PROPOSAL SKRIPSI JURUSAN TARBIYAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Pada era globalisasi ini, kemajuan Iptek (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) disamping dapat membawa dampak yang positif bagi kemajuan bangsa, juga menimbulkan dampak negatif yang meresahkan masyarakat, khususnya mengenai degradasi moral remaja. Hal ini karena – pemuda adalah harapan bagi kehidupan masa depan, dan penerus cita- cita orang tua, bangsa dan agama.
Sebagai lingkungan pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga, sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang dipercayai oleh masyarakat untuk membantu membina akhlak dan menanamkan ketakwaan peserta didik melalui pendidikan agama yang diajarkan, yakni adanya pendidikan Aqidah Akhlak. Hal ini karena pendidikan agama Islam adalah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik supaya kelak dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikan sebagai way of life.
Untuk merealisasikan tujuan tersebut, guru sebagai pelaku pembelajaran dan petugas pemegang amanat orang tua dan masyarakat, harus tanggap pada kebutuhan dan keinginan orang tua dan masyarakat tersebut, lebih-lebih sebagai guru agama yang punya tugas lebih berat dibanding guru bidang studi umum. Guru harus bisa menjadi guru yang ideal, dalam arti ia harus berkompenten terhadap profesinya supaya harapan masyarakat dapat diwujudkan. Ini berarti mutu pendidikan di sekolah banyak bergantung pada peranan dan proses guru dalam kegiatan mengajarnya. Bila guru mampu memanajemen segala sesuatuyang akan dilakukan dikelas tentunya hambatan-hambatan yang datangnya dari siswa akan mampu diatasi.
Bukan saatnya lagi bila Pendidikan Agama Islam yang tadinya memiliki visi dan misi strategis untuk membenteng akhlakul karimah siswa, hanya akan memperkaya siswa dalam berbagai khazanah pengetahuan kognitif saja, akan tetapi nilai-nilai agama harus juga mampu diamalkan dalam kehidupan sehari-harinya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulum Al-Din.
والمعلم متصرف فى قلوب البشر ونفوسهم واشرفموجود على الأرض
جنس الإنس وأشرف جزء من جواهر الإنسان قلبه والمعلم مشتغل
بمكميله وتجليته وتطهيره وسياقته إلى القرب من الله عز وجل. 1
"Seorang guru adalah berurusan langsung dengan hati dan jiwa manusia dan wujud yang paling mulia di muka bumi ini adalah jenis manusia bagian paling mulia dari bagian? (jauhrt) tubuh manusia adalah hatinya. Sedangkan guru adalah bekerja menyempurnakan, menghiasi, menyucikan dan membawakan hal itu mendekatkan kepada Allah Azza wajalla."[1]
Guru adalah sosok manusia yang harus memiliki kualifikasi berbagai kemampuan yang akhirnya akan tercantum dalam karakter pribadi ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.[2] Karena dalam tugasnya seorang guru memiliki dua peranan ganda yaitu sebagai pendidik sekaligus sebagai pengajar.[3]Sesuai dengan harapan membangun karakter dan moralitas anak bangsa, seorang guru agama harus bisa menjadi guru agama yang betulbetul profesional, yaitu pendidik yang memiliki sesuatu kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang kependidikan keagamaan sehingga ia mampu untuk melakukan tugas, pesan, dan fungsinya sebagai pendidik dengan kemampuan maksimal.[4] Namun tetap diingat bahwa keberagamaan seseorang siswa tidak lepas dari pendidikan yang diberikan oleh orang tua. Jadi oarng tua harus senantiasa memantau tingkah laku anaknya apakah sudah sesuai dengan batas norma agama ataukah malah sebaliknya.
Terhadap mutu pendidikan agama di sekolah, guru tidak hanya bisa mengandalkan kemampuan intelektualnya saja, akan tetapi ketrampilan menguasai keadaan di sekitar juga harus dimiliki. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Eugenia Sacopolos and Marjorie Gibson bahwa "Teaching is highly professional role base not only or science but also on art"[5]. Yang artinya mengajar tidak hanya berpegang pada ilmu pengetahuan tetapi juga ketrampilan. Jadi kuantitas dan kualitas mengajarnya akan melahirkan hasil yang baik bilamana guru mampu membuat prosedur pengajaran secara sistematis, seperti pengorganisasian kelas, penggunaan metode, starategi belajar mengajar maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar.
Disamping itu guru harus memiliki sifat terbuka, artinya ia mau menerima kritik dan saran dari orang lain, baik itu dari siswa maupun dari kepala sekolah atau guru-guru yang lain. Ini bertujuan untuk mencapai kesempurnaan cara mengajar yang belum sempurna menjadi lebih sempurna. Dengan sifat tersebut, sebagai orang yang memiliki kemampuan dan pengalaman yang dapat memudahkan dalam melaksanakan peranannya membimbing muridnya, ia sanggup menilai diri sendiri tanpa berlebih-lebihan, sanggup berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain.
MAN 1 adalah salah satu lembaga pendidikan formal setingkat sekolah menengah umum yang masih mengajarkan pendidikan agama secara terpisah-pisah. Ini dimaksudkan untuk menambah wawasan keagamaan para siswanya secara mendetail, sehingga mereka akan menjadi manusia yang agamis yang memiliki akhlakul karimah serta menjadikan agama sebagai pedoman dalam kehidupan yang riil.
MAN 1 terletak di Dusun Citangkolo Kecamatan Langensari 1 lembaga yang didirikan oleh yayasan yang notabenenya bercirikan sekolah Islam. Dilihat dari letak geografisnya, MAN 1 terletak dilokasi yang sangat strategis, gedungnya berada di tengah-tengah perumahan, dekat jalan raya, Madrasah Ibtidayiah, Madrasah Diniyah, pasar dan juga dikelilingi dengan Pondok Pesantren.
Secara umum lingkungan yang berada disekitar MAN 1 dapat memberikan konstribusi yang positif bagi perkembangan siswa, khususnya masalah pendidikan agamanya. Akan tetapi ternyata juga memberikan dampak yang negatif bagi guru, yaitu dekatnya dengan perkampungan dan pasar menjadikan proses belajar mengajar tidak bisa dilaksanakan secara efektif dan efisien. Namun disisi lain proses belajar mengajar juga tergantung dari kepandaian guru dalam mengatasi hal tersebut, bagaimana dengan strategi yang dipakai dan metode-metode yang digunakan serta upaya guru untuk menumpahkan minat belajar siswa dengan tidak menghiraukan kondisi yang merugikan itu.
Tolak ukur keberhasilan belajar siswa dapat dipengaruhi oleh proses belajar mengajar yang dilaksanakan. Untuk itu penulis tertarik untuk meneliti proses pembelajaran yang berlangsung di MAN 1 khususnya bidang studi agama, sehingga diperoleh kinerja yang baik sebagai perbandingan atas teori-teori yang telah ada untuk dicari kesinambungannya.
B. Penegasan Istilah
Untuk memperjelas dan mempertegas istilah serta menghindari kesalah pahaman terhadap judul skripsi ini, maka penulis mempertegas istilah-istilah yang dianggap perlu.
Studi
Menurut WJS. Purwodarminto Studi berarti pelajaran penyelidikan, waktu dan pikiran untuk memperoleh ilmu pengetahuan.[6] Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Studi adalah penelitian ilmiah, kajian, telah mengenai suatu hal.[7] Jadi, Studi berarti penyelidikan atau penelitian ilmiah dan kajian mengenai suatu hal keadaan atau peristiwa untuk memperoleh suatu ilmu pengetahuan melalui sebuah kajian.
Kinerja guru
Secara harfiah Kinerja adalah prestasi yang diperlihatkan dan kemampuan kerja.[8] Sedangkan menurut Anwar Prabu Mangku Negara kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan.[9]
Guru adalah orang yang pekerjaannya (profesinya) mengajar.[10] Atau guru menurut Syaiful Bahri Djamarah adalah Semua orang yang berwewenang dan bertanggung jawab dalam membimbing dan membina anak didik, baik secara individual maupun klasikal di sekolah maupun di luar sekolah.[11]
Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
Mata pelajaran adalah pengetahuan dan pengalaman masa lalu yang disusun secara sistematis, logis, melalui prosedur dan metode keilmuan.[12]
Kata Aqidah merupakan mashdar dari kata kerja 'aqada yang berarti ikatan. Dalam Islam aqidah dimaknakan sebagai keyakinankeyakinan dasar Islam yang harus diyakini oleh setiap muslim.[13]
Sedangkan akhlak menurut al-Ghazali adalah :
صفة راسخة فى القلب تصدر عنها افعال بسهولة وتيسير من غير
حا جة الى فكرورؤية.[14]
14
7
" Sifat yang meresap dalam hati yang dapat mengeluarkan perbuaian
dengan mudah dan gampang, tanpa membutuhkan untuk dipikir dan
direkayasa."
Jadi secara keseluruhan yang dimaksud dalam pembahasan skripsi ini adalah kinerja guru mata pelajaran agama, yaitu prestasi atau hasil kerja nyata yang telah dicapai oleh seorang guru mata pelajaran aqidah akhlak dalam proses belajar mengajar di kelas sesuai tugas dan tanggung jawabnya untuk mengembangkan ranah cipta, rasa dan karsa siswa sebagai impelementasi konsep guru ideal.
MA Nahdlatusy Syubban
Adalah sekolah setingkat dengan Sekolah Menengah Umum yang terletak di Desa Sayung Kabupaten Demak.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan judul penelitian dan latar belakang yang telah ada, maka permasalahan yang timbul dalam penelitian ini adalah:
Bagaimanakah dengan kinerja guru mata pelajaran Aqidah Akhlak di MAN 1 kec.Sayung kab.Demak ?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk :
- Untuk mengetahui kinerja guru mata pelajaran Aqidah Akhlak di MAN 1 Kec. Sayung Kab. Demak.
E. Kajian pustaka
Dalam penulis mengadakan pelacakan literature yang membahas tentang pelaksanaan pendidikan agama di sekolah, ternyata cukup banyak, namun yang memfokuskan pada kinerja guru masih sedikit. Diantaranya: Karya Drs.H.Moh Kasiram dalam penelitinnya tentang "Pelaksanaan Pendidikan Agama Pada Sekolah-Sekolah Di Kodia Malang". Penelitian ini membahas tentang kriteria guru agama yang baik dalam proses pembelajaran, secara professional guru harus dapat merencanakan sampai pada pelaksanaan secara konsisten untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dengan berbagai pendekatan dana cara supaya siswa dapat mengintegrasikan ajaran-ajaran agama dengan problem sosial yang dihadapi.[15] Berbeda dengan penelitian ini, penelitian tentang kinerja guru ini terfokus pada kompetensi pengelolaan pembelajaran yang meliputi: Pembuatan rencana pembelajaran konsekuensinya pada pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas.
Penelitian Rahmawati (3198123) tentang "Studi Korelasi Antara Kompetensi Guru Dan Ketrampilan Mengajar Di MTSN Planjar kec.Kesugihan kab.Cilacap". Penelitian ini membahas tentang kompetensi dan ketrampilan guru dalam proses belajar mengajar sehingga akan menghasilkan sebuah pembelajaran yang berkualitas.
Penelitian ini akan membantu pada pokok permasalahan yang dihadapi pada penelitian ini,namun penelitian ini lebih mengarah pada profesionalisasi guru itu sendiri.
Penelitian Aris Setiawan (3199004) tentang "Pembelajaran Akidah Akhlak Pada Usia Anak". Penelitian ini membahas tentang peranan guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pengajar dan pendidik yang profesional, sehingga dicapai sebuah pembelajaran yang efektif dan efisien. Yaitu dengan mengatur kegiatan belajar sebelum proses pembelajaran sampai dengan penjelasannya.
Selain itu dalam rangka menyempurnakan penelitian ini, perlu juga buku-buku yang dapat dijadikan referensi dalam rangka mendukung terhadap permasalahan yang ada, diantaranya: Prof. Dr. Sudarwan Danim dalam bukunya "Inovasi Pendidikan" menjelaskan bahwa jika pendidikan merupakan salah satu instrument utama pengembangan sumber daya manusia tenaga kependidikan atau guru bertanggung jawab terhadap kinerja atau profesi yang dilakukan, kinerja tersebut harus dimuati unsur-unsur kiat atau seni yang menjadi ciri tampilan profesional.[16] Dimana keprofesionalan seorang guru dapat dilihat dari tingkat pendidikan minimal dan penguasaan guru terhadap materi serta strategi mengajar yang dipakai.
Prof. Dr. Oemar Hamalik dalam bukunya "Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi" menjelaskan bahwa proses belajar dan hasil belajar pada siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur dan isi kurikulum, tetapi banyak ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing karena guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan dan akan lebih mampu mengelola kelas, sehingga belajar pada tingkat yang optimal.[17]
Dr. Mukhtar, M.Pd dalam bukunya "Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam", menjelaskan bahwa proses pembelajaran agama di sekolah yang efektif harus dilakukan melalui profesionalisme pendidik, karena guru agama memiliki 4 tugas pokok yaitu bidang profesi kependidikan Islam, kemanusiaan, menegakkan etika moral dan tugas dalam bidang kemasyarakatan atau sosial.[18]
Penelitian ini adalah penelitian yang belum pernah dilakukan, aka untuk membuktikan bahwa antara bukti nyata di lapangan tentang inerja guru mata pelajaran agama dengan teori-teori yang sudah emiliki keterpaduan ataukah sebaliknya. Penulis dibantu dengan bukubuku ang sudah ada mencoba akan mencari bahwa antara teori-teori tentang guru-guru yang berkompeten dapat menghasilkan prestasi yang lebih baik pada siswa. Dari hasil temuan ini nantinya akan dijadikan teori dan sebagai hasil perbandingan dalam mengupas permasalahan peneliti, sehingga diharapkan akan muncul penemuan baru.
F. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian yang penulis lakukan pada MAN 1 menggunakan kualitatif yakni prosedur yang menghasilkan data diskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati dan diarahkan pada latar alamiah dan individu tersebut secara menyeluruh.[19]
Penelitian ini menggunakan pendekatan Fenomenologi, yaitu pendekatan yang berusaha memahami arti peristiwa dan kaitankaitannya terhadap orang biasa dalam situasi tertentu.[20]Yang ditekankan dalam pendekatan Fenomenologi adalah subyektif dari prilaku orang, mereka berusah untuk masuk kedalam dunia konseptual para subyek yang ditelitinya sedemikian rupa sehingga mereka mengetahui mengapa dan bagaimana suatu pengertian yang dikembangkan oleh mereka disekitar peristiwa dalam kehidupan sehari-hari.
2. Fokus dan Ruang Lingkup
Penentuan fokus penelitian yaitu dengan memilih fokus atau pokok permasalahan yang dipilih untuk diteliti dan bagaimana memfokuskannya. Masalah mula-mula sangat umum, kemudian spesifik.[21]
Sedangkan membuat ruang lingkup berarti penelitian telah membuat batasan sehingga masalah yang harus diamati tidak terlalu luas.[22] Hal ini adalah penting supaya peneliti tidak terjerumus kedalam sekian banyak dan kompleknya data yang akan diteliti.
Adapun fokus dalam penelitian ini adalah pada kinerja guru mata pelajaran agama tentang kompetensi pengelolaan pembelajaran, sedangkan ruang lingkup dari penelitian ini adalah meliputi : menyusun rencana pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai prestasi belajar dan tindak lanjut hasil penilaian.
3. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian merupakan subjek dari mana data dapat di peroleh.[23] Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah :
- Para guru Bidang studi agama
- Kurikulum
- Siswa
4. Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data secara akurat, tentunya data harus diperoleh secara langsung tanpa perantara, maka metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut :
a. Wawancara
Wawancara adalah sebuah percakapan antara 2 orang atau lebih, yang pertanyaannya diajukan oleh peneliti Kepada subjek atau sekelompok subjek penelitian untuk dijawab.[24]Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang kegiatan atau periapan guru sebelum pelaksanaan pengajaran bidang studi agama dikelas dan data lain yang berhubungan dengan pelaksanaan proses belajar mengajar.
b. Observasi
Observasi adalah metode pengamatan dan pencatatan dengan sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki.[25]Metode ini digunakan untuk memperoleh pengalaman dari pengamatan secara langsung proses belajar mengajar guru bidang studi agama di kelas dan tentang kondisi fisik dan situasi lingkungan sekolah, baik fisik maupun non fisik.
5. Teknik Analisis Data
Analisis data bertujuan untuk meringkas data, tetapi tetap sesuai dengan konteksnya dan memilih data yang relevan, melakukan pengkodean, melakukan pencatatan yang obyektif, membuat catatan yang reflektif, pembuatan memo yaitu catatan teoritis, ide dan konseptualisasi data yang muncul dilapangan yang terakhir adalah ungkapan sementara.
Berdasarkan pada tujuan penelitian yang akan dicapai, maka dalam menganalisis data, peneliti menggunakan analisis diskriptif, dimana setelah memperoleh data dari berbagai sumber yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi, kemudian data tersebut dikumpulkan lalu disusun, dijelaskan dan selanjutnya di analisis.
Analisis data ini menggunakan standart triangulasi data, yaitu teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekkan atau sebagai pembanding terhadap data itu.[26]
Maka dalam hal ini penulis menggunakan analisa data kualitatif, dimana data dianalisa dengan metode diskriptif analisa non ststistik yang meliputi cara berfikir induktif atau metode yang bertumpu pada fakta peristiwa yang dikata lebih khusus yang selanjutnya dijadikan konklusi yang bersifat umum.[27] Analisis diskriptif ini peneliti gunakan untuk menganalisis tentang kinerja guru mata pelajaran agama.
6. Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika penulisan dalam rangka menguraikan pembahasan masalah diatas, maka peneliti berusaha menyusun kerangka penelitian secara sistematis agar pembahasan lebih terarah dan mudah dipahami serta yang tak kalah penting adalah uraianuraian yang disajikan nantinya mampu menjawab permasalahan yang telah disebutkan, dalam penulisan skripsi ini akan dibagi menjadi lima Bab, yaitu :
Bab I Pendahuluan berisi :
Mengkaji Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Penegasan Istilah, Kajian Pustaka, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan Skripsi.
Bab II Landasan Teori : Pada bab ini akan dibahas :
tentang beberapa hal yang berkaitan dengan kinerja guru mata pelajaran Aqidah Akhlak yaitu guru pendidikan agama Islam yang meliputi : Pengertian, Guru, Dasar dan syarat-syarat profesionalisme guru agama. Pembelajran Aqidah Akhlak yang meliputi dasar, materi Aqidah Akhlak dan metode pembelajaran Aqidah Akhlak. Selanjutnya akan dibahas Kompetensi, pengelolaan pembelajaran yang meliputi: rencana pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi dan tindak lanjut.
Bab III, membahas tentang kinerja guru mata pelajaran Aqidah Akhlak : Pada bab ini berisi tentang :
Profil guru mata pelajaran Aqidah Akhlak, siswa, dan kompetensi pengelolaan pembelajaran yang meliputi: rencana pembelajaran (tujuan, materi, metode, media, sumber belajar, dan evaluasi), pelaksanaan pembelajaran (membuka pelajaran, mengatur kegiatan siswa di kelas, memberi motivasi kepada siswa, melakukan interaksi edukatif, memberi pertanyaan dan umpan balik, dan kesimpulan), evaluasi dan tindak lanjut.
Bab IV, Analisis Data Pembahasan kali ini tentang :
Analisis kinerja guru mata pelajaran Aqidah Akhlak di MAN 1 dalam rangka membina siswa yang menjadi manusia yang memiliki moral dan etika sesuai dengan tuntutan agama kemudian diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Bab V, Penutup : Pada bab ini berisi tentang :
Kesimpulan, saran-saran dan kata penutup.
DAFTAR PUSTAKA
Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung : Pustaka Setia,2002),
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 2001)
Lexy. J.M. Moleong, Op.cit, hlm. 178
Al Imam Abi Hamid, Muhammad bin Muhammad al Ghazali, Ihya Ulum al Din, Jilid I, (Beirut Libanon, Darul Fikr), hlm. 14
Suyanto, et.al, Pendidikan Indonesia Memasuki Milenium III, (Yogyakarta: Adi Cita Karya Nusa, 2000), hlm. 29.
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2003 ), hlm.6
Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta:CV. Misaka Galiza,2003), hlm.85
Eugenia Sacopolos and Marjorie Gibson, Teaching Unit For Turned Off Teens:Classroom Activities For Secondary School Student, (New York: 1976), hlm.16
WJS.Purwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta:PN Balai Pustaka,1985), hlm.965
Tim Penyusun Kamus Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa,Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka,1997),hlm.954
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai pustaka, 2001 ), edisi. III, hlm. 570
Anwar Prabu Mangku Negara, Manajeman Sumber daya Manusia Perusahaan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000). hlm. 54
Departemen pendidikan dan Kebudayaan, Op.cit., hlm. 289
Hadari Nawawi, Organisasi Kelas Sebagai Lembaga Pendidikan, ( Jakarta: Gunung Agung, 1985 ), hlm. 123
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Belajar mengajar, (bandung: Sinar baru Algesindo, 1995), hlm. 5
Syahrin Harahap, Hasan Bakti Nasution, Ensiklopedi Aqidah Islam, (Jakarta : Kencana, 2003), hlm. 58
Al-Imam Abi Hamid, Muhammad bin Muhammad al Ghazali, Ihya ulum al Din, jilid III, (Semarang, Thoha Putra, tth.), hlm. 52
Proyek Pengembangan Penelitian Pada Perguruan Tinggi,Himpunan Abstraksi Laporan Hasil Penelitian IAIN dan STAIN, (Jakarta: 1998), hlm. 80
Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Profesionalisme Tenaga Kependidikan, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002), hlm. 25
Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), hlm. 36.
Mukhtar, Op.cit. hlm. 86
Lexy. J.M. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif , (Bandung : Remaja Rosda Karya,1989),hlm.3
Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung : Pustaka Setia,2002),hlm.52
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 2001), hlm. 136
Imron Arifin, Penelitian Kualitatif Ilmu Sosial Dan Keagamaan, (Malang : Kalimasada Press,1994),hlm.37
Khalid Narbuko,et.al.,Metode Penelitian, (Jakarta : Bumi Aksara,2001),hlm.139
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rieneka Cipta,1998),Cetakan XI, hlm.243
[1] Al Imam Abi Hamid, Muhammad bin Muhammad al Ghazali,Ihya Ulum al Din, Jilid I, (Beirut Libanon, Darul Fikr), hlm. 14
[2] Suyanto, et.al, Pendidikan Indonesia Memasuki Milenium III, (Yogyakarta: Adi Cita Karya Nusa, 2000), hlm. 29.
[3] Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2003 ), hlm.6
[4] Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta:CV. Misaka Galiza,2003), hlm.85
[5] Eugenia Sacopolos and Marjorie Gibson, Teaching Unit For Turned Off Teens:Classroom Activities For Secondary School Student, (New York: 1976), hlm.16
[6] WJS.Purwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta:PN Balai Pustaka,1985), hlm.965
[7] Tim Penyusun Kamus Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka,1997),hlm.954
[8] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai pustaka, 2001 ), edisi. III, hlm. 570
[9] Anwar Prabu Mangku Negara, Manajeman Sumber daya Manusia Perusahaan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000). hlm. 54
[10] Departemen pendidikan dan Kebudayaan, Op.cit., hlm. 289
[11] Hadari Nawawi, Organisasi Kelas Sebagai Lembaga Pendidikan, ( Jakarta: Gunung Agung, 1985 ), hlm. 123
[12] Nana Sudjana, Dasar-Dasar Belajar mengajar, (bandung: Sinar baru Algesindo, 1995), hlm. 5
[13] Syahrin Harahap, Hasan Bakti Nasution, Ensiklopedi Aqidah Islam, (Jakarta : Kencana, 2003), hlm. 58
[14] Al-Imam Abi Hamid, Muhammad bin Muhammad al Ghazali, Ihya ulum al Din, jilid
III, (Semarang, Thoha Putra, tth.), hlm. 52
[15] Proyek Pengembangan Penelitian Pada Perguruan Tinggi,Himpunan Abstraksi Laporan Hasil Penelitian IAIN dan STAIN, (Jakarta: 1998), hlm. 80
[16] Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Profesionalisme Tenaga Kependidikan, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002), hlm. 25
[17] Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), hlm. 36.
[18] Mukhtar, Op.cit. hlm. 86
[19] Lexy. J.M. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif , (Bandung : Remaja Rosda Karya,1989),hlm.3
[20] Ibid,hlm.9
[21] Imron Arifin, Penelitian Kualitatif Ilmu Sosial Dan Keagamaan, (Malang : Kalimasada Press,1994),hlm.37
[22] Khalid Narbuko,et.al.,Metode Penelitian, (Jakarta : Bumi Aksara,2001),hlm.139
[23] Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rieneka Cipta,1998),Cetakan XI, hlm.243
[24] Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung : Pustaka Setia,2002),hlm.52
[25] Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 2001), hlm. 136
[26] Lexy. J.M. Moleong, Op.cit, hlm. 178
[27] Ibid, Hlm. 05