Bidang Ilmu: Rekayasa Pertambangan USULAN PENELITIAN DOSEN PEMULA
Karakteristik Limbah Pengolahan Emas terkait potensi Air Asam Tambang pad a Kelurahan Poboya, Kecamatan Mantikulore, Kabupaten Donggala Palu, Provinsi Sulawesi Tengah TIM PENGUSUL Ketua : Ir. Firman Nullah Yusf. S.T., MT.IPP Anggota : Ir. Arif Nurwaskito. S.T., M.Si. IPP
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA April 2017
1
(0930048703) (0928078602)
HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN DOSEN PEMULA
: Karakteristik Limbah Pengolahan Emas terkait potensi Air Asam Tambang pada Kelurahan Poboya, Kecamatan Mantikulore, Kabupaten Donggala Palu, Provinsi Sulawesi Tengah. 2. Bidang Ilmu : Lingkungan Pertambangan 3. Ketua Peneliti : a. Nama Lengkap : Ir.Firman Nullah Yusuf. ST. MT.IPP b. Jenis Kelamin : Laki-Laki c. NIDN : 0912068403 d. Bidang Keahlian : Lingkungan Pertambangan e. Pangkat/Golongan : NJF f. Jabatan : Dosen g. Fakultas/Jurusan : Fakultas Teknologi Industri/T. Pertambangan h. Alamat : Jl. Urip Sumoharjo Km.5 Makassar i. Telpon/Faks/E-mail : ............................................................ j. Alamat Rumah : Jl. Banta-Bantaeng III No. 6 Makassar k. Telpon/Faks/E-mail:081 242 616 910 4. Jumlah Anggota Peneliti: 2 (dua) orang a. Nama Anggota I : Ir. Arif Nurwaskito. S.T., M.Si., IPP b. Nama Anggota 2 : Andi 5. Lokasi Penelitian : Kabupaten Donggala Palu, Sulawesi Tengah. 6. Jumlah Biaya Penelitian yang Diterima : Rp 9.660.000 1. Judul Penelitian
Makassar, 28 April 2017 Mengetahui, Dekan FTI – UMI
Ketua Peneliti,
Ir. H. Zakir Sabara HW, ST., MT IPM., ASEAN.Eng NIPS. 109 00 0728
Ir. Firman Nullah Yusuf. ST., MT.IPP NIPS. 109 10 1032
Menyetujui, Ketua LP2S UMI
Prof. Dr. H. Hambali Thalib, SH., MH NIP. 195503131981111001
2
3
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL .................................................. ..........................
i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................... ..................
ii
DAFTAR ISI ............................................... .............................................
iii
RINGKASAN.............................................. .............................................
iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang ................................................ .................................... 1.2.Rumusan Masalah……………………………………………………
1 2
1.3.Tujuan Penelitian ................................................................................
2
1.4.Maksud dan Tujuan Penelitian..………………………………………
3
1.5.Manfaat Penelitian..………………………………………………….
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Geologi Regional Daerah Penelitian .................................................
4
2.2. Genesa bijih Emas ................................................... ..........................
5
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................
10
3.2. Alat dan Bahan ............................................. ....................................
10
3.3. Bahan Baku Uji ............................................. ....................................
10
3.4. Prosedur Penelitian............................................................. ................
10
BAB IV BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
4.1. Anggaran Biaya ................................................................................
14
4.2. Jadwal Penelitian ..............................................................................
14
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................
15
LAMPIRAN
4
RINGKASAN Ir. Firman Nullah Yusuf. ST. MT.IPP dan Ir. Arif Nurwaskito. S.T., M.Si., IPP “Karakteristik Limbah Pengolahan Emas terkait potensi Air Asam Tambang pada Kelurahan Poboya, Kecamatan Mantikulore, Kabupaten Donggala Palu, Provinsi Sulawesi Tengah.”. Pertambangan rakyat poboya merupakan salah satu usaha pertambangan yang dilakukan oleh masyarakat setempat secara kecil-kecilan dan gotong royong dengan menggunakan alat-alat yang sederhana. Emas adalah mineral logam mulia memiliki warna khas kuning, berat, bersifat lembek, mengkilap, serta malleable . Logam ini banyak terdapat pada serbuk bebatuan dan deposit alluvial. Berwarna cokelat kemerahan jika dalam bentuk bubuk. Kekerasan berkisar 2,5-3 (skala mohs). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi AAT (Air Asam Tambang) dari proses pengolahan emas pada pertambangan tanpa izin (PETI) di Poboya. Metode penelitian menggunakan metode observasional yaitu data sekunder dan primer, Pengujian sifat fisika, kimia dan mineralogi terhadap limbah p e n g o l a h a n emas yang diperoleh. Selanjutnya, dilakukan proses analisis terkait potensi air asam tambang dari pengolahan limbah emas. Setelah proses analisis maka dilakukan perampungan laporan dan disesuaikan format penulisan karya ilmiah untuk dimasukkan ke jurnal Geomine Teknik Pertambangan FTIUMI.
Kata Kunci:Emas, Air Asam Tambang, Pengolahan PETI.
5
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Pertambangan emas tradisional merupakan salah satu kegiatan ekonomi mas yarakat di mana para penambang memperoleh penghasilan yang cukup dari aktifitas tersebut. Di pihak lain, kegiatan pertambangan ini berpotensi mencemari lokasi dan lingkungan sekitarnya karena penerapan teknologi yang sederhana Emas merupakan logam mulia dan merupakan salah satu bahan galian yang masih sangat diminati sampai saat ini. Kebutuhan akan logam ini meningkat setiap waktu walaupun harganya kadang-kadang berfluktuasi. Sehubungan dengan hal ini; banyak lembaga riset, baik nasional maupun swasta, yang melakukan pengembangan metode ekstraksi logam ini yang dapat menghasilkan ekstraksi optimum dan ramah lingkungan. seperti penggunaan merkuri sebagai pengikat unsur emas dalam proses amalgamasi. Pencemaran tersebut terjadi ketika sebagian merkuri yang digunakan sebagai bahan pengikat unsur emas, terbuang bersama air limbah pencucian ke lokasi pembuangan baik di tanah maupun di air sungai. Untung dan Achmad (1999) mengemukakan bahwa air limbah dari penirisan tambang emas bersifat asam dan mengandung logam berat. Sejauh ini, proses ekstraksi emas masih didominasi oleh amalgamasi dan sianidasi. Dari kedua proses tersebut, kegiatan ekstraksi emas rakyat umumnya menggunakan air raksa. Cara ini dimulai dengan proses peremukan bijih wantah yang dilanjutkan dengan memasukkan remukan bijih tersebut bersama dengan air raksa dan air ke dalam gelundung. Proses agitasi gelundung menghasilkan amalgam yang dapat dipisahkan dari ampas atau limbahnya.
Dari hasil penggelundungan tersebut emas tidak seluruhnya terubah
menjadi amalgam tetapi sebagian lolos ke dalam limbah pengolahan bersama dengan air raksa, terutama yang berukuran halus.
Mengacu kepada hal tersebut, limbah hasil
pengolahan emas menarik untuk diteliti baik karakter mineralogi maupun sifat fisika-kimia lainnya sehingga dapat dievaluasi faktor apa yang menyebabkan hasil pengolahan emas
6
tersebut tidak optimal dan dapat berpotensi air asam tambang.
Diharapkan dari hasil
evaluasi tersebut dapat memperbaiki kinerja pengolahan emas sehingga diperoleh hasil seperti yang diharapkan, selain itu faktor bahan baku (bijih emas) yang akan diolah juga perlu diteliti sebagai data pembanding terhadap data yang dieperoleh dari pengujian limbah pengolahan emas. Pertambangan emas tanpa izin (PETI) yang menggunakan air raksa di daerah poboya kecamatan Mantikulore, Kelurahan Poboya, Kota Palu. Bijih emas yang diolah berasal dari bijih sulfidis sedangkan daerah poboya kecamatan Mantikulore, Kelurahan Poboya, Kota Palu berupa endapan sulfidis dan (kebanyakan) oksidis, namun karena keterbatasan pengetahuan dan teknologi sering kali menyebabkan perolehan mereka rendah. Terkait dengan rendahnya perolehan emas tersebut perlu dicari faktor penyebabnya. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan karakterisasi mineralogi, sifat fisika dan kimia pada limbah pengolahan emas. Limbah pengolahan emas dengan cara ini juga menarik untuk dikaji untuk mengetahui sejauh mana karakter mineralogi, fisika dan kimia berpengaruh terhadap proses.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, percontoh uji untuk
penelitian ini akan diambil dari daerah daerah poboya kecamatan Mantikulore, Kelurahan Poboya, Kota Palu. 1.2.
Rumusan Masalah
Dari Uraian di atas maka diperoleh rumusan masa lah sebagai berikut : 1.
Karakteristik limbah pengolahan emas yang terdapat daerah penelitian ?
2.
Karakteristik mineral yang berpotensi Air Asam Tambang pada daerah penelitian ?
1.3
Maksud Dan Tujuan Penelitian
Maksud dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi air asam tambang dari pengolahan emas di daerah poboya kecamatan Mantikulore,
7
Kelurahan Poboya, Kota Palu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakter limbah pengolahan emas, baik dari sifat mineralogi, fisika maupun kimianya.
1.4
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini antara lain : 1. Memberikan informasi awal tentang karakteristik serta mineralogi limbah pengolahan emas (tailing) daerah penelitian 2. Sebagai data awal terkait potensi Air Asam Tambang 3. Sebagai acuan dalam memilih metode pengolahan emas yang tepat dan efisien.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.2.
Geologi Regional Daerah Penelitian
Pulau Sulawesi berdasarkan litotektonik dibagi menjadi tiga busur yakni: magmatik dibagian barat, malihan dibagian tengah dan ofiolit dibagian timur (Van Leeuwen, 1994). Busur magmatik dibagi menjadi dua, yaitu utara dan barat. Magmatik bagian utara memiliki batuan yang bersifat riodasitik sampai andesitic, terbentuk pada Miosen-Resen dengan batuan dasar basaltik yang terbentuk pada Eosen-Oligosen. Sedangkan burusmagmatik bagian barat mempunyai batuan penyusun lebih bersifat kontinen yang terdiri atas batuan gunung api-sedimen berumur kapur. Batuan tersebut diterobos granitoid bersusunan terutama granodioritik sampai granitik yang berupa batolit, stok dan retas. Lokasi Kontrak Karya PT. Citra Palu Minerals berada pada busur magmatik bagian barat yang telah diketahui di jumpai endapan epitermal Au-Ag dan porfiri Mo. Daerah Poboya menurut peta geologi regional lembar Palu (Sukamto, 1973) ditempati oleh formasi batuan Formasi Toboli, Formasi High K-Diorite, Syenite dan Endapan Molasse. Hubungan tiap formasi menunjukkan ketidakselarasan antara formasi Toboli metamorfik, High K – Diorite dan Syenite dan Molasse. Poboya terletak di sisi timur dari cekungan utama (major pull apart basin ) berada di dalam koridor struktur Toboli Metamorfik berarah Barat laut-Tenggara kearah Timur dari sesar Palu Koro. Sesar Palu Koro berarah Barat laut-Tenggara
dan
bergerak
secara mendatar
(strike/slip sinister )
diinterprestasikan sebagai pembentuk struktur batuan pembawa mineralisasi dan memberikan peranan dalam pembentukan sesar-sesar kecil dan sekitarnya, yang sebagian menjadi peranan dalam pembentukan sesar-sesar kecil dan sekitarnya, yang sebagian menjadi cebakan mineralisasi Au-Ag. Pembentukan struktur di prospek Poboya yang termineralisasi pada umumnya berarah Utara-Barat laut searah dengan arah sesar utama Palu Koro dengan kemiringan yang cukup landai kearah barat daya. Urutan batuan di prospek Poboya dari paling tua dimulai dari batuan metamorfik-
9
sekis dan metamorfik-gneis yang merupakan bagian dari Formasi Toboli yang memiliki geologi berumur kapur. Intrusi monzonit, granodiorit dan porfirifeldspar sebagai bagian dari formasi High K-Diorite dan Syenite berumur Miosen Tengah-Oligosenatas menerobos batuan sekis dan gneis. Fase terakhir adalah pengendapan molase yang dilanjutkan endapan alluvial. Molase merupakan satuan batuan penutup (Cover Rock ) berumur Recent menutupi sebagian dari kompleks batuan formasi Toboli dan High K-Diorite dan Syenite Interpretasi penyebaran batuan hasil pemetaan di prospek Poboya (Kusumanto, D., dkk, 2015).
2.3 Genesa bijih Emas
Magma merupakan larutan silikat panas yang mengandung oksida, sulfida dan zatzat mudah menguap (volatile) yang terdiri dari air, CO2, S, Chlorin, Fluorin dan Boron yang dikeluarkan ketika pembekuan magma terjadi (Hentu, 2014). Emas pembentukannya berhubungan dengan naiknya larutan sisa magma ke atas permukaan yang dikenal dengan istilah larutan hidrotermal. Suatu cebakan bijih hasil proses hidrotermal dalam pembentukannya harus melalui tiga proses yang meliputi proses differensiasi, migrasi dan akumulasi (pengendapan). Proses differensiasi berlangsung pada magma sehingga dari suatu sumber magma akan terbentuk berbagai macam mineral-mineral baru. Proses differensiasi ini dapat diakibatkan oleh: a. Kristalisasi b. Gravitasi c. Pemisahan cairan d. Assimilasi Melalui differensiasi unsur-unsur magma mengalami perubahan dan membentuk endapan mineral sulfida dan oksida magmatik yang biasanya tersebar. Sebelum kristalisasi berakhir seluruh cairan sisa akan ditekan keluar membentuk pegmatite, dan kemudian apabila pemadatan telah atau hampir sempurna, akan terbentuk larutan sisa magma yang mudah bergerak (larutan hydrothermal ).
10
Larutan hydrothermal tersebut naik ke atas permukaan melalui zona struktur seperti patahan, sesar, rekahan maupun kontak litologi, yang kemudian bercampur dengan air meteorik sehingga mengalami proses pendinginan yang akan membentuk urat-urat (vein) yang bentuknya tergantung dari rongga yang dihasilkan oleh struktur. Selama terjadi proses ini batuan yang diterobos akan mengalami ubahan (alterasi) yang diikuti oleh perubahan sifat fisik dan komposisi kimia. Perubahan meliputi: perubahan warna, porositas dan tekstur. Zona alterasi sendiri terdiri dari: a. Zona silisifikasi Zona ini biasanya sangat keras, banyak mengandung kuarsa berukuran kriptokristalin, berwarna putih agak bening, mineral pengikutnya saponit, khlorit, anhidrit, gypsum dan andalusit. b. Zona argilik Dicirikan oleh kehadiran mineral lempung (kaolinit), pirit (FeS2), kalkopirit, kuarsa selalu hadir dan biasanya terbentuk di dekat vein. Warnanya putih-kuning muda kecoklatan, permeabilitas cukup besar, jika di pegang agak lunak. c. Zona potasik Terbentuk karena adanya penambahan unsur Fe dan Mg yang diikuti oleh adanya sulfida dengan kadar rendah. d. Zona propilit Zona terluar dari sistem hydrothermal, warnanya hijau dan cukup keras, dengan mineral pengikutnya klorit, epidot, kalsit, pirit, sedangkan mineral bijih yang sering terkandung adalah galena, sphalerit sinabar. Sistem hydrothermal berdasarkan tingkat kedalaman, tekanan dan temperaturnya, dikelompokkan menjadi 3 sistem, yaitu: a. Hypothermal b. Mesothermal c. Epithermal
Endapan emas epithermal merupakan endapan hydrothermal yang terbentuk pada temperatur rendah (50 0-300oC) pada kedalaman antara 0-1000m (Hedenquist, 1985).
11
Ditinjau dari macam batuan yang ditempatinya (host rock ), dibagi menjadi Batuan vulkanik dan Batuan sedimen Daerah pengendapan yang luas nilainya tidak terlalu ekonomis, endapan ekonomis emas hanya dapat terbentuk melalui beberapa mekanisme yang menyebabkan peningkatan pengendapan dan pengkonsentrasian dalam suatu wilayah yang terbatas mengingat kandungan emas yang sangat kecil. Ada beberapa tahapan yang memungkinkan hal ini dapat terjadi: a. Pendinginan b. Interaksi air dengan batuan samping c. Pencampuran fluida d. Pendidihan fluida.
12
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada Mei sampai Juli 2017. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama kurun waktu 3 bulan dengan interval waktu 5 mei s/d 18 juli 2017. Kegiatan penelitian ini dilakukan di Kelurahan Poboya, Kecamatan Mantikulore, Kabupaten Donggala Palu, Provinsi Sulawesi Tengah. Posisi pada peta berdasarkan koordinat geographis adalah 119o54’45,3” BT dan 00o51’08.7” LS. Lokasi penelitian dapat di tempuh dengan jalur: 1. Melalui jalur udara menggunakan pesawat dapat ditempuh selama ± 45 menit dari bandar udara Makassar ke bandar udara Palu. Kemudian dilanjutkan dengan menggunakan transportasi motor/mobil selama ± 40 menit. 2. Melalui jalur laut menggunakan kapal laut dapat ditempuh selama ± 24 jam dari Makassar ke Palu. Kemudian dilanjutkan dengan menggunakan transportasi motor/mobil selama ± 40 menit. 3. Melalui jalur darat menggunakan mobil dapat ditempuh selama ± 22 jam dari Makassar ke Palu.
3.2
Alat Dan Bahan
Alat dan bahan yang akan digunakan selama kegiatan penelitian ini terbagi dalam dua kategori yakni alat yang digunakan pada saat di lapangan dan alat yang digunakan pada saat analisa laboratorium.
13
Peralatan yang digunakan pada saat pengambilan data di lapangan amat sangat sederhana, yaitu peralatan geologis manual, detektor untuk mengetahui keberadaan Mineral mangan yang ada di sekitar ini, alat pendukung lainnya adalah: a. Peta Dasar/Peta Kerja (peta topografi skala 1 geologi skala 1 : 50.000), b. Global Positioning System (GPS) 76 CSx, c. Kompas geologi Brunton Fiber, d. Palu geologi Rgeional, e. Kamera digital, f.
Kantong sampel,
g. loupe dengan pembesaran 50x, h. pita meter/roll meter i.
Seperangkat alat tulis lapangan,
j.
Sarana transportasi lapangan.
k. backpack lapangan l. perlengkapan pribadi. m. Mikroskop Polarisasi
14
3.3
Bahan Baku Uji
Agar diperoleh percontoh yang cukup mewakili, dilakukan preparasi terlebih dahulu. Percontoh yang diperoleh dari lapangan agak basah sehingga dilakukan pengeringan menggunakan sinar matahari selama 3 hari.
Percontoh yang sudah kering dipreparasi
melalui riffle divider kemudian dilakukan cone and quartering terhadap percontoh hasil riffle. Hasilnya dikirim ke masing-masing laboratorium uji. untuk diuji karakteristiknya yang
meliputi pengujian kimia untuk mengetahui komposisi kimia bahan baku dan kadar Au/Ag serta fisika untuk mengetahui mineralogi dan sifat fisika material tersebut.
3.4
Prosedur Penelitian
Proses pengujian percontoh limbah pengolahan meliputi uji kimia dan kadar logam, ayak, mikroskop optik, XRD dan XRF. Pada uji kimia dan kadar logam, sifat yang diamati adalah komposisi kimia percontoh serta kandungan emas dan perak yang terdapat di dalamnya. Pengujian mikroskop optik diawali dengan preparasi percontoh uji yang berupa pasir untuk dijadikan sayatan poles. Bahan lain yang digunakan dalam membuat sayatan poles adalah: -
polishing alumina1 µ Buehler;
-
polishing alumina 0.05 µ Buehler;
-
entelan new for microscopics 7961 ;
-
resin + katalis Buehler 8681;
-
xylene EP dan bromoform;
-
sederetan abrasive mulai dari grit 120 (paling kasar) sampai 1000 (terhalus). Material yang akan dijadikan sayatan poles, difraksinasi menggunakan ayakan pada
mesh tertentu dan yang terpilih (biasanya -100 mesh) dicampur media resin dan dicetak dalam mesin pencentak (mounting machine ).
15
Hasil cetakan dipoles sampai diperoleh
sayatan poles layak uji dalam mikroskop yang memenfaatkan gelombang cahaya sebagai media uji.
Proses pemolesan dapat berlangsung beberapa kali sampai diperoleh tingkat
kelicinan yang layak untuk dianalisis dengan mikroskop optik. Pengujian difraksi sinar-X atau lebih dikenal dengan istilah XRD dilakukan untuk karakterisasi material kristal pada mineral dan batuan serta identifikasi jenis mineralnya sedangkan pengujian XRF dilakukan untuk mengetahui komposisi unsur yang ada dalam suatu percontoh uji. Perbedaannya dengan pengujian kimia adalah pengerjaannya yang dilaksanakan dalam kondisi kering sehingga uji XRF disebut metode kering sedangkan pengujian kimia dinamakan metode basah. Sebelum dilakukan pengujian, percontoh dipreparasi dahulu dan setelah preparasi selesai kemudian dimasukkan ke instrumen XRD dan XRF untuk diuji.
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Bemmelen, R.W. Van .,1949., The Geology of Indonesia Vol. II", Martinus Nijhoff., The Hague. 2. Ciullo, P., 1996., Industrial Minerals and Their Uses., A Handbook Formulary., Noyes Publication 3. Evans, A.M., 1993. Ore Geology and Industrial Minerals,. Blackwell Science 4. Graha, D.S., 1987., Batuan dan Mineral., Nova., Bandung 5. McGraw-Hill., 2003., Dictionary of Geology and Mineralogy., Second Edition., McGraw-Hill Companies., New York 6. MacKanzie, W.S and Guilford., 1914., Atlas of Rock Forming Minerals In Thin Section 7. Robb, L., 2004., Introdustion To Ore Forming Proceses ., Blackwell Publishing 8. Sukamto,R .,1982., Peta Geologi Lembar Pangkajene dan Watampone Bagian Barat Sulawesi, skala 1:250.000., Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi., Bandung. 9. Simon & Schusters., 1978., Guide to Rocks and Minerals., A Fireside Book., Simon & Schusters Publish Inc., New York., USA 10. Faeyumi, M., 2012, Sebaran Potensi Emas Epitermal Di Areal Eksploitasi Pt. Antam Unit Geomin, Tbk Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor, Universtas Indonesia, Depok, Jakarta. 11. Gomis, M., 2011, Amalgamasi Proses Pengolahan Emas Menggunakan Merkuri, Batusangkar, Padang, Sumatera Barat, Indonesia. 12. Hentu, A., 2014, Genesa Mineral Emas Daan Cara Pengolahannya, Universitas Indonesia, Jakarta. 13. Indra, O., 2011, Pengolahan Bijih Emas, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. 14. Kusumanto, D., Nursetyo, C., Pramusi, B.A., 2015, Pengaruh Altrasi Terhadap Kekuatan Batuan Menurut Klasifikasi PLI Di Endapan Emas Prospek Poboya, PT. CITRA PALU MINERAL, Jakarta. 15. Noor, S., 2011, Definisi Pertambangan , Universitas Sumatera Utara, Medan.
17
16. Farid, dkk., 2015, Prosedur Dan Kriteria Penetapan Wilayah Pertambangan Rakyat (Wpr) Dan Izin Pertambangan Rakyat (Ipr), Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral, Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat, Sulawesi Barat. 17. Setiadji, P., 2015, Pertambangan Rakyat (Tinjauan Historis dan Legal Dalam Persepsi Akademis), Universitas Cendrawasih, Papua. 18. White, N.C. & Hedenquist, J.W., 1996, Epitermal Gold Deposits: Styles, Characteristics and Exploration, Society Of Resource Geology, Tokyo, Japan, 16 pp.
18
LAMPIRAN 1. Justifikasi Anggaran Penelitian. 1. Honor Honor/Jam
Honor
(Rp)
Waktu
Minggu
(jam/minggu)
Honor per Tahun(Rp)
Ketua
2400
15
48
1.750.000
Anggota 1
1700
15
48
1.250.000
SUB TOTAL (Rp)
3.000.000
2. Peralatan penunjang Justifikasi
Material
Kuantitas
HargaSatuan (Rp)
Biaya (Rp)
Pemakaian Sewa Alat GPS
3 hari
1 buah
50.000
150.000
Sewa Palu Geologi
3 hari
1 buah
20.000
60.000
TSS, TDS, pH meter
1
1 buah
1.000.000
1.000.000 1.210.000
SUB TOTAL (Rp)
3. Bahan Analisis Laboratorium Justifikasi
Material
Pemakaian
Uji XRD
Kuantitas
2 sampel
Uji Mineralgrafi
2 sampel
HargaSatuan
Biaya (Rp)
(Rp)
2 buah
750.000
1.500.000
2 buah
350.000
700.000 2.200.000
SUB TOTAL (Rp)
4. Perjalanan Justifikasi
Item
Kuantitas
Perjalanan
HargaSatuan
Biaya (Rp)
(Rp)
2x
1
350.000
700.000
Tiket Pesawat Mksr-Palu PP 1x
2
650.000
1.300.000
SUB TOTAL (Rp)
2.000.000
Rental Mobil
5. Laporan dan Seminar 100.000
Penggandaan Laporan
1
2
50.000
Seminar+Dokumentasi
1
2
200.000
400.000
7,5%
1
750.000
750.000
SUB TOTAL (Rp)
1.250.000
TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN (Rp)
9.660.000
19
LAMPIRAN 3. Biodata Tim Peneliti Biodata Ketua Tim Pelaksana A. Identitas Diri 1. Nama Lengkap (dengan gelar) : Ir.Firman Nullah Yusuf, S.T., MT 2. Jenis Kelamin : Laki-Laki 3. Jabatan Fungsional : NJF 4. NIP/NIK/Identitas lainnya : 109 10 10 32 5. NIDN : 0912068403 6. Tempat dan Tanggal Lahir :U. Pandang, 12Juni 1984 7. E-mail :
[email protected] 8. Nomor Telepon/HP : 081242616910 9. Alamat Kantor :FTI-UMI Jurusan Pertambangan Gedung S Jl. Urip Sumoharjo Km. 5 Makassar 10. Nomor Telepon/Faks : 11. Lulusan yang Telah Dihasilkan : S-1 = … org; S-2 = … org; S-3 = … org 12. Mata Kuliah yg Diampuh : 1.Hidrogeologi 2. Perencanaan Tambang 3. Pengolahan Bahan Galian B. Riwayat Pendidikan
Nama Perguruan Tinggi Bidang Ilmu Tahun Masuk – Lulus Judul Skripsi/Tesis/Disertasi
Nama Pembimbing/Promotor
S-1 Universitas Muslim Indonesia
S-2 Institut Teknologi Bandung
Tek. Pertambangan 2002 – 2009 Studiperhitungan cadangan Nikel High Grade Limonite pada PENAMBANGAN PT. INCO sorowako 1. Ir. Jamal R Husain MT 2. Asran Ilyas ST., MT
T. Lingkungan Pertambangan 2013 – 2014 Karakteristik Spent Ore pada limbah pengolahan Emas terkait potensi Air Asam Tambang. 1. Prof. Dr. Rudy S Gautama ST., MT
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarn ya untuk memenuhi salah satu syaratan dalam pengajuan Penelitian Dosen Pemula. Makassar, 28 April 2017 Pengusul, Ir.Firman Nullah Yusuf S.T., MT. IPP
20
Biodata AnggotaTim Pelaksanaan A. Identitas Diri 1. Nama Lengkap (dengan gelar) 2. Jenis Kelamin 3. Jabatan Fungsional 4. NIPS 5. NIDN 6. Tempat dan Tanggal Lahir 7. E-mail 8. Nomor Telepon/HP 9. Alamat Kantor 10. Nomor Telepon/Faks 11. Lulusan yang Telah Dihasilkan 12. Mata Kuliah yg Diampuh
: Ir. Arif Nurwaskito, S.T.,M.Si. : Laki-laki : Asisten Ahli : 109 03 0798 : 0925057301 : Purworejo, 25 Mei 1973 :
[email protected] : 082192789313 : Jl. Urip Sumoharjo Km. 5 Makassar :: S-1 = 0 org; S-2 = 0 org; S-3 = 0 org : 1. Lingkungan Tambang 2. Sistem Peralatan Tambang & Penanganan Material 3. Teknik Peledakan
B. Riwayat Pendidikan Nama Perguruan Tinggi
Bidang Ilmu Tahun Masuk – Lulus Judul Skripsi/Tesis/Disertasi Nama Pembimbing/Promotor
S-1 Univ. Pembangunan Nasional VeteranYogyakarta Teknik Pertambangan 1992 – 1998 Kegiatan Eksplorasi Untuk Menentukan Komposisi dan Cadangan 1. Ir. Drs. Abdul Rauf,MT. 2. Ir. Inmarlinianto, MT
S-2 Univ. Hasanuddin
Pengelolaan Lingkungan Hidup 2006 – 2009 Rencana Reklamasi Lahan Bekas Tambang 3. Prof. Dr. Ir. Abubakar 4. Prof. Dr. Ir. AM Imran.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarn ya untuk memenuhi salah satu syaratan dalam pengajuan Penelitian Dosen Pemula. Makassar, 28 April 2017 Pengusul,
Ir. Arif Nurwaskito, S.T., M.Si.
21
SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI/PELAKSANA
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama NIDN Pangkat/Golongan Jabatan Fungsional
: Ir. Firman Nullah Yusuf, S.T., MT. IPP : 0912068403 : Penata Muda Tingkat I/III. A : NJF
Dengan ini menyatakan bahwa proposal penelitian dengan judul: “Karakteristik Limbah Pengolahan Emas terkait potensi Air Asam Tambang pada Kelurahan Poboya, Kecamatan Mantikulore, Kabupaten Donggala Palu, Provinsi Sulawesi Tengah” Yang diusulkan dalam Proposal Penelitian Dosen Pemula untuk tahun anggaran 2017 Bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga/sumber dana lain.
Bilamana dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke LP2S UMI. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.
Makassar, 28 April 2017
Mengetahui, Ketua LP2S UMI
Prof. Dr. H. Hambali Thalib, SH., MH NIP. 195503131981111001
Yang menyatakan,
Ir. Firman Nullah Yusuf. ST., MT.IPP NIPS. 109 10 10 32
22
23