1
Al Quran 4:124
Marselli Fitriani. "Pengaruh Wanita Bekerja, Tingkat Pendidikan dan Jumlah Anggota Keluarga Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Masyarakat Muslim Pada Klelurahan 20 Ilir Daerah IV Kecamatan Ilir Timur I Kota Palembang". Skripsi (Palembang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, 2016. Hlm. 1
Rezi Septiawan."Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kontribusi IBu Bekerja Terhadap Pendapatan Keluarga di Kecamatan Pamulang". Skripsi (Jakarta: Fakultas sosial ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah, 2011) hlm. 4
Among makarti hlm. 22
Ibid. hlm. 24
Desak Putu Eka Nilakusumawati dan Made Susilawati. "Studi faktor-faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja di Kota Denpasar". Jujrnal Piramida Vol. 8 No. 1. Juli 2012. Hlm. 27
Rezi Setiawan. "Faktor-Faktor yang …". Hlm. 4 - 5
Rezi Setiawan. "Faktor-Faktor yang …". Hlm. 28
Ibid. hlm. 29
PROPOSAL PENELITIAN
ANALISIS PARTISIPASI PEKERJA WANITA
TERHADAP PEREKONOMIAN RUMAH TANGGA
DARI SISI PENDAPATAN
(Studi Kasus Pada Wanita Buruh Tani di Desa Bendowulung Kecamatan Sanankulon Kabupaten Blitar)
Dosen Pengampu :
Rokhmat Subagiyo,M.EI
Disusun oleh:
ES – 6H
AZKA NABILLA
17402153279
EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
MEI 2018
ANALISI PARTISIPASI PEKERJA WANITA
TERHADAP PEREKONOMIAN RUMAH TANGGA
DARI SISI PENDAPATAN
(Studi Kasus Pada Wanita Buruh Tani di Desa Bendowulung Kecamatan Sanankulon Kabupaten Blitar)
Latar Belakang
Keluarga merupakan suatu unit organisasi yang di dalamnya mengatur tentang peran dan fungsi setiap anggotanya. Wanita merupakan sosok yang mempunyai peran ganda, yaitu peran domestik dan peran publik. Peran domestik wanita adalah perannya di dalam keluarga. Di dalam keluarga selain berperan sebagai isteri, wanita juga berperan sebagai ibu rumah tangga yang memegang kendaliatas berbagai macam urusan rumah tangga.
Selain mempunyai peran domestik, wanita mempunyai peran publik. Peran publik wanita merupakan peran wanita dalam kehidupan diluar rumah tangga, termasuk di dalamnya peran wanita dalam membantu peningkatan pertumbuhan perekonomian dengan bekerja diluar rumah. Saat ini semakin banyak wanita yang berpartisipasi dalam dunia kerja untuk meningkatkan perekonomian.
Semakin mendesaknya kebutuhan hidup dalam keluarga maka peran wanita dalam memenuhi kebutuhan hidup dengan bekerja adalah suatu keharusan. Hal ini terlihat pada keluarga dengan tingkat ekonomi rendah yang mengakibatkan wanita terjun pada sektor publik. Meskipun demikian tidak berarti wanita dengan tingkat ekonomi tinggi hanya sedikit yang memilih bekerja dan merambah ke sektor publik, karena pada dasarnya motif dari wanita bekerja berbeda-beda.
Dalam Islam, bekerja merupakan sebuah keharusan bagi semua manusia, baik itu wanita maupun pria. Allah berfirman pada QS An-Nisa' 4:124:
وَمَنْ يَّعْمَلْ مِنَ الصّٰلِحٰتِ مِنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَاُولٰٓئِكَ يَدْخُلُوْنَ الْجَـنَّةَ وَلَا يُظْلَمُوْنَ نَقِيْرًا
"Barang siapa yang mengerjakan perbuatan atau amal-amal shaleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman. Maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun."
Jadi seorang mukmin hendaknya mengerjakan perbuatan atau amal yang shaleh dengan disertai iman. Adapun laki-laki dan perempuan mereka mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan karunia itu. Tidak ada pembeda antara keduanya pahala siapa yang lebih banyak atau berlimpah. Disini menunjukkan bahwa dalam bekerja wanita mempunyai peranan yang sama dengan laki-laki.
Pada masa pembangunan seperti saat ini, partisipasi seluruh masyarakat Indonesia dari berbagai golongan sangat diperlukan. Termasuk di dalamnya adalah peran dari wanita dalam membantu pembangunan dan pertumbuhan perekonomian negara. Jumlah tenaga kerja wanita yang relatif banyak merupakan aset yang dapat digunakan sebagai pendorong pembangunan perekonomian nasional.
Jumlah penduduk wanita yang sebagian besar sebagai sumber daya manusia merupakan salah satu bagian dari modal dasar pembangunan bangsa. Jumlah perempuan yang demikian besar merupakan aset dan problematika dibidang ketanagakerjaan. Dengan megelola potensi perempuan melalui bidang pendidikan dan pelatihan maka tenaga kerja perempuan akan semakin menempati posisi yang lebih terhormat untuk mampu mengangkat derajat bangsa.
Potensi yang besar ini dapat dilihat dari data Administrasi Pemerintahan Desa tahun 2013:
Tabel Jumlah Penduduk Desa Bendowulung Berdasarkan Usia
No
Usia
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
Prosentase
1
0-4
127Orang
119 Orang
254 Orang
3,22 %
2
5-9
327 Orang
228 Orang
465 Orang
6,05 %
3
10-14
249 Orang
282 Orang
571 Orang
7,50 %
4
15-19
284 Orang
276 Orang
560 Orang
7,35 %
5
20-24
289 Orang
268 Orang
557 Orang
7,30 %
6
25-29
288 Orang
282 Orang
570 Orang
7,49 %
7
30-34
283 Orang
275 Orang
558 Orang
7,30 %
8
35-39
284 Orang
268 Orang
552 Orang
7,24 %
9
40-44
290 Orang
264 Orang
554 Orang
7,28 %
10
45-49
284 Orang
274 Orang
558 Orang
7,30 %
11
50-54
280 Orang
238 Orang
518 Orang
6,80 %
12
55-58
267 Orang
224 Orang
491 Orang
6,44 %
13
>59
647 Orang
773 Orang
1420 Orang
18,70 %
Jumlah Total
3849 Orang
3771 Orang
7620 Orang
100,00%
Sumber: data statistik Desa Bendowulung
Dari data di atas nampak bahwa jumlah penduduk Desa Bendowulung terdiri dari 2569 KK, dengan jumlah total 7620 jiwa, dengan rincian 3849 laki-laki dan 3771 perempuan. Penduduk usia produktif pada usia 20-49 tahun Desa Bendowulung sekitar 3349 atau hampir 43,95%. Hal ini merupakan modal berharga bagi pengadaan tenaga produktif dan SDM.
Adanya potensi yang cukup besar dari penduduk wanita ini, tidaklah mengherankan apabila pemerintah mulai memperhatikan bagaimana memberdayakan penduduk wanita yang ada. Pemerintah mengeluarkan adanya slogan pemberdayaan perempuan (woman empowerment) salah satu diantaranya melalui BKKBN. Dengan adanya program BKKBN yang diluncurkan pemerintah ini mempunyai tujuan bahwa upaya prioritas yang digalakkan untuk mendongkrak status keluarga pra sejahtera menjadi keluarga sejahtera satu adalah melalui pemberdayaan wanita.
Kehadiran wanita sebagai salah satu potensi dalam meningkatkan perekonomian nasional melalui peningkatan ekonomi keluarga sangat dibutuhkan, meskipun tingkat partisipasinya masih rendah dibandingkan dengan pria. Hal tersebut dikarenakan motivasi kerja wanita yang masih dipengaruhi oleh stigma masyarakat yang memandang wanita lebih baik melaksanakan fungsi sebagai ibu rumah tangga.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan permsalahan masalah sebagai berikut:
Apakah pendapatan pekerja wanita buruh tani di Desa Bendowulung berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan keluarga?
Apakah tingkat pendidikan pekerja wanita buruh tani di Desa Bendowulung berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan keluarga?
Apakah alokasi waktu pekerja wanita buruh tani di Desa Bendowulung berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan keluarga?
Apakah pendapatan pekerja wanita, tingkat pendidikan pekerja wanita, dan alokasi waktu pekerja wanita buruh tani di Desa Bendowulung secara simultan berpengaruh pada pendapatan keluarga?
Tujuan Penelitian
Mengkaji pengaruh signifikan pendapatan pekerja wanita buruh tani di Desa Bendowulung terhadap pendapatan keluarga.
Mengkaji pengaruh signifikan tingkat pendidikan pekerja wanita buruh tani di Desa Bendowulung terhadap pendapatan keluarga.
Mengkaji pengaruh signifikan alokasi waktu pekerja wanita buruh tani di Desa Bendowulung terhadap pendapatan keluarga.
Mengkaji pengaruh simultan pendapatan pekerja wanita, tingkat pendidikan pekerja wanita, dan alokasi waktu pekerja wanita buruh tani di Desa Bendowulung terhadap pendapatan keluarga.
Manfaat Penelitian
Bagi penulis, penelitian ini merupakan kesempatan untuk mengembangkan dan menerapkan secara langsung teori-teori yang telah diperoleh dengan kenyataan yang ada di lapangan.
Dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam perencanaan dan pengelolaan potensi tenaga kerja wanita yang ada.
Sebagai bahan informasi dan perbandingan untuk penelitian lebih lanjut.
Kajian Pustaka
Landasan Teori
Tenaga Kerja Wanita
Dalam Undang-Undang No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
Sedangkan menurut Payaman Simanjutak tenaga kerja diartikan sebagai penduduk yang berusia 10 tahun atau lebih yang bekerja, mencari pekerjaan, dan sedang melakukan kegiatan lain, seperti sekolah maupun mengurus rumah tangga dan penerima pendapatan. Menurut Payaman tenaga kerja ditentukan oleh usia.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tenaga kerja wanita adalah penduduk yang telah memasuki usia produktif yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
Dalam pandangan sosial patriarkis wanita dilihat berbeda dari pria, akan tetapi bukan berarti diperbolehkan pembedaan dalam memperlakukan keduanya, karena keduanya mempunyai hak sebagai tenaga kerja yang sama. Walaupun dalam kodrat keduanya berbeda, namun wanita juga bisa bekerja untuk mencari nafkah.
Dalam dunia kerja wanita dipandang sebagai pendatang, karena sebelumnya dunia kerja adalah milik pria saja. Sebagai pendatang, tidak hanya dipandang kualitas intelektualnya melainkan sosok dan statusnya sebagai wanita. wanita harus berusaha menampilkan diri secara maksimal agar bisa diterima, walaupun harus memaksa wanita untuk menjadi "laki-laki di dunia kerja".
Partisipasi wanita dalam angkatan kerja sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, ekonomi, dan budaya. Akibatnya, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) wanita lebih baik secara keseluruhan maupun bedasarkan kelompok umur sangat berbeda dari masa ke masa, dan antarta negara/daerah yang satu dengan negara/daerah yang lain.
Sebagai wanita Indonesia, ternyata tidak sedikit yang merangkap selain sebagai ibu rumah tangga ideal, mereka juga sebagai pekerja yang aktif guna menambah pendapatan keluarga. Apalagi dalam kondisi sosial ekonomi yang dirasakan berkepanjangan. Berkaitan dengan itu, sektor informal sebagai jawaban dilema bagi kaum kartini seperti diatas.
Wanita Bekerja
Bekerja adalah melakukan suatu usaha dengan tujuan memperoleh pendapatan atau penghasilan. Dalam artian lain bekerja berarti melakukan suatu kegiatan untuk menghasilkan barang atau jasa yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan berupa uang ataupun barang.
Kesadaran dalam bekerja harus diiringi oleh tujuan untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat (shalih) dyang kemudian melahirkan suatu peningkatan (ishlah) untuk meraih nilai yang lebih berarti. Setiap muslimtidaklah akan bekerja sekedar untuk bekerja, akan tetapi bekerja secara produktif dilandasi semangat auhid dan tanggungjawab uluhiyah merupakan salah sati ciri khas kepribadian seroang muslim.
Menurut Moore dalam Achie pengertian kerja adalah sebagai hal yang dikerjakan oleh seorang individu baik untuk subsistensi; untuk dipertukarkan atau diperdagangkan, untuk menjaga kelangsungan keturunan dan kelangsungan keturunan dan kelangsungan hidup keluarga atau masyarakat. Berati pekerjaan yang dikerjakan diluar rumah untuk mendapat upah maupun pekerjaan rutin rumah tangga termasuk dalam definisi kerja.
Wanita bekerja (employed women) adalah wanita yang bekerja di luar rumah dan menerima uang atau memperoleh penghasilan dari hasil pekerjaannya. Kebutuhan yang timbul pada wanita untuk bekerja adalah sama seperti pria, yaitu kebutuhan psikologis, rasa aman, sosial,ego, dan aktualisasi diri.
Keterlibatan wanita dan pria dalam pekerjaan mempunyai motif dan tujuan yang berbeda. Bagi pria, bekerja adalahl suatu kewajiban yang harus dipenuhi sebagai tanggungjawab dalam mencari nafkah. Sedangkan perempuan, khususnya perempuan berstatus sudah menikah, menentukan untuk memasuki angkatan kerja merupakan pilihan yang sulit, karena semuanya tergantung dari keadaan sosial ekonmi masing-masing keluarga mereka. Beberapa alasan mengapa wanita bekerja atau menjadi wanita karir:
Suaminya tidak punya penghasilan/tidak mampu memberikan penghasilan.
Kita tidak bisa menutup mata akan realitas yang ada di depan mata saat seorang istri ditinggal mati oleh suaminya. Dalam keadaan demikian, tentu saja sang isteri akan berusaha/bekerja untuk menghidupi keluarganya. Begitu pula, jika sang suami oleh karena suatu sebab menjadi cacact dan tidak bisa bekerja lagi. Atau suami tiba-tiba di PHK oleh perusahaan tempatnya bekerja dan belum mendapatkan pekerjaan baru. Bisa juga terjadi suami malas bekerja sehingga sang isterilah yang harus bekerja agar anak-anaknya dapat hidup dengan layak.
Menambah penghasilan rumah tangga.
Di jaman sekarang ini biaya hidup kian mahal sehingga penghasilan suami saja seringnkali tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga. Mungkin untuk makan masih cukup, tapi untuk mendapatkan temapt tinggal yang layak, biaya sekolah anak (setidaknya sampapi tamat SMA), sebuah rumah tangga perlu pendapatan tambahan. Dengan demikian, tidak salah jika ibu-ibu turut bekerja agar ada penghasilan tambahan.
Tingkat Pendidikan
Kajian yang dilakukan Pritchett (1999) yang terdapat dalam Zaenuddin (2015) menyebutkan bahwa pola hubungan antara tingkat pendidikan dengan output per pekerja berbeda antara satu negara dengan negara lain. Korelasinya ada yang positif dan juga negatif. Lebih jauh, Pritchett mengemukakan tiga kemungkinan yang menyebabkan perbedaan tersebut, antara lain: 1) perbedaan kualitas pendidikan antar negara, sistem pengajaran di suatu negara tidak menambah ketrampilan seseorang, 2) pertumbuhan permintaan pasar tenaga kerja terdidik sangat bervariasi antar negara, jika di suatu negara pasar tenaga kerja terdidik tidak berkembang maka pekerja dengan pendidikan yang lebih tinggi hanya akan bekerja pada sektor yang sebenarnya hanya memerlukan tenaga kerja dengan tingkat pendidikan lebih rendah, 3) kondisi institusional di suatu negara yang buruk menyebabkan tenaga kerja terdidik bekerja di bidang yang kontra produktif.
Menurut Mulyani (2007) Meningkatnya pendidikan wanita akan memfasilitsinya untuk menyesuaikan diri dengan pola keluarga yang berubah. Secara khusus dapat dikatakan bahwa perubahan tingkat pendidikan akan: (1) Memperkuat keterlibatan wanita dalam pengambilan keputusan keluarga, memampukan mereka dalam berpartisipasi lebih luas dalam berbagai tipe keputusan, (2) Memberikan pilihan yang lebih luas kepada wanita baik di dalam memilih pasangan maupun di dalam menentukan langkah dan waktu pernikahannya, (3) Memungkinkan wanita untuk memadukan peran mereka dalam perkawinan sebagai istri dan ibu serta perannya di luar keluarganya.
Dengan meningkatnya tingkat pendidikan akan memperluas perspektif wanita dalam kehidupan dan perannya serta memampukan mereka untuk mempertanyakan kebiasaan tradisional. Pendidikan dapat pula memancing rasa percaya diri wanita dan penguasaan terhadap lingkungannya serta tidak membuat wanita menjadi sosok yang pasif.
Teori Alokasi Waktu
Alokasi waktu bagi wanita rumah tangga merupakan suatu sumber dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan yang setara dengan barang dan jasa. Oleh karena itu, kesejahteraan maksimum dapat berubah dengan adanya kendala pendapatan (dalam memperoleh barang dan jasa yang akan dikonsumsi) dan kendala waktu. Barang dan jasa bukanlah satu-satunya input yang diciptakan suatu komoditi melainkan adalah input lain yaitu waktu yang dimiliki oleh konsumen (dalam hal ini adalah ibu rumah tangga). Sehingga menurut pendekatan ini, konsumen dalam memaksimumkan kesejahteraannya bisa berubah karena adanya kendala waktu dan budget, serta kesejahteraan merupakan fungsi komoditi yang dihasilkan dengan menggunakan barang-barang dan waktu.
Sedangkan Neoklasikal mengenai teori house hold function, menyatakan bahwa terdapat tiga alokasi waktu dari waktu yang tersedia bagi wanita yang sudah berumah tangga:
Bekerja di rumah
Bekerja di luar rumah (termasuk diantaranya mencari nafkah)
Waktu istirahat
Pada dasarnya yang mempengaruhi wanita dalam manajemen alokasi waktu di dalam rumah tangga dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya keadaan sosial ekonomi keluarga, pemilikan aset produktif, tingkat upah serta usia seseorang.
Perekonomian Rumah Tangga
Idealnya pada setiap keluarga mempunyai penghasilan yang besar untuk mencukupi semua kebutuhan hidup berkeluarga. Maka untuk memenuhi itu semua diperlukan kerja sama dan saling pengertian yang baik antara suami dan isteri. Secara bersama-sama harus berpikir dan bertindak ekonomis, bijaksana dalam mengatur keuangan keluarga serta upaya dalam pemenuhan dalam ekonomi keluarga.
Menurut T. Gilarso (Pengantar Ilmu Ekonomi Makro: 2004) meskipun kebahagiaan kehidupan keluarga tidak semata-mata tergantung dari kecukupan materiil, namun perkara ekonomi rumah tangga merupakan hal yang penting. Untuk sebagian masyarakat kita bahkan masih tetap merupakan hal yang penting. Masyarakat yang adil dan makmur mulai dalam keluarga yang stabil, sejahtera, dan bahagia. Ekonomi rumah tangga merupakan kelompok pertama yang ikut berkontribusi dalam perekonomian nasional.
Penelitian Terdahulu
No.
Peneliti
Judul Penelitian
Variabel yang diteliti
Metode penelitian
1.
Skripsi Rezi Septiawan, Ilmu Ekonomi dan Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta
Faktor-faktor yang mempengaruhi kontribusi ibu bekerja terhadap pendapatan keluarga di Kecamatan Pamulang
Tingkat pendapatan ibu (X1)
Tingkat pendidikan ibu (X2)
Jumlah anggota keluarga (Y)
Deskriptif dengan pendekatan kuantitatif
2.
Skripsi Marselina Fitriani, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Raden Fatah, Palembang
Pengaruh Wanita Bekerja, Tingkat Pendidikan dan Jumlah Anggota Keluarga Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Masyarakat Muslim Pada Klelurahan 20 Ilir Daerah IV Kecamatan Ilir Timur I Kota Palembang
Wanita bekerja (X1)
Tingkat pendidikan (X2)
Jumlah anggota keluarga (X3)
Pendapatan Keluarga (Y)
Deskriptif dengan pendekatan kuantitatif
3.
Jurnal penelitian Putu Martini Dewi, Jurnal ekonomi Kuantitatif Terapan Vol. 5 No. 2 tahun 2012
Partisipasi Tenaga Kerja Perempuan dalam Meningkatkan Pendapatan Keluarga
Umur pekerja perempuan (X1)
Jam kerja pedagang perempuan (X2)
Tingkat pendidikan pedagang perempuan (X3)
Jumlah anak pedagang perempuan (X4)
Pendapatan pekerja perempuan.
Analisis regresi linier berganda dengan pendekatan kuantitatif
Hipotesis Penelitian
Sebuah hipotesis adalah perumusan jawaban sementara terhadap suatu persoalan yang dimaksud sebagai tuntutan sementara dalam penelitian untuk mencari jawaban yang sebenarnya (Winarno Surakhmad, 1985:39). Maka hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul, mengacu pada landasan teori yang ada.
Setelah melihat kontribusi yang ada dan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka untuk penelitian ini diuajukan hihpotesis sebagai berikut:
H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara pendapatan pekerja wanita buruh tani di Desa Bendowulung terhadap pendapatan keluarga.
H2: Terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat pendidikan pekerja wanita buruh tani di Desa Bendowulung terhadap pendapatan keluarga.
H3: Terdapat pengaruh yang signifikan alokasi waktu pekerja wanita buruh tani di Desa Bendowulung terhadap pendapatan keluarga.
H4: Terdapat pengaruh yang simultan antara pendapatan pekerja wanita, tingkat pendidikan pekerja wanita, dan alokasi waktu pekerja wanita buruh tani di Desa Bendowulung terhadap pendapatan keluarga.
Identifikasi Variabel
Pendapatan pekerja wanita (X1)
Pendapatan wanita bekerja adalah pendapatan yang diperoleh wanita karena wanita bekerja diluar rumah atas hasil pekerjaannya.
Tingkat pendidikan (X2)
Tingkat pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemauan yang dikembangkan. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memudahkan sesorang atau masyarakat untuk menyerap informasi dan mengimplementasikannya dalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari.
Alokasi waktu (X3)
Alokasi waktu adalah seberapa banyak waktu yang disisihkan oleh pekerja wanita untuk bekerja diluar rumah dengan tujuan memperoleh penghasilan.
Pendapatan keluarga (Y)
Pendapatan keluarga adalah pendapatan atau penghasilan yang direroleh oleh suatu keluarga yang berasal dari hasil bekerja maupun dari tenaga kerja yang belum dikurangi untuk pengeluaran-pengeluaran keluarga.
Adapun rancangan penelitian dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Pendapatan Pekerja Wanita (X1)
Pendapatan Pekerja Wanita (X1)
Pendapatan Keluarga (Y)Tingkat Pendidikan (X2)
Pendapatan Keluarga (Y)
Tingkat Pendidikan (X2)
Alokasi Waktu (X3)
Alokasi Waktu (X3)
Sumber Data
Sumber data merupakan sumber darimana data tersebut dapat diperoleh.sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer merupakandata yang diperoleh dari pihak pertama. Adapun dalam peneleitian ini data yang diperoleh adalah dari angket yang dibagikan kepada pekerja wanita buruh tani di Desa Bendowulung.
Metode Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data merupakan bagian terpenting dalam suatu penelitian, begitu pula dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik relevan dengan jenis penelitian kuantitatif. Adapun metode yang digunakan penulis dalam proses pengumpulan data adalah:
Data Primer
Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuisioner dan melakukan interview atau tanya jawab kepada wanita pekerja butuh tani di Desa Bendowulung, sehingga dapat memperoleh informasi mengenai pendapatan keluarga tersebut. Adapun cara dalam pengumpulan data primer adalah sebagai berikut:
Observasi
Observasi merupakan kegiatan yang dilakukan dengan panca indra mata sebagai alat bantu yang utama, selain mata juga dibantu oleh telinga, penciuman, mulut, dan kulit.
Metode angket
Metode angket merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh responden. Setelah diisi, angket dikirim kembali atau dikekmbalikan ke petugas atau peneliti (Burhan Bungin, 2009: 123).
Dokumentasi
Menurut Moleong (2005: 13) studi dokumentasi adalah data-data yang mengandung keterangan dan penjelasan serta pemikiran tentang fenomena yang masih aktual.
Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder menggunakan sumber bacaan atau . kepustakaan. Data sekunder diperoleh peneliti secara tidak langsung, yaitu melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak luar) dengan menggunakan:
Riset pustaka, yaitu jurnal penelitian, literatur, dan bahan bacaan
Riset dokumentasi data mengutip langsung data yang berhubungan dengan penelitian terhadap pendapatan keluarga. Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, suurat kabar, majalah, prasasti, notlen rapat, lengger, agenda dan sebagainya.
Metodologi Analisis Data
Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan statistik yang berfungsi untuk mendiskripsikan atau membarikan gambaran yang dilihat dari mean, standar deviasi, varian, nilai maksimum dan nilai minimum, sum, range, kurtosis dan skewness melalui data sampel dan populasi.
Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini hipotesis diuji dengan menggunakan Chi-Square. Model Chi-Square bertujuan untuk mengadakan pendekatan dari beberapa faktor atau mengevaluasi frekuensi yang diselidiki atau frekuensi hasil observasi dengan frekuensi yang diharapkan dari sampel apakah terdapat hubungan atau perbedaan yang signifikan atau tidak.. Variabel independen pada penelitian ini terdiri dari pendapatan pekerja wanita, tingkat pendidikan, dan alokasi waktu. Sedangkan variabel dependennya adalah pendapatan keluarga.
Daftar Pustaka
Case, Carl E. dan Ray C. Fair. 2007. Prinsip-Prinsip Ekonomi. Edisi 8 Jilid 2. Diterjemahkan oleh Wibi Wardhani dan Devri Barnadi. Jakarta: Erlangga.
Irianto, Sulistiyowati. 2006. Perempuan dan Hukum: Menuju Hukum yang Berperspektif Kesetaraan dan Keadilan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Mikkelsen, Britha. Metode Penelitian Parsipatoris. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Pujoalwanto, Basuki. 2014. Perekonomian Indonesia; Tinjauan Historis, Teoritis, dan Empiris. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sari, Elsi Kartika dan Evendi Simanunsong. 2005. Hukum Dalam Ekonomi. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia.
Setiyanto, Danu Aris. 2017. Desain Wanita Karier Menggapai Keluarga Sakinah. Yogyakarta: Deepublish.
Tasmara, Toto. 2002. Membudayakan Etos Kerja Islami. Jakarta: Gema Insani.
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP -UP. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: Grasindo.
Zaenuddin, Muhammad. 2015. Isu, Problematika,dan Dinamika Perekonomian, dan Kebijakan Publik. Yogyakarta: Deepublish.
Septiawan, Rezi. 2011. "Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kontribusi Ibu Bekerja Terhadap Pendapatan Keluarga di Kecamatan Pamulang". Skripsi Sarjana. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Nilakusumawati, Desak Putu Eka dan Made Susilawati. 2012. Studi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Wanita Bekerja di Kota Denpasar. Jurnal Piramida Vol VIII No. 1.