BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kualitas dan kinerja dalam penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat akan dicapai jika penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat tersebut dikelola dengan baik sesuai dengan standar dan pedoman penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat, dan peningkatan mutu dan kinerja yang menunjang berkesinambungan . Penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat harus memperhatikan standar struktur, standar proses penyelenggaraan dan standar hasil. Indikator kinerja upaya kesehatan masyarakat perlu ditetapkan, distandarkan dan diukur secara periodik, dianalisis sebagai dasar untuk melakukan upaya perbaikan mutu dan kinerja yang berkesinambungan Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyakarat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Berdasarkan Permenkes nomor 13 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas, Pelayanan Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan yang ditujukan untukmewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial guna mencegah penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor risiko lingkungan. Kondisi atau keadaan lingkungan merupakan faktor penentu utama derajat kesehatan
masyarakat
dalam
suatu
proses
pengamatan,
pencatatan,
penyuluhan,pendokumentasian secara verbal dan visual menurut prosedur standar tertentu terhadap satu atau beberapa komponen lingkungan dengan menggunakan satu atau beberapa parameter sebagai tolak ukur yang dilakukan secara terencana, terjadwal, dan terkendali dalam satu siklus waktu tertentu yang menekankan kegiatan pada sumber, ambient (lingkungan), pemaparan dan dampak pada manusia. Strategi Nasional Sanitasi Total BerbasisMasyarakat (STBM) adalah pendekatan untuk merubah perilaku hygiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Keadaan STBM ditandai dengan Open Devecation Free (ODF) adalah kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak buang air besar sembarangan, Cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum rumah tangga yang baik, menggunakan jamban sehat, dan pengelolaan limbah rumah tangga.
1|Page
Untuk mewujudkan tujuan tersebut kegiatan utama yang
dilaksanakan meliputi
antara lain pengawasan kualitas lingkungan, pemantauan pemaparan, pengendalian pencemaran lingkungan, penanggulangan kejadian luar biasa, pendidikan dan pelatihan serta penyuluhan kesehatan lingkungan. Di bidang pengawasan kualitas lingkungan kegiatan yang dilaksanakan meliputi pendataan, inspeksi sanitasi, pengambilan dan pemeriksaan sampel, analisa dan rekomendasi. Untuk kegiatan ini perlu didukung kegiatan lain seperti kajian- kajian, penyusunan standar, peraturan perundang- undangan, serta kegiatan penunjang lainnya. Pengawasan kualitas lingkungan dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan lingkungan pada objek atau sasaran yang diawasi. Sarana yang diawasi terdiri dari perumahan dan lingkungan pemukiman, rumah makan/ restoran, lokasi sentra makanan jajanan dan pengrajin makanan, tempat- tempat umum, tempat pengelolaan pestisida, tempat pembuangan sampah sementara/akhir, serta lingkungan kerja/ industri RT.
B. Tujuan 1. Tujuan Umum Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya preventif dan promotif yang dilakukan secara terpadu, terarah dan terus menerus.
2. Tujuan Khusus 1. Menurunkan prevalensi penyakit berbasis lingkungan 2. Mewujudkan lingkungan sehat 3. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan masyarakat untuk mencegah dan menanggulangi penyakit berbasis lingkungan 4. Terciptanya keterpaduan kegiatan lintas program dan lintas sektor dalam program pemberantasan
penyaki
tmenular
dan
penyehatan
lingkungan
dengan
memberdayakan masyarakat 5. Menurunkan prevalensi penyakit berbasis lingkungan 6. Mewujudkan lingkungan sehat 7. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan masyarakat untuk mencegah dan menanggulangi penyakit berbasis lingkungan 8. Terciptanya keterpaduan kegiatan lintas program dan lintas sektor dalam program pemberantasan
penyakit
menular
dan
penyehatan
lingkungan
dengan
memberdayakan masyarakat
2|Page
BAB II ANALISA SITUASI
A.
Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Bingkung
1.
Geografis Puskesmas Tanjung Bingkung terletak di Kecamatan Kubung Kabupaten Solok,
merupakan salah satu dari 18 Puskesmas yang ada di Kabupaten Solok. Luas wilayah kerja PuskesmasTanjung Bingkung adalah 8065 ha yang meliputi empat Nagari, yaitu : 1. Nagari Tanjung Bingkung 2. Nagari Saok Laweh 3. Nagari Gaung 4. Nagari Panyakalan Puskesmas Tanjung Bingkung merupakan satu diantara dua Puskesmas yang ada di Kecamatan Kubung, dimana wilayah kerja Puskesmas Tanjung Bingkung terdiri dari 4 nagari dan 16 jorong. Nagari terjauh dari gedung Puskesmas adalah Nagari panyakalan dengan jarak kurang lebih 12 km, sedangkan Nagari terdekat adalah Nagari Tanjung Bingkung tempat beradanya puskesmas. Namun umumnya keseluruhan wilayah kerja dapat terjangkau dengan alat transportasi roda dua dan roda empat. Batas wilayah kerja Puskesmas Tanjung Bingkung : 1. Sebelah utara berbatas dengan Kec. X Koto Singkarak. 2. Sebelah Selatan berbatas dengan Kec. Gunung Talang 3. Sebelah Barat berbatas dengan Kec. Junjung Sirih 4. Sebelah Timur berbatas dengan Kec. Sungai Lasi Gambar 2.1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Bingkung
JAWI-JAWI KT GAEK GGK
SEI JANIAH
3|Page
Tabel 2.1 DATA WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG BINGKUNG NO
NAGARI
1
Tanjung Bingkung
3740 ha
2
Saok Laweh
2055 ha
3
Gaung
707 ha
4
Panyakalan
1563 ha 8065 ha
Jumlah
Diwilayah kerja Puskesmas
LUAS WILAYAH
Tanjung Bingkung terdapat 4 (empat) Puskesmas
Pembantu : 1. Puskesmas Pembantu Lakuak 2. Puskesmas Pembantu Saok Laweh 3. Puskesmas Pembantu Gaung 4. Puskesmas Pembantu Panyakalan
5
(lima) Bidan Jorong,Yaitu : 1. Bidan Jorong Koto Tuo 2. Bidan Jorong Pincuran Baruah 3. Bidan Jorong Tangah Koto 4. Bidan Jorong Hilia Banda 5. Bidan Jorong Halaban
2.
Demografi
Penduduk pada wilayah kerja Puskesmas Tanjung Bingkung pada tahun 2016 berjumlah 15.567 orang, sebagian besar penduduk Wilayah kerja puskesmas Tanjung Bingkung berusia 22-59 tahun, dengan pencaharian sebagian besar adalah petani. Keadaan penduduk diwilayah kerja Puskesmas Tanjung Bingkung terbilang heterogen. Hal ini disebabkan Puskesmas Tanjung Bingkung terletak ditengah kota dengan sebagian besar penduduk asli dan ditambah dengan pendatang. Pekerjaannya antara lain pegawai negeri, petani dan pedagang.
4|Page
Penyebaran penduduk menurut golongan umur masih menunjukkan pola demografi penduduk di negara berkembang dengan bentuk mengerucut, dimana sebagian besar dari jumlah penduduk adalah masih berusia muda. Tabel 2.2 Data Wilayah, Jumlah Jorong, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga (KK) dan Jumlah Kepadatan Penduduk Tahun 2016
2.
N o
Jumlah Penduduk
Jumlah Rumah Tangga
Jumlah Kepadatan Penduduk
Nagari
Luas Wilayah
Jumlah Jorong
1
Tanjung Bingkung
3740 ha
5
863
2
Saok Laweh
2055 ha
4
1361
3
Gaung
707 ha
3
429
4
Panyakalan
1563 ha
4
1028
Jumlah
8065 ha
16
3681
Fasilitas Pendidikan Tabel 2.2 Jenis Sarana Pendidikan di Puskesmas Tanjung Bingkung Tahun 2016
No.
Jenis Sarana Pendidikan
Jumlah
1.
PAUD
14
2.
TK
11
3.
SD / MI
13
4.
SLTP / MTsN
4 Jumlah
3.
42
Fasilitas Kesehatan Untuk melayani masyarakat di Kecamatan Kubung terdapat Dua Puskesmas yakni
Puskesmas Tanjung Bingkung dan Puskesmas Salayo. Puskesmas Tanjung Bingkung adalah Puskesmas rawat jalan yang terletak di jalur Lintas Sumatera
5|Page
Tabel 2.3 Jenis sarana Kesehatan di Puskesmas Tanjung Bingkung Tahun 2016
No. 1
Jenis sarana Kesehatan Puskesmas Induk
Jumlah 1
2
Puskesmas Pembantu
4
3
Polindes
5
4
Ambulance
1
5
Kendaraan Roda Dua
4
JUMLAH
15
B. Rencana Strategi
Dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah yang diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan UndangUndang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Pembagian Kewenangan Pusat dan Daerah , maka Program Penyehatan Lingkungan Puskesmas Tanjung Bingkung merumuskan Rencana Kerja Program Penyehatan Lingkungan tahun kegiatan 2016, yang mengacu pada Visi, Misi, Motto, Janji Pelayanan dan Budaya Kerja dalam pelaksanaan kinerja berdasarkan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Solok, Analisis SWOT Puskesmas dan Skala Prioritas masalah yang ada. Strategi
kegiatan
Pelayanan
kesehatan
Puskesmas
Tanjung
Bingkung
diselenggarakan dengan upaya:
Melakukan Pelayanan Kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan Promotif dan Preventif, dengan pendekatan kepada kelompok masyarakat.
Menggali potensi agar kegiatan di bidang kesehatan yang dilakukan terlaksana selalu dengan kerjasama masyarakat.
C. Visi Dan Misi Puskesmas Tanjung Bingkung
Visi dan Misi Puskesmas Tanjung Bingkung berpedoman pada Visi dalam Rencana Strategis Kementrian Kesehatan 2015 – 2019 yang mengikuti visi Presiden Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong” . Dan berdasarkan permasalahan yang ada dan sumber
daya yang dimiliki, Puskesmas Tanjung Bingkung
menetapkan visi, Misi,Motto
dan
strategi pelayanan
6|Page
VISI: “M E WUJUDKAN MASYARAK AT SEH AT DAN MANDI RI TAHUN 2020`”
MISI:
Untuk mewujudkan Visi tersebut, maka ditetapkan Lima Misi Puskesmas Tanjung Bingkung yaitu: 1. Memberdayakan masyarakat untuk ber PHBS (Perilaku Hidup bersih dan Sehat) 2. Meningkatkan upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif 3. Meningkatkan upaya kesehatan ibu dan anak dalam rangka menurunkan Aki Akaba 4. Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor 5. Mengembangkan upaya inovatif
MOTTO: T E R T I B T
: Tanggap
E
: Empati
R
: Realistis
T
: Taqwa
I
: Inovatif
B
: Berprestasi
D. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi di Puskesmas Tanjung Bingkung mengacu kepada Peraturan Bupati Solok No . 7 th 2013 tentang pembentukan Unit
Pelaksanaan teknis Puskesmas
,dimana susunan organisasi Unit Pelasksanaan Teknis terdiri atas : a. Kepala Puskesmas b. Unit Tata Usaha c. Unit Pelaksana Teknis Fungsional yang terdiri dari :
Koordinator Unit P2P
Koordinator Unit Kesehatan Masyarakat
Koordinator Unit Pelayanan Kesehatan
Koordinator Unit Promosi Kesehatan
Koordinator Unit Kesehatan Lingkungan
d. Jaringan Pelayanan Puskesmas (Puskesmas Pembantu dan Polindes) 7|Page
BAB III RENCANA USULAN KEGIATAN (RUK) DAN RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN (RPK)
A. Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
Rencana Usulan Kegiatan yang disusun adalah rencana Usulan kegiatan untuk tahun 2017. Dimana rencana usulan kegiatan ini sumber dananya berasal dari DAU, BOK dan JKN Dalam Rencana Usulan Kegiatan program Penyehatan Lingkungan UPT Puskesmas Tanjung Bingkung tahun 2017 ini, meliputi: 1. Kegiatan tahunan yang akan datang (meliputi kegiatan rutin, sarana/prasarana, operasional dan program hasil analisis masalah) 2. Kebutuhan sumber daya berdasarkan ketersediaan sumber daya yang ada pada tahun 2016 3. Rekapitulasi Rencana Usulan Kegiatan dan sumber daya yang dibutuhkan ke dalam format RUK Puskesmas yaitu dalam bentuk matrik. Rencana Usulan Kegiatan Program Kesehatan Lingkungan UPT Puskesmas Tanjung Bingkung tahun 2016, di susun dengan memperhatikan berbagai kebijakan yang berlaku, baik kesepakatan global, nasional, maupun daerah sesuai dengan masalah yang ada sebagai hasil dari kajian data dan informasi yang tersedia di Puskesmas.
Rencana Usulan Kegiatan Program Kesehatan Lingkungan UPT Puskesmas Tanjung Bingkung tahun 2017 dapat dilihat pada Tabel berikut : B. Identifikasi Masalah Tabel 1 Hasil Cakupan Program Kesehatan Lingkungan UPT Puskesmas Tanjung Bingkung Tahun 2016 CAKUPAN NO
NAMA KEGIATAN
TARGET
KESENJANGAN
KETERANGAN
2016 1
2
3.
Cakupan Rumah sehat
75 %
64,23
Cakupan akses air minum yang memenuhi syarat
80 %
67,08
Cakupan akses jamban yang memenuhi syarat
80
10,77
12,92 68,12 11,88
Trend ↑ dari tahun 2015 tapi masih belum mencapai target program Trend ↑ dari tahun 2015 tapi masih belum mencapai target program Trend ↑ dari tahun 2015 tapi masih belum mencapai target program
8|Page
4.
5.
6.
Cakupan TTU yang memenuhi syarat
65
Cakupan TPM yang Memenuhi syarat
60
Cakupan nagari/jorong yang melaksanakan STBM
35
62,5
Trend ↑ dari tahun 2015 tapi masih belum mencapai target program Trend ↑ dari tahun 2015 tapi masih belum mencapai target program Trend ↑ dari tahun 2015 tapi masih belum mencapai target program
2,5 50,26 9,74 33,33 1,67
C. Prioritas Masalah
Setelah melakukan identifikasi masalah-masalah yang ada di Program Kesehatan Lingkungan, didapatlah 6 (enam) masalah yaitu : 1. Belum tercapainya akses air minum yang memenuhi syarat 2. Belum tercapainya akses jamban yang memenuhi syarat 3. Belum tercapainya cakupan rumah sehat yang memenuhi syarat 4. Belum tercapainya cakupan TPM yang memenuhi syarat 5. Belum tercapainya cakupan TTU yang memenuhi syarat 6. Belum optimalnya pelaksanaan STBM di nagari/ jorong Penentuan Prioritas Masalah Kesehatan perlu dilakukan untuk menentukan masalah
kesehatan
mana
yang
perlu
mendapat
perhatian
lebih
dari
masalah
kesehatan
lainnya.Untuk penentuan prioritas masalah kesehatan yang ada, dilakukan menggunakan Analisis USG dengan mempertimbangkan Kriteria sebagai berikut : U S G
:
Urgency (tingkat kepentingan yang mendesak)
:
Seriousness(tingkat kesungguhan, bukan dengan waktu untuk penanganan masalah)
:
Growth (tingkat perkiraan dan bertambah buruknya keadaan pada saat masalah mulai terlihat dan sesudahnya)
PENILAIAN KRITERIA Tabel 2 PENILAIAN KRITERIA MASALAH NILAI
KRITERIA URGENCY
SERIOUSNESS
GROWTH
5
Sangat urgen
Sangat serius
Sangat tumbuh
4
Cukup urgen
Cukup serius
Cukup
3
Urgen
Serius
Tumbuh
2
Kurang urgen
Kurang serius
Kurang tumbuh
1
Sangat kurang urgen
Sangat kurang serius
Sangat kurang tumbuh 9|Page
Dengan menjumlahkan (U+S+G), nilai tertinggi ditetapkan sebagai prioritas masalah kesehatan. Tabel 3 ANALISIS PENETAPAN PRIORITAS MASALAH
NO
MASALAH POKOK
1
Belum tercapainya akses air minum yang memenuhi syarat
2
4
4
4
12
4
4
4
12
3
4
3
10
3
3
3
9
2
3
3
8
2
3
2
7
Belum tercapainya cakupan TTU yang memenuhi syarat
6
TOTAL
Belum tercapainya cakupan TPM yang memnuhi syarat
5
G
Belum tercapainya cakupan rumah sehat yang memenuhi syarat
4
S
Belum tercapainya akses jamban yang memenuhi syarat
3
U
Belum
optimalnya
pelaksanaan
STBM di nagari/ jorong
Dengan menjumlahkan (U+S+G), nilai tertinggi ditetapkan sebagai prioritas masalah kesehatan. Dengan demikian pioritas masalah yang ada di UPT Puskesmas Tanjung Bingkung Program Kesehatan Lingkungan adalah “Belum tercapainya akses air minum yang memenuhi syarat”.
D. Perumusan Masalah
Identifikasi permasalahan-permasalahan kesehatan lingkungan yang ditemukan di wilayah kerja UPT Puskesmas Tanjung Bingkung dilakukan dengan menganalisa data-data hasil cakupan program kesehatan lingkungan UPT Puskesmas Tanjung Bingkung dalam kurun satu tahun yaitu pada bulan Januari sampai dengan Desember tahun 2016. Dari hasil analisa data-data cakupan program tersebut, kemudian didapatkan beberapa prioritas masalah yang muncul dalam pemecahan masalah kesehatan lingkungan yang ada di wilayah UPT Puskesmas Tanjung Bingkung. Setelah itu barulah dilakukan pengkajian terhadap masalah tersebut, siapa yang terkena dampak dari permasalahan tersebut, sebesar apa masalah yang ditimbulkan, dimana terjadi masalah tersebut, kapan masalah tersebut terjadi.
10 | P a g e
Tabel 4 PERUMUSAN MASALAH
No 1
Masalah Kesehatan
Belum
tercapainya
akses
air
minum yang memenuhi syarat.
Yang terkena Masalah Masyarakat semua umur
Besarnya Masalah
Cukup serius
Dimana TerjadinyaMasalah Wilayah Kerja UPT Puskesmas Tanjung Bingkung
Kapan Masalah tersebut Terjadi Kurun waktu 1 tahun
2
Belum tercapainya akses jamban Masyarakat semua umur yang memenuhi syarat
Cukup serius
Wilayah Kerja UPT Puskesmas Tanjung Bingkung
Kurun waktu 1 tahun
3
Belum
cakupan Masyarakat semua umur memenuhi
Cukup serius
Wilayah Kerja UPT Puskesmas Tanjung Bingkung
Kurun waktu 1 tahun
4
Belum tercapainya cakupan TPM Masyarakat semua umur yang memenuhi syarat
Serius
Kurun waktu 1 tahun
5
Belum tercapainya cakupan TTU
Masyarakat semua umur
Serius
Belum optimalnya pelaksanaan Masyarakat semua umur STBM di nagari/ jorong
Serius
Wilayah Kerja UPT Puskesmas Tanjung Bingkung Wilayah Kerja UPT Puskesmas Tanjung Bingkung Wilayah Kerja UPT Puskesmas Tanjung Bingkung
rumah
tercapainya sehat
yang
syarat
yang memenuhi syarat 6
Kurun waktu 1 tahun Kurun waktu 1 tahun
11 | P a g e
Gambar 1. Diagram Fishbond Masalah, Belum tercapainya akses air minum yang memenuhi syarat (12,92%)
MAN
MATERIAL
MONEY
Dana untuk perbaikan sarana belum tersedia Kurangnya pengetahuan masyarakat
Belum tercapainya akses air minum yang memenuhi syarat
Rendahnya dukungan dari toma Belum adanya sarana peralatan pendukung pemeriksaan air di lapangan
Koordinasi dengan lintas sector masih kurang
ENVIRONMENT
METHODE
MACHINE
12 | P a g e
ANALISIS USG. Dilakukan dengan mempertimbangkan kriteria sebagai berikut : U
:
S
:
G
:
Urgency (tingkat kepentingan yang mendesak Seriousness(tingkat kesungguhan, bukan dengan waktu untuk penanganan masalah) Growth (tingkat perkiraan dan bertambah buruknya keadaan pada saat masalah mulai terlihat dan sesudahnya)
PENILAIAN KRITERIA
5
URGENCY Sangat urgen
KRITERIA SERIOUSNESS Sangat serius
GROWTH Sangat tumbuh
4
Cukup urgen
Cukup serius
Cukup
3
Urgen
Serius
Tumbuh
2
Kurang urgen
Kurang serius
Kurang tumbuh
NILAI
Sangat kurang urgen Sangat kurang serius Sangat kurang tumbuh 1 Dengan menjumlahkan U + S + G, nilai tertinggi ditetapkan sebagai alternative masalah pokok yang dominan. Tabel 6 ANALISIS PENETAPAN PENYEBAB MASALAH YANG DOMINAN
NO
MASALAH POKOK
U
S
G
TOTAL
1
Kurangnya pengetahuan masyarakat
4
5
4
13
2
Rendahnya dukungan toma
3
3
3
9
3
Kurangnya koordinasi dengan lintas sektor
4
5
3
12
4
Dana untuk perbaikan sarana belum tersedia Belum ada sarana peralatan pemeriksaan air di lapangan
2
4
3
9
3
3
2
8
5
13 | P a g e
E. Alternatif Pemecahan Masalah Tabel 7 ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
No
1
Prioritas Masalah
Belum tercapainya akses air minum yang memenuhi syarat
Penyebab Masalah
-
Pengetahuan masyarakat masih kurang
Alternatif Pemecahan Masalah
-
-
Rendanhya dukungan toma
-
-
Koordinasi dengan lintas sector masih kurang
-
-
Dana untuk perbaikan sarana belum tersedia
-
-
Belum adanya sarana pendukung peralatan pemeriksaan kualitas air di lapangan
-
Penyuluhan tentang kualitas air minum dan pengamanan makmin rumah tangga Pembinaan sanitasi dasar rumah sehat Pendekatan dengan toma wilayah setempat Mengkoordinasikan kegiatan pengawasan kualitas air minum dan perbaikan SAM masyarakat Koordinasi dg LS terkait tentang SAM Masyarakat yang butuh perbaikan Menganggarkan Dana DAU dan BOK untuk sarana pemeriksaan kualitas air minum di lapangan
Pemecahan Masalah Terpilih
-
Melakukan penyuluhan tentang kualitas air minum dan pembinaan sanitasi dasar rumah sehat
-
Pendekatan dengan toma wilayah setempat Koordinas Lintas Sektor
-
Koordinas Lintas Sektor
- Menganggarkan Dana DAU dan BOK untuk sarana pemeriksaan kualitas air minum di lapangan
14 | P a g e
2.
Belum tercapainya akses jamban yang memenuhi syarat
-
Kebiasaan BAB masyarakat Kurangnya pengetahuan masyarakat - Tidak tersedianya sarana air bersih - Kurangnya penyuluhan PHBS
-
-
-
Koordinasi dengan lintas sector masih rendah - Kurangnya pembuatan jamban secara swadaya - Ketersediaan jamban masih Kurang - Belum adanya sarana atau peralatan cetakan septic tank
-
-
Melakukan pembinaan dan pendekatan ke masyarakat Melakukan penyuluhan PHBS Kerjasama lintas sector terkait untuk pengadaan air bersih Mengadakan penyuluhan PHBS Meningkatkan kerjasama lintas sector Penyediaan jamban bagi masy miskin Penyediaan jamban bagi masy miskin Menghimbau wali nagari di musrenbang untuk dapat menganggarkan Pengadaan cetakan septic tank
-
-
Pembinaan dan pendekatan langsung ke masyarakat Penyuluhan PHBS Kerjasama lintas sector terkait untuk pengadaan air bersih Mengadakan penyuluhan PHBS Meningkatkan kerjasama lintas sector Gerakan seribu jamban TNI
Menghimbau wali nagari di musrenbang untuk dapat menganggarkan Pengadaan cetakan septic tank
15 | P a g e
F. Indikator Kinerja Program
Berdasarkan target RPJMN (Rencana Panjang Jangka Menengah) 2019 Kemenkes mentargetkan dengan istilah 100 0 100 yaitu: 100% akses air minum yang memenuhi syarat 0 % pemukiman kumuh 100% akses jamban yang memenuhi syarat Maka Program Kesehatan Lingkungan UPT Puskesmas Tanjung Bingkung untuk cakupan kinerja di tahun 2017 mentargetkan: a. Persentase akses air minum yang memenuhi syarat (80%) b. Persentase akses jamban yang memenuhi syarat (80%) c. Persentase rumah sehat (75%) d. Persentase TPM Memenuhi syarat (60%) e. Persentase TTU Memenuhi syarat (65%) f. Persentase Nagari/ Jorong melaksanakan STBM (35%) Berdasarkan enam referensi diatas dan mempedomani data cakupan kinerja program Kesling tahun 2016, maka untuk tahun 2017 program Kesling Puskesmas Tanjung Bingkung menetapkan beberapa indikator kinerja, yaitu ; a.
Persentase akses air minum yang memenuhi syarat (85%)
b.
Persentase akses jamban yang memenuhi syarat (85%)
c.
Persentase rumah sehat (80%)
d.
Persentase TPM Memenuhi syarat (60%)
e.
Persentase TTU Memenuhi syarat (65%)
f.
Persentase Nagari/ Jorong melaksanakan STBM (35%)
INPUT :
-
Dana
-
ATK
-
Alat dan Bahan
-
Transportasi / Kendaraan dinas
OUT PUT :
-
Terlaksananyan sosialisasi program dengan lintas program dan lintas sektor terkait.
-
Terlaksananya pembinaan sanitasi dasar dan rumah sehat
16 | P a g e
-
Terlaksananya Pengawasan Kualitas Air Rumah Tangga dan DAM (depot Air Minum)
-
Terlaksananya kegiatan Pengawasan dan Pembinaan TPM
-
Terlaksananya kegiatan Pengawasan dan Pembinaan TTU
-
Terlaksananya kegiatan Pemicuan STBM
OUTCOME :
Dari hasil penetapan indikator kinerja program Kesehatan Lingkungan Puskesmas Tanjung Bingkung tahun 2017, maka disusun lah beberapa usulan kegiatan yang dilaksanakan pada tahun kegiatan 2017, yaitu ; -
Pembinaan sanitasi dasar dan rumah sehat
-
Pengawasan Kualitas Air Rumah Tangga dan DAM (depot Air Minum)
-
Pengawasan dan Pembinaan TPM
-
Pengawasan dan Pembinaan TTU
-
Pemicuan STBM
-
Pemberdayaan masyarakat tentang kesehatan lingkungan
G. Pelaksanaan Kegiatan
Seluruh rangkaian kegiatan dilaksanakan sesuai dengan POA yang telah disusun, serta dilengkapi dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) per – kegiatan yang akan dilaksanakan. H. Monitoring dan Evaluasi
Seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap seluruh rangkaian kegiatan, mulai proses perencanaan, pelaksanaan dan laporan hasil kegiatan, komitmen lintas program dan lintas sektor serta rencana tindak lanjut. I. Penutup
a. Kesimpulan Demikianlah dokumen rencana kegiatan Program Kesehatan Lingkungan ini disusun agar dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan program Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Tanjung Bingkung tahun 2017.
17 | P a g e
b. Saran 1) Diharapkan dokumen ini dapat dipedomani oleh penanggungjawab program dan lintas program. 2) Beberapa kegiatan yang membutuhkan sarana peralatan pendukung agar
dapat di tindak lanjuti oleh Dinas Kesehatan
Tanjung Bingkung, Januari 2017 Penanggung jawab Program
EVA YANTI, AMKL NIP. 198201042010012012
18 | P a g e