“Aktualisasi Nilai-Nilai Islami Dalam Membangun Harmonisasi Akuntansi” Dengan Subtema:
Standar Pengendalian Internal Akuntan Dalam Menjadi Akuntan Yang Profesional
Disusun Oleh: Rurie Ulfa Syahra Luluk Wahyu Roficoh Khoirur Rohmah
UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR KAMPUS MANTINGAN NGAWI JAWA TIMUR INDONESIA 2015 M / 1435 H
1
LEMBAR PENGESAHAN
Bismillahirrahmanirrahim Assalamu‟alaikum wr.wb
Karya Tulis Ilmiah
: Aktualisasi Nilai-Nilai Islami Dalam Membangun Harmonisasi Akuntansi
Yang dipersiapkan dan disusun oleh: Nama
: Rurie Ulfa Syahra Luluk Wahyu Roficoh Khoirur Rohmah
Dan dinyatakan telah diterima serta disahkan oleh Fakultas Ekonomi dan Management Universitas Darussalam Gontor. Wassalamu‟alaikum wr.wb Mantingan, 19 Dzulqo‟dah 1434 14 September
2014
Supervisor,
Mr. Andy Triawan, M.A.
2
KATA PENGANTAR
Sebagai salah satu upaya pengembangan kualitas pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran-ajaran Islam dalam kehidupan sosial bermasyarakat mahasiswi Universitas Darussalam mengukuti kegiatan UNY Accounting Days 2014
dalam
pelombaan paper. Dengan satu tujuan membentuk perubahan bangsa dengan dalih konseptual yang berdedikasi tinggi atas asas pendidikan moral menuju kesejahteraan bangsa dan Negara Agama merupakan pandangan hidup yang komprehensif atau lengkap yang bertiang pada Al-Quran. Didalamnya berisi tentang masalah ketuhanan, etika, akhlak, ibadah dan muamalah. Kandungan Al-Quran memberikan jawaban terhadap problemproblem baru dalam lingkup masyarakat melalui petunjuk-petunjuk Al-Quran. Kemudian, pembahasan yang akan diadopsi penulis kali ini adalah penerapan nilai-nilai islam dalam ruang muamalah khususnya pada bidang akuntansi. Syariah mendasari muamalah dan ibadah. Ajaran Islam merupakan ajaran normatif. Diharuskan kepada pemeluknya untuk melakukan pencatatan akuntansi yang baik dan benar sesuai dengan fakta. Maka, hal itu dijelaskan dengan rinci dan jelas dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah sesuai dengan fakta Al-Quran serta argumen rasional. Melalui paper ini, penulis mengkaji akuntansi dan mempersilahkan sudut agama sebagai pembicara berbagai hal. Karena persoalan dunia terurus dalam nilai-nilai Islam, berdialog dengan Al-Quran dengan mengajukan persoalan dan menemukan jawabannya. Sehingga ajaran Islam bukanlah sekedar undang-undang normatif belaka melainkan sumber kesejahteraan dunia akhirat bagi siapapun yang menerapkannya. Hal-hal yang tersusun dalam paper kali ini mangacu pada prioritas ajaran agama Islam yang harus diaktualisasikan demi menciptakan moral. Seorang akuntan harus berfikir dan bertindak dalam bentuk ilmu dan praktik. Harus memasukkan hati nurani dalam setiap langkah pencatatan dengan adil agar terjadi proses akuntansi yang ideal. Tak kurang pembuatan paper ini upaya mewujudkan masyarakat islam Indonesia yang taat agama, maju, sejahtera, dan toleran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam satu naungan republik Indonesia. Kegiatan penulisan paper ini dilakukan oleh satu tim kerja yang terdiri dari para mahasiswi Universitas Darusslam Fakultas Ekonomi dan Manajemen dan Fakultas Syariah. Kami mengucapkan banyak terima kasih yang mendalam untuk seluruh rekan3
rekan yang telah membantu kami dalam menyelesaikan paper ini. Penulis berharap agar paper ini mampu member manfaat yang besar bagi perbagai pihak. Dan tak lepas dari berbagai kekurangan yang ada kritik serta saran kami butuhkan untuk perbaikan dan penyempurnaan paper ini. Semoga karya ini menjadi amal sholeh kita bersama. Dengan nilai-nilai islam yang memiliki kontribusi mendalam dalam pengembangan muamalah khususnya akuntansi atau pencatatan yang adil serta yang difirmankan oleh Allah dalam Al-Quran surat Al-Baqoroh 282 Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah[179] tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya… Banyaknya etika yang harus diketahui oleh para akuntan dengan menuntut bimbingan pada nilai-nilai Islam yang tercangkup dalam Al-Quran. Maka penulis berharap kegiatan perlombaan paper ini dapat berlanjut seiring dinamika persoalan yang terjadi dimasyarakat. Pembahasan tentang: (1) Islam dan Persepsi Masyarakat, (2) Arti Akuntansi dalam Masyarakat, (3) Teori Akuntansi dan Akuntansi Syariah, (4) Prisip-prinsip Akuntansi Islam, (5) Konsep Akuntansi Islam, (6) Nilai Islam dalam Akuntansi, (7) Akuntansi Islam vs Kapitalisme, (8) Islamisasi Akuntansi, (9) Etika dan Standar Akuntansi Islam, (10) Profesi Akuntan Publik, semoga dapat menjadi topik yang yang tepat tanpa mengesampingkan persoalan mendasar tentang akuntansi demi membawa perubahan untuk Negara Indonesia. Semoga paper ini bermanfaat. Amin, ya robbal „alamin
Wassalam Mantingan, 15 September 2014
Penulis
4
DAFTAR ISI Lembar Pengesahan................................................................................................... i Kata Penghantar......................................................................................................... ii Daftar Isi.................................................................................................................... iv Abstrak...................................................................................................................... v BAB I: Pendahuluan................................................................................................. 1 A. B. C. D. E.
Latar Belakang.............................................................................................. Identifikasi Masalah...................................................................................... Tujuan Penelitian.......................................................................................... Kegunaan Penelitian..................................................................................... Metode Penelitian.........................................................................................
1 4 5 5 6
BAB II: Landasan Teoritis........................................................................................ 7 A. B. C. D.
Islam Dan Persepsi Masyrakat...................................................................... Arti Akuntansi Dalam Masyarakat Islam..................................................... Teori Akuntansi Dan Akuntansi Syariah...................................................... Prinsip-Prinsip Akuntansi Islam................................................................... 1. Keadilan (justice).............................................................................. 2. Kebenaran (truth).............................................................................. E. Konsep Akuntansi Dalam Islam...................................................................
7 12 13 15 15 16 16
BAB III: Pembahasan............................................................................................... 18 A. Nilai Islam Dalam Akuntansi....................................................................... 19 Pengakuan Barat Terhadap Peran Islam....................................................... 23 B. Akuntansi Islam VS Kapitalisme................................................................. 23 C. Islamisasi Akuntansi..................................................................................... 28 Transaksi Islami Yang Tidak Merugikan Sebelah Pihak.............................. 29 D. Etika Dan Standar Akuntansi Islam.............................................................. 30 Persyaratan Etis Dari Akuntansi.................................................................. 31 Laporan Keuangan........................................................................................ 31 E. Tujuan Akuntansi Islam................................................................................ 32 Profesi Akuntan Publik................................................................................. 33 BAB IV: Penutup................................................................................................ 34 A. Kesimpulan................................................................................................... 34 B. Saran ............................................................................................................ 35
5
ABSTRAK
Tuntutan perusahan untuk mendapatkan profit yang besar di tiap tahunnya menjadikan timbulnya banyak akuntansi kreatif, sehingga menurunkan kualitas laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut. Sehingga sangat memungkinkan banyak pihak yang akan dirugikan oleh praktik tersebut. Dan untuk menghindari berbagai macam „kekreatifitasan‟ akuntan yang nakal dalam rekayasa laporan keuangannya, maka hadirlah akuntansi Islami di zaman modern ini. Teori ini memiliki landasan pada Al-Qur‟an dan Hadits dan peraturan akuntansi pun harus berdasarkan syari‟at. Tujuan diadakannya akuntansi yang bernuansa Islami ini adalah menciptakan keadilan, kesejahteraan (ekonomi dan sosial) dan melindungi hak masyarakat. Penerapan hukum Islam dalam kehidupan masyarakat sekarang, menyebabkan banyaknya perkembangan perbankan, lembaga, asuransi, dan instansi keuangan lainnya yang menetakan „bebas bunga‟ berbeda dengan system pembiayaan ekonomi modern. Hal ini didasari oleh dilarangnya interest dalam syari‟ah sehingga pembayaran didasarkan pada penggunaan equity-funding/leasing atau instalment sales. Basis pembiayaan dalam Islam adalah equity participation yaitu pendapatan yang dibagi berdasarkan perjanjian pembagian profit/loss sebelumnya. Tujuan ekonomi Islam adalah menghindari ketidakpercayaan dan perselisihan antara pihak yang berkepentingandengan menjamin fairness dari akuntansi, serta pendistribusian hak dan kekayaan secara merata. Untuk mendukung tujuan ini, dibentuklah akuntansi Islam yang bertujuan menciptakan peradaban yang humanis, emansipatoris, trasedental dan teologis. Dengan akuntansi syari‟ah, realitas sosial yang dibangun mengandung nilai tauhid dan ketundukan kepada Allah SWT. Karena akuntansi konvensional sekarang sudah diilhami dan berkembang berdasarkan tata nilai yang ada di masyarakat barat, maka kerangka konseptual yang dipakai sebagian dasar pembuatan dan pengembangan standar akuntansi berpihak kepada kelompok kepentingan tertentu. Dan agar akuntansi bermanfaat bagi berbagai kalangan, maka sudah sangat diharapkan para akuntan harus memiliki karakter yang baik, jujur, dan terpercaya, adil, efisien, dan independen, serta harus bertanggung jawab kepada masyarakat dan Negara dan melaporkan berbagai penyimpangan bertentangan dengan hukum Islam. Paper ini berusaha membahas khusus tentang teori akuntansi syariah atau Islami. Selanjutnya dibahas pula tentang nilai-nilai Islami apasajakah yang ada dalam akuntansi dan bagaimana cara menyelipkan nilai-nilai islami yang lainnya. Dan bagaimana potret seorang akuntan yang baik. Kesimpulan, dan saran praktik dan riset ke depan dibahas secara singkat. Kata kunci: Akuntansi, Akuntansi Islam (syari‟ah), nilai-nilai islami dalam akuntansi.
6
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Manusia harus bersandar pada aqidah, syariah dan akhlak agar tak lengah ditengahtengah permasalahan yang kontemporer. Permasalahan merupakan bukti perubahan menuju modernitas segala aspek sistem kehidupan. Perubahan tak pernah berhenti dan tak surut bahkan merajalela dengan proses praktek yang tak sederhana. Semangat religi muncul disetiap sejarah klasik dan modern memberikan jejak nyata menuju pencapaian perubahan yang ideal dari segala sudut disiplin dan praktek. Sehingga sumber daya manusia tersokong untuk mengubah jalan pikiran ke arah yang lebih baik dengan mengandalkan sisi agama yang menaunginya. Karena Islam hadir dengan ajaran yang menjanjikan kemashlahatan dunia dan akhirat. Perantara Al-Quran adalah kitab suci universal berlaku untuk setiap lapisan generasi tanpa terkekang oleh ruang dan waktu yang menuntun manusia kejalan yang benar. Kandungan Al-Quran adalah bukti nyata tak teragukan untuk seluruh cakupan umat manusia kapan saja maupun dimana saja sejalan tidak akan pernah berakhir selama manusia hadir dimuka bumi. Dengan asma‟ Al-Quran sebagai penjelas dan pembeda menunjukkan manusia segala sesuatu yang haq diantara kebathilan sebagai petunjuk kehidupan. Cakupan dalam Al-Quran memang komprehensif menyangkut seluruh aspek kehidupan. Tak bungkam atas setiap permasalahan kontemporer yang melingkupi jenjang pilahan aspek muamalah. Hal-hal didalam Al-Quran yang bergelayut dalam bidang muamalah merupakan aturan norma. Karena norma jalinan dari seluruh nilai-nilai Islam yang wajib ma‟ruf oleh seluruh pihak beragama. Bukan sekedar pengaturan normatif belaka yang menekankan pada persoalan moralitas, perlu adanya keseriusan dalam prakteknya dengan persoalan banyaknya kalangan berargumentasi bahwa transaksi modern yang diatur dalam ruang sosial masyarakat tidak berhubungan dengan cakupan agama. Adanya dikotomi1 ilmu antara agama dan ilmu pengetahuan.Ajaran normatif agama sejak awal keberadaan Islam telah memberikan persuasi normatif bagi para pemeluknya untuk
1
Pembagian dalam dua bagian yang saling bertentangan
7
melakukan pencatatan atas segala transaksi dengan benar/adil2 sebagaimana yang difirmankan Allah dalam surat Al-Baqoroh ayat 282: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah3 tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya… Umat Islam tidak hanya mengkaji Al-Quran dari sudut pandang normatif yang mengandung nilai-nilai keislaman sejati, tapi diterjemahkan pada tatanan praktik sehingga menjadi nyata dalam dunia empiris. 4 Turunan itu melibatkan tatanan mikro dan makro dalam kehidupan. Ayat tersebut mampu memberikan motivasi terkini menciptakan budaya akuntansi setiap ruang mikro dan makro, baik Negara maupun individu perseorangan. Tidak hanya berlaku pada masa klasik namun juga untuk masa sekarang. Sifat universal yang tak pasti terkekang akan menjadi pedoman sepanjang masa, serta menjadi pijakan normatif dalam praktik akuntansi yang bernafaskan islami. Dalam dunia bisnis, status keuangan menjadi tolak ukur pasti dalam mengatur perusahaan. Dan teori akuntansi dikembangkan berdasarkan asas prinsip dan asumsi. Standar perilaku menjadi dasar penilaian benar atau salahnya, jujur atau tidak jujurnya, adil atau tidak adilnya seseorang, adalah etika.5 Kemudian prinsip akuntansi yang berlaku secara umum ini kaidah bagaimana peristwa ekonomi dituliskan. Tak lepas dari prinsip, teori akuntansi harus dilengkapi asumsi dasar sebagai pengembangan proses akuntansi. Berdasarkan asas pembangunan akuntansi yang terdiri dari etika, prinsip akuntansi yang berlaku secara umum serta asumsi mengatur aktifitas akuntansi agar mencapai standarisasi dalam melaporkan keuangan, dengan maksud berprilaku etis. 2
Iwan Triyuwono, Akuntansi Syariah Perspektif, Metodologi, dan Teori, (Jakarta:
Rajawali Pers), p. 20 3
Bermuamalah ialah seperti berjualbeli, hutang piutang, atau sewa menyewa dan
sebagainya. 4
Ibid. p:21
5
Ibid. p: 11
8
“Akuntansi adalah simbol,”6 maka simbol tersebut tidak memiliki makna tersendiri kecuali pengaruh yang diberikan individu yang bersangkutan dalam proses praktek interaksi sosial. Maka makna ini bersifat relatif, memiliki makna berbeda tergantung faktor internal dan faktor eksternal. Sehingga terjadi timbal balik yang serempak antara penerapan nilai-nilai Islam dalam setiap langkah praktek akuntansi. Para ahli sudah mengambil kesimpulan bahwa akuntansi konvensional tidak sepenuhnya berpegang pada prinsip yang benar, terdapat praktek manipulasi dan rekayasa karena akuntansi tersebut berbasis paham kapitalis7 dan sosialis. 8 Sistem kapitalis sudah terbukti tidak mampu mendongkrak laju kemakmuran secara simbolis. Si kaya akan selalu berusaha untuk menang. Intinya, dalam masyarakat kapitalis tujuan utama akuntansi digunakan untuk melaporkan hasil bisnis dari siapa saja yang minat utamanya memaksimalkan laba dari investasi yang dilakukan. Namun diketahui, bahwa sekarang dalam situasi yang berubah, sehingga kerangka sosial dasar, konsep dan prosedur akuntansiakan berubah juga disalamnya.9 Walau demikian tak semua kaidah akuntansi konvensional bernilai negatif. Diantara keduanya memiliki karakteristik kaidah tersendiri dalam konteks penerapan dan pengembangan yang berbeda, sesuai dengan nilainilai dasar yang berperan. Akuntansi yang direfleksikan bersandar pada nilai-nilai Islam tidak akan bertentangan dengan syariat. Jadi laporan keuangan terdorong mencapai kebenaran, kepastian, keterbukaan dan keadilan mehilangkan eksploitasi segala bentuk kedholiman. Bangunan akuntasi syariah berlandaskan Al-Quran, As-Sunnah dan Fatwa Syariah yang dikeluarkan oleh lembaga yang berhak mengatur ketentuan akuntasi supaya tidak
6 7
Ibid. p: 37 Dalam perekonomian kapitalis setiap warga dapat mengatur nasibnya sendiri sesuai
dengan kemampuannya. Semua orang bebas bersaing dalam bisnis untuk memperoleh laba sebesarbesarnya. Semua orang bebas malakukan kompetisi untuk memenangkan persaingan bebas dengan berbagai cara 8 Sistem ekonomi sosialis adalah suatu sistem ekonomi dengan kebijakan atau teori yang bertujuan untuk memperoleh suatu distribusi yang lebih baik dengan tindakan otoritas demokratisasi terpusat dan kepadanya perolehan produksi kekayaan yang lebih baik daripada yang kini berlaku sebagaimana yang diharapkan. 9
Muhammad, Manajemen Bank Syariah, Edisi Revisi, (Yogyakarta: Unit Penerbit dan
Percetakan, 2005), p: 321
9
bertentangan prinsip akuntansi syariah. 10 Pemenuhan aktivitas akuntansi islami adalah termasuk ibadah seorang muslim, dengan tiga dimensi, yaitu: (1) mencari keridhoan Allah sebagai tujuan utama dalam menentukan keadilan sosio-ekonomi; (2) merealisasikan keuntungan bagi masyarakat, yaitu dengan memenuhi kewajiban kepada masyrakat, dan (3) mengejar kepentingan pribadi, yaitu: memenuhi kebutuhan sendiri. 11 Jika pemenuhan kewajiban kepada Tuhan, masyarakat dan individu telah terpenuhi pastilah prinsip-prinsip syariah akan terjalankan dengan keadilan dan kesahan secara visual. Konsep yang terbentuk dalam akuntansi Islam merupakan relevansi seluruh prinsip serta asumsi nilai-nilai Islam. Tidak keluar dari hal-hal tersebut konsep akuntansi mengarah pada unsur keadilan, kebenaran, transparasi. Tujuan ini agar menciptakan informasi akuntansi yang sarat nilai (etika) dan dapat memengaruhi perilaku para pengguna (users) informasi akuntansi kearah terbentuknya peradaban ideal. 12
B. IDENTIFIKASI MASALAH Didunia ini tidak ada yang tetap, semua kan mengalami perubahan. Perubahan yang sering menimbulkan permasalahan serius. Layaknya pondasi yang dibangun akan menentukan kekuatan bangunan tersebut. Sama seperti paham ataupun praktek yang dilaksanakan, dasar nilai yang diangkut akan menentukan arah lintas aplikasi manajemen suatu ideologi. Pertanyaan tentang akuntansi modern selalu dikaji ulang, karena muncul isu-isu akuntansi yang tidak mampu mengakomodasi realitas bisnis. Akuntansi sekarang hanya merefleksi kegiatan ekonomi perusahaan. Orientasi akan memperkuat pencapaian realitas materi dengan memaksimalkan laba. Sebaliknya tidak menganggap kegiatan diluar administrasi ekonomi karena berorientasi pada materi. Paham kapitalis dan paham sosialis telah memberikan solusi canggih bak spektakuler dalam perkembangan ekonomi dunia sehingga mekanisme ini mempengaruhi seluruh aspek integrasi sistem dan tidal benar-benar memberikan kemakmuran masyarakat secara merata. Banyak ketimpangan yang terjadi, masalah mikro dan makro, seperti: hidup budaya korupsi di kalangan atas maupun bawah. Korupsi menggerogoti kesejahteraan bangsa, membobol keuangan negara yang pasti pasti mendorong terjadinya krisis ekonomi 10
Wiroso, Op. Cit, p: 21
11
Muhammad, Op. Cit, p: 323
12
Iwan Triyuwono, Op. Cit, p: 219
10
dan moneter. Akuntansi jaman sekarang tidak lepas dari pengaruh kapitalis. Akhirnya, aplikasi yang terjalankan mengandung nilai-nilai kapitalistik. Mengakibatkan manusia menuju orientasi yang semu, berpaling dari konsep kuasa Ilahi. Maka hal ini perlu dikendalikan Sehingga pada bab dua dan bab tiga dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah kontribusi umat manusia pada praktek muamalah (akuntansi)? 2. Apa pengertian akuntansi? 3. Apakah terjadi penyimpangan dalam akuntansi? 4. Apakah yang dimaksud dengan akuntansi bernilai islami dan apa yang mendasarinya? 5. Bagaimana ruang perkembangan akuntansi syariah? 6. Bagaimana Islam berperan dalam akuntansi? 7. Apakah perbedaan antara konvensional dan syariah? 8. Bagaimana akuntan muslim menanggulangi sistem akuntansi konvensional? 9. Apakah etika dan profesi seorang akuntan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam?
C. TUJUAN PENELITIAN Paper ini menyajikan pengenalan pondasi yang mendasari praktik akuntansi. Dengan memberikan kajian-kajian normatif yang bermanfaat bagi sejumlah besar para akuntan dalam membangun moral budaya praktik sesuai dengan pesan normatif. Disamping itu tujuan lainnya: 1. Membimbing para akuntan untuk mendalami nilai-nilai Islam, yang tidak berhenti pada tingkatan normatif namun konsekuensi dalam aplikasi kerjanya. 2. Menciptakan informasi akuntansi yang sesuai dengan etika budaya Islam. 3. Meningkatkan kepatuhan pada prinsip syariah. 4. Membentuk peradaban untuk memengaruhi lingkungan bisnis yang ideal. 5. Menciptakan bentuk akuntansi yang dapat mengarahkan perilaku manusia ke arah sikap yang etis. 6. Menciptakan informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab entitas syariah terhadap amanah dalam mengamankan dan menginvestasikan dana.
D. KEGUNAAN PENELITIAN Kajian ini memberikan pembuktian nyata, bahwa nilai Islam akan mampu membawa keadilan dalam praktek akuntansi yang berbasis Islami. Sehingga memberikan 11
manfaat sejati akan perkembangan ekonomi dalam memberantas ketimpangan moral generasi akuntan.
E. METODE PENELITIAN Untuk menemukan data-data ilmiah dalam paper ini, penulis mendeskripsikan data kualitatif bermakna berdasarkan literature. Dengan menelaah berbagai buku berkenaan dengan akuntansi. Buku utama kajian paper akuntansi ini adalah buku Akuntansi Islam dengan pengarang Dr. Sofyan Syafri Harahap, M. S. Ac. Selain ini paper ini juga disokong dengan buku lain yang ada kaitannya dengan dengan judul paper ini, yaitu: 1. Buku yang ditulis oleh Iwan Triyuwono, dengan judul Akuntansi Syariah Perspektif, Metodologi, dan Teori. Buku ini mengilustrasikan akuntansi syariah sebagai sebuah bentuk disiplin ilmu yang sarat dengan nilai-nilai Islam. 2. Akuntansi Perbankan Syariah Berdasarkan PSAK dan PAPSI, Drs. Slamet Wiyono, Ak, M.B.A. Buku berbicara tentang perkembangan akuntansi syariah. Memberi penyegaran kepada seluruh praktisi akuntansi syariah di bank syariah. 3. Buku yang ditulis oleh Wiroso, Akuntansi Transaksi Syariah. Buku ini dilengkapi dengan daftar akun. Memberikan sarana pengajaran yang aplikatif tanpa harus meninggalkan kajian-kajian teoritis. 4. Manajemen Bank Syariah oleh Drs. Muhammad, M. Ag. Mengungkit permasalanpermasalahan mendasar yang berkaitan dengan mekanisme Bank Syariah.
12
BAB II LANDASAN TEORITIS
F. ISLAM DAN PERSEPSI MASYRAKAT Perkembangan masyarakat tampaknya mengarah kepada asalnya “back to nature” atau “back to basic” katanya. Naisbitt13 menerjemahkan fenomena ini dalam bukunya Megatrend 2000 yang dituliskan berdasarkan hasil penelitian dengan memakai teori kecenderungan statistik, menyebutkan bahwa masyarakat di tahun 200 dan seterusnya mengalami “religiousity”, semangat keagamaan. Artinya masyarakat akan kembali memberikan perhatian kepada ajaran agamanya. Mengapa hal ini terjadi? Ada banyak faktor tentunya, misalnya apa yang dilakukan manusia selama ini untuk mencari kepuasan lahiriyah sendiri dengan pola sendiri ternyata tidak membuahkan hasil seperti yang Ia inginkan. Perilaku hedonisme, free sex, hippies, Machiavellis, materialis, liberal ternyata tidak membawa kebahagiaan yang substansial. 14 Sering kita dengar “tidak ada satupun di dunia ini yang tidak berubah”, yang secara eksplisit sebetulnya menyampaikan pesan bahwa perubahan itu adalah suatu hal yang wajar, bahkan itu sangatlah wajar. Perubahan adalah sunnatullah, yang hakikatnya adalah menyiratkan bahwasannya Tuhanlah yang kekal dan yang lainnya adalah fana. Termasuk akuntansi sebagai disiplin ilmu yang berubah terus sepanjang masa. Perubahan tersebut menjadi fakta sejarah yang tak terbantahkan. Akuntansi pada masa Babylonia15, misalnya, sudah sangat berbeda dengan akuntansi pada zaman Islam, atau masa Luca Pacioli, atau masa sekarang. 13
is an American author and public speaker in the area of futures studies. His first
book Megatrendswas published in 1982. It was the result of almost ten years of research. It was on the New York Times bestseller list for two years, mostly as No. 1. Megatrendswas published in 57 countries and sold more than 14 million copies 14
DR. Sofyan Syafri Harahap, Akuntansi Syari‟ah, Edisi Ketiga, (Jakarta: Bumi Angkasa,
2001), hal: 1 15
Perkembangan Akuntansi dari Sistem Pembukuan Berpasangan Pada awalnya,
pencatatan transaksi perdagangan dilakukan dengan cara sederhana, yaitu dicatat pada batu, kulit kayu, dan sebagainya. Catatan tertua yang berhasil ditemukan sampai saat ini masih tersimpan, yaitu berasal dari Babilonia pada 3600 sebelum masehi. Penemuan yang sama juga diperoleh di Mesir dan Yonani kuno.
13
Fenomena ini benar adanya jika kita amati kenyataan perkembangan masyarakat baik di negara kita sendiri ataupun di tingkat internasional khususnya fenomena Islam. Di beberapa universitas Barat telah banyak yang membuka pusat studi Islam entah dibawah naungan sendiri ataupun di bawah naungan studi Timur. Di USA Islam semakin menampakan diri mereka, bahkan di Inggris, Belanda, Perancis sudah menjadi agama ke-dua terbesar. Di Belgia, berdiri gedung Islamic Center sebagai pusat kegiatan dakwah Islam Pada tahun 1980 di Brussel diselanggarakan Mukhtamar Islam Eropa. Di Belanda, tepatnya di kota Almelo telah dibangun sebuah masjid yang megah. Di kota ini pula telah dibentuk federasi organisasi Islam dipimpin Abdul Wahid Van Bomel16 (bangsa Belanda asli). Bomel memperjuangkan agar buruh-buruh muslim yang umumnya dari Asia Selatan dan Afrika supaya diberi kesempatan melakukan shalat lima waktu. Sedangkan di Roma -yang merupakan pusat Katolik- walaupun perembangan Islam di negeri itu tidak seperti negara-negara Eropa lainnya, pada tahun 1984 umat Islam berhasil meletakkan batu pertama pembangunan masjid di taman Morst Antene di Pariali, yakni suatu daerah yang tertib di Roma.17 Dan di negara kita juga demikian potensi umat Islam, mulai tampak kegairahan, ghirah, beragama menonjol sekali khususnya di kalangan menengah keatas. Entah dari kalangan menteri, pejabat kalangan atas, konglomerat, artis dan sebagainya mereka tidak ragu untuk mempublikasikan keIslaman mereka walaupun dulunya Islam disebut sebagai agama yang kolot. Kajian mengenai Islam sudah tidak bisa di hitung dengan jari mulai dari seminar, simposium, mass media cetak atau bahkan mereka menerbitkan banyak halaman yang di khususkan untuk pembahasan mengenai Islam, media elektronik, literatur mengenai Islam sudah sangatlah menjamur. Perangkat hukum Islam sudah dilengkapi dengan Pengadilan Agama, Kompilasi Hukum Islam, Majelis Ulama Indonesia, label/sertifikasi makanan halal, dan sebagainya. Sebagai kaum Muslim saya yakin sepenuhnya bahwa Islam adalah agama ideal dan sangat sempurna. Ajarannya mencakup semua tuntunan luhur bagi kehidupan manusia di muka bumi dalam semua bidang kehidupan. Tujuan Islam tidak lain agar 16
As a prominent figure of the Muslim community in Holland, Abdulwahid Van Bommel
wrote different books about Islam, gave many lectures, was active on several fora and he still teaches pastoral healthcare in different places like the Islamic University of Rotterdam 17
Ibid, hal:3
14
manusia selamat dan bahagia dalam kehidupan dunia menuju kehidupan akhirat yang kekal dan abadi. Dan kepercayaan atas Islam bahwasannya Islam menjanjikan harapan hidup yang lebih baik kepada semua manusia tanpa membedakan ras, suku, bangsa, warna kulit, jenis kelamin, dan gender: laki-laki dan perempuan. Dewasa ini masih ada, kalau tidak dikatakan banyak yang berpendapat dan beranggapan bahwa Islam adalah agama yang hanya mengatur bagaimana umat Islam beribadah kepada Tuhannya saja, yaitu hanya urusan sholat belaka, tanpa memikirkan bagaimana manusia menghadapi hidupnya, tidak mengajarkan “the way of life”. Bahkan yang lebih menonjolkan lagi bahwa Islam adalah penghambat kemajuan pembangunan dan berbagai macam inovasi yang ada di muka bumi ini, atau bisa dibilang agama yang kolot, serba melarang ini, itu, tidak bisa “bebas” berekspresi, dan lain sebagainya. Yang jelas, ini adalah salah satu bentuk ketidak tahuan dan kesalah pahaman yang terjadi di lingkungan masyarakat awam yang belum mengerti tentang Islam secara mendalam, dan dalam pengertian Islam kali ini bukan hanya ritual ibadah khusus, persiapan kematian, tetapi ia menyatu dengan kehidupan yang terintegrasi dan holistik tanpa ada garis demarkasi antara persoalan dunia dan akhirat dan tanpa ada dikotomi18 antara keduanya. dan ini sangatlah berbahaya. Tapi maksud berbahaya disini adalah bahwasannya sugesti atau doktrin yang sudah melekat begitu kuat dalam benak manusia akan sulit untuk dirubah. Islam sebagai agama dan pandangan hidup yang komprehensif atau lengkap dapat ditunjukan dengan ayat-ayat Al-Qur‟an yang apabila dikelompokan maka akan mengatur diantaranya, tentang hal-hal berikut:19 1. Aqidah (masalah ke Tuhanan dalam Islam) a. Iman kepada Allah SWT b. Iman kepada rububiyyah Allah terhadap segala hal c. Iman kepada ke Tuhanan Allah d. Beriman kepada Allah dan sifat-sifat-Nya e. Beriman kepada para malaikat f. Beriman kepada kitab-kitab-Nya 18
Pembagian dalam dua bagian yang saling bertentangan
19
Drs. Slamet Wiyono, Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan Syari‟ah, (Jakarta:
Grasindo 2006), hal: 1-4
15
g. Beriman kepada Rosul Allah h. Beriman kepada Nabi Muhammad SAW i.
Beriman kepada qodo‟ dan qodar
2. Etika a. Etika niat b. Etika kepada Allah c. Etika beribadah d. Etika terhadap Al-Qur‟an e. Etika terhadap Rosulullah f. Etika kepada diri sendiri dan sesama manusia g. Etika berbisnis h. Dan seterusnya 3. Akhlaq 4. Ibadah, meliputi: a. Thaharah20 (bersuci) b. Wudhu c. Tayammum21 d. Mandi e. Hukum haid dan nifas f. Sholat g. Zakat h. Puasa i.
Haji
j.
Dan seterusnya
5. Mu‟amalah, meliputi: a. Jihad b. Jual-beli c. Nikah 20
Thaharah secara bahasa adalah ”bersuci dan bebersih dari kotoran material dan
immaterial”. Sedangkan maknanya secara syariat adalah “mengangkat hadats dan menghilangkan najis”. 21
Pengertian bahasa, tayammum berarti maksud atau tujuan. Sedang menurut pengertian
syariat, tayamum berarti menuju ke pasir untuk mengusap wajah dan sepasang tangan dengan niat agar diperbolehkan melakukan shalat.
16
d. Warisan dan hukum yang meliputinya e. Sumpah f. Jinayat22 dan hukum-hukumnya Disamping mengatur 5 kelompok diatas, Islam juga memberikan dasar-dasar pengaturan tentang politik kenegaraan, ekonomi, perdagangan, keilmuan, keuangan, teknologi, dan masih banyak yang lainnya yang pengembangannya di bawah kelompok mu‟amalah. Untuk memberikan penjelasan tentang kelengkapan Islam, maka perhatikan gambar dibawah ini. ISLAM
AQIDAH
SYARIAH
AKHLAQ
MUAMALAH
IBADAH PUBLIC RIGHTS
SPECIAL RIGHTS
CRIMINAL LAWS
CIVIL LAWS
INTERIOR AFFAIRS
EXTERIOR AFFAIRS
ADMINISTRATIVE
ECONOMY
CONSTITUENCY
INTERNATIONAL RELATIONS
FINANCE LEASING
INSURANCE
BANKING
MORTAGE
VENTURE CAPITAL
Gambar 1 Islam As A Comprehensive Way Of Live 23 B. ARTI AKUNTANSI DALAM MASYARAKAT ISLAM Akuntansi yang berbasis syariah Islam dapat dijelaskan melalui grass root dimilikinya yakni akuntansi dan syariah. Akuntansi memiliki banyak definisi diantaranya pada tahun 1953, Committee on Accounting Terminology dari American 22
Jinayat adalah suatu hukum terhadap bentuk perbuatan kejahatan yang berkaitan dengan
pembunuhan, menuduh, berzina, menuduh zina, pencurian, mabuk, dan perbuatan kejahatan lainnya. 23
Drs. Slamet Wiyono, Op.Cit, hal: 4
17
Institute of Certified Public Accountants (AICPA) 24 menyatakan bahwa: “Akuntansi adalah seni mencatat, mengklasifikasikan dan meringkas dalam bentuk yang berarti dan dalam unit financial tentang transaksi-transaksi dan events, yang paling tidak, memilki sifat keuangan dan menginterpretasikan hasil-hasilnya” (Triyuwono 2006: 42). Penelitian Hamid et. Al (1995) merujuk laporan Al-Khawarizmi25 yang berjudul Mafatih Al-Ulum (Keys of Science).26 Buku tersebut menggambarkan bahwa suatu praktik akuntansi yang canggih telah diterapkan oleh Pemerintahan Islam dengan sistem pembukuan pada kantor administrasi muslim pada zaman kejayaan tersebut. Dalam salah satu bagian dari buku tersebut, AL-Khawarizmi membuat 20 daftar diwan27 untuk mencatat berbagai aktifitas keuangan. Setidaknya terdapat sembilan daftar sebagai berikut: 1. Qonun al-haraj (daftar survey tanah) 2. Alwaraj (daftar tagihan pajak) 3. Ar-Ruznamaj (daftar buku harian) 4. Al-khatma‟ (daftar akun bulanan) 5. Al-khatma‟ al-famia‟ (daftar akun tahunan) 6. At-tarij (buku besar) 7. Ar-rida‟ (laporan kompratif) 8. Al-bara‟ (daftar penerimaan) 24
CAP (committee on accounting procedure) was the first private sector organization that
had the task of setting accounting standards in the United States. It was a committee run by the American Institute of Accountants (now known as the American Institute of Certified Public Accountants). CAP is the predecessor of the Accounting Principles Board, itself a predecessor to the Financial Accounting Standards Board. Its formation and activities were early efforts to rationalize and legitimize the reporting of business performance. However, it is widely regarded as having failed. 26
Memiliki nama asli Muhammad Ibnu Musa al-Khawarizmi. lahir di Bukhara 194 H/ 78
M dan meninggal tahun 2 H/850 M.beliau adalah salah satu tokoh Muslim yang berpengetahuan luas, bukan hanya dalam bidang syariat, melainkan bidang falsafat, logika, aritmatika, dan lain-lain. 26
Khawarizmi memulai dengan pengklasifikasian cabang ilmu pengetahuan produk Arab
dan non- Arab, karena sejarahnya memang sebagian lain telah mengadopsi istilah- istilah asing dari Yunani, Persia dan India seperti halnya logika, filsafat, aritmatika, geometri, akuntansi dsb, meskipun dalam beberapa waktu kemudian telah diislamisasikan. 27
Diwan dalam bahasa arab berarti dewan
18
C. TEORI AKUNTANSI DAN AKUNTANSI SYARIAH Tidak bisa kita pungkiri lagi bahwasannya ilmu yang ada di muka bumi ini akan terus berkembang seiring berjalannya waktu. Dan ilmu akuntansi terus berkembang dan dikembangkan menuju akuntansi yang paling „benar‟. Dunia ekonomi internasional telah mengenal konseptual dan praktik akuntansi dan akuntansi syariah yang kebanyakan diterapkan pada lembaga keuangan seperti di praktik perbankan. Teori akuntansi atau Accounting Theory. Secara umum akuntansi konvensional, membagi akuntansi menjadi dua kelompok besar, yaitu akuntansi keuangan (financial accounting) dan akuntansi manajemen (management accounting). Menurut Belkaoui (1996) teori akuntansi merupakan suatu sistem yang koheren padatujuan (objectives) dan asumsi (assumptions) yang memerlukan perumusan standar yang berisi sesuai kondisi, fungsi, dan cakupan pelaporan keuangan (financial statements) beserta teknik praktisnya. 28 Dengan kata lain, hal ini memerlukan proses penyusunan standar (standardsetting process) atau prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum (generally accepted accounting principles)29, harus menjadi acuan umum untuk mengembangkan teori akuntansi yang dapat diterima secara umumatau universal. Belkaoui (1996) juga menegaskan, bahwa teori akuntansi berkembangdan dikembangkan dalam asumsi yang berbeda-beda pada praktiknya menurut parapemikir/penulis akuntansi (writers), para peneliti (researchers), maupun para praktisi(practitioners), sehingga akuntansi dibengaruhi oleh tiga hal: 1) berbagai paradigma, model, maupunframeworks yang berbeda yang berlomba untuk membentuk model akuntansi yangpaling „benar‟; 2) „kepentingan tetap‟ dari pihak-pihak tertentu (vested interest groups) telah mendominasi pendapat sehingga membentuk suatu paradigma yang „dianggap‟ benar secara umum; dan 3) adanya suatu politisasi (gradual politicization) yang terus menerus mempengaruhi proses penyusunan standar. 28
Kariyoto, Akuntansi dalam perspektif syari‟ah Islam, Jurnal JIBEKA Volume 7 No 2
Agustus 2013, hal: 44 29
Kaidah, aturan, dan prosedur yang menerangkan praktik akutansi pada waktu tertentu,
terutama di Amerika Serikat dan menyediakan suatu standart dengan cara para pembentuk opiniopini akuntan publik profesional berkenalan dengan laporan keuangan yang diperiksanya.
19
Di sudut lain, akuntansi akan dinilai kembali dari sudut pandang Islam. Kecenderungan ini sangatlah baru. Akuntansi Syariah atau Islamic or Syariah Accounting. Teori dan praktik akuntansi syariah seiring sejalan dengan perkembangan teori dan praktik ekonomi Islam. Akuntansi syariah merupakan ilmu akuntansi atau akuntabilitas segala aset-aset dan aktivitas ekonomis suatu bisnis individu atau kelompok atau perusahaan yang bersumber hukum Al Qur‟an dan As Sunnah untuk mencapai kekayaan atau kemakmuran yang sebenarnya atau „Falah‟ (Choudhury, 2005). Para ahli keuangan dan akuntansi syariah di Indonesia sepakat bahwa akuntansi syariah merupakanbukanlah “tambal sulam” atau manipulasi atau rekayasa dari akuntansi konvensional (Hidayat, 2002; Muhamad, 2002; Triyuwono, 2002). Pada dasarnya akuntansi syariah mengakui pendapat logis universal yang sesuai dengan hakekat kebenaran yangbersumber Al Qur‟an dan As Sunnah, dimana akuntabilitas proses binis (business process) dan hasil bisnis (business result) dari aktivitas ekonomi secara penuh nilaiadil (fairness fully) untuk kemakmuran umat manusia. Hal tersebut menunjukkan bahwa akuntansi syariah tidak berbasis faham kapitalis dan sosialis. Prinsip-prinsip dasar (primary principles), persamaan akuntansi (accounting equation), dan laporan keuangan (financial statements). Prinsip-prinsip dasara kuntansi syariah dan keuangan syariah berdasarkan prinsipprinsip dasar dalam sistem ekonomi Islam. Sistem ekonomi konvensional berdasarkan aliran aktivitas ekonomi (the circular flow of economic activity) dengan segala cara kompetisi pasar, sehingga „tidak benar-benar‟ melindungi yang masyarakat lemah, dan tidak mempedulikan jika yang ekonomi kuat memonopoli. Dalam circular flow, sirkulasi dalamnya berupa: produk-produk, faktor produksi, dan uang, sedangkan sirkulasi besarnya berupa: rumah tangga produsen, rumah tangga konsumen, dan pemerintah. Jadi pemerintah sebagai pengendali utama dalam pengelolaan ekonominya, akan menggunakan paham tertentu yaitu paham kapitalis, sosialis, ataukah syariah. Munculnya akuntansi Islam ini didorong oleh berbagai hal sebagai berikut: 30 1. Meningkatnya religiousity masyarakat 2. Meningkatnya tuntutan kepada etika dan tanggungjawab sosial yang selama ini tampak diabaikan oleh Akuntansi Konvensional
30
Ibid, hal: 47
20
3. Semakin melambatnya penanganan lembaga yang bertanggungjawab dalam mengantisipasi atau menindaklanjuti tuntutan masyarakat khususnya mengenai penekanan pada keadilan, kebenaran dan kejujuran.31 4. Resurjensi Islam khususnya kaum terpelajar yang merasakan banyak kekurangan dalam akuntansi Barat. Dalam Asia Megatrends, Naisbitt
( 1995:105)
mengemukakan: “Kebangkitan Islam, sebagaimana juga agama lain, sebagian disebabkan reaksi terhadap modernisasi dan pengaruh luat lainnya. Dalam 25 tahun ini sangat terlihat bagaimana perkembangan Islam, sangat menakjubkan...” 5. Kebutuhan akan pencatatan, pertanggungjawaban, dan pengawasan harta umat misalnya dalam Baitu-l-Mall atau keyakinan milik umat Islam dan organisasinya.
D. PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI ISLAM Nilai akuntabilitas dalam akuntansi syari‟ah adalah sangat erat hubungannya. Karena nilai tersebut menjadi nilai universal yang terdapat dalam akuntansi syari‟ah, karena syari‟ah mencakup segala yang berhubungan dengan kehidupan manusia. Baik secara ekonomi, sosial, budaya, falsafah moral dan sebagainya. Dr Sofyan Syafri Harahap (2001:182) mengungkapkan bahwa Islam memiliki definisi mengenai prinsip-prinsip keadilan (justice), kebenaran (truth), dan sah (valid) 1.
Keadilan (justice) “Sesungguhnya Allah sudah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan”32 “Sesungguhnya Allah sudah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya. Dan (menyuruh kamu) apabila menetap hukum di antara 31
Salah satu kasus yang ramai diberitakan adalah keterlibatan 10 KAP di Indonesia dalam
praktik kecurangan keuangan. KAP-KAP tersebut ditunjuk untuk mengaudit 37 bank sebelum terjadinya krisis keuangan pada tahun 1997. Hasil audit mengungkapkan bahwa laporan keuangan bank-bank tersebut sehat, padahal penuh dengan kecurangan. Dan sanksi yang dijatuhkan BP2AP hanya menjatuhkan hukuman melarang 3 KAP melakukan audit terhadap klien dari bank-bank, sementara 7 KAP yang lain bebas. 32
Q.S. An-Nahl: 90
21
manusia supaya kamu menetaokan denagn adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Melihat dan Maha Mendengar.”33 Sudah sangatlah jelas disebutkan oleh ayat-ayat diatas bahwasannya keadilan itu aspek penting dalam kegiatan ekonomi untuk mendapatkan “informasi yang bermanfaat”
merupakan
sebagai
pendorong
untuk
melakukan
upaya-upaya
dekonstruksi terhadap bangunan akuntansi modern (alternatif) yang lebih baik. 2.
Kebenaran (truth) Logika sebuah kebenaran itu adalah sebuah kenyataan yang dapat dipecahkan
secara secara praktis dimana “kebenaran” sebagai isu pokoknya. “dan janganlah kamu campur adukkan yang haq dan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang haq itu sedangkan kamu mengetahuinya”34 Sekarang yang menjadi pertanyaan yang menggelitik adalah, siapa yang dapat menentukan kebenaran karena kebenaran itu bergantung pada situasi dan kondisi saat itu. Namun jika kita mencoba untuk mencari sebuah kebenaran, kita bisa kembali ke alat operasional untuk tujuan praktis atau bisa diserahkan kepada lembaga legislatif, profesional, dan profesional, atau kita akan mengalami kemunduran. E. KONSEP AKUNTANSI DALAM ISLAM35 Akuntansi dalam Islam dapat kita lihat dari berbagai bukti sejarah maupun dari Al-Qur‟an. Dalam Surat Al-Baqarah ayat 282 yang berbunyi; “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan hendaklah seorang penulis diantara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan apa yang ditulis itu, dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada utangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akal atau lemah keadaannya atau dia sendiri tidak mampu
33
Q.S. An-Nisaa‟: 58
34
Q.S. Al-Baqoroh: 42
35
DR. Sofyan Syafri Harahap, Op. Cit, hal: 182
22
mengimlakkan,
maka hendaklah
walinya
mengimlakan dengan jujur……dan
seterusnya36 Dan dari ayat di atas tentunya kita sudah dapat menyimpulkan sesuatu yang sangat berkaitan erat dengan apa yang di bahas dalam paper kali ini, bahwasannya dari zaman dahulupun pencatatan tentang sirkulasi keuangan suatu lembaga atau kegiatan yang bersangkutan dengan keuangan yang tujuan utamanya adalah untuk tujuan kebenaran, kejujuran, transparansi antara kedua belah pihak atau yang sering kita dengar dengan accountability dan permasalahan di luar itu diserahkan sepenuhnya kepada akal pikiran manusia termasuk untuk kepentingan “decisison usefulness”37 dan sangat melarang upaya penutupan investasi dengan menggunakan instrumen bunga yang tinggi. Sofyan Syafri Harahap (1991) mengemukakan bahwa akuntansi Islam itu past i ada. Ia menggunakan metode perbandingan antara konsep syariat Islam yang relevan dengan konsep dan prinsip akuntansi kontemporer itu sendiri. Ia menyimpulkan bahwa nilai-nilai Islam ada dalam akuntansi dan akuntansi ada dalam struktur hukum dan muamalat Islam. Shaari Hamid, Russel Craig, dan Frank Clarke (1993) dalam artikel mereka yang berjudul : ”Religion : A Confounding Culture element in the International Harmonization of Accounting “ mengemukakan dua hal yaitu : 1. Bahwa Islam sebagai agama yang memiliki aturan-aturan khusus dalam sistem ekonomi keuangan pasti memerlukan teori akuntansi yang khusus pula yang dapat mengakomodasikan ketentuan syariah itu. 2. Bahwa aspek budaya yang bersifat lokal sangat banyak mempengaruhi perkembangan akuntansi, maka Islam sebagai agama yang melampaui batas negara tidak boleh diabaikan. Islam dapat mendorong internasionalisasi dan harmonisasi akuntansi.
36
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, (Jakarta: Media Insani
Publishing, 2007), hal: 48 37
The decision usefulness approach is an approach to the preparation of financial
accounting information that studies the theory of investor decision making in order to infer the nature and types of information that investors need.
23
BAB III PEMBAHASAN
Nilai-nilai Islami dalam konteks ini dianggap merujuk pada semua faktor sosial, politik, dan faktor lain yang mempengaruhi perilaku individu. Oleh karena itu, agama sudah diakui dianggap termasuk salah satu faktor budaya. Sayangnya pengaruhnya terhadap pengembangan akuntansi dan struktur bisnis belum terlalu dibahas secara mendalam. Agama memiliki potensi untuk diterima bukan hanya di satu daerah atau di suatu negara, melainkan melampaui negara. Memang ini akan sulit menjelaskannya karena setiap daerah bahkan negara memiliki karakteristiknya sendiri-sendiri. Baru sedikit yang bisa dijelaskan mengenai akibat yang dapat ditimbulkan oleh perbedaan fundamental agama dan filsafat yang melahirkan masyarakat yang dibangun dengan tradisi yang berbeda di satu pihak dan pihak lainnya. Inilah isu yang seharusnya dikemukakan secara gamblang. Dalam banyak analisis, harmonisasi (yang diartikan sebagai penggunan teknik dan konsep dasar akuntansi dari luar) yang ingin dicapai, lebih sebagai masalah juridiksi dan proses politik daripada melakukan upaya mengubah filosofinya. Baru-baru ini terjadi demonstrasi di Bali yang melibatkan Aliansi Hindu Muda Bali (AHMB) di depan kantor Bank Indonesia (BI) perwakilan Bali di Denpasar. AHMB meminta BI menghentikan pendirian Bank Syariah di Bali karena mereka menganggap dengan alasan perbankan syariah tidak sesuai dengan konsep ekonomi nasional
yang
berasaskan Pancasila. Pakar Ekonomi Islam yang juga Ketua I Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesai (IAEI) Agustianto menilai, penolakan tersebut terjadi akibat ketidakpahaman terhadap esensi ekonomi syari‟ah. Dan Perbankan syariah bukanlah misi keagamaan38. Padahal di berbagai negara non-muslim, lembaga keuangan syariah berkembang pesat seperti di Hongkong, Singapura, Australia, juga dikembangkan oleh orang-orang non muslim. Bahkan tidak sedikit pakar keuangan syariah berasal dari non muslim. Oleh karena itu , sungguh aneh apabila negara Indonesia yang mayoritasnya adalah muslim justru menolah keberadaan perbankan syari‟ah. Dan akhirnya haruslah 38
Perbankan Syariah Bukan Misi Keagamaan.2014, Rabu, REPUBLIKA, hal 11
24
bagi Otoritas Jasa Keuangan (OKJ), pemerintah, maupun pelaku bank syariah untuk turun tangan melakuakan sosialisasi dan edukasi mengenai perbankan syari‟ah. Namun, praktik Ekonomi Islam, Keuangan Syariah, maupun Akuntansi Syariah diIndonesia justru menjadi menarik dan tantangan tersendiri bagi para pemikir, peneliti, dan tentu para praktisi. Dikarenakan Indonesia bukan negara dengan paham Islam sepenuhnya dan masyarakat Indonesia dengan ras, suku, dan agama yang lebihberagam tentunya akan lebih menghasilkan praktik ekonomi syariah yang lebih komplit akan kebenarannya yang diuji dalam hal keberagaman dan paham nasionaldari Republik Indonesia ini. Banyak sekali, non-muslim yang salah paham terhadap Islam yang mereka anggap Islam, tidak lebih hanya sebuah agama. Mereka tidak memiliki kerangka yang jelas tentang jurispudensi Islam dimana kegiatan sehari-hari pun harus sesuai dengan tradisi/syariat Islam. Pakistan mengesahkan UU tahun 1992 untuk memaksa bank Pakistan menerapkan konsep Perbankan Islam, (Accountancy July 1992 PP 46-47), Tomkins dan Karim (1991, PP41-7) mencatat perkembangan Lembaga Bank Syariah di Inggris dan Benua Eropa.
F.
NILAI ISLAM DALAM AKUNTANSI Kalau kita katakan nilai Islam dalam akuntansi maksudnya adalah apakah
Comprehensive Accounting itu mempunyai kelengkapan yang sama atau sesuai tujuan dan hakikat nilai Islam. Di muka telah dijelaskan bahwa nilai Islam bersifat adil (justice), tanggungjawab (accountability), dan benar (truth) dalam pencatatan. Penelitian dan literatur yang mengkaji akuntansi dalam Islam sudah mulai merebak baik di Tanah Air maupun di Barat sendiri. Literatur yang membahas topik ini dapat dilihat pada tulisan Muhammad Khir, T.E. Gambling dan R.A.A. Karim, dan Sofyan Syafri Harahap dalam buku “Akuntansi, Pengawasan, dan Management dalam Perspektif Islam” (Harahap, 1992). Pembahasan tentang akuntansi dalam Islam ini tidak mengada-ada, tidak bersifat apologia, tetapi benar-benar merupakan fenomena dengan munculnya sistem Ekonomi Islam dan semakin eksis berkembangnya lembagalembaga yang menerapkan konsep syari‟ah Islam. Berbagai pusat kajian mengenai
25
Islam telah lama berkembanglah di Universitas di Barat maupun di Jepang, bahkan di Australia telah membuka jurusan khusus kajian Islam39 di luar pusat kajian yang ada. Islam adalah sisem nilai dan tata cara dan praktek hidup. Islam memiliki nilainilai tertentu yang mengatur dan membatasi gerak langkah manusia dalam hidupnya. Tata cara dan konsep hidup itu bukan sekedar bertujuan agar manusia dan makhluk secara keseuruhan baik selama di dunia ataupun di akhirat. Tetapi tidak berarti pembatasan ini bermaksud untuk membatasi ruang gerak kreasi manusia, melainkan untuk kebahagiaan individu tersebut di dunia dan di akhirat, ketertiban, kelancaran semua makhluk hidup yang ada di dunia ini karena semua makhluk hidup di dunia ini saling bergantung satu sama lain dan saling berubungan erat. Tetapi apabila Islam dipandang dari segi yang berbeda (sektarian) tentu saja Islam bisa dinilai menghambat kebebasan seseorang. misalnya saja bagi “pecinta kuliner sejati” maka hukum tentang kehalalan dan keharaman suatu makanan yang bisa dibilang lumayan menyusahkan. Karena suatu hukum makanan bisa berubah dengan hanya sedikit kesalah yang terjadi di berbagai tahap masakan ataupun dari bahan masakan yang digunakan itu sendiri. Tata nilai Islam itupun tidak ada maksud secuilpun bermaksud untuk merugikan manusia dan makhluknya. Islamlah agama yang berwawasan universal, adil kepada semua orang bahkan kepada flora dan fauna, makhluk halus dan generai mendatang. Aneh sekali kalau konsep Islam atau umatnya dituduh sektarian. Nilai-nilai ini memasuki semua aspek kehidupan baik politik, pertahana, sosial, hukum dan ekonomi. Oleh karenanya termasuk didalamnya ilmu Akuntansi. Eksistensi akuntansi dapat kita dapatkan di berbagai bukti sejarah maupun dari pedoman suci Al-Qur‟an. Al-Qur‟an adalah pegangan dan sumber hukum bagi kaum Muslimin. Oleh karenanya wajib hukumnya bagi pemeluknya untuk menaati dan
39
Kajian Barat terhadap Islam memunculkan orientalisme, yaitu kajian tentang ketimuran. Kajian
awal orientalisme yang diselenggarakan di perguruan tinggi di Barat memandang umat Islam sebagai bangsa primitive. Kajiannya difokuskan pada Al-Qur‟an dan pribadi Nabi Muhammad secara ilmiah, yang hasilnya menyudutkan ajaran dan umat Islam. Pendekatan yang digunakan para orientalis bersifat lahiriyah (eksternalitas). Agama Islam hanya dipandang dari sisi luarnya saja menurut sudut pandang Barat. Pada masa selanjutnya muncul karya-karya yang mengoreksi dan merekonstruksi kajian orientalis lama, karena adanya anomaly (ketidaktepatan) dalam studi Islam. Tokohnya antara lain Louis Massignon, W. Montgomery Watt, dan Wilfred Cantwell Smith.
26
mngamalkan petunjuk dan perintahnya. Dalam Al-Qur‟an surat Al Baqoroh 282 yang merupakan ayat terpanjang dalam Al-Qur‟an dapat kita baca sebagai berikut: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu`amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis,….. (Tulislah muamalahmu itu), kecuali jika muamalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit-menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”40 Kemudian dalam catatan kaki disebutkan bahwa Mu‟amalah diartikan sebagai kegiatan jual-beli, berutang-piutang, sewa-menyewa, dan sebagainya. Berutangpiutangpun memiliki arti yang sangat luas dalam berbisnis. Pendirian perusahaan oleh pemilik perusahaan menyangkut utang-piutang kepada managemennya. Pengelolaan harta oleh manajemen merupakan hubungan utang-piutang (Agency Relationship).oleh karena itu lembaga perusaan sarat dengan kegiatan mu‟amalah sebagaimana dimaksudkan 282 tadi. Dan dapat dipastikan bahwa pemeliharaan akuntansi wajib hukumnya dalam suatu perusahaan. Dan jika dianalisis, penempatan surat Al-Baqoroh di surat kedua memiliki makna double entry atau debet-kredit atau belah-menyebelah, dan nama suratnya adalah AlBaqoroh (Sapi Betina) yang merupakan nama komoditi perdagangan yang merupakan ladang akuntansi. Malah dari segi angka ayat 282 menggugah analilis seolah menggambarkan keseimbangan atau mizan atau neraca, angka 8 diapit oleh angka yang sama besarnya. Hanya Tuhan yang tau maksudnya. Wallahu a‟lam. Prof. Dr. Hamka dalam tafsir Al-Azhar Juz 3 tentang surat Al-Baqoroh ayat 282 ini mengemukakan beberapa hal yang relevan dengan akuntansi sebagai berikut: “Perhatikanlah tujuan ayat! Yaiu kepada sekalian rang yang beriman kepada Allah supaya utang-piutang ditulis, itulah dia yang berbuat suatu pekerjaan karena 40
Q.S. Al-Baqoroh: 282
27
Allah, karena perintah Allah dilaksanakan. Sebab itu tidaklah layak karena berbaik hati kepada kedua belah pihak lalu berkata tidak perlu dituliskan karena kita sudah percaya mempercayai. Padahal umur kedua belah pihak sama-sama ditangan Allah. Si Fulan mati meninggalkan utang, dan tempat berhutang menagih ke ahli waris. Si ahli waris dapat mengingkarinya karena tidak ada surat perjanjiannya” Buya Hamka melanjutkan lagi: “....dan apabila di belakang hari perlu dipersaksikan lagi sudah adahitam diatas putih tempat berpegang dari keragu-raguan, sebab sampai yang sekecil-kecilnyapun ditulis” Pendapat Buya Hamka ini menunjukan bahwa sebenarnya syara‟ pun menganjurkan pencatatan baik yang tunai maupun yang masih accrual sebagaimana yang sekarang diterapkan dalam akuntansi. Dan Rosulullah SAW bersabda, “kamu lebih tau urusan duniamu”. Urusan dunia dalam tanda kutip berikutdiserahkan bulatbulat kepada manusia dan itu merupakan bukti kebebasan berfikir sekaligus membuktikan “kedinamisan” Islam, dan menjaga Al-Qur‟an tetap “up to date” tidak pernah ketinggalan karena perubahan dan kemajuan cara berfikir manusia. Tekanan Islam dalam kewajiban melakukan pencatatan adalah: 1. Menjadi bukti dilakukannya transaksi (muamalah) yang menjadi dasar nantinya dalam menyelesaikan persoalan selanjutnya. 2. Menjaga agar tidak terjadi manipulasi, atau penipuan baik dalam transaksi maupun hasil dari transaksi itu (laba). Bagaimana menurut akuntansi? Dalam akuntansi tujuan pencatatannya adalah: 1. Pertanggungjawaban (accountability) atau sebagai bukti transaksi dan keadilan bagi masyarakat, seperti yang berbunyi di surat Al-Hadid ayat 24: “Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami membawa bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka AL Kitab dan Neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan” 2. Penentuan pendapatan (income determination). 3. Informasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan. 4. Sebagai alat penyaksian yang akan dipergunakan dikemudian hari, dan lain-lain.
28
Pengakuan Barat Terhadap Peran Islam 41 Seorang guru besar akuntansi berkebangsaan Amerika menulis sebagai berikut “.....the introduction of Arabic Numerical greatly fasilicated the growth of Accountingi”. Penemuan angka Arab sanagt besar bantuannya terhadap perkembangan Akuntansi (lihat Hendricksen dalam bukunya “Accounting Theory” terbitan RD Irwin Inc. Illinois). Penulis mengutip ucapan seorang penulis Barat dalam topik bab ini. Kutipan ini menandai bahwa anggapan tadi dapat kita catat bahwa angka Arab (1,2,3,4, dan seterusnya) memiliki andil besar dalam ilmu Akuntansi. Angka nol juga mula-mula dikenal oleh bangsa Arab yang akhirnya berdampak banyak di ilmu Komputer. Lucas Pacioli pada tahun 1494 mencatat sistem pembukuan berganda dalam buku Matematika. Padahal sebenarnya Matematika dan Aljabar ditemukan lebih dahulu oleh filosof Islam Abdullah bin Muhammad bin Kiyah Al Mazindarani dengan judul “Risalah Falakiyah Kitab As Siyaqaat” pada tahun 1363 M. Jadi benarlah apa yang dinyatakan oleh Robert Arnold Russle42 bahwa jauh sebelum Paccioli sudah ditemukan sistem Akuntansi yang lebih canggih di zaman Arab. 43 G.
AKUNTANSI ISLAM VS KAPITALISME Akuntansi konvensi yang sekarang berkembang adalah sebuah disiplin dan
praktik yang dibentuk dan membentuk lingkungannya. Oleh karena itu, jika akuntansi dilahirkan dalam lingkungan kapitalis, maka informasi yang disampaikan akan mengandung nilai-nilai kapitalis. Kemudian keputusan dan tindakan ekonomi yang diambil pengguna informasi tersebut juga mengandung nilai-nilai kapitalis. Singkatnya, informasi akuntansi yang kapitalistik akan membentuk jaringan kuasa yang kapitalistik juga. Jaringan inilah yang akhirnya mengikat manusia dalam penjara kapitalisme. Bila diperhatikan, budaya dan nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat Islam dan barat terdapat perbedaan yang sangat besar. Dalam masyarakat Islam terdapat sistem nilai yang melandasi setiap aktivitas masyarakat, baik pribadi maupun komunal. Hal ini tidak ditemukan dalam kehidupan masyarakat barat. Perbedaan dalam budaya
41
Dr Sofyan Syafri Harahap, Op.Cit, p:124
42 43
Dr Sofyan Syafri Harahap, Op.Cit, p:124
29
dan sistem nilai ini menghasilkan bentuk masyarakat, praktik, serta pola hubungan yang berbeda pula. Menurut pengamatan penulis, sistem akuntansi yang ada di Indonesia sekarang ini terlalu mengadopsi pola pikir barat dengan segala kebudayaannya. Sebagaimana kita maklumi bahwa cukup lama pola pikir dan aktivitas bermuamalah masyarakat muslim di Indonesia khususnya dan selain muslim umumnya mengikuti pola pikir barat tersebut yang mana menekankan pada kapitalisme dan sekularisme yang lebih menekankan pada prinsip perolehan laba dan keuntungan yang lebih memihak kepada pemilik modal saja tanpa memperhatikan aspek-aspek lain yang sebenarnya lebih memegang peranan penting daripada pemilik modal itu sendiri. Mengapa penulis berpikiran seperti itu, sebagai gambarannya penulis dapat memberikan contohnya sebagai berikut. Pertama, laba dari hasil penjualan dan produksi yang diperoleh sebuah perusahaan, akan dibagi dalam bentuk deviden. Akan tetapi di dalam pembagian deviden tersebut sepenuhnya hanya untuk pemilik modal saja tanpa memperhatikan kepentingan-kepentingan lainnya seperti pemerintah dan masyarakat. Idealnya, dana deviden tersebut harus diperhitungkan untuk kepentingan masyarakat, hal ini disebabkan karena sebagian dana operasional yang dimiliki perusahaan diperoleh dengan cara melakukan pinjaman dari Bank. Seperti yang kita ketahui sumber dana yang dimiliki Bank diperoleh dari masyarakat yang menabung pada Bank tersebut. Artinya, secara tidak langsung dana operasional yang dimiliki oleh perusahaan untuk menjalankan operasinya berasal dari masyarakat. Oleh karena itu sudah seharusnya masyarakat mengetahui informasi tentang perusahaan dan memperoleh manfaat dari perusahaan tersebut. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Anbiya ayat 107, yang berbunyi;
ِ ِ ﴾701:ي ﴿األنبياء َ ََوَما أ َْر َسْلن َ اك إِاَّل َر ْْحَةً لْل َعالَم Artinya: Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.44 Yang mana maksud dari ayat tersebut menyatakan bahwa, agar “rahmat” yang dimaksudkan oleh Allah SWT dapat dirasakan dan dinikmati oleh manusia, maka manusia harus menjauhi perbuatan yang saling menzalimi antara manusia satu dengan 44
Al-Anbiya‟: 107
30
manusia lainnya, antara manusia dengan lingkungan, antara manusia dengan alam, dan yang lebih penting adalah jangan menzalimi diri sendiri. Hal tersebut lebih dipertegas lagi dalam surat Al-Baqarah ayat 279, yang mana maksud dari surat tersebut yakni menyatakan tentang prinsip utama dalam syariat Islam terutama dalam melakukan muamalah. Contoh kedua, apabila dilihat dari kegiatan yang berhubungan dengan perbankan, maka alat ukur yang sering digunakan adalah rate of interest.45 Hal ini tentu saja menguntungkan bagi perbankan karena perbankan menggunakan instrumen ini untuk mencari-cari alasan untuk menghindar dari mentaati ketentuan-ketentuan syariah. Atas dasar pemikiran tersebut diatas, maka penulis merasakan perlunya penerapan akuntansi yang islami sesuai syariah di Indonesia sebagai model alternatif dalam penyusunan laporan keuangan. Hal ini untuk menghindari terjadinya praktek kecurangan–kecurangan (fraud) seperti earning management, income smoothing,46 window dressing, lapping47 dan teknik-teknik lainnya yang biasa digunakan oleh manajemen perusahaan dalam penyusunan laporan keuangan. Untuk lebih jelas kami akan memberikan fakta yang terjadi pada perusahaan WorldCom. Perusahaan telekomunikasi dengan klaim aset 107 miliar dolar (sepadan dengan Rp 963 triliun) itu bangkrut. Inilah fakta kebangkrutan terbesar sepanjang sejarah Amerika. Tumbangnya perusahaan ini, seperti sengatan mematikan bagi perekonomian Amerika, setelah sebelumnya Enron, Merck, dan Xerox ikut sempoyongan diguncang skandal manipulasi keuangan. WorldCom Cs tentu bukan jenis entitas bisnis yang baru muncul ke permukaan. Kapitalisasi mereka di New York Stock Exchange yang begitu besar dan iming-iming laba yang terus mereka cetak dalam kondisi perekonomian yang
45
Tingkat bunga dalam jangka waktu tertentu (perbulan atau pertahun)
46 Belkaoui menyatakan pada dasarnya definisi operasional dari manajemen laba (income smoothing) adalah potensi penggunaan manajemen akrual dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi. Sedangkan Fischer dan Rosenzweig (1995) dalam Khafid (2004:42) mendefinisikan manajemen laba sebagai, “…action of a manager which serve to increase (decrease) current reported earnings of the unit which the manager is responsible without generating a corresponding increase decrease) in a long term economics profitability of the unit” 47
Lapping adalah satu kecurangan (fraud) yang mungkin timbul jika bagian pencatat
piutang merangkap sebagai bagian penerima kas dari konsumen. Lapping ini kejahatan yang dapat terjadi jika perusahaan menjual barang secara kredit.
31
sedang lesu, jelas magnet penyedot perhatian pebisnis top di seantero dunia untuk berebut membeli sahamnya.48 Tapi siapa yang menyangka, akal-akalan mereka dengan memalsukan laporan akuntansi telah membuat perusahaan itu sangat rapuh. Keuntungan miliaran dolar yang tertera dalam laporan keuangannya, tak lebih dari sebuah kepalsuan yang dirangkai oleh akuntan-akuntan yang tak bertanggungjawab. WorldCom hanya sekadar contoh dari sebuah peradaban yang menempatkan ilmu akuntansi menghamba kepada kepentingan pemilik modal (stockholder). Di sini, kisi dan ruang akuntansi sebagai media transparansi dan pertanggungjawaban dipelintir untuk satu alasan yaitu bagaimana caranya menguntungkan bagi pemilik modalyang akhirnya melahirkan malapetaka yang tak terkira. Di sinilah bedanya sistem akuntansi kapitalis dan Islam dibangun. Akuntansi Islami bukan saja untuk melayani kepentingan stockholder, tapi juga semua pihak yang terlibat atau stakeholder. Itu berarti ada upaya melindungi kepentingan masyarakat yang terkait langsung maupun tidak langsung. Bahkan, dunia flora-fauna, berikut lingkungan yang menjadi habitatnya. Karena itu, Akuntansi Islam bukan selalu bicara angka. Sebaliknya, domain akuntansi juga mengukur perilaku (behavior). Konsekuensinya, akuntasi Islam menjadi mizan49 dalam penegakan ketertiban perdagangan, pembagian yang adil, pelarangan penipuan mutu, timbangan, bahkan termasuk mengawasi agar tidak terjadi benturan kepentingan antara perusahaan yang bisa merugikan kalangan lain. Kalau rambu-rambu dasar seperti ini yang diterapkan, yakin tragedi WorldCom tak terjadi. Itu bisa dilakukan karena akuntansi tak lagi menghamba kepada kepentingan pemilik modal, tapi lebih dari itu inheren dengan penegakan keadilan dan kebenaran. Dasar-dasar bisnis dengan merujuk praktik akuntansi Islam sebenarnya sudah diterapkan Rasulullah saat membangun Madinah. Tinggal kini bagaimana mentransfer warisan Nabi Muhammad yang berupa nilai-nilai normatif itu ke dalam tataran empirisme. Dalam penyusunan akuntansi Islam kemungkinan ada persamaan dengan akuntansi konvensional khususnya dalam teknik dan operasionalnya. Seperti dalam
48
Iwan Triwuyono, Akuntansi Syariah: Perspektif, Metodologi, dan Teori, Edisi Kedua, (
Jakarta: Rajawali Pres, 2012), p: 76 49
Titik ukur; (lambang) keadilan; neraca.
32
bentuk pemakaian buku besar, sistem pencatatan, proses penyusunan bisa sama. Namun perbedaan akan kembali mengemuka ketika membahas subtansi dari isi laporannya, karena berbedanya filosofi. Bila diperhatikan, budaya dan nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat Islam dan barat terdapat perbedaan yang sangat besar. Dalam masyarakat Islam terdapat sistem nilai yang melandasi setiap aktivitas masyarakat, baik pribadi maupun komunal. Hal ini tidak ditemukan dalam kehidupan masyarakat barat. Perbedaan dalam budaya dan sistem nilai ini menghasilkan bentuk masyarakat, praktik, serta pola hubungan yang berbeda pula. Sebagaimana disarikan dalam tabel berikut ini mengenai perbedaan antara sistem ekonomi Islam dan Konvensional.
Indikator
Ekonomi Konvensional
Ekonomi Islam
Tujuan akhir
Kesejahteraan dan kekayaan
Falah, maslahah
Peran manusia
Sebagai makhluk individu/sosial, oportunis
Manusia sebagai hamba Allah sekaligus wakil Tuhan di bumi (khalifah)
Pengguna
Pelaku pasar dan supplier pasar keuangan
Masyarakat, stakeholders, dan semua yang berhubungan dengannya
Pengambilan keputusan
Mekanisme pasar murni
Pasar yang adil dan fair
Prinsip ekonomi
Efisiensi, keadilan
Nilai yang dibawa
Pengukuran secara moneter terhadapkegiatan ekonomi internal
33
Informasi simetri, kerjasama dan persaingan, profesionalisme, efisiensi dan kerja Pengukuran terhadap kegiatan sosial ekonomi, termasuk eksternalitas, pelanggaran syariah, tidak selalu keuangan
H.
ISLAMISASI AKUNTANSI Kalau diyakini bahwa semua alam yang semuanya diciptakan oleh Tuhan maka
tentu juga konsep akuntansi ini tidak luput dari kekuasaannya, artinya salah jika konsep itu dijadikan pedomn dalam merumuskan teori yang Islami. Hal ini berarti bahwa konsep teori akuntansi yang sekarang dapat dipakai sebagai dasar dan intelektual muslim cukup menjadi tukang pangkas untuk yang tidak sesuai dengan syariat Islam. Hal ini juga dapat dilihat dari gambaran sebagai berikut yang telah dibuat sebelumnya: AKUNTANSI ISLAM HASIL KONVERENSI: 1. AKUNTANSI YANG LAHIR DARI MASYARAKAT ISLAM "KAFFAH" 2. AKUNTANSI KAPITALIS YANG DISESUAIKAN DENGAN SYARIAT ISLAM ISLAM MASYARAKAT ISLAM EKONOMI ISLAM AKUNTANSI ISLAM MASYARAKAT MIX EKONOMI MIX AKUNTANSI KAPITALIS SYARIAT ISLAM
UPAYA KITA MERUMUSKAN AKUNTANSI ISLAM
GAMBAR 2 Tehnik Islamisasi Akuntansi Konvensional50 Akuntansi Islam akan dapat memberikan sumbangan besar kepada kemajuan akuntansi dunia. Islam sebagai rahmatan lil „alamiin mestinya juga akan memberikan konsep akuntansi yang memberikan manfaat untuk sekalian alam. Tanda-tanda kearah 50
DR. Shofyan Syafri Harahap, Op. Cit, p: 155
34
ini sudah terlihat antara lain dari topik ideologi yang saat ini berkembang akan sampai pada satu situasi konvergensi menujua arah yang benar dan kebenaran itu adalah dari Tuhan dan hukum alam. Dalil ini secara tepat diakui oleh Stephen Covey dalam bukunya The Seven Habits of Highly Evvection People (1993): “I believe that correct principle are natural laws, and that God, the Creator and Father of us all, is the source of them and also the source of our consiece” Sedangkan dalam Al-Qur‟an disebutkan bahwa kebenaran itu adalah dari Allah SWT (Al-haqqu min robbikum). Jika akuntansi konvensional dari natural laws dan akuntansi Islam diinspirasi oleh Al-Qur‟an maka keduanya akan saling mengisi dalam melahirkan konsep menyejahterakan manusia dan seluruh aalam. Trend-trend akuntansi konsep mulai berkembang akhir-akhir ini membuktikan kesamaan arah akuntansi konvensional dengan akuntansi Islam.
Transaksi Islami Yang Tidak Merugikan Sebelah Pihak Paradigma, karakteristik dan asas transaksi syariah tidak mungkin terpisahkan dengan ekonomi Islam, karena keduanya memiliki keterkaitan yang sangat kuat. Ekonomi Islam merupakan pelaksanaan syariah Islam dalam konteks muamalah. 51 Dalam rangka mencapai tujuan, akuntansi harus didasarkan pada prinsip dasar ekomoni Islam yang adil dan benar, serta jauh dari keadaan yang tidak jelas. Transaksi yang tidak merugikan sebelah pihak, yaitu: 1. Akad mudharabah, akad kerja sama antara pemilik dana dan pengelola dana dan sepenuhnya berasal dari pemilik dana sedangkan pengelola berkontribusi dalam kerja. Apabila terjadi keuntungan maka akan dibagi sesuai nisbah yang disepakati atas dasar realisasi keuntungan, sementara jika terjadi kerugian yang tidak diakibatkan oleh kelalaian pengelola dana akan ditanggung sepenuhnya oleh pemilik dana sementara pengelola dana akan menanggung resiko non-finansial. 2. Akad musyarakah, akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk menjalankan suatu usaha tertentu dengan tujuan mencari keuntungan di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi modal kerja.
51
Siti Nurhayati, Akuntansi Syariah di Indonesia, Edisi Ketiga, (Jakarta: Salemba Empat,
2013), p: 117
35
3. Akad murabahah, transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Pembayaran atas akad jual beli dapat dilakukan secara tunai atau tangguh. 4. Akad salam, merupakan akad jual beli dengan uang muka dan pengiriman dibelakang. Walau barang diserahkan di kemudian hari namun harga, spesifikasi, karakteristik, kualitas, kuantitas dan waktu sudah ditentukan ketika akad terjadi, sehingga tidak ghoror. 5. Akad istishna’, akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan criteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara penjual dan pemesan. 6. Akad ijarah, akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa, dalam waktu tertentu dengan pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri. Atau pihak yang menyewakan di awal akad berjanji kepada pihak penyewa akan melepaskan kepemilikan atas asset yang disewakan kepada penyewa. Jadi, setiap transaksi bisnis harus didasarkan kepada prinsip kerelaan antara kedua belah pihak dan tidak bathil yaitu tidak ada pihak yang mendholimi dan didholimi, sehingga jika ingin memperoleh hasil harus mau mengeluarkan biaya, dan jika ingin untung harus mau menanggung resiko.52
I.
ETIKA DAN STANDAR AKUNTANSI ISLAM53 Dalam dunia bisnis salah satu interaksi sosial. Interaksi tersebut terikat tak lepas
dari bentuk dan pola pikir manusia yang menggunakannya. Dengan artian sistem tersebut dibangun atas nilai-nilai yang dibangun oleh manusia yang membangunnya. Ketika misalnya, sebuah sistem dibangun berdasarkan pada nilai sosialis, 54 maka sistem tersebut, ketika dipraktekkan, akan menjaring setiap individu yang ada dalam 52
Ibid, p: 59
53
Sofyan Syafri Harahap, Op. Cit, p: 237
54
suatu sistem perekonomian yang memberikan kebebasan yang cukup besar kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi tetapi dengan campur tangan pemerintah. Pemerintah masuk ke dalam perekonomian untuk mengatur tata kehidupan perekonomian negara serta jenisjenis perekonomian yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara seperti air, listrik, telekomunikasi, gas lng, dan lain sebagainya
36
masyarakat yang bersangkutan kepada realitas sosialis; demikian juga bila sistem tersebut dibangun dengan nilai-nilai yang lain. Yang jadi masalah adalah bila sistem yang digunakan tadi menggiring manusia dari hakikat dirinya yang fitrah kepada realitas yang justru menjauhkan dirinya dari fitrah. 55 Hukum Islam mencakup beberapa aturan hukum yang berkaitan dengan praktek akuntansi yang dapat diterapkan dalam praktek akuntansi sebagai berikut. Persyaratan Etis dari Akuntansi56 Menurut Islam akuntan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Akuntan harus mengetahui dan menyakini Islam sebagai cara hidupnya. 2. Akuntan harus memiliki karakter yang baik, jujur, dan terpercaya. 3. Akuntan harus adil, efisien, dan independen. 4. Akuntan harus bertanggung jawab kepada masyarakat dan negara. 5. Akuntan harus bertanggung jawab untuk melaporkan setiap transaksi yang bertentangan dengan hukum Islam. Laporan Keuangan57 Disamping yang umum dikenal laporan keuangan yang menyangkut laba ditahan, laba rugi, dan sumber serta penggunaan dana, laporan khusus mengenai dana zakat harus disajikan. Zakat adalah pungutan wajib dan bentuk uang atau harta yang diambil dari pemilik untuk diberikan kepada orang miskin dan untuk kegiatan sosial tanpa mengharapkan penghasilan. Jumlah zakat tahunan dapat ditentukan dengan dua cara: 1. 2 ½ % dari jumlah modal; 2. 10% dari laba bersih. Karenanya, penyajian laporan modal atau laporan laba rugi sangat penting dalam menghitung zakat. Laporan ini berbeda dari jumlah yang disajikan menurut prinsipprinsip akuntansi. Modal pemilik harus dianggap bagian dari laporan modal.
55
Iwan Triyuwono, Op. Cit, p: 72
56
Sofyan Syafri Harahap, Op. Cit, p: 237
57
Ibid, p:237-238
37
Jumlah zakat harus dikurangkan dan didistribusikan kepada orang yang memerlukan sebagaimana ditetapkan syariat. Laporan zakat ini dianggap sebagai laporan yang berorientasi sosial yang merupakan bukti peran sosial bisnis. Disarankan agar laporan ini disajikan bersama laporan keuangan biasa.
J. TUJUAN AKUNTANSI ISLAM Tujuan ekonomi Islam adalah menghindari ketidakpercayaan dan pertentangan antara pihak yang saling berkepentingan dengan menjamin fairness dalam akuntansi, serta pendistribusian hak dan kewajiban secara merata. Untuk mendukung hal ini, maka dibentuklah akuntansi yang islami (syari‟ah) dengan tujuan sebagai berikut: a.
Circulation of wealth Kekayaan harus disebarkan secara luas dan tidak dikonsentrasikan pada sebelah pihak saja karena itu akan menimbulkan banyak resiko.tujuan ini dapat dicapai dengan zakat, sedekah dan pelarangan tingkat bunga.
b. Prohibition of interest Bunga adalah alat yang pasti dalam mengakumulasikan kekayaan tana resiko yang besar. Hal ini sangat dilarang dalam Islam karena orang yang kaya akan terus mendapatkan pemasukan dari bunga-bungan yang tinggi yang mereka dapatkan dari peminjam yang mayoritas dari mereka adalah orang kecil. Dan orang kecil semakin terjerat dengan bunga yang tinggi sehingga mereka sulit keluar dari jurang kemiskinan. c. Halal trade Investasi hanya boleh dilakukan dalam ruang lingkup yang tidak dilarang dalam Islam (pelarangan termasuk perjudian, alkohol dan sebagainya). Pemberian informasi yang tidak benar dilarang. Hal ini mengimplikasikan adanya full disclrosure dan fair measure or valuation. d. Forbiden transaction and contract Semuajenis kontrak harus jelas, yang tidak jelas dilarang. Hal ini dilakukan untuk menhindari konflik antara dua pihak yang terkait. Transaksi pinjammeminjam dan transaksi lainnya yang berhubungan dengan masa mendatang (partnership atau join venture) harus dicatat dan diawasi. 58 58
Azizul Kholis, S.E. M.Si, “Membuka Wacana Akuntansi”, Jurnal Wacana, no V, p:12
38
PROFESI AKUNTAN PUBLIK 59 Bidang akuntansi melahirkan profesi akuntan. Profesi ini lahir karena anggapan bahwa penyaji laporan keuangan yaitu manajemen dianggap tidak akan dapat berlaku adil dan objektif dalam melaporkan hasil prestasinya. Oleh karenanya diperlukan pihak penyaksi independen yang menilai seberapa jauh laporan yang disusun manajemen sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang ada. “Wahai orang-orang yang beriman jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri, ibu bapakmu, kaum
kerabatmu.
Jika
ia
kaya
ataupun
miskin
maka
Allah
lebih
tahu
kemashlahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan kata-kata atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apaun yang kamu kerjakan.”60 Konteks tersebut memberikan pedoman bagi para akuntan sebagai pelaku “attest function”. Jika berpegang pada pedoman yang benar maka akuntan bisa berpikir dinamis, maka Ia akan membantu melakukan perubahan yang besar tanpa harus keluar dari syariat Islam menuju perubahan yang lebih baik dan sejahtera bagi seluruh lapisan masyakat maupun individu. Perubahan yang dicapai tidak hanya berhenti pada realitas kenyataan, bahkan sebagai konsekuensi dari aplikasi kerja akuntan.
59
Ibid, p: 146
60
Q.S. An-Nisaa‟: 135
39
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan Realitas yang tercipta saat ini adalah realitas sosial yang banyak dipengaruhi oleh para kapitalis di Indonesia terutamanya. Yang mengaku menjunjung tinggi nilai modernitas yang ada, serta mengklaim bahwa ilmu pengetahuan harus bebas dari nilai. Fenomena inilah yang nyatanya di zaman sekarang seakan menjadi bumerang yang kembali menyerang para ekonom dan antek-anteknya. Padahal dibalik semua fenomena nyata terdapat ajaran yang mencakup semua tuntutan luhur bagi kehidupan seluruh umat manusia dan makhluk hidup di muka bumi ini, dalam semua bidang kehidupan. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwasannya ilmu yang ada di muka bumi ini akan terus berkembang seiring berjalannya waktu. Dunia ekonomi telah mengenal konseptual dan praktik akuntansi dan akuntansi syari‟ah yang kebanyakan diterapkan pada lembaga keuangan di praktik perbankan. Paparan diatas telah cukup menjelaskan bahwa kita tahui bersama, Islamic Accounting Concept jauh lebih dulu dari conventional accounting concept, dan bahkan Islam telah membuat serangkaian kaidah yang belum terpikirkan oleh accounting experts konvensional. Akuntansi merupakan domain „mu‟amalah‟ dalam kajian Islam. Artinya diserahkan kepada kemampuan minds manusia untuk mengembangkannya. Namun karena th importance of the problem ini maka Allah SWT memberikannya tempat didalam kitab suci Al-Qur‟an, Al-Baqoroh: 282. Ayat ini sebagai symbol of economic yang mempunyai nature of accounting yang dapat dianalogkan dengan “double entry”, dan menggambarkan angka keseimbangan atau neraca. Nilai-nilai dalam Islam yang ada, tidak bermaksud secuilpun untuk merugikan sebelak pihak dari manusia ataupun yang lainnya, melainkan justru mencari jalan lain yang bisa menguntungkan semua pihak yang bersangkutan dengan transaksi tersebut. Yaitu kemunculan akuntansi syari‟ah yang akan menjadi akuntansi alternatif dari akuntansi konvensional. Comclusion, yang dapat kita petik juga, bahwa kaidah akuntansi dalam konsep syariah Islam dapat didefinisikan sebagai kumpulan legal basis yang baku dan permanen, yang disimpulkan dari sources of Islamic shari'a dan dipergunakan sebagai aturan oleh seorang akuntan dalam pekerjaannya, baik dalam pembukuan, analisis, pengukuran,
40
pemaparan, maupun penjelasan, dan menjadi pijakan dalam menjelaskan suatu kejadian atau peristiwa
B. Saran Akuntansi yang bersifat mu‟amalah maka perkembangannya diserahkan kepada human wisdom masing-masing. Sedangkan Al-Qur‟an dan Sunnah hanya membekalinya dengan beberapa value of system seperti landasan etika, moral, kebenaran, kejujuran, accountability, dan sebagainya. Jadi, untuk penetapan basic concepts teori akuntansi syari‟ah didasarkan pada prinsip filosofis. Sedangkan prinsip filosofis secara implisit diturunkan dari konsep faith, knowledge dan action yang berasal dari values tauhid. Surat Al-Baqarah, Islam mewajibkan untuk melakukan pencatatan untuk dijadikan bukti dilakukannya transaksi dan menjaga agar tidak terjadi manipulasi.
41
DAFTAR PUSTAKA
Harahap, Sofyan Syafri. 2001. Akuntansi Islam. Cetakan Ketiga, Edisi Pertama. Jakarta: Bumi Aksara. Himawati, Susana. Praktek Akuntansi dan Perkembangan Akuntansi Syari‟ah di Indonesia. Cetakan Pertama, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Kariyanto, “Akuntansi Dalam Perspektif Syari‟ah Islam”. Jurnal JIBEKA, Volume 7 no. 2 Agustus 2013 Muhammad. 2005. Manajemen Bank Syari‟ah. Edisi Revisi, Yogyakarta: Unit Penerbitan dan Percetakan (UPP) AMP YKPN. Nurhayati, Sri dan Wasilah. 2013. Akuntansi Syariah di Indonesia. Edisi Ketiga, Jakarta: Penerbit Salemba Empat Perbankan Syariah Bukan Misi Keagamaan. 2014, Selasa, 25 Agusrus. Republika, hal.1 Proyek Pengadaan Al-Qur‟an. 2000. Al-Qur‟an dan Terjemahannya. Departemen Agama Republik Indonesia Solahuddin, Muhammad. 2011. Kamus Istilah Ekonomi, Keuangan, dan Bisnis Syari‟ah AZ. Cetakan Pertama, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Triyuwono, Iwan. 2012. Akuntansi Syariah: Perspektif, Metodologi, dan Teori. Cetakan Ketiga, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Widarto, 2009. “Analisa Kritis Praktek Akuntansi Kreatif Dalam Konteks Budaya Organisasi PT. Bumi Dan Pandangan Islam Dalam Menyikapi Praktek Tersebut ”, Jurnal WACANA,Volume 12 no. 2 April 2009
Wiroso. 2011. Akuntansi Transaksi Syariah. Cetakan Pertama, Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia. Wiyono, Slamet. 2006. Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan Syari‟ah Berdasarkan PSAK Dan PAPSI. Jakarta: PT Grasindo
42