PROSES PENCIPTAAN UANG Uang diciptakan di dalam sistem moneter oleh bank-bank pencipta uang giral (BPUG) yaitu bank yang diperbolehkan mengeluarkan chek dan melakukan transaksi kliring (BPR tidak tid ak dii diisin sinkan kan men mengel geluar uarkan kan uan uang g gir giral) al).. Pro Proses ses pen pencip ciptaan taan uan uang g (gi (giral ral)) ters tersebu ebutt bermula ketika deposan menyetorkan dananya di bank. Melalui transaksi ini, bank yang menerima simpanan nasabah dapat menyalurkan simpanan tersebut dalam bentuk kredit kepada debitur.
Pemberian Pembe rian pina pinaman man inila inilah h yang mempengaruhi mempengaruhi umlah uang yang beredar sehing sehingga ga umlah uang beredar akan semakin bertam bertambah bah dibandin dibandingkan gkan dengan tambaha tambahan n deposit de posito o itu sendiri. !lustrasi " #.
$eorang nasabah A menyetorkan dananya ke bank % sebesar Rp. #&& milyar
'.
Bank se s etelah me m emperhitungkan da d ana ca c adangan ( dias diasumsi umsikan kan nasabah)
10% dari dana
kemu ke mudi dian an me meny nyal alurk urkan an da dana na te terse rsebu butt da dala lam m be bentu ntuk k kr kred edit it ke nasabah
B sebesar Rp. & milyar. .
*asabah B kemudian ( diasumsikan ) menyimpan dananya di Bank B sebesar Rp. & milyar.
+.
Bank B sete setellah memp mempe erhitu tun ngkan da dana cad cadan ang gan (#& (#&) kem kemudia ian n meny menyal alu urk rka an lagi dana tersebut dalam bentuk kredit ke nasabah sebesar Rp. # milyar. /st.....
/alam kenyataan, proses penciptaaan uang tersebut hanya akan teradi ika asumsiasumsi yang dikemukakan berlaku. /alam kenyataannya, proses penciptaan uang tidak akan seluas yang digambarkan di atas, karena adanya 0aktor-0aktor yang membatasi, yaitu "
Kebocoran uang tunai , yaitu sebagian dari uang yang seharusnya disimpan ke bank
umum yang berikut tetap dipegang oleh pemiliknya. 1al ini merupakan kela2iman dalam masyarakat.
Bank ingin mempunyai cadangan yan glebih banyak. 3einginan bank untuk membuat
cada ca dang ngan an di ata atas s ni nila laii ya yang ng di dite tetap tapkan kan ol oleh eh oto otori ritas tas ak akan an me memp mpen enga garu ruhi hi pr pros oses es penciptaaan uang giral sebagaimana disebutkan di atas.
Kekurangan Peminjam. %pabila karena sesuatu hal penyaluran kredit perbankan tidak
bisa diserap al. 3arena alasan suku bunga tinggi, prospek ekonomi yang kurang mendukung maka hal tersebut dapat mempengaruhi asumsi umlah uang beredar.
Jumlah Uang yang Beredar
Di dalam kehidupan masyarakat, jumlah uang yang beredar ditentukan oleh kebijakan dari bank sentral untuk menambah atau mengurangi jumlah uang melalui kebijakan moneter. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar adalah: 1.
Kebijakan Bank Sentral berupa hak otonom dan kebijakan moneter meliputi: politik diskonto, politik pasar terbuka, politik cash ratio, politik kredit selektif! dalam men"etak dan mengedarkan uang kartal.
#.
Kebijakan pemerintah melalui menteri keuangan untuk menambah peredaran uang dengan "ara men"etak uang logam dan uang kertas yang nominalnya ke"il.
$.
Bank umum dapat men"iptakan uang giral melalui pembelian saham dan surat berharga.
%. &ingkat pendapatan masyarakat '. &ingkat suku bunga bank (.
Selera konsumen terhadap suatu barang semakin tinggi selera konsumen terhadap suatu barang maka harga barang tersebut akan terdorong naik, sehingga akan mendorong jumlah uang yang beredar semakin banyak, demikian sebaliknya!
). *arga barang +. Kebijakan kredit dari pemerintah
1. Jenis-Jenis Kebijakan Monete 3ebiakan moneter dibagi atas dua macam atau enis. 4enis-4enis kebiakan moneter adalah sebagai berikut....
•
Kebijakan Monete Eks!ansi" #Moneta$ e%!ansi&e !o'i($) * 3ebiakan moneter ekspansi0 adalah suatu kebiakan dalam rangka menambah uang yang beredar. 3ebiakan ini dilakukan untuk mengatasi pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat (permintaan masyarakat) pada saat perekonomian mengalami resesi atau depresi. 3ebiakan moneter ekspansi0 uga disebut dengan kebiakan moneter longgar (easy money policy).
•
Kebijakan Monete Kontakti" #Moneta$ Conta(ti&e Po'i($) * 3ebiakan moneter kontrakti0 adalah suatu kebiakan dalam rangka mengurangi umlah uang yang beredar.
3ebiakan ini dilakukan pada saat perekonomian mengalami in0lasi. 3ebiakan moneter kontrakti0 disebut uga dengan kebiakan uang ketat (tight money policy).
+. T,j,an Kebijakan Monete $ecara garis besar, tuuan kebiakan moneter adalah menaga kestabilan ekonomi yang ditandai dengan gairah dunia usaha dan meningkatnya kesempatan kera. 4ika dirinci t,j,an kebijakan onete adalah sebagai berikut..
•
Menjaa Stabi'itas Ekonoi * $tabilitas ekonomi adalah suatu keadaan perekonomian yang beralan sesuai dengan harapan, terkendali, dan berkesinambungan. %rtinya, pertumbuhan arus uang yang beredar seimbang dengan pertumbuhan arus barang dan asa yang tersedia.
•
Menjaa Stabi'itas /aa * 3ebiakan moneter selalu dihubungkan dengan umlah uang beredar dan umlah barang dan asa. !nteraksi umlah uang beredar dengan umlah barang dan asa akan menghasilkan harga. %da kalanya harga naik atau turun tidak beraturan,
sehingga
perubahan
harga
dapat
memengaruhi
kegiatan
ekonomi
masyarakat. %pabila harga cenderung naik terus-menerus, orang akan membelanakan semua uangnya yang mengakibatkan teradinya geala ekonomi yang disebut in0lasi. •
Meninkatkan Kese!atan Keja * 4ika umlah uang beredar seimbang dengan umlah barang dan asa, maka perekonomian akan stabil. Pada keadaan ekonomi stabil, pengusaha akan mengadakan in5estasi. !n5estasi akan memungkinkan adanya lapangan pekeraan baru. %danya lapangan pekeraan baru atau perluasan usaha berarti meningkatkan kesempatan kera.
•
Me!ebaiki Posisi Nea(a Pe0aanan 0an Nea(a Peba$aan * 3ebiakan moneter dapat memperbaiki posisi neraca perdagangan dan neraca pembayaran. 4ika negara mende5aluasi mata uang rupiah ke mata uang asing, harga-harga barang ekspor akan menadi lebih murah, sehingga memperkuat daya saing dan meningkatkan umlah ekspor. Peningkatan umlah ekspor akan memperbaiki neraca perdagangan dan neraca pembayaran.
. Inst,en Kebijakan Monete %gar tuuan kebiakan moneter dapat tercapai, bank sentra menggunakan instrumen-instrumen kebiakan moneter seperti berikut...
•
Kebijakan O!easi Pasa Teb,ka #O!en Maket O!eation) * 6perasi pasar terbuka adalah salah satu kebiakan yang diambil bank sentral untuk mengurangi atau menambah umlah uang beredar. 3ebiakan ini dilakukan dengan cara menual serti0ikat Bank !ndonesia ($B!) atau membeli surat berharga di pasar modal.
•
Kebijakan 2iskonto #2is(o,nt Po'i($)* /iskonto adalah pemerintah mengurangi atau menambah umlah uang beredar dengan cara mengubah diskonto bank umum. 4ika bank sentral memperhitungkan umlah uang beredar telah melebihi kebutuhan (geala
in0lasi), bank sentral mengeluarkan keputusan untuk menaikkan suku bunga. /engan menaikkan suku bunga akan merangsang keinginan orang untuk menabung. •
Kebijakan Ca0anan Kas * Bank sentral dapat membuat peraturan untuk menaikkan atau menurunkan cadangan kas (cas ratio). Bank umum, menerima uang dari nasabah dalam bentuk giro, tabungan, deposito, serti0ikat deposito, dan enis tabungan lainnya. %da persentase tertentu dari uang yang disetorkan nasabah yang tidak boleh dipinamkan.
•
Kebijakan Ke0it Ketat * 3redit tetap diberikan bank umum, tetapi pemberiannya harus benar-benar didasarkan pada syarat 7, yaitu haracter, apability, ollateral, apital, dan ondition o0 8conomy. /engan kebiakan kredit ketat, umlah uang yang beredar dapat dia9asi. :angkah kebiakan ini biasa diambil pada saat ekonomi sedang mengalami geala in0lasi.
•
Kebijakan 2oonan Moa' #Moa' S,asion) * Bank sentral dapat uga memengaruhi umlah uang beredar dengan berbagai pengumuman, pidato, dan edaran yang dituukan pada bank umum dan pelaku moneter lainnya. !si pengumuman, pidato dan edaran dapat berupa aakan atau larangan untuk menahan pinaman tabungan ataupun melepaskan pinaman. •
Bagaimana Bekerjanya Kebijakan Moneter?
•
&ujuan akhir kebijakan moneter adalah menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiah yang salah satunya ter"ermin dari tingkat inflasi yang rendah dan stabil. ntuk men"apai tujuan itu Bank ndonesia menetapkan suku bunga kebijakan B ate sebagai instrumen kebijakan utama untuk mempengaruhi akti/itas kegiatan perekonomian dengan tujuan akhir pen"apaian inflasi. 0amun jalur atau transmisi dari keputusan B rate sampai dengan pen"apaian sasaran inflasi tersebut sangat kompleks dan memerlukan aktu time lag!. •
2ekanisme bekerjanya perubahan B ate sampai me mpengaruhi inflasi tersebut sering disebut sebagai mekanisme transmisi kebijakan moneter. 2ekanisme ini menggambarkan tindakan Bank ndonesia melalui perubahan-perubahan instrumen moneter dan target operasionalnya mempengaruhi berbagai /ariable ekonomi dan keuangan sebelum akhirnya berpengaruh ke tujuan akhir inflasi. 2ekanisme tersebut terjadi melalui interaksi antara Bank Sentral, perbankan dan sektor keuangan, serta sektor riil. 3erubahan B ate mempengaruhi inf lasi melalui berbagai jalur, diantaranya jalur suku bunga, jalur kredit, ja lur nilai tukar, jalur harga aset, dan jalur ekspektasi.
•
•
3ada jalur suku bunga, perubahan B ate mempengaruhi suku bunga deposito dan suku bunga kredit perbankan. Apabila perekonomian sedang mengalami kelesuan, Bank ndonesia dapat menggunakan kebijakan moneter yang ekspansif melalui penurunan suku bunga untuk mendorong aktifitas ekonomi. 3enurunan suku bunga B ate menurunkan suku bunga kredit sehingga permintaan akan kredit dari perusahaan dan rumah tangga akan meningkat. 3enurunan suku bunga kredit juga akan menurunkan biaya modal perusahaan untuk melakukan in/estasi. ni semua akan meningkatkan aktifitas konsumsi dan in/estasi sehingga aktifitas perekonomian semakin bergairah. Sebaliknya, apabila tekanan inflasi mengalami kenaikan, Bank ndonesia merespon dengan menaikkan suku bunga B ate untuk mengerem aktifitas perekonomian yang terlalu "epat sehingga mengurangi tekanan inflasi.
•
3erubahan suku bunga B ate juga dapat mempengaruhi nilai tukar. 2ekanisme ini sering disebut jalur nilai tukar. Kenaikan B ate, sebagai "ontoh, akan mendorong kenaikan selisih antara suku bunga di ndonesia dengan suku bunga luar negeri. Dengan melebarnya selisih suku bunga tersebut mendorong in/estor asing untuk menanamkan modal ke dalam instrument-instrumen keuangan di ndonesia seperti SB karena mereka akan mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi. Aliran modal masuk asing ini pada gilirannya akan mendorong apresiasi nilai tukar upiah. Apresiasi upiah mengakibatkan harga barang impor lebih murah dan barang ekspor kita di luar negeri menjadi lebih mahal atau kurang kompetitif sehingga akan mendorong impor dan mengurangi ekspor. &urunnya net ekspor ini akan berdampak pada menurunnya pertumbuhan ekonomi dan kegiatan perekonomian.
•
3erubahan suku bunga B ate mempengaruhi perekonomian makro melalui perubahan harga aset. Kenaikan suku bunga akan menurunkan harga aset seperti saham dan obligasi sehingga mengurangi kekayaan indi/idu dan perusahaan yang pada gilirannya mengurangi kemampuan mereka untuk melakukan kegiatan ekonomi seperti konsumsi dan in/estasi.
•
Dampak perubahan suku bunga kepada kegiatan ekonomi juga mempengaruhi ekspektasi publik akan inflasi jalur ekspektasi!. 3enurunan suku bunga yang diperkirakan akan mendorong aktifitas ekonomi dan pada akhirnya inflasi mendorong pekerja untuk mengantisipasi kenaikan inflasi dengan meminta upah yang lebih tinggi. pah ini pada akhirnya akan dibebankan oleh produsen kepada konsumen melalui kenaikan harga.
•
2ekanisme transmisi kebijakan moneter ini bekerja memerlukan aktu time lag!. Time lag masingmasing jalur bisa berbeda dengan yang lain. 4alur nilai tukar biasanya bekerja lebih "epat karena dampak perubahan suku bunga kepada nilai tukar bekerja sangat "epat. Kondisi sektor keuangan dan perbankan juga sangat berpengaruh pada ke"epatan tarnsmisi kebijakan moneter. Apabila perbankan melihat risiko perekonomian "ukup tinggi, respon perbankan terhadap penurunan suku bunga B rate biasanya sangat lambat. 4uga, apabila perbankan sedang melakukan konsolidasi untuk memperbaiki permodalan, penurunan suku bunga kredit dan meningkatnya permintaan kredit belum tentu direspon dengan menaikkan penyaluran kredit. Di sisi permintaan, penurunan suku bunga kredit perbankan juga belum tentu direspon oleh meningkatnya permintaan kredit dari masyarakat apabila prospek perekonomian sedang lesu. Kesimpulannya, kondisi sektor keuangan, perbankan, dan kondisi sektor riil sangat berperan dalam menentukan efektif atau tidaknya proses transmisi kebijakan moneter.