BAB I PENDAHULUAN Air merupakan bagian terbesar pada tubuh manusia, persentasenya dapat berubah tergantung pada umur, jenis kelamin dan derajat obesitas seseorang. Pada bayi usia < 1 tahun cairan tubuh adalah sekitar 80-85% berat badan dan pada bayi usia > 1 tahun mengandung air sebanyak 70-75 %. Seiring dengan pertumbuhan seseorang persentase jumlah cairan terhadap berat badan berangsur-angsur turun yaitu pada laki-laki dewasa 50-60% berat badan, sedangkan pada wanita dewasa 50 % berat badan.1 Perubahan jumlah dan komposisi cairan tubuh, yang dapat terjadi pada perdarahan, luka bakar, dehidrasi, muntah, dan diare, dapat menyebabkan gangguan fisiologis yang berat. Seluruh cairan tubuh didistribusikan ke dalam kompartemen intraselular dan kompartemen ekstraselular. Lebih jauh kompartemen ekstraselular dibagi menjadi cairan intravaskular dan intersisial.1 Gangguan cairan dan elektrolit dapat membawa pasien dalam kegawatan yang kalau tidak dikelola dengan cepat dan tepat dapat menimbulkan kematian. Usaha pemulihan kembali volume serta komposisi cairan dan elektrolit tubuh dalam kondisi yang normal disebut resusitasi cairan dan elektrolit. Penyebab utama gangguan cairan dan elektrolit adalah diare, muntah-muntah, peritonitis, ileus obstruktif, puasa, terbakar, atau karena perdarahan yang banyak. Tiap penyakit memiliki gangguan tersendiri sehingga sasaran terapinya juga berbeda. Agar terapi cairan tepat pada sasaran, diperlukan selain pengetahuan tentang patofisiologi penyakit, juga fisiologi dari cairan tubuh kita.2 Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Cairan dan elektrolit merupakan bagian dalam tubuh yang berperan dalam memelihara fungsi dari organ tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit
1
sangat penting dalam proses hemostasis baik untuk meningkatkan kesehatan maupun dalam proses penyembuhan penyakit. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya, jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya. 3 Pada wanita hamil terjadi peningkatan isi plasma sekitar 45% yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan janin dan melindungi ibu dan kehilangan darah pada waktu persalinan. Terjadi juga penumpukan natrium dan kalium selama kehamilan, akan tetapi secara kesuluruhan konsentrasi elektrolit-elektrolit
tersebut menurun
karena
retensi
cairan
yang
menyebabkan hemodilusi. Pada saat cukup bulan, kandungan air dari janin, plasenta dan cairan amnion berjumlah sekitar 3,5 liter. Terjadi edema pada pergelangan kaki dan tungkai bawah, terjadi pada sebagian besar wanita hamil. Pengumpulan cairan ini sekitar 1 liter disebabkan oleh meningkatnya tekanan vena di bagian yang lebih rendah dari uterus akibat sumbatan parsial pada vena kava oleh uterus. Penurunan tekanan osmotik koloid interstisial juga menimbulkan edema pada akhir kehamilan.4 Dalam keadaan normal kita membutuhkan 8 gelas per hari. Untuk wanita hamil kebutuhan ini jadi meningkat karena wanita hamil cenderung mudah berkeringat dan buang air. Pada wanita hamil kebutuhan air akan meningkat sampai 10-12 gelas per hari. Dalam hal ini air berguna untuk memenuhi kebutuhan cairan bagi janin. Misalnya, cairan ketuban dan cairan dalam darah.3,5
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi cairan tubuh Cairan tubuh adalah cairan suspensi sel di dalam tubuh makhluk yang memiliki fungsi fisiologis tertentu. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan dua parameter penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ektrasel. Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut. Tubuh manusia tersusun kira-kira 50%-60% cairan.3
1. Prosentase cairan tubuh Prosentase dari total cairan tubuh bervariasi sesuai dengan individu dan tergantung beberapa hal antara lain :3 a. Umur Cairan tubuh menurun dengan bertambahnya usia. b. Kondisi lemak tubuh Mengandung sedikit air, air tubuh menurun dengan peningkatan lemak tubuh. c. Jenis Kelamin Wanita dewasa mempunyai jumlah cairan tubuh lebih sedikit dibanding pada pria, kerena jumlah lemak dalam tubuh wanita dewasa lebih banyak dibandingkan dengan pria.
3
Jumlah normal air pada tubuh manusia :3 a. Bayi (baru lahir): 75 % Berat Badan b. Dewasa : Wanita dewasa (20-40 tahun): 50 - 55% Berat Badan Pria dewasa (20-40 tahun): 55 - 60% Berat Badan Usia lanjut : 45-50% Berat Badan
2. Fungsi Cairan a. Pelarut universal 1) Senyawa bergerak lebih cepat dan mudah 2) Berperan dalam reaksi kimia. Contoh: Glukosa larut dalam darah dan masuk ke sel 3) Sebagai medium untuk reaksi metabolisme dalam sel 4) Transport nutrient, membersihkan produk metabolisme dan substansi lain b. Pengaturan suhu tubuh 1) Mampu menyerap panas dalam jumlah besar 2) Membuang panas dari jaringan yang menghasilkan panas Contoh: Otot-otot selama excercise c.
Pelicin
1) Mengurangi gesekkan (sebagai pelumas) d. Reaksi-reaksi kimia 1) Pemecahan karbohidrat 2) Membentuk protein e.
Pelindung
1) Cairan Cerebro-spinal, cairan amniotic
3. Komposisi Cairan Tubuh Cairan tubuh berisikan:3 a.
Oksigen yang berasal dari paru-paru
b. Nutrien yang berasal dari saluran pencernaan
4
c.
Produk metabolisme seperti karbondiokasida
d. Ion-ion yang merupakan bagian dari senyawa atau molekul yang disebut juga elektrolit. Seperti misalnya sodium klorida dipecah menjadi satu ion Natrium atau sodium (Na+) dan satu ion klorida (Cl-). Ion yang bermuatan positif disebut kation, sedangkan yang bermuatan negatif disebut anion Cairan tubuh berada pada dua kompartemen yaitu Cairan Intraselular (CIS) dan Cairan Ektraselular (CES)3,6 a.
Cairan Intraselular Cairan intrasel merupakan cairan yang berada dalam sel di seluruh tubuh.
Cairan ini berfungsi sebagai media penting dalam proses kimia. Jumlahnya sekitar 2/3 dari jumlah cairan tubuh atau 40% dari berat badan. Elektrolit kation terbanyak adalah K+, Mg+, sedikit Na+. Elektolit anion terbanyak adalah HPO42-, protein-protein, sedikit HCO3-, SO42-, Clb. Cairan Ekstrasel Cairan ekstrasel merupakan cairan yang berada diluar sel, jumlahnya sekitar 1/3 dari total cairan tubuh atau sekita 20% dari berat badan. Cairan ekstrasel berperan dalam transport nutrient, elektrolit dan okseigen ke sel dan membersihkan hasil metabolisme untuk kemudian dikeluluarkan dari tubuh, regulasi panas, sebagai pelumas pada persendian dan membran mukosa, penghancuran makanan dalam proses pencernaan. Cairan ekstrasel terdiri dari: 1) Cairan interstisial Cairan Interstisial merupakan cairan yang berada disekitar sel misalnya cairan limfe, jumlahnya sekitar 10%-15% dari cairan ekstrasel. Relatif terhadap ukuran tubuh, volume ISF adalah sekitar 2 kali lipat pada bayi baru lahir dibandingkan orang dewasa. 2) Cairan intravaskuler Cairan Intravaskuler adalah cairan yang terkandung dalam pembuluh darah misalnya plasma, jumlahnya sekitar 5% dari cairan ekstrasel. Hingga saat ini belum ada alat yang tepat/pasti untuk mengukur jumlah darah seseorang, tetapi
5
jumlah darah tersebut dapat diperkirakan sesuai dengan jenis kelamin dan usia, komposisi darah terdiri dari kurang lebih 55%plasma, dan 45% sisanya terdiri dari komponen darah seperti sel darah merah, sel darah putih dan platelet. 3) Cairan transelular Cairan Transelular merupakan cairan yang berada pada ruang khusus seperti cairan serebrospinalis, perikardium, pleura, sinova, air mata, intaokuler dan sekresi lambung, jumlahnya sekitar 1%-3%. Didalam cairan ekstrasel terdapat elektrolit kation terbanyak Na+, sedikit K+, Ca2+, Mg2+ serta elektrolit anion terbanyak Cl- , HCO3-, protein pada plasma, sedikit HPO42-SO42-.
Human Bod: 1. Tissue (40%) 2. Fluid (60%)
Ekstraseluler (20%) Intraselular (40%) -> Interstisial (10-15%), Intravaskluler (5%), dan Traseluler (1-3%)
4. Tekanan Cairan Perbedaan lokasi antara di interstisial dan pada ruang vaskuler menimbulkan tekanan cairan yaitu tekanan hidrostatik dan tekanan onkotik atau osmotik koloid.3,6
Tekanan hidrostatik adalah tekanan yang disebabkan karena volume cairan dalam pembuluh darah akibat kerja dari organ tubuh.
Tekanan onkotik merupakan tekanan yang disebabkan karena plasma protein. Perbedaan tekanan kedua tersebut mengakibatkan pergerakan cairan. Misalnya terjadinya filtrasi pada ujung arteri, tekanan hidrostatik lebih besar dari tekanan onkotik sehingga cairan dalam vaskuler akan keluar menuju interstisial. Sedangkan pada ujung vena pada kapiler, tekanan onkotik lebih besar sehingga cairan dapat masuk dari ruang interstisial ke vaskuler. Pada keadaan tertentu, dimana serum protein rendah, tekanan onkotik menjadi rendah atau kurang maka cairan akan di absorpsi ke ruang vaskuler.
6
5. Keseimbangan Cairan a. Intake cairan dan output cairan3 Keseimbangan cairan terjadi apabila kebutuhan cairan atau pemasukan cairan sama dengan cairan yang dikeluarkan.
1) Intake cairan Pada keadaan suhu dan aktivitas yang normal rata-rata pada orang dewasa minum antara 1300-1500 ml perhari, sedangkan kebutuhan cairan tubuh sekitar 2600ml, sehingga kekuarangan 1100-1300 ml. kekurangan cairan tersebut diperoleh dari pencernaan makanan sayur-sayuran mengandung 90% air, buahbuahan 85% dan daging 60% air. Kekurangan cairan dapt diperoleh dari makanan dan oksidasi selama proses pencernaan makan Intake cairan meliputi: Minum
:
1300 ml
Pencernaan makanan
:
1000 ml
Oksidasi metabolik
:
300 ml
Jumlah
:
2600 ml
Kebutuhan Intake cairan berdasarkan umur dan berat badan: No
Umur
BB(KG)
Kebutuhan Cairan
1
3 hari
3
250-300
2
1 tahun
9,5
1150-1300
3
2 tahun
11,8
1350-1500
4
6 tahun
20
1800-2000
5
10 tahun
28,7
2000-2500
6
14 tahun
45
2200-2700
7
18 tahun
54
2200-2700
7
2) Output Cairan Kehilangan cairan dapat melalui 4 (empat) rute yaitu:3 a) Urine Proses
pembentukan
urine
oleh
ginjal
dan
ekresi
melalui
tractus
urinariusmerupakan proses output cairan tubuh yang utama. Dalam kondisi normaloutput urine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam.Pada orang dewasa. Pada orang yang sehat kemungkinan produksi urine bervariasi dalam setiap harinya, bila aktivitas kelenjar keringat meningkat maka produksi urine akan menurun sebagai upaya tetap mempertahankankeseimbangan dalam tubuh. b) Keringat Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon ini berasal dari anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer melalui sumsum tulang belakang yang dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada kulit.besarnya tergantung dari aktivitas, jumlahnya 0-500 ml c) Insensible water loss (IWL) IWL merupakan pengeluaran cairan yang sulit diukur, pengeluaran ini melalui kulit dan paru-paru/pernapasan. Jumlahnya sekitar 1000-1300ml. keadaan demam dan aktivitas meningkatkan metabolisme dan produksi panas, sehingga meningkatkan produksi cairan pada kulit dan pernapasan. d) Feses Pengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 mL per hari, yang diatur melalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon)
8
Pengeluaran cairan meliputi: Ginjal
:
1500 ml
Melalui keringat
:
0-500 ml
Insensible water loss (IWL):
Kulit
:
600-900 ml
Paru-paru
:
400 ml
Feses
:
100 ml
Jumlah
:
2600-2900 ml
b. Pengaturan Keseimbangan Cairan Untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh, ada beberapa mekanisme tubuh diantaranya: 1) Rasa Haus Pusat rasa haus berada pada hypotalamus dan diaktifkan oleh peningkatan osmolaritas cairan ekstarsel. Dapat juga disebabkan karena hipotensi, poliuri atau penurun volume cairan. Rasa haus merupakan manifestasi klinik dari ketidakseimbangan cairan, sehingga merangsang individu untuk minum. 2) Pengaruh Hormonal Ada 2 jenis hormon yang berperan dalam keseimbangan cairan yaitu Antidiuretik Hormon (ADH) dan Aldosteron. a) Hormon ADH ADH dihasilkan Ihipotalamus yang kemudian disimpan pada hipofisis posterior. ADH disekresi ketika terjadi peningkatan serum protein, peningkatan osmolaritas, menurunnya volume CES, latihan/aktivitas yang lama, stress emosional, trauma. Meningkatkan ADH berpengaruh pada peningkatan reabsorpsi cairan pada tubulus ginjal. Reaksi mekanisme haus dan hormonal merupakan reaksi cepat jika terjadi deficit cairan. Faktor yang menghambat produksi ADH adalah
9
hipoosmolaritas, meningkatnya volume darah, terpapar dingin, inhalasi CO2 dan pemberian antidiuretik.
b) Hormon aldosteron Hormon ini dihasilkan oleh korteks adrenal dengan fungsinya meningkatkan reabsorpsi sodium dan meningkatkan sekresi dari ginjal. Sekresi aldosteron distimulasi yang utama oleh sistem renin-angotensin I. angiotensin I selanjutnya akan diubah menjadi angiotensin II. Sekresi aldosteron juga distimulasi oleh peningkatan potasium dan penurunan konsentrasi sodium dalam cairan interstisial dan adrenocortikotropik hormon (ACTH) yang diproduksi oleh pituitary anterior. Ketika menjadi hipovolemia, maka terjadi tekanan darah arteri menurun, tekanan darah arteri pada ginjal juga menurun, keadaan ini menyebabkan tegangan otot arteri afferent ginjal menurun dan memicu sekresi renin. Renin menstimulasi aldostreon yang berefek pada retensi sodium, sehingga cairan tidak banyak keluar melaui ginjal. 3) Sistem Limpatik Plasma protein an cairan dari jaringan tidak secara langsung direaksorpsi kedalam pembuluh darah. Sistem limpatik berperan penting dalam kelebihan cairan dan protein sebelum masuk dalam darah. 4) Ginjal Ginjal mempertahankan volume dan konsentrasi cairan dengan filtrasi CES di glomerulus, sedangkan sekresi dan reabsorpsi cairan terjadi di tubulus ginjal. 5) Persarafan Mekanisme persarafan juga berkontribusi dalam keseimbangan cairan dan sodium. Ketika terjadi peningkatan volume cairan CES, mekanoreseptor merespon pada dinding atrium kiri untuk distensi atrial dengan meningkatkan stroke volume dan memicu respons simpatetik pada ginjal untuk pelepasan aldosteron oleh korteks adrenal.
10
6. Konsentrasi Cairan Tubuh3,6 a.
Osmolaritas
Osmolaritas adalah konsentrasi larutan atau partikel terlarut per liter larutan,diukur dalam miliosmol. Osmolaritas ditentukan oleh jumlah partikel terlarut per kilogram air. Dengan demikian osmlaritas menciptakan tekanan osmotik sehingga mempengaruhi pergerakan cairan. Jika terjadi penurunan osmolaritas CES maka terjadi pergerakan air dari CES ke CIS,sebaliknya jika terjadi penurunan osmolaritas CES maka terjadi pergerakan dari CIS ke CES. Partikel yang berperan dalam osmolaritas adalah sodium atau natrium,urea,dan glukosa. b. Tonisitas Tonisitas merupakan osmolaritas yang menyebabkan pergerakan air dari kompartemen ke kompartemen yang lain. Ada beberapa istilah yang tekait dengan tonisitas yaitu : 1) Larutan isotonik yaitu larutan yang mempunyai osmolaritas sama efektifnya dengan cairan tubuh. 2)
Larutan hipertonik yaitu larutan yang mempunyai osmolaritas efektif lebih
besar dari cairan tubuh. 3)
Larutan hipotonik yaitu larutan yang mempunyai osmolaritas efektiflebih
kecil dari cairan tubuh,mengandung lebih sedikit natrium dan klorida daripada di plasma.
7. Pertukaran Cairan Tubuh Pertukaran cairan tubuh terjadi karena danya pergerakan cairan antara kompartemen. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi cairan. Pertukaran cairan tubuh terjadi melalui proses difusi,osmosis,dan filtrasi dan transport aktif.3,6 a.
Difusi
Gerakan partikel dari larutan maupun gas secara acak dari area dengan konsentrasi tinggi ke area dengan konsentrasi rendah. Proses difusi terjadi ketika partikel melewati lapisan yang tipis. Kecepatan difusi ditentukan oleh ukuran
11
molekul,konsentrasi kecepatannya
larutan dan suhu
larutan. Semakin besar molekul
berkurang. Meningkatnya temperature akan meningkatkan
pergerakan molekul dan mempercepat difusi. b. Osmosis Gerakan air
yang melewati
membran semipermeabel
dari
area
yang
berkonsentrasi rendah ke area dengan berkonsentrasi tinggi. Pergerakan cairan dalam proses osmosis tidak terlepas adanya tekanan osmotik dan tekanan onkotik. Proses osmotic tidak terlepas dari adanya osmolaritas cairan dan tonisitas. c.
Filtrasi
Gerakan cairan dari area yang mepunyai tekanan hidrostatik tinggi ke area yang bertekanan hidrostatik rendah d. Transport Aktif Perpindahan partikel terlarut melalui membran sel dari konsentrasi rendah ke daerah dengan konsentrasi tinggi dengan menggunakan energi. Proses ini sangat penting dalam keseimbangan cairan intrasel dan ekstrasel terutama dalam perbedaan kadar sodium dan potassium. Untuk mempertahankan porposi ion tersebut diperlukan mekanisme pompa sodium-potasium,dimana potassium akan masuk dalam sel dan sodium keluar sel. 8. Gangguan atau Masalah dalam Pemenuhan Kebutuhan Cairan3 a.
Hipovolume atau dehidrasi
Kekurangan cairan eksternal dapat terjadi karena penurunan asupan cairan dan kelebihan pengeluaran cairan. Tubuh akan merespons kekurangan cairan tubuh dengan mengosongkan cairan vaskular. Sebagai kompensasi akibat penurunan cairan interstisial, tubuh akan mengalirkan cairan keluar sel. Ada tiga macam kekurangan volume cairan eksternal atau dehidrasi, yaitu: 1) Dehidrasi isotonik, terjadi jika kehilangan sejumlah cairan dan elektrolitnya yang seimbang. 2) Dehidrasi hipertonik, terjadi jika kehilangan sejumlah air yang lebih banyak daripada elektrolitnya.
12
3) Dehidrasi hipotonik, terjadi jika tubuh lebih banyak kehilangan elektrolitnya daripada air. Kehilangan cairan ekstrasel yang berlebihan akan menyebabkan volume ekstrasel berkurang (hipovolume). Pada keadaan ini, tidak terjadi perpindahan cairan daerah entrasel ke permukaan, sebab osmolaritasnya sama. Jika terjadi kekurangan cairan ekstrasel dalam waktu yang lama, maka kadar urea, nitrogen, serta kreatinin akan meningkat dan menyebabkan terjadinya perpindahan cairan intrasel ke pembuluh darah. Macam dehidrasi (kurang volume cairan) berdasarkan derajatnya: Dehidrasi berat a.
Pengeluaran/kehilangan cairan 4-6 L
b.
Serum natrium 159-166 mEq/Lt
c.
Hipotensi
d.
Turgor kulit buruk
e.
Oliguria
f.
Nadi dan pernapasan meningkat
g.
Kehilangan cairan mencapai > 10%BB
Dehidrasi sedang a Kehilangan cairan 2-4 L atau antara 5-10%BB b Serum natrium 152-158mEq/Lt c Mata cekung Dehidrasi ringan a. Kehilangan cairan mencapai 5%BB b. Pengeluaran cairan tersebut sekitar 1,5-2 L
b. Hipervolume atau overhidrasi Terdapat dua menifestasi yang ditimbulkan akibat kelebihan cairan yaitu hipervolume (peningkatan volume darah) dan edema (kelebihan cairan pada interstisial). Normalnya cairan interstisial tidak terikat dengan air, tetapi elastis dan hanya terdapat di antar jaringan. Keadaan hiperolume dapat menyebabkan pitting edema, merupakan edema yang berada di daerah perifer atau akan
13
mencekung setelah ditekan pada daerah yang bengkak. Hal ini disebabkan karena perpindahan cairan ke jaringan melalui titik tekanan. Cairan dalam jaringan yang edema tidak digerakkan ke permukaan lain dengan penekanan jari. Nonpitting edema tidak menunjukkan tanda kelebihan cairan ekstrasel, tetapi sering karena infeksi dan trauma yang menyebabkan engumpulan membekunya cairan ke permukaan jaringan. Kelebihan cairan vaskular dapat meningkatkan hidrostatik cairan dan akan menekan cairan kepermukaan interstisial, sehingga menyebabkan edema anasarka (edema yang terdapat di seluruh tubuh). Peningkatan tekanan hidrostatik yang besar dapat menekan sejumlah cairan hingga ke membran kapiler paru-paru, sehingga menyebabkan edema paruparu dan dapat mengakibatkan kematian. Manifestasi edema pru-paru adalah penumpukan sputum, dispnea, batuk dan suara ronkhi. Keadaan edema ini disebabkan oleh gagal jantungyang mengakibatkan peningkatan penekanan pada kapiler darah paru-paru dan perpindahan cairan ke jaringan paru-paru. Prinsip Kebutuhan Cairan Pada Ibu Hamil7 a. Jumlah masukan cairan yang direkomendasikan dalam sehari adalah sekitar 6-8 gelas (1500-2000 ml). b. Pada wanita hamil kebutuhan air akan meningkat sampai 10-12 gelas perhari. atau paling tidak minum setiap 15 menit sekali. c. Cairan diperlukan untuk meningkatkan volume darah dan air ketuban. d. Jika mual-mual dan muntah di trimester pertama tidak diimbangi dengan usaha memasukkan kembali makanan dan minuman, maka terjadi dehidrasi.
Air Dalam keadaan normal kita membutuhkan 8 gelas per hari. Untuk wanita hamil kebutuhan ini jadi meningkat karena wanita hamil cenderung mudah berkeringat dan buang air. Pada wanita hamil kebutuhan air akan meningkat sampai 10-12 gelas per hari. Dalam hal ini air berguna untuk memenuhi kebutuhan cairan bagi janin. Misalnya, cairan ketuban dan cairan dalam darah.7
14
Cairan Cairan diperlukan untuk meningkatkan volume darah dan air ketuban. Minum setidaknya 6 hingga 8 gelas setiap harinya. Mengurangi asupan cairan tidak akan mengurangi bengkak yang di alami. Akan tetapi dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal.7
Akibat malas minum menyebabkan dehidrasi Cairan yang keluar dari tubuh, idealnya segera digantikan. Jika tidak, tubuh bukan hanya sekadar kekurangan cairan, tetapi juga mengganggu daya tahan tubuh. Yang akan menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi ialah Kondisi tubuh yang kekurangan cairan, akibat cairan yang keluar lebih banyak dari yang masuk. Tubuh kita mengandung sekitar 60% cairan. Setiap hari, sekitar 1,7 liter cairan keluar dari tubuh melalui urin, sekitar 1 liter keluar melalui tinja, dan sekitar satu liter keluar melalui keringat dan pernapasan. Cairan yang diharapkan masuk, baik melalui minuman maupun makanan berkuah, sekitar tiga liter per hari. Jika cairan yang keluar tidak diimbangi dengan cairan yang masuk, maka terjadilah dehidrasi.7
Ibu hamil bisa dehidrasi Ibu hamil bisa mengalami dehidrasi. Jika mual-mual dan muntah di trimester pertama tidak diimbangi dengan usaha memasukkan kembali makanan dan minuman, maka terjadi dehidrasi. Selain itu, selama hamil, kelenjar keringat bekerja lebih aktif, dan pembuluh darah pada kulit juga membesar, sehingga tubuh ibu hamil selalu banyak berkeringat. Lebih-lebih, bila ibu hamil yang bersangkutan banyak berkegiatan di luar ruangan (out door) dan sering terpapar terik matahari. Masalahnya, seringkali ibu hamil enggan minum karena malas pipis. Padahal, dengan mengurangi jatah minum, tubuh jadi kekurangan cairan.7
Bahaya Dehidrasi pada ibu hamil
15
Kalau tidak segera ditangani, bisa berbahaya. Secara umum, kekurangan cairan dalam tubuh akan mengakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan elektrolit tubuh (senyawa yang larutannya merupakan penghantar arus listrik dalam tubuh kita). Ini karena pengeluaran cairan tubuh disertai dengan pengeluaran garam dan mineral. Awalnya, mungkin hanya dehidrasi ringan yang ditandai dengan rasa haus yang sangat, sehingga merangsang penderita untuk minum lebih banyak. Tapi kalau rasa haus ini diabaikan, dehidrasi akan bertambah berat. Tanda-tandanya, mata cekung dan kulit menjadi tidak elastis (bila dicubit, bekas cubitan tidak cepat kembali). Kalau kondisi ini tidak segera dipulihkan, kesadaran akan menurun, bahkan mengalami shock. Kondisi ini bisa mengakibatkan kematian.7
Akibat bagi janin Kalau tubuh ibu hamil kekurangan cairan, ia akan mengalami pengenceran darah (hemodilusi), yang membuat sirkulasi darah serta suplai oksigen ke plasenta dan janin terganggu. Selain itu, dehidrasi yang disebabkan diare, demam atau penguapan tubuh yang berlebihan, juga membuat mekanisme pertahanan tubuh jadi terganggu.7
Pencegahan Jaga jangan sampai tubuh kehausan serta jangan malas minum, apalagi dengan alasan malas BAK. Minum sesuai kebutuhan (8-12 gelas/hari), atau paling tidak minum setiap 15 menit sekali. Bentuknya bisa air putih, sari buah, jus atau buah-buahan serta sayuran berkuah. Namun, sebaiknya tidak terlalu banyak minum minuman bersoda, teh atau kopi, karena minuman ini mengandung kafein yang bersifat diuretik (meningkatkan frekuensi buang air kecil). Selain itu, bila ingin beraktivitas di luar ruangan, gunakan pakaian yang menyerap keringat, misalnya dari katun. Pakaian yang menyerap keringat bisa membantu mengurangi penguapan tubuh.7
16
2.2 Definisi Elektrolit dan kebutuhan elektrolit Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Elektrolit terdapat pada seluruh cairan tubuh. Cairan tubuh mengandung oksigen, nutrien, dan sisa metabolisme (seperti karbondioksida), yang semuanya disebut ion. Beberpa jenis garam akan dipecah menjadi elektrolit. Contohnya NaCl akan dipecah menjadi Na+ dan Cl-. Pecahan elektrolit tersebut merupakan ion yang dapat mengahantarkan arus litrik. Elektrolit adalah substansi ion-ion yang bermuatan listrik yang terdapat pada cairan. Satuan pengukuran elektrolit menggunakan istilah milliequivalent (mEq). Satu milliequivalent adalah aktivitass secara kimia dari 1 mg dari hidrogen. 3
Ion-ion positif disebut kation. Contoh kation antara lain natrium, kalium,
kalsium, dan magnesium
ion-ion negatif disebut anion. Contoh anion antara lain klorida, bikarbonat,
dan fosfat.
a. Keseimbangan Elektrolit Keseimbangan elektrolit sangat penting, karena total konsentrasi elektrolit akan mempengaruhi keseimbangan cairan dan konsentrasi elektrolit berpengaruh pada fungsi sel. Elektrolit berperan dalam mempertahankan keseimbangan cairan, regulasi
asam
basa,
memfasilitasi
reaksi
enzim
dan
transmisi
reaksi
neuromuscular. Ada 2 elektrolit yang sangat berpengaruh terhadap konsentrasi cairan intasel dan ekstrasel yaitu natrium dan kalium.3 1) Keseimbangan Natrium/sodium (Na+) Natrium merupakan kation paling banyak pada cairan ekstrasel serta sangat berperan dalam keseimbangan air, hantaran impuls saraf dan kontraksi otot. Ion natrium didapat dari saluran pencernaan, makanan atau minuman kemudian masuk ke dalam cairan ekstrasel melalui proses difusi. Pengeluaran ion natrium melalui ginjal, pernapasan, saluran pencernaan dan kulit. Pengaturan konsentrasi ion natrium dilakukan oleh ginjal, jika konsentrasi natrium serum menurun maka ginjal akan mengeluarkan cairan sehingga konsentrasi natrium akan meningkat. Sebaliknya jika terjadi peningkatan konsentrasi natrium serum maka akan
17
merangsang pelepasan ADH sehingga ginjal akan menahan air. Jumlah normal 135-148 mEq/Lt 2) Keseimbangan kalium/potassium (K+) Kalium adalah kation yang paling banyak pada intraseluler. Ion kalium 98% berada pada cairan intasel, hanya 2% berada pada cairan ekstrasel. Kalium dapat diperoleh melalaui makanan seperti daging, buah-buahan dan sayuran. Jumlah normal 3,5-5,5 mEq/Lt. 3) Keseimbangan Kalsium (Ca2+) Kalsium merupakan ion yang paling banyak dalam tubuh, terutama berikatan dengan fosfor membentuk mineral untuk pembentukan tulang dan gigi. Diperoleh dari reabsorpsi usus dan reabsorpsi tulang. Dikeluarkan melalui ginjal, sedikit melalui keringat dan disimpan dalam tulang. Pengaturan konsentrasi kalsium dilakukan hormon kalsitonin yang dihasilkan oleh kelnjar tiroid dan hormon paratiroid. Jika kadar kalsium rendah maka hormon paratiroid dilepaskan sehingga terjadi peningkatan reabsorpsi kalsium pada tulang dan jika terjadi peningkatan kadar kalsium
maka hormon
kalsitonin dilepaskan
untuk
menghambat reabsorpsi tulang. Jumlah normal 4-5mEq/Lt.3 4) Keseimbangan Magnesium (Mg2+) Magnesium biasanya ditemukan pada cairan intrasel dan tulang, berperan dalam metabolisme sel, sintesis DNA, regulasi neuromuscular dan fungsi jantung. Sumbernya didapat dari makanan seperti sayuran hijau, daging dan ikan. Magnesium Diabsorpsi dari usus halus, peningkatan absorpsi dipengaruhi oleh vitamin D dan hormon paratiroid. 5) Keseimbangan Fosfor (PO4-) Fosfor merupakan anion utama cairan intasel, ditemukan juga di cairan ekstrasel, tulang, otot rangka dan jaringan saraf. Fosfor sangat berperan dalam berbagai fungsi kimia, terutama fungsi otot, sel darah merah, metabolisme protein, lemak dan karbohidrat, pembentukan tulang dan gigi, regulasi asam basa, regulassi kadar kalsium. Di reabsorpsi dari usus halus dan banyak ditemukan dari makanan daging, ikan dan susu. Disekresi dan reabsorpsi melalui ginjal. Pengaturan konsentrasi fosfor oleh hormon paratiroid dan berhubungan dengan kadar
18
kalsium. Jika kadar kalsium meningkat akan menurunkan kadar fosfat demikian sebaliknya. Jumlah normal sekitar 2,5-4,5 mEq/Lt. 6) Keseimbangan Klorida (Cl-) Klorida merupakan anion utama pada cairan ekstrasel. Klorida berperan dalam pengaturan osmolaritas serum dan volume darah bersama natrium, regulasi asam basa, berperan dalam buffer pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam sel darah merah. Disekresi dan direabsorpsi bersama natrium diginjal. Pengaturan klorida oleh hormon aldosteron. Kadar klorida yang normal dalam darah orang dewasa adalah 95-108mEq/Lt.3 7) Keseimbangan Bikarbonat Bikarbonat berada di dalam cairan intrasel maupun di dalam ekstrasel dengan fungsi utama yaitu regulasi keseimbangan asam basa. Disekresi dan direabsorpsi oleh ginjal. Bereaksi dengan asam kuat untuk membentuk asam karbonat dan suasana garam untuk menurunkan PH. Nilai normal sekitar 25-29mEq/Lt.
b. Pengaturan dan Fungsi Elektrolit Elektrolit
Pengaturan
Reabsorpsi dan sekresi
ginjal Sodium ( )
Fungsi
Aldosteron,meningkatkan reabsorpsi
natrium
Pengaturan dan distribusi volume cairan ekstrasel Mempertahankan volume darah Menghantarkan impuls saraf dan kontraksi otot
di
duktus kolekting nefron
Sekresi dan konservasi oleh ginjal
Transmisi saraf dan impuls elektrik
Aldosteron Pengaturan transmisi impuls jantung dan kontraksi otot meningkatkan pengeluaran
Potassium ( )
Mempertahankan osmolaritas dan cairan intrasel
Pemindahan dalam dan
Pengaturan asam basa Kontraksi tulang dan otot polos
luar sel
Insulin memindahkan
membantu ke dalam
sel dan luar sel,jaringan
19
yang rusak
Distribusi antara tulang
dan cairan ekstrasel Kalsium ( )
Hormon
paratiroid
meningkatkan
serum menurunkan
,kalsitonin kadar serum
Dipertahankan
Pengaturan kontraksi otot Mempertahankan pace maker jantung Pembekuan darah Aktivitas enzim pancreas,seperti lipase Metabolisme intrasel Pmpa sodium-potasium
Meningkan adsorpsi oleh
Relaksasi kontraksi otot
vitamin D dan hormon
paratiroid
dan
Pengeluran
reabsorpsi bersama sodium Klorida ( )
Transmisi impuls saraf
dikeluarkan oleh ginjal Magnesium ( )
dan
Pembentukan tulang dan gigi
dalam ginjal
Transmisi impuls saraf Pengaturan fungsi jantung Produksi HCl
Pengaturan keseimbangan cairan ekstrasel dan volume vaskuler
Aldosteron meningkatkan
Keseimbangan asam-basa
adsorpsi
klorida dengan sodium
Eksresi dan reabsorpsi
oleh ginjal Pospat ( )
Paratiroid
hormon
menurunkan kadar serum dengan sekresi ginjal
Bikarbonat ( )
meningkatkan
Eksresi dan reabsorpsi
Pembentukan tulang dan gigi Metabolism karbohidrat,lemak,dan protein Metabolisme seluler produksi ATP dan DNA Fungsi otot,saraf,dan sel darah merah Pengaturan asam-basa Pengaturan kadar kalsium Buffer utama dalam keseimbangan asam-basa
oleh ginjal Pembentukan oleh ginjal
Jenis Cairan Elektrolit Cairan elektrolit adalah cairan saline atau cairan yang memiliki sifat bertegangan tetap. Cairan saline terdiri atas cairan isotonik, hipotonik, dan
hipertonik.
20
Konsentrasi isotonik disebut juga normal saline yang banyak dipergunakan. Contohnya:3 a.
Cairan Ringer’s, terdiri atas: Na+, K+, Cl-, dan Ca2+
b. Cairan Ringer’s Laktat, terdiri atas: Na+, K+, Mg2+, Cl-, Ca2+, dan HCO3c.
Cairan Buffer’s, terdiri atas: Na+, K+, Mg2+, Cl-, dan HCO3Gangguan/Masalah Kebutuhan Elektolit3 a.
Hiponatremia
Hiponatremia merupakan suatu keadaan kekurangan kadar natrium dalam plasma darah yang ditandai dengan adanya kadar natrium plasma yang kurang dari 135 mEq/Lt, mual, muntah dan diare. b. Hipernatremia Hipernatremia merupakan suatu keadaan dimana kadar natrium dalam plasma tinggi yang ditandai dengan addanya mukosa kering, oliguria/anuria, turgor kulit buruk dan permukaan kulit membengkak, kulit kemerahan, lidah kering dan kemerahan, konvulsi, suhu badan naik, serta kadar natrium dalam plasma lebih dari 145 mEq/Lt. kondisi demikian dapat disebabkan oleh dehidrasi, diare, dan asupan, air yang berlebihan sedangkan asupan garamnya sedikit. c.
Hipokalemia
Hipoklemia merupakan suatu keadaan kekurangan kadar kalium dalam darah. Hipokalemia ini dapat terjadi dengan sangat cepat. Sering terjadi pada pasien yang mengalami diare yang berkepanjangan dan juga ditandai dengan lemahnya denyut nadi, turunnya tekanan darah, tidak nafsu makan dan muntah-muntah, perut kembung, lemah dan lunaknya otot, denyut jantung tidak beraturan (aritmia), penurunan bising usus, kadar kalium plasma menurun kurang dari 3,5 mEq/L. d. Hiperkalemia Hiperkalemia merupakan suatu keadaan di mana kadar kalium dalam darah tinggi, sering terjadi pada pasien luka bakar, penyakit ginjal, asidosis metabolik, pembe:rian kalium yang berlebihan melalui intravena yang ditandai dengan adanya mual, hiperaktivitas sistem pencernaan, aritmia, kelemahan, jumlah urine
21
sedikit sekali, diare, adanya kecemasan dan irritable (peka rangsang), serta kadar kalium dalam plasma mencapai lebih dari 5 mEq/L. e.
Hipokalsemia
Hipokalsemia me:rupakan keekurangan kadar kalsium dalam plasma darah yang ditandai de:ngan adanya kram otot dan kram perut, kejang, bingung, kadar kalsium dalam plasma kurang dari 4,3 mEq/L dan kesemutan pada jari dan sekitar mulut yang dapat disebabkan oleh pengaruh pengangkatan kelenjar gondok atau kehilangan sejumlah kalsium karena sekresi intestinal. f.
Hiperkalsemia
Hiperkalsemia merupakan suatu ke;adaan kelebihan kadar kalsium dalam darah yang dapat terjadi pada pasien yang mengalami pengangkatan kelenjar gondok dan makan vitamin D secara berlebihan, ditandai dengan adanya nyeri pada tulang, relaksasi otot, batu ginjal, mual-mual, koma, dan kadar kalsium dalam plasma lebih dari 4,3 mEq/L. g. Hipomagnesia Hipomagnesia merupakan kekurangan kadar magnesium dalam darah yang ditandai dengan adanya iritabilitas, tremor, kram pada kaki dan tangan, takikardi, hipertensi, disorientasi dan konvulsi. Kadar magnesium dalam darah kurang dari 1,3 mEq/L. h.
Hipermagnesia
Hipermagnesia merupakan kondisi kelebihan kadar magnesium dalam darah yang ditandai dengan adanya, koma, gangguan pernapasan, dan kadar magnesium lebih dari 2,5 mEq/L. 1. Kebutuhan kalsium pada ibu hamil8 Kebutuhan Kalsium
Asupan yang dianjurakan untuk ibu hamil usia > 25 th = 1200 mg/ hari
Ibu hamil usia < 25 th = 800 mg/ hari
Kebutuhan kalsium dapat dipenuhi dengan 1 gelas susu tiap hari dan variasi makanan sehari-hari
22
Fungsi Kalsium
Pembentukan tulang janin
Pembentukan gigi janin
Mencegah pengeroposan tulang
Mencegah hipertensi kehamilan
Mencegah sesak nafas/ asma (alergi)
Kekurangan Kalsium
Nyeri pada tulang saat kehamilan
Pengeroposan tulang (osteoporosis)
Hipertensi kehamilan
2. Kebutuhan Potasium pada ibu hamil9
Sekitar 2 miligram. Kebutuhan yang hanya sedikit ini dapat dipenuhi dari aneka jenis bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
Di dalam tubuh, potasium biasanya bekerja sama dengan sodium atau natrium (Na) dalam mengatur keseimbangan muatan elektrolit cairan tubuh. Kedua zat gizi itu bekerja sama karena selama masa kehamilan, volume cairan tubuh akan meningkat sekitar 50%, sehingga lebih encer. Bila keseimbangan elektrolit ini terus terjaga, maka berbagai proses metabolisme (produksi) di dalam tubuh selama proses kehamilan dapat berjalan lancar.
Sebagai contoh adalah pengontrolan denyut jantung, yang proses penghantaran “pesannya” dari otak ke jantung dibantu oleh potasium. Bersama sodium, potasium menjaga fungsi dan kerja otot jantung, sehingga kerja jantung yang meningkat dalam memompa darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh ibu hamil dan janin, bisa berlangsung dengan baik.
23
3. Kebutuhan Natrium pada ibu hamil10
National Research Council of The National Academy of Sciences merekomendasikan konsumsi natrium per hari sebanyak 1.100-3.300 mg. Jumlah tersebut setara dengan ½-1½ sendok teh garam dapur per hari. Untuk orang yang menderita hipertensi, konsumsi natrium dianjurkan tidak lebih dari 2.300 mg perhari. Jumlah tersebut sama dengan 6 gram NaCl atau lebih kurang satu sendok teh garam dapur. American Heart Association (AHA) merekomendasikan konsumsi Na bagi orang dewasa tidak lebih dari 2.400 mg/hari, yaitu setara dengan satu sendok teh garam dapur sehari. Menurut United StatesDepartment of Agriculture (USDA), rata-rata kebutuhan natrium ibu hamil sekitar 2.400 mg dalam sehari, kirakira setara dengan satu sendok teh.
Pengaruh kelebihan dan kekurangan :
Kebutuhan tubuh akan natrium telah banyak diteliti oleh ilmuwan yang bergerak di bidang gizi dan kesehatan. Kita memerlukan minimum 200500 miligram natrium setiap hari untuk menjaga kadar garamdalam darah tetap normal, yaitu 0,9 persen dari volume darah di dalam tubuh.Dalam tubuh kita terdapat sistem otonom untuk mengatur keseimbangan kadar natrium di dalam darah. Jika kadar natrium terlalu tinggi, otak akan mengirimkan sinyal rasa haus dan mendorong kita untuk minum. Selain itu, jika sensor dalam pembuluh darah dan ginjal mengetahui adanya kenaikan tekanandarah dan sensor di jantung menemukan adanya peningkatan volume darah, ginjal dirangsang untukmengeluarkan lebih banyak natrium dan air kencing, sehingga mengurangi volume darah.Jika kadar natrium terlalu rendah, sensor dalam pembuluh darah dan ginjal akan mengetahui bila volumedarah menurun dan memacu reaksi rantai yang berusaha untuk meningkatkan volume cairan dalamdarah. Kelenjar adrenal akan mengeluarkan hormon aldosteron, sehingga ginjal menahan natrium.Sementara
itu,
kelenjar
hipofisa
mengeluarkan
hormon
antidiuretik, sehingga ginjal menahan air.Penahanan natrium dan air menyebabkan berkurangnya pengeluaran air kencing, yang pada akhirnya
24
akan meningkatkan volume darah dan tekanan darah kembali ke normal. Sensitivitas seseorang terhadap kadar natrium dalam darah berbeda-beda. Umumnya, semakin bertambah usia seseorang, semakin bertambah tingkat sensitivitasnya. Kurangnya konsumsi natrium dapat menyebabkan volume darah menurun yang membuat tekanan darah menurun, denyut jantung meningkat, pusing, kadang-kadang disertai kram otot, lemas, lelah, kehilangan selera makan, daya ingat menurun, daya tahan terhadap infeksi menurun, luka sukar sembuh, gangguan penglihatan, rambut tidak sehat dan terbelah ujungnya, serta terbentuknya bercak-bercak putih di kuku. 4. Kebutuhan Magnesium pada ibu hamil11 Kebutuhan magnesium a. wanita hamil berusia 19-30 tahun: 350 mg b.
wanita hamil berusia di atas 31 tahun: 360 mg. Namun, dosis harian di atas hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar saja, dan bukan untuk mencapai kesehatan yang optimal. Oleh karena itu, dibutuhkan suplemen magnesium tambahan untuk memastikan bahwa tubuh mendapatkan cukup magnesium.
Pentingnya Suplemen Magnesium Survei terbaru menunjukkan bahwa banyak orang yang tidak mendapatkan jumlah magnesium harian yang direkomendasikan dalam diet mereka. Meskipun kekurangan ini tidak cukup parah untuk menyebabkan gejala tertentu, jumlah magnesium yang tidak memadai dalam makanan dapat memengaruhi kesehatan dan meningkatkan risiko terkena penyakit jantung dan osteoporosis.
25
Fungsi Magnesium Magnesium penting untuk memperlancar metabolisme dalam tubuh. Magnesium membantu tubuh memecah dan menggunakan karbohidrat, lemak, protein, serta beberapa mineral termasuk kalsium, seng, dan tembaga. Magnesium
merilekskan
pembuluh
darah
dan
membantu
menurunkan tekanan darah. Magnesium dapat membantu mencegah aritmia (irama jantung abnormal) dan mengurangi timbulnya migren. Magnesium sangat penting untuk kesehatan tulang, sehingga defisiensi magnesium dapat menyebabkan osteoporosis. Magnesium juga penting untuk fungsi otot. Kadar magnesium yang tidak mencukupi bisa menyebabkan kram otot.
Faktor yang Berpengaruh pada Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Faktor-faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh antara lain :3 a.
Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung. b. Iklim Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari. c.
Diet
Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya 26
sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema. d. Stress Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan glykogen otot. Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah e.
Kondisi Sakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh. Misalnya :
Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.
Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan
pemenuhan
intake
cairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara mandiri. f.
Tindakan Medis
Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh seperti : suction, nasogastric tube dan lain-lain. g. Pengobatan Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat berpengaruh pada kondisi cairan dan elektrolit tubuh. h. Pembedahan Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangan darah selama pembedahan.
27
BAB III KESIMPULAN Cairan dan elektrolit pada masa kehamilan sangat penting dipertahankan, karena pada awal kehamilan sering mengalami mual dan muntah serta diare yang berakibat pada kekurangan cairan dan elektrolit. Perasaan mual dan muntah pada awal kehamilan disebabkan karena peningkatan hormon human Chorionic Gonadotropin ( hCG). Selama kehamilan sekitar 500-900 mEq sodium dipertahankan untuk kebutuhan fetus. Untuk mencegah pengeluaran sodium yang berlebihan, ginjal meningkatkan reabsorpsi tubular. Pada ibu hamil sering disertai penimbunan cairan pada ekstremitas bawah karena terhambatnya aliran darah sehingga menyebabkan filtrasi glomerulus rate menurun,hal ini menyebabkan edema. Jumlah masukan cairan yang direkomendasikan dalam sehari adalah sekitar 6-8 gelas (1500-2000 ml). a.
Pada wanita hamil kebutuhan air akan meningkat sampai 10-12 gelas per hari. atau paling tidak minum setiap 15 menit sekali.
b.
Cairan diperlukan untuk meningkatkan volume darah dan air ketubah.
c.
Jika mual-mual dan muntah di trimester pertama tidak diimbangi dengan usaha memasukkan kembali makanan dan minuman, maka terjadi dehidrasi.
28