How to get involved in Uberman sleep modeFull description
Descripción: Classical guitar solo Sleep Walk
Gurney's song sleep
Sleep Talk para crianças !
Full description
Full description
The COPD evaluation MedicalTemplate is suitable for hospitalists, internal medicine physicians, family practice physicians, pulmonologists, and other health care providers that evaluate pati…Full description
APNEA DEL SUEÑODescripción completa
Peledakan Tidur (Sleep Blast) adalah rangkaian kegiatan peledakan dimana kegiatan charging (pengisian bahan peledak ke dalam lubang bor) dan steeming (pengisian material penutup lubang led…Full description
choralFull description
REFERAT OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA
OLEH Lisantiyas Nurani H1A 009 002
PEMBIMBING !r" Mar#us Ra$%u& S'"THT()L
*ALAM RANG)A MENGI)UTI )EPANITERAAN )LINI) MA*+A BAGIAN,SMF ILMU PEN+A P EN+A)IT )IT THT()L FA)ULTAS )E*O)TERAN UNIVERSITAS MATARAM RSU PROVINSI NTB 201-
BAB I PEN*AHULUAN
I"1 Latar B./a#an
Tidur adalah suatu proses fundamental yang dibutuhkan oleh setiap manusia. Manusia dewasa memerlukan tidur rata-rata 6-8 jam/hari. Tidur terdiri dari stage nonrapid eye movement sleep (N!M" dan stage rapid eye movement sleep (!M". #ebih dari separuh tidur total adalah fase N!M sedangkan $%-&' adalah fase !M.)*$ +angguan tidur sering terjadi pada fase !M.) ,entuk gangguan tidur yang paling sering ditemukan adalah sleep apnea (henti napas pada waktu tidur" dan gejala yang paling sering timbul pada sleep apnea adalah mendengkur.& Menurut studi yang ada* mendengkur dan obstructive sleep apnea (" meningkatkan risiko hipertensi $-& kali* serta meningkatkan risiko dua kali lipat penyakit koroner atau serangan jantung. 0endengkur dan penderita juga berisiko terserang stroke dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak dengan dan mendengkur.) Mendengkur dan umumnya terjadi pada orang dewasa* terutama pria* usia pertengahan dan obesitas. ekitar '% juta orang merika tidur mendengkur dan $% juta orang merika menderita sleep apnea syndrom. 1al ini menyebabkan terjadinya peningkatan keluhan dari pasangan dan yang lebih penting membawa peningkatan risiko penyakit kardio2askular serta kematian dini.&
$
BAB II TINAUAN PUSTA)A
II"1 *.inisi
Obstructive Sleep Apnea (OSA) adalah keadaan apnea (penghentian aliran udara selama )% detik atau lebih sehingga menyebabkan $-3 penurunan saturasi oksigen" dan hipopnea (pengurangan aliran udara 4&% untuk minimal )% detik dengan desaturasi oksihemoglobin 43 atau pengurangan dalam aliran udara 4'% untuk )% detik dengan desaturasi oksihemoglobin 4&" akibat adanya sumbatan total (apnea" atau sebagian (hipopnea" jalan napas atas yang terjadi se5ara berulang pada saat tidur selama fase non-!M atau !M sehingga menyebabkan aliran udara ke paru menjadi terhambat. )*& merupakan bagian dari sindrom henti napas yang dialami oleh )%* pria dan 6*& wanita. 3 indrom henti napas saat tidur dibagi menjadi & tipe yaitu tipe sentral* tipe obstruksi dan tipe 5ampuran. 0ada tipe sentral terjadi aliran udara ini disebabkan berhentinya upaya bernapas selama beberapa saat akibat otak gagal mengirimkan sinyal ke diafragma dan otot dada untuk mempertahankan siklus pernapasan. edangkan pada tipe obstruksi terjadi hambatan aliran udara ke paru paru.&*'*6
II"2 E'i!.$i3/3i
pertama kali dipublikasikan pada tahun )'6 oleh idney ,urwell. 0re2alensi di negara-negara maju diperkirakan men5apai $- 3 pada pria dan )-$ pada wanita. 0re2alensi pada pria $-& kali lebih tinggi dari wanita. ,elum diketahui mengapa lebih jarang ditemukan pada wanita. )*& 0re2alensi pada anak-anak sekitar & dengan frekuensi tertinggi pada usia $-' tahun. 0enyebab utama pada anak-anak adalah hipertrofi tonsil dan adenoid* tetapi dapat juga akibat kelainan struktur kraniofasial seperti pada sindroma 0ierre obin dan 7own. e5ara umum frekuensi meningkat se5ara progresif sesuai dengan penambahan usia.)*$*&
&
II"4 Anat3$i Sa/uran Na'as Atas
Ga$%ar 1 natomi aluran Napas tas
(7ikutip dari kepustakaan $"
II"5 Pat3isi3/3i M.n!.n#ur !an OSA
bstruksi pada adalah akibat dari gangguan aliran udara yang disebabkan oleh dinding faring yang kolaps sewaktu tidur. !tiologi dan mekanisme kolaps multifaktorial. besitas* hipertrofi jaringan lunak* kelainan kraniofasial seperti retrognathia menambah ke5enderungan kolapsnya dinding faring saat tidur.)*& 0ada waktu tidur akti2itas otot dilator faring relatif tertekan (relaksasi" sehingga ada ke5enderungan lumen faring menyempit pada saat inspirasi. Mengapa hal ini terjadi hanya pada sebagian orang* terutama berhubungan dengan ukuran faring dan faktor-faktor yang mengurangi dimensi statik lumen sehingga menjadi lebih sempit atau menutup pada waktu tidur. elain itu obstruksi nasal menyebabkan peningkatan resistensi aliran udara dan perburukan . bstrusi nasal mengakibatkan usaha pernapasan melalui mulut semasa tidur sehingga terjadi relaksasi otot genioglosus yang mengakibatkan lidah tergeser ke belakang. & uara mendengkur timbul akibat turbulensi aliran udara pada saluran napas atas akibat sumbatan. Tempat terjadinya sumbatan biasanya di basis lidah atau palatum. umbatan terjadi akibat kegagalan otot-otot dilator saluran napas atas menstabilkan jalan napas pada waktu tidur di mana otot-otot faring berelaksasi* lidah dan palatum jatuh ke belakang sehingga terjadi obstruksi.&
3
Ga$%ar 2 0erbandingan aluran Napas Normal dan 0enderita Snoring
(7ikutip dari kepustakaan '" Trauma pada jaringan di saluran napas atas pada waktu mendengkur mengakibatkan kerusakan pada serat-serat otot dan serabut-serabut saraf perifer. kibatnya kemampuan otot untuk menstabilkan saluran napas terganggu dan meningkatkan ke5enderungan saluran napas
untuk mengalami
obstruksi.
bstruksi yang diperberat oleh edema karena 2ibrasi yang terjadi pada waktu mendengkur dapat berperan pada progresi2itas mendengkur menjadi sleep apnea pada indi2idu tertentu.& 0rinsip utama pada yaitu terdorongnya lidah dan palatum ke belakang hingga menempel pada dinding faring posterior menyebabkan oklusi nasofaring dan orofaring. Tidur berbaring (supine" dapat menyebabkan kolapsnya saluran napas akibat pergerakan mandibula* palatum mole dan lidah ke arah belakang. istem saraf pusat berperan penting dalam kombinasi akti2itas otot saluran napas atas yang menurun pada saat tidur. kti2asi kemoreseptor oleh hipoksemia dan hiperkapnia selama apnea mengakibatkan hiper2entilasi disertai proses terbangun mendadak yang tidak disadari. )
'
0ada pasien obesitas terjadi peningkatan deposit lemak disekeliling leher dan ruang parafaring menyebabkan penyempitan dan kompresi salur napas atas dan mengganggu otot dilator yang mempertahankan patensi salur napas atas. besitas bisa mengurangi 2olume paru yang menyebabkan pengurangan functional residual capacity. 0erubahan dalam 2olume paru se5ara signifikan menurunkan ukuran faring salur napas atas melalui efek mekanikal traksi trakea dan toraks yang dikenal tracheal tug meningkatkan resiko kolaps. 9 II"- Ga$%aran )/inis
+ejala yang dapat ditemukan pada penderita adalah mendengkur* mengantuk yang berlebihan pada siang hari* rasa ter5e kik pada waktu tidur* apnea* nokturia* sakit kepala pada pagi hari* penurunan libido sampai impotensi dan enuresis* mudah tersinggung* depresi* kelelahan yang luar biasa dan insomnia. :ebanyakan penderita mengeluhkan kantuk yang sangat mengganggu pada siang hari sehingga menimbulkan masalah pada pergaulan* pekerjaan dan meningkatkan risiko terjadinya ke5elakaan lalu lintas.)*& 0enderita seringkali juga menderita obesitas. :esadaran tentang adanya hubungan antara dan obesitas yang sangat tinggi dapat mengurangi kesadaran akan kemungkinan adanya pada orang yang tidak gemuk ( nonobese". 1anya sekitar '% penderita yang didiagnosis juga menderita obesitas.8 +ejala
Tanda
Mendengkur
besitas
Mengantuk yang berlebihan pada siang hari
Mandibula/maksila hipoplasia
Tersedak
0enyempitan orofaring
Tidur tidak nyeyak
0embesaran tonsil atau lidah
#etih dan lesu sepanjang hari
bstruksi nasal dan nasofaringeal
0enurunan konsentrasi iwayat dalam keluarga Ta%./ 1 +ejala dan Tanda
(7ikutip dari kepustakaan 8"
II"6 *ian3sis
6
,anyak penderita tidak merasa mempunyai masalah dengan tidurnya dan datang ke dokter hanya karena partner tidur mengeluhkan suara mendengkur yang keras (fase pre-obstruktif" diselingi oleh keadaan senyap yang lamanya ber2ariasi (fase apnea obstruktif".)*&*6 0emeriksaan fisik dilakukan pada hidung* orofaring* hipofaring* laring* leher untuk menentukan adanya obstruksi pada bagian tersebut 9 i. 1idung de2iasi septum* hipertrofi adenoid* tumor atau polip nasal* hipertrofi konka ii. rofaring palatum molle yang besar* hipertrofi tonsil palatine* makroglosia* penebalan (banding " dinding posterior faring iii. 1ipofaring :olaps dinding faring lateral* tumor hipofaring* hipertrofi tonsil lingual* retrognathia dan mi5rognathia i2. #aring paralisis pita suara* tumor laring 2. #eher ukur lilit leher 7iagnosis pasti penderita dengan pemeriksaan polisomnografi. 0olisomnografi adalah pemeriksaan gold standard untuk diagnosa . 0ada untuk melihat episode berhentinya aliran udara yang berulang diikuti dengan upaya respirasi kontinyu sedangkan pada ; untuk melihat episode apnea berulang diikuti dengan hilangnya upaya 2entilasi* gerakan napas terhenti karena hilangnya pergerakan iga dan abdomen juga akti2itas elektromiografi diafragma. 0olisomnografi merupakan alat uji diagnostik mene2aluasi gangguan tidur* dilakukan pada saat malam hari di laboratorium tidur. 0emeriksaan terdiri dari elektroensefalogram (!!+"* elektromyogram (!M+"* elektrookulogram (!+"* parameter respirasi* ele5tro5ardiogram (!;+"* saturasi oksigen dan mikrofon untuk merekam dengkuran. 0enderita dimonitor selama 6 jam )% menit. '
9
Ga$%ar 5 +ambaran 0olisomnogram
(7ikutip dari kepustakaan 9"
8
II"7 T.ra'i A" T.ra'i N3n(B.!a8
Terapi mengalami perubahan yang re2olusioner ketika ulli2an et al. memperkenalkan nasal Continuous Positive Airway Pressure (n;00". 0rinsip n;00 sangat sederhana yaitu dengan pemberian tekanan positif melalui hidung* maka setiap ke5enderungan jalan napas untuk menyempit dan menutup dapat diatasi dan dinding jalan napas dapat distabilkan* sehingga menekan suara dengkur* menormalkan kualitas tidur dan menghilangkan gejala pada siang hari. :euntungan metode ini adalah menurunkan kerja pernapasan (wor of breathing ".6 ;00 adalah teknik yang sering digunakan dalam tatalaksana non surgical dan merupakan tatalaksana terapi pertama . ;00 mengurangi dengkur dan apnea dan membaiki gejala ketiduran pada siang. ;00 %-' effe5ti2e dalam eliminasi dan keefektifannya tergantung pada compliance dan keteraturan penggunaan pasien. 0ada penderita yang mengalami obesitas dianjurkan penurunan berat badan. 0erlu dilakukan perubahan gaya hidup termasuk diet* olah raga dan medikamentosa. ,erdasarkan penelitian* penurunan berat badan )% - )' dikaitkan dengan penurunan '% kejadian apnea dan perbaikan keadaan klinis. ,eberapa laporan kasus menunjukkan gejala dapat diatasi dengan mengurangi berat badan. 0osisi tidur dapat membantu menghilangkan gejala . ,eberapa pasien mengalami perbaikan setelah tidur dengan posisi miring atau telungkup (pronasi".' alah satu pendekatan terapi terbaru adalah penggunaan alat mandibular advancement dengan beberapa 2ariasinya. lat ini dipasang pada gigi dan menahan mandibula dan lidah ke depan (protrusi parsial dari rahang bawah" sehingga dapat memaksimalkan diameter faring dan mengurangi kemungkinan kolaps pada waktu tidur. lat ini hanya digunakan pada penderita yang tidak dapat menjalani operasi dan penderita yang ringan sampai sedang khususnya yang tidak gemuk atau pada penderita yang intoleran terhadap ;00. Tetapi perlu diingat alat ini dapat mempengaruhi oklusi dan sendi temporomandibula sehingga pemakaiannya diperlukan seorang ortodonti5 karena pembuatannya tergantung indi2idu.&
B" T.ra'i B.!a8
ebagian penderita tidak dapat menerima pengobatan dengan n;00 karena beberapa sebab* di antaranya klaustrofobia* suara bising dari mesin dan karena timbulnya efek samping seperti hidung tersumbat dan mukosa hidung serta mulut yang kering. ,anyak pasien yang tidak mau penggunakan alat ;00 karena tidak nyaman dan mengurangi nilai estetika* sehingga diusahakan bentuk lain terapi .&*' Terapi bedah dapat dilakukan pada regio anatomi tertentu yang menyebabkan obstruksi saluran napas sesuai dengan hasil pemeriksaan sleep endoscopy. ,eberapa prosedur operasi dapat dilakukan ). Tonsilektomi dan adenoidektomi. 0ada penderita dengan tonsil yang besar* tonsilektomi dapat menghilangkan gejala se5ara komplet dan tidak memerlukan terapi ;00.6 $. <2ulopalatofaringoplasti (<000". Metode ini u2ula serta jaringan faring yang berlebih diangkat sehingga ruang faring bertambah serta membuat kaku dinding faring yang akan men5egah kolaps. Metode ini angka keberhasilannya '% dalam menyembuhkan . :omplikasi metode ini adalah terjadinya regurgitasi nasofaring saat minum namun hanya bersifat sementara karena akan berkurang dalm & bulan. & &. 0embedahan pada daerah hidung seperti septoplasti* bedah sinus endoskopik fungsional dan konkotomi bisa menjadi terapi yang efektif bila sumbatan terjadi di hidung. :elainan hidung harus di5ari pada penderita yang mengalami gejala hidung pada pengobatan dengan ;00.3 3. Laser-Assisted Uvulopalatoplasty. Teknik yang digunakan oleh sebagian besar ahli bedah menghapus bagian segitiga jaringan berdekatan dengan setiap sisi akar dari u2ula diikuti dengan pengurangan '% dari u2ula distal sehingga memperpendek dan meningkatkan ukuran dan posisi u2ulopalatal kompleks.&*6 '. Maxillofacial (Skeletal) Surgery. Teknik ini meningkatkan ukuran saluran udara bagian atas dengan menggerakkan pangkal lidah jauh dari hypopharyngeal posterior dan dinding orofaringeal* penurunan kolaps jalan napas. 0asien ada yang dipilih berdasarkan tingkat keparahan mereka apnea (sedang sampai berat"* adanya kelainan kraniofasial* seperti
)%
mi5rognathia atau retrognathia* atau kegagalan untuk menanggapi terapi lain.&*6 6. adiofre=uen5y Tissue >olume edu5tion. Teknik ini dengan memasukkan elektroda dan
ke
menerapkan
berbagai energi
panas*
bagian jaringan
langit-langit lunak
akan
lunak mengalami
lesi termal akan timbul fibrosis jaringan. 0rosedur ini dapat diulang beberapa kali dan dalam beberapa sasaran situs dari saluran udara bagian atas* termasuk tonsil dan pangkal lidah. &*6 9. 0emasangan implan Pillar pada palatum. ?mplan Pillar atau implan palatal merupakan teknik yang relatif baru* merupakan modalitas dengan in2asi minimal. 7igunakan untuk penderita dengan habitual snoring dan ringan sampai sedang. 0rosedur ini bertujuan untuk memberi kekakuan pada palatum mole. Tiga buah batang ke5il diinsersikan ke palatum mole untuk membantu mengurangi getaran yang menyebabkan snoring .6 8. Trakeostomi* tatalaksana surgical yang gold standard dan terakhir apabila metode lain tidak berhasil adalah trakeostomy. Trakeostomi dilakukan dengan by pass obstruksi salur napas atas. ?ndikasi trakeostomi adalah pasien dengan 5or pulmunale* obesity hypoventilation syndrome* aritmia* pasien yang tidak toleransi ;00 dan inter2ensi surgical lain gagal.
II"7 )3$'/i#asi
dapat menimbulkan dampak pada banyak sistem dari tubuh manusia* di antaranya)-' ). Neuropsikologis kantuk berlebihan pada siang hari* kurang konsentrasi dan daya ingat* sakit kepala* depresi. $. :ardio2askuler takikardi* hipertensi* aritmia* blokade jantung* angina* &. 3. '. 6.
penyakit jantung iskemik* gagal jantung kongestif* stroke. espirasi hipertensi pulmonum* cor pulmunale. Metabolik diabetes* obesitas. +enito-urinari nokturia* enuresis* impotensi. 1ematologis polisitemia. 7ari penelitian epidemiologis diketahui adanya hubungan antara
dengan hipertensi* stroke dan penyakit jantung iskemik. Timbulnya penyakit kardio2askular pada penderita diduga sebagai akibat stimulasi simpatis yang
))
berulang-ulang yang terjadi pada setiap akhir fase obstruktif. 0ada penderita juga terjadi pelepasan faktor-faktor protrombin dan proinflamasi yang berperan penting pada terjadinya aterosklerosis.) Terjadinya gangguan kardio2askuler pada penderita diperkirakan melalui dua komponen )*& ). !fek mekanis dari henti napas terhadap tekanan intratorakal dan fungsi jantung. $. 1ipoksemia yang terjadi berulang-ulang mengakibatkan perangsangan simpatis yang berlebihan dan disfungsi sel-sel endotel. ekitar 3% penderita mengalami hipertensi ketika bangun tidur. dikenal sebagai faktor risiko yang independen pada hipertensi. ,agaimana menyebabkan peningkatan tekanan darah belum sepenuhnya diketahui. da kemungkinan peranan hiperakti2itas simpatis dalam peningkatan tekanan darah pada penderita . Mekanisme lain yang berpotensi meningkatkan tekanan darah pada penderita adalah hiperleptinemia* resistensi insulin* peningkatan kadar angiotensin ?? dan aldosteron* disfungsi sel-sel endotel dan gangguan fungsi barorefleks.) diduga merupakan faktor risiko independen untuk terjadinya penyakit
aterosklerosis
pada
pembuluh
darah
arteri.
,anyak
peneliti
mengemukakan beberapa kemungkinan mekanisme efek aterosklerotik dari * di antaranya) •
0eningkatan tekanan darah yang berulang akibat hiperakti2itas simpatis
•
dan stres oksidatif. 7isfungsi sel endotel yang mengakibatkan peningkatan kadar endotelin-? dalam plasma* penurunan produksi nitrit-oksida dan peningkatan respons peradangan terbukti dengan meningkatnya kadar C-reactive protein dan interleukin-6. ,eberapa penelitian memperlihatkan kemungkinan adanya hubungan
antara dan infark miokard. Mekanismenya mungkin melalui efek tidak langsung dari hipertensi* aterosklerosis* desaturasi oksigen* hiperakti2itas sistem saraf simpatis* peningkatan koagulopati dan respons inflamasi. )*& ?nsidensi yang tinggi (3'-%" ditemukan pada penderita stroke. :emungkinan peran dalam patogenesis stroke di antaranya melalui proses
)$
aterosklerosis* hipertensi* berkurangnya perfusi serebral akibat penebalan dinding arteri karotis* output jantung yang rendah* peninggian tekanan intrakranial* peningkatan koagulopati dan peningkatan risiko terbentuknya bekuan darah akibat aritmia. ) ritmia dapat terjadi pada penderita terutama berupa sinus bradikardi* sinus arrest dan blokade jantung komplet. isiko untuk terjadinya aritmia berhubungan dengan beratnya . Mekanisme terjadinya aritmia pada penderita kemungkinan melalui peningkatan tonus 2agus yang dimediasi oleh kemoreseptor akibat apnea dan hipoksemia. )
)&
BAB III PENUTUP
Obstructive Sleep Apnea (OSA) adalah keadaan apnea dan hipopnea akibat adanya sumbatan total atau sebagian jalan napas atas yang terjadi se5ara berulang pada saat tidur selama fase non-!M atau !M sehingga menyebabkan aliran udara ke paru menjadi terhambat. +ejala utamanya adalah mendengkur. terjadi karena lidah dan palatum jatuh ke belakang (kolaps" sehingga terjadi obstruksi. 0enyebab terjadinya kolaps ini multifaktorial* sehingga tidak bisa dijabarkan berdasarkan etiologi tunggal. paling banyak dialami oleh pria usia pertengahan dengan obesitas. +ejala dari antara lain mendengkur* mengantuk yang berlebihan pada siang hari* tersedak* tidur tidak nyeyak* letih dan lesu sepanjang hari* penurunan konsentrasi* serta riwayat dalam keluarga. Tanda dari antara lain obesitas* hipoplasia mandibula atau maksila* penyempitan orofaring* pembesaran tonsil atau lidah* serta obstruksi nasal dan nasofaringeal 7iagnosis ditegakkan melalui anamnesis* pemeriksaan fisik untuk mengetahui kelainan yang mungkin ada sebagai faktor penyebab dan pemeriksaan penunjang. !old standard diagnosa adalah dengan melakukan pemeriksaan penunjang berupa polisomnografi. Terapi dibagi menjadi terapi non bedah dan terapi bedah. Terapi non bedah dengan mengusahakan tekanan positif untuk mengurangi obstruksi dan meminimalisir faktor penyebab melalui perubahan gaya hidup* olah raga serta obat-obatan. Terapi bedah dilakukan sesuai dengan indikasi* terutama jika terapi non bedah belum berhasil. :omplikasi dari dapat terjadi pada seluruh sistem dalam tubuh* antara lain neuropsikologis (kantuk berlebihan pada siang hari* kurang konsentrasi dan daya ingat* sakit kepala* depresi"* kardio2askuler (takikardi* hipertensi* aritmia* blokade jantung* angina* penyakit jantung iskemik* gagal jantung kongestif* stroke"* respirasi (hipertensi pulmonum* cor pulmunale"* metabolik (diabetes* obesitas"* genito-urinari (nokturia* enuresis* impotensi" dan hematologis (polisitemia".
)3
*AFTAR PUSTA)A
). @ebriani 7* Aunus @* ntariksa ,* ndrianto 1. 1ubungan obstru5ti2e sleep apnea dengan kardio2askular. 7alam Burnal :ardiologi ?ndonesia. Maret $%))C &$ ()"3'-'$. $. eeley* tephens* Tate. natomy and physiology* siDth edition. 0hiladelpia The M5+raw-1ill ;ompaniesC $%%3. p. 388-8* 8)'. &. odrigueE* 1e5tor 0. ,erggren* 7iana ->. ,iology and treatment of sleep apnea. ?n Fater ,>7* tae5ker 1. tolaryngology ,asi5 5ien5e and ;lini5al e2iew. New Aork ThiemeC $%%6. p. 9)-8$. 3. ohde :* >erse T. leep disordered breathing. ?n 1ormann :* >erse T. urgery for leep 7isordered ,reathing. +ermany pringer ,erlin 1eidelbergC $%)%C p. )-&. '. ntariksa ,. 0atogenesis* diagnostik dan skrining (obstru5ti2e sleep apnea".