PENDAHULUAN Mual dan muntah merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pasien terkait pengobatan dan penyakit yang diderita. Pada pasien kanker, mual dan muntah menjadi momok sendiri pada pasien yang menjalani kemoterapi dan radiasi. Kondisi serupa juga sering ditemui pada pasien yang usai menjalani pembedahan pembedahan atau operasi. Ada 2 bagian saraf pusat yg mengatur reflex muntah di medula : 1. Pusat muntah terlibat pada proses muntah 2. Chemoreceptor Chemoreceptor trigger zone (CTZ) : pada area postrema di dasar ventrikel IV, dekat nuclei vagal Obat-obat antiemesis digunakan untuk mencegah atau menghentikan rasa mual dan muntah setidaknya 24 jam setelah pengobatan atau operasi. Antiemesis bekerja dengan cara menghambat zat kimia tertentu yang mengaktivasi mengaktivasi pusat mual dan muntah di otak. Untuk hasil terbaik, antiemesis diberikan sesaat sebelum tindakan kemoterapi atau radiasi. Obat untuk mengatasi muntah bisa tersedia dalam bentuk oral, suntikan atau suposituria. Bila muntah sangat berat, maka antiemesis diberikan tidak dalam bentuk sediaan oral. Ada beberapa kelas obat yang bisa digunakan sebagai antiemesis, di antaranya antihistamin, benzamida, kortikosteroid, benzodiazepine, penghambat penghambat reseptor neurokinin-1, hingga penghambat serotonin. Masing-masing obat memiliki kinerja berbeda. Antihistamin mencegah mual dan muntah dengan cara menghambat histamin dalam tubuh. Namun untuk pasien kemoterapi efeknya kurang kuat. Dari kelas benzamida misalnya metoklopramida, adalah antiemesis yang bekerja dengan menghambat dopamin. Dopamin merupakan bagian otak yang menjadi pusat muntah. Dalam dosis tinggi, obat ini juga bisa mempengaruhi serotonin pada lambung. Efek samping benzamida adalah bisa menyebabkan kejang, sering disebut sebagai efek samping ekstrapiramidal, biasanya pada usia di bawah 30 tahun.
1
Ada lagi obat yang bekerja pada area dopamine, yakni domperidone. Obat ini merupakan dopamine antagonis yang tidak benar-benar masuk ke sistem saraf pusat. Profil domperidone sebagai antiemesis mirip dengan metoklorpamida, namun
domperidone
memiliki
efek
ekstrapiramida
yang
lebih
ringan.
Domperidone diberikan dalam bentuk oral maupun parenteral. Pada orang sehat, domperidone akan mempercepat pengosongan cairan lambung dan meningkatkan tekanan oesophageal oesophageal sphincter bagian bawah. Domperidone efektif menghilangkan gejala dispepsia postprandial dan mual serta muntah karena berbagai sebab. Melalui beberapa studi obat ini lebih superior dibandingkan metoklopramida. Domperidone juga memiliki efek baik lainnya. Studi oleh Orlando dkk dari Departemen Pediatrik, Farmasi dan Perawat dari University of Western Ontario and St. Joseph's Health Care London, menunjukkan pemberian domperidone jangka pendek bisa meningkatkan produksi ASI pada perempuan yang memiliki kadar produksi ASI rendah
2
DOMPERIDONE MORFOLOGI
Nama dan Struktur Kimia
:5-Chloro-l-{l-[3-(2-oxobenzimidazolin-l:5-Chloro-l-{l-[3-(2-oxobenzimidazol in-lyl)propyl]-4-piperidyl}benzimidazolin-2-one. C22H24ClN5O2
Sifat Fisikokimia
: Serbuk warna putih atau hampir putih, polimorfisa. Praktis tidak larut dalam air, sedikit larut dalam alkohol dan metanol, larut dalam dimetilforfamide.
Gambar . Rumus Struktur Kimia Domperidone
FARMAKOKINETIK Absorpsi
Per oral : Bioavailabilitas 13-17%. Rendahnya bioavailabitas sistemik ini disebabkan disebabkan oleh metabolisme lintas pertama di hati dan metabolisme pada dinding usus. Pengaruh metabolisme pada dinding usus jelas terlihat pada adanya peningkatan bioavailabilitas dari 13% ke 23% jika Domperidon tablet diberikan 90 menit sebelum makan dibandingkan jika diberikan dalam keadaan perut kosong. Konsentrasi puncak dicapai dalam waktu 30-110 menit. Waktu untuk mencapai konsentrasi puncak lebih lama jika obat diminum sesudah makan. Per rektal : Bioavailabilitas Bioavailabilitas 12%. Konsentrasi puncak puncak dicapai dalam dalam waktu 1 jam.
3
Distribusi
91-93% terikat pada protein plasma. Volume distribusi : 5,71 L/kg
Metabolisme
Terutama di hati (metabolisme lintas pertama)
Eliminasi
Waktu paruh eliminasi : 7-9 jam. Sekitar 30% dari dosis oral diekskresi lewat urine dalam waktu 24 jam. Hampir seluruhnya diekskresi sebagai metabolit. Sisanya diekskresi dalam feses dalam beberapa hari, sekitar 10% sebagai bentuk yang tidak berubah.
Stabilitas Penyimpanan o
Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, suhu 15-30 C.
FARMAKODINAMIK
Domperidone merupakan antagonis dopamin yang mempunyai kerja anti emetik. Domperidone tidak mudah melewati sawar darah otak. Dalam penggunaan
domperidone,
terutama
pada
orang
dewasa,
efek
samping
ekstrapiramidal sangat jarang, tetapi domperidone menstimulasi pelepasan prolaktin dari hipofisis. Efek antiemetik dapat disebabkan oleh kombinasi efek periferal (gastroprokinetik) dengan antagonis terhadap reseptor dopamin di kemoreseptor “trigger zone” yang terletak diluar saluran darah otak di area postrema. Dopamin memfasilitasi aktivitas otot halus gastrointestinal dengan menghambat dopamin pada reseptor D1 dan menghambat pelepasan asetilkolin netral dengan memblok memblok reseptor D2. Domperidon Domperidon merangsang motilitas saluran cerna bagian atas tanpa mempengaruhi sekresi gastrik, empedu dan pankreas. Peristaltik lambung meningkat sehingga dapat mempercepat pengosongan lambung.
4
INDIKASI
Dispepsia yang disertai masa pengosongan lambung yang lambat, refluks esofagus. Rasa penuh di epigastrik dan abdomen; mual dan muntah, rasa punas di epigastrik dan retrosternal
Mual, muntah, sendawa karena berbagal sebab. Intoleransi saluran pencernaan karena kemoterapi kanker, digitalis, L-dopa dll. termasuk radioterapi;
patologi
organ-organ
abdomen;
gastrointestinal
(gastroenteritis) hepatobiiier, peritoneal, renal; patologi pediatrik karena kelainan fungsional (misalnya pilorospasme dan muntah siklik) maupun organik, intoksikasi, karena infeksi, diet atau asetonemia
DOSIS, CARA PEMBERIAN DAN LAMA PEMBERIAN
Dispepsia fungsional :
Dosis Usia Lanjut , dewasa dan anak-anak dengan berat badan lebih dari 35 kg : Per Oral : 10-20 mg sehari 3-4 kali dan jika perlu 10 – 20 20 mg, sekali sebelum tidur malam tergantung respon klinik; maksimal 80 mg per hari. Per rektal (supositoria) : 60 mg sehari 2 kali. Pengobatan jangan melebihi 12 minggu
Dosis anak-anak dengan berat badan kurang dari 34 kg / 15 - 34 kg (hanya untuk indikasi mual dan muntah) : Per Oral : 250-500 mikrogram/ kg sehari 3-4 kali; maksimal 2,4 mg/ kg per hari. Per rektal (supositoria) : 30 mg sehari 2 kali.
Anak-anak dengan berat badan kurang dari 15 kg tidak dianjurkan.
Mual dan muntah (termasuk ( termasuk yang disebabkan oleh levodopa dan bromokriptin):
Dewasa (termasuk usia lanjut): 10 - 20 mg, dengan interval waktu 4 - 8 jam.
Anak-anak (sehubungan kemoterapi kanker dan radio terapi): 0,2 - 0,4 mg/kgBB sehari dengan dengan interval waktu waktu 4 - 8 jam. Obat diminum 15 - 30 menit sebelum sebelum makan dan sebelum sebelum tidur malam. VOMETA FT FT dalam fast melting tablet, dapat ditelan tanpa air. bentuk fast
5
BENTUK SEDIAAN OBAT
Tablet/Film Coated Tablet 10 mg, Suspensi 5 mg / 5 ml, Sirup 5 mg / 5 ml, Oral drops 5 mg/ml Nama dagang DOM
Produsen
Lapi
Sediaan Tab Salut selaput 10 mg, Susp 5 mg/ 5 ml
Domedon Domet
Tempo Scan Pacific Hexpharm
Tab Salut selaput 10 mg, Susp 5 mg/ 5 ml Tab Salut selaput 10 mg, Susp 5 mg/ 5 ml
Dometa Dometic Galflux
Ikapharmindo Tab Salut selaput 10 mg, Susp 5 mg/ 5 ml Kalbe Farma Tab Salut selaput 10 mg, Susp 5 mg/ 5 ml Guardian Pharmatama Tab 10 mg
Gerdilium
Otto
Motilium
Janssen-Cilag
Tab Salut selaput 10 mg, Susp 5 mg/ 5 ml, Tetes 5 mg/ 5 ml Tab 10 mg, Sir 1 mg/ml
Novotil
Sandoz
Tab Salut selaput 10 mg
Tilidon Vometa Vometa FT
Interbat Dexa Medica Dexa Medica
Tab Salut selaput 10 mg, Susp 5 mg/ 5 ml Sir 1 mg/ml, Tetes 5 mg/ml Tab flash (cepat larut) 10 mg
Vomidone
Pharos
Vomistop
Gracia Pharmindo
Tab Salut selaput 10 mg, Susp 5 mg/ 5 ml, Tetes 5 mg/ 5 ml Tab Salut selaput 10 mg
Vomitas Vosedon Costil
Kalbe Farma Sanbe Pyridam
Tab Salut selaput 10 mg, Sir 5 mg/5 ml Tab 10 mg, Susp 5mg/5ml Tab 10 mg, Sir 5mg/5ml
KONTRAINDIKASI
Prolaktinoma, gangguan hati, dimana peningkatan motilitas gastrointestinal dapat berbahaya. Hipersensitif terhadap Domperidon.
PERINGATAN Kewaspadaan untuk penggunaan
Pasien dengan masalah keturunan yang jarang dari intoleransi galaktosa, kekurangan laktase Lapp atau malabsorpsi glukosa-galaktosa tidak dianjurkan menggunakan menggunakan obat ini.
6
Penggunaan selama menyusui
Jumlah domperidone domperidone yang yang diekskresikan diekskresikan dalam ASI diharapkan dapat kurang dari 7μg per hari pada rejimen dosis tertinggi yang direkomendasikan. Tidak diketahui apakah ini berbahaya pada bayi baru lahir. Oleh karena itu Domperidon tidak dianjurkan pada wanita menyusui.
Penggunaan pada bayi
Gejala esktrapiramidal jarang ditemukan. Karena fungsi metabolisme dan barier darah-otak tidak sepenuhnya berkembang pada bulan-bulan pertama kehidupan maka risiko neurologis kejadiannya lebih tinggi pada anak-anak. Oleh karena itu, dianjurkan bahwa dosis ditentukan secara akurat dan diikuti secara ketat pada neonatus, bayi, balita dan anak-anak kecil. Overdosis dapat menyebabkan gejala ekstrapiramidal pada anak, namun penyebab lainnya harus dipertimbangkan. Tablet tidak cocok untuk digunakan pada anak-anak dengan berat kurang dari 35 kg.
Penggunaan dengan gangguan hati
Domperidone dimetabolisme secara luas di hati sehingga Domperidon tidak boleh digunakan pada pasien dengan gangguan hati.
Renal insufisiensi
Pada pasien dengan insufisiensi ginjal berat (serum kreatinin> 6 mg/100 mL, yaitu> 0,6 mmol / L) half-life eliminasi-domperidone meningkat 7,4-20,8 jam, tetapi kadar plasma obat lebih rendah dari pada orang yang sehat. Sedikit obat yang diekskresikan melalui ginjal, kemungkinan bahwa dosis tunggal administrasi perlu disesuaikan pada pasien dengan insufisiensi ginjal. Namun, pada pemberian berulang, dosis frekuensi harus dikurangi sekali atau dua kali sehari tergantung pada tingkat keparahan penurunan, dan dosis mungkin perlu dikurangi. Seperti pasien pada terapi berkepanjangan harus ditinjau ulang secara teratur.
7
Penggunaan dengan Ketokonazol
Peningkatan sedikit interval QT (rata-rata kurang dari 10msec) dilaporkan dalam studiinteraksi studiinteraksi obat-obatan dengan oral ketoconazole. ketoconazole.
INTERAKSI DENGAN PRODUK OBAT LAINNYA Dengan Obat Lain
Analgesik opioid dan antimuskarinik memberikan efek antagonis terhadap efek
prokinetik
cytochrome
dari
P450
Domperidon.
isoenzyme
Domperidon
CYP3A4;
dimetabolisme
penggunaan
bersama
melalui dengan
Ketoconazole telah dilaporkan meningkatkan kadar plasma Domperidon 3 kali lipat dan sedikit penambahan penambahan panjang panjang interval QT.
Risiko aritmia pada
Domperidon juga meningkat jika digunakan bersama Ketoconazol. Inhibitor CYP3A4 yang poten seperti Erythromycin atau Ritonavir juga meningkatkan konsentrasi Domperidon, sehingga sebaiknya kombinasi ini dihindari. Absorpsi oral Domperidon menurun menurun jika sebelumnya diberikan Cimetidine 300 mg atau atau larutan
Sodium
bikarbonat.
Domperidon
merupakan
antagonis
efek
hipoprolaktinemia dari Bromkokriptin.
Dengan Makanan : -
PENGARUH Kehamilan
Kategori C. Tidak diketahui apakah Domperidon melewati plasenta. Data pada manusia masih terbatas, namun data pada hewan menunjukkan adanya risiko. Toksisitas berat yang terkait dengan dosis telah dilaporkan terjadi pada orang dewasa dan obat ini tidak disetujui oleh FDA untuk digunakan di USA. Pihak produsen menyarankan sebaiknya dihindari penggunaannya selama kehamilan.
8
Menyusui
Sejumlah kecil Domperidon diekskresikan melalui ASI, tetapi dilaporkan tidak ada efek samping pada bayi. Domperidon telah digunakan untuk menstimulasi produksi ASI karena kerjanya meningkatkan konsentrasi prolaktin. Data pada manusia masih terbatas. The American Academy of Pediatric menggolongkan menggolongkan obat ini dapat digunakan pada ibu menyusui. Meskipun demikian, karena Domperidon Domperidon berpotensi menimbulkan toksisitas yang yang serius pada ibu, disarankan untuk memilih alternatif lain yang lebih aman.
Hasil Laboratorium
Meningkatkan serum Thyroid Stimulating Hormone.
EFEK SAMPING OBAT
Gangguan gastrointestinal termasuk kram (jarang), efek ekstrapiramidal (sangat jarang), dan kemerahan pada kulit. Hiperprolaktinemia / terjadi peningkatan konsentrasi prolaktin plasma, yang menyebabkan galactorrhoea atau gynaecomastia
9
DAFTAR PUSTAKA
http://www.diskes.jabarprov.go.id/index.php.. http://www.diskes.jabarprov.go.id/index.php
http://balatif.com/index.php?option=com_c http://balatif.com/index.ph p?option=com_content&view=a ontent&view=article&id=26:domperid rticle&id=26:domperid one=7:obat-generik-berlogo&Itemid=15
Briggs, Drugs in Pregnancy and Lactation, 7th ed, 2005 Dewoto,Hedi R dan Melva L. 2007. Autokoid, Agonisdan Antagonisnya. In Farmakolohi dan Terapi Ed 5. Jakarta : Dept. Farmakologi dan Terapeutik FKUI Djay, Toen H dan Kirana R. 2002. Obat-Obat Penting Khasiat, Pengggunaan dan Efek-efek sampingnya Edisi Kelima. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi. Edisi 7. 2007/2008. Jakarta : PT. Infomaster Lisensi dari CMPMedica Sweetman Sean C. Martindale The complete Drug Reference. Thirty-fourth edition. 2005.London-Chicago 2005.London-Chicago : Pharmaceutical Press. 2005
10