudah, otitis media terbagi atas otitis media supuratif dan otitis media non supuratif (Aotitis media serosa, otitis media sekretoria, otitis media musinosa, otitis media efusi5O0, otitis media mucoid). Otitis media serosa, lebih dikenal sebagai cairan dalam telinga tengah ( Middie Ear Effusion), adalah kondisi yang paling sering menyebabkan hilangnya pendengaran pada anak. danya cairan di telinga tengah tanpa dengan membran timpani utuh tanpa tanda-tanda infeksi disebut juga sebagai otitis media dengan efusi. pabila efusi tersebut encer disebut otitis media serosa dan apabila efusi tersebut kental seperti lem disebut otitis media mukoid (glue ear). >ada dasarnya otitis media serosa dapat dibagi atas dua jenis yaitu otitis media serosa akut dan otitis media serosa kronis. Otitis media serosa akut adalah keadaan terbentuknya sekret di telinga tengah secara tiba-tiba yang disebabkan oleh gangguan fungsi tuba. 'atasan antara otitis media serosa akut dan kronis hanya pada cara terbentuknya sekret. Eebanyakan pasien dengan otitis media efusi, tidak membutuhkan terapi, terutama jika gangguan pendengarannya ringan, oleh karena resolusi spontan sering terjadi. Tatalaksana otitis media efusi secara medikamentosa dapat berupa decongestan, anti histamin, antibiotik, Eeputusan untuk melakukan inter2ensi bedah dapat dilakukan. Hika gangguan pada telinga berterusan setelah 1-% bulan. 'eberapa pilihan untuk tatalaksana bedah antara lain* miringitomi, pemasangan tuba timpanostomi, adenoidektomi.
1C
DA!TAR PU"TAKA
1. jaafar I, @elmi, enerbit 8E76. ##". p. &=-"= #. >robost <, Gre2ers G, 6ro @. iddle ear. 6n* >robost <, Gre2ers G, 6ro @, editors. Basi$ %torhinolarynoloy. Stutgart * Thieme.D ##&. p. C-=B &. Sumit E gra!al, guila H emetrio, hn S in, et al. ?urrent iagnosis J Treatment 3 Otolaryngology @ead and Neck Surgery. th ed. 7S* c Gra! @ill. ##C '. edia,iki. ##B. Telinga. K" screensL ?ited ; ay #11. 2ailable from * http*55id.!ikipedia.org5!iki5telinga (. egantara, 6mam. ##C. 6nformasi Eesehatan T@T * Otitis edia 0fusi. K; screensL ?ited ; ay #11. 2ailable from * http*55!!!.perhati-kl.org5 ). >aparella,., dams, G9., 9e2ine, S?. >enyakit telinga tengah dan mastoid. alam* dams, G9., 'oies,9<., @igler, >. 'O60S 'uku jar >enyakit T@T. 0d. &. Hakarta*0G?. 1BB". >. B#-B *. a2id 9.S, 0ar, Nose and throat disorders* serous otitis media, Net!ellness+ ##C ,. hingra, >9. 0ditor * Otitis edia ith 0ffusion. isease of 0ar, Nose, and Throat. Ne! elhi * ?hurchill 9i2ingstone >2t 9td . 1BBC. > &=-&" -. ?ook. E. ##;. Otitis edia. ?ited " ay #11. 2ailable from http//000.emedi$ine/emer/emedi$ine/htm.&(1.topi$ 1. Soepardi, 0fiaty rsyadD 6skandar, Nurbaiti. 0ditor * Otitis edia NonSupuratif. 'uku jar 6lmu Eesehatan Telinga-@idung-TenggorokanEepala-9eher. Hakarta * 8akultas Eedokteran 7ni2ersitas 6ndonesia. ##1.p ;C 3 . 11. Soepardi, efiaty arsyad.dkk. ##". Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telina2 !idun2 Tenorok2 Kepala 3 "eher. 0disi Eeenam. Hakarta D 8E76
1B
1#. Otitis media !ith effusions (fluid behind the eardrum), epartement of surgery, the 7ni2ersity of ri4ona.
#