Referat Karsinoma Tiroid
Edited by dr.Hilmiyah Syam
REFERAT DESEMBER 2011
KARSINOMA TIROID
ANWAR SADAQ 110 203 LYSIA KUSUMAWATI 110 205 0101
PEMBIMBING Dr. HILMIYAH SYAM
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK PADA BAGIAN ILMU THT-KL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2011
Hal 1
Referat Karsinoma Tiroid
Edited by dr.Hilmiyah Syam
PENDAHULUAN Penyakit tiroid pada umumnya terjadi oleh karena adanya kelainan pada ukuran dan bentuk dari kelenjar tiroid (gondok) dan kelainan sekresi tiroid. Penyakit non tiroidal yang disertai oleh adanya perubahan dalam fisiologi tiroid akan dapat mempersulit penilaian terhadap keadaan penyakit tiroid yang diderita oleh seseorang Cumming, 2005 Pada kenyataannya, kenyataannya, fungsi kelenjar tiroid terhadap metabolisme memiliki efek penting terhadap semua fungsi tubuh. Untuk dalam manajemen pengetahuan
penyakit tentang
tiroid,
seorang
semua
tahapan
dokter
selayaknya
embriologi,
anatomi,
memiliki fungsi
endokrin, implikasi genetik, dan faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi tiroid, selain itu
dengan melihat
gejala klinis yang
muncul.Cumming, 2005 Meskipun kanker tiroid relatif jarang, kejadian nodul tiroid secara signifikan lebih tinggi, mempengaruhi sekitar 4% sampai 7% dari populasi Amerika Serikat. Sementara mayoritas nodul yang jinak, tantangannya adalah untuk mengidentifikasi 5% atau sehingga dari pasien dengan lesi ganas. Selanjutnya. Tidak ada indikator yang dapat diandalkan saat ini tersedia untuk menentukan pasien akan mengembangkan penyakit agresif atau berulang, meskipun risikonya kategori berdasarkan kriteria klinis dan patologis tidak memberikan informasi prognostik penting. Sejarah medis dapat mengungkapkan riwayat agenesis tiroid, operasi tiroidektomi sebelumnya, iradiasi terapi dengan iode-131, terapi radiasi eksternal, tiroiditis Hashimoto, riwayat kanker laring atau operasi laryngectomy, riwayat kanker di tempat lain dengan metastasis mungkin dengan tiroid, dan riwayat lain infeksi kepala dan leher terakhir, yang mungkin telah mengakibatkan proses inflamasi dalam kelenjar tiroid.Cumming,2005 Presentasi
yang
paling
umum
dari
kanker
tiroid
adalah
pengembangan dari suatu massa atau nodul tiroid. Penilaian lesi
Hal 2
Referat Karsinoma Tiroid
Edited by dr.Hilmiyah Syam
PENDAHULUAN Penyakit tiroid pada umumnya terjadi oleh karena adanya kelainan pada ukuran dan bentuk dari kelenjar tiroid (gondok) dan kelainan sekresi tiroid. Penyakit non tiroidal yang disertai oleh adanya perubahan dalam fisiologi tiroid akan dapat mempersulit penilaian terhadap keadaan penyakit tiroid yang diderita oleh seseorang Cumming, 2005 Pada kenyataannya, kenyataannya, fungsi kelenjar tiroid terhadap metabolisme memiliki efek penting terhadap semua fungsi tubuh. Untuk dalam manajemen pengetahuan
penyakit tentang
tiroid,
seorang
semua
tahapan
dokter
selayaknya
embriologi,
anatomi,
memiliki fungsi
endokrin, implikasi genetik, dan faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi tiroid, selain itu
dengan melihat
gejala klinis yang
muncul.Cumming, 2005 Meskipun kanker tiroid relatif jarang, kejadian nodul tiroid secara signifikan lebih tinggi, mempengaruhi sekitar 4% sampai 7% dari populasi Amerika Serikat. Sementara mayoritas nodul yang jinak, tantangannya adalah untuk mengidentifikasi 5% atau sehingga dari pasien dengan lesi ganas. Selanjutnya. Tidak ada indikator yang dapat diandalkan saat ini tersedia untuk menentukan pasien akan mengembangkan penyakit agresif atau berulang, meskipun risikonya kategori berdasarkan kriteria klinis dan patologis tidak memberikan informasi prognostik penting. Sejarah medis dapat mengungkapkan riwayat agenesis tiroid, operasi tiroidektomi sebelumnya, iradiasi terapi dengan iode-131, terapi radiasi eksternal, tiroiditis Hashimoto, riwayat kanker laring atau operasi laryngectomy, riwayat kanker di tempat lain dengan metastasis mungkin dengan tiroid, dan riwayat lain infeksi kepala dan leher terakhir, yang mungkin telah mengakibatkan proses inflamasi dalam kelenjar tiroid.Cumming,2005 Presentasi
yang
paling
umum
dari
kanker
tiroid
adalah
pengembangan dari suatu massa atau nodul tiroid. Penilaian lesi
Hal 2
Referat Karsinoma Tiroid
Edited by dr.Hilmiyah Syam
memerlukan sejarah yang cermat, pemeriksaan fisik, baik sitologi aspirasi jarum (FNAC), dan mungkin studi pencitraan. Dengan diagnosis yang tepat dan manajemen, sebagian besar pasien dengan baik dibedakan karsinoma tiroid memiliki prognosis yang sangat baik. Memang, tahun 10penyakit-spesifik angka kematian kurang dari 7% untuk kanker tiroid papiler dan kurang dari 15% untuk kanker folikular f olikular tiroid. Cumming,2005 EPIDEMIOLOGI Kanker tiroid mewakili hanya 1% dari semua kanker, dengan kejadian diperkirakan 19.500 kasus baru pada tahun 2001. Dalam tiga dekade terakhir, kejadian kanker tiroid telah meningkat hampir 50%, namun angka kematian telah menurun sebesar 20%. Hal ini mungkin karena deteksi lebih cepat oleh FNA dan pengobatan selanjutnya. Ada empat patologi utama yang dihadapi pada kanker tiroid : papiler , folikuler, meduler, dan karsinoma anaplastik Lawlani 2007,Sharma 2011 Tabel persentase kejadian kanker tiroid
Lalwani 2007
Jenis kanker
Persentase
Karsinoma tiroid papiller
75%
karsinoma tiroid folikuler
16 %
karsinoma tiroid medular
5%
Undifferentiated
3%
karsinoma jenis lainnya
1%
Insidens kanker tiroid 1,5% dari semua kanker di Amerika Serikat. Kanker tiroid menimbulkan menimbulkan kurang lebih 92%
berasal dari gangguan gangguan
kelenjar endokrin. Ada Sekitar 12.000 kasus baru kanker tiroid di Amerika Serikat setiap tahunnya. Insiden munculnya kanker tiroid adalah sekitar 23 kali lebih besar pada wanita dibandingkan pada pria.Lalwani, 2007
Hal 3
Referat Karsinoma Tiroid
Edited by dr.Hilmiyah Syam
Spektrum gangguan tiroid berkisar dari tumor ganas yang perkembangannya cukup lamban, misalnya yang paling sering pada karsinoma papiler. Karsinoma papiler biasanya terlihat pada orang dewasa muda dan sering bermetastasis regional ke limfatik leher, namun pada pasien dengan karsinoma papiler memiliki tingkat mortalitas sangat rendah. Sebaliknya, pasien biasanya dalam dekade keenam atau ketujuh mereka ketika diagnosis kanker tiroid anaplastik dibuat. Hanya 10% pasien dengan kanker tiroid anaplastik akan bertahan satu tahun setelah diagnosis, dengan kelangsungan hidup rata-rata sekitar 6 bulan. Lalwani,2007 Anatomi Kelenjar tiroid tumbuh dari invaginasi dasar faring, yang terjadi pada minggu ke-4 kehamilan. Primordial kelenjar tiroid bermigrasi kearah kaudal dan bergabung dengan sebagian dari kantong faring keempat. Bentuk ini disebut badan postbrankial. Ballenger,2001 Berat rata-rata kelenjar tiroid kira-kira 20 gram dan terletak di 1/3 bawah leher. Kelenjar ini menutupi sebagian trakea antara cincin trakea pertama sampai kelima. Kelenjar itu juga berhubungan dengan kartilago krikoid dan ala tiroid. Kelenjar tiroid ditutupi oleh otot melingkar infrahyoid dan terdiri dari 2 lobus berbentuk buah pear yang dihubungkan oleh ismus, yang biasanya menutupi cincin trakea kedua dan tiga, ukuran lobus yaitu panjangnya 2,5-4 cm, lebar 1,5-2 cm dan ketebalannya 1-1,5 cm. Selain itu, pada sekitar 50% pasien, terdapat lobus piramidalis kecil pada ismus atau bagian yang dekat dengan lobus. Kelenjar tiroid juga berhubungan di medial dengan esophagus dan nervus laring rekurens dan di lateral dengan Carotid Sheeth.
Ballenger 2001,Lalwani 2007
Hal 4
Referat Karsinoma Tiroid
Edited by dr.Hilmiyah Syam
Gambar : kelenjar tiroid tampak depan
Putz,2006
Gambar : Kelenjar tiroid, potongan horizontal melalui isi bagian dalam leher setinggi tulang rawan trakea kedua tampak bawah
Putz,2006
Perdarahan kelenjar tiroid berasal dari arteri karotis eksterna, yang membentuk arteri tiroid superior sebagai cabang pertama, dan dari trunkus tiroservikal yang membentuk arteri tiroid inferior. Ima tiroid merupakan cabang yang kadang-kadang tumbuh dari arteri inominata dan Hal 5
Referat Karsinoma Tiroid
Edited by dr.Hilmiyah Syam
memperdarahi ismus. Arteri tiroid superior mempunyai banyak cabang, termasuk sebuah yang memasuki laring bersama dengan nervus laring superior. Saraf ini mudah terpotong jika melakukan diseksi kutub superior terlalu jauh dari kelenjar. Arteri tiroid superior didampingi oleh vena tiroid superior yang mengalir ke dalam vena jugularis. Vena tiroid media juga mengalir ke dalam vena jugularis interna. Sedangkan vena tiroid inferior mengalir ke dalam vena inominata. Vena-vena ini membentuk pleksus yang terletak di bawah kapsul kelenjar yang asli dan juga meluas ke bawah ismus di depan trakea. Arteri tiroid inferior terletak di belakang carotid sheeth. Arteri ini membelok ke medial setinggi kartilago krikoid dan vertebra servikal ke-6. Ballenger,2001
Gambar : Perdarahan dan inervasi kelenjar tiroid
Micheau,2010
Kelenjar tiroid mendapat inervasi saraf simpati yang berasal dari ganglion servikalis yang berjalan bersama dengan arteri, saraf ini berperan dalam mengatur aliran darah sesuai kebutuhan produksi hormon.
Nervus
laringeus
di
belakang
tiroid
menyusuri
sulcus
trakeoesofagikus sepanjang jugular chain, terdiri dari cabang eksterna
Hal 6
Referat Karsinoma Tiroid
Edited by dr.Hilmiyah Syam
laringeus superior yang menginervasi musculus krikotiroid, yang akan menegangkan korda vokalis dengan mendorong bagian dari kartilago tiroid, cabang interna laringeus superior yang masuk dan menginervasi mukosa laring, nervus rekuren laringeus inferior yang perjalanannya disebelah kanan dan kiri berbeda. Nervus rekuren laringeus inferior kanan langsung menyilang dari lateral ke medial, sedangkan yang kiri masih turun dulu sampai arcus aorta baru kemudian kembali ke cranial melalui sulcus trakeoesofageal.
Sabiston,1991
Persarafan kelenjar berasal dari system saraf otonom. Saraf simpatis berasal dari ganglion servikal dan memasuki kelenjar bersama dengan pembuluh darah. Saraf parasimpatis melalui saraf-saraf otonom nervus vagus dan bersama-sama masuk ke kelenjar dengan nervus laring. Ballenger,2001
Histologi Sel-sel sekretorik utama tiroid tersusun menjadi gelembunggelembung berongga, yang masing-masing membentuk unit fungsional yang disebut folikel. Dengan demikian sel-sel sekretorik ini sering disebut sebagai sel folikel. Pada potongan mikroskopik, folikel tampak sebagai cincin-cincin sel folikel yang meliputi lumen bagian dalam yang dipenuhi koloid, yaitu bahan yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan ekstrasel “pedalaman” untuk hormone-hormon tiroid. Sherwood,2001
Gambar : Histologi Tiroid Harper,2008
Hal 7
Referat Karsinoma Tiroid
Edited by dr.Hilmiyah Syam
Konstituen utama koloid adalah molekul besar molekul besar dan kompleks yang dikenal sebagai tiroglobulin, yang didalamnya berisi hormon-hormon tiroid dalam berbagai tahapan pembentukannya. Sel-sel folikel menghasilkan 2 hormon yang mengandung iodium, yang berasal dari asam amino tirosin: tetraiodotironin (T4 atau tiroksin) dan triiodotironin (T3). Awalan tetra dan tri serta angka 3 dan 4 menandakan jumlah atom iodium yang masing-masing terdapat di dalam setiap molekul hormon. Kedua hormone ini, yang secara kolektif disebut sebagai hormone tiroid, merupakan regulator penting bagi laju metabolisme basal keseluruhan. Sherwood,2001
Di
ruang
interstisium
diantara
folikel-folikel
terdapat
sel-sel
sekretorik jenis lain, yaitu sel c (disebut demikian karena mengeluarkan hormone peptide calsitonin) yang berperan dalam metabolisme kalsium. Sherwood,2001
Fisiologi Pemantauan terhadap sekresi tiroid dilakukan oleh sel basofilik hipofise yang mengeluarkan TSH (Thyroid Stimulating Hormone). Melalui beberapa seri lingkaran umpan balik negatif, hipotalamus dan kelenjar hipofise memantau kelenjar tiroid dengan mengatur jumlah TSH yang dikeluarkan oleh hipofise. Langkah penting pada biosintesis hormone tiroid ialah pengikatan yodium dan konversi menjadi ikatan yodium organic. Hasil akhir dari langkah ini adalah triyodotironin (T3) dan tiroksin (T4). Kedua yodida ini disimpan dalam bentuk tiroglobulin, ikatan koloid utama dalam folikel tiroid. Di dalam aliran darah, kebanyakan T3 dan T4 terikat untuk mengangkut protein, tetapi masih dalam keadaan seimbang dengan T3 dan T4 bebas. T3 dan T4 bebas adalah komponen aktif yang mengontrol metabolism sel dan merupakan umpan balik dari hipotalamus ke hipofise. Hipotalamus mengawasi kadar T3 dan T4 dan mengatur
Hal 8
Referat Karsinoma Tiroid
Edited by dr.Hilmiyah Syam
sekresi TSH dengan mengeluarkan TRF (Thyrotropin Release Factorfaktor pelepas tirotropin). Ballenger,2001 Ada macam-macam obat yang juga mempengaruhi sekresi tiroid dengan mengganggu reaksi biosintesis T3 dan T4. Jumlah yodium dalam makanan sangat berpengaruh pada kelenjar yang tergantung keadaan kelenjar dan jumlah relatif yodium yang dapat diperoleh kelenjar. Karenanya kekurangan yodium dalam makanan dapat menyebabkan efek goitrogenik. Obat lain seperti lithium, yang menghalangi pengikatan yodium dan penglepasan hormone juga mempunyai pengaruh terhadap hormone
tiroid.
Propyltiouracil
menghalangi
reaksi
oksidasi
yang
membentuk T3 dan T4. Sulfonamide, phenytoin dan nitrophenal juga mempunyai reaksi antitiroid. Ballenger,2001 PATOGENESIS Ada dua sel utama yang diduga merupakan pencetus munculnya karsinoma tiroid .Yang pertama adalah sel yang menghasilkan sel folikular yang disebut dengan predominan sel dan yang kedua adalah
yang
menghasilakn parafolikular sel atau yang disebut dengan C sel, disebut demikian sebab sel tersebut mengahasilkan hormone peptide yang disebut dengan Calcitonin. Sel folikullar
adalah sel yang paling sering
menimbulkan adanya keganasan, kurang lebih antara 80% - 90%, sedangkan C sel hanya sekitar 5% - 10% dapat berubah kearah keganasan.
Yang cukup berperan
pada gangguan molekular genetik
adalah adanya teraktivasinya ret protoonkogen. Randolph 2003,Lawlani
2007
Ret protoonkogen adalah ekson gen yang terletak pada ikatan kromosom 10 yang merupakan kode reseptor untuk enzim tironsikinase. Sel ret protoonkogen ditemukan secara kebetulan pada tahun 1986 pada skrining tumor yang dihubungkan dengan adanya perubahan rantai DNA pada tumor. Sel ret protoonkogen yang pertama kali diidentifikasi adalah adanya perubahan rantai DNA pada karsinoma tiroid papiler Randolph, 2003
Hal 9
Referat Karsinoma Tiroid
Edited by dr.Hilmiyah Syam
Penyebab timbulnya keganasan tiroid pada umumnya tidak diketahui. Namun, pasien yang kelenjar tiroidnya telah terkena dosis rendah dari terapi radiasi memiliki
peningkatan risiko untuk mengarah
terjadinya kanker tiroid. Secara umum, ada periode laten yang panjang (> 20 tahun) antara paparan radiasi dan terjadinya karsinoma. Anak-anak yang menerima radiasi pengion (sebagai sedikit sebagai 10 cGy) lebih mungkin untuk mengakibatkan terjadinya karsinoma tiroid di kemudian hari daripada orang dewasa yang menerima jumlah yang sama dari radiasi pengion.Tenaga medis yang sering terkena radiasi memiliki prevalensi lebih tinggi untuk terjadinya keganasan tiroid.Lalwani,2007 Asupan diet rendah yodium tidak meningkatkan kejadian kanker tiroid secara keseluruhan. Namun populasi dengan asupan yodium rendah makanan memiliki proporsi yang tinggi dan karsinoma anaplastik folikel. Sharma, 2011
Pemeriksaan Fisik Biasanya, satu-satunya gejala yang diduga sebagai keganasan pada pasien dengan kanker tiroid adalah adanya massa tiroid teraba atau serviks
kelenjar getah bening
yang membesar . Terkadang, pasien
datang dengan gejala dan tanda-tanda lebih bermasalah, yang
perlu
diwaspadai untuk kemungkinan kondisi ganas. Gejala dan tanda tersebut misalnya suara serak, nyeri lokal disfagia, sesak napas, hemoptisis, dan nodul atau massa
pada leher. Meskipun gejala-gejala ini juga dapat
terjadi dengan penyakit jinak munculnya gejala tersebut dapat menjadi kecurigaan pertumbuhan ganas.Lalwani,2007 Nodul tiroid soliter dapat bervariasi dari lembut hingga keras. Nodul keras dan menetap lebih sugestif keganasan daripada nodul yang terasa kenyal. Karsinoma tiroid biasanya tidak nyeri tekan untuk palpasi. Massa serviks perusahaan sangat sugestif dari metastasis kelenjar getah bening
Hal 10
Referat Karsinoma Tiroid
Edited by dr.Hilmiyah Syam
regional. Kelumpuhan vokal menyiratkan keterlibatan nervus laringeal rekuren. Sharma ,2011 Pada pasien dengan
hipotiroid atau hipertiroid, gondok nodular
yang difus jarang terlihat di leher pada pemeriksaan biasa. Pasien mungkin memiliki kelainan suara. Pasien dengan hipotiroidisme dengan infiltrasi mixedematous dari pita suara akan memiliki suara serak. Di sisi lain akibat tekanan atau infiltrasi tumor akan menimbulkan kelumpuhan nervus laryngeal rekuren yang mengakibatkan paralisis pita suara,suara yang akan terdengar biasanya mendesah, nyaris tak terdengar. Dalam keadaan
lain,
suara
mungkin
memiliki
kualitas
yang
parau,
ini
menandakan adanya obstruksi dari lorong aerodigestive, biasanya pada tingkat dasar lidah. Sindrom Horner biasanya didapatkan dengan penyakit tiroid baik jinak atau ganas. Pembengkakan wajah dan distensi vena jugularis dapat menandakan obstruksi vena kava superior dari penyakit tiroid jinak atau ganas substernal. Pemberton sign dapat ditemukan pada pasien dengan gondok besar. Pemberton sign yang dilihat dengan cara meminta pasien memperpanjang kedua lengan ke atas kepala untuk mengamati wajah eritema, bengkak atau distensi vena jugularis yang mengindikasikan obstruksi saluran masuk cervicothoracic. Cummings,2005 Pemeriksaan fisik pasien dengan kanker tiroid kemungkinan harus mencakup pemeriksaan menyeluruh dari kepala dan leher. Laringoskopi adalah penting untuk mengevaluasi fungsi pita suara karena kanker invasif dapat menyerang saraf laring berulang dan menyebabkan kelumpuhan pita suara. Penting untuk mendokumentasikan setiap kelainan
fungsional
yang
didapatkan
pada
pita
suara
sebelum
tiroidektomi. Lalwani, 2007 DIAGNOSA FNA biopsi adalah tes diagnostik yang sangat akurat dan merupakan tes diagnostik utama untuk evaluasi nodul tiroid. Faktor yang
Hal 11
Referat Karsinoma Tiroid
Edited by dr.Hilmiyah Syam
paling penting yang mempengaruhi keakuratan FNA untuk nodul tiroid adalah pengalaman dari klinisi itu sendiri dan kecukupan dari spesimen sitopatologik.. Jika biopsi FNA dianggap tidak cukup, harus diulang.
Lawlani,
2007
Beberapa penulis merekomendasikan melakukan setidaknya 3 aspirasi untuk memastikan kecukupan spesimen dan untuk meminimalkan hasil negatif palsu . penggunaan ultrasonografi dapat membantu untuk meningkatkan keakuratan FNAB. Danese dkk melaporkan peningkatan angka negatif palsu dengan FNAB palpasi dibandingkan dengan dipandu ultrasonografi.
Sharma, 2011
Pasien dengan neoplasma tiroid biasanya eutiroid. Namun, hormon thyroid-stimulating serum (TSH) dan kadar kalsium serum harus diperiksa sebelum operasi dalam rangka untuk menentukan fungsi tiroid dan paratiroid.Lawlani, 2007 Hasil FNAB menentukan langkah berikutnya dalam mengelola nodul tiroid. Diagnosis definitif diperoleh dalam sebanyak 50% dari biopsi ulang. Pasien yang temuannya nondiagnostic meskipun biopsi ulang dapat menjalani operasi lobektomi untuk diagnosis jaringan, atau mereka dapat dipantau secara klinis. Dalam situasi ini, scan radioiod dapat berguna untuk menentukan status fungsional nodul.
Sharma, 2011
Hasil diagnosa dengan keganasan memerlukan intervensi bedah. Papiler tiroid karsinoma dan karsinoma hanya
tiroid medullar
sering positif
dengan identifikasi berdasarkan hasil FNAB saja. Pada pasien
dengan karsinoma, perencanaan bedah definitif dapat dilakukan di awal. Namun, hampir mustahil untuk membedakan adenoma folikular dari karsinoma
folikular
berdasarkan
temuan
FNAB.
Pasien
dengan
neoplasma folikular, seperti yang ditentukan dengan hasil FNAB, harus menjalani operasi untuk lobektomi tiroid untuk diagnosis jaringan. Pasienpasien ini memerlukan tiroidektomi lengkap jika keganasan yang
Hal 12
Referat Karsinoma Tiroid
Edited by dr.Hilmiyah Syam
ditemukan di review patologi. Ada beberapa kontroversi mengenai tingkat tiroidektomi (tiroidektomi total, tiroidektomi subtotal, atau lobektomi) untuk diagnosis patologis tertentu.Sharma,2011 Komplikasi FNAB umumnya kecil. Komplikasi yang paling umum adalah hematoma kecil, ekimosis, dan ketidaknyamanan lokal. Hematoma klinis yang signifikan dan pembengkakan sangat jarang. Tusukan biopsi yang mengenai trakea, arteri karotis, vena jugularis atau biasanya tidak menyebabkan masalah klinis yang signifikan dan dikelola dengan kompresi lokal. . Sharma, 2011 Pencitraan radionuklida Jika biopsi FNA tidak cukup untuk menetukan pencitraan
lain
dapat
digunakan
untuk
diagnosis, studi
membantu
menentukan
kemungkinan nodul tiroid yang ganas. Pencitraan radionuklida dengan radioiod (131I) menunjukkan kemampuan untuk berkonsentrasi nodul tiroid. Nodul yang secara aktif berkonsentrasi yodium radiolabeled dianggap "hot" nodul. Hampir semua "hot" nodul (99,6%) adalah jinak. "cold" nodul, yang tidak mengambil 131I radioiod, lebih mungkin menjadi ganas. Lawlani, 2007 Penentuan karsinoma tidak dapat hanya didasarkan pada scan radioiod. Oleh karena itu, radioiod scan biasanya kurang membantu untuk evaluasi rutin nodul tiroid. Dalam kondisi tertentu, penggunaan radioiod dapat berarti sebagai diagnostik, ketika hasil FNAB.Sharma, 2011 Pencitraan radioiod dapat membantu dalam menentukan status fungsional suatu nodul. Nodul nonfunctional tidak mengambil radiolabeled iodin-123 dan muncul sebagai titik-titik „cold” di tiroid (“cold”nodul. Nodul hiperfungsional
mengambil radioiod dan muncul sebagai “hot” spot
(“hot”nodul ). “Hot” Nodul mirip dengan jaringan sekitarnya yang normal tiroid. “Hot” nodul secara historis dianggap jinak, sehingga tidak memerlukan evaluasi lebih lanjut untuk keganasan. Namun, dalam review Hal 13
Referat Karsinoma Tiroid
5000
pasien
yang
Edited by dr.Hilmiyah Syam
menjalani
tiroidektomi
terlepas
dari
temuan
radioimaging, Ashcraft dan Van Herle (1981) menemukan bahwa 4% dari “hot”nodul mengarah ke arah keganasan. Sharma, 2011 Utrasonografi Ultrasonografi adalah salah satu pencitraan yang paling umum digunakan untuk mengevaluasi penyakit tiroid.pemeriksaan ini noninvasif memungkinkan evaluasi yang akurat dari kelenjar tiroid. Namun, kegunaan USG untuk membedakan antara nodul ganas dan jinak terbatas. Mikrokalsifikasi dicatat pada sonogram berhubungan dengan keganasan tiroid. Ultrasonografi sangat sensitif untuk nodul tiroid dan dapat menggambarkan nodul hanya beberapa milimeter dalam ukuran. Penggunaan USG-dipandu FNAB dapat berguna untuk biopsi kecil atau sulit-untuk-meraba nodul tiroid serta untuk FNAB dari nodul pada anakanak. USG juga dapat berguna untuk pengukuran akurat dari nodul tiroid yang sedang dipantau secara berseri. USG dapat membedakan lesi kistik dari padat secara akurat menemukan dan mengukur nodul. Ini menentukan apakah nodul soliter atau merupakan bagian dari kelenjar multinodular. Dengan menggunakan pemeriksaan USG serial, seseorang dapat
memantau
mengidentifikasi
perkembangan
kekambuhan.
penyakit,
USG
juga
respon mampu
terapi,
dan
meningkatkan
keakuratan FNA untuk lebih dari 95% dengan memastikan posisi jarum dalam lesi selama aspirasi. Sharma 2011,Bayley 2006 MRI dan CT Scan Untuk
evaluasi lebih lanjut dengan menggunakan Magnetic
Resonance Imaging (MRI) penting untuk menentukan sejauh mana metastasis regional di kanker tiroid,. Secara umum, computed tomography (CT) scan dengan kontras harus dihindari karena bahan kontras iodinasi dapat mengganggu dengan pemindaian 131I berikutnya atau terapi. Sharma,2011
Hal 14
Referat Karsinoma Tiroid
Edited by dr.Hilmiyah Syam
Dalam evaluasi dari kelenjar tiroid, CT
Scan adalah sangat
berguna dalam mengidentifikasi dan menggambarkan sepenuhnya dari setiap limfadenopati servikal dan hubungan dari tiroid sekitarnya visera serviks. CT Scan dengan menggunakan zat kontra
harus digunakan
secara tepat karena kontras iodinasi dapat mengganggu fungsi tiroid dengan pengujian, scanning, dan pengobatan yodium radioaktif hingga 6 sampai 8 minggu. Hal ini juga dapat memprovokasi hipertiroidisme dengan goiter multinodular dan hipertiroidisme subklinis karena paparan yodium yang cukup besar. Jika perlu, CT harus dilakukan tanpa pemberian intravena (IV) atau kontras gadolinium MRI ditingkatkan dapat dilakukan. Sangat direkomendasikan penggunaan CT pencitraan dari setiap pasien yang menyajikan terkait dengan limfadenopati pada pemeriksaan atau USG, dan setiap pasien yang FNA kembali positif untuk karsinoma papiler. Kami menggunakan USG untuk menilai kelenjar leher pusat dan CT Scan untuk informasi mengenai hubungan tiroid untuk visera leher pusat maupun status nodal leher lateral. USG dan CT digunakan untuk membuat peta nodal pra operasi yang mengarahkan diseksi nodal pada saat tiroidektomi.Bailey, 2006 Clinical Evaluation of Thyroid Nodules
awan,
Low Risk
High Risk
History
Family history of goiter
Family history of medullary cancer History of head and neck radiation Recent growth of nodule Hoarseness, dysphagia
Epidemiology
Older woman
Young adult, male, or child
Physical exam
Soft nodule Multinodular goiter
Solitary, firm nodule Vocal cord paralysis Firm lymph nodes
Serum factors
High titer of thyroid antibodies, hyper- or hypothyroidism
I Thyroid scan
"Hot nodule"
"Cold nodule"
Ultrasound of thyroid
Pure cystic lesion
Solid or semicystic lesion
Thyroxine therapy
Regression
Increase in size of mass
Hal 15
Referat Karsinoma Tiroid
Edited by dr.Hilmiyah Syam
STAGING Secara umum ada tiga pembagian stage untuk well-differentiated thyroid carcinoma yaitu sistem MAICS, TNM, and AMES. MAICS staging system dinilai berdasarkan
Metastasis, Age(
umur), Invasion, Completeness (of surgical resection), and Size (ukuran tumor). Sistem ini memprediksi rata-rata kemampuan bertahan MAICS Scoring System Prognostic Variables
Score
Presence of distant Metastasis
Yes = 3, No = 0
Age at the time of diagnosis
< 39 years = 3.1, > 40 = 0.08 x age
Invasion beyond the thyroid gland
Yes = 1, No = 0
in Complete surgical resection
Yes = 1, No = 0
Size of the tumor
0.3 x size in centimeters
20-year survival rate according to MAICS score. MAICS Score
< 6.00
6.00 –6.99
7.00 –7.99
> 8.00
20-year survival
99%
89%
56%
24%
TNM staging system didasarkan pada rekomendasi Joint Committee on Cancer (AJCC)
American
sistem ini disusun berdasarkan
Tumor size, Nodal metastasis, and distant Metastasis TNM Staging System for Well-Differentiated Thyroid Carcinoma Stage Age < 45 Age > 45
Incidence of Local Incidence of Distant Mortality Recurrence Recurrence
I
Any Any M0
T T1 N0 M0 N
5.5%
II
Any Any M1
T T2 or T3 N0 7% N M0
III
n/a
IV
n/a
2.8%
1.8%
7%
11.6%
T4 N0 M0 Any 27% T Any N M1
13.5%
37.8%
Any T Any N 10% M1
100%
90%
Hal 16
Referat Karsinoma Tiroid
Edited by dr.Hilmiyah Syam
Keterangan : Primary Tum or (T)
TX : Jika Tumor primer tidak dapat dinilai T0 : Tumor primer T1 :Tumor 2 cm atau kurang dalam dimensi terbesar terbatas pada tiroid(Gambar8.2) T2 : Jika Tumor lebih dari 2 cm tetapi tidak lebih dari 4 cm terbatas pada tiroid T3 : Tumor lebih dari 4 cm dalam dimensi terbesar terbatas pada tiroid atau setiap tumor dengan ekstensi extrathyroid minimal (misalnya, ekstensi untuk otot sternothyroid atau jaringan lunak perithyroid) T4a
: jika ukuran tumor meluas hingga kapsula eksterna
tiroid untuk
menyebar ke jaringan lemak subkutan, laring, trakea, esofagus, atau saraf laryngeal rekuren. T4b : Tumor menginvasi fasia prevertebral atau melukai arteri karotis atau mediastinum Semua karsinoma anaplastik dianggap tumor
dengan ukuran T4.
T4a : karsinoma anaplastik pembedahan Intrathyroidal dioperasi T4b : karsinoma anaplastik-pembedahan Extrathyroidal dioperasi
Regional Lym ph Nodes (N)
Kelenjar getah bening regional adalah kompartemen pusat, serviks lateral, dan atas kelenjar getah bening mediastinum. NX: jika Daerah regional kelenjar getah bening tidak dapat dinilai N0 : Tidak ada metastasis N1 : sudah terjadi metastasis N1a : Metastasis keLeve lV (pretracheal , paratrakeal , dan prelaryngeal). N1b : Metastasis ke unilateral, bilateral, atau kontralateral serviks atau kelenjar getah bening mediastinum superior.
Distant Metastasis (M)
Hal 17
Referat Karsinoma Tiroid
Edited by dr.Hilmiyah Syam
MX : penyebaran metastasis tidak dapat dinilai M0: Tidak ada metastasis M1 : metastasis sudah menyebar AMES staging system menggunkan
Age(umur), Metastases,
Extent of the primary tumor, and Size of the tumor . Dalam sistem ini, pasien diklasifikasikan sebagai risiko rendah dengan tingkat mortalitas 1,8%, atau risiko-tinggi dengan tingkat mortalitas 46%. Lalwani, 2007 AMES Staging System Low Risk = 1.8% Mortality Rate
a wa n ,
High Risk = 46% Mortality Rate
Men < 41 years old and women < 51 years All patients with distant metastases old All patients without distant metastases All men > 41 years old and women > 51 All men > 41 years old and women > 51 years old with: years old with: 1. Intrathyroidal papillary carcinoma OR
1. Extra-thyroidal papillary carcinoma OR
2. Follicular carcinoma with minor capsular 2. Follicular carcinoma involvement AND capsular involvement
with
3. Primary tumor < 5 cm in diameter AND
AND/OR
4. No distant metastases
3. Primary cancer 5 cm in diameter
major
Jenis-jenis Karsinoma tiroid Karsinoma Papilar Bailey,2006 Gambaran
dari
karsinoma
tiroid
papilar
khususnya
yang
menampakkan massa yang berbeda-beda ukurannya, berbatas tegas, konsistensi keras, berwarna keputihan, dan permukaan granular tajam. Secara histologis, karsinoma ini berbentuk papilla dan memiliki perubahan inti sel yang cukup dikenal secara diagnostic. Gambaran inti sel termasuk ukuran serta konturnya yang tidak beraturan dan halus, lekuk inti sel yang dalam, serta pseudo inklusi yang berasal dari invaginasi sitoplasma.
Hal 18
Referat Karsinoma Tiroid
Edited by dr.Hilmiyah Syam
Karakteristik inti sel seperti ini memungkinkan diagnosis karsinoma tiroid papillar pada hapusan sitologi dihasilkan melalui biopsy FNA. Faktor risiko utama (22% kasus) karsinoma tiroid papilar adalah adanya riwayat paparan radiasi, khususnya pada bagian kepala dan leher pada waktu anak-anak. Umumnya Karsinoma tiroid papillaris
didapatkan pada wanita
muda dengan massa yang palpable di kelenjar tiroid atau teraba kelenjar limfe servikal.
Gambar : Karsinoma papilar pada tiroid: A.memperlihatkan struktur papilar yang tampak jelas, B.Contoh kasus yang mengandung bentuk papilar yang sempurna, C. dilapisi oleh sel dengan karakteristik nucleus yang tampak kosong, D. Memperlihatkan sel yang diambil dari FNA dari karsinoma papiler. Tampak badan inklusi intranukleus pada sebagian sel yang teraspirasi.
Kumar,2004
Karsinoma Folikularis Bailey,2006 Karsinoma tiroid folikularis meliputi 13% dari kasus karsinoma tiroid. Dan merupakan jenis karsinoma berdiferensiasi baik yang lebih agresif dibandingkan dengan karsinoma papillar.
Hal 19
Referat Karsinoma Tiroid
Edited by dr.Hilmiyah Syam
Gambaran karsinoma folikularis yaitu tumor soliter yang bervariasi ukuran dan memiliki permukaan berwarna coklat dengan kapsul fibrous yang tebal. Secara mikroskopis, terdapat invasi kapsular dan/atau vaskular yang membedakan lesinya dengan adenoma yang jinak. Sayangnya karena tidak ada karakteristik sitologi yang khas untuk karsinoma folikularis, diagnosis definitif dengan frozen section cukup sulit dan tidak mungkin dengan FNA. Dibanding karsinoma papillar, karsinoma folikular lebih umum didapatkan metastasis hematogen. Faktor resiko dari karsinoma folikular dihubungkan dengan paparan radiasi seperti halnya karsinoma papillar. Umumnya karsinoma folikular didapatkan sebagai massa atau nodul tunggal pada leher. Terdapat 1015% metastasis jauh saat diagnosis ditegakkan.
Gambar: Karsinoma folikular memperlihatkan invasi pada kapsul (tanda panah) Kumar,2004
Karsinoma Medular Kumar, 2004 Karsinoma medular dapat timbul sebagai nodul soliter atau lesi multiple yang mengenai kedua lobus tiroid. Pada kasus familial, sering ditemukan multisentrisitas. Lesi besar sering mengandung daerah nekrosis dan perdarahan serta dapat meluas menembus kapsul tiroid. Secara mikroskopis, karsinoma medular terdiri atas sel berbentuk
Hal 20
Referat Karsinoma Tiroid
Edited by dr.Hilmiyah Syam
polygonal hingga gelendong, yang mungkin membentuk sarang-sarang, trabekula dan bahkan folikel. Pada banyak kasus, endapan amiloid aselular, yang berasal dari molekul kalsitonin yang mengalami perubahan, terdapat pada stroma di sekitarnya dan merupakan gambaran khusus pada tumor ini. Kalsitonin mudah ditemukan, baik dalam sitoplasma sel tumor maupun di amiloid stroma dengan metode imunohistokimia. Salah satu gambaran unik pada karsinoma medular familial adanya hyperplasia sel c multisentrik di sekitar parenkim tiroid.
Gambar : Karsinoma medular tiroid. Tumor ini biasanya mengandung amiloid, yang disini tampak sebagai bahan ekstrasel homogen, berasal dari molekul kalsitonin yang dikeluarkan sel neoplastik
Kumar,2007
Karsinoma Anaplastik Bailey, 2006 Merupakan karsinoma dengan agresifitas yang tinggi, metastasis jauh umumnya ditemukan, dan terjadi lebih banyak ke paru-paru.; namun bagaimanapun penyebaran dapat terjadi pada organ yang lain seperti otak, tulang dan saluran cerna. Secara Mikroskopik, karsinoma ini ditandai dengan teridentifikasinya banyak tipe sel. Yang paling umum ialah spindle, sel raksasa, pleomorfik, fibrous malignan, histiositik dan sel berbentuk squamous.
Hal 21
Referat Karsinoma Tiroid
Edited by dr.Hilmiyah Syam
Penatalaksanaan Randolph
Hal 22
Referat Karsinoma Tiroid
Edited by dr.Hilmiyah Syam
Tiroidektomi Unilateral Randolph, 2003 Tatanama dari tiroidektomi bervariasi. Dimana nama dari tiap-tiap prosedur mewakili luasnya reseksi yang dilakukan. -
Lobektomi parsial, dilakukan pada kasus-kasus jarang, dimana suatu bagian dari lobus diangkat
-
Lobektomi, yaitu diangkatnya seluruh lobus dengan kapsulnya yang intak tanpa reseksi ismus
- Hemitiroidektomi,
yaitu
diangkatnya
seluruh
lobus,
disertai
pengangkatan kira-kira 50% ismus dan biasanya berhubungan dengan lobus piramidalis -
Tiroidektomi subtotal yaitu diangkatnya seluruh lobus beserta ismus dan pengangkatan sebagian lobus kontralateral, biasanya pada bagian medial.
-
Tiroidektomi near-total, yaitu diangkatnya seluruh seluruh jaringan tiroid kecuali disisakan beberapa gram pada satu sisi, yang khususnya dilakukan untuk membantu mempertahankan kelenjar paratiroid yang berdekatan atau pada kasus bedah hipertiroidisme hal ini dilakukan untuk mempertahakan pasien tetap eutiroid. Bagian sisa pada operasi tiroidisme near total untuk kasus malignansi,lebarnya kurang dari 10% dari ukuran lobus, umumnya seberat 2 gram atau kurang. Bagaimanapun jenis operasi ini tidak dianjurkan untuk kasus malignansi.
-
Tiroidektomi total, yaitu diangkatnya seluruh jaringan tiroid
-
Ismusektomi, yaitu diangkatnya seluruh ismus, khususnya sebagai teknik biopsi untuk limfoma tiroid atau karsinoma anaplastik Hemitiroidektomi (total unilateral, lobektomi ekstrakapsular dan
ismusektomi),
merupakan
prosedur
minimal
untuk
kanker
tiroid
berdiferensiasi baik unilobular.
Hal 23
Referat Karsinoma Tiroid
Edited by dr.Hilmiyah Syam
Lobektomi parsial untuk kanker tiroid tidak dianjurkan, karena reoperasi pada bagian yang sebelumnya dipotong sangat beriko untuk nervus laringeus rekurens dan kelenjar paratiroid Tiroidektomi Bilateral Randolph, 2003 Tiroidektomi total merupakan tindakan bedah terpilih untuk pasienpasien dengan kanker tiroid berdiferensiasi jika prosedur operasinya dapat dilakukan secara aman, dengan tingkat komplikasi yang rendah. Perdebatan seputar apakah akan melakukan
lobektomi atau
tiroidektomi total terjadi pada kasus dengan resiko rendah. Hal ini dikarenakan tingkat mortalitas dan rekurensi yang rendah pada kasus ini. Mereka yang memilih melakukan lobektomi berpendapat bahwa prosedur tersebut sudah cukup. Namun ahli bedah lainnya yang memilih melakukan tiroidektomi total yakin bahwa tiroidektomi total merupakan tindakan bedah yang dibutuhkan, hal ini terutama karena pada pasien resiko rendah dengan rekurensi, sebanyak 30% hingga 50% diantaranya akan meninggal karena kanker tiroid. Dalam rangkaian retrospektif yang luas, pasien yang sebelumnya menjalani tiroidektomi total atau near-total dengan terapi radioaktif iodin dan supresi TSH post operasi, memiliki tingkat rekurensi yang lebih rendah dan survival yang lebih baik dibanding pasien yang tidak menjalani prosedur tersebut. Dengan pertimbangan keamanan kelenjar paratiroid dan nervus laringeus rekurens pada sisi awal pemotongan, membuat seorang ahli bedah melakukan reseksi pada sisi kontralateral untuk menjaga jaringan paratiroid dan nervus laringeus rekurens. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, teknik ini aman jika nervus laringeus rekurens dapat terlihat, sebuah clamp tidak boleh ditempatkan pada daerah yang relatif tidak jelas pada parenkim tiroid. Tindakan reseksi bilateral subtotal tampaknya mengalami keterbatasan pada reseksi tiroid pada kasus-kasus malignansi, Hal 24
Referat Karsinoma Tiroid
Edited by dr.Hilmiyah Syam
karena ahli bedah tidak boleh memotong sepanjang jaringan tiroid yang berdekatan dengan kanker atau dicurigai kanker. Pembedahan Tiroidektomi total dengan reseksi lobus piramidalis dan leher tengah Pasien dibaringkan dengan posisi semi Fowler dengan bahu dinaikkan dan leher diekstensikan. Insisi mengikuti garis kulit kira-kira dua jari di atas kepala supraklavikula. Jabir kulit standar diangkat sampai di atas batas kartilago krikoid sebagai batas atas dan klavikula sebagai batas bawah. Lobus tiroid dilepaskan secara tumpul dari perlekatan inferolateral dan dilakukan pencarian nervus rekurens pada segitiga yang dibentuk oleh lobus tiroid, trakea dan selubung karotis. Setelah identifikasi terhadap nervus dibuat dengan pasti, maka dilakukan diseksi tumpul di atas nervus. Jangan melakukan jepitan atau ikatan pembuluh darah besar atau yang diduga sebagai pembuluh darah besar sebelum identifikasi nervus dipastikan. Sementara diseksi dilakukan menuju ke atas, lobus diputar ke medial, harus hati-hati agar tidak meregangkan atau menarik nervus rekurens.
Ballenger,1997
Harus digunakan diseksi tumpul sampai nervus terlihat masuk ke dalam laring. Pada saat ini kutub superior dilonggarkan, diseksi tetap rapat dengan kelenjar untuk mencegah kerusakan pada nervus laring superior. Disini lebih baik melakukan diseksi tumpul daripada menjepit secara buta jaringan pada kutub superior dengan klem siku. Setelah pembuluh-pembuluh darah kutub superior diikat, ismus dibelah dan kelenjar
dilepaskan
secara
tajam
dari
trakea,
dengan
selalu
memperhatikan nervus rekurens, tidak lepas dari pandangan. Ballenger, 1997 Frozen Section penting dalam memutuskan tindakan ini apabila kanker tiroid belum dapat dibuktikan sebelum pembedahan. Jika diagnosis ditegakkan
berdasarkan
Permanent
Section,
maka
penyelesaian
tiroidektomi dilakukan 4-8 minggu kemudian. Lore, 2005 Hal 25
Referat Karsinoma Tiroid
Edited by dr.Hilmiyah Syam
Diseksi leher ( biasanya dimodifikasi)Lore, 2005 Tindakan ini dilakukan pada kondisi : 1. Jika terdapat bukti adanya metastasis ke kelenjar servikal lateral berdasarkan pemeriksaan fisis dan/atau pencitraaan (CT atau MRI)- jika memungkinkan dikonfirmasi dengan FNA. Jika aspirasi dari
kelenjar
lateral
serosanguinous,
kemungkinan
90-99%
metastasis jika berwarna kekuningan. 2. Jika ada kelenjar yang membesar secara signifikan pada diseksi leher tengah, dan terdapat bukti penting lain dari penyakit. Diseksi radikal leher ini dilakukan jika leher telah terkena sebelumnya dan/atau telah terjadi invasi ke kelenjar limfe luar yang signifikan. Reseksi otot-otot jika terinvasi tumor Lore,2005 Musculus
Sternohyoideus,
bagaimanapun,
sering
ditranseksi
pada
insersio superiornya untuk memfasilitasi penanganan pada bagian atas dari lobus tiroid. Reseksi dari Trakea, laring, esophagus dan hipofaring
Lore, 2005
Tindakan ini pada awalnya sangat jarang dilakukan. Namun reseksi ini dilakukan sebagai penganan post operatif jika terapi I 131 gagal.
Hal 26
Referat Karsinoma Tiroid
Edited by dr.Hilmiyah Syam
Komplikasi post operatif yang dapat terjadi :
Lore,2005
Perdarahan dan Hematom Perdarahan jarang terjadi post tiroidektomi namun masih merupakan faktor resiko penting yang berhubungan dengan operasi. Perdarahan kemungkinan disebabkan oleh hipertensi vena, pembesaran kelenjar dengan vaskularisasi yang meningkat serta posisi kelenjar yang substernal
atau
intrathorax.
Perdarahan
dapat
dicegah
dengan
memperhatikan setiap detail dari pembedahan dengan inspeksi yang hatihati dengan maneuver valsava pada saat operasi.
Hal 27
Referat Karsinoma Tiroid
Edited by dr.Hilmiyah Syam
Seroma Ada banyak kondisi pembedahan yang merupakan predisposisi bagi terbentuknya seroma, diantaranya operasi tiroid bilateral, khususnya jika reseksi subtotal tiroid dilakukan atau setelah pengangkatan goiter yang besar. Seroma, jika cukup besar dapat diaspirasi. Seroma yang disertai infeksi membutuhkan drainase yang adekuat dan segera Infeksi Infeksi luka operasi tiroid atau paratiroid tidak umum terjadi. Jenis operasi ini dianggap sebagai prosedur yang “bersih”, dan antibiotik profilaksis tidak diindikasikan. Cedera N.laryngeus rekurens Beberapa faktor telah dianggap berperan dalam peningkatan insiden cederanya N.laryngeus rekurens diantaranya operasi di SSG, luasnya reseksi tiroid, pengalaman ahli bedah, perbaikan dari pembedahan tiroid atau paratiroid dan keganasan. Cedera N.Laryngeus superior Karena sulitnya identifikasi dengan laringoskop, insiden sebenarnya dari cedera N.laryngeus superior sulit dinilai secara kuantitatif. Satu-satunya terapi untuk cedera N.laryngeus superior adalah terapi bicara Hipokalsemia Satu dari komplikasi yang paling umum dari pembedahan tiroid dan paratiroid adalah hipokalsemia postoperative yang dipengaruhi oleh luasnya reseksi, diseksi bagian tengah, kasus revisi, pembedahan dalam SSG, karsinoma atau penyakit Grave‟s.
Hal 28
Referat Karsinoma Tiroid
Edited by dr.Hilmiyah Syam
PROGNOSIS Prognosis dari kanker tiroid bergantung dari jenis kanker tiroid itu sendiri.
Prognosis
pementasan
awal
keseluruhan dan
kanker
kecukupan
tiroid
adalah
pengobatan.
dinilai
Tabel
oleh
dibawah
menggambarkan sistem TNM staging serta tingkat kelangsungan hidup. Dalam sistem ini, pementasan ini terkait dengan usia pasien, mengakui bahwa untuk pasien yang lebih muda dari 45 tahun pada saat diagnosis, tumor papiler relatif lamban. Tahap 1 pasien memiliki tingkat ketahanan hidup 5 tahun yang sangat baik dari 99% dan 10-tahun tingkat kelangsungan hidup dari 98%.
Lawlani, 2007
TNM Staging dan tingkat kelangsungan hidup untuk Dewasa dengan karsinoma tiroid diobati dengan tepat Stage
Usia
Kelangsungan hidup hingga umur 5 tahun
Kelangsungan hidup hingga umur 10 tahun
1
Umur di bawah 45: any T, any N, no M
99%
98%
99%
85%
95%
70%
80%
61%
Diatas 45: T < 1 cm, no N, no M 2
Dibawah 45: any T, any N, any M Over 45: T > 1 cm, no M, no M
3
Over 45: T beyond capsule, no N, no M Dengan T, regional N, no M
4
diatas 45: any T, any N, any M
Pengobatan yang memadai, termasuk jenis operasi, pengobatan dengan
radioaktif, dan L-tiroksin yang memadai , juga mempengaruhi
prognosis. Pasien dengan tumor> 1 cm yang menerima tiroidektomi parsial memiliki tingkat resiko kematian 2 kali lebih besar daripada pasien
Hal 29
Referat Karsinoma Tiroid
Edited by dr.Hilmiyah Syam
yang menjalani tiroidektomi total. Pasien yang tidak pernah mengalami radioablation memiliki resiko tingkat kematian meningkat dua kali lipat pada 10 tahun dibandingkan dengan pasien yang menerima radioablation. Terapi supresi yang memadai mengurangi angka kematian tetapi harus dipikirkan terhadap kemungkinan efek samping dari takikardia, aritmia, angina, dan osteoporosis. Lalwani, 2007 Karsinoma tiroid anaplastik yang resistan terhadap semua jenis pengobatan. Pengobatan paliatif dan termasuk isthmectomy untuk mencegah kompresi trakea, dan terapi sinar radioaktif
ditambah terapi
supresif L-tiroksin. Meskipun kemoterapi umumnya tidak efektif dengan karsinoma anaplastik, doxorubicin mungkin berguna pada pasien yang tidak dapat menjalani bentuk-bentuk lain dari terapi. Karsinoma anaplastik membawa prognosis yang sangat buruk karena agresivitas penyakit dan kurangnya respon terhadap pengobatan. Lawlani, 2007
Hal 30
Referat Karsinoma Tiroid
Edited by dr.Hilmiyah Syam
Hal 31
Referat Karsinoma Tiroid
Edited by dr.Hilmiyah Syam
DAFTAR PUSTAKA
Bailey Byron J., Johnson J.T, Diagnosis and Treatment of Thyroid and Parathyroid Disorder in Head and Neck Surgery- Otolaryngology, Volume Two, Fourth Editon, Lippincott Williams & Wilkins, 2006, pp 16324 Ballenger, John Jacob M.S, Bedah Kelenjar tiroid in Penyakit Telinga,Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher, Volume One, 13th Edition, Binarupa Aksara, 1997, pp 397-400 Cumming Charles W, Flint Paul W, Thyroid/Parathyroid in Cummings Otolaryngology Head and Neck Surgery, Fourth Edition, Elsevier Mosby, 2005, p 1 Harper, Williams, Thyroid Disorders, 2008, avalaible at http://www.drharper.ca/new_page_12.htm Hermans Robert, MD, Thyroid Gland in Head and Neck Cancer Imaging, Springer, 2006, p 283-4 Johnson, J.T., Victor L schramm, Thyroid Cancer in Decision Making in Otolaryngology, 1983, B.C Decker Inc, p 119 Kumar Vinay Md, Ramzi S Cotran, Stanley L Robbins,Robbins Buku Ajar Patologi, Volume Two, Seventh Edition, 2002, EGC, pp 820-23 Lalwani, Anil K, Mallignant Thyroid Neoplasms in Current Diagnosis and Treatment Otolaryngology Head and Neck Surgery, Second Edition, Mc Graw Hill, 2007, p 1 Lore, Medina, An atlas of Head and Neck Surgery, Fourth Edition, 2005, Elsevier, p 919 Micheau, Antoine, Anatomy of The Mediastinum: Illustration and Cross and Cross Sections, 2010, available at: http://www.imaios.com/en/e-Anatomy/Thorax-AbdomenPelvis/Mediastinum-Illustrations Pasha, R, MD, General Otolaryngology in Otolaryngology Head and Neck Surgery Clinical Reference Guide, 2000, Singular Thomson Learning, pp 127-8, 134-7
Hal 32