PROPOSAL PENGAJUAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PENGAWASAN MUTU PADA PROSES PRODUKSI SUSU UHT (ULTRA HIGH TEMPERATURE) DI PT INDOLAKTO, JAKARTA
DYAH AYU PITALOKA J3E112039
PROGRAM KEAHLIAN SUPERVISOR JAMINAN MUTU PANGAN DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014
LEMBAR PENGESAHAN Judul
:Pengawasan Mutu pada Proses Produksi Susu UHT (Ultra High Temperature) di PT Indolakto, Jakarta
Nama
: Dyah Ayu Pitaloka
NIM
: J3E112039
Program Keahlian : Supervisor Jaminan Mutu Pangan
Disetujui oleh
Ir. Purana Indrawan, M.P Dosen Pembimbing
Diketahui oleh
Ir. C.C Nurwitri, DAA Koordinator Program Keahlian
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Susu adalah sekresi ambing hewan yang diproduksi dengan tujuan penyediaan makanan bagi anaknya yang baru dilahirkan. Karena berfungsi sebagai makanan tunggal bagi mahluk yang baru dilahirkan dan mulai tumbuh, susu mempunyai nilai gizi yang sempurna. Dalam susu terdapat semua zat gizi yang diperlukan bagi kebutuhan pertumbuhan anak. Pada umumnya yang disebut susu adalah susu sapi, yang berasal dari jenis sapi perah FH (Friesian Holstein), yang berwarna putih totol hitam, atau hitam totol putih. Secara alami susu merupakan suatu emulsi lemak dalam air. Kadar air susu sangat tinggi yaitu ratarata 87.5 %, dan di dalamnya teremulsi ber bagai zat gizi penting seperti protein, lemak, gula, vitamin dan mineral. Susu merupakan sumber protein dengan mutu yang sangat tinggi, dengan kadar protein dalam susu segar 3.5 %, dan mengandung lemak yang kira-kira sama banyaknya dengan protein. Karena itu, kadar lemak sering dijadikan sebagai tolok ukur mutu susu, karena secara tidak langsung menggambarkan juga kadar proteinnya. Beberapa jenis sapi perah, mampu memproduksi susu dengan kadar lemak mendekati 5 %. Gula dalam susu disebut laktosa atau gula susu, kadarnya sekitar 5 - 8 %. Laktosa. Pada dasarnya terdapat beberapa jenis produk susu dipasaran, diantaranya susu UHT. Susu yang rentan akan kontaminasi bakteri memerlukan pengolahan agar tidak mudah rusak. Salah satu metode pengolahan susu yaitu proses pengolahan susu menggunakan metode Ultra High Temperature (UHT). Susu UHT merupakan susu yang dibuat menggunakan proses pemanasan yang melebihi proses pasteurisasi, umumnya mengacu pada kombinasi waktu dan suhu tertentu dalam rangka memperoleh produk komersil yang steril. Pemilihan kombinasi antara waktu dan suhu yang tepat disebut juga teknik sterilisasi UHT. (Eniza, 2004). Susu kotak Ultra High Temperature (UHT) adalah hasil teknologi pengolahan susu dengan proses sterilisasi metode HTST
(High Temperature
Short
Time).
Pada
proses
ini
produk
disterilisasikan dengan pemanasan hingga mencapai suhu 140 - 145 ˚C selama 4 detik. Proses ini membunuh mikro organisme dalam susu sehingga aman untuk dikonsumsi. Produk pun menjadi awet dan tahan lama disimpan di suhu ruang, meskipun tanpa bahan pengawet. Menurut Departemen Kesehatan, Dirjen Pengawasan Obat dan makanan tahun 1998, susu kotak UHT plain harus memiliki kadar lemak minimal 3% dan padatan susu bukan lemak minimal 8%. Sedangkan produk susu UHT beraroma selayaknya memiliki kandungan lemak minimal 2% dan padatan susu tanpa lemak minimal 8%. I.2. Tujuan Praktik Kerja Lapangan ini bertujuan untuk mempelajari aspek-aspek pengawasan mutu pada proses produksi susu UHT. Selain itu, mahasiswa mampu memahami dan mampu terjun langsung dalam pengawasan mutu proses produksi. Pelaksanaannya dapat dilakukan dengan berperan aktif didalam proses produksi. Selain itu dilakukan juga observasi lapang serta identifikasi masalah yang terdapat di lapangan. 1.3. Rumusan Masalah Bagaimana PT. Ultra Jaya Milk Industri melakukan pengawasan mutu pada produk susu UHT (Ultra High Temperature) sehingga dapat mengahasilkan susu yang bermutu baik? 1.4. Manfaat Manfaat dari pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ini adalah untuk memperkenalkan dan memberikan gambaran nyata dunia kerja didalam industi pangan, dapat mengetahui proses produksi susu UHT dalam skala industri, serta mempelajari aspek pengawasan mutu proses produksi susu UHT. Kemudian kegiatan PKL ini diharapkan dapat memberi masukan terkait pengawasan mutu proses produksi Susu UHT (Ultra High Temperature) di PT Indolakto, Jakarta.
BAB II METODELOGI 2.1. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di PT Indolakto, yang berlokasi di Jalan Raya Bogor Km 26,6, Jakarta, 13710.. Kegiatan ini berlangsung selama 3 bulan mulai 16 Februari 2015 sampai dengan 16 Mei 2015. Uraian kegiatan PKL tersebut terlampir pada lampiran 3. 2.2. METODE KERJA Dalam melaksanakan praktik kerja lapangan (PKL) digunakan berbagai metode, yaitu: a.
Pengamatan langsung di lapangan (inspeksi langsung) tentang pengawasan mutu proses produksi susu UHT (Ultra High Temperature).
b.
Berpartisipasi aktif dalam memberikan masukan atau membantu dalam pemecahan masalah serta ikut bekerja secara aktif dalam kegiatan pengawasan mutu.
c.
Wawancara dan diskusi dengan karyawan ataupun orang yang berwenang di bagian pengawasan mutu.
d.
Studi pustaka dan diskusi dengan narasumber berkaitan dengan masalah pengawasan mutu.
2.3. ASPEK YANG DIPELAJARI 2.3.1. Aspek Umum Aspek-aspek yang dikaji secara umum mencakup keadaan umum seperti visi dan misi PT Indolakto, sejarah dan perkembangan, serta struktur organisasi. 2.3.2. Aspek Khusus Aspek-aspek yang dikaji secara khusus mencakup pengawasan mutu produk susu UHT di PT Indolakto. Dalam pelaksanaannya, faktor-faktor ini dapat diubah atau ditambah sesuai dengan kegiatan selama Praktik Kerja Lapangan (PKL). 2.4. HASIL YANG DIHARAPKAN
Mahasiswa mampu memahami tentang pengawasan mutu susu UHT mulai dari bahan baku dan bahan penunjang, proses produksi, sampai produk akhir. Mahasiswa diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi perusahaan. Laporan kegiatan PKL akan ditulis sesuai format yang ditentukan oleh Program Diploma IPB (Lampiran 4), dengan data-data yang diiizinkan oleh pembimbing lapang dan manajemen perusahaan.
BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pengawasan Mutu Pengertian mutu berdasarkan SNI 9000:2001, mengartikan mutu dapat dinilai secara kualitatif dengan menggunakan kata sifat, seperti baik, buruk atau baik sekali. Mutu juga dapat diartikan sebagai faktor pada komoditas yang membedakan tingkat pemuas bagi pembeli atau konsumen (Soekarto didalam Yana D A, 2004). Menurut Linn (didalam Deviyanti, 2008) mutu produk adalah kesesuaian sifat terhadap keunggulan yang tercantum dalam standar atau spesifikasi yang jelas. Mutu produk dapat menjadi salah satu penyebab penerimaan konsumen terhadap produk di pasaran. Menurut Assuari (2008:299) pengawasan mutu adalah kegiatan untuk memastikan apakah kebijakan dalam hal mutu (standar) dapat tercermin dalam hasil akhir. Dengan kala lain pengawasan mutu merupakan usaha untuk mempertahankan mutu atau kualitas dari barang yang dihasilkan, agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan kebijaksaaan perusahaan. Dengan demikian dalam hal pengawasan mutu semua produk yang dihasilkan harus diawasi sesuai dengan standard dan penyimpanganpenyimpangan yang terjadi harus dicatat serta dianalisis agar dapat digunakan untuk tindakan-tindakan perbaikan produksi pada masa yang akan datang. Pengawasan mutu yang dilakukan dapat meliputi tiga pendekatan yaitu, pendekatan bahan baku, pendekatan proses produksi dan pendekatan produk akhir. Pendekatan bahan baku dilakukan dalam menentukan kualitas bahan baku, karena bahan baku berpengaruh sangan besar bagi kualitas produk akhir. Pendekatan proses produksi dilakukan agar semua proses yang berjalan sesuai dengan standar dan spesifikasi yang
sudah ditentukan. Dalam kegiatan
produksi sangat mungkin terjadi penyimpangan, karena itu dilakukan pengawasan
proses
produksi
sehingga
penyebab
dan
akibat
dari
penyimpangan tersebut dapat diketahui. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengawasan produksi merupakan suatu kegiatan pengawasan yang dimulai sejak penyediaan bahan mentah sampai barang jadi bertujuan
mengkoordinasikan semua unsur-unsur dalam proses produksi. Pendekatan produk akhir dilakukan untuk mengetahui mutu produk akhir tersebut sudah memiliki mutu yang dapat diterima atau tidak oleh konsumen. 3.2 Susu UHT (Ultra High Temperature) Susu kotak Ultra High Temperature (UHT) adalah hasil teknologi pengolahan susu dengan proses sterilisasi metode HTST (High Temperature Short Time). Pada proses ini produk disterilisasikan dengan pemanasan hingga mencapai suhu 140 - 145 ˚C selama 4 detik. Proses ini membunuh mikro organisme dalam susu sehingga aman untuk dikonsumsi. Produk pun menjadi awet dan tahan lama disimpan di suhu ruang, meskipun tanpa bahan pengawet. Menurut Departemen Kesehatan, Dirjen Pengawasan Obat dan makanan tahun 1998, susu kotak UHT plain harus memiliki kadar lemak minimal 3% dan padatan susu bukan lemak minimal 8%. Sedangkan produk susu UHT beraroma selayaknya memiliki kandungan lemak minimal 2% dan padatan susu tanpa lemak minimal 8%. Menurut (Standar Nasional Indonesia 01-3950-1998) susu UHT dibagi menjadi 2 yaitu susu UHT tawar dan susu UHT yang diberi penyedap rasa. Pengolahan di pabrik untuk mengkonversi susu segar menjadi susu UHT juga harus dilakukan dengan sanitasi yang maksimum yaitu dengan menggunakan alat-alat yang steril dan meminimumkan kontak dengan tangan. Seluruh proses pengolahan susu dilakukan secara aseptik. (Astawan, 2005) 3.3 Proses Pembuatan Susu UHT (Ultra High Temperature) Susu cair segar UHT dibuat dari susu cair segar yang diolah menggunakan pemanasan dengan suhu tinggi dan dalam waktu yang sangat singkat untuk membunuh seluruh mikroba, sehingga memiliki mutu yang sangat baik. Secara kesuluruhan faktor utama penentu mutu susu UHT adalah bahan baku, proses pengolahan dan pengemasannya. Bahan baku susu UHT cair segar adalah susu segar yang memiliki mutu tinggi terutama dalam komposisi gizi. Hal ini didukung oleh perlakuan pra panen hingga pasca panen yang terintegrasi. Pakan sapi harus diatur agar bermutu baik dan mengandung zatzat gizi yang memadai, bebas dari antibiotika dan bahan-bahan toksis
lainnya. Dengan demikian, sapi perah akan menghasilkan susu dengan komposisi gizi yang baik. Mutu susu segar juga harus didukung oleh cara pemerahan yang benar termasuk di dalamnya adalah pencegahan kontaminasi fisik dan mikrobiologis dengan sanitasi alat pemerah dan sanitasi pekerja. Susu segar yang baru diperah harus diberli perlakuan dingin termasuk transportasi susu menuju pabrik. Pengolahan di pabrik untuk mengkonversi susu segar menjadi susu UHT juga harus dilakukan dengan sanitasi yang maksimum yaitu dengan menggunakan alat-alat yang steril dan meminimumkan kontak dengan tangan. Seluruhproses dilakukan secara aseptik. Susu UHT dikemas secara higienis dengan menggunakan kemasan aseptik multilapis berteknologi canggih, Kemasan multilapis ini kedap udara sehingga bakteri pun tak dapat masuk ke dalamnya. Karena bebas bakteriperusak minuman, maka susu UHT pun tetap segar dan aman untuk dikonsumsi. Selain itu kemasan multilapis susu UHT ini juga kedap cahaya sehingga cahaya ultra violet tak akan mampu menembusnya dengan terlindungnya dari sinar ultra violet maka kesegaran susu UHT pun akan tetap terjaga. Setiap kemasan aseptik multilapis susu UHT disterilisasi satu per satu secara otomatis sebelum diisi dengan susu. Proses tersebut secara otomatis dilakukan hampir tanpa adanya campur tangan manusia sehingga menjamin produk yang sangat higienis dan memenuhi standar kesehatan internasional. 3.4 Syarat Mutu Susu UHT Berikut adalah syarat mutu susu UHT yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Tabel 1. Spesifikasi Persyaratan Mutu Susu UHT (Standar Nasional Indonesia 013950-1998) Keterangan
: A : Susu UHT tawar B : Susu UHT yang diberi penyedap rasa
1
Sumber: Badan Standardisasi Nasional (1998)
Tabel 1 Spesifikasi Persyaratan Mutu
BAB IV PENUTUP Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ini dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar apabila ada kerjasama yang baik, serta saling mendukung antara Perguruan Tinggi (Program Diploma IPB) dengan Pihak Industri terkait (PT Indolakto, Jakarta). Pengajuan judul proposal ini tidak mengikat dan dapat disesuaikan dengan kondisi di lapangan serta seizin perusahaan. Pelaksanaan PKL ini diharapkan juga dapat menghasilkan masukan-masukan positif baik bagi pihak Perguruan Tinggi maupun pihak industri terkait ( PT Indolakto, Jakarta)
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional-BSN, SNI 01-3950-1998 - Susu UHT (Ultra High Temperature), Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional –BSN, SNI 9000:2001- Sistem Manajemen Mutu Soekarto, S. T. 1990. Dasar-dasar Pengawasan dan Standarisasi Mutu Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Saleh, Eniza. 2004. Teknologi Pengolahan Susu dan Hasil Ikutan Ternak. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Deviyanti C. 2008. Penerapan Teknik Perbaikan Mutu dalam Mengatasi Defect pada Donelly JH, Gibson JL, and Ivancevich JM. 1987. Fundamentals of Managements. Texas: Bisnis publication, INC. Astawan, M, (2005), “Proses UHT : Upaya Penyelamatan Gizi Pada Susu”, waspada online, dalam www.waspada.co.id/serba_serbi/kesehatan/artikel.php?article_id=61177, dikunjungi : 20 September 2006
LAMPIRAN
Lampiran 1. Sejarah Perusahaan PT Indolakto PT. Australia Indonesian Milk Industries (PT. INDOMILK) didirikan pada tahun 1967 sebagai perwujudan penanaman modal asing dan pelopor dalam pembuatan susu yaitu susu kental manis secara modern di Indonesia. Bersama dengan 200 karyawan, pengembangan produk dan usaha terus dilakukan hingga diluncurkan produk lainnya seperti susu pasteurisasi merk INDOMILK pada tahun 1970 , produk mentega dengan merk ORCHID BUTTER dan untuk merk Golden Churn pada tahun 1971, produk es krim untuk merk Peter Ice Cream pada tahun 1972, serta susu bubuk INDOMILK yang diproduksi dengan sistem toll manufacturing pada tahun 1985. Pada tahun 1986 PT. INDOMILK memperoleh status PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) setelah terjadinya alih teknologi dan permodalan. Produk berikutnya yang diluncurkan setelah perubahan status ini adalah susu kental manis CAP ENAAK. Tahun 1988 susu kental manis produksi INDOMILK telah diimpor oleh berbagai negara seperti Malaysia, Singapura, Bangladesh, Vietnam, Myanmar, Taiwan, Timur Tengah, Afrika dan Amerika Latin. Sejalan dengan perkembangan usaha, INDOMILK Dairy Group telah melahirkan beberapa perusahaan dengan produknya masing-masing bersama dengan 2.651 karyawan. Hingga tahun 2008, INDOMILK Dairy Group telah menaungi beberapa anak perusahaan dan berbagai produk susu sebagai berikut: INDOMILK Dairy Group 1. PT. Australia Indonesian Milk Industries ( PT. INDOMILK ) •
Susu Pasteurisasi
•
Susu Kental Manis
•
Mentega
•
Susu Cair Steril
2. PT. Indomurni Dairy Industries
•
Susu Pasteurisasi
•
Set Yoghurt dan Yoghurt Drink
•
Susu Cair Steril
3. PT. Ultrindo •
Susu Bubuk
4. PT. INDOLAKTO •
Susu Kental Manis
•
Susu Ultra High Temperature
5. PT. Indoeskrim •
Es krim
6. PT. Alam Sumbervita •
Distributor untuk Produk yang memerlukan pendingin
Saat ini produk-produk tersebut sudah diekspor ke: Singapura, Kamboja, Brunei Darussalam, Philipina, Hongkong, Taiwan, Jepang, Korea, Fiji, Nauru, Tonga, Solomon, Samoa, Vanuatu, Papua Nugini, New Zealand, Timor Leste, Cameroon, Malawi, Moroni, Maladewa. Untuk memperkuat sinergi dalam badan perusahaan, maka pada bulan April 2008 dilakukan merger terhadap PT. Australia Indonesian Milk Industries (PT. INDOMILK), PT. Indomurni Dairy Industries, PT. Ultrindo, PT. INDOLAKTO dan PT. Indoeskrim ke dalam satu payung usaha, yaitu PT. INDOLAKTO.
Lampiran 2. Biodata Diri Mahasiswa Nama Lengkap
: Dyah Ayu Pitaloka
Tempat dan Tanggal Lahir
: Jakarta,16 Februari 1995
Jenis Kelamin/Status
: Perempuan/Belum Menikah
Agama
: Islam
Alamat Orang Tua
: Jalan Manunggal Gang Kemuning III No. 29 RT/RW 10/02, Kelurahan Kelapa Dua Wetan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, 13730, DKI Jakarta
Alamat di Bogor
: Jalan Malabar Ujung No. 41 RT/RW 03/02, Kelurahan Tegal leg, Kecamatan Bogor Tengah 16127, Bogor, Jawa Barat.
Pendidikan
: Supervisor
Jaminan
Mutu
Pangan
Program
Diploma Institut Pertanian Bogor. No. HP
: 085777223612
Email
:
[email protected]
Latar Belakang Pendidikan: 1. Program Keahlian Supervisor Jaminan Mutu Pangan, Program Diploma IPB (in progress) 2. SMA Negeri 58 Jakarta (2009 - 2012) 3. SMP Negeri 9 Jakarta (2006 - 2009) 4. SD Negeri 03 Kelapa Dua Wetan (2000 - 2006) 5. TK Rose (1999 – 2000) Pengalaman Seminar dan Pelatihan : 1.
Seminar Pangan dan Gizi tentang Flavor for Health and Wellness Product (2013).
2. Seminar ASTRA Internasional dengan tema “Kondisi Dunia Kerja Saat ini dan Persiapan Diri Memasuki Dunia Kerja”. (2012) 3. Seminar mengenai “Analisis Mengenai Dampak Lingkungan” (2012) Pengalaman Organisasi 1. Ekstrakulikuler Wartawan Siawa SMP Negeri 9 Jakarta, sebagai anggota (2006-2008) 2. Ekstrakulikuler Fifty Eight Traditional Dance SMA Negeri 58 Jakarta (20092010) 3. Panitia MPKMB (Masa Perkenalan Kampus Mahasiswa Baru) Program Diploma, Institut Pertanian Bogor Angkatan 50, sebagai PJPK (Penanggung Jawab Program Keahlian) (2013)
Lampiran 3. Matriks dan Rencana Kegiatan Tabel 1. Matriks dan Rencana Kegiatan PKL di PT Ultrajaya Milk Industry periode Februari – Mei 2015
No 1.
Rencana Kerja Penyelesaian administrasi, perkenalan
2.
staf dan lingkungan. Mengikuti kegiatan
3.
proses produksi. Mengikuti kegiatan pengawasan mutu susu
4.
UHT Konsultasi dengan
5.
pembimbing lapang. Konsultasi dengan dosen
6. 7.
pembimbing. Pengolahan data. Studi pustaka dan
8.
penyusunan draft laporan. Presentasi di industri
9.
tentang hasil PKL. Penyelesaian administrasi dan penyerahan draft laporan.
Februari 3 4
1
Maret 2 3
4
1
April 2 3
4
1
Mei 2
3
Lampiran 4. Format Laporan KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Waktu dan Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan D. Metode Ppraktik Kerja Lapangan BAB II. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan B.Visi dan Misi Perusahaan C.Lokasi dan Tata Letak Perusahaan D.Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan E. Produk - produk PT Indolakto BAB III. KEGIATAN PRODUKSI SUSU UHT A. Bahan Baku B. Proses Pengolahan C. Proses Aseptis D. Proses Penggudangan dan distribusi D. Penanganan Limbah BAB IV. KESIMPULAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Lampiran 5. Mata Kuliah Program Keahlian Supervisor Jaminan Mutu Pangan Tabel 2. Mata Kuliah Semester 1 No
Mata kuliah
1 2 3 4 5 6 7 8
Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Biologi Fisika Aplikasi Komputer Pengantar Teknologi Pangan Pengantar Ilmu Gizi Kimia dasar Jumlah Tabel 3. Mata Kuliah Semester 2 No
Mata kuliah
1 2 3 4 5 6 7 8
Pengantar Agroindustri Keselamatan dan Kesehatan Kerja Analisis Organoleptik Mikrobiologi Pangan Mutu Pangan Kimia Pangan Pengemasan Pangan Pengenalan Proses dan Peralatan Industri Pangan Jumlah Tabel 4. Mata Kuliah Semester 3 No
1 2 3 4 5 6 7
Mata kuliah Pendidikan Agama Kewirausahaan Analisis Mutu Mikrobiologi Pangan Penyusunan Kelayakan Industri Pangan Sanitasi dan Higiene Teknologi Pengolahan Pangan Nabati Analisis Mutu Kimiawi Pangan Jumlah
SKS 3(2-1) 3(1-2) 3(1-2) 3(2-1) 3(1-2) 2(2-0) 3(1-2) 3(1-2) 23(11-12) SKS 2(2-0) 2(1-1) 3(1-2) 3(1-2) 3(1-2) 3(2-1) 3(1-2) 3(1-2) 22(10-12) SKS 2(2-0) 3(1-2) 2(0-2) 2(0-2) 3(1-2) 4(2-2) 4(2-2) 20(8-12)
Tabel 5. Mata Kuliah Semester 4 No 1 2 3 4 5
Mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Metode Inspeksi Pangan Teknologi Suplementasi dan Fortifikasi Metode Pelaporan Teknologi Fermentasi
SKS 3(2-1) 2(1-1) 2(0-2) 2(0-2) 3(1-2)
6 7
Manajemen Laboratorium Mutu Pangan Teknologi Pengolahan Pangan Hewani Jumlah Tabel 6. Mata Kuliah Semester 5 No
Mata kuliah
1 2 3 4 5 6
Aplikasi HACCP dan Keamanan Pangan Pengelolaan Data Mutu Pangan Pemasaran dan Riset Pasar Perencanaan Produksi Industri Pangan Penanganan Limbah Industri Pangan Pengembangan dan Pemasaran Produk Baru Jumlah Tabel 7. Mata Kuliah Semester 6 No 1 2
Mata kuliah Seminar Tugas Akhir
3(1-2) 4(1-3) 19(6-13) SKS 3(1-2) 3(1-2) 3(1-2) 3(1-2) 3(1-2) 4(1-3) 19(6-13) SKS
Jumlah
1(0-1) 7(0-7) 8(0-8)
Total SKS
111 (41-70)