PROPOSAL PROGRAM
PENYULUHAN TENTANG PENTINGNYA PEMENUHAN VITAMIN A ANAK DAN PENGGUNAAN VITAMIN A YANG BAIK DAN BENAR KEPADA MASYARAKAT GUBENG KERTAJAYA SURABAYA
NAMA
: RICKY HARTONO SALIM
NIM
: 051411131197 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
2017
DAFTAR ISI
PROPOSAL PROGRAM ............................................................................................................................. 1 BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 3 1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................................ 3 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................................... 5 1.3 Tujuan ..................................................................................................................................................... 5 1.4 Manfaat ................................................................................................................................................... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................................. 6 2.1 Pengertian Vitamin A ............................................................................................................................. 6 2.2 Manfaat Vitamin A ................................................................................................................................. 6 2.2.1 Penglihatan ....................................................................................................................................... 6 2.2.2 Pertumbuhan dan Perkembangan ..................................................................................................... 6 2.3 Sumber-Sumber Vitamin A .................................................................................................................... 7 2.4 Kebutuhan Vitamin A ............................................................................................................................. 7 2.4 Tanda dan Gejala Kekurangan Vitamin A .............................................................................................. 8 2.5 Akibat Kekurangan Vitamin A ............................................................................................................... 8 2.6 Pencegahan dan Pengobatan ................................................................................................................... 9 2.7 Jadwal Pemberian Dosis Vitamin A ..................................................................................................... 10 BAB III BENTUK KEGIATAN................................................................................................................. 12 3.1 WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN ....................................................................................... 12 3.2 TARGET KEGIATAN ......................................................................................................................... 12 3.3 PANITIA PELAKSAAAN ................................................................................................................... 12 3.4 SUSUNAN ACARA ............................................................................................................................. 13 3.4 Rencana Anggaran ................................................................................................................................ 13 Bab 4 PENUTUP ........................................................................................................................................ 15
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kurang gizi merupakan suatu fenomena yang terkait dengan kemiskinan, sehingga penanggulangan kemiskinan merupakan salah satu prasyarat upaya meningkatkan status gizi suatu masyarakat. Meski demikian tidak berarti untuk menanggulangi masalah gizi hams menunggu sampai penanggulangan kemiskinan tuntas. Sampai kini, masyarakat Indonesia masih menghadapi empat masalah gizi, yakni kurang energi protein (KEP), kurang vitamin A (KVA), anemia gizi besi (AGB) dan gangguan akibat kurang yodium (GKY). Vitamin A adalah zat gizi paling esensial, hal itu dikarenakan konsumsi makanan kita belum mencukupi dan masih rendah sehingga harus dipenuhi dari luar. Kekurangan vitamin A (KVA) akan meningkatkan angka kesakitan dan kematian, lebih mudah terserang penyakit infeksi seperti diare, radang paru-paru, pneumonia dan akhirnya kematian. Akibat lain yang paling serius dari kekurangan vitamin A (KVA) adalah rabun senja yaitu bentuk lain dari xeropthalmia termasuk kerusakan kornea mata dan kebutaan. Menurut Sediaoetama (2010), fungsi vitamin A dalam tubuh mencakup tiga golongan besar yaitu 1) fungsi vitamin dalam proses melihat, vitamin A berperan sebagai retinal(retinete) yang merupakan komponen dari zat penglihat 2) fungsi dalam metabolisme umum seperti integritas epitel, pertumbuhan, permeabilitas membran dan pertumbuhan gigi 3) fungsi dalam reproduksi. Dari pemaparan berbagai manfaat vitamin A itu sendiri, sangatlah penting untuk memenuhi kebutuhan vitamin A setiap harinya terutama bagi anak-anak balita yang masih dalam proses pertumbuhan agar terhindar dari macam-macam penyakit mulai dari penyakit mata, masalah pertumbuhan dan gizi sampai penyakit infeksi yang dapat membahayakan nyawa. Riskedas (2007-2010) menunjukkan bahwa pada tahun 2007 prevalensi anak sekolah yang mengalami gizi kurang sekitar 18.4%, dan pada tahun 2010 menurun menjadi 17.9%. Meskipun mengalami penurunan, Indonesia termasuk diantara 36 negara di dunia yang memberi 90% kontribusi masalah gizi dunia (Depkes 2007). Masalah kekurangan vitamin A masih merupakan salah satu permasalahan gizi masyarakat di Indonesia. Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan kebutaan, mengurangi daya tahan tubuh sehingga mudah terserang infeksi yang dapat menimbulkan kematian. KVA lebih banyak diderita oleh kalangan anak-anak. Hal ini
disebabkan karena mereka memiliki kebutuhan vitamin A yang tinggi akibat dari peningkatan pertumbuhan fisik dan asupan makanan yang rendah (Kapil & Sachdev 2013). Kualitas sumber daya manusia di suatu negara salah satunya dapat dilihat dengan status gizi masyarakatnya. Sekitar 30% dari jumlah penduduk Indonesia adalah anak-anak, sehingga status gizi anak perlu diperhatikan. Suplementasi kapsul Vitamin A pada anak umur 6-59 bulan dan ibu nifas bertujuan tidak hanya untuk pencegahan kebutaan tetapi juga untuk penanggulangan Kurang Vitamin A (KVA). Penelitian di berbagai negara menunjukkan bahwa pemberian suplementasi kapsul vitamin A sebanyak 2 kali setahun pada balita merupakan salah satu intervensi kesehatan yang berdaya ungkit tinggi bagi pencegahan kekurangan vitamin A dan kebutaan serta penurunan kejadian kesakitan dan kematian pada balita. Masalah KVA ini merupakan masalah penting untuk diselesaikan maka dari itu pememrintah mengupayakan pemberian kapsul vitamin A secara rutin di setiap puskesmas karena kapsul vitamin A sangat dibutuhkan untuk kesehatan mata. Pemberian kapsul vitamin A ini rutin diberikan pada bulan Februari dan Agustus. Bagi bayi (usia 6-11 bulan) mendapat kapsul vitamin A berwarna biru dengan dosis 100.000 IU, sedangkan untuk balita (usia 12-59 bulan) akan mendapatkan kapsul vitamin A berwarna merah dengan dosis 200.000 IU. Cakupan pemberian kapsul vitamin A di Kota Surabaya tahun 2015 u ntuk bayi (usia 6 – 11 bulan) tercapai 90,89 % dari 43.178 bayi (usia 6 – 11 bulan). Sedangkan cakupan pemberian kapsul vitamin A dua kali untuk balita pada tahun 2015 sebesar 94,61% dari 174.695 anak balita (usia 12-59 bulan) yang ada. Namun, dengan pemberian kapsul vitamin A secara ruitn tersebut belum dapat dipastikan masalah kurang vitamin A ini terselesaikan, dikarenakan kurangnya pemahaman masyarakat bagaimana cara penggunaan vitamin dan mineral yang benar. Pola pikir masyarakat yang masih salah sering kali menyebabkan berbagai macam penyakit pada usia anak-anak yang masih dini seperti rabun senja masih banyak terjadi, maupun masalah baru yang terjadi akibat penggunaan vitamin yang tidak benar sehingga anak menjadi HiperVitaminosis A. Sungguh disayangkan, anak-anak SD sudah harus mengalami kelainan mata, yaitu rabun senja dikarenakan pola hidup yang kurang baik terutama pada asupan makanan yang didapat tidak memenuhi kebutuhan gizi yang tepat dan penggunaan suplemen, vitamin dan mineral yang kurang tepat. Maka dari itu perlu dilakukan upaya agar dapat mengedukasi masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi pada anak-anak, dalam hal ini terutama vitamin A.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan studi kasus di masyarakat, dan beberapa data yang diperoleh dari pemerintah setempat, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan, diantaranya yaitu: Apa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kecukupan gizi anak terutama vitamin A bagi anak-anak?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari kegiatan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: Mengedukasi masyarakat akan pengguanaan vitamin yang benar dan pentingnya pemenuhan gizi khususnya vitamin bagi anak-anak.
1.4 Manfaat
Manfaat yang bisa didapat dari kegiatan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: Masyarakat dapat menggunakan suplemen, vitamin dan mineral dengan baik dan benar sehingga masalah anak terkait pemenuhan vitamin tercukupi.
BAB II
Tijauan Pustaka
2.1 Pengertian Vitamin A
Vitamin A merupakan vitamin yang larut dalam lemak, dan merupakan vitamin yang esensial untuk pemeliharaan kesehatan dan kelangsungan hidup (Almatsier, 2003, hlm. 153). Vitamin A adalah suatu zat gizi yang sangat penting bagi manusia, karena zat gizi ini tidak dibuat oleh tubuh, jadi harus dipenuhi dari luar tubuh berupa makanan yang dikonsumsi ( Hassan, 2002, hlm. 344 ). Universitas Sumatera Utara Vitamin A juga merupakan vitamin yang berfungsi bagi pertumbuhan sel – sel epitel, dan sebagai pengatur kepekaan rangsang sinar pada saraf dan mata (Notoatmodjo, 2003, hlm. 196).
2.2 Manfaat Vitamin A 2.2.1 Penglihatan
Vitamin A berfungsi dalam penglihatan normal pada cahaya remang. Bila kita dari cahaya terang diluar kemudian memasuki ruangan yang remang-remang cahayanya, maka kecepatan mata beradaptasi setelah terkena cahaya terang berhubungan langsung dengan vitamin A yang tersedia didalam darah. Tanda pertama kekurangan vitamin A adalah rabun senja. Suplementasi vitamin A dapat memperbaiki penglihatan yang kurang bila itu disebabkan karena kekurangan vitamin A. 2.2.2 Pertumbuhan dan Perkembangan
Vitamin A dibutuhkan untuk perkembangan tulang dan sel epitel yang membentuk email dalam pertumbuhan gigi. Pada kekurangan vitamin A, pertumbuhan tulang terhambat dan bentuk tulang tidak normal. Pada anak – anak yang kekurangan vitamin A, terjadi kegagalan dalam pertumbuhannya. Dimana vitamin A dalam hal ini berperan sebagai asam retinoat. Reproduksi
Pembentukan sperma pada hewan jantan serta pembentukan sel telur dan perkembangan janin dalam kandungan membutuhkan vitamin A dalam bentuk retinol. Hewan betina dengan status vitamin A rendah mampu hamil akan tetapi mengalami keguguran atau kesukaran dalam melahirkan. Kemampuan retinoid Universitas Sumatera Utara mempengaruhi perkembangan sel epitel dan kemampuan meningkatkan aktivitas sistem kekebalan diduga berpengaruh dalam pencegahan kanker kulit, tenggorokan, paru paru, payudara dan kandung kemih. Fungsi Kekebalan Vitamin A berpengaruh terhadap fungsi kekebalan tubuh pada manusia. Dimana kekurangan vitamin A dapat menurunkan respon antibody yang bergantung pada limfosit yang berperan sebagai kekebalan pada tubuh seseorang ( Almatsier, 2003, hlm. 158 – 161 ).
2.3 Sumber-Sumber Vitamin A
Vitamin A yaitu karoten terdapat dalam berbagai macam makanan. Daging merah hati, susu, full cream, keju, mentega merupakan makanan yang tinggi retinol. Sayur dan buah-buahan berwarna hijau dan kuning seperti wortel, sayur hijau seperti daun singkong, daun kacang, kangkung, bayam, kacang panjang, buncis, tomat, jagung kuning, pepaya, mangga, nangka masak, jeruk, buah peach, apricot dan minyak sayur, yaitu minyak kelapa sawit yang berwarna merah merupakan makanan yang tinggi karoten ( Hidayat, 2005, hlm. 91 ).
2.4 Kebutuhan Vitamin A
Pemenuhan
kebutuhan
vitamin
A
sangat
penting
untuk
pemeliharaan
kelangsungan hidup secara normal. Kebutuhan tubuh akan vitamin A untuk orang Indonesia telah dibahas dan ditetapkan dalam Widyakarya Nasional pangan dan Gizi (2007) dengan mempertimbangkan faktor-faktor khas dari kesehatan tubuh orang Indonesia (Widyakaryanasional, 2007. Kebutuhan Vitamin A bagi Orang Indonesia.
2.4 Tanda dan Gejala Kekurangan Vitamin A
Kekurangan vitamin A sering terjadi pada anak balita. Gangguan pada mata dapat terjadi dalam beberapa tahap, tergantung berat ringannya defisiensi vitamin A, terganggunya kemampuan untuk beradaptasi dan melihat dalam kondisi gelap, xerophthalmia, hingga akhirnya mengalami kebutaan dapat terjadi. Kornea mata terpengaruh secara dini oleh kekurangan vitamin A. kelenjar air mata tidak mampu mengeluarkan air mata sehingga terjadi pengeringan pada selaput yang menutupi kornea dengan tanda pemburaman. Pelapisan sel epitel kornea yang akhirnya berakibat melunaknya dan bisa pecah yang menyebabkan kebutaan total. Beberapa tanda dan gejala lain jika kekurangan vitamin A adalah kelelahan yang sangat, anemia, kulit menjadi kering, gatal dan kasar. Pada rambut dapat terjadi kekeringan dan gangguan pertumbuhan rambut dan kuku (Almatsier, 2003, hlm. 162)
2.5 Akibat Kekurangan Vitamin A
Vitamin A juga berperan sebagai antioksidan yang mampu menyingkirkan radikal bebas yang terdapat didalam membran lemak menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
Penyebab primer adalah kekurangan vitamin A dan pembentukan vitamin A dalam pengaturan makanan sehari-hari. Penyebab sekundernya adalah terjadinya kegagalan dalam penggunaan vitamin A ( Almatsier, 2003, hlm. 163 ). Penyakit yang timbul akibat kekurangan vitamin A adalah Xeropthalmia yaitu keadaan selaput ikat mata yang kering akibat kekurangan vitamin A (Notoadmojo, 2003, hlm. 201).
2.6 Pencegahan dan Pengobatan
Kekurangan makan makanan bergizi yang berlarut-larut, selain membuat orang menjadi kurus juga kekurangan vitamin-vitamin, termasuk kekurangan vitamin A. penyakit usus yang menahun akan mengakibatkan penyerapan vitamin A dari usus terganggu. Untuk melakukan pengobatan harus berobat pada dokter dan biasanya dokter akan memberikan suntikan vitamin A setiap hari sampai gejalanya hilang. Untuk mencegah kekurangan vitamin A makanlah pepaya, wortel dan sayur-sayuran yang berwarna ( Hassan, 2002, hlm. 345 Program nasional pemberian suplemen vitamin A adalah upaya penting untuk mencegah kekurangan vitamin A di antara anak-anak Indonesia. Tujuan Program ini adalah untuk mendistribusikan kapsul vitamin A pada semua anak di seluruh wilayah Indonesia dua kali dalam satu tahun. Setiap Februari dan Agustus, kapsul vitamin A didistribusikan secara gratis kepada semua anak yang mengunjungi Posyandu dan Puskesmas. Vitamin A yang terdapat dalam kapsul tersebut cukup untuk membantu melindungi anak-anak dari timbulnya beberapa penyakit yang pada gilirannya akan membantu menyelamatkan penglihatan dan kehidupan mereka ( Maryam, 2000 ). Pemberian vitamin A akan memberikan perbaikan nyata dalam satu sampai dua minggu. Dianjurkan bila diagnosa defisiensi vitamin A ditegakkan maka berikan vitamin A 200.000 IU peroral dan pada hari kesatu dan kedua. Belum ada perbaikan maka diberikan obat yang sama pada hari ketiga. Biasanya diobati gangguan protein kalori mal nutrisi dengan menambah vitamin A, sehingga perlu diberikan perbaikan gizi. Pencegahan dan pengobatan di kutip berdasarkan keterangan dari brosur suplementasi vitamin A kapsul yang terdiri dari :
Kapsul vitamin A berwarna biru (100.000 IU) Tiap kapsul mengandung vitamin A palmitat 1,7 juta IU 64.7059 mg (setara dengan vitamin A 100.000 IU) dengan dosis 1. Pencegahan bayi umur 6 bulan – 11 bulan : 1 kapsul 2. Bayi dengan tanda klinis xerofthalmia :
- Saat ditemukan segera beri 1 kapsul - Hari berikutnya 1 kapsul - 4 minggu berikutnya 1 kapsul 3. Bayi dengan campak, pneumonia, diare, gizi buruk dan infeksi lainnya diberi
1 kapsul.
Kapsul vitamin A berwarna merah (200.000 IU) tiap kapsul vitamin A mengandung palmitat 1,7 juta IU 129.5298 mg (setara dengan vitamin A 200.000 IU) dengan dosis : 1.
Pencegahan bayi umur 1 tahun – 3 tahun : 1 kapsul
2. Bayi dengan tanda klinis xerofthalmia : - Saat ditemukan segera beri 1 kapsul - Hari berikutnya 1 kapsul - 4 minggu berikutnya 1 kapsul 3. Bayi dengan campak, pneumonia, diare, gizi buruk dan infeksi dan infeksi lainnya diberi 1 kapsul ( Puspitorini, 2006 ).
2.7 Jadwal Pemberian Dosis Vitamin A
Anak-anak yang mengalami gizi kurang mempunyai resiko yang tinggi untuk mengalami kebutaan sehubungan dengan defisiensi vitamin A, karena alasan ini vitamin A dosis tinggi harus diberikan secara rutin untuk semua anak yang mengalami gizi kurang pada hari pertama, kecuali bila dosis yang sama telah diberikan pada bulan yang lalu. Dosis tersebut adalah sebagai berikut: 50.000 IU untuk bayi berusia < 6 bulan, 100.000 IU untuk bayi berumur 6 - 12 bulan , dan 200.000 IU untuk anak berusia > 12 bulan. Jika terdapat tanda klinis dari defisiensi vitamin A (seperti rabun senja, xerosis konjungtiva dengan bitot’s spot, xerosis kornea atau ulceration, atau ketomalasia), maka
dosis yang tinggi harus diberikan untuk dua hari pertama, diikuti dosis ketiga sekurangkurangnya 2 minggu kemudian (Maryam, 2000). 1. Efek Samping dari Penggunaan Vitamin A Pemberian vitamin A dengan dosis yang terlalu tinggi dan terjadi dalam waktu yang lama dapat menjadi toksin (racun) bagi tubuh. Hipervitaminosis A banyak dijumpai pada anak-anak dengan tanda-tanda cengeng, bengkak disekitar tulang-tulang yang panjang, kulit kering dan gatal. Hipervitaminosis A dapat terjadi dalam 2 tingkat :
Hipervitaminosis A akut, yaitu jika anak usia 1 tahun – 5 tahun mengkonsumsi lebih tinggi (300.000 IU) dosis tunggal, mungkin akan menderita mual, sakit kepala dan anoreksia (tidak nafsu makan). Penonjolan ubun-ubun juga dapat terjadi pada balita < 1 tahun dan akan hilang dalam waktu 1 hari – 2 hari. 1. Terjadi akibat pemberian dosis tunggal vitamin A yang sangat besar atau pemberian berulang dosis tunggal yang lebih kecil tetapi masih termasuk dosis besar karena di konsumsi dalam periode 1 hari – 2 hari. 2. Pengobatannya dilakukan dengan cara pemberian vitamin A dan pengobatan simptomatis.
Hipervitaminosis A kronis, yaitu jika bayi dan balita mengkonsumsi > 25.000 IU tiap hari selama > 3 bulan atau beberapa tahun baik yang berasal dari makanan maupun dari pemberian vitamin A dosis tinggi. Biasanya hanya terjadi pada orang dewasa. 1. Pada anak usia muda dan bayi biasanya dapat menyebabkan anoreksia, kulit kering, gatal-gatal serta kemerahan di kulit, peningkatan intracranial, bibir pecah-pecah, tungkai dan lengan lemah dan b engkak. 2. Pengobatannya sama dengan hipervitaminosis A akut.
BAB III Bentuk Kegiatan
3.1 WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Kegiatan “Penyuluhan Pentingnya Pemenuhan Vitamin A Anak dan Penggunaan Vitamin A yang Baik dan Benar kepada masyarakat Gubeng Kertajaya Surabaya“ dilaksanakan pada : Hari/tanggal
: Minggu, 1 Oktober 2017
waktu
: 07.00 s.d. 12.00
tempat
: Balai Serba Guna Jl. Gubeng Airlangga No. 18, Airlangga, Gubeng,
Kota
Surabaya, Jawa Timur 60286
3.2 TARGET KEGIATAN
Target Penyuluhan penggunaan vitamin A dengan baik dan benar kepada masyarakat Gubeng Kertajaya Surabaya yaitu orang tua penduduk di wilayah Gubeng Kertajaya Surabaya agar paham cara penggunaan vitamin yang baik dan benar sehingga dapat menghindari kekurangan gizi pada anak mereka.
3.3 PANITIA PELAKSAAAN
Dosen Pembimbing
: Azza Faturrohmah, S. Si., M.Si., Apt
Ketua
: Ricky Hartono Salim
Wakil
: Akbar Putra Negara
Sekretaris
: Zahila Firdaus Zain
Bendahara
: Marwa Nahdliya Asri
Seksi-seksi
: 1. Acara
: Marsella Tridarani
2. Konsumsi : Gita Mahardhika Avisenna 3. Keamanan : Hendra Akbar Nugraha
3.4 SUSUNAN ACARA
No
Waktu
Kegiatan
Keterangan
1
07.00-07.30
Pendaftaran
Seksi acara
Pembukaan : 2
07.30-8.30
Menyanyikan lagu Indonesia Raya
Seksi acara
Sambutan Panitia Narasumber : Pengenalan tentang pengertian obat dan memberikan informasi yang mungkin belum diketahui oleh masyarakat dalam 3
8.30-9.30
terkait dengan cara mendapatkan obat
Laily Irfanah
yang benar, penggunaan obat yang tepat, penyimpanan obat yang tepat dan cara pembuangan obat yang baik dan benar. 4
9.30-10.30
Sesi tanya jawab
Narasumber
5
10.30-11.00
Istirahat dan konsumsi
Seksi konsumsi
6
11.00-12.00
Penutup
Seksi acara
3.4 Rencana Anggaran
NO
URAIAN
ANGGARAN
(Dalam Rp) 1
PEMASUKAN
1. Sumbanga Mahasiswa
2
a. Ricky Hartono Salim
150.000,-
b. Akbar Putra Negara
150.000,-
c. Zahila Firdaus Zain
150.000,-
d. Marwa Nahdliya Asri
150.000,-
e. Marsella Tridarani
150.000,-
f. Gita Mahardhika Avisenna
150.000,-
g. Hendra Akbar Nugraha
150.000,-
2. Sponsorship
5.000.000,-
Total Pemasukan
6.060.000
PENGELUARAN
Program Pengaruh Penyuluhan Obat Keras Terhadap Pengetahuan Masyarakat Gubeng Kertajaya Surabaya a. Sewa gedung
3.000.000,-
b. Sewa LCD
150.000,-
c. Sewa sound
50.000,-
d. Kabel orol
-
e. Konsumsi
1.500.000,-
f. Brosur
500.000,-
g. Undangan
100.000,-
h. Lain-lain
-
Total Pengeluaran
5.100.200,-
Bab 4 Penutup
Vitamin A adalah zat gizi paling esensial, ha l itu dikarenakan konsumsi makanan kita belum mencukupi dan masih rendah sehingga harus dipenuhi dari luar. Jadi pemenuhan vitamin A pada anak-anak sangatlah penting, dengan adanya program pemerintah yaitu pemberian kapsul vitamin secara rutin sudah menjadi salah satu program penyelesaian masalah Kekurangan Vitamin A di Indonesia, namun dengan program masih didapat kasus KVA yang cukup tinggi. Hal ini dapat disebabkan karena penggunaan vitamin A yang masih salah. Besar harapan kami bahwa nanti dalam pelaksanaan program kerja yang telah direncanakan pada proposal ini dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Serta memberi manfaat kepada seluruh pihak. Khususnya masyarakat setempat.
Daftar Pustaka
Sri Anna Marliyati, Aji Nugraha, dan Faisal Anwar.2014. Asupan vitamin a, Status vitamin a, dan Status Gizi Anak Sekolah Dasar di Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor . Jurnal Gizi dan Pangan, Juli 2014, 9(2): 109 — 116 Agustyani, Tyas Fajriya.2012.Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Vitamin A pada Balita di Polindes Singosari.Mojosongo,Boyolali Direktorat
Bina
Gizi
Masyarakat
Departemen
Suplementasi Vitamin A.Departemen Kesehatan RI
Kesehatan.2009. Panduan
Manajemen