Osteokondroma didefinisikan sebagai penonjolan tulang (eksostosis) dengan penutup kartilago yang berasal dari permukaan eksternal tulang.1 Osteokondroma berkontribusi terhadap lebih dari 30%…Deskripsi lengkap
rt55Deskripsi lengkap
osteokondromaDeskripsi lengkap
referatFull description
referatDeskripsi lengkap
Full description
---
Full description
referatFull description
referatFull description
stase anakFull description
baru
Referat hipertensiFull description
referat pediatriDeskripsi lengkap
pneumothorakDeskripsi lengkap
referatDeskripsi lengkap
infeksi saluran pernafasan akutDeskripsi lengkap
Deskripsi lengkap
osteomielitisDeskripsi lengkap
Full description
REFERAT
“DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN OSTEOKONDROMA”
Pembimbing : dr. H. A. Djaa!ddin M" S#.$
Di%!%!n &e':
Febriia M!(iara Sari G)A*)+*,,
SMF ILM- $EDAH -M-M RS-D PROF. DR MARGONO SOEKARO P-R/OKERTO
,*)0
LEM$AR PENGESAHAN
REFERAT “Diagn&%i% dan Pena(aa1%anaan O%(e&1&ndr&ma”
Diajukan untuk memenuhi syarat mengikuti Kepanitraan Klinik Di bagian SMF Bedah RSUD Prof. Margono Soekardjo Purokerto
Disusun !leh " Febrilia Mutiara Sari #$%&'$&((
Purokerto)
*anuari (&'+
Mengetahui) Pembimbing
dr. ,. %. Djalaluddin M) Sp.B -P. '/+(&0'/ '/1&&'' ' &&(
I. PENDAH-L-AN
A. La(ar $ea1ang
2umor merupakan massa jaringan abnormal dengan pertumbuhan berlebihan dan tidak ada koordinasi dengan pertumbuhan jaringan normal dan tetap
tumbuh
dengan
3ara
yang
berlebihan setelah
stimulus
yang
menimbulkan perubahan tersebut berhenti 4Di3key) (&''5. !steokondroma atau eksostosis adalah tumor jinak tulang dengan penampakan adanya penonjolan tulang yang berbatas tegas sebagai eksostosis yang mun3ul dari metafisis) penonjolan tulang ini ditutupi 4diliputi5 oleh 3artilago hialin. 2umor ini berasal dari komponen tulang 4osteosit5 dan komponen tulang raan 43hondrosit5. !steokondroma merupakan tumor jinak tersering kedua 46()+75 dari seluruh tumor jinak tulang dan terutama ditemukan pada remaja yang pertumbuhannya aktif dan pada deasa muda. Sehingga perlu mengetahui se3ara dini tanda klinis dan penatalaksanaan dari osteokonreoma tersebut 4%llan) et al., (&&$5
$. R!m!%an Ma%aa' Permasalahan yang akan dibahas dalam referat ini adalah diagnosis dan
penatalaksanaan osteokondroma. 2. T!j!an Pen!i%an '. Umum Penulisan referat ini bertujuan untuk menambah pengetahuan
mengenai diagnosis dan penatalaksanaan osteokondroma. (. Khusus Mengetahui definisi) 3ara penegakan diagnosis dan penatalaksanaan osteokondroma dalam kehamilan pada praktek klinis.
D. Man3aa( Pen!i%an '. Manfaat 2eoritis
Penulisan referat ini bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan tentang osteokondroma (.
Manfaat Praktis a. Referat ini dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan dan referensi bagi klinisi. b. Memberikan gambaran
diagnosis
osteokondroma
dan
pelaksanaannya dalam praktek klinis 3. Bagi Penulis 8ain Referat ini dapat digunakan sebagai tambahan referensi bagi penulis
lain)
khususnya
dalam
penatalaksanaan osteokondroma.
pembahasan
diagnosis
dan
II. TINA-AN P-STAKA
A. De3ini%i
!steokondroma
adalah tumor jinak tulang dengan penampakan
adanya penonjolan tulang yang berbatas tegas sebagai eksostoksis yang mun3ul dari metasfisis) penonjolan tulang ini ditutupi oleh 3artilago hialin. 4-eman) (&&(5. 2onjolan ini menyebabkan suatu pembengkakan atau gumpalan dan mirip seperti kembang kol 43aulifloer appearean3e5. 2umor ini berasal dari komponen tulang 4osteosit5 dan komponen tulang raan 43hondrosit5 4%llan) et al., (&&$5. !steokondroma dapat tumbuh se3ara soliter maupun multipel. !steokondroma yang multipel bersifat herediter 4autosomal dominan5 dan akan berhenti tumbuh dan mengalami proses penulangan setelah deasa. !leh karena itu eksositosis multipel ini tidak lagi disebut sebagai neoplasma. !steokondroma yang soliter berbeda dengan multipel karena akan tumbuh terus alaupun penderita telah deasa dan jenis ini dianggap sebagai neoplasma. Kebanyakan osteokondroma adalah soliter tetapi lesi multipel dapat berkembang pada indi9idu dengan predisposisi geneti3 4%llan) et al., (&&$5. !steokondroma biasanya mengenai tulang panjang) dan tulang yang sering terkena adalah ujung distal femur 46&75) ujung proksimal tibia 4(&75) dan humerus 4(75. !steokondroma juga dapat mengenai tulang tangan dan kaki 4'&75 serta tulang pipih seperti pel9is 4+75 dan s3apula 4$75 alaupun jarang. !steokondroma terdiri dari ( tipe yaitu tipe bertangkai 4pedun3ulated5 dan tipe tidak bertangkai 4sesile5. 2ulang panjang yang terkena biasanya tipe bertangkai sedangkan di pel9is tipe sessile 4S3hmall) et al., (&&15 $. E#idemi&&gi '. Frekuensi
Frekuensi aktual osteokondroma tidak diketahui karena banyak yang tidak didiagnosis. Kebanyakan ditemukan pada pasien lebih muda dari (& tahun) Rasio laki:perempuan adalah 6"'. !steokondroma dapat terjadi dalam setiap tulang yang mengalami pembentukan tulang en3hondral) tetapi mereka yang paling umum di sekitar lutut 4%llan) et al., (&&$5.
(. 8okasi !steokondroma biasanya mengenai pada daerah metafisis tulang panjang) dan tulang yang sering terkena adalah ujung distal femur 46&75) ujung proksimal tibia 4(&75) dan humerus 4(75. !steokondroma juga dapat mengenai tulang tangan dan kaki 4'&75 serta tulang pipih seperti pel9is 4+75 dan s3apula 4$75 alaupun jarang. !steokondroma terdiri dari ( tipe yaitu tipe bertangkai 4pedun3ulated5 dan tipe tidak bertangkai4sesile5. 2ulang panjang yang terkena biasanya tipe bertangkai sedangkan di pel9is adalah tipe sesile. 2umor bersifat soliter dengan dasar lebar atau ke3il seperti tankai dan bila multiple dikenal sebagai diafisial aklasia 4eksostosis herediter multiple5 yang bersifat herediter dan diturunkan se3ara dominan gen mutan 4S3hmall) et al., (&&15. 2. Gejaa Kini% !steokondroma tidak memberikan gejala klinis yang jelas sehingga
ditemukan se3ara kebetulan) namun ada benjolan yang tumbuh dengan lama dan membesar. Bila tumor menekan saraf atau pembuluh darah dapat menimbulkan rasa sakit. Rasa sakit dapat ditimbulkan oleh fraktur patologis pada tangkai tumor) khususnya pada bagian yang tipis. Dapat terjadi pertumbuhan bursa e;oti3a di atas tumor) bila terjadi inflamasi maka pasien akan mengeluhkan perasaan sakit. Bila rasa sakit timbul tanpa ada fraktur) bursitis atau penekanan saraf makan harus di3urigai keganasan 4S3hmall) (&&15. Pseudoaneurisma dapat timbul pada osteokondroma) terutama pada a. Poplitea dan a. Femoralis. Pseudoaneurisma ini dapat terjadi bila ada fraktur pada tangkai tumor di daerah distal femur atau pro;imal tibia. Bila osteokondroma yang 3ukup besar terbentuk pada kolumna 9ertebralis dapat mengakibatkan angulasi kifosis dan menimbulkan gejala spondilolistesis. Kasus herediter multipe< e;ositosis keluhan bisa berupa massa yang multipel serta tidak menimbulkan nyeri terletak di dekat persendian. Umumnya bilateral dan simetris 4S3hmall) (&&15. -yeri juga dapat terjadi apabila ada penekanan pada bursa maupun jaringan lunak sekitar tumor. -yeri terjadi sebagai akibat dari efek langsung mekanik dari massa osteokondroma terhadap jaringan lunak di atasnya.
Penekanan tersebut mengakibatkan kantung terkait atau bursitis eksisitosis. ritasi tendon) otot maupun saraf di sekitar tumor juga mengakibatkan rasa nyeri. 2rauma langsung yang mengakibatkan fraktur tangkai tumor akan menimbulkan rasa sakit. 2utup dari tangkai tumor dapat terjadi infark maupun nekrosis iskemia yang juga menimbulkan nyeri 4S3hmall) (&&15. !steokandroma pada umumnya timbul dengan gejala aal benjolan tidak nyeri di dekat sendi. 8okasi yang sering dijumpai yaitu pada sendi lutut dan bahu. !steokondroma dapat terletak di baah tendon. Bila terletak di dekat saraf dapat mengakibatkan gejala yang berkaitan dengan persarafan saraf seperti mati rasa) nyeri) maupun kesemutan pada area ekstremitas yang dipersarafi. Bila tumor menekan pembuluh darah maka akan mengakibatkan perubahan periodik dalam aliran darah sehingga dapat terjadi hilangnya pulsasi maupun perubahan arna ekstremitas. -amun hal ini sangat jarang terjadi 4Di3key) (&''5.
#ambar (.' #ambaran Klinis !steokondroma 4Di3key) (&''5 D. Diagn&%i%
Untuk menetapkan diagnosis tumor tulang diperlukan beberapa hal) yaitu " a)%namnesis '5 Umur (5 8ama dan perkembangan tumor 65 -yeri
$5 Pembengkakan +5 Riayat keluarga b) Pemeriksaan klinis '5 8okasi (5 Besar) bentuk) batas dan sifat tumor 65 #angguan pergerakan sendi $5 Spasme otot dan kekakuan tulang belakang +5 Fraktur patologis 05 Pemeriksaan neurologis Bila terdapat gejala gangguan neurologis pada penderita) maka pemeriksaan neurologis perlu dilakukan se3ara 3ermat untuk menentukan apakah gangguan ini timbul oleh karena penekanan tumor pada saraf tertentu 4Di3key) (&''5. 35 Pemeriksaan radiologi Pemeriksaan penunjang osteokondroma dengan pemeriksaan radiologis. %da ( tipe osteokondroma yaitu bertangkai 4pedun3ulated5 = narro base dan tidak bertangkai 4sesile5 = broad base. Pada tipe pedun3ulated) pada foto polos tampak penonjolan tulang yang menjauhi sendi dengan korteks dan spongiosa masih normal. Penonjolan ini berbentuk seperti bunga kol 43aulifloer5 dengan komponen osteosit sebagai tangkai dan komponen kondrosit sebagai bunganya. Densitas penonjolan tulang inhomogen 4opa> pada tangkai dan lusen pada bunga5. 2erkadang tampak adanya kalsifikasi berupa ber3ak opa> akibat komponen kondral yang mengalami kalsifikasi 4Di3key) (&''5. Ditemukan adanya penonjolan tulang yang berbatas tegas sebagai eksostosis yang mun3ul dari metafisis tetapi yang terlihat lebih ke3il dibanding dengan yang ditemukan pada pemeriksaan fisik oleh karena sebagian besar tumor ini diliputi oleh tulang raan. 2umor dapat bersifat tunggal atau multiple tergantung dari jenisnya. Untuk pemeriksaan radiologis dapat menggunakan yaitu" '5 Foto Polos 2ulang Radiografi polos adalah pemeriksaan penunjang dalam pen3itraan untuk osteokondroma yang diperlukan dan dapat menjadi 3iri khas dari lesi. !steo3hondroma akan mun3ul sebagai batang atau
tonjolan yang mun3ul dari permukaan tulang. ni menunjukkan ke3enderungan predileksi untuk metafisis dan tambahan dari tendon pada tulang panjang. Batas jelas dan jarang irreguler) meskipun tumor tampaknya terus:menerus dengan korteks tulang. Biasa ditemukan
serpihan
kalsifikasi
atau
gangguan
linier
dalam
komponen tulang raan dari osteo3hondroma tersebut. Kalsifikasi ini mun3ul sebagai daerah radiopak 4Di3key) (&''5. #ambar (.(. Sebuah lesi khas pada tulang paha kanan) tonjolan pada permukaan eksternal dari tulang femur dan kalsifikasi linear dalam lesi tumor juga jelas.
Radiograf dengan kualitas yang baik harus diperoleh dalam ( pesaat tegak lurus dengan 3iri lesi sepenuhnya. Fitur radiografi klasik termasuk orientasi lesi jauh dari fisis dan kontinuitas meduler 4%llan) et al., (&&$5.
#ambar (.6. Foto %P dari osteokondroma pedunkulata femur distal.
#ambar (.$. Foto 8ateral dari osteokondroma pedunkulata femur distal. !rientasi yang jauh dari lempeng pertumbuhan) dan kontinuitas meduler jelas
#ambar (.+. %nteroposterior radiograf dari osteokondroma sessile humerus.
(5 ?2:S3an ?omputed tomography adalah metode sangat akurat untuk menggambarkan osteochondroma pada kolumna tulang belakang) bahu) dan panggul. Se3ara khusus) jika kompresi myelopathy telah terjadi) ?2 mielografi menjadi pemeriksaan pilihan. ?2 dapat menggambarkan lesi tulang se3ara rin3i) serta menunjukkan adanya kalsifikasi. 8okalisasi ?2 dapat berguna ketika meren3anakan reseksi. Kemampuannya dalam membedakan suatu osteo3hondroma dari osteosar3oma telah menjadi bahan perdebatan. Kriteria yang digunakan adalah ketebalan tulang raan pada tumor. Kerugian dari ?2 adalah baha ia tidak bisa memperkirakan akti9itas metabolik) indikasi serius keganasan tumor apapun 4Murphey) et al.) (&&&5
. #ambar (.0. ?2 s3an panggul menggambarkan osteokondroma soliter dan ?2 s3an dari osteokondroma sessile humerus
65 MR 4Magneti3 resonan3e maging5 MR diperlukan hanya dalam kasus:kasus yang 3uriga terjadinya keganasan atau anatomi jaringan lunak yang rele9an perlu digambarkan. MR adalah modalitas pilihan untuk menilai ketebalan tulang raan tutup) seperti pada gambar di baah. Meskipun tidak merupakan indikasi mutlak) ketebalan dari
cartilage cap berhubungan dengan keganasan. 2ebal
3artilage 3ap yang @ $ 3m
adalah sugestif degenerasi ganas) terutama
ketika mereka berhubungan dengan nyeri 4Murphey) et al.) (&&&5.
#ambar (.A. MR sessile osteokondroma femur menunjukkan ketebalan tutup tulang raan. d5 Pemeriksaan biopsi 2ujuan pengambilan biopsi adalah memperoleh material yang 3ukup untuk pemeriksaan histologi) untuk membantu menetapkan diagnosis serta staging tumor. Dikenal ada dua metode pemeriksaan biopsi yaitu " '. Biopsi tertutup Dilakukan dengan menggunakan jarum halus 4 fine needle aspiration, FNA5 untuk melakukan sitodiagnosis) merupakan salah satu 3ara biopsi untuk melakukan diagnose pada tumor. (. Biopsi terbuka Biopsi terbuka adalah metode biopsi melalui tindakan operatif 4einer) (&&$5. E. Pena(aa1%anaan Pengobatan osteokondroma tulang bersifat indi9idual. Pasien dengan lesi ke3il tanpa gejala atau minimal gejala) temuan pen3itraan yang khas) dan
tidak ada gangguan fungsional atau mekanis atau deformitas progresif harus diamati se3ara teratur untuk kemungkinan regresi spontan atau transformasi keganasan. -amun) pengobatan harus bertujuan juga pada pen3egahan 3a3at. 4einer) (&&$5. Pengobatan pilihan adalah operasi. 2umor harus benar:benar dipotong untuk menghindari kekambuhan. C9aluasi lengkap dari pasien membutuhkan pemeriksaan fisik) ?2) MR dan biopsi dari lesi. Kehadiran osteokondroma asimtomatik soliter bukan merupakan indikasi untuk bedah eksisi) karena risiko dari operasi yang lebih serius daripada yang ditimbulkan oleh tumor. Ketika e;ostosis yang menjadi begitu besar menimbulkan gejala nyeri persisten atau nyeri saat akti9itas) maka lesi harus dipotong. ndikasi lainnya adalah lesi pada saraf seperti kompresi. 4einer) (&&$5. Bedah Cksisi ajib dilakukan jika terjadi perubahan dari ketebalan tulang raan atau ditemukan pembesaran tumor. Bedah tetap menjadi pengobatan pilihan jika ada komplikasi dari osteokondroma tersebut. Komplikasi yang paling umum termasuk patah tulang) gejala perifer saraf seperti paresthesia) paraplegia) neuropati peroneal dan neuropati ekstremitas atas. 4einer) (&&$5. Bedah eksisi adalah salah satu 3ara tindakan bedah yaitu membuang jaringan 4tumor5 dengan memotong. 2indakan ini dilakukan dengan berbagai tujuan antara lain pemeriksaan penunjang 4biopsy5) pengobatan lesi jinak ataupun ganas dan memperbaiki penampilan se3ara kosmetik 4Soedaroto) %D) (&&&5 Sebelum melakukan eksisi) anatomi daerah yang akan dieksisi harus dikuasai lebih dahulu. Pada badan dan anggota gerak) eksis dapat dilakukan dengan mudah) tetapi pada daerah tangan dan kaki harus berhati:hati karena banyak pembuluh darah dan saraf superfi3ial dan tendon. 2ujuan operasi adalah mengangkat lesi kulit. risan operasi yang sejajar dengan garis regangan kulit alami akan membuat jaringan parut kurang terlihat. %rah garis ini biasanya tegak lurus terhadap otot dibaahnya 4?ipto ,) (&&+5.
F. Pr&gn&%i%
Cksisi osteokondroma biasanya bersifat kuratif. Kekambuhan dapat dilihat ketika eksisi tidak tuntas. Beberapa kasus kekambuhan pada eksisi yang tuntas pada lesi menimbulkan ke3urigaan keganasan 4einer) (&&$5.
RINGKASAN
1.
!steokondroma atau eksostosis adalah tumor jinak tulang dengan penampakan adanya penonjolan tulang yang berbatas tegas sebagai eksostosis yang mun3ul dari metafisis) penonjolan tulang ini ditutupi 4diliputi5 oleh 3artilago hialin.
2.
2umor ini berasal dari komponen tulang 4osteosit5 dan komponen tulang raan 43hondrosit5.
3.
!steokondroma merupakan tumor jinak tersering kedua 46()+75 dari seluruh tumor jinak tulang dan terutama ditemukan pada remaja yang pertumbuhannya aktif dan pada deasa muda.
4.
!steokondroma dapat tumbuh se3ara soliter maupun multipel.
5.
!steokondroma biasanya mengenai tulang panjang) dan tulang yang sering terkena adalah ujung distal femur 46&75) ujung proksimal tibia 4(&75) dan humerus 4(75. Kebanyakan ditemukan pada pasien lebih muda dari (& tahun) Rasio laki:perempuan adalah 6"'.
6.
!steokondroma tidak memberikan gejala klinis yang jelas sehingga ditemukan se3ara kebetulan) namun ada benjolan yang tumbuh dengan lama dan membesar. Bila tumor menekan saraf atau pembuluh darah dapat menimbulkan rasa sakit.
7.
Pada osteokondroma diperlukan pemeriksaan penunjang berupa radiologi dan biopsi.
8.
Pengobatan pilihan adalah operasi. 2umor harus benar:benar dipotong untuk menghindari kekambuhan. C9aluasi lengkap dari pasien membutuhkan pemeriksaan fisik) ?2) MR dan biopsi dari lesi.
9. Cksisi osteokondroma biasanya bersifat kuratif. Kekambuhan dapat dilihat ketika
S3hmall) #.%. et al. (&&1. &ereditery Multiple steokondroma. Seattle" -?B Book Shelf.
Soedaroto) %D. (&&&. "ombinasi bedah eksisi, skin flaps dan in'eksi tramsinolon asetonid intra lesi pada keloid kulit di !ndonesia . Badan Penerbit Uni9ersitas Diponegoro) Semarang.