BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Latar Belakan Belakang g
Laryngopharyngeal Reflux (LPR) terjadi ketika asam lambung dan enzim pepsin naik dari lambung menuju esofagus dan mengiritasi laring dan faring. Geja Gejala la dari dari LPR LPR ini ini akan akan meng mengak akib ibat atka kan n peru peruba baha han n suar suara, a,
nyer nyerii pada pada
tenggorokan, batuk kering, susah menelan ataupun rasa penuh pada tenggorokan. Adan Adanya ya kega kegaga gala lan n dari dari fung fungsi si sfing sfingter ter atas atas esofa esofagu guss atau atau upper oesophaga oesophagal l sphincter (!") merupakan salah satu faktor untuk terjadinya LPR. #,$ termasuk uk dari dari salah salah satu manifestas manifestasii refluk reflukss Laryngopharyngeal reflux termas ekst ekstra ra esofag esofagus us yang ang berh berhub ubun unga gan n deng dengan an gastroesophageal gastroesophageal reflux (G%R&), hanya saja kejadian G%R& berhubungan dengan disfungsi dari sfingter ba'ah esofag esofagus us atau lower esophagal esophagal sphincter sphincter . Angka Angka kejadi kejadian an LPR ukup ukup sering sering,, diperk diperkira irakan kan LPR menye menyerang rang sekita sekitarr $* dari dari popula populasi si de'asa de'asa di Ameri Amerika ka "erika "erikatt dan pada pada beberap beberapaa studi studi dikata dikatakan kan +* yang yang mengal mengalami ami suara suara serak serak menderita LPR.,-,+ Gejala dari LPR harus dibedakan dari gejala G%R&. ebanyakan pasien dengan LPR tidak mengeluhkan adanya rasa terbakar di dada. /ujuh puluh satu persen penderita mengeluhkan suara serak yang disertai rasa penuh di tenggorokan. Pada setiap penderita yang diurigai menderita LPR harus dilakukan $ penila penilaian ian untuk untuk meliha melihatt skor skor reflu0. reflu0. Penilaian Penilaian terseb tersebut ut adalah adalah Reflux System Indtex (R"1) dan Reflux dan Reflux Finding Score (R2"). &ua penilaian ini digunakan untuk menegakkan diagonosis dari LPR.
3,4
Penatalaksanaan LPR dibagi menjadi yaitu perubahan pola hidup dan eduk edukas asii pasi pasien en,, tera terapi pi medi medika kame ment ntos osaa dan dan tera terapi pi beda bedah. h. 5al 5al yang ang perl perlu u diperhatikan dari LPR adalah skreening untuk menilai adanya kanker esofagal dan esofagus esofagus 6arret, karena karena LPR merupakan merupakan salah satu faktor risiko untuk terjadinya terjadinya esophageal adenocarcinoma (%A7).#,,8
1
1.2 Tu Tujuan juan Penulisan
/ujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui tentang laryngopharyngeal reflux (LPR) yang berguna dalam pelaksanaan praktek kedokteran.
1.3 Metode Metode Penulisan Penulisan
9etode 9etode penuli penulisan san makalah makalah ini adalah adalah dengan dengan menggu menggunak nakan an berbag berbagai ai literatur sebagai sumber kepustakaan.
1.4 Manaat Manaat Penulisan Penulisan 1.4. 1.4.1 1
Man Manaa aatt !agi !agi Ma"a Ma"asi sis# s#a a
Penuli Penulisan san makalah makalah ini diharap diharapkan kan dapat dapat member memberika ikan n inform informasi asi lebih lebih dalam kepada mahasis'a laryngpharyngeal reflux. reflux. 1.4. 1.4.2 2
Man Manaa aatt !ag !agii Mas Mas$a $ara raka katt
&iharapkan makalah ini dapat menambah 'a'asan masyarakat mengenai penyakit laryngopharyngeal reflux. reflux.
2
BAB 2 T%N&AUAN PU'TA(A
2.1. Anato)i 2.1.1. *aring
2aring merupakan tabung muskular yang berukuran #$,+:#- m yang merentang dari bagian dasar tulang tengkorak sampai esofagus.
;,#
2arinng adalah
kontong fibrous yang membentuk seperti orong dimana kantong ini dimulai dari dasar tengkorang dan menyambung dengan esofagus setinggi
;
>asofaring adalah bagian posterior rongga nasal yang membuka ke arah rongga nasal melalui dua naris internal (koana). Pada nasofaring terdapat dua tuba eustaius dan amandel faring (adenoid) adalah penumpukan jaringan limfatik yang terletak di dekat naris internal. Pembesaran adenoid dapat
menghambat
aliran
udara.;
>asofaring yang
relatif
keil,
mengandung serta berhubungan dengan beberapa struktur pentung yaitu adenoid, jaringan limfoid pada dinding lateral faring dengan resesus faring yang disebut dengan fossa russenmuller, kantong rathke, torus tubarius, suatu refleksi mukosa faring di atas penonjolan akrtilsgo tuba eustaius, koana, foramen jugulare, yang dilalui oleh ner
3
bagian petrosus os temporalis dan foramen laserum dan muara tuba
$.
eustahius. # !rofaring disebut juga mesofaring, dimana batas atasnya adalah palatum mole, batas ba'ah adalah tepi atas epiglotis, batas depan rongga mulut, sedangkan ke belakang dengan
.
sekum.# Laringofaring mengelilingi mulut esofagus dan laring yang merupakan gerbang untuk sistem respiratorik selanjutnya(sloane). 6atas superiornya adalah tepi atas epiglotis, batas anterior adalah laring, batas inferior adalah esofagus, serta batas posterior adalah er
untuk
diketahui pada saat pemberian anestesi lokal di faring dan laring pada tindakan laringoskopi langsung.
#
4
+a)!ar 2.1. Anatomi 2aring (&ikutip dari Gre
2aring
mendapatkan perdarahan dari abang arteri arotis eksterna
(abang faring asenden dan fausial) serta dari ang arteri maksilaris interna yakni abang dari arteri palatina superior. Persarafan faring terdiri dari sensorik dan motorik yang berasal dari pleksus faring yang ekstensif. Pleksus ini dibentuk dari abang ner
5
#
+a)!ar 2.2. Anatomi !tot Penyusun 2aring (&ikutip dari Gre
Laring merupakan suatu penghubung antara faring dan trakea. Laring berbentuk seperti kotak triangular dan ditopang oleh sembilan kartilago tiga berpasangan dan tiga tidak berpasangan.; 6atas atas laring adalah aditus laring, sedangkan batas ba'ahnya ialah batas kaudal kartilago krikoid. erangka laring tersusun dari satu tulang, yaitu tulang hioid dan beberapa tulang ra'an. /ulang hiolid berbentuk huruf , dimana bagian atasnya berhubungan dengan lidah, mandibula, dan tengkorak oleh tendon dan otot:otot. "e'aktu menelan, kontraksi otot:otot ini akan menyebabkan laring tertarik ke atas, sedangkan bila laring diam, maka otot:otot ini bekerja untuk membuka mulut dan membantu menggerakan lidah. /ulang ra'an yang menyusun laring adalah kartilago epiglotis, kartilago krikoid, kartilago aritenoid, kartilago kunikulata, kartilago tiroid.
6
#$
artilago krikoid dihubungkan dengan kartilago tiroid oleh ligamentum krikotiroid. /erdapat sepasang kartilago aritenoid yang terletak dekat permukaan belakang laring dan membentuk sendi dengan kartilago krikoid, disebut artikulasi krikoaritenoid. "epasang kartilago kornikulata melekat pada kartilago aritenoid di daerah ape0, sedangkan sepasang kartilago kuneiformis terdapat di dalam lipatan ariepiglotik.Pada laring terdapat $ buah sendi, yaitu artikulasi krikotiroid dan artikulasi krikoaritenoid Gerakan laring dilaksanakan oleh kelompok otot:otot ekstrinsik dan otot:otot intrinsik. !tot:otot ekstrinsik laring ada yang terletak di atas tulang hioid (suprahioid), dan ada yang terletak di ba'ah tulang hioid (infrahioid).
!tot:otot
m.geniohioid,
ekstrinsik
m.stilohioid
dan
yang
suprahioid
ialah
m.milohioid. !tot yang
m.digastrikus,
infrahioid
ialah
m.sternohioid, m.omohioid dan m.tirohioid. !tot:otot ekstrinsik laring yang suprahioid berfungsi menarik laring ke ba'ah, sedangkan yang infrahioid menarik laring
ke
atas. !tot:otot
intrinsik
laring ialah
m.krikoaritenoid
lateral,
m.tiroepiglotika,m.
posterior,
ialah
m.aritenoid
trans
m.aritenoid
oblik
dan
m.krikoaritenoid posterior. "ebagian besar otot:otot intrinsik adalah otot aduktor (kontraksinya
akan mendekatkan kedua
pita
suara
ke tengah)
keuali
m.krikoaritenoid posterior yang merupakan otot abduktor (kontraksinya akan menjauhkan kedua pita suara ke lateral.
#$
7
+a)!ar 2.3. Anatomi Laring (&ikutip dari 5ermani 6 ? 5utaruk ", $4)
+a)!ar 2.4. !tot penyusun Laring (&ikutip dari 5ermani 6 ? 5utaruk ", $4)
Pada laring terdapat pita suara asli ( plika
#$
8
Laring dipersarafi oleh abang:abang nererererer
#$
#. Arteri laringis superior, merupakan abang dari arteri tiroid superior. 6erjalan mele'ati bagian belakang membran tirohioid dan menembus membran ini untuk berjalan di submukosa dari dinding lateral dan lantai sinus piriformis untuk mendarahi mukosa dan otot:otot laring. $. Arteri laringis inferior, merupakan abang arteri tiroid inferior. 6erjalan ke belakang sendi krikotiroid, lalu masuk laring melalui daerah pinggir ba'ah dari m. konstriktor faring inferior dan mendarahi mukosa dan otot laring.
9
+a)!ar 2.,. Anatomi Perdarahan dan Persarafan Laring (&ikutip dari 1ro ? aldfahrer, $3)
+a)!ar 2.-. Aliran darah dan elenjar Getah 6ening Laring (&ikutip dari 5ermani 6 ? 5utaruk ", $4)
10
Bena laringis superior dan
%sofagus adalah tuba muskulara dengan panjang ; sampai # inh, dengan diameter # inh, dimana esofagus bera'al pada area terba'ah laringofaring, mele'ati diafragma dan hiatus esofagus (lubang) pada torakal kesepuluh dan membuka ke arah lambung.
#-
%sofagus adalah bagian daei saluran erna yang
menghubungkan hipofaring atau laringofaring dengan lambung yang mana bagian proksimalnya disebut introitus esofagus yang terletak setinggi batas ba'ah kaertilago krikoid dan setinggi
11
#+
+a)!ar 2. Anatomi %sofagus (&ikutip dari Gre
"truktur dinding esofagus terdiri dari tiga lapis yang mana mukosa tersusun dari epitel skuamosa yang diatasnya dilapisi dengan lamina propria dan mukosa otot. "ubmukosa terbuat dari jaringan elastis dan fibrosa dan yang mana adalah lapisan terkuat dari dinding esofagus. !tot esofagus tersusun dari otot sirkuler pada sisi dalam dan otot longitudinal pada lapisan. Pada sepertiga tiga atas dari susunan otot esofagusterdiri dari otot luruik dan susuan dua pertiga ba'ah terdiri dari otot polos. "fingter atas esofagus terbentuk dari otot krikofaringeus dengan muskulus konstriktor faring inferior dan serabur dari dinding esofagus. "fingter esofagus ba'ah tidak terlalu jauh berbeda dengan
12
struktur anatomi sfingter esofagus atas. >amun sfingter esofagus ba'ah tidak mempunyai lapisan serosa. #3 2.2. Deinisi
9anifestasi dari penyakit refluks gastroesofagus
di luar esofagus
didefinisikan sebagai refluks ekstraesofagus (R%%). 1stilah Refluks lagringo 2aring (RL2) adaalh R%% yang menimbulkan manifestasi dari penyakit Dpenyakit oral, faring, laring dan paru. Laryngopharyngeal reflu0 (LPR)
atau refluks
laringofaring adalah pergerakan retrograde dari isi lambung (asam dan enzim: enzim) ke laringofaring. (harles). "ehingga perlu diketahui adanya hubungan yang kompleks antara penyakit R%% yang ditimbulkan
oleh Penyakit refluks
gastroesofagus, karena pasien R%% sering di obati sebagia rinitis non alergi dengan sekret belakang hidung, rinofaringitis nonspesifik, sinusitis rekuren. eluhan yang timbul akibat R%% adalah keluhan tenggorokan terasa nyeri dan kering, panas di pipi, sensai ada rasa menyumbat (globulus sensation), kelainan laring dengan suara serak, batuk kronik, asma. 8 2.3. Etiologi
6eberapa penyebab yang dapat menimbulkan LPR adalah sebagai berikut •
8,#4
=
Retrograde refluks asam lambung atau bahan lainnya ( pepsin) atau keduanya ke esofagus proksimal dan "%A yang berlanjut dengan kerusakan mukosa faring dan laring.
13
•
Pajanan asam esofagus distal akan merangsang refleks
spasme
bronkus, batuk, sering
meludah,
menyebabkan perubahan inflamasi pada laring dan faring. •
&efek pada enzim karbonat anhydrase isoenzyme 111
2.4. E/ide)iologi
"elama dekade terakhir
ada peningkatan dan kepedulian terhadapat
penyakit yang disebabkan oleh refluks asam yang terjadi seara retrograde ini. Pada penelitian yang di lakukan di amerika diperkirakan 4+ juta penduduk diperkirakan menderita G%R&, dimana +* dari populasi ini menunjukan gejala LPR atau e0traesophageal reflu0 (%%R).
#8
Pre
-:#* terdapat
pada pasien dengan PRG%. Pria,
'anita, bayi, anak:anak hingga de'asa bisa mengalami LPR. LPR pada bayi dan anak sering terle'atkan.
+
Pre
-:#* terdapat
pada pasien dengan PRG%. Pria,
'anita, bayi, anak:anak hingga de'asa bisa mengalami LPR. LPR pada bayi dan anak sering terle'atkan.
+
Pre
14
bah'a 8:$4* pada
populasi kelompok 'estern mempunyai rasa terbakar pada ulu hati dan regurgitasi asam satu atau lebih perminggunya. &i asia sendiri di laporkan pre
#4
2.,. Patoisiologi
Ada dua mekanisme yang dianggap sebagai penyebab terjadinya LPR akibar G%R&, teori yang pertama mengatakan adanya kontak langsung refluks asam lambung dan pepsin ke esofagus proksimal dan segmen esofagus atas yang berlanjut dengan kerusakan pada mukosa faring, laring, dan paru. /eori yang kedua mengenai pajanan asam esofagus distal yang merangsang reflek
8
Refluks laringofaring berbeda dengan Gastro esofageal reflu0, dimana refluks laringofaring tidak menunjukkan gejala rasa terbakar di dada dan regurgitasi. &imana ada beberapa agen yang bertanggung ja'ab menimbulkan munulnya gejala saluran nafas atas dan kelainan patologi pada laring yaitu 57L, pepsin, asam empedu dan tripsin. 5ubungan dari masing:masing agen dalam patogenesis munulnya gejala tersebut saih dalam perdebatan. Pepsin yang dikobinasi kan dengan asam sering ditemukan dan menjadi agen yang paling banyak melukai dengan gejala yang spesifik pada lesi di laring. Pada penelitian yang dilakukan pada binatang dan seara in
15
#4
"ebetulnya pada saluran erna sendiri terdapat mekanisme atau barrier pelindung untuk mela'an refluks. /erdapat empat penghalang fisiologis yang melindungi saluran jalan napas bagian atas dari trauma akibat refluks, yaitu= spingter esofagus ba'ah, pembersihan asam dengan motor esofagus, resistensi jaringan mukosa esofagus, dan spingter esofagus atas. Pengaktiamun penelitian terbaru menemukan bah'a jaringan laring juga diproteksi dari kerusakan refluks oleh arbonat anhidrase yang dihasilkan oleh mukosa laring posterior. arbonat anhidrase mengkatalisis hidrasi karbon dioksida menghasilkan bikarbonat. 6ikarbonat ini berfungsi untuk menetralkan asam yang terdapat pada airan refluks. %nzim karbonik anhidrase diekskresikan tinggi oleh mukosa faring yang ditemukan pada biopsi spesimen pasien LPR.
#4
Ada dua mekanisme yang dianggap sebagai penyebab terjadinya LPR akibar G%R&, teori yang pertama mengatakan adanya kontak langsung refluks asam lambung dan pepsin ke esofagus proksimal dan segmen esofagus atas yang berlanjut dengan kerusakan pada mukosa faring, laring, dan paru. /eori yang kedua mengenai pajanan asam esofagus distal yang merangsang reflek
8
Pada kenyataan kedua teori tersebut memeran peranan penting dan berhubungan. Gejala yang munul akibat dari kerusakan langsung pada mukosa yang disebabkan kerusakan pada silia yang menimbulkan stasis dari mukus, hroni throat learing dan batuk. >amum biasanya gejala pada esofagus tidak
16
munul ini disebabkan karena epitel respirasi bersilia pada laring lebih sensitif terhadap asam. >amun 'aktu dan frekuensi untukmenimbulkan penyakit ini masih diperdebatkan. 9enurut penelitian yang dilakukan oleh oufman dan ka'an: ka'an bah'a sekali episode dari refluks ukut untuk menyebabkan kerusakan pada mukosa hal ini dapat disimpulkan setelah perobaan yang dilakukan terhadap binatang dimana pada penelitian ini dia memberikan paparan asam dan pepsin sebanyak tiga kali seminggu pada bagian aritenoid dan itu ukup membuat kerusakan pada mukosanya.
#4
2.- +ejala (linis
Gejala klinis dari LPR ber
+a)!ar 2.0 9anifestasi klinik laryngipharyngeal reflux (&ikutip dari= /arafder et
al, $#$) Pada pemeriksaan laring pada LPR akan ditemukan gambaran eritema, edema serta gambaran cobblestone dengan adanya pseudosulkus
17
2. Diagnosis
&iagnosa LPR ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang. Pada sebuah surilai menampilkan tidak ada masalah sedangkan nilai + diartikan sebagai masalah berat. Eumlah total dari R"1 adalah -+ dan dikatakan sugestif LPR apabila skor R"1 F#. 4,$ /abel $.# Reflux Score Index
(&ikutip dari= /arafder et al, $#$) Pada R2", skor dinilai berdasarkan delapan temuan fisik yang berhubungan dengan gejala LPR. Penilaian diukur berdasarkan grading dengan jumlah total skor $3. Apabila skor yang ditemukan lebih dari 4 maka sugestif untuk terjadinya LPR. 4,$
18
/abel $.$ Reflux Finding Score
(&ikutip dari= /arafder et al, $#$) 2.0 Diagnosis Banding
Ada beberapa diagnosis banding dari LPR yaitu laringitis akut atau kronik, stenosis laring serta tumor ganas pada laring. Pada laringitis akut, terjadi infeksi pada laring yang tidak lebih dari minggu dan biasanya dapat sembuh sendiri. Penyebab dari laringitis akut ini sendiri adalah infeksi yang biasanya di dahului oleh infeksi saluran nafas atas. /abel $. Perbedaan gejala klinik LPR dan penyebab suara serak lainnya
(&ikutip dari = 2ord, $+) 2. Pe)eriksaan Penunjang
Ada beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada setiap kasus yang diurigai LPR, yaitu= ! Laringoskopi Pemeriksaan dengan laringoskopi untuk LPR terbagi menjadi dua yaitu laringoskopi indirek (indirect laryngoscopy"IL) dan laringoskopi fleksibel (fle0ible fibreobti laryngosopy). Pada pemeriksaan ini biasanya akan
19
ditemukan hipertrofi dari komissura posterior, edema dan eritema pada plia
yang
sering,
sekitar
;*
pasien
yang
terkonfirmasi
LPR
memperlihatkan gambaran pseudokulkus. +,$
+a)!ar 2. Gambaran granuloma dan pseudoulus (tanda panah) pada pemeriksaan laringoskopi (dikutip dari= 2ord, $+)
$! %ndoskopi Pemeriksaan endoskopi biasanya tidak dilakukan saat a'al, namun pemeriksaan ini dapat menilai derajat beratnya dari perubahan mukosa pada esofagus. Pada LPR hanya * temuan esofagitis pada pemeriksaan endoskopi.8,$# %! $&'hour p# (onitoring Pemeriksaan p5 $- jam ini atau )rolonged Ambulatory p# (onitoring berfungsi untuk menilai refluks yang terjadi pada kasus G%R& maupun LPR. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan apabila pengobatan tidak memberikan respon yang baik dan gejala yang ditampilkan ukup berat.
20
Pemeriksaan ini merupakan gold standard untuk LPR karena dapat membedakan refluks asam yang terjadi pada sfingter esofagus atas ataupun ba'ah.8,$,$# Pemeriksaan ini menggunakan dua elektroda yang dapat memantau perubahan p5, elektroda pertama di pasang + m di ba'ah sfingter esofagus ba'ah dan elektroda kedua di letakkan pada laringofaring (hipofaring). %lektroda tersebut tersambung pada komputer yang akan merekam setiap perubahan dari p5, setelah pemeriksaan selama $- jam, hasil data tersebut akan di analisa.$
+a)!ar 2.1 Gambaran $-:hour p# (onitoring (dikutip dari= /arafder et al, $#$) &! Pemeriksaan Bideotoboskopi
Pemeriksaan
merupakan
pemeriksaan
dengan
menggunakan endoskop sumber ahaya 0enon yang di akti
21
+a)!ar 2.11 Gambaran edema eritonoid pada pemeriksaan
+a)!ar 2.12 5ipertrofi dan leukoplakia pada plika
/erdapat algoritma penatalaksanaan LPR, namun penatalaksanaan LPR tidak lepas dari kategori utama yaitu edukasi pasien dan perubahan pola hidup,
22
terapi medikomentosa serta terapi bedah. 5al yang perlu diperhatikan bah'a penyakit ini merupakan penyakit dengan kondisi kronik yang berulang sehingga pengobatan yang diberikan tidak akan menghasilkan proses penyembuhan yang epat.8,#
+a)!ar 2.13 Algoritma penatalaksanaan LPR (&ikutip dari= 2ord, $+)
#. %dukasi pasien dan Perubahan pola hidup Pemeriksa harus menasehati pasien mengenai hal:hal yang dapat meningkatkan aliran refluks asam lambung. Pasien sebaiknya mengurangi atau hentikan merokok, kurangi berat badan, tidak makan $: jam sebelum tidur, tidak memakai pakaian yang ketat atau ikat pinggang yang terlalu ketat serta meninggikan kepala tempat tidur. Pasien juga harus diingatkan untuk memodifikasi dietnya, seperti tidak memakan makanan yang dapat mengiritasi lambung dan esofagus seperti kopi, minuman berkarbonasi, oklat, jus itrus, alkohol, tomat ataupun makanan berlemak. 8,$ $. /erapi 9edikamentosa
23
/erdapat - maam obat yang digunakan dalam terapi LPR yaitu PP1 atau Proton:pump 1nhibitor, obat:obat antagonis 5 $, obat:obat prokinetik dan obat:obat proteksi sel atau cytoprotective. Pengobatan dengan PP1 dipertimbangkan sebagai pengobatan utama dalam terapi medikamentosa ini. PP1 yang biasanya diberikan adalah !meprazole dengan dosis $mg perhari (terapi rumatan). !bat lain yang dapat dipilih seperti Lanzoprazole dengan dosis mg per hari. Pengobatan PP1 ini diberikan selama 3 bulan sebelum di follo' up kembali apakah pengobatan berhasil atau tidak. +,8 !bat lain yang sering digunakan adalah ranitidin yang merupakan golongan antagonis reseptor 5 $ dengan dosis #+ mg yang diberikan $ kali sehari. !bat proteksi yang sering diberikan adalah antasid sedangkan obat prokinetik yang sering dipakai adalah metolopramid dengan dosis +:# mg dan diminum - kali dalam sehari. !bat proteksi dapat menetralisasi refluks asam serta mengurangi kerusakan dari mukosa serta menegah akti
kompetensi
dari
sfingter
esofagus
ba'ah
("%6).
Laparoscopic *issen Fundoplication adalah terapi bedah standar yang aman dan efektif dalam pengobatan LPR.
+,8
2.11 (o)/likasi
Pada anak:anak, komplikasi LPR sering mengakibatkan masalah pada saluran pernafasan seperti penyempitan di ba'ah pita suara atau subglotis stenosis, ulkus dan suara serak. LPR juga dapat mengakibatkan disfungsi dari tuba eustahius yang akan mengakibatkan otitis media akut dan otitis media efusi. Pada orang de'asa, LPR dapat mengakibatkan perubahan mukosa esofagus dan mengakibatkan karsinoma esofagus.,$
24
BAB 3 (esi)/ulan Refluks lagringo 2aring (RL2) adalah R%% yang menimbulkan manifestasi dari penyakit Dpenyakit oral, faring, laring dan paru yang disebabkan oleh pergerakan retrograde dari isi lambung (asam dan enzim:enzim) ke laringofaring. Ada dua teori mengenai patogenesis, teori yang pertama mengatakan adanya kontak langsung refluks asam lambung dan pepsin ke esofagus proksimal dan segmen esofagus atas yang berlanjut dengan kerusakan pada mukosa faring, laring, dan paru. /eori yang kedua mengenai pajanan asam esofagus distal yang merangsang reflek
25
sering mengakibatkan masalah pada saluran pernafasan seperti penyempitan di ba'ah pita suara atau subglotis stenosis, ulkus dan suara serak. LPR juga dapat mengakibatkan disfungsi dari tuba eustahius yang akan mengakibatkan otitis media akut. Pada orang de'asa, LPR dapat mengakibatkan perubahan mukosa esofagus dan mengakibatkan karsinoma esofagus.
26
DA*TA PU'TA(A
#. "pener 9. Laryngopharyngeal Reflu0 and "ingers= iabolus in -ula. Eournal of "inging. $3= 3($)=#44:8# $. "mith E, 5oughton L. /he !esephagus and 7ough= Laryngo: pharyngeal Reflu0, 9iroaspiration and Bagal Refle0es. "mith and 5oughton 7ough Eournal. $#= ;(#$)= #:. Amirlak 6. Reflu0 Laryngitis. $#- &iakses pada 3 !ktober $#-H. &idapat dari= http=@@emediine.medsape.om@artile@83-83-:oot G%R&. 6lue Ridge %>/. $+= #8 (8)= #: 4. 9attoo !, 9uzaffar R, 9ir A, Jousuf A, 7harag A, Ahmad A. Laryngipharyngeal Reflu0= Prospetionsurgial /reatment 9odalities for LPR. 1nterntional Eournal of Phonosurgery and Laryngology. $#$= $ (#)= +:4 8. Junizaf 9, 1skandar 9. Penyakit Refluks Gastroesofagus &engan 9anifestasi !tolaringologi. &alam= "oepardi %, 1skandar >, 6ashiruddin E, Restuti R, Penyunting. 6uku Ajar 1lmu esehatan /elinga 5idung /enggorok epala ? Leher %disi eenam. Eakarta. 2akultas edokteran ni
27
#3. Patti 9G, 5erbella 2A, and orn 9. 6enign ? 9alignant &isorders of the %sophagus 7urrent &iagnosis and /reatment !tolaryngology 5ead and >ek. Lange= $8=-83. #4. Andersson !. Laryngopharyngeal reflu0:dee' Paradigm of Air'ay &isease. "iene Eournal of 9ediine and 7linial /rials. $#$= #:+ $#. 1rfandy &. Laryngophryngeal Reflu0. &iakses pada tanggal 3 !ktober $#-H. &i dapat dari= http=@@repository.unand.a.id@#44#8@#@laryngopharingeal*$reflu0.pdf $$. Raghunandhan ", >agasundaram E, >atarajan , Prashant ", arnes'aran 9. Bideostrobosopy in Laryngopharyngeal Reflu0 &isorder. 1nternational Eournal of Phonosurgery and Laryngology. $##= #($)= +$:+3
28