Proyek pembangunan Apartemen The City Square , Surabaya. Letak proyek ini berada Jl. Raya Margarejo No. 203-204 Surabaya. Proyek ini mempunyai lingkup pekerjaan yaitu: Pekerjaan struktur, pekerjaan arsitektur, pekerjaan elektrikal dan pekerjaan mekanikal. Dalam pelaksanaan kegiatan proyek ini sangat dibutuhkan masukan, baik dari pihak owner , konsultan perencana, konsultan pengawas maupun kontraktor pelaksana yang berkaitan erat dengan pengendalian dan pelaksanaan proyek. Pembangunan Apartemen The City Square , Surabaya dengan total luas ± 2879,18 m2
Adapun data-data proyek pembangunan Apaertemen The City Square , Surabaya. Sebagai berikut: a. Nama Proyek : Apartemen The City Square b. Jenis Pekerjaan : - Pekerjaan Persiapan - Pekerjaan Sipil - Pekerjaan Arsitektur - Pekerjaan Mekanika dan Elektrikal - Pekerjaan Plumbing dan System Pemadam Kebakaran
Pekerjaan Rumah Pompa Berikut identitas proyek pembangunan Apartemen The City Square , Surabaya. Sebagai berikut: Nama Proyek : Apartemen The City Square Jenis Proyek : Apartemen Lokasi : Jl. Margarejo No. 203-204 Surabaya Pemilik Proyek : PT. Putra Maha Karya Sentosa Konsultan Pel. : PT. Bumi Bangun Indonesia Konsultan Ars. : PT. Bumi Bangun Indonesia Konsultan Str. : PT. Bumi Bangun Indonesia Konsultan M&E : PT. Bumi Bangun Indonesia Konsultan QS : PT. Bumi Bangun Indonesia Luas Tanah : ± 2879,18 m2 Total Lantai : 37 Lantai Total tinggi gedung : ± 127 m Pondasi : Bore pile Ø 400 mm sebanyak 200 titik Kualitas Beton : Mutu K-300 dan K-350 -
a. Tujuan Proyek Pembangunan Gedung Tujuan Proyek Pembangunan Apartemen The City Square , Surabaya untuk menyediakan fasilitas tempat tinggal bagi para pendatang baik untuk kepentingan pribadi maupun kepentingan lain seperti bisnis, kantor dan sebagainya. b. Lokasi Proyek Pembangunan Apartemen The City Square , Surabaya yang terletak di Jalan Margorejo No. 81 Surabaya.
Pekerjaan Rumah Pompa Berikut identitas proyek pembangunan Apartemen The City Square , Surabaya. Sebagai berikut: Nama Proyek : Apartemen The City Square Jenis Proyek : Apartemen Lokasi : Jl. Margarejo No. 203-204 Surabaya Pemilik Proyek : PT. Putra Maha Karya Sentosa Konsultan Pel. : PT. Bumi Bangun Indonesia Konsultan Ars. : PT. Bumi Bangun Indonesia Konsultan Str. : PT. Bumi Bangun Indonesia Konsultan M&E : PT. Bumi Bangun Indonesia Konsultan QS : PT. Bumi Bangun Indonesia Luas Tanah : ± 2879,18 m2 Total Lantai : 37 Lantai Total tinggi gedung : ± 127 m Pondasi : Bore pile Ø 400 mm sebanyak 200 titik Kualitas Beton : Mutu K-300 dan K-350 -
a. Tujuan Proyek Pembangunan Gedung Tujuan Proyek Pembangunan Apartemen The City Square , Surabaya untuk menyediakan fasilitas tempat tinggal bagi para pendatang baik untuk kepentingan pribadi maupun kepentingan lain seperti bisnis, kantor dan sebagainya. b. Lokasi Proyek Pembangunan Apartemen The City Square , Surabaya yang terletak di Jalan Margorejo No. 81 Surabaya.
1) Kondisi Lingkungan Proyek a) Lokasi i. Sebelah Utara : Berbatasan dengan rumah penduduk ii. Sebelah Barat : Berbatasan dengan rumah penduduk iii. Sebelah Selatan : Berbatasan jalan Margorejo iv. Sebelah Timur : Berbatasan dengan pemukiman warga c. Organisasi Proyek Organisasi proyek adalah kelompok yang terdiri dari sekelompok orang yang secara bersamasama membentuk struktur sistematis yang mengatur perilaku anggotanya dalam rangka mencapai tujuan yang telah digariskan bersama dalam suatu proyek untuk mengatur jalanya pelaksanaan pekerjaan pembangunan suatu proyek.
Owner PT Putra Maha Karya
Konsultan MK
Konsultan ME
Konsultan QS
PT BUMINDU
PT BUMINDO
PT BUMINDO
Konsultan Arsitekt
Konsultan Struktur
PT. BUMINDO
PT BUMINDO
Kontraktor PT BUMINDO
Mahasiswa
Gambar 3.2 Struktur Organisasi 1) Pemilik Proyek (Owner ) Owner adalah pemberi tugas dan sebagai pemrakarsa proyek yang dapat berasal dari perorangan,institusi pemerintah maupun kalangan swasta. Sebagai pemrakarsa proyek owner bukan hanya fasilitator karena proses konstruksi berlangsung di atas wilayah kekuasaannya, akan tetapi sekaligus juga sebagai motivator, katalisator dan stabilisator seluruh tim peserta proyekagar tujuan fungsional proyek dapat tercapai. Pada Proyek Pembangunan Apartemen The City Square sebagai owner adalah pihak PT. Putra Maha Karya 2) Konsultan Arsitektur ( consultan/designer ) Konsultan Arsitektur adalah pihak yang ditunjuk oleh pemilik proyek untuk melaksanakan perencanaan awal atau konsep desain dari segi arsitektur dan estetika ruangan. Konsultan
3)
4)
5)
6)
Arsitektur pada proyek pembangunan Apartemen The City Square ini adalah PT. Bumi Bangun Indonesia. Konsultan MK Konsultan MK adalah badan usaha atau perorangan yang ditunjukan oleh pemilik proyek untuk melaksankan pekerjaan pengawasan. Yang menjadi konsultan pengawas pada proyek ini adalah PT Bumi Bangun Indonesia. Konsultan Quantity Surveyor (QS) Konsultan Quantity Surveyor (QS) adalah badan yang bertujuan untuk mendapatkan pembayaran dari pemilik ( owner ) tepat pada waktunya atau secepat mungkin sesuai dengan pekerjaan yang telah di selesaikan untuk menghindari terjadinya masalah pada arus dana kontraktor. Yang bertanggung jawab menjadi konsultan Quantity Surveyor (QS) adalah PT. Bumi Bangun Indonesia. Konsultan Mechanical & Electrical (ME) Konsultan Mechanical & Electrical (ME) adalah orang atau badan usaha yang bergerak dibidang mekanikal dan elektrikal yang meliputi pekerjaan VAC, pemadam kebakaran, pekerjaan plumbing, listrik, dll. . Yang bertanggung jawab sebagai Konsultan Mechanical & Electrical (ME) pada proyek Apartemen The City Square ini adalah PT. Bumi Bangun Indonesia. Konsultan Struktur Konsultan Struktur adalah orang atau badan jasa yang berhubungan dengan pekerjaan struktur
proyek. Dalam proyek pembangunan Apartemen The City Square yang menjadi konsultan arsitekturnya adalah PT. Bumindo. 7) Kontraktor Kontraktor adalah orang atau badan usaha di bidang jasa pembangunan dan melaksanakan pembangunan sehingga proyek tersebut sesuai rencana. Dalam proyek pembangunan Apartemen The City Square ini ditangani oleh PT. Bumindo sebagai kontraktor yang dibantu oleh Sub Kontraktor sebagai partner kerja (Mas Suryanto, 2003).
Projec Manager Sugito
Engineering Manager M Izzudin Avadian
Surveyor Virgo
Supervisor Suyanto
Drafter Marwanto Fauzi
K3 Dayat
Engineer Mela Fitra
Supervicorcivil
Asisten Surveyor Abidin oky Bagus
Mekanical elekt Michel
Security Suswanto
Keuangan Helly Ardiani
Admin Abi
Qutsourcing Latif Oky
Asisten ME
Lokal Benny
Logistik Detyo Yudi
Asisten K3 Shoib Madrian abdullah
Gambar 3.3 Struktur Organisasi Proyek Kontraktor PT. Maha Karya Sentosa
2. Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan a. Secara Umum 1) Identitas Proyek a) Nama Proyek : Apartemen The City Square b) Lingkup Pekerjaan : Pekerjaan Struktur & Ars. c) Lokasi Proyek : Jl. Margorejo No. 203-204 Surabaya d) Nomor Telp. : (031) 5012977 e) Pemilik Proyek : PT. Putra Maha Karya
f) Pemilik Proyek : PT. Putra Maha Karya g) Konsultan Pel. : PT. Bumindo h) Konsultan Ars. : PT. Bumindo i) Konsultan Str. : PT. Bumindo j) Konsultan M&E : PT. Bumindo k) Konsultan QS : PT. Bumindo l) Waktu pel. : 21 Juni 2015 – sekarang m) Luas Tanah : ± 2879,18m2 n) Total tinggi gedung : ± 127Pondasi :Bore pile Ø 400 mm o) Kualitas Beton : Mutu K-300 dan K-350 2) Waktu dan Jadwal Kegiatan Pelaksanaan pembangunan proyek pembangunan Apartemen The City Square adalah 2 tahun sesuai dengan kontrak kerja. Rangkaian kegiatan Praktik Industri (PI) meliputi kegiatan observasi, interview, dokumentasi, dan ikut dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan. PI dilaksanakan selama 400 jam dilapangan sesuai dengan buku panduan PI/PKL FT UNESA. Agar pelaksanaan kegiatan PI maksimal, selama masa praktek industri mahasiswa diberi kesempatan melakukan pengawasan pada pelaksanaan pekerjaan proyek pembangunan Apartemen The City Square ini, mahasiswa juga diperbolehkan untuk Tanya jawab kepada para pengawas lapangan dan para pekerja yang sedang ada di lapangan serta mahasiswa diberi keleluasaan untuk menambah atau memilih jadwal praktek
Tabel 3.1 Jadwal Praktek Kerja Lapangan Kegiatan Paraf Jam No Hari/Tgl (pukul) Pembimbing (total) WIB Lapangan 1 Senin 08.00Pengarah 13/06/2 16.00 an dari 016 (9) pembimb ing proyek Pengenal an lingkup di proyek bersama orang proyek. Pembuat an jurnal dan membuat perangka tperangka t yang di perlukan untuk PKL
No
Hari/Tgl
Kegiatan (pukul) WIB
Jam (total)
2
Selasa 14/06/2 016
08.0017.00 (9)
Mengam ati data gambar yang di berikan di proyek City Square Margorej o.
Pengam atan proses penurun an bahan material menggu nakan alat berat (Trower Cren)
Pengem atan cara pemasa ngan Begel
Paraf Pembimbing Lapangan
No
Hari/Tgl
Jam (total)
3
Rabu 15/06/2 016
08.0017.00 (9)
Kegiatan (pukul) WIB pada balok. pengec oran pelat pada lantai 7 dan 8 mendok umenta sikan semua kegiata n dilapan gan
Menga mati semua kegiata n dilapan gan. Mengam ati pekerjaan pengecor an pen
Paraf Pembimbing Lapangan
No
Hari/Tgl
5
Kamis 16/06/2 016
Kegiatan (pukul) WIB
Jam (total)
08.0017.00 (9)
6
Jum’at
08.0017.00
menga mati lanjutan pekerja an cara pembut an sengka ng plat. menga mati cara pengec oran plat lantai mengam ati cara pemasan gan bekestin g pada kolom praktis
Menga mati
Paraf Pembimbing Lapangan
No
Hari/Tgl
17/06/2 016
Jam (total)
(9)
7
Sabtu 18/06/2 016
08.0017.00 (9)
Kegiatan (pukul) WIB pemasa ngan dinding dengan bata ringan Menga mati Pekerja an begistin g. Memba ntu pengaw as untuk mengec ek dinding yang sudah dipasan g.
Mengu kur setiap dimensi
Paraf Pembimbing Lapangan
No
Hari/Tgl
Jam (total)
No
Hari/Tgl
Jam (total)
1
Senin 20/06/2016
08.0017.00
Kegiatan (pukul) WIB kolom pada U.G 2. Menga mati pembua tan plat dan begistin g Menga mati pemasa ngan scatbor ding.
Kegiatan (pukul) WIB
Mengamati Pengeboran untuk pembuatan pondasi
Paraf Pembimbing Lapangan
Paraf Pembimbing Lapangan
No
Hari/Tgl
Jam (total)
Kegiatan (pukul) WIB
2
Selasa 21/06/2016
08.0017.00
Mengamati pengecoran SW 2. mengamati lanjutan pekerjaan cara pembutan sengkang plat. mengamati cara pengecoran plat lantai mengamati cara pemasangan bekesting pada kolom praktis
mengamati cara perawatan kolom dan plat yang sudah dicor Pemasangan begel kolom
Mengamati proses pembongkaran
Paraf Pembimbing Lapangan
No
Hari/Tgl
Jam (total)
Kegiatan (pukul) WIB
3
Rabu 22/06/2016
08.0017.00 (11)
bekesting kolom praktis Mengamati cara penurunan bahan Mengamati lanjutan pekerjaan pemasangan dinding
Mengamati cara perawatan kolom dan plat Pembongkaran bakesting Lanjutan pemasangan dinding Pengamatan Pemasangan bekesting pada koloPengamatan Pemasangan begel.
Pengamatan pengecoran kolom Pengamatan cara
Paraf Pembimbing Lapangan
No
Hari/Tgl
Jam (total)
Kegiatan (pukul) WIB
pemasangan bekesting untuk pelat dan balok 4
Kamis 23/06/2016
08.0017.00 (9)
5
Jum’at
24/06/2016
08.0017.00 (9)
Pengamatan peletakan besi pelat Pengikatan kawat pada besi pelat lantai Pengangkatan bekisting dinding shearwall menggunakan tower crane Mengamati membidik garis bantu
Pemasangan begel pada balok Mengamati cara pembongkaran bekesting kolom
Paraf Pembimbing Lapangan
No
Hari/Tgl
Jam (total)
Kegiatan (pukul) WIB
6
Sabtu 25/06/2016
08.0017.00 (9)
Pengamatan cara pemasangan scafollding mengamati cara pembuatan sengkang plat mendokument asikan semua kegiatan dilapangan mengamati lanjutan pekerjaan cara pembutan sengkang plat mengamati cara perawatan kolom yang sudah dicor mengamati pemasangan unting-unting pada kolom praktis
mengamati proses
Paraf Pembimbing Lapangan
No
Hari/Tgl
Jam (total)
Kegiatan (pukul) WIB
Paraf Pembimbing Lapangan
pemotongan multipleks untuk bekesting kolom praktis
No
Hari/Tgl
1
Senin 27/06/2016
Jam (total)
08.0016.00 (9)
Kegiatan (pukul) WIB
Mengamati cara perawatan kolom Mengamati pemasangan dinding Pengamatan pembuatan kolom praktis Pengamatan pengeboronan untuk pemasangan pen.
Paraf Pembimbing Lapangan
No
Hari/Tgl
Jam (total)
Kegiatan (pukul) WIB
2
Selasa 28/06/2016
08.0017.00 (9)
Pengamatan cara merapikan dinding ketika pemasangan
Pengamatan proses penurunan bahan material menggunakan alat berat (Trower Cren)
Pengematan cara pemasangan Begel pada balok. pengecoran pelat pada lantai 7 dan 8 mendokument asikan semua kegiatan dilapangan
Paraf Pembimbing Lapangan
No
Hari/Tgl
3
Rabu 29/06/2016
Jam (total)
08.0017.00 (9)
Kegiatan (pukul) WIB
5
Kamis 30/06/2016
08.0017.00 (9)
Mengamati semua kegiatan dilapangan. Mengamati pekerjaan pengecoran pen
Pengamatan proses pembuatan spesi untuk pemasangan dinding. Pengamatan cara memplester kolom. Pengamatan pengecoran SW Pengamatan seluruh pekerjaan di proyek. Pengamatan K3 di proyek
Paraf Pembimbing Lapangan
No
Hari/Tgl
6
Jum’at
1/07/2016
Jam (total)
08.0017.00 (9)
Kegiatan (pukul) WIB
7
Sabtu 02/07/2016
08.0017.00 (9)
Mengamati cara pengukuran elavasi dinding Mengamati pengukuran elavasi kolom Mengamati pengukuran elavisi begisting. Mengamati pemasangan scadbording Mengamati pemasangan begisting balok Mengamati pemasangan begisting balok mengamati cara mengikat plat
Paraf Pembimbing Lapangan
No
Hari/Tgl
Jam (total)
1
Senin 04/07 13/07
08.0016.00 (9)
2
Selasa 09/08/2016
08.0017.00 (9)
Kegiatan (pukul) WIB
3
Rabu 10/08/2016
08.0017.00 (9)
LIBUR BERSAMA LEBARAN IDUL FITRI
mendokument asikan semua kegiatan dilapangan mengamati pengukuran elavasi plat Membantu petugas kantor Mengamati denah bangunan apartemen Membantu menentukan ukuran balok dan kolom Menyelesaikan tugas gambar Mengamati K3 dilapangan
Paraf Pembimbing Lapangan
No
Hari/Tgl
Jam (total)
Kegiatan (pukul) WIB
Mengamati pemotongan besi ulir Mengamati pembuatan plat
Kamis 11/08/2016
08.0017.00 (9)
Mengamati pemasangan kolom Pengamatan Pengamatan pembuatan bekisting balok anak Pembuatan triplek untuk pelat lantai Mendokumentasi semua pekerjaan yang dilapangan.
4
Jum at 12/08/2016
08.0017.00 (9)
Mengamati pemasangan dinding dengan bata
Paraf Pembimbing Lapangan
No
Hari/Tgl
Jam (total)
Kegiatan (pukul) WIB
5
Sabtu 13/08/2016
08.0017.00 (9)
ringan 13.20- 16.30 Mengamati Pekerjaan begisting. Membantu pengawas untuk mengecek dinding yang sudah dipasang.
Pendengar penjelasan K3 dan melanjutkan pengamatan Melanjutkan menyelesaika n tugas gambar
Paraf Pembimbing Lapangan
No
Hari/Tgl
1
Senin 15/08/2016
Jam (total)
08.0016.00 (9)
Kegiatan (pukul) WIB
2
selasa 16/08/2016
08.0017.00 (9)
Mengamati cara pembengkok an besi tulangan balok Mengamati cara pemotongan besi Mengamati cara menaiki kolom denganmeng gunakan towe crane Mengamati cara pembongkara n begisting
Pembersihan plat untuk pengecoran
Paraf Pembimbing Lapangan
Pengamatan pengecoran plat Melanjutkan membuat gambar LIBUR BERSAMA 17 AGUSTUS
3
Rabu 17/08/2016
08.0017.00 (9)
4
Kamis 18/08/2016
08.0017.00 (9)
5
Jum at 19/08/2016
08.0017.00 (9)
Mengamati pembersiha n lapangan Mengamati pengangkat an alat berat Mengamti pemotonga n besi
Mengamati uji slim tes Melanjutka n membuat gambar
No
Hari/Tgl
1
Sabtu 20/08/2016
Jam (total)
08.0016.00 (9)
Kegiatan (pukul) WIB
2
Senin 22/08/2016
08.0017.00 (9)
3
Selasa 23/08/2016
08.0017.00 (9)
Mengamati pemotonga n besi ukir Mengamati pembuatan plat Mengamati pemasanga n kolom praktis Mengamati pemasanga n begisting tangga Mengamati Pengamata n pengecoran tangga Pengamata n pembesian tangga Pengamata n pembersiha n plat
Paraf Pembimbing Lapangan
4
Rabu 24/08/2016
08.0017.00 (9)
5
Kamis 25/08/2016
08.0017.00 (9)
Melanjutkan mengamti pemasangan begisting tingga Mengamati semua pekerjaan lapangan
Membuat laporan PKL Membantu pihak kantor bersih- bersih Mengamati isi dalam gudang
No
Hari/Tgl
Jam (total)
1
Jum at 26/08/201 6
08.0016.00 (9)
Kegiatan (pukul) WIB
2
Sabtu 27/08/201 6
08.0017.00 (9)
3
Senin 29/08/201 6
08.0017.00 (9)
Paraf Pembimbing Lapangan
Mendokumenta si semua yang ada dilapangan Mengamati ruang K3 Meminta data gambar bangunan Apartemen CitySquare Menyelesaikan tugas2 yang masih tersisa Meminta tanda tangan dari pembimbing lapangan Meminta penilaian selama mahasiswa melaksanakan PKL
mendapat kemudahan untuk pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan. c. Secara Khusus 1) Mekanisme Pelaksanaan Pekerjaan
Perencanaan berdasarkan teori berarti pemilihan, pemikiran secara mendalam dan penetapan sasaran. Tujuan dari perencanaan adalah untuk mencari keseimbangan masa mendatang dan membuat rencana – rencana untuk memanfaatkannya. Perencanaan suatu proyek diawali dengan studi kelayakan (feasibility study) . Studi kelayakan ini pada intinya yaitu argumentasi untuk melaksanakan pembangunan proyek tersebut. Studi ini dipersiapkan oleh konsultan perencana khususnya bagi pemilik proyek yang memberi pinjaman guna meyakinkan bahwa proyek yang direncanakan itu dapat dipertanggungjawabkan manfaatnya dikemudian hari secara mikro ekonomis dan uang yang diinvestasikan dapat memberi hasil . hasil dari studi kelayakan yang disetujui untuk dilaksanakan merupakan dasar dalam menentukan sasaran – sasaran proyek. Bagi kontraktor perencanaan diartikan sebagai pendayagunaan sumber daya manusia, biaya, mesin/peralatan, waktu dan metode konstruksi. 2) Spesifikasi Produk Dalam proyek pembangunan Apartemen The City Square spesifikasi produk yang dihasilkan berupa konstruksi bored pile dengan diameter 60 cm. Pekerjaan bored pile yang dikerjaan pada proyek Pembangunan Apartemen The City Square surabaya sebagai berikut,:
Struktur bangunan : Beton Bertulang Struktur kolom : Mutu Beton K.350 Tulangan beton : Besi ulir dan besi polos Dinding : Bata Ringan (Hebel) Struktur atap : Atap Baja 3) Kebutuhan Sumber daya Sumber daya yang dimaksud dalam proyek pembangunan Apartemen The City Square adalah modal, peralatan dan material, teknologi, serta tenaga kerja. Adapun uraiannya sebagai berikut: a) Modal atau Sumber Dana (Money) Sumber dana dalam proyek pembangunan Apartemen The City Square berasal dari PT. Putra Maha Karya. b) Tenaga Kerja ( Man Power ) Tenaga kerja yang dimaksud adalah semua pekerja di lapangan meliputi 1 orang mandor, 2 tukang, dan 3 pembantu tukang yang berjumlah 5 orang untuk satu pekerjaan kolom. Sesuai dengan hasil wawancara di lapangan, sebagian besar dari mereka berasal dari kota-kota di Jawa Timur dan Jawa Tengah. c) Peralatan ( Machine) Peralatan dan material yang mencukupi akan sangat mendukung kecepatan dari penyelesaian pelaksanaan pekerjaan dalam proyek pembangunan Apartemen The City Square. Diantaranya sebagai berikut:
1) Excavator Alat berat ini dimanfaatkan dalam proyek bangunan gedung bertingkat tinggi. excavator adalah untuk Fungsi dari mendukung penggalian dan sekaligus pengerukan tanah. Setiap proyek pembangunan yang berkaitan dengan tanah akan membutuhkan penggunaan dari alat berat ini. Seperti pada proyek pembangunan Apartemen The City Square ini menggunakan alat ini untuk mempermudah pengerjaan pekerjaan tanah serta drainase.
Gambar 3.5 Excavator 2) Tower Crane atau TC Di setiap proyek pembangunan gedung bertingkat tinggi, keberadaan alat tower crane tidak bisa dipisahkan. Karena memang fungsi alat ini sangat mendukung dalam pelaksanaan pembagunan gedung
tinggi. fungsi penting dari alat ini adalah untuk mendukung pengangkutan berbagai material yang dibutuhkan, dari bawah menuju ke bagian atas, atau proses sebaliknya. Sebagai contoh diterapkan ketika melakukan tipe pekerjaan seperti pengecoran. Fungsi penting lainnya dari alat crane tower ini adalah untuk mobilisasi dari besi tulangan ke daerah pekerjaan. Pemakaian crane tower itu harus direncanakan dengan seksama. Hal ini berkaitan dengan penempatan crane tower , pondasi crane tower dan pengaturan jadwal pemakaian alat ini. Dengan begitu crane tower bisa berfungsi dengan optimal.
Gambar 3.6 Tower crane
3)
Theodolit Berdasarkan pengalaman kami saat mengikuti pelaksanaan pekerjaan survey atau pengukuran di lapangan Theodolit merupakan alat yang terpenting pada pelaksaan survey ketika melaksanakan pengukuran elevasi. Karena Theodolit merupakan alat pengukuran yang digunakan untuk pengukuran elevasi, penentuan titik kolom, pengecekan kembali hasil pekerjaan. Adanya alat ini akan membatu pelaksanaan pekerjaan karena alat ini dipergunakan sebagai langkah awal dalam membangun sebuah bangunan gedung.
Gambar 3.7 Theodolit
d) Bahan ( Material) 1) Beton Decking Beton Decking adalah beton kecil berukuran setebal selimut beton yang dilekatkan pada tulangan dengan kawat bindraad yang berfungsi untuk memberi tebal selimut dan menjaga posisi besi penulangan agar tidak menempel pada bekistingnya.
Gambar 3.8 Beton Decking
2) Mix Beton Campuran adukan beton yang digunakan untuk proyek ini menggunakan mutu K-300 dan K-350 untuk kolom. Penggunaan beton siap pakai ini dari pihak sub kontraktor yakni PT.Bumindo.
Gambar 3.9 Mix Beton 3) Besi Tulangan Besi tulangan yang dipakai untuk setiap komponen struktural yaitu besi ulir dengan ukuran D10, D13, D16, D19,D22 dan bei polos Ø 8 mm. Besi tulangan berfungsi sebagai penahan gaya tarik ketika terjadi gempa. Beton hanya kuat menahan gaya tekan, maka dari itu dalam komponen beton ada besi bertulang.
Gamb Gambar ar 3.10 3.10 Bes Besii Tula Tulan n an
e) Metode Pelaksanaan (Methode) Metode yang digunakan adalah dimulai dari tahap persiapan – merencanakan alur alat berat - survey pemetaan – pembuatan drainase – proses pengeboran – pemasangan tulangan dan pipa tremi – pengecoran.
4) Langkah-langkah pekerjaan Bored Pile Pada pembangunan Apartemen The City Square Surabaya ini mahasiswa terlibat dalam pengamatan pekerjaan pondasi bored pile. Langkah pekerjaan pondasi bored pile adalah sebagai berikut: a) Pekerjaan persiapan Pada Proyek pembangunan Apartemn The City Square Surabaya, pekerjaan bored pile diawali dengan pekerjaan persiapan. Pekerjaan persiapan bertujuan untuk membersihkan lahan dari segala gangguan yang dapat menghambat proses pekerjaan, seperti semak belukar, sisa besi dan kayu. Pekerjaan persiapan dilaksanakan menggunakan alat berupa excavator, mesin bor. Pekerjaan persiapan
sangat penting karena pekerjaan bored pile menggunakan alat berat. Sebaiknya dalam pekerjaan persiapan dipasang plat baja sepanjang jalur excavator bekerja, pemasangan plat berfungsi untuk mencegah excavator terjebak atau terperosok kedalam lumpur dikarenakan lokasi proyek merupakan daerah rawa. Pada lokasi pengeboran jarak aman dari pemukiman warga yaitu 3-4 m. Ini bertujuan agar proses pekerjaan tidak mengganggu pemukiman warga.
Gambar 3.11 Pekerjaan Persiapan b) Pekerjaan Pengukuran Pekerjaan survey bertujuan untuk menentukan set out bangunan sesuai gambar bestek. Proses pekerjaan pengukuran sebagai berikut: 1) Pekerjaan dilaksanakan oleh 2 orang surveyor dan dibantu 2 orang asisten,
asisten bertugas membantu proses pengukuran. 2) Awal pengukuran, pertama penentuan titik ± 0 lantai. 3) Kemudian dengan koordinat titik as pondasi pada shop drawing . 4) Menggunakan theodolite, surveyor memulai pengukuran dengan patokan titik 0 lantai dan koordinat pada shop drawing, proses pengukuran dibantu 2 orang asisten yang akan membantu dalam memegang bak ukur dan yang akan menulis hasil pengukuran. 5) Hasil dari pengukuran menggunakan theodolite berupa koordinat as, kemudian hasil titik as diberi tanda berupa kayu atau besi yang menandai titik as bored pile. Pekerjaan survey diperlukan ketelitian sangat tinggi dan harus dikerjakan oleh ahlinya yaitu surveyor. Kesalahan pada titik koordinat pondasi yang akan di bor maka akan mempengaruhi struktur bangunan bagian atas. Pekerjaan koordinat pondasi bored pile dan tegas lurusnya pelaksanaan pondasi dapat diketahui dengan menandai titik koordinat yang sudah dibidik dengan alat theodolite menggunakan patok besi yang diikat dengan tali rafia sebgai titik acuan.
Gambar 3.12 Peker aan Pen ukuran c) Pekerjaan Pengeboran Pekerjaan pengeboran dilaksanakan setelah pekerjaan survey penentuan titik pondasi selesai dilaksanakan. Pengeboran dilaksanakan menggunakan mesin bor air. Pekerjaan bor menggunakan media air sebagai media pengeboran. Air berfungsi menghancurkan material tanah menjadi butiran dan untuk memobilisasi bor. Mata bor digunakan adalah Auger dan bucket. Pengeboran dilaksankan dititk yang telah ditandai. Adapun langkah langkah dalam pengeboran adalah sebagai berikut:
1) Sebelum melaksanakan pengeboran , terlebih dahulu melakukan pembersihan lokasi dengan excavator . 2) Kemudian mengetahui titik pondasi yang akan di bor dengan tanda yang sudah ditentukan. 3) Sebelum melaksanakan pengeboran langkah awal adalah memeasang bagan yang akan menopang mesin bor. Bagan terbuat dari bamboo yang disusun sedemikian rupa yang dapat menopang beban mesin bor. 4) Setelah pemasangan bagan langkah selanjutnya adalah pemasangan alat mesin bor. Proses pemasangan mesin bor dibantu menggunakan tower crane. Mesin bor diletakkan ditengah tengah bagan agar beban dari mesin bor terbagi merata. 5) Langkah selanjutnya adalah pembuatan parit untuk membuang sisa air dan lumpur dari pengeboran. Sisa air dan lumpur ditampung dalam kolam penampungan. 6) Langkah selanjutnya pemasangan bor dan mata bor. Untuk memastikan titik bor lurus dan tegak dipasang klem pengikat agar mata bor tetap lurus sesuai titik 7) Setelah pemasangan mata bor dan klem pengikat langkah selanjutnya adalah proses pengeboran. Dalam proses pengeboran 1 pekerja bertugas menjadi operator mesin, 2 pekerja mengawasi mata
bor dan klem pengikat. 2 pekerja lain bertugas mengontrol air untuk pengeboran, karena system pengeboran menggunakan mesin bor air. Jadi ketersedian air harus terjaga agar proses pengeboran berjalan. Selain itu kolam lumpur harus terus dikontrol agar tidak terjadi endapan lumpur. Pengeboran dilakukan dengan diameter 60 cm dengan kedalaman 37 m. pengeboran dilaksankan sampai mencapai 37 m. 8) Setelah pengeboran mencapai kedalaman 37 m langkah selanjutnya adalah membuang sisa lumpur pada lubang menggunakan bucket cleaning , sisa lumpur dibuang ke permukaan.
Gambar 3.13 Pemasanga Pondasi Bore Pile d) Pekerjaan Pemasangan Casing Pekerjaan casing dilaksanakan setelah pekerjaan pengeboran. Casing berfungsi untuk menahan agar tidak terjadi longsor pada lubang
bored pile yang kan mengurangi volume dari pondasi. Pada proyek pembangunan Apartemen The City Square penggunaan casing dilakukan hanya 3 m dari permukaan elevasi tanah. Alasan penggunaan tersebut adalah dikarenakan sudah menemui tanah keras sehinngga kemungkinan terjadinya kecil minimal. Sehingga dipasang 3 m dari permukaan. Adapun penggunaan casing menggunakan drum karena lebih efisien. Langkah langkah dalam pemasangan casing adalah sebagai berikut: Setelah pengeboran selesai dilaksanakan casing diangkat menggunakan tower crane. Pemasukan casing tegak lurus, tidak boleh miring karena dapat mempengaruhi struktur. Setelah casing dipasang langkah selanjutnya adalah sisi casing diurug agar tidak terjadi longsoran.
Gambar 3.14 Pekerjaan Pemasangan Casing
e) Pekerjaan Perangkaian dan Pemasangan Tulangan. Penulangan merupakan pekerjaan yang bertujuan untuk membentuk dan memasang besi tulangan sebagai kerangka struktur pada pondasi bored pile. Fungsi tulangan pada beton adalah untuk menahan gaya tarik, gaya geser, dan momen torsi yang timbul akibat beban beban yang bekerja pada konstruksi tersebut. Oleh karena itu , perencanaan dan pelaksanaan pembesian harus dilaksankan sesuai dengan spesifikasi gambar yang telah direncanakan oleh perencana struktur yaitu dalam hal: 1) Ukuran diameter tulangan 2) Kualitas baja tulangan 3) Kuantitas baja tulangan 4) Penempatan atau pemasangan baja tulangan. Tahap awal pekerjaan pembesian yaitu pembuatan rangkaian besi tulangan utama dan besi sengkang menggunakan kawat bendrat oleh pekerja. Pelaksanaan perangkaian besi dilaksanakan ditempat yang luas sehingga memudahkan dalam perangkaian. Besi yang digunakan adalah D13 mm, D16 mm dan D19 mm sedangkan sengkang menggunakan D10 sengkang yang digunakan adalah sengkang spiral dengan jarak sengkang antara 10 – 16 cm.
Langkah kerja pembesian bored pile adalah sebagai berikut : 1) Mandor dan kepala tukang memahami gambar kerja serta membuat rencana daftar pembengkokan dan pemotongan berdasarkan gambar rencana. 2) Para tukang mempersiapkan tulangan yang akan digunakan sesuai dengan diameter yang diperlukan untuk tulangan utama kolom. 3) Para tukang memotong besi tulangan sesuai ukuran yang telah dipilih, kemudian membentuknya menjadi tulangan sengkang menurut panjangnya dengan bantuan bar cutter dan bar bender. 4) Pembengkokan sengkang-sengkang dan dikumpulkan berdasarkan kebutuhan sengkang dalam satu buah bored pile. 5) Pemotongan dan pembengkokan tulangan utama dilakukan oleh para tukang sesuai dengan ukuran dan panjang dalam gambar rencana. 6) Kepala tukang merangkai tulangan utama bored pile kemudian jarak sengkang pada tulangan utama. 7) Para tukang memasang sengkang pada tulangan utama sesuai dengan jarak yang telah ditandai dan diikat dengan kawat bendrat sehingga membentuk kerangka bored pile. 8) Tulangan utama yang digunakan untuk satu rangkaian menggunakan 8 buah tulangan
utama dengan ukuran D13 mm, D16 mm dan D19 mm. 9) Kemudian memilih tulangan sengkang yang akan digunakan yaitu D10. 10) Pembuatan sengkang spiral menggunakan alat yang disebut Roller. Sengkang dirangkai berbentuk bulat. 11) Setelah pembesian selesai, pada sekeliling tulangan bored pile dipasangi beton decking oleh kepala tukang dengan tebal 2,5 cm yang diikat dengan kawat bendrat untuk menjaga ketebalan selimut beton.
Gambar 3.15 Pembuatan Sengkang Spiral 1) Setelah sengkang selesai dilaksanakan kemudian pasang tulangan utama dengan sengkang, jarak antar sengkang adalah antara 10 – 16 cm, untuk melekatkan digunakan kawat bendrat agar kuat. Pada saat bbersamaan juga dipasang beton decking yang berguna sebagai selimut beon dan sebagai
pemisah agar tulangan tidal lengket pada pipa tremi.
Gambar 3.16 Perangkian Tulangan 2) Setelah perangkaian tualangan selesai tulangan siap digunakan. 3) Angkat tulangan menggunakan tower crane untuk membantu agar tulangan berdiri tegak dapat dibantu 2 orang pekerja untuk memastikan tulangan telah masuk kedalam lubang sepenuhnya dan menjaga agar tulangan berdiri tegak.
Gambar 3.17 Pekerjaan Pemasukan Tulangan
f)
Pekerjaan Pipa Tremi Pipa tremi yang digunakan mempunyai panjang 3 m. sebagai alat bantu pengecoran pondasi bored pile, pipa tremi harus disambung terlebih dahulu sesuai kedalaman lubang. Ujung pipa tremi dipasang corong untuk proses pengecoran. Langkah langkah pekerjaan tremi adalah: 1) Proses pemasangan pipa tremi dilaksanakan menggunakan mesin bor dan tower crane untuk mengangkut pipa tremi supaya tegak lurus dengan lubang pondasi. 2) Pemasangan pipa tremi ini saling menyambung dengan pipa tremi lainnya. Penyambungan pipa tremi dialakukan dengan cara memutar pipa. 3) Penyambungan pipa tremi ini dilaksanakan sampai kedalam yang direncanakan. Setelah selsai penyambungan kemudian pipa dimasukkan ke lubang secara perlahan. 4) Setelah pipa dan corong pipa sudah masuk ke lubang pondasi, maka pengecoran siap dilaksanakan.
Gambar 3.18 Pekerjaan
g) Pekerjaan Pengecoran Pekerjaan pengecoran dilakukan setelah rangkaian tulangan dan pipa tremi terpasang. Pipa tremi digunakan agar tanah tidak longsor yang akan merusak kualitas beton. Alat berat yang digunakan adalah tower crane yang akan membawa bucket berisi adukan cor yang akan digunakan dalam pengecoran. Pengecoran pondasi bored pile pada Apartemen The City Square adalah K-350 MPa. Pihak penyalur beton adalah PT. SCG Jayamix Beton. Langkah langkah pengecoran adalah: 1) Sebelum proses pengecoran dimulai, pelaksana menghubungi pihak penyuplai beton untuk melaksanakan pengecoran. 2) Kemudian sesuai kesepakatan yang telah disetujui maka penyuplai beton ready mix ke lokasi proyek. Sebelum digunakan untuk
3)
4)
5)
6)
7) 8)
pengecoran beton dilaksanakan tes slump dan tes silinder beton. Disini beton dicampur zat adiktif berupa integral. Fungsi cairan integral untuk mempercepat proses pengeringan beton komposisi yang diguankan adalah 5 liter integraluntuk 4,5 m3 beton segar. Setelah pengujian beton maka pengecoran dapat dilaksanakan, langkah awal adalah menuangkan beton ke dalam bucket yang kemudian dan dengan menggunakan tower crane ke lokasi titik cor. Pengecoran dilakukan secara kontinyu. Dengan system tremi , pengecoran dimulai dari dasar lubang dengan mendorong air/lumpur dari bawah keluar lubang. Setelah pipa tremi penuh dan ujung pipa tremi tertanam beton biasanya beton tidak dapat mengalir karena ada tekanan dari bawah. Untuk memperlancar adukan beton didalam pipa tremi . pipa harus dihentak hentakan pada pipa tremi. Pengecoran dihentikan setelah adukan beton naik ke permukaan telah bersih dari lumpur. Kebutuhan beton dengan kedalaman 37 m dan diameter 60 cm membutuhkan adukan beton sebanyak 2,38m 3.
Gambar 3.19 Pekerjaan Pengecoran
Setelah pelaksanaan pengecoran selesai kemudian beton dibiarkan selama 3 hari agar beton menjadi kering. Setelah beton kering untuk proses pemasangan pile cape dan kolom, bored pile di gali sedalam 75 cm – 100 cm. Bored pile dikupas dibuang betonnya sedangkan tulangan dibiarkan untuk proses pengikatan terhadap kolom. Berikut gambar cara pengupasan bored pile Kemudian setelah pengupasan bored pile selesai tulangan bored dibiarkan sepanjang 70 cm dibbengkokkan agar memudahkan saat pengikatan terhadap kolom. h) Perbaikan dan Perawatan Proses perbaikan pada beton pra cor pada proyek Apartemen The City Square dilakukan dengan cara menambal jika terdapat rongga / lubang pada bored pile setelah dicor. Hal itu terjadi karena saat pengecoran campuran beton tidak memadat dengan baik. Perawatan pada beton dilakukan dengan memberikan air atau
membasahi dengan cara disemprot dan kemudian menutupi bored pile tersebut dengan plastik. Perawatan pada bored pile proyek Apartemen The City Square ini dimaksudkan untuk mencegah penguapan/pelapisan air yang berlebihan, yang dapat menimbulkan perbedaan suhu yang berlebihan antara bagian luar dengan bagian dalam beton bored pile, sehingga mengganggu hidrasi yang kelak dapat mengakibatkan keretakan pada beton. c.
Standarisasi Kendali dan Mutu Menurut pengamatan kami yang kami lakukan serta bel ajar dengan para pegawai yang bertugas sebagai Quality Con trol (QC) standardisasi dan kendali mutu merupakan suatu k egiatan untuk menjamin penyesuaian rencana yang telah dis usun dengan hasil pekerjaan di lapangan. Pengendalian mut u pada suatu proyek bangunan sangatlah penting guna untu k mengurangi beberapa kesalahan yang memungkinkan terj adi. Ketika terjadi ketidak cocokan rencana dengan lapangan maka tim QC kan melakukan inspeksi atau pengkoreksian te rhadap pekerjaan dan kemudian akan melaporkan pada pela ksana pada pekerjaan tersebut dan memerintahkan agar sege ra memperbaiki hasil pekerjaan yang salah. Pengendalian mutu tentunya bukan hanya terletak pada pekerjaan saja tetapi pada material juga diperlukan standadisasi serta kendali mutu guna memaksimalkan hasil pekerjaan nantinya.: 1) Test Silinder Pada proyek Apartemen The City Square Test silinder beton dilakukan untuk mengontrol mutu campuran beton tersebut sesuai dengan perencanaan.
Untuk test silinder , dibuatkan 3 benda uji dari masingmasing concrete mixer truck yaitu PT. Bumindo.
Gambar 3.20 benda uji test silinder pada proyek Apartemen The City Square 2) Test Slump Test Slump dilakukan untuk mengetahui kadar air beton tersebut. Setelah di test dengan slump, maka penurunan beton pada uji slump Apartemen adalah ±12 cm.
Gambar 3.21 benda uji slump 3) Pemeriksaan Besi Tes standart besi adalah tes pemeriksaan apakah besi yang digunakan memenuhi syarat seperti dalam peraturan konstruksi dan sesuai dengan RKS yang telah disetujui. Pada proyek Apartemen The City Square tulangan utama menggunakan D19 dan D22 dengan sengkang ∅ 10. Setelah dilakukan pengecekkan
dilapangan tulangan yang digunakan untuk kolom telah sesuai dengan syarat yang telah ditetapkan yaitu tulangan utama D22 dan sengkang ∅ 10. Selain itu juga dilakukan tes kualitas dari besi yang digunakan ,tes ini dilakukan oleh quality control dengan menggunakan uji kuat tarik baja. Uji kuat tarik baja dilakukan untuk mengetahui tegangan leleh (N/mm2) baja tulangan yang akan digunakan pada proyek Apartemen The City Square. d. Keselamatan Kerja Perlengkapan-perlengkapan yang diwajibkan dan yang disediakan kontraktor untuk pekerja pada pelaksanaan pembangunan Hotel Ayola yaitu: 1) Penutup kepala bisa berupa topi atau helm proyek untuk melindungi dari terik matahari dan bahaya lainnya. 2) Masker digunakan untuk melindungi pernafasan dari kotoran-kotoran debu. 3) Sarung tangan untuk melindungi tangan dari luka akibat gesekan dengan material atau zat-zat adiktif. Keselamatan kerja pada proyek pembangunan Apartemen The City Square terkadang belum diperhatikan oleh pihak kontraktor. Misalnya pekerja tidak memakai helm, tidak memakai sepatu, dan lain-lain. Padahal alat K3 yang meliputi helm, sepatu, dan sarung tangan dalam suatu proyek merupakan hal yang sangat penting bagi kelancaran proyek tersebut. 1. Faktor – faktor Pendukung dan Penghambat
Selama proses pelaksanan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di proyek pembangunan Apartemen The City Square kami menemukan faktor pendukung dan hambatan yang kami alami selama proses Praktik Kerja Lapangan antara lain: a. Faktor pendukung 1) Para pihak kontraktor memberikan kemudahan untuk mahasiswa mengambil gambar-gambar ataupun datadata pelaksanaan secara langsung dilapangan. 2) Penggunaan sistem perancah yang menggunakan sistem perancah PCH juga mempercepat proses produksi. 3) Faktor tenaga kerja yang cukup banyak mempengaruhi ketepatan target waktu pengerjaan. 4) Sambutan yang cukup baik ketika menerima mahasiswa yang sedang melaksanakan Praktik Industri. 5) Adanya perhatian dari pihak industri kepada mahasiswa sehingga mahasiswa 6) Sikap ramah dari para pekerja lapangan memudahkan mahasiswa untuk bertanya dan mencari ilmu dengan sebanyak dan sebaik mungkin 7) Mahasiswa mendapatkan bimbingan atau pengarahan yang lebih ketika saat praktik di lapangan maupun di dalam kantor oleh pelaksana proyek dan pembimbing lapangan. 8) Proses pembangunan menggunkan alat-alat pendukung seperti alat berat dan alat bantu kerja. 9) Adanya dosen pembimbing yang memberikan bimbingan sehingga dapta melancarkan proses Praktik Kerja Lapangan.
10) Terciptanya komunikasi yang bagus di lapangan memberikan support dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan. 11) Dukungan teman-teman yang banyak memberikan support dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan. 12) Faktor cuaca pada waktu kemarau yang panjang dapat melancarkan pelaksanaan pekerjaan. 13) Para pihak kontraktor memberikan kemudahan untuk para mahasiswa mengambil gambar-gambar pelaksanaan secara langsung dilapangan dan pemberian data-data yang memang diperlukan oleh mahasiswa. 14) Mahasiswa banyak mendapatkan ilmu baru yang sebelumnya tidak diperoleh di bangku perkuliahan. 15) Dengan adanya Praktik Industri, mahasiswa dapat berhadapan langsung dengan dunia kerja pada suatu proyek pembangunan. 16) Mahasiswa juga mendapatkan ilmu tentang survey sebelum dan sesudah pelaksanaan pekerjaan berlangsung dengan melaksanakan pekerjaan survey di lokasi proyek pembangunan proyek Apartemen The City Square Surabaya. b. Hambatan 1) Penentuan jadwal oleh kontraktor yang sama dengan jadwal kuliah. 2) Terjadinya longsor pada proyek tiang pancang (pondasi) yang mengakibatkan patahnya pondasi tersebut sehingga fokus pekerjaan selanjutnya terhambat akibat proses penggantian pondasi tiang
pancang yang patah tersebut dengan menggunakan pondasi borepile. 3) Waktu pengecoran lebih sering dilakukan pada malam hari, sehingga kesempatan tesebut sering terlewatkan. 4) Proses pengiriman ready mix sering terlambat dikarenakan macet akibat jalur yang dilalui oleh mobil ready mix berada pada jalan raya yang memiliki kepadatan kendaraan dalam berlalu lintas, sehingga dengan keterlambatan kedatangan mobil ready mix membuat proses pengecoran menjadi terkendala dan tidak sesuai dengan jadwal atau terlambat dari yang diperkirakan. 5) Minimnya akses proyek dan minimnya lahan diproyek untuk meletakkan material-material yang akan digunakan terkadang mengganggu jalur jalan kaki untuk pekerja sehingga meningkatkan resiko kecelakaan. 6) Beberapa kali terjadi hujan karena waktu pelaksanaan proyek bertepatan pada awal masuk musim hujan, sehingga sangat mengganggu, karena bila turun hujan pekerjaan sementara dihentikan. 7) Masih banyaknya para pekerja yang tidak mengutamakan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja). Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pekerja yang tidak menggunakan peralatan pengaman ( safety) seperti sarung tangan, sepatu, helm, dan peralatan pengaman lainnya selama melaksanakan pekerjaan, meskipun sudah dibagikan sebelumnya. Akibat tidak menggunakan peralatan pengaman resiko akan terjadinya kecelakaan sangatlah tinggi yang dapat mengakibatkan cedera atau luka. Sehingga apabila
para pekerja atau orang-orang yang ada diproyek cedera atau luka, maka pekerjaan akan terganggu akibat kurangnya sumber daya dilapangan. 8) Bertepatannya dengan jadwal kuliah membuat smahasiswa melaksanakan Praktik Industri Jauh Lebih Lama dari target. A. Pembahasan 1. Pembahasan Secara Umum Dalam laporan praktik industri ini dibahas beberapa alat dan bahan yang digunakan untuk pelaksanaan pembangunan setruktur bored pile di proyek Praktik Kerja Lapangan (PKL) di proyek pembangunan Apartemen The City Square. Pembahasan pekerjaan struktur kolom dilakukan karena beberapa alasan. Diantaranya adalah karena keterbatasan waktu pelaksanaan praktik industri yang sangat singkat jika dibandingkan dengan waktu pelaksanaan proyek, sehingga pekerjaan yang bisa diawasi sedikit. Pembahasan dipersempit pada pekerjaan - pekerjaan yang vital selama melaksanakan praktik industri. Hal ini dimaksudkan agar pembahasan dapat lebih fokus dan optimal. Pekerjaan yang dimaksudkan adalah pengamatan dan pelaksanaan pekerjaan bored pile. Pembahasan tentang pengamatan pelaksanaan pekerjaan bored pile ini diharapkan dapat memberikan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa tentang pelaksanaan pekerjaan tersebut di lapangan. Pelaksanaan pekerjaan keseluruhan merupakan realisasi dari perencanaan yang telah dituangkan dalam gambar bestek dan RKS yang telah ditentukan oleh konsultan perencana guna
mencapai tujuan yang telah ditentukan maka perlu adanya koordinasi pelaksanaan pekerjaan yang diatur secara teliti agar tercipta pelaksanaan dan pekerjaan yang efektif dan efisien. Apabila dalam spesifikasi dan gambar ada yang meragukan, maka pihak pengawas harus meminta keterangan dari pihak perencana. Jika terdapat perbedaan dalam pelaksanaan pekerjaan, maka pihak pengawas harus melapor pada direktur oprasional agar dapat mempertimbangkan dan diambil kebijakan dalam pelaksanaannya. Pelaksanaan konstruksi beton bertulang untuk bored pile sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan. Perlu memperhatikan ketentuan-ketentuan yang terkandung dalam konstruksi beton bertulang . 2. Pembahasan Secara Khusus a. Proses Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Bored Pile 1) Persiapan Pada pembangunan proyek Apartemen The City Square ini Pekerjaan persiapan sudah sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan dan sudah sesuai dengan PBBI 1971 dan teori-teori pelaksanaan pekerjaan persiapan dengan baik dan benar yaitu hal yang pertama disiapkan adalah alat dan bahan, yang tentunya menggunakan spesifikasi yang telah ditentukan oleh konsultan perencana. Setelah alat dan bahan siap, faktor pekerja yang terampil juga sangat berpengaruh dalam suatu pekerjaan struktur kolom.
Setelah alat dan bahan siap,hal yang perlu dipersiapkan adalah area kerja. Pembersihan area dilakukan oleh 3-5 orang pekerja, area kerja dibersihkan dengan cara disapu. Hal ini dimaksutkan agar area yang akan dibangun struktur kolom dapat bersih dari bahan-bahan yang mengganggu kualitas kerja pekerja dan kualitas beton. Pada Pembangunan Proyek Apartemen The City Square pembesihan area kerja hanya dilakukan oleh 15 orang pekerja saja.
Gambar 3.22 Pekerjaan Persiapan 2) Menentukan As Bored Pile Pada penentukan titik-titik as bored pile di proyek pembangunan Apartemen The City Square sudah dilakukan dengan benar dan sudah sesuai dengan tata cara pekerjaan menentukan letak as bored pile dan sesuai dengan PBBI 1971 dan teori - teori yang ditetapkan yaitu cara pertama yang dilakukan oleh tim survey berupa pengukuran dan pematokan. Pengukuran
tersebut berupa marking titik-titik atau garis yang digunakan sebagai dasar penentuan letak bored pile. Cara pengukuran penentuan as bored pile yang dilakukan adalah sebagai berikut : a) Mandor dan tim survey membaca gambar kerja sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan penentuan as bangunan. b) Mandor bersama tim survey menentukan satu titik pedoman untuk as bangunan, yang diletakkan pada areal bangunan yang sekiranya tidak tergangu oleh aktifitas pekerjaan sehingga titik acuan tidak bergerak. survey melakukan c) Mandor dan tim pengukuran areal dengan menggunakan meteran manual, sedangkan untuk menentukan rencana as bangunan menggunakan bouwplank. d) Untuk pekerjaan bouwplank, Mandor dan tim survey menentukan titik acuan dan mengukurnya dengan waterpass manual menggunakan selang air, benang untuk menentukan garis lurus maupun siku-siku suatu bangunan, dan papan sebagai media dari bouwplank itu sendiri. Sehingga didapatkan as bangunan sesuai dengan gambar kerja sebagai acuan dalam penentuan as-as bored pile yang lain. e) Untuk menentukan letak as bored pile lainnya yang sama/ sejajar Mandor dan tim survey
menentukan posisinya berdasarkan kolom acuan yang sudah ditentukan sebelumnya. f) Penentuan pile kolom lantai 2 Pak mandor dan tim survey menggunakan selang air untuk mendapatkan ketinggian yang sama antar kolom. 3) Pekerjaan Pengeboran Pekerjaan pengeboran dilaksanakan setelah pekerjaan survey penentuan titik pondasi selesai dilaksanakan. Pengeboran dilaksanakan menggunakan mesin bor air. Pekerjaan bor menggunakan media air sebagai media pengeboran. Air berfungsi menghancurkan material tanah menjadi butiran dan untuk memobilisasi bor. Mata bor digunakan adalah Auger dan bucket. Pengeboran dilaksankan dititk yang telah ditandai.
Adapun langkah langkah dalam pengeboran adalah sebagai berikut: 1. Sebelum melaksanakan pengeboran , terlebih dahulu melakukan pembersihan lokasi dengan excavator . 2. Kemudian mengetahui titik pondasi yang akan di bor dengan tanda yang sudah ditentukan. 3. Sebelum melaksanakan pengeboran langkah awal adalah memeasang bagan
4.
5.
6.
7.
yang akan menopang mesin bor. Bagan terbuat dari bamboo yang disusun sedemikian rupa yang dapat menopang beban mesin bor. Setelah pemasangan bagan langkah selanjutnya adalah pemasangan alat mesin bor. Proses pemasangan mesin bor dibantu menggunakan tower crane. Mesin bor diletakkan ditengah tengah bagan agar beban dari mesin bor terbagi merata. Langkah selanjutnya adalah pembuatan parit untuk membuang sisa air dan lumpur dari pengeboran. Sisa air dan lumpur ditampung dalam kolam penampungan. Langkah selanjutnya pemasangan bor dan mata bor. Untuk memastikan titik bor lurus dan tegak dipasang klem pengikat agar mata bor tetap lurus sesuai titik Setelah pemasangan mata bor dan klem pengikat langkah selanjutnya adalah proses pengeboran. Dalam proses pengeboran 1 pekerja bertugas menjadi operator mesin, 2 pekerja mengawasi mata bor dan klem pengikat. 2 pekerja lain bertugas mengontrol air untuk pengeboran, karena system pengeboran menggunakan mesin bor air. Jadi ketersedian air harus terjaga agar proses pengeboran berjalan. Selain itu kolam
lumpur harus terus dikontrol agar tidak terjadi endapan lumpur. Pengeboran dilakukan dengan diameter 60 cm dengan kedalan 37 m. pengeboran dilaksankan sampai mencapai 37 m. 8. Setelah pengeboran mencapai kedalaman 37 mlangkah selanjutnya adalah membuang sisa lumpur pada lubang menggunakan bucket cleaning , sisa lumpur dibuang ke permukaan. 4) Pekerjaan Pemasangan Casing Pekerjaan casing dilaksanakan setelah pekerjaan pengeboran. Casing berfungsi untuk menahan agar tidak terjadi longsor pada lubang bored pile yang kan mengurangi volume dari pondasi. Pada proyek pembangunan Apartemen The City Square penggunaan casing dilakukan hanya 3 m dari permukaan elevasi tanah. Alasan penggunaan tersebut adalah dikarenakan sudah menemui tanah keras sehinngga kemungkinan terjadinya kecil minimal. Sehingga dipasang 3 m dari permukaan. Adapun penggunaan casing menggunakan drum karena lebih efisien. Langkah langkah dalam pemasangan casing adalah sebagai berikut: Setelah pengeboran selesai dilaksanakan casing diangkat menggunakan tower crane.
Pemasukan casing tegak lurus, tidak boleh miring karena dapat mempengaruhi struktur. Setelah casing dipasang langkah selanjutnya adalah sisi casing diurug agar tidak terjadi longsoran. 5) Penulangan Pada pembangunan proyek Apartemen The City Square ini dalam pekerjaan penulangan bored pile sudah sesuai dengan teori danstandart PBBI 1971. Pembesian bored pile terdiri dari tulangan pokok dan sengkang. Tulangan pokok berfungsi untuk menahan gaya tarik yang diakibatkan oleh beban lentur, sedangkan sengkang berfungsi untuk menahan gaya geser karena torsi/ puntir. Jenis besi yang digunakan pada bored pile adalah besi ulir dan besi polos dengan jumlah dan diameter yang berbeda tergantung dari jenis bored pile. Dimensi bored pile dan penggunaan tulangan pada pekerjaan kolom sangat variatif karena kolom satu dengan yang lainnya menopang berat beban yang berbeda. Langkah kerja pembesian bored pile adalah sebagai berikut : 1. Mandor dan kepala tukang memahami gambar kerja serta membuat rencana daftar pembengkokan dan pemotongan berdasarkan gambar rencana. 2. Para tukang mempersiapkan tulangan yang akan digunakan sesuai dengan
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
diameter yang diperlukan untuk tulangan utama kolom. Para tukang memotong besi tulangan sesuai ukuran yang telah dipilih, kemudian membentuknya menjadi tulangan sengkang menurut panjangnya dengan bantuan bar cutter dan bar bender. Pembengkokan sengkang-sengkang dan dikumpulkan berdasarkan kebutuhan sengkang dalam satu buah bored pile. Pemotongan dan pembengkokan tulangan utama dilakukan oleh para tukang sesuai dengan ukuran dan panjang dalam gambar rencana. Kepala tukang merangkai tulangan utama bored pile kemudian jarak sengkang pada tulangan utama. Para tukang memasang sengkang pada tulangan utama sesuai dengan jarak yang telah ditandai dan diikat dengan kawat bendrat sazehingga membentuk kerangka kolom. Sambungan tulangan utama pada bored pile, dilakukan dengan panjang 40 kali diameter tulangan. Setelah pembesian selesai, pada sekeliling tulangan bored pile dipasangi beton decking oleh kepala tukang dengan tebal 2,5 cm yang diikat dengan kawat bendrat untuk menjaga ketebalan selimut beton.
6) Pengecoran Sebelum pengecoran dilaksanakan, maka dilakukan pengujian beton yaitu uji slump. Uji slump dilakukan untuk mengetahui kualitas beton sesuai dengan pesanan sebelumnya. Nilai pengujian slump yang harus dipenuhi adalah 10 ± 2 cm, artinya penurunan yang dijinkan minimal 9 cm dan maksimal 12 cm dari bentuk awal. Dengan demikian sudah sesuai dengan PBBI 1971 dan tahapan teori-teori pelaksanaan yaitu sebelum dicor beton harus diuji slump dulu. Langkah melakukan uji slump, sebagai berikut: mempersiapkan - Karyawan jayamix beton semua alat penguji yaitu, kerucut abrams, meteran, alat perojok, dan plat baja sebagai alas datar. - Karyawan jayamix beton meletakkan kerucut abrams diatas plat baja. - Memasukkan campuran kedalam kerucut abrams secara bertahap. jayamix beton Melakukan - Karyawan perojokan setiap tahapan. Ada tiga tahap pengisian campuran. Setiap tahap 25 kali perojokan. Hal ini dilakukan agar campuran padat sepenuhnya. - Setelah kerucut penuh dengan campuran, meratakan bagian atas kerucut, dan melepaskan kerucut. - Karyawan jayamix beton Mengukur penurunan puncak campuran dalam kerucut setelahkerucut dilepas. Penurunan diukur
menggunakan meteran dan pengukuran penurunan dari tinggi cetakan kerucut. - Karyawan jayamix mencatat hasil pengukuran sebagai data. Setelah pekerjaan pengujian slum selesai pekerjaan selanjutnya yaitu memulai pengecoran kolom. Sebelum pekerjaan pengecoran dimulai, bekisting harus dibersihkan dari semua kotoran dan ini sudah sesuai juga dengan ketetapan PBBI 1971. Pembersihan dilakukan menggunakan compressor untuk mempermudah pekerjaan. Setelah semua bersih, persiapan alat harus siaga yaitu menyiapkan vibrator yang berguna memadatkan beton dam ini juga sudah sesuai degan teori-teori sebelum dilakukannya pengecoran. Untuk pekerjaan pengecoran, proyek pembangunan gedung Apartemen memakai ready mix dari PT. SCG Jayamix Beton. Mutu yang dipakai untuk kolom yaitu K-350. Pengecoran terhadap kolom harus tetap memperhatikan teknik ataupun cara yang benar sesuai dengan standart yang telah ditentukan. Adapun langkah-langkah pengecoran kolom adalah sebagai berikut: - Karyawan Jayamix beton menyiapkan bahanbahan campuran beton, memakai campuran beton dengan mutu beton K-350 - Untuk pengecoran digunakan mix beton dari PT. DCG Jayamix beton - Karyawan Jayamix menuangkan adukan beton ke concrete pump dari truk mixer.
-
-
Para pekerja (tukang dan kuli) menembakan campuran beton ke lantai atas menggunakan concrete pump. Para Pekerja (tukang) memadatkan campuran beton yang sudah tertuang dengan menggunakan vibrator .
7) Pengujian Beton Pada pembangunan proyek Apartemen ini Pengujian beton sudah dilalukan sesuai dengan teori dan PBBI 1971 dan akan dilakuakan setiap umur beton sudah mencapai hari ke 7, 14, 28, dan 56. Pembuatan test beton akan dilakukan dan disesuaikan dengan spesifikasi yang sudah ditentukan. Test beton akan dibuat dalam cetakan yang berbentuk silinder dengan ukuran diameter 35 cm dan setiap 1/3 bagian adukan harus dirojok guna pemadatan adukan dan pembuatannya akan mengikuti peraturan beton Indonesia da diuji sesuai dengan ASTM. Untuk memudahkan identifikasi maka setiap benda uji akan diberi tanda nomor uji dan tanggal. Catatan khusus untuk data-data setiap benda uji yang dibuat akan disimpan oleh seorang pengawas. Data yang dicatat meliputi nomor uji, tanggal pengambilan benda uji, daerah cor, slump, dll. Pengetesan tekan pada benda uji beton untuk setiap concrete truck mixer (6-7 meter kubik) diambil 3 benda uji dan akan dilakukan pengetesan pada laboratorium yang telah disetujui oleh pengawas.
8) Finishing
Pekerjaan pekerjaan
finishing
perbaikan
beton
disini dan
meliputi pekerjaan
pelapisan beton dan sudah sesuai dengan teori cara finishing yang benar dan sesuai dengan standart PBBI 1971. Pekerjaan finishing meliputi pekerjaan
penutupan
lubang-lubang
yang
keropos pada kolom. Campuran yang dipakai untuk pekerjaan finishing adalah semen dan air. b.
Standarisasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di dalam Proyek Terdapat banyak perlengkapan dalam bidang konstruksi, salah satunya adalah alat pelindung diri (APD). APD merupakan perlengkapan yang digunakan untuk melindungi diri seseorang dari kecelakaan yang kemungkinan terjadi dalam proses konstruksi. Peralatan ini wajib digunakan oleh seseorang yang bekerja dalam lingkup industri, termasuk industri konstruksi.Namun masih banyak pelanggaran yang dilakukan oleh banyak perusahaan dengan tidak melakukan kewajiban untuk menggunakan APD. Setiap perusahaan wajib memberlakukan K3 dan berkewajiban menyediakan APD sesuai standar K3.Namun terkadang perlengkapan yang telah disediakan tidak dimanfaatkan dengan baik oleh pekerja sehingga banyak pelanggaran yang muncul di lapangan.
1) Pada Pekerjaan Penyetelan tulangkan kolom yang sedang dilakukan pekerja seharusnya pekerja menggunakan pakaian kerja, dikarenakan pakaian kerja sangatlah penting digunakan sebagai pelindung badan dan sudah merupakan kewajiban bagi setiap pekerja konstruksi untuk mengunakannya dengan benar sesuai peraturan. Untuk melindungi badan dari bahaya yang berasal dari sekitar, misalnya kejatuhan barang, baik peralatan atau material konstruksi. 2) Pekerja di bawah ini stidak menggunakan Helm. Seharusnya dalam proses pemasangan pondasi pekerja memakai Helm karena Helm berfungsi melindungi kepala dari tertimpa benda keras dan dapat melindungi kepala dari benda tajam yang berjatuhan ketanah. 3). Pada pekerjaan pemotongan besi dibawah ini pekerja tidak memakai kacamata , seharusnya pekerja ini menggunakan kacamata karena kacamata memiliki fungsi yang dapat digunakan untuk melidungi mata dari debu kayu, batu, atau serpih besi yang beterbangan di tiup angin. Mengingat partikel-partikel debu berukuran sangat kecil yang terkadang tidak terlihat oleh mata. Oleh karenanya mata perlu diberikan perlindungan.
Tidak Memakai Kaca Mata Safety Gambar 3.23 Pekerja Tidak Memakai Kacamata 4) Pekerja di bawah ini pada pekerjaan penentuan as kolom pekerja ini tidak memakai sarung tangan, seharusnya pekerja ini menggunakan sarung tangan dikarenkan sarung tanga sangat diperlukan untuk melindungi tangan dari benda-benda keras dan tajam seperti besi, kawat bendrat dan lain-lain selama menjalankan kegiatannya.
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Dari hasil pengamatan pelaksanaan pekerjaan di atas dapat dambil suatu kesimpulan sebagai berikut : 1. Kesadaran para pekerja terhadap keselamatan seperti menggunakan seragam Safety, sepatu Safety, sarung tangan Safety, dan helm Safety dalam bekerja masih kurang sehingga pengawasan tentang K3 harus lebih ditingkatkan untuk meminimalisir kecelakaan kerja.
2. Alat dan bahan sudah disiapkankan dengan baik berdasarkan standar, karena dari persiapan alat dan bahan sangat penting dan mempengaruhi keberhasilan suatu proyek. 3. Pekerjaan persiapan atau pembersihan lahan sudah baik karena sudah menggunakan alat alat yang dapat menunjang proses pekerjaan lebbih seperti penggunaan excavator dan tower crane. 4. Pekerjaan pengukuran as sudah baik karena saat pembidikan as surveyor sudah dilengkapi dengan alat pembidikan yang cukup baik, saat proses penembakan juga sudah berjalan baik dimana saat penembakan theodolit dilindungi menggunakan payung agar hasil bidikan lebih akurat dan tidak terganggu sinar matahari. 5. Pada pekerjaan pengeboran sudah dilakukan dengan baik yaitu proses pemasangan bagan sudah kuat namun mesin bor yang digunakan perlu menggunakan alat yang baik karena pada saat pekerjaan terjadi alat bor rusak sehingga menggangu proses pekerjaan. 6. Pada pekerjaan pemasangan casing tidak dilakukan secara baik. casing yang digunakan tidak memenuhi kriteria yang kuat yaitu tidak menggunakan casing yang terbuat dari baja melainkan menggunakan drum. Secara kekuatan ini tidak baik selain itu pemasangan casing juga tidak menyeluruh keseluruh lubang bor secara kualitas ini tidak baik karena tidak bisa melindungi seluruh lubang bor dari kelongsoran. 7. Pekerjaan perangkaian tulangan sudah baik sesuai dengan shop drawing , proses perangkaian juga sudah baik dengan dipasang beton decking ditulangan.
8. Pada pekerjaan pipa tremi sudah dilakukan dengan baik karena menggunakan ipa tremi yang standar bagus proses pengerjaan juga sudah baik. 9. Pekerjaan pengecoran berjalan dengan baik dengan tidak melewati batas waktu yang ditentukan yaitu 3 jam. 10. Slump test dan silinder beton untuk pekerjaan bored pile memenuhi standar sesuai ketentuan Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI 1979). 11. Berdasarkan pengamatan langsung dilapangan masih terdapat banyak perbedaan antara teori di perkuliahan dan penerapan di lapangan langsung seperti penggunaan tulangan dan proses pembidikan titik as . 12. Pada proyek Apartemen The City Square, tim yang ada dilapangan maupun dikantor sangatlah berperan terhadap kemajuan pekerjaan, sehingga proyek dapat berjalan sesuai jadwal yang telah dibuat oleh konsultan perencana. B. Saran
Saran yang dapat dikemukakan berdasarkan hasil pengamatan yaitu sebagai berikut : 1. Sebelum melakukan suatu pekerjaan harus dilakukan brefing terlebih dahulu 2. Setelah proses pengecoran seharusnya dilakukan proses perawatan beton yaitu dengan menjaga suhu di atas 10ºC dan dalam konsidi lembab untuk sekurangkurangnya selama 7 hari setelah pengecoran selesai sesuai SNI-03-2847-2002 pasal 7.11.1. 3. Manajemen pekerja harus lebih diperhatikan, agar dapat meningkatkan efektifitas pekerjaan.