Proposal Pengajuan Maket Bangunan dan Perkandangan ”Kelinci”
Disusun oleh: Kelas C Zaini Mubarok Lisda Nora Eka Elfrida M Delliana Rahardjo P Martina Krismonika
200110150014 200110150097 200110150180 200110150250 200110150268
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN SUMEDANG 2017
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Judul
“Budidaya Kelinci Fancy untuk Memenuhi Permintaan Pasar di Kabupaten Sumedang” 1.2
Latar Belakang
Kelinci fancy adalah salah satu hewan ternak yang mulai digemari dan dikenal oleh masyarakat, seperti kelinci Tan. Kelinci jenis ini memiliki perawakan lebih kecil dan kompak, berwarna emas gelap/coklat kemerah-merahan di sekitar mata, leher, telinga, dagu, dada hingga kebagian bawah perut dari jenis umumnya dengan berat rata-rata 2-3 kg. Kelinci ini dikenal dengan jinak dan produktif. Induk Tan biasanya selalu menghasilkan anak yang banyak di setipa kelahiran, dan sangat pandai merawat anak-anaknya. Penanganannyajuga lebih mudah dibandingkan dengan kelinci fancy jenis Dwarf Hotot dan America Chinchilla. Di Indonesia sendiri, kelinci bisa dijumpai mulai dari tepi pantai sampai pegunungan. Ide untuk membudiyakan kelinci ini muncul ketika kami melaksanakan tugas kuliah Bangunan dan Peralatan kandang di kandang kelinci salah satu UKM kandang Fapet Unpad dan berbincang dengan beberapa senior di kandang tentang kebutuhan tentang kebutuhan dan peluang usaha yang masih terbuka lebar di pasar tersebut. Jika dilihat dari segi ekonomi, daging kelinci lebih mahal jika dibandingkan dengan daging ayam yaitu berkisar antara 45-65 ribu. Harga ini bahkan hampir mendekati daging kambing yaitu 70- an ribu, bahkan jika diamati, apabila kita melakuakan perawatan dan pemeliharaan kelinci ini dengan benar, maka akan lebih menguntungkan dibanding usaha di bidang ternak lainnya. Kelinci mengkonsumsi rumput lebih sedikit usia panen yang lebih singkat yaitu 7-9 bulan.
1.3
Tujuan
1.
Memenuhi kekurangan stok kelinci fancy di Jatinangor.
2.
Membantu memenuhi permintaan konsumen dalam penyediaan kelinci fancy
3.
Memperkenalkan dan membantu masyarakat dalam pemeliharaan kelinci dengancara yang baik dan benar
BAB II PROFIL PERUSAHAAN
2.1
Nama Usaha
“Budidaya Kelinci Fancy Guna Memenuhi Permintaan Pasar Di Kabupaten Sumedang” 2.2
Jenis Usaha
Usaha ini bergerak pada bidang peternakan. 2.3
Badan Usaha
Usaha skala kecil (rumahan) 2.4
Lokasi
Jalan Raya Jatinangor No. 159 RT 02/03, Desa Cikeruh, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, 45363 (Belakang Ponpes)
III STRUKTUR ORGANISASI
1.
2.
3.
4.
5.
Nama
: Zaini Mubarok
NPM
: 200110150014
Jabatan
: Ketua Pelaksana
Nama
:
Eka Elfrida
NPM
:
200110150180
Jabatan
:
Anggota
Nama
:
Lisda Nora
NPM
:
200110150097
Jabatan
:
Anggota
Nama
:
Delliana R.P.
NPM
:
200110150250
Jabatan
:
Anggota
.Nama
:
Martina Krismonika
NPM
:
200110150268
Jabatan
:
Anggota
BAB IV RANCANGAN KEUANGAN
A. BIAYA
1.
Biaya Investasi Awal Nama
Jumlah
Harga Satuan
Total Harga
Lahan
-
-
-
Perijinan
-
Rp 200.000
Rp 200.000
Kandang besar
3
Rp 700.000
Rp 2.100.000
Indukan betina
10
Rp 400.000
Rp 4.000.000
Indukan jantan
2
Rp 350.000
Rp 700.000
Tempat minum
30
Rp
8.000
Rp 240.000
Sabit
2
Rp 50.000
Rp. 100.000
Karung
5
Rp
Rp
Penerangan
30
Rp 20.000
Rp 600.000
Sprayer
3
Rp 15.000
Rp 450.000
Sapu
2
Rp
5.000
Rp
10.000
Serok
2
Rp
5.000
Rp
10.000
Sekop
1
Rp 50.000
Rp
50.000
Ember
3
Rp 15.000
Rp
45.000
Jumlah
2.000
10.000
Rp 8.515.000
Karena usaha yang didirikan berupa ternak dan tidak berupa home industri maka perijinan yang perlu dilakukan yaitu kepada pihak kelurahaan dan warga yang berada pada linkungan peternakan saja.
2.
Biaya Operasional/ Bulan Nama
Jumlah
Harga Satuan
Total Harga
Karywan
1
Rp 15.000
Rp 450.000
Pelet
3
Rp 200.000
Rp 600.000
Obat dan Suplemen
4
Rp 15.000
Rp
Jumlah
60.000
Rp 1.110.000
Biaya operasional tersebut adalah biaya rata- rata yang telah kami hitung dengan akumulasi perhitungan selama 10 bulan, dimana pada bulan ini kami sudah bisa melakukan proses panen atau penjualan. Dengan rata- rata tersebut kami mengusulkan dana sampai 10 bulan yaitu:Rp 1.110.000 x 10 = Rp 11.100.000
3.
BIAYA LAIN-LAIN Biaya ini kami gunakan apabila terjadi hal yang tak terduga atau kemutuhan mendadak seperti jika ada kelinci yang tiba-tiba sakit dll. Biaya yang kami proyeksikan untuk ini perbulannya adalan Rp 150.000.
B. SUMBER MODAL
Modal keseluruhan untuk memulai usaha sampai pada panen pertama atau sekitar 10 bulan yaitu sebagai berikut: Biaya Investasi
:
Rp 8.535.000
Biaya perawatan
:
Rp 11.100.000
Biaya lain-lain
:
Rp 1.500.000
+
Rp 21.135.000
Modal awal yang kami miliki adalah berupa investasi Lahan guna pendirian peternakan dan modal uang sebesar Rp 7.500.000. Maka kekurangan modal yang kami butuhkan untuk mendirikan usaha ini adalah Rp 21.135.000 – Rp 7.500.000 = Rp 13.635.000 atau kami bulatkan menjadi Rp 14.000.000,-
C. ESTIMASI BEP
Dari penjelasan dan rincisn biaya yang telah kami sediakan sebelumnya, perlu kami jelskan bahwa modal usaha tersebut kami gunakan untuk menjalankan usaha dengan proyeksi 10 bulan. Pada bulan pertama kelinci pada tahap pengenalan linkunagan baru, pada akhir bulan pertama sampai bulan kedua melalui proses perkawinan dan masa mengandung, dan pada bulan 3-10 adalah fase perawatan dan perkawinan ke- 2 di sekitar bulan 6. Pada bulan ke- 10, kelinci sudah memasuki masa panen pertama den gan asumsi hidup 5 anak/ indukan dengan berat rata-rata 4 kg. Jumlah kelinci yang siap jual dallah 50 ekor, namun dikurangin 5 ekor demi penambahan indukan berkualitas. Harga yang kami berikan kepada para tengkilak adalah harga standar yaitu Rp 50.000 per- kg untuk berat hidup. Maka pendapatan yang diperoleh pada bulan ke- 10 adalah: 45 ekor x 4 kg x Rp 50.000 = Rp 9.000.000 Untuk mencapai titik impas usaha yaitu sekitar Rp 21.500.000,- maka dibutuhkan rician yang dimulai dari bulan ke- 10 dimana asumsi semua modal awal telah digunakan; 1.
Pemasukan Panen bulan ke- 10
: Rp 9.000.000
Panen bulan ke- 14
: Rp 9.000.000
Panen bulan ke- 18
: Rp 9.000.000
Panen bulan ke- 22
: Rp 13.500.000
+ Rp 40.500.000
2.
pengeluaran B. perawatan bulan ke- 11-14
: Rp 4.440.000
B. perawatan bulan ke- 15-18
: Rp 6.000.000
B. perawatan bulan ke- 19-22
: Rp 6.000.000
B. lain-lain bulan 11-22
: Rp 1.800.000
Jumlah
:Rp18.240.000
Rp 22.260.000
Jika dilihat dari modal awal yaitu Rp 21.315.000 maka dengan perhitung yang telah kita lakukan, BEP (break even poin) bisa kita dapatkan pada panen yang ke-4 atau sekitar bulan ke- 22 dihitung dari pendiriam usaha dengan pendapatan Rp
22.260.000. dan jika dilihat dari jumlah indukan yang bertambah dari 10 ekor menjadi 25 ekor, dimana penambahan indukan diambial pada setiap panen dilakukan. Maka pendapatan setelah bulan ke- 22 dipastikan pendapatan kotor bisa mencapai lebih dari 15-an juta lebih untuk setiap kali panen.