KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas limpahan taufik hidayah, rahmat serta karuniaNya. Kami team pengembang program teaching factory di SMKN 3 Tangerang telah menyusun proposal program pelaksanaan teaching factory. Proposal program pelaksanaan teaching factory di SMKN 3 Tangerang merupakan perwujudan harapan kami agar program itu bisa dilaksanakan di sekolah kami, sehingga harapan kami kepada pihak yang berkompeten d an berwewenang dengan program tersebut mohon perkenannya dapat menyetujui dan mengabulkan proposal ini. Patut kiranya team pengembang program pelaksanaan teaching factory di SMKN 3 Tangerang menyampaikan banyak terimakasih atas segala perhatian, bantuan, dan persetujuannya terhadap SMKN 3 Tangerang untuk dapat melaksanakan program teaching factory, ungkapan terimakasih ditujukan kepada yang terhormat: 1. Direktur PSMK di Senayan Jakarta 2. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten 3. Semua pihak yang telah mendukung kami Proposal program pelaksanaan teaching factory yang kami susun merupakan informasi awal, gambaran pelaksanaan program teaching factory di SMKN 3 Tangerang, sehingga dengan harapan dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk mendapat persetujuan dari pihak yang terkait. Atas perkenannya semoga Allah SWT dapat memberikan kebaikan kepada kita. Amin.
Tangerang, 16 Januari 2018 Kepala SMKN 3 Tangerang
Hj. Endah Resmiati, S.Pd. M.Si NIP. 19640410 198903 2 008
PROFIL A. Deskripsi Umum
Nama unit kerja
: SMKN 3 Tangerang
Tanggal berdiri
: 1974
Alamat
: Jl. Moch Yamin Kota Tangerang Banten
E-mail
:
[email protected]
Jenis kerja
: Teaching factory
Program Keahlian
: Bidang Tata Busana, Tata Boga, Tata Kecantikan, Akomodasi Perhotelan dan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ)
B. Riwayat Unit Kerja
Teaching factory merupakan perpaduan konsep pembelajaran berbasis kompetensi dan berbasis produksi, terutama di bidang jasa. SMKN 3 Tangerang Tangerang merupakan lembaga pelaksana program teaching factory khususnya di bidang Tata Busana, Tata Boga, Tata Kecantikan, Akomodasi Perhotelan dan Teknik Komputer Jaringan (TKJ).
C. Visi dan Misi Unit Kerja
1. Visi “Menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi dan mampu bersaing di dunia kerja didasari akhlak yang mulia” 2. Misi Menyelenggarakan
bimbingan
dan
pelatihan
dengan
prinsip
mengembangkan kemampuan secara profesionalisme, memiliki optimalisasi kerja sama dengan industri dalam rangka meningkatkan kualitas lulusan, yang berdaya saing lebih optimal.
D. Struktur Organisasi
1. Penanggung Jawab
: Hj. Endah Resmiati, S.Pd. M.Si
2. Ketua
: Dedih, S.Pd
3. Sekretaris
: Bambang Setyo, S.Pd
4. Bendahara
: Sutarmi
5. Kepala Unit Produksi Tata Boga
: Dra, Nunun Nurlena
6. Kepala Unit Produksi Tata Busana
: Dra. Yusma Yeni
7. Kepala Unit Produksi Akomodasi Perhotelan
: Apud Mahpudin, STT. PAR
8. Kepala Unit Produksi Tata Kecantikan
: Dra. Artati
9. Kepala Unit Produksi TKJ
: Respati Hanantyo, S.Kom
E. Lingkungan Usaha
Di SMKN 3 Tangerang jenis usaha yang ditonjolkan yakni di bidang Tata Boga dan Tata Busana memiliki peluang yang sangat bagus. Jasa usaha di bidang tata boga dan busana sangat penting dikala siswa membutuhkan pakaian seragam sekolah dan makan sehari-hari dilingkungan sekolah
F. Kondisi Pasar
SMKN 3 Tangerang berada di wilayah Kecamatan Tangerang banyaklah kompetitor-kompetitor yang bergerak di bidang usaha yang sama. Tetapi kami menyiasatinya dengan inovasi yang berbeda dari produk-produk yang sudah ada yaitu, dengan layanan inovasi senyum, salam, sapa, sopan, santun, cepat, tanggap, tepat, harga yang ekonomis, lingkungan yang sehat dan higienis. Dengan ini kami yakin produk yang kami miliki mampu bersaing dan laku di pasaran.
G. Rencana Pemasaran
Berbagai jenis usaha produk SMKN 3 Tangerang dengan usaha barang dan jasa yang sudah memiliki pelanggan tetap, maka kami akan menambah pemasarannya dengan membuat brosur, spanduk, website, online shop, door to door ke instansi-
instansi lain, ke masyarakat, fashion show, bazar, ikut serta dalam suatu event-event keramaian dan akan mendirikan stand.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat ini pendidikan kejuruan sedang dihadapkan dengan permasalahan yang serius yaitu tidak terserapnya lulusan SMK oleh industri. Dalam UU No. 20 tahun 2003, bab 2, pasal 3 sudah dirumuskan bahwa “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Merujuk pada fungsi pendidikan di atas, maka peningkatan keahlian sumber daya manusia terus diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan zaman yang semakin global. Pendidikan merupakan ujung tombak dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka pihak-pihak yang terlibat dalam proses pendidikan harus berperan aktif dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas. Upaya pengembangan tersebut harus terprogram dan melalui jalur yang tepat agar yang dihasilkan benar-benar bermutu dan kompete n serta bisa bersaing dalam dunia global. Sebagaimana kita ketahui bersama bahan SMK adalah lembaga pendidikan yang berfungsi sebagai lembaga pencetak tenaga terampil dan kompeten di bidangnya harus bisa selaras dengan kebutuhan dunia industri untuk bisa bersaing. Oleh karena itu peningkatan sumber daya manusia (skill/keahlian) harus menjadi prioritas utama dalam rangka meningkatkan kualitas lulusannya. Rendahnya kualitas lulusan SMK dapat berakibat produktivitas tenaga kerja menengah yang terampil di dunia industri semakin terpuruk. Kepercayaan dunia industri semakin berkurang sehingga lulusan yang terserap juga sedikit. Banyak faktor yang menjadi penyebab baik internal maupun eksternal, diantaranya adalah kurangnya sarana dan prasarana pendidikan, kurangnya biaya pendidikan, kurangnya kinerja guru, dan rendahnya kualitas guru.
Kondisi tersebut secara tidak langsung dapat berakibat SMK tidak siap dalam menghasilkan lulusan yang berkualita, seharusnya SMK dalam pelaksanaan pendidikannya mengutamakan pendidikan skill para siswanya. Untuk mencapai hal tersebut SMK harus memprioritaskan pengembangan sistem pendidikan yang berorientasi pada peningkatan lulusan yang benar-benar profesional, memiliki etos kerja, disiplin, dan berkarakter. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka pendidikan yang paling sesuai adalah pendidikan yang berorientasi pada dunia industri. Oleh karena itu SMK harus bisa mencari satu model pembelajaran yang tepat, dan sesuai dengan harapan dunia industri. Salah satu model pembelajaran yang cocok adalah dengan menerapkan teaching factory dalam proses belajar di SMK. Program teaching factory (TEFA) merupakan perpaduan pembelajaran yang sudah ada yaitu, competensi based training (CBT), dan production based training (PBT), dalam pengertiannya bahwa suatu proses keahlian atau keterampilan (life skill) dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang sesungguhnya. Untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan tuntutan dunia industri (pasar/konsumen). Teaching factory merupakan model pembelajaran yang berorientasi kepada bisnis dan produksi. Aplikasi program teaching factory adalah dengan cara memadukan konsep bisnis dan pendidikan kejuruan sesuai dengan kompetensi keahlian yang relevan, misalnya pada kompetensi tata kecantikan kulit melalui kegiatan perawatan rambut dan wajah, rias pengantin yang dikerjakan oleh siswa. Sebagai perwujudan nyata/implementasi dari program teaching factory SMKN 3 Tangerang Provinsi Banten menerapkan konsep teaching factory dalam kegiatan pemebelajaran sekolah. Untuk mendukung program ini SMKN 3 Tangerang bermitra dengan: 1. Grand Hyatt Jakarta 2. Mandarin oriental Hotel Jakarta 3. JW Marriot Hotel Jakarta 4. Ritz Carlton Pasific Place 5. Raffles hotel jakarta
6. Hotel Ciputra 7. Hotel Atlete century Jakarta 8. Bandara international Hotel 9. Jakarta Airport Hotel 10. Atria hotel and residence tangerang 11. Aryaduta Jakarta 12. Aryaduta Lippo Village 13. PT. Mingala
Dalam penyelanggaraan kegiatan teaching factory melibatkan guru dan siswa. Melalui metode ini siswa dan guru mendapat pengalamn langsung karena didampingi oleh instruktur yang sudah berpengalamn dari pihak industri. Program teaching factory merupakan langkah positif yang ditawarkan oleh pihak SMKN 3 Tangerang kepada siswa dan orangtua/wali murid untuk mengembangkan jiwa enterprener, dengan harapan siswa lulusan SMKN 3 Tangerang dapat langsung masuk dunia kerja.
B. Maksud dan Tujuan
Implementasi program teaching factory di SMKN 3 Tangerang merupakan kegiatan pembelajaran dimana para siswa secara langsung melakukan kegiatan produksi baik berupa barang maupun jasa di dalam lingkungan sekolah. Barang atau jasa yang dihasilkan memiliki kualitas sehingga memiliki nilai jual dan diterima oleh masyarakat atau konsumen. Adapun yang menjadi tujuan program teaching factory di SMKN 3 Tangerang adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan kompetensi lulusan 2. Meningkatkan jiwa interprenership lulusan 3. Menghasilkan produk barang atau jasa yang memiliki nilai tambah 4. Meningkatkan sumber pendapatan sekolah 5. Meningkatkan kerja sama dengan industri atau dunia bisnis yang relevan
C. Rencana Pelaksanaan
Pelaksanaan program teaching factory di SMKN 3 Tangerang, mengaplikasikan kegiatan pembelajaran dan kegiatan produksi secara seimbang sehingga siswa memiliki bekal pengetahuan dan skill yang memadai untuk menghadapi dunia kerja yang semakin ketat persaingannya.
D. Team Pelaksana
1. Susunan team pengembang program teachimg factory SMKN 3 Tangerang adalah sebagai berikut: a. Penanggung Jawab
: Hj. Endah Resmiati, S.Pd. M.Si
b. Ketua
: Dedih, S.Pd
c. Sekretaris
: Bambang Setyo, S.Pd
d. Bendahara
: Sutarmi
e. Kepala Unit Produksi Tata Boga
: Dra, Nunun Nurlena
f. Kepala Unit Produksi Tata Busana
: Dra. Yusma Yeni
g. Kepala Unit Produksi Akomodasi Perhotelan
:
Apud
Mahpudin,
STT. PAR h. Kepala Unit Produksi Tata Kecantikan
: Dra. Artati
i.
: Respati Hanantyo, S.Kom
Kepala Unit Produksi TKJ
2. Mitra dunia usaha dan dunia industri 3. Grand Hyatt Jakarta 4. Mandarin oriental Hotel Jakarta 5. JW Marriot Hotel Jakarta 6. Ritz Carlton Pasific Place 7. Raffles hotel jakarta 8. Hotel Ciputra 9. Hotel Atlete century Jakarta 10. Bandara international Hotel 11. Jakarta Airport Hotel 12. Atria hotel and residence tangerang 13. Aryaduta Jakarta
14. Aryaduta Lippo Village 15. PT. Mingala
BAB II PELAKSANAAN PROGRAM
A. Mekanisme/Strategi pelaksanaan
1. Manajemen Sebagai tahap awal untuk pelaksanaan program teaching factory di SMKN 3 Tangerang membentuk team pengembang program teaching factory dengan susunan sebagai berikut:
a. Penanggung Jawab
: Hj. Endah Resmiati, S.Pd. M.Si
b. Ketua
: Dedih, S.Pd
c. Sekretaris
: Bambang Setyo, S.Pd
d. Bendahara
: Sutarmi
e. Kepala Unit Produksi Tata Boga
: Dra, Nunun Nurlena
f.
: Dra. Yusma Yeni
Kepala Unit Produksi Tata Busana
g. Kepala Unit Produksi Akomodasi Perhotelan h. Kepala Unit Produksi Tata Kecantikan i.
Kepala Unit Produksi TKJ
: Apud Mahpudin, STT. PAR
: Dra. Artati : Respati Hanantyo, S.Kom
Team ini bekerja dari mulai mencari informasi tentang p elaksanaan program teaching factory melalui kegiatan study literature dan observasi ke beberapa sekolah yang telah melaksanakan program itu. Setelah mendapatkan beberapa informasi dan penjelasan team menyusun proposal permohonan untuk mendapatkan program teaching factory. Selanjutnya sebagai langkah persiapan pelaksanaan program teaching factory team bekerja mengadakan sosialisasi kepada jajaran dewan guru, para siswa dan orangtua/wali murid. Melalui tahapan sosialisasi diharapkan semua steak holder mendapatkan pemahaman tentang pengertian teaching factory, manfaat teaching factory dan bagaimana sistem pengelolaannya. Diharapkan dengan tahap sosialisasi ini mereka memiliki motivasi bahwa teaching factory sangat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas lulusan
SMKN 3 Tangerang, dengan demikian semua steak holder secara bersamasama termotivasi untuk dapat melaksanakan program teaching factory. Tahapan selanjutnya setelah team melaksanakan kegiatan sosialisasi langkah berikutnya team menyusun perencanaan-perencanaan pelaksanaan program teaching factory yang menyentuh untuk kepentingan guru dan kepentingan siswa. Hal itu perlu dilaksanakan karena teaching factory merupakan model pembelajaran yang pada prinsipnya perpaduan antara competensi based training (CBT) dan production based training (PBT). Dengan
demikian
untuk
semua
guru
mata
pelajaran
diharapkan
mengintegrasikan teaching factory pada perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran sehingga seluruh mata pelajaran dapat saling mendukung dan menunjang bahwa teaching factory merupakan pendekatan pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kualitas kompetensi siswa khususnya pada kompetensi skill. Bagi guru-guru produktif penekanan pembelajarannya siswa harus lebih banyak mendapatkan alokasi waktu untuk kegiatan praktik, karena esensi program teaching factory berada pada intensitas dan kapasitas siswa melakukan praktek baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan industri. Dengan demikian siswa betul-betul dibentuk dan dilatih segi kompetensi skillnya, etos kerjanya, disiplin kerja, budaya kerja. Secara intensif kegiatan itu dilakukan dan berulang sehingga kualitas lulusan sesuai dengan harapan dunia industri sehingga lulusannya akan mudah diserap oleh dunia kerja. Selama
pelaksanaan
program
teaching
factory
agar
tidak
menyimpang dari indikator-indikator tujuan kegiatan teaching factory perlu ada pengawasan. Pengawasan dilakukan oleh kepala sekolah dan oleh ketua team pengembang untuk mengukur sudah seberapa banyak pelaksanaan program teaching factory telah dicapai, dan berapa banyak pula program teaching factory yang belum dilaksanakan. Evaluasi ini dengan tujuan berapa persen tingkat ketercapaian tujuan program teaching factory yang telah dilaksanakan, selanjutnya untuk mengetahui kendala-kendala yang muncul selama kegiatan berlangsung. Sebagai tindak lanjut kegiatan
evaluasi perlu ada kajian prediksi serta solusi terhadap kendala-kendala yang menghambat terlaksananya program teaching factory sehingga pada beberapa waktu yang akan datang program teaching factory di SMKN 3 Tangerang dapat dilaksanakan secara utuh sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Kegiatan pelaksanaan program teaching factory di SMKN 3 Tangerang selanjutnya team pengembang membuat laporan, sebagai bentuk pertanggung jawaban karena program ini adalah program yang diamanatkan oleh direktorat PSMK kepada SMKN 3 Tangerang. a. Tempat praktik siswa Sebagai pendukung pelaksanaan program teaching factory di SMKN
3
Tangerang,
telah
diadakan
MOU
(Memorandum
of
Understanding) dengan beberapa mitra dunia industri Teaching factory merupakan salah satu model pembelajaran sehingga seluruh guru dan siswa dalam kegiatan pembelajarannya harus merujuk dan mengaju kepada indikator-indikator teaching factory sebagai model pembelajaran. Intinya bahwa model pembelajaran teaching factory guru bersama siswa harus bisa memadukan model pembelajaran secara serasi antara competensi based training (CBT) dan production based training (PBT). Para siswa setelah mendapat pembekalan dari guru-gurunya tentang pengetahuan teknis dan lain-lain berikutnya para siswa diharapkan mampu mempraktekan ilmu yang didapat di ruang kelas melalui kegiatan praktik di tempat-tempat praktik mitra dunia industri. Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung di sekolah struktur kurikulum dunia industri dipadukan struktur kurikulum sekolah sehingga tujuan-tujuan pembelajaran akan lebih luas, instruktur dari dunia industri berkolaborasi dengan para guru untuk menyampaikan dalam pembelajaran tentang struktur kurikulum industri sehingga para siswa mendapat bekal yang cukup karena mereka setelah mendapat bimbingan pelatihan dari instruktur dunia industri, yang pada akhirnya pada saat siswa melaksankan praktik di lapangan mereka tidak lagi merasa asing dengan dunia industri. Sistem pelaksanaan
praktiknya dengan menerapkan hasil-hasil yang jelas dan konkret artinya setiap siswa secara individu harus bisa menghasilkan baik berupa barang produksi maupun jasa. Itulah yang menjadi tolok ukur bahwa teaching factory berhasil ataukah tidak dicapai oleh setiap siswa. b. Pemasaran Sebagai tindak lanjut kegiatan teaching factory, karena siswa menghasilkan produk barang atau jasa dan produknya itu sudah diupa yakan sedemikian rupa untuk mencapai standar mutu dunia industri yang sesuai dengan harapan konsumen. Hasil karya siswa berupa barang produk dan kompetensi skill siswa yang telah mereka miliki perlu d ipasarkan agar bisa sampai ke tangan konsumen atau pelanggan dengan cara sebagai berikut: a. Brosur b. Spanduk c. Website d. Online shop e. Door to door ke instansi-instansi lain dan ke masyarakat f.
Fashion show
g. Bazar h. Ikut serta dalam suatu event-event keramaian dan akan mendirikan stand
c. Sumber daya manusia Program teaching factory di SMKN 3 Tangerang dilaksanakan secara terpadu antara team pengembang program teaching factory, guru-guru, staf TU dan instruktur dari dunia industri untuk lebih jelasnya dibawah ini sumber daya manusia yang mendukung terlaksananya kegiatan teaching factory:
d. Hubungan industri Program
teaching
factory
di
SMKN
3
Tangerang
dalam
pelaksanaannya mutalk harus ada hubungan kerja sama dengan industri-
industri. Karena melalui kurikulum industri yang diintegrasikan ke dalam kurikulum sekolah agar tujuan yang diharapkan oleh program teaching factory dapat tercapai yaitu lulusan memiliki kompetensi dan skill secara profesional. Hubungan dengan industri dalam konteks teaching factory sifatnya mutlak sehingga SMKN 3 Tangerang menjalin kemitraan dengan dunia industri sebagai sarana dan media pembelajaran.
B. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Matriks rencana kegiatan dan waktu pelaksanaan kegiatan program teaching factory di SMKN 3 Tangerang
Januari
No
Kegiatan
1.
Orientasi program teaching factory
2.
Penyusunan
proposal
I II III IV I II III IV I
program
TEFA 3.
Sosialisasi program TEFA kepada guru, siswa
4.
Kegiatan pelatihan program TEFA
5.
Pelaksanaan program TEFA
6.
Evaluasi program TEFA
7.
Tindak
lanjut evaluasi program
TEFA 8.
Februari
Pelaporan kegiatan program TEFA
Maret II III IV
BAB III EVALUASI PELAKSANAAN
Indikator Keberhasilan
Pelaksanaan program teaching factory di SMKN 3 Tangerang kegiatannya dimulai dari observasi, penyusunan proposal, sosialisasi, pelaksanaan program, evaluasi pelaksanaan. Pada kegiatan evaluasi pelaksanaan diperlukan alat ukur yang relevan sebagai barometer tingkat ketercapaian program. Pada saat melaksanakan evaluasi diperlukan beberapa indikator yang terdiri dari: 1. Pada saat orientasi dan observasi program sebagai indikatornya berapa banyak informasi yang didapat tentang pelaksanaan program teaching factory 2. Pada saat penyusunan proposal harus merujuk kepada juknis pembuatan proposal program teaching factory 3. Pada saat pelaksanaan program teaching factory, kegiatan awal yang dilakukan penyusunan perencanaan sebagai indikatornya lengkap tidaknya substansi program pelaksanaan 4. Pada saat implementasi yang berkaitan dengan pembelajaran sebagai indikatornya diantaranya rencana pelaksanaan pelajaran yang dibuat guru, lembar observasi kunjungan kelas. Sehingga kesimpulannya apakah guru telah membuat rencana dan pelaksanaannya sudah ataukah belum mengintegrasikan program teaching factory 5. Yang berkaitan dengan siswa indikator tingkat keberhasilannya diukur dengan kompetensi yang mereka capai 6. Yang berkaitan dengan hasil produk apakah secara kuantitas mencapai target atau tidak. Secara kualitas apakah produknya emmenuhi standar kebutuhan konsumen atau tidak 7. Yang berkaitan dengan produk jasa sebagai indikatornya banyak sedikitnya konsumen yang menggunakan jasa para siswa sesuai dengan program keahliannya masing-masing
BAB IV PENUTUP
Program teaching factory di SMKN 3 Tangerang yang dimulai dari kegiatan orientasi dan observasi pembuatan proposal, penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesungguhnya ada beberapa harapan yang ingin dicapai diantaranya: 1. Guru dan siswa memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep teaching factory 2. Dengan adanya program teaching factory diharapkan sarana dan prasarana pendidikan akan lebih lengkap 3. Melalui kegiatan program teaching factory diharapkan kompetensi guru lebih profesional lagi, kompetensi dan skill para siswa lebih meningkat 4. Diharapkan meningkatnya kualitas para siswa untuk memproduksi barang atau jasa 5. Sehingga lulusan dari SMKN 3 Tangerang setelah melaksanakan program teaching factory dapat diserap semaksimal mungkin di dunia kerja 6. Dengan program teaching factory di SMKN 3 Tangerang kemitraan dengan pihak dunia industri lebih meningkat kembali 7. Harapan berikutnya lapangan pekerjaan dan pasar kerja bagi lulusan SMKN 3 Tangerang peluangnya lebih luas 8. Pada akhirnya tujuan yang final para siswa mampu bersaing di era global 9. Biaya sebesar Rp. ,- (
) dapat digunakan untuk meningkatan mutu kegiatan
belajar mengajar, peningkatan kerjasama industri dan peningkatan kewirausahaan.
LAMPIRAN
1. Rincian anggaran biaya pelaksanaan program teaching factory di SMKN 3 Tangerang No
Kegiatan
Volume
Satuan
Harga
Harga total
satuan (Rp)
(Rp)