PENDIDIKAN IPS DI SD UNIVERSITAS TERBUKA
22
MODUL 1
PERKEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN IPS SD
Kegiatan Belajar 1
Tinjauan Perkembangan Kurikulum Pendidikan IPS SD
Jumlah pokok bahasan dalam kurikulum IPS SD tahun 1994 lebih sederhana dibandingkan dengan kurikulum IPS SD yang disempurnakan 1986, pengembang kurikulum (guru) lebih leluasa di dalam mengembangkan kurikulum karena kurikulum 1994 tidak menempatkan alokasi waktu berdasarkan pokok bahasan melainkan alokasi waktu per caturwulan, serta di dalam penyampaian materi (kedalaman dan keluasan materi) guru diberi kebebasan selama pokok bahasan tersebut masih dalam satu caturwulan.
Sejak Kurikulum 1975 materi Pendidikan Kewarganegaraan dalam IPS dipisahkan dan dimasukkan dalam Kurikulum Pendidikan Moral Pancasila sampai dengan sekarang, dan mengalami perubahan nama, yaitu Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) sejak Kurikulum 1986 menjadi Sejarah Nasional dijadikan subbidang studi IPS dan diajarkan secara terpisah sejak kelas 4, pemisahan ini dilandasi dengan pandangan bahwa cukup sulit memadukan topik-topik IPS dengan topik-topik sejarah nasional. Hal ini disebabkan oleh penggunaan pendekatan yang berbeda. Penyusunan materi IPS berdasarkan pendekatan spiral, sedangkan Sejarah Nasional menggunakan pendekatan periodisasi. Sebenarnya jika digunakan pendekatan flashback maka upaya pemaduan dengan topik IPS lebih memungkinkan karena adanya kemiripan antara flashback dengan pendekatan spiral.
Dilihat dari struktur kurikulum, kurikulum IPS SD 1994 tidak terbentuk matriks horizontal yang terdiri dari beberapa kolom, melainkan terbentuk format vertikal khususnya dalam GBPP dibagi menjadi dua bagian, yakni bagian pertama pendahuluan dan bagian kedua program pengajaran IPS. Pendahuluan memuat rambu-rambu yang berkenaan dengan operasional GBPP dan program pengajaran memuat substansi materi pokok setiap tingkatan kelas.
Kurikulum IPS SD 1994 lebih banyak memberikan peluang kepada guru selaku pengembang GBPP di lapangan maka terdapat beberapa teknik pengembangan materi, seperti pengembangan materi berdasarkan konsep, berdasarkan isi (content), berdasarkan keterampilan proses, berdasarkan masalah, berdasarkan kekhususan daerah, dan berdasarkan pendekatan penemuan (inkuiri).
Kurikulum IPS SD 1994 menekankan beberapa hal sebagai berikut.
Membaca, menulis, dan berhitung.
Muatan lokal.
Ilmu pengetahuan dan Teknologi.
Wawasan Lingkungan.
Pengembangan nilai.
Pengembangan keterampilan
Kegiatan Belajar 2
Hakikat Pembelajaran IPS di SD
Untuk mewujudkan pembangunan nasional di bidang pendidikan diperlukan peningkatan dan penyempurnaan penyelenggaraan pendidikan nasional, yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, perkembangan masyarakat serta kebutuhan pembangunan.
Landasan penyusunan kurikulum IPS SD tahun 1994 tidak lepas dari Pendidikan Nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan pada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. UUD 1945 mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang.
Sebagai perwujudan cita-cita nasional tersebut telah ditetapkan UUSPN yang berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional. UUSPN menyatakan bahwa penyelenggaraan pendidikan nasional adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah.
Dengan berlakunya Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional serta peraturan pemerintah sebagai pedoman pelaksanaannya maka kurikulum Pendidikan Dasar perlu disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan tersebut.
Dalam pembelajaran IPS di SD, seorang guru IPS hendaknya menguasai perbedaan konsep-konsep esensial ilmu sosial dengan ilmu pengetahuan sosial atau studi sosial sehingga upaya membentuk subjek didik sesuai tujuan pembelajaran IPS dapat tercapai.
Perbedaan antara ilmu sosial dengan ilmu pengetahuan sosial/studi sosial, antara lain terletak pada hal-hal berikut ini.
Pengertian
Pengertian IPS adalah bidang studi yang mempelajari dan menelaah serta menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat ditinjau dari berbagai aspek kehidupan secara terpadu, sedangkan pengertian ilmu sosial adalah semua bidang ilmu yang berkenaan dengan manusia dalam konteks sosialnya atau semua bidang ilmu yang mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat.
Tujuan Pembelajaran
Pembelajaran IPS bertujuan membentuk warga negara yang berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupannya sendiri di tengah-tengah kekuatan fisik dan sosial, yang pada gilirannya akan menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab. Sedangkan ilmu sosial bertujuan menciptakan tenaga ahli pada bidang ilmu sosial.
Pendekatannya
IPS menggunakan pendekatan interdisipliner atau multi disipliner dan lintas sektoral, sedangkan ilmu sosial menggunakan pendekatan disipliner.
Tempat Pembelajaran
IPS diajarkan pada tingkat rendah sampai tingkat tinggi yaitu diajarkan mulai kelas III SD sampai Perguruan Tinggi, sedangkan ilmu sosial dipelajari dan dikembangkan pada tingkat Perguruan Tinggi.
Manfaat yang didapat setelah mempelajari IPS, antara lain berikut ini.
Pengalaman langsung apabila guru IPS memanfaatkan lingkungan alam sekitar sebagai sumber belajar.
Kemampuan mengidentifikasi, menganalisis, dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi di masyarakat.
Kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat.
Kemampuan mengembangkan pengetahuan sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi serta mempersiapkan diri untuk terjun sebagai anggota masyarakat.
MODUL 2
ESENSI KURIKULUM IPS SD 1994 KELAS 3 DAN 4
Kegiatan Belajar 1
Peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi Ilmu-ilmu Sosial Dalam Kurikulum IPS SD kelas 3 dan 4
Anda telah mengikuti uraian materi pembahasan tentang fakta konsep dan generalisasi dalam kurikulum SD 1994 kelas 3 dan 4. Di dalam pembahasan telah dikemukakan secara singkat hal-hal yang berkenaan dengan bahan kajian IPS dan fungsi serta tujuannya. Kemudian, diuraikan pula tentang pengertian fakta, konsep dan generalisasi secara umum di dalam IPS. Karena bahan kajian kita diarahkan kepada bahan pemahaman kurikulum IPS SD maka pembahasan lebih difokuskan kepada pengertian konsep-konsep dasar dan generalisasi dalam bidang-bidang kajian IPS sesuai dengan tuntutan kurikulum, yaitu Sosiologi, Antropologi, Ekonomi, Geografi, Tata Negara dan Sejarah. Perlu dipahami bahwa kita tidak membahas fakta konsep dan generalisasi di dalam kajian ilmu-ilmu sosial yang berorientasi kepada disiplin ilmu maka orientasi kajian diarahkan kepada pandangan multidisipliner. Ini berarti bahwa dalam kajian salah satu topik di dalam GBPP mungkin konsep-konsep dan generalisasi yang digunakan diambil dari satu atau lebih bidang kajian, misalnya untuk topik "Keluarga" kita bisa mendekatinya dari perspektif Antropologi dan Sosiologi. Demikian juga halnya dengan topik-topik lainnya. Dalam pembahasan Kegiatan Belajar 1 ini juga dikemukakan sekadar beberapa contoh upaya mengidentifikasi fakta, konsep, dan generalisasi dari beberapa topik/subtopik. Tentu saja pengembangan lebih luas dan mendalam bisa Anda diskusikan di dalam kegiatan perkuliahan di kelas.
Kegiatan Belajar 1 ini diakhiri dengan tugas kelompok, yang harus dilaksanakan oleh setiap mahasiswa dalam kelompoknya secara bersama-sama. Diharapkan dari hasil pekerjaan tugas kelompok ini seluruh mahasiswa memperoleh satu gambaran menyeluruh tentang fakta, konsep, dan generalisasi kurikulum IPS SD 1994 untuk kelas 3 dan 4.
Kegiatan Belajar 2
Nilai dan Sikap serta Keterampilan Intelektual Personal, Sosial dalam Kurikulum IPS SD 1994
Dalam pembahasan secara singkat tentang pengertian nilai dan sikap, perbedaan antara nilai dan sikap.
Nilai itu bersifat umum dan mempengaruhi perilaku seseorang terhadap objek dan terhadap orang lain, sedangkan sikap berkenaan dengan hak-hak yang khusus. Nilai-nilai merupakan ukuran bagi seseorang dan cita-citanya, tujuan hidupnya, aspirasinya yang dinyatakan, sikapnya yang tampak, perasaannya yang diutarakan serta dari perbuatan yang dilakukannya.
Pengajaran nilai memerlukan skill dengan memperhatikan kesesuaian bahan pengajaran dengan kehidupan sehari-hari. Bahan acuan bukan hanya kepada kurikulum yang tertera dalam rancangan formal, tetapi juga kepada Hidden Curriculum dengan mempertimbangkan pula potensi anak.
Sikap memiliki rumusan berbeda-beda karena sifatnya yang telah kompleks. Sikap merupakan keseluruhan dari kecenderungan, perasaan, pemahaman, gagasan, rasa takut, rasa terancam, dan keyakinan-keyakinan tentang sesuatu hal. Sikap jua merupakan kesiapan untuk memperlakukan sesuatu objek. Di dalamnya terkandung aspek-aspek kognitif, afektif, dan kecenderungan bertindak.
Sikap seseorang sangat ditentukan oleh nilai yang dianutnya, tetapi harus dipahami bahwa sesuatu sikap timbul karena banyak nilai (values). Dari setiap topik dan subtopik kita dapat mengungkapkan hal-hal yang bersangkutan dengan pembentukan nilai dan sikap pada siswa disertai contohnya.
Melalui proses kegiatan belajar-mengajar yang tepat yang dikelola guru dengan terencana dan terprogram diharapkan hasil belajar siswa juga menghasilkan keterampilan-keterampilan yang fungsional, yaitu keterampilan intelektual, personal, dan sosial.
Keterampilan-keterampilan ini sangat esensial sifatnya, baik bagi pencapaian kualitas hasil belajar siswa maupun bagi pembentukan kepribadian siswa sendiri.
Sebagai sumber kajian materi para mahasiswa disarankan menggunakan bahan kajian yang biasa digunakan di sekolah-sekolah masing-masing.
Kegiatan Belajar 3
Contoh Keterkaitan antara Fakta, Konsep, Generalisasi, Nilai, Sikap, dan Keterampilan Intelektual, Personal, Sosial dalam Konteks Pendidikan IPS SD Kelas 3 dan 4
Pada bagian awal uraiannya dikemukan bahwa terdapat hubungan timbal balik antara isi bahan pengajaran (subject matter) dengan fakta, konsep dan generalisasi. Isi bahan pengajaran memberi makna kepada fakta, konsep dan generalisasi, isi bahan pengajaran akan lebih mudah dipahami dan lama diingat jika berfokus kepada gagasan kunci, seperti konsep dan generalisasi. Dalam perkembangan IPS dewasa ini diakui bahwa kekuatan pengajaran IPS itu terletak di dalam kemampuannya untuk mengungkapkan sesuatu yang meaningful, value based, terintegrasi, menantang (challenging), dan aktiva. Artinya materi IPS harus berlandaskan nilai, mengungkapkan fakta, dan materi secara keseluruhan yang esensial, terpadu (sebagaimana aspek-aspek dalam kehidupan manusia dan melibatkan segenap potensi aktif siswa). Dengan demikian, IPS berkontribusi kepada pengembangan keterampilan siswa (intelektual, personal, dan sosial) adalah tanggung jawab guru sebagai pengembang kurikulum untuk mengolah materi IPS ini agar memenuhi harapan seperti dikemukakan di atas.
Untuk itu diperlukan perencanaan terperinci yang memberikan gambaran kepada kita bahwa semua aspek seperti disebut dalam judul Kegiatan Belajar 3 ini dapat terungkapkan.
Dalam rangka mencapai harapan seperti itulah dalam kegiatan belajar ini dikemukakan salah satu alternatif dari segi perencanaan, yaitu dengan menampilkan contoh-contoh yang menunjukkan adanya keterkaitan antara fakta, konsep, generalisasi, nilai, sikap dan keterampilan intelektual, personal dan sosial dalam kurikulum IPS SD 1994 khususnya untuk kelas 3 dan 4.
Contoh-contoh tersebut dikaitkan dengan langkah-langkah pembelajaran agar dapat dipahami bahwa muatan nilai, sikap dan keterampilan tidak akan terungkap jika tidak ditunjukkan dalam aktivitas belajar mengajar secara nyata.
MODUL 3
ESENSI KURIKULUM IPS SD 1994 KELAS 5 DAN 6
Kegiatan Belajar 1
Fakta, Konsep, Generalisasi Ilmu-ilmu Sosial dalam Kurikulum IPS SD Kelas 5 dan 6
Berkenaan dengan pengertian fakta, konsep, dan generalisasi sebagai lanjutan dari penjelasan, seperti telah dikemukakan pada Modul 2 sebelumnya, secara singkat dikemukakan hal-hal tentang hubungan antara fakta, konsep, dan generalisasi, bagaimana memilih fakta, apakah makna konsep itu, langkah-langkah apa yang perlu ditempuh siswa dalam memperoleh pengertian tentang konsep. Apakah perbedaan konsep dengan generalisasi, bagaimana generalisasi khususnya di dalam sejarah.
Kedudukan sejarah di dalam IPS memiliki keunikan. Peristiwa sejarah bersifat enameling, tidak berulang. Oleh karena itu, generalisasi di dalam sejarah tidak mengandung kepastian, melainkan "kecenderungan" yang bisa terjadi. Hal yang berulang bukan peristiwa yang sudah terjadi, melainkan hal-hal yang berkaitan dengan perilaku manusia pelaku sejarah yang berorientasi kepada nilai, sistem politik, kebutuhan ekonomi serta kecenderungan lainnya.
Apa yang telah diungkapkan dalam pembahasan ini, khususnya tentang muatan fakta, konsep dan generalisasi dalam setiap topik perlu dikembangkan dalam diskusi di kelas. Kegiatan Belajar 1 ini ditutup dengan Tugas Kelompok yang harus dilaksanakan mahasiswa di dalam kelompoknya. Diharapkan dari hasil kerja kelompok ini diperoleh gambaran menyeluruh tentang keterkaitan fakta, konsep, generalisasi di dalam kurikulum IPS SD 1994, khususnya untuk kelas 5 dan 6.
Kegiatan Belajar 2
Nilai dan Sikap serta Keterampilan Intelektual Personal, dan Sosial Dalam Kurikulum IPS SD 1994 Kelas 5 dan 6
Anda telah mempelajari materi pembahasan tentang nilai dan sikap dalam kurikulum IPS SD 1994, juga keterampilan intelektual, personal dan sosial dalam kurikulum tersebut.
Pada bagian awal pembahasan kepada Anda telah disampaikan penjelasan tambahan tentang nilai, sikap, keterampilan intelektual, personal dan sosial. Pada pembahasan ini ditekankan kembali arti pentingnya pendidikan nilai, sikap dan keterampilan dalam konteks pendidikan IPS menurut kurikulum 1994 khususnya di Kelas 5 dan 6. Berkenaan dengan nilai dikemukakan tentang tahap-tahap perkembangan nilai dari Kohlberg serta cara-cara mengungkapkan pemilihan nilai oleh siswa melalui perisai kepribadian dan pertanyaan tentang nilai. Berkenaan dengan sikap antara lain dikemukakan tentang teori-teori pembentukan sikap serta cara mengukur sikap dengan menggunakan Skala Sikap (Likert).
Di samping itu, penjelasan tentang keterampilan ditunjukkan bahwa keterampilan hanya dapat diraih melalui pengalaman belajar. Oleh karena itu, guru harus merencanakan kegiatan belajar mengajar ini dengan memperhatikan pengalaman belajar yang mengacu juga kepada pencapaian keterampilan (baik intelektual, personal maupun sosial). Sebagai bahan feedback bagi guru dibuatkan tabel keterampilan intelektual, personal dan sosial yang dapat dilakukan melalui observasi.
Kegiatan Belajar 3
Contoh Keterkaitan antara Fakta, Konsep, Generalisasi, Nilai, Sikap, dan Keterampilan Intelektual, Personal, Sosial dalam Konteks Pendidikan IPS SD Kelas 5 dan 6
Anda telah mengikuti secara singkat contoh keterkaitan antara fakta, konsep, generalisasi, nilai, sikap dan keterampilan (intelektual, personal dan sosial) dalam konteks Kurikulum IPS SD 1994 untuk Kelas 5 dan 6.
Pada awal pembicaraan kita dalam kegiatan belajar ini telah dikemukakan bahwa sesungguhnya antara fakta, konsep, generalisasi, serta nilai, sikap dan keterampilan itu tidak dapat dipisahkan karena memang semua aspek tersebut terikat dalam struktur pendidikan IPS. Dalam pengembangan kurikulum di kelas, guru harus memperhatikan hal ini jika perlu kaitan tersebut dalam kegiatan belajar mengajar maka proses belajar mengajar yang kita kelola akan menjadi verbalistik, sasaran tujuan pencapaian hasil belajar akan terhenti pada aspek pengetahuan saja. Dan hal itu bukan tujuan Pendidikan IPS.
Pengembangan kurikulum yang melaksanakan prinsip tersebut di atas selanjutnya akan terlihat dari kegiatan belajar mengajar di kelas. Di dalam praktek KBM-lah sesungguhnya kenyataan adanya keterkaitan antara fakta, konsep, generalisasi, nilai, sikap dan keterampilan itu akan tampak.
Perlu diperhatikan juga bahwa kurikulum IPS SD tahun 1994 itu menuntut guru agar mampu melaksanakan pengajaran konsep, mengembangkan generalisasi, mengintegrasikan pendidikan nilai dan keterampilan di dalam program pengajaran yang disampaikan kepada siswa. Tugas itu bukan pekerjaan mudah, namun juga bukan sesuatu hal yang tidak dapat dikerjakan. Oleh sebab itu guru perlu terus-menerus mengembangkan bahan pengajaran yang dikelolanya agar senantiasa sesuai dengan situasinya. Jangan menggunakan program yang telah digunakan bertahun-tahun sehingga tidak aktual lagi, dan kurang bermakna bagi siswa.
Pada bagian-bagian akhir dikemukakan satu contoh pengembangan materi yang menunjukkan adanya keterkaitan antara fakta, konsep, generalisasi, nilai, sikap dan keterampilan. Tentu Anda boleh saja mempunyai kreativitas sendiri dalam mengembangkan materi ini, untuk disesuaikan dengan kondisi setempat agar pendidikan IPS yang Anda kelola mengacu kepada kurikulum yang berlaku dan sesuai dengan kondisi lingkungan siswa di mana proses belajar mengajar ini dilakukan.
MODUL 4
ISI DAN MASALAH SOSIAL BUDAYA DALAM PENGAJARAN IPS
Kegiatan Belajar 1
Trend Globalisasi dan Keragaman Budaya
Globalisasi adalah suatu gejala, di mana tata hubungan internasional lebih disertakan lagi, terutama dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah dan isu-isu internasional yang bersifat lintas negara dan lintas budaya.
Masalah dan isu globalisasi adalah persoalan yang melanda dunia dan dihadapi oleh berbagai bangsa dan negara. Masalah ini semakin dipacu oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kehidupan manusia semakin terpaut dalam suasana saling ketergantungan dan saling membantu.
Pengajaran globalisasi bertujuan membentuk warga negara yang memiliki kepedulian terhadap masalah dan isu global. Mengembangkan rasa kebersamaan sebagai umat manusia penghuni bumi dan sekaligus bertanggung jawab terhadap keberlangsungan kehidupan tersebut.
Keanekaragaman budaya adalah ketidaksamaan budaya yang mengandung pengertian setiap bangsa ataupun kelompok memiliki seperangkat gagasan, tindakan dan hasil karya yang berbeda.
Masalah keanekaragaman budaya yang paling utama adalah pembauran atau asimilasi. Pembauran ialah suatu proses sosial dari golongan-golongan manusia yang berlatar belakang budaya yang berbeda. Sikap toleran, menghargai, dan menghormati serta peduli terhadap kelompok yang berbeda adalah kunci berhasilnya pembauran.
Globalisasi dan keanekaragaman budaya sebagai suatu kenyataan, mendorong perlunya memformulasikan kembali pendidikan IPS sebagai alat untuk menumbuhkembangkan kesadaran pentingnya pendekatan keanekaragaman budaya dalam memahami dan menyikapi globalisasi
Kegiatan Belajar 2
Masalah-masalah Lingkungan dan Pendidikan Lingkungan
Manusia dalam kehidupannya, baik secara individu maupun kelompok tidak bisa dilepaskan dari lingkungan sekitar di mana ia hidup. Lingkungan sekitar memberikan wahana bagi manusia untuk mengembangkan dan mengaktualisasikan dirinya sehingga tercapai tujuan yang diinginkan, seperti kenyamanan, kesejahteraan, dan ketenangan dalam kehidupannya. Manusia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari lingkungan sekitar maka corak hubungan keduanya lebih bersifat fungsional.
Corak hubungan antara manusia dengan lingkungan sekitarnya mengalami perubahan. Sesuai dengan perkembangan zaman dan kemajuan peradaban manusia maka ada usaha-usaha yang dilakukan manusia untuk mengubah, mengolah, dan menaklukkan alam. Usaha-usaha yang dilakukan oleh manusia itu pada gilirannya membawa dampak pada perubahan tatanan lingkungan alam yang ada. Sering kali dampak yang ditumbuhkan oleh lingkungan alam itu sedemikian rupa sehingga tidak menguntungkan juga bagi kehidupan manusia. Bencana alam, seperti banjir, bahaya kekeringan, kelaparan, tanah yang tandus, polusi udara, tanah dan air, baik secara langsung maupun tidak langsung bersumber dari ulah manusia juga.
Perubahan besar terhadap alam dan lingkungan sekitar yang membawa dampak tak terduga adalah berkenaan dengan semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan Iptek manusia di satu sisi dapat menjelajahi, mengungkap cakrawala, dan menaklukkan alam dengan cara-cara yang eksplosif, tetapi di sisi lain dengan Iptek pula manusia dihadapkan pada masalah-masalah baru sehubungan dengan semakin rusak dan terganggunya semena-mena untuk keperluan industri perkayuan, penyerobotan lahan-lahan pertanian untuk keperluan pendirian pabrik-pabrik, dan akibat-akibat dari proses industrialisasi, seperti populasi, urbanisasi, sanitasi yang tidak sehat merupakan dampak-dampak yang kurang menguntungkan dalam pengalaman hidup manusia.
Mengingat demikan seriusnya masalah-masalah yang ditimbulkan oleh lingkungan itu maka diperlukan semacam usaha penyadaran dan pendidikan tentang lingkungan hidup. Dalam hal ini, Pendidikan Ekologi, yaitu pendidikan yang mengkaji dan memfokuskan dirinya pada masalah lingkungan hidup, termasuk di dalamnya, menjadi sangat penting kedudukan dan fungsinya. Dengan Pendidikan Ekologi diharapkan tumbuh kesadaran, pengetahuan, pemahaman, sikap, dan perilaku yang akan lebih mencintai, mewarisi, memelihara, dan memanfaatkan lingkungan hidup manusia secara profesional dan wajar.
Dengan demikian, pendidikan Ekologi memiliki tujuan tidak hanya pada tataran konseptualisasi, yaitu untuk pengembangan disiplin ilmu itu sendiri, tetapi juga memiliki fungsi aktualisasi, yaitu pengalaman ilmu itu dalam konteks praktis sehingga dapat bermanfaat secara langsung untuk kepentingan keselamatan, kesejahteraan, dan keharmonisan manusia di satu sisi dalam hubungannya dengan lingkungan alam sekitar di sisi lain.
Kedudukan dan peranan yang dimainkan oleh manusia dalam konteks ruang dan waktu itu sangat sentral maka perlu juga mengaitkan Pendidikan Ekologi itu dengan Pendidikan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial). IPS bagaimana pun merupakan disiplin ilmu yang mengkaji tentang manusia dan pola-pola interaksi dengan lingkungan di luar dirinya. Pemahaman dan penghargaan terhadap manusia yang lain, mengapresiasi, dan mewarisi khasanah peninggalan peradaban manusia, dan yang lebih penting dalam hubungannya dengan masalah ekologi melestarikan dan memanfaatkan sumber daya alam secara rasional dan wajar, merupakan pilar-pilar dari tujuan pembelajaran Pendidikan IPS. Oleh karena itu, seyogianyalah Pendidikan IPS diberikan di tingkat sekolah dengan materi yang tak terpisahkan dengan masalah-masalah ekologi.
Kegiatan Belajar 3
Masalah-masalah Hukum Ketertiban dan Kesadaran Hukum
Sebagai makhluk sosial manusia akan saling berinteraksi satu sama lain. Di dalam interaksi tersebut akan ada benturan-benturan kepentingan antara individu, apabila dibiarkan akan menimbulkan suasana yang tidak aman dan tertib. Oleh karena itu, perlu adanya aturan-aturan, baik tertulis maupun tidak yang bersifat mengikat dan memaksa agar individu atau anggota masyarakat menaatinya. Kumpulan aturan-aturan tersebut kemudian dikenal dengan istilah hukum.
Apabila di antara individu tersebut tidak mengindahkan kaidah-kaidah hukum yang berlaku maka akan muncul masalah hukum. Masalah-masalah hukum adalah suatu keadaan yang memperlihatkan ketidakselarasan antara kepentingan satu individu/kelompok dengan individu/kelompok lain, yang ditandai adanya pelanggaran terhadap tatanan hukum yang berlaku. Di sinilah pentingnya kesadaran hukum dimiliki oleh setiap individu atau anggota masyarakat sehingga suasana tertib, aman dan damai dapat terwujud.
Di dalam menanamkan dan mendistribusikan nilai-nilai yang dikandung dalam aspek-aspek hukum diperlukan suatu sarana atau cara yang efektif. Salah satunya ialah melalui pengintegrasian aspek-aspek hukum dengan bidang IPS. Penggabungan kedua aspek ini akan memberikan kontribusi yang besar terhadap pembentukan warga negara yang baik karena pada hakikatnya IPS bertujuan untuk membentuk warga negara yang baik, melalui pemahaman terhadap pengetahuan dan kemampuannya di dalam berinteraksi secara positif dan aktif dengan lingkungannya. Di dalam interaksi dengan lingkungan itulah, aspek-aspek tentang hukum, ketertiban, dan kesadaran hukum penting dimiliki oleh siswa sebagai angota masyarakat.
Kegiatan Belajar 4
Masalah-masalah Kesadaran dan Hukum dan Pendidikan Kesadaran Hukum Warga Negara
Manusia merupakan makhluk sosial artinya makhluk yang senantiasa berhubungan dengan yang lainnya. Kedudukan manusia sebagai makhluk sosial berimplikasi bahwa manusia tidak dapat hidup menyendiri. Dalam interaksi antarsesama, manusia akan terbentuk menjadi sesuatu kelompok, yaitu masyarakat.
Dalam pergaulan sehari-hari, manusia akan senantiasa menghadapi dua lingkungan, yaitu lingkungan fisik atau alam dan lingkungan sosial atau masyarakat. Dalam berinteraksi dengan lingkungan fisik maupun sosial, manusia senantiasa ada aturan atau hukum yang mengatur pergaulan tersebut. Hukum ini perlu diterapkan agar tercapai kehidupan yang tertib, aman, adil, serasi, seimbang, dan lain-lain.
Dari segi bentuknya, hukum dapat dibagi ke dalam hukum positif atau hukum yang tertulis, dan hukum tidak tertulis yang biasa disebut dengan norma. Setiap kelompok masyarakat memiliki normanya masing-masing. Walaupun norma merupakan hukum yang tidak tertulis, tetapi memiliki kekuatan yang mengikat dan wajib ditaati.
Penanaman kesadaran hukum warga negara dapat dilakukan melalui proses pendidikan. Dalam proses pendidikan dilakukan dengan mengintegrasikan antara pengetahuan nilai dan skill pada diri siswa.
Apabila dikaitkan dengan pendidikan IPS, penanaman kesadaran hukum dapat dilakukan dengan pendekatan multidisipliner. Kurikulum yang ditetapkan, yaitu dengan pendekatan integrasi dan kolerasi terhadap permasalahan-permasalahan sehari-hari yang dihadapi oleh siswa. Dengan demikian, guru IPS dalam hal ini harus memiliki pengetahuan yang luas.
Dampak Globalisasi Terhadap Lingkungan
Globalisasi, mungkin kata itu sering kita dengarkan di televisi, radio, surat kabar ataupun percakapan sehari-hari. Kata globalisasi sendiri muncul pada dekade akhir abad ke-20. Globalisasi telah menjadikan pertukaran barang dan jasa dengan mudah terjadi melewati batas-batas territorial negara. Globalisasi menjadikan dunia seperti Global Village. Dengan adanya Globalisasi, negara-negara dapat dengan mudah melakukan suatu interaksi, bahkan individu dalam suatu negara dengan individu di negara lain dapat dengan mudah melakukan suatu interaksi, baik dalam hal komunikasi, pertukaran komoditi, pertukaran informasi, dan lainnya. Hal tersebut menjadikan globalisasi sebagai arah baru bagi perkembangan negara-negara selanjutnya.
Arti dari globalisasi itu sendiri adalah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.
Globalisasi layaknya seperti keping uang logam, yang memiliki 2 sisi yang sangat bertolak belakang satu sama lain. Globalisasi disatu sisi memberikan dampak positif dan disisi lain memberikan dampak negatif. Dan salah satu dampak negatif dari globalisasi adalah berimbas pada masalah lingkungan. Ada serangkaian proses yang harus dilewati untuk menuju pada tahap perusakkan lingkungan akibat globalisasi, yang pada umumnya terjadi di negara-negara berkembang.
Dampak positif globalisasi adalah:
Meningkatkan etos kerja yang tinggi, suka bekerja keras, disiplin, mempunyai jiwa kemandirian, rasional, sportif, dan lain sebagainya.
Kemajuan teknologi menyebabkan kehidupan sosial ekonomi lebih produktif, efektif, dan efisien sehingga membuat produksi dalam negeri mampu bersaing di pasar internasional.
Tingkat Kehidupan yang lebih Baik.
Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik.
Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri.
Kemajuan di bidang teknologi, komunikasi, informasi, dan transportasi yang memudahkan kehidupan manusia.
Cepat dalam bepergian (mobilitas tinggi).
Mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan.
Berkembangnya turisme dan pariwisata.
Meningkatkan pembangunan negara.
Dampak negatif globalisasi adalah:
Semakin mudahnya nilai-nilai barat masuk ke suatu Negara atau Indonesia baik melalui internet, media televisi, maupun media cetak yang banyak ditiru oleh masyarakat.
Semakin lunturnya semangat gotong-royong, solidaritas, kepedulian, dan kesetiakawanan sosial sehingga dalam keadaan tertentu/ darurat, misalnya sakit,kecelakaan, atau musibah hanya ditangani oleh segelintir orang.
Maraknya penyelundupan barang.
Perusahaan dalam negeri lebih tertarik bermitra dengan perusahaan dari luar, Akibatnya kondisi industri dalam negeri sulit berkembang.
Terjadi kerusakan lingkungan dan polusi limbah industri.
Menghambat pertumbuhan sektor industri.
Terjadinya sikap mementingkan diri sendiri (individualisme)
Adanya sikap sekularisme yang lebih mementingkan kehidupan duniawi dan mengabaikan nilai-nilai agama.
Timbulnya sikap bergaya hidup mewah dan boros karena status seseorang di dalam masyarakat diukur berdasarkan kekayaannya.
Mudah terpengaruh oleh hal yang tidak sesuai dengan kebiasaan atau kebudayaan suatu Negara.
Pada umumnya industri didirikan di negara-negara berkembang dengan tujuan untuk efisiensi biaya produksi dan transportasi serta mengingat letak negara berkembang sebagai pasar dari komoditi industri negara maju. Dalam prosesnya kemudian, industri-industri yang didirikan oleh negara maju melakukan eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan ditambah lagi proses kerja industri-industri tersebut tidak berwawasan lingkungan. Hal ini bisa dilihat melalui berbagai bentuk kerusakkan akibat aktifitas pertambangan, selain itu juga limbah yang dihasilkan tidak ditaktisi oleh negara maju. Dengan masuknya perusahaan tambang asing, maka pencemaran lingkungan pasti tidak akan bisa dihindarkan. Kebijakan pemerintah mengizinkan operasi pertambangan pada kawasan hutan lindung dan konservasi, sudah pasti akan mempercepat lenyapnya berbagai sumber daya alam yang tadinya melimpah di negara-negara berkembang seperti Filipina, Indonesia, Vietnam, Sri lanka dan lain-lain.
Dampak Negatif Globalisasi bagi Lingkungan Hidup
Dalam perkembangan globalisasi di dunia terdapat hasil dari pengaruh tersebut, baik dari segi positif maupun negatif. Dampak yang ditimbulkan gerakan globalisasi di negara-negara berkembang selain bentuk-bentuk kerusakkan lingkungan akibat eksploitasi yang diakibatkan oleh perusahaan-perusahaan pertambangan di negara-negara berkembang oleh negara-negara maju, terdapat pula kerusakan lingkungan akibat industrialisasi di negara berkembang sebagai contoh di negara indoensia seperti;
1. Terjadinya penurunan kualitas air permukaan di sekitar daerah-daerah industri.
2. Konsentrasi bahan pencemar yang berbahaya bagi kesehatan penduduk seperti merkuri, kadmium, timah hitam, pestisida, pcb, meningkat tajam dalam kandungan air permukaan dan biota airnya.
3. Kelangkaan air tawar semakin terasa, khususnya di musim kemarau, sedangkan di musim penghujan cenderung terjadi banjir yang melanda banyak daerah yang berakibat merugikan akibat kondisi ekosistemnya yang telah rusak.
4. Temperatur udara maksimal dan minimal sering berubah-ubah, bahkan temperatur tertinggi di beberapa kota seperti Jakarta sudah mencapai 37 derajat celcius pada musim kemarau di hari terpanasnya.
5. Terjadi peningkatan konsentrasi pencemaran udara seperti CO, NO2r SO2, dan debu akibat polusi asap pabrik dan kendaraan bermesin.
6. Sumber daya alam yang dimiliki bangsa Indonesia terasa semakin menipis, seperti minyak bumi dan batu bara yang diperkirakan akan habis pada tahun 2020 akibat eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan.
7. Luas hutan Indonesia semakin sempit akibat tidak terkendalinya perambahan yang disengaja atau oleh bencana kebakaran.
8. Kondisi hara tanah semakin tidak subur, dan lahan pertanian semakin menyempit dan mengalami pencemaran akibat polusi tanah dan polusi air permukaan.
Sumber utama dari perusakkan dan segala bentuk eksploitasi lingkungan yang terjadi di pelopori oleh industri yang notabene dikuasai sepenuhnya oleh negara-negara maju. Sesungguhnya, negara berkembang lebih banyak dirugikan atas upaya kerjasama tersebut mengingat selain telah dikuras kekayaan alamnya oleh negara maju, pembagian hasil yang tidak merata, serta dampak dari eksploitasi aktifitas industri ditambah lagi dengan permasalah limbah yang dihasilkan.
Karena limbah industri dibuang ke lingkungan, maka masalah yang ditimbulkannya merata dan menyebar di lingkungan yang luas. Limbah industri baik berupa gas, cair maupun padat umumnya termasuk kategori atau dengan sifat limbah B3. Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang sangat ditakuti adalah limbah dari industri kimia.
A. Limbah Industri
Limbah industri berupa polutan organik yang berbau busuk, polutan anorganik yang berbuih dan berwarna, polutan yang mengandung asam belerang berbau busuk, dan polutan berupa cairan panas. Limbah dari industri kimia pada umumnya mengandung berbagai macam unsur logam berat yang mempunyai sifat akumulatif dan beracun (toxic) sehingga berbahaya bagi kesehatan manusia. Limbah padat akan mencemari tanah dan sumber air tanah. Limbah industry sangat berhubungan dengan limbah cair.
B. Pencemaran Udara
Limbah gas yang dibuang ke udara pada umumnya mengandung senyawa kimia berupa SOx, NOx, CO, dan gas-gas lain yang tidak diinginkan. Adanya SO2 dan NOx di udara dapat menyebabkan terjadinya hujan asam yang dapat menimbulkan kerugian karena merusak bangunan, ekosistem perairan, lahan pertanian dan hutan. Pencemaran udara yang lainnya:
1. CO2 - Karbon dioksida berasal dari pabrik, mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar fosil ( batubara, minyak bumi ), juga dari mobil, kapal, pesawat terbang, dan pembakaran kayu. Meningkatnya kadar CO2 di udara jika tidak segera diubah menjadi oksigen akan mengakibatkan efek rumah kaca.
2. CO (Karbon Monoksida) - Proses pembakaran dimesin yang tidak sempurna, akan menghasilkan gas CO. Jika mesin mobil dihidupkan di dalam garasi tertutup, orang yang ada digarasi dapat meninggal akibat menghirup gas CO. Menghidupkan AC ketika tidur di dalam mobil dalam keadaan tertutup juga berbahaya. Bocoran gas CO dari knalpot dapat masuk ke dalam mobil, sehingga bisa menyebabkan kematian.
3. CFC (Khloro Fluoro Karbon) - Gas CFC digunakan sebagai gas pengembang karena tidak bereaksi, tidak berbau, dan tidak berasa. CFC banyak digunakan untuk mengembangkan busa (busa kursi), untuk AC (Freon), pendingin pada lemari es, dan hairspray. CFC akan menyebabkan lubang ozon di atmosfer.
4. SO dan SO2 - Gas belerang oksida (SO,SO2) di udara dihasilkan oleh pembakaran fosil (minyak, batubara). Gas tersebut dapat bereaksi dengan gas nitrogen oksida dan air hujan, yang menyebabkan air hujan menjadi asam, yang disebut hujan asam. Hujan asam mengakibatkan tumbuhan dan hewan-hewan tanah mati, produksi pertanian merosot, besi dan logam mudah berkarat, bangunan-bangunan kuno, seperti candi menjadi cepat aus dan rusak, demikian pula bangunan gedung dan jembatan.
C. Limbah cair
Limbah cair yang dibuang ke perairan akan mengotori air yang dipergunakan untuk berbagai keperluan dan mengganggu kehidupan biota air. Limbah cair yang sangat parah bisa membunuh ikan-ikan dan bisa pula menimbulkan penyakit.
Dampak positif dari globalisasi yang mempengaruhi lingkungan hidup manusia, seperti:
1. Seperti kesadaran manusia akan mulai tercemarnya lingkungan hidup mereka, sehingga menumbuhkan kesadaran dalam diri untuk berbenah, memulai hidup dengan cara yang baik untuk menjaga, menyelaraskan serta merawat lingkungan hidup guna menciptakan kehidupan yang lebih baik.
2. Munculnya teknologi canggih ramah lingkungan.
3. Munculnya organisasi-organisasi pencinta alam yang senantiasa menjaga dan menyebarkan pengaruh terhadap kesadaran menjaga lingkungan hidup.
Dalam prakteknya, sedikit demi sedikit mulai bermunculan kesadaran manusia untuk menjaga lingkungan hidup yang semakin terancam ini. Hal itu diwujudkan secara bertahap guna menjaga kelestarian lingkungan hidup yang menunjang performa manusia dalam kehidupannya di bumi.
Dari sudut perkembangan globalisasi hukum yang demikian tentu bisa dipahami apabila pada abad mendatang akan berkembang apa yang disebut dengan "the era of comparative law", meskipun saat ini geraknya belum tampak terlalu kuat. Namun demikian, yang terpenting sebenarnya dalam kaitan ini memaksa kita untuk mendalami globalisasi hukum pada satu pihak dan sistem hukum global dipihak lain. Apakah kemudian sistem hukum global menjadi bagian dari globalisasi hukum atau globalisasi hukum melahirkan sistem hukum global, merupakan tema-tema yang menjadi focus pada bagian ini. Kalau secara nasional sudah jelas bagaimana pengaruh globalisasi itu menjalar dalam kehidupan sistem hukum nasional. Di Indonesia saja saat ini berkembang beberapa sistem hukum, yakni:
Civil Law System
Common Law Sistem
Islamic Law
Socialisme Law
Customary Law atau Sistem Hukum Adat.
Dampak positif globalisasi di bidang hukum :
Semakin menguatnya supremasi hukum, demokratisasi, dan tuntutan terhadap dilaksanakannya hak-hak asasi manusia.
Menguatnya regulasi hukum dan pembuatan peraturan perundang-undangan yang memihak dan bermanfaat untuk kepentingan rakyat banyak.
Semakin menguatnya tuntutan terhadap tugas-tugas penegak hukum yang lebih profesional, transparan, dan akuntabel.
Menguatnya supremasi sipil dengan mendudukkan tentara dan polisi sebatas penjaga keamanan, kedaulatan, dan ketertiban negara yang profesional.
Dampak negatif globalisasi di bidang hukum :
Peran masyarakat dalam menjaga keamanan, kedaulatan, dan ketertiban negara semakin berkurang karena hal tersebut sudah menjadi tanggung jawab pihak tentara dan polisi.
Perubahan dunia yang cepat, mampu mempengaruhi pola pikir masyarakat secara global. Masyarakat sering kali mengajukan tuntutan kepada pemerintah dan jika tidak dipenuhi, masyarakat cenderung bertindak anarkis sehingga dapat mengganggu stabilitas nasional, ketahanan nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa.
MODUL 5
PENDEKATAN DALAM PENGAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR
Kegiatan Belajar 1
Pendekatan Kognitif dalam Pembelajaran IPS SD
Menurut kurikulum Pendidikan Dasar 1994, esensi tujuan pengajaran IPS di SD adalah pengembangan kemampuan dan sikap rasional yang bermuara pada pembentukan individu sebagai aktor sosial yang cerdas. Aktor sosial yang cerdas tidak lain dari anggota masyarakat yang matang secara rasional dan secara emosional atau cerdas secara rasional dan emosional.
Pendekatan yang cocok untuk mengembangkan kecerdasan rasional adalah pendekatan yang berorientasi pada proses penelitian dan proses konseptualisasi.
Pendekatan yang berorientasi pada proses penelitian dikenal sebagai pendekatan inkuiri atau inquiry approach. Berikut prosedur baku pendekatan tersebut.
Masalah> Hipotesis > Data> Kesimpulan
Pendekatan yang berorientasi pada proses konseptualisasi memusatkan perhatian proses pemahaman dan penggunaan faktor, konsep, generalisasi, dan teori. Proses konseptualisasi ini erat kaitannya dengan proses asimilasi akomodasi dan ekuilibrasi dalam pikiran kita. Oleh karena itu, dengan proses konseptualisasi ini seseorang akan dapat meningkatkan isi dan dinamika skemata dalam pikirannya.
Proses penelitian dan proses konseptualisasi merupakan dua pendekatan kognitif, di mana satu sama lain saling mengisi. Proses konseptualisasi diperlukan dalam proses penelitian pada saat melakukan deduksi dan mendefinisikan istilah serta pada saat penarikan kesimpulan. Sebaliknya proses penelitian diperlukan dalam proses konseptualisasi terutama pada saat perumusan generalisasi dan teori.
Kegiatan Belajar 2
Pendekatan Sosial, Personal dan Perilaku dalam Pembelajaran IPS SD
Emosi, nilai dan sikap, dan perilaku sosial merupakan dimensi sosial dan personal yang perlu dikembangkan dalam pengajaran IPS. Emosi pada dasarnya bersifat peka dan saling melengkapi dengan rasio yang cenderung bersifat teliti dan tanggap. Nilai merupakan sesuatu yang berharga dan dipandang berharga sedang sikap merupakan kecenderungan berbuat.
Emosi, nilai dan sikap, dan perilaku sosial dapat dikembangkan dalam suasana pembelajaran formal dan informal.
Dalam pembelajaran formal terdapat model-model pendekatan transmisi nilai secara bebas terarah penanaman nilai, suri teladan, klarifikasi nilai, dan klarifikasi nilai terintegrasi struktur.
Berikut pendekatan yang dapat diterapkan dalam pembelajaran IPS SD.
Pendekatan ekspositori Berorientasi nilai.
pendekatan analitik keteladanan.
pendekatan kajian nilai.
pendekatan Integratif konsep dan nilai.
Semua pendekatan sosial personal memiliki saling keterkaitan dengan pendekatan kognitif.
MODUL 6
METODE, MEDIA DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR IPS KELAS III DAN IV
Kegiatan Belajar 1
Merancang dan Menerapkan Metode Pembelajaran IPS di SD Kelas 3 dan 4 dengan Pendekatan Kognitif
Dalam merancang metode, media, dan sumber belajar IPS di SD, Anda perlu menyusun Analisis Materi Pelajaran (AMP), seperti telah diuraikan di muka. Materi yang dianalisis adalah materi pelajaran untuk SD Kelas 3 dan 4.
Metode mengajar yang digunakan hendaknya memperhatikan hal-hal berikut.
Tujuan pembelajaran.
Kemampuan guru terhadap materi pelajaran dan metode yang dipilih.
Kemampuan siswa yang belajar.
Jumlah siswa yang belajar.
Situasi atau kondisi saat belajar.
Fasilitas yang tersedia.
Evaluasi yang akan dipilih
Kegiatan Belajar 2
Merancang dan Menerapkan Metode Pembelajaran IPS yang Berlandaskan Pendekatan Sosial
Pendekatan sosial perlu dikembangkan mengingat proses-proses sosial akan dialami oleh anak didik sehingga kegiatan belajar mengajar harus membantu anak didik untuk mengembangkan kemampuan hubungan dengan masyarakat dan hubungan antarpribadi.
Metode inkuiri sosial memungkinkan siswa berpikir dan mencari fakta-fakta, informasi, atau data yang mendukung pembuktian hipotesis dalam situasi bebas dan terarah.
Langkah-langkah penggunaan metode inkuiri sosial
Tahap orientasi.
Tahap penyusunan hipotesis.
Tahap definisi.
Tahap eksplorasi.
Tahap pembuktian hipotesis.
Tahap generalisasi.
Kegiatan Belajar 3
Merancang dan Menerapkan Metode Pembelajaran IPS di SD Kelas 3 dan 4 dengan Pendekatan Personal
Model-model yang serumpun dengan pendekatan personal adalah berikut ini.
Model pengajaran nondirektif
Model latihan kesadaran
Model sinektik
Model sistem konsepsional
model pertemuan
MODUL 7
KEGIATAN BELAJAR 1
MERANCANG DAN MENERAPKAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN IPS SD YANG BERLANDASKAN PENDEKATAN KOGNITIF
A. PENGERTIAN PENDEKATAN KOGNITIF
Aspek-aspek yang termasuk kognitif adalah pengetahuan, pemahaman, penerapan,analisis, sintesis, dan evaluasi. Pendekatan kognitif ini menekankan pada bagaimana cara individu memberi respons yang datang dari lingkungan dengan cara mengorganisasikan data, memformulasikan masalah, membangun konsep, dan rencana pemecahan masalah dengan simbol-simbol verbal dan nonverbal atau pendekatan kognitif adalah suatu pendekatan yang menekankan pada kecakapan intelektual.
B. CARA MERANCANG PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN IPS SD YANG BERLANDASKAN PENDEKATAN KOGNITIF
Salah satu metode pembelajaran yang berlandaskan pendekatan kognitif adalah latihan
inkuiri (Inquiry Training). Tahap-tahap penerapan metode latihan inkuiri adalah sbb :
1. Menyajikan masalah
Mengumpulkan data dan verifikasi data
Mengumpulkan unsur baru
Merumuskan penjelasan
Menganalisis terhadap proses inkuiri
©C. MENE
C. MENERAPKAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN IPS SD YANG
BERLANDASKAN PENDEKATAN KOGNITIF
RAPKAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN IPS SD YANG
Sebagai contoh, kita ambil kurikulum SD kelas 6 semester II sbb :
Kompetensi dasar :
Kemampuan memahami gejala alam dan sosial negara Indonesia dan negara tetangga.
Materi pokok :
Gejala alam dan sosial negara Indonesia dan negara tetangga.
Hasil belajar :
a. Membandingkan gejala alam negara Indonesia dan negara tetangga.
b. Mendeskripsikan gejala sosial Indonesia dan negara tetangga.
Indikator :
a. Menunjukkan pada peta letak dan nama negara-negara tetangga Indonesia.
b. Membandingkan ciri-ciri gejala alam Indonesia dengan negara-negara
tetangga.
c. Membandingkan ciri-ciri gejala sosial Indonesia dengan negara-negara
tetangga.
d. Memberi contoh sikap waspada terhadap gejala sosial di Indonesia.
Setelah kita pahami hal-hal diatas maka langkah selanjutnya adalah sbb :
1. Menyajikan masalah
2. Mengumpulkan data dan verifikasi data
3. Mengumpulkan unsur baru
4. Merumuskan penjelasan
5. Menganalis proses inkuiri
KEGIATAN BELAJAR 2
MERANCANG DAN MENERAPKAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN IPS SD YANG BERLANDASKAN PENDEKATAN SOSIAL
A. Pengertian Pendekatan Sosial
Pendekatan sosial mengutamakan hubungan individu dengan masyarakat dan
memusatkan perhatiannya kepada proses sosial yang merupakan negosiasi sosial.
Terdapat tiga ciri pokok metode inkuiri sosial sbb :
1. Adanya aspek –aspek sosial dalam kelas yang dapat menumbuhkan terciptanya suasana diskusi
2. Adanya penetapan hipotesis sebagai arah dalam pemecahan masalah
3. Adanya fakta-fakta sebagai bahan pembuktian hipotesis
Tahap-tahap metode inkuiri sosial adalah sbb :
1. Tahap orientasi, siswa dengan bantuan guru mengambil dan menetapkan masalah
sosial yang dijadikan pokok pembahasan.
2. Tahap hipotesis, siswa menyusun hipotesis sebagai acuan dalam usaha pemecahan
masalah.
3. Tahap definisi, siswa mengdakan pembahasan mengenai pengertian istilah yang
terdapat pada hipotesis.
4. Tahap eksplorasi, siswa mengadakan pengujian hipotesis dengan logika deduksi dan
mengembangkan hipotesis dengan implikasi dan asumsi-asumsinya.
5. Tahap pembuktian hipotesis, siswa melakukan pembuktian dengan jalan melakukan
pengumpulan data melalui metode-metode pengumpulan data yang sesuai dengan
masalah yang dibahas.
6. Tahap generalisasi , siswa dengan bantuan guru menyusun pernyataan yang benar-
benar terbaik untuk pemecahan masalah. B
ER
MENERAPKAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN IPS DI SD YANG
BERLANDASKAN PENDEKATAN SOSIAL
Sebagai contoh, kita ambil kurikulum SD kelas 5 semester I, sbb :
1. Kompetensi dasar :
Kemampuan memahami keadaan penduduk dan pemerintahan di Indonesia.
2. Pokok bahasan :
Penduduk dan sistem pemerintahan di Indonesia.
3. Hasil belajar :
a. Mengidentifikasi keadaan penduduk di Indonesia.
b. Mendeskripsikan peran dan tanggung jawab pemerintah.
4. Indikator :
a. Menjelaskan perkembangan jumlah penduduk, penggolongan, persebaran
dan kepadatan penduduk di Indonesia.
b. Menginterprestasi berbagai grafik penduduk.
c. Menjelaskan permasalahan penduduk di Indonesia.
Setelah kita memahami hal-hal diatas, maka langkah selanjutnya adalah sbb :
1. Tahap orientasi : Siswa dengan bantuan guru mengambil dan menetapkan masalah yang berkaitan dengan jumlah penduduk.
2. Tahap hipotesis : Siswa menyusun hipotesis yaitu :
a. Kondisi fisis suatu daerah yaitu lahan pertanian yang sempit, mempunyai
hubungan dengan terjadinya kemiskinan.
b. Kualitas sumber daya manusia yaitu tingkat pendidikan yang rendah,
mempunyai hubungan dengan terjadinya kemiskinan.
3 Tahap Definisi
Siswa membahas pengertian dari istilah-istilah yang ada dalam hipotesis :
a. Kondisi fisis : adalah keadaan lingkungan alam yang mempunyai pengaruh
terhadap peri kehidupan manusia, misalnya SDA pada suatu daerah.
b. Kualitas SDM : adalah derajat kemampuan manusia untuk mengolah SDA
yang ada dengan teknologi yang dimiliki.
c. Kemiskinan ada dua yaitu kemiskinan alamiah dan kemiskinan struktural/
buatan.
4. Tahap Eksplorasi : Siswa mengadakan pengujian hipotesis dengan logika
deduksi dan mengembangkan hipotesis dengan implikasinya serta asumsi-
asumsi yang mendasarinya.
5. Tahap Pembuktian : Siswa melakukan pembuktian dengan jalan melakukan
pengumpulan data melalui metode-metode pengumpulan data yang sesuai
dengan masalah yang dibahas.
6. Tahap Generalisasi : Siswa menyusun pernyataan terbaik sebagai jawaban
atas masalah yang dibahas.
LANDASKAN PENDE
KEGIATAN BELAJAR 3
MERANCANG DAN MENERAPKAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN IPS SD YANG BERLANDASKAN PENDEKATAN PERSONAL.
PENGERTIAN PENDEKATAN PERSONAL
Pendekatan personal ini lebih menekankan pada proses yang membantu individu dalam membentuk dan mengorganisasikan kenyataan-kenyataan yang kompleks. Melalui pendekatan personal siswa diharapkan dapat melihat diri pribadi dan sebagai yang berada di tengah-tengah kelompok.
B. CARA MERANCANG PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN YANG BERLANDASKAN PENDEKATAN PERSONAL
Salah satu metode pembelajaran yang berlandaskan pendekatan personal yang akan dipilih sebagai contoh adalah metode pertemuan kelas. Metode pertemuan kelas, dilihat dari fokus pembicaraan dalam diskusi menurut Glasser dibedakan menjadi 3 tipe sbb :
1. Tipe pertemuan pemecahan masalah sosial
Siswa berusaha mengembangkan tanggung jawab untuk belajar dan berperilaku
dengan jalan memecahkan masalahnya di dalam kelas.
2. Tipe pertemuan terbuka
Guru memulai pertemuan dengan pertanyaan "apa yang menarik perhatian
kalian?". Siswa diberi kebebasan dalam memikirkan dan menjawab pertanyaan
dari guru.
3. Tipe pertemuan terarah dan terbuka
Pada dasarnya sama dengan tipe kedua, tetapi permasalahannya diarahkan
kepada hal-hal yang dipelajari siswa.
Langkah-langkah penerapan metode pertemuan kelas adalah sbb :
1. Menciptakan iklim yang mengundang keterlibatan
Guru berupaya untuk menciptakan iklim yang mengundang keterlibatan siswa.
Tugas guru adalah sbb :
Mendorong setiap siswa untuk berperan serta dalam kegiatan belajar mengajar.
Menyeleksi pendapat siswa tanpa disertai dengan celaan dan penilaian.
2. Menyajikan masalah untuk diskusi
Tugas siswa dibantu guru adalah sbb :
Mengajukan masalah
Mengemukakan masalah
Mendeskripsikan masalah
Mengidentifikasi konsekuensi
Mengidentifikasi norma sosial
3. Mengembangkan pertimbangan nilai pribadi
Siswa dapat membuat pertimbangan pribadi terhadap perilakunya sendiri. Untuk itu
siswa harus :
Mengidentifikasi nilai dari masalah perilaku dan norma sosial
Membuat pertimbangan pribadi terhadap norma-norma sosial yang dapat mengarah pada permilihan perilaku dan nilai-nilai perilaku yang ditemukan.
4. Mengidentifikasi alternatif tindakan
Siswa mengidentifikasikan alternatif perilaku khusus dan siswa sepakat untuk
mentaatinya.
5. Merumuskan kesepakatan
Siswa secara bersama merumuskan kesepakatan. Apa yang sudah ditentukan dan
dirumuskan bersama harus dipenuhi dan ditaatinya.
6. Perilaku tindak lanjut
Mengukur efektifitas kesepakatan dan perilaku baru.
C. MENERAPKAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN IPS SD YANG
BERLANDASKAN PENDEKATAN MODIFIKASI PERSONAL
Sebagai contoh, kita ambil kurikulum SD kelas 5 semester 2, sbb :
1. Kompetensi dasar :
Kemampuan memahami perjuangan para tokoh dalam melawan penjajah dan tokoh
tokoh Pergerakan Nasional.
2. Pokok bahasan ( Materi pokok ) :
Perjuangan melawan penjajah dan Pergerakan Nasional Indonesia.
3. Hasil belajar :
a. Mengidentifikasi tokoh-tokoh penting Pergerakan Nasional dan tokoh-tokoh pejuang
setempat.
b. Mengidentifikasi peranan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 dalam
mempersatukan Indonesia.
4. Indikator :
a. Membuat ringkasan riwayat hidup tokoh-tokoh penting Pergerakan Nasional
Indonesia.
b. Membuat laporan tentang tokoh pejuang yang ada di provinsinya.
c. Menceritakan peristiwa Sumpah pemuda. d. Dll.
KEGIATAN BELAJAR 4
MERANCANG DAN MENERAPKAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN IPS SD YANG BERLANDASKAN PENDEKATAN MODIFIKASI PERILAKU
A. PENGERTIAN PENDEKATAN MODIFIKASI PERILAKU
Salah satu ciri pendekatan ini adalah adanya kecenderungan memecah tugas belajar
menjadi sejumlah perilaku yang kecil ( langkah-langkah kecil) dan berurutan.
Rumpun pendekatan perilaku
Rumpun ini dapat dibedakan menjadi enam sbb :
a. Pendekatan pengelolaan kontingensi menurut Skinner.
Lebih menekankan kepada penguasaan fakta, konsep dan skill yang dijadikan
dasar pengubahan tingkah laku.
b. Pendekatan mawas diri menurut Skinner.
Menekankan pada bentuk tingkah laku sosial dan keterampilan mawas diri.
c. Pendekatan relaksasi menurut David C. Rimm dan John C. Masters.
Menekankan pada pembentukan pribadi yang dapat menanggulangi stress dan
kecemasan.
d. Pendekatan reduksi stress menurut David C. Rimm dan John C. Masters.
Lebih menekankan pada cara menghadapi kecemasan dalam situasi sosial.
e. Pendekatan assertive training menurut J.Welpe, Arnold A. Lazarus dan A.
Salter.
Pendekatan ini mempunyai tujuan yang bersifat langsung, spontasnitas ekspresif dalam
merasakan perubahan sosial.
f. Pendekatan direct training menurut Robert Gagne, Karl.U. Smith dan Margaret Foltz
Smith.
Pendekatan ini lebih menekankan kepada pembentukan pola-pola tingkah laku dan
keterampilan.
B. CARA MERANCANG PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN IPS DI SD
YANG BERLANDASKAN PENDEKATAN MODIFIKASI PERILAKU
Salah satu pendekatan modifikasi perilaku adalah pendekatan mawas diri atau model mengajar pengendalian diri. Pembelajaran dengan pendekatan mawas diri melalui 5 tahap sbb :
1. Tahap pengenalan prinsip tingkah laku
Pada tahap ini guru memperkenalkan program dan prinsip-prinsip pengendalian diri. Tahap ini bertujuan agar siswa memahami kesulitan yang dihadapi dalam pengendalian diri, terutama yang terletak pada fungsi lingkungan yang tidak permanen.
2. Tahap menetapkan data dasar
Data dasar dimaksudkan untuk mengetahui dengan pasti perangsang yang terkendali, perilakuyang terbentuk dan respons yang sesuai atau tidak sesuai.
3. Tahap menyiapkan program yang realitis
Guru harus membantu siswa dalam menyusun program secara realistis dan seimbang . Program ini disusun harus mempunyai tujuan jangka pendek dan jangka panjang secara jelas.
4. Tahap pelaksanaan program
Siswa melaksanakan program yang telah direncanakan. Selama dalam jangka waktu pelaksanaan program, siswa mengadakan pertemuan secara berkala dengan guru untuk menelaah kemajuan dan mengubah program apabila diperlukan.
5. Tahap evaluasi dan tindak lanjut
Pada tahap ini guru mengadakan penilaian tingkah laku siswa, apa sudah sesuai yang diprogramkan dan menentukan tingkah laku sebagai tindak lanjut.
C. MENERAPKAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN IPS SD YANG BERLANDASKAN PENDEKATAN MODIFIKASI PERILAKU
Untuk menerapkan penggunaan metode ini diambil contoh materi dari GBPP IPS SD kelas 5 semester II.
1. Kompetensi dasar
Kemampuan memahami perjuangan para tokoh dalam melawan penjajah dan
tokoh-tokoh Pergerakan Nasional.
2. Materi Pokok ( Pokok Bahasan )
Pendudukan Jepang di Indonesia.
3. Hasil belajar
Mendeskripsikan penduduk Jepang di Indonesia
4. Indikator ( Uraian Materi )
a. Menceritakan penduduk anJepang di Indonesia.
b. Menceritakan sebab dan akibat pergerakan tenaga romusa oleh Jepang
terhadap penduduk Indonesia.
5. Pelaksanaan Pembelajaran
Setelah mempelajari kompetensi dasar, materi pokok,hasil belajar dan indikator,
guru dapat menjelaskan materi tersebut dengan carayang mudah diterima.
Pada saat menjelaskan materi tersebut guru dapat memberikan penilaian
terhadap penjajah Jepang.
KEGIATAN BELAJAR 5
MERANCANG DAN MENERAPKAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN IPS SD YANG BERLANDASKAN PENDEKATAN EKSPOSITORI
A. PENGERTIAN PENDEKATAN EKSPOSITORI
Pendekatan ekspositori adalah pendekatan yang menekankan pada pengolahan materi pelajaran yang telah jadi atau siap disampaikan kepada siswa. Dalam hal ini, guru memberi pesan (materi) yang telah siap sehingga siswa tidak perlu mencari, menemukan dan memecahkan sendiri.
B. CARA MERANCANG PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN IPS SD YANG BERLANDASKAN PENDEKATAN EKSPOSITORI
Dalam merancang penggunaan metode ceramah (sebagai contoh pendekatan ekspositori) perlu terlebih dahulu diketahui sifat-sifatnya yang kurang baik, yaitu berikut ini :
1. Kurang memberikan kesempatan untuk bertanya atau berdiskusi memecahkan
masalah sehingga daya serap siswa kurang tajam.
2. Kadang-kadang pernyataan atau penjelasan lisan sukar ditangkap. Apalagi jika
menggunakan kata-kata asing.
3. Kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
kecakapannya untuk mengeluarkan pendapat.
4. Kurang cocok untuk anak yang tingkat abstraksinya masih kurang.
5. Dapat menimbulkan kebosanan siswa dan verbalisme.
Metode ceramah dapat digunakan apabila terdapat hal-hal berikut ini :
1. Bahan ceramah yang akan diberikan jumlahnya/volumenya sangat banyak.
2. Banyak atau materi yang akan diberikan merupakan bahan baru.
3. Para siswa dapat memahami informasi melalui kata-kata.
Langkah-langkah dalam melaksanakan metode ceramah adalah sbb :
1. Melakukan kegiatan pendahuluan
a. Menjelaskan tujuan pembelajaran
b. Mengemukakan pokok-pokok materi yang akan disajikan
c. Memancing pengalaman siswa yang relevan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan
2. Menyajikan bahan pelajaran dengan memperhatikan faktor-faktor berikut ini :
a. Perhatian siswa
b. Menjelaskan materi pelajaran
c. Kegiatan pembelajaran sedapat mungkin bervariasi
d. Umpan balik dari siswa untuk guru
e. Motivasi perlu selalu ditimbulkan
3. Menutup pelajaran dengan kegiatan sbb :
a. Menarik kesimpulan dari bahan pelajaran yang disampaikan
b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menanggapi kembali bahan pelajaran
yang telah dipelajari dengan menghubungkan mata pelajaran lain
c. Melaksanakan penilaian akhir untuk mengetahui sejauh mana pencapaian tujuan
pelajaran
d. Tindak lanjut
C. MENERAPKAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN IPS SD YANG
BERLANDASKAN PENDEKATAN EKSPOSITORI
Sebagai contoh untuk menerapkan pendidikan ekspositori (metode ceramah), diambil
kurikulum SD kelas 6 semester II.
1. Kompetensi dasar
Kemampuan memahami gejala alam dan sosial Negara Indonesia dan negara
tetangga.
2. Materi Pokok
Gejala alam dan sosial Indonesia dan negara tetangga.
3. Hasil belajar
a. Membandingkan gejala alam negara Indonesia dengan negara-negara tetangga.
b. Mendeskripsikan gejala sosial negara Indonesia dengan negara-negara tetangga.
4. Indikator
a. Menunjukkan pada peta letak dan nama negara-negara tetangga Indonesia.
b. Membandingkan ciri-ciri gejala alam negara Indonesia dengan negara-negara
tetangga.
c. Membandingkan ciri-ciri gejala sosial negara Indonesia dengan negara-negara
tetangga.
d. Memberi contoh sikap waspada terhadap gejala sosial di Indonesia.
Top of Form