PROPOSAL BERMAIN STASE KEPERAWATAN ANAK
OLEH :
KELOMPOK II C
I
PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO GORONTALO 2019
NAMA-NAMA KELOMPOK II C
1.
Ummu Kalsum W. Badu
2.
Indry Saleh
3.
Halima Nurkamiden
4.
Khairunnisa Albakir
5.
Lutfin Lihawa
6.
Muhamad Arif Putra Wibowo
7. Nelcindi Nusi 8. Nur’ain Yunus 9.
Silvana Djoni Tahir
10. Yunita Mointi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Bermain merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak-anak, sekalipun anak dalam keadaan sakit dan dirawat. Melalui media bermain, anak belajar berkata-kata dan belajar beradaptasi dengan lingkungan, objek, waktu, ruang dan orang. Bermain bagi anak juga merupakan kerja, dalam bermain anak melaksanakan praktek yang kompleks, proses kehidupan yang penuh stres, komunikasi dan hubungan interpersonal yang meluaskan sambil meningkatkan dan memperluas hubungan dengan orang lain, bermain juga mengandung motivasi intrinsik anak (Wulandari & Erawati, 2016). Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan. Tujuan bermain di rumah sakit pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan
fase
pertumbuhan
dan
perkembangan
secara
optimal,
mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional, dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2009).
Melalui bermain anak dapat mengekspresikan pikiran, perasaan, fantasi serta daya kreasi dengan tetap mengembangkan kreativitasnya dan beradaptasi lebih efektif terhadap berbagai sumber stress. Dengan bermain anak dapat belajar mengungkapkan isi hati melalui kata-kata, anak belajar dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya, objek bermain, waktu, ruang dan orang (Ridha, 2014). Bermain ular tangga memiliki manfaat bagi otak kiri dan kanan anak yaitu anak akan belajar mengenal angka, menghitung langkah, mengenal gambar, dan menghafal gambar. Metode bermain ini dapat dikembangkan oleh tenaga kesehatan yang ada di puskesmas atau di rumah sakit dalam memberikan
terapi
kepada
anak
yang
mengalami
keterlambatan
bicara/bahasa. B. Tujuan 1. Tujuan Umum
Anak
diharapkan
dapat
melanjutkan
tumbuh
kembangnya,
mengembangkan aktifitas dan kreatifitas melalui pengalaman bermain dan beradaptasi efektif terhadap stress karena penyakit dan dirawat. 2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti permainan selama 30 menit anak akan mampu: a) Mengembangkan kreativitas dan daya pikirnya b) Mengekspresikan perasaannya c) Mengekspresikan rasa senangnya terhadap permainan d) Beradaptasi dengan lingkungan e) Mempererat hubungan antara perawat dan anak
C. Sasaran
Adapun sasaran dalam permainan ini adalah anak yang berusia toddler.
BAB II DESKRIPSI KASUS A. Karakteristik Sasaran
Anak usia 3 – 5 tahun : 1.
Tidak mempunyai keterbatasan fisik
2.
Dapat berinteraksi dengan perawat dan keluarga
3.
Pasien kooperatif
Peserta terdiri dari : Anak usia prasekolah dan sekolah sebanyak 4 orang didampingi keluarga
B. Prisnsip Bermain
1. Tidak membutuhkan banyak energy 2. Waktu singkat 3. Mudah dilakukan 4. Aman 5. Kelompok umur yang sama/sebaya 6. Tidak bertentangan dengan terapi 7. Melibatkan keluarga
C. Karakteristik Bermain
1. Siapkan alat permainan ular tangga 2. Dua orang anak atau lebih melingkar 3. Masing-masing anak memegang satu balok pemain 4. Masing-masing anak mengocok dadu secara bergantian dan menjalankan balok bermain 5. Anjurkan anak untuk menghitung langkah balok per balok pemainnya 6. Berikan ruenforcement kepada anak yang berhasil menghitung dengan tepat 7. Menjelaskan fungsi dan manfaat dari permainan ular tangga pada anak.
BAB III METODOLOGI BERMAIN A. Deskripsi Permainan
Menurut Melsi (2015: 10) ular tangga adalah permainan papan untuk anak-anak yang dimainkan oleh 2 orang atau lebih. Papan permainan dibagi dalam kotak-kotak kecil dan di beberapa kotak digambar sejumlah “tangga” atau “ular” yang menghubungkan dengan kotak lainnya. Ratnaningsih (2014: 5) ular tangga adalah permainan yang menggunakan dadu untuk menentukan berapa langkah yang harus dijalani bidak. Permainan ini masuk dalam kategori “board game” atau permainan papan sejenis dengan permainan monopoli, halma, ludo, dan sebagainya. 1.
Langkah-langka media permainan ular tangga Menurut Ratnaningsih (2014: 66) langkah – langkah media permainan ular tangga dibagi dalam beberapa bagian yaitu : a)
Semua pemain memulai permainan dari petak nomor 1 dan berakhir pada petak nomor 50.
b)
Terdapat
beberapa
jumlah
ular
dan
tangga
pada
papan
permainan, terletak pada petak tertentu. c)
Terdapat 1 buah dadu.
d)
Bidak
yang
digunakan
dapat
bermacam-macam.
Biasanya
menggunakan warna yang berbeda untuk setiap pemain, tidak ada aturan tertentu untuk bidak yang harus digunakan. e)
Panjang
ular
dan
tangga
bermacam-macam,
ular
dapat
memindahkan bidak pemain mundur beberapa petak, sedangkan tangga dapat memindahkan bidak pemain maju beberapa petak. f)
Sebagian dari ular dan tangga adalah pendek, dan hanya sedikit tangga yang panjang.
g)
Pada beberapa papan bermain terdapat ular pada petak nomor 49 yang akan memindahkan bidak pemain jauh ke bawah.
h)
Untuk menentukan siapa yang mendapat giliran pertama, biasanya dilakukan pelemparan dadu oleh setiap pemain, yang mendapat nilai tertinggi ialah yang mendapat giliran pertama
i)
Semua pemain memulai dari petak nomor 1.
j)
Pada saat gilirannya, pemain melempar dadu dan dapat memajukan dadunya beberapa petak sesuai dengan angka hasil lemparan dadu.
k)
Boleh terdapat lebih dari 1 bidak pada suatu petak.
l)
Jika bidak pemain berakhir pada petak yang mengandung kaki tangga, maka bidak tersebut berhak maju sampai pada petak yang ditunjuk oleh puncak dari tangga tersebut.
m) Jika bidak pemain berakhir pada petak yang mengandung ekor ular, maka bidak tersebut harus turun sampai pada petak yang ditunjuk oleh kepala dari ular tersebut. n)
Pemenang dari permainan ini adalah pemain yang pertama kali berhasil mencapai petak 50
2.
Manfaat media permainan ular tangga Menurut Ratnaningsih (2014: 6) manfaat media permainan ular tangga terdiri dari beberapa bagian yaitu : a)
Memberikan ilmu pengetahuan kepada anak melalui proses pembelajaran bermain sambil belajar.
b)
Merangsang pengembangan daya pikir, daya cipta, dan bahasa agar mampu menumbuhkan sikap, mental, serta akhlak yang baik.
c)
Menciptakan lingkungan bermain yang menarik, memberikan rasa aman, dan menyenangkan.
3.
d)
Mengenal kalah dan menang.
e)
Belajar bekerja sama dan menunggu giliran.
Kelebihan dan kekurangan Media permainan ular tangga Menurut Melsi (2015: 12) kelebihan dan kekurangan media permainan ular tangga terdiri dari beberapa bagian yaitu:
a) Kelebihan 1) Pada permainan ini mampu melatih sikap siswa untuk mengantri dalam memulai pengocokan/permainan. 2) Melatih kognitif siswa saat menjumlahkan mata ular saat dadu keluar. 3) Melatih kerjasama 4) Memotivasi siswa agar terus belajar karena belajar adalah hal yang menyenangkan dan mengasyikan, bukan lagi sesuatu yang hanya harus terpaku pada lembaran-lembaran soal ulangan. 5) Media
ular
tangga
ini
sangat
efektif
untuk
mengulang (review) pelajaran yang telah diberikan 6) Media ini sangat praktis dan ekonomis serta mudah dimainkan. 7) Dapat meningkatkan antusias siswa dalam menggunakan media pembelajaran ini. 8) Siswa akan menjawab pertanyaan dengan sungguh-sungguh apabila mereka berhenti di kotak pertanyaan. 9) Media ini sangat disenangi oleh siswa karena banyak terdapat gambar yang menarik dan full colour . b) Kekurangan 1)
Membutuhkan persiapan yang matang agar menyesuaikan konsep materi dan kegiatan pembelajaran.
2)
Jika terdapat siswa yang cenderung cepat bosan maka ia akan kehilangan minat untuk bermain.
3)
Penggunaan media permainan ular tangga memerlukan banyak waktu untuk menjelaskan kepada anak.
4)
Permainan ular tangga tidak dapat mengembangkan semua materi pembelajaran.
5)
Kurangnya pemahaman aturan permainan oleh anak dapat menimbulkan kericuhan.
6)
Jika siswa turun tangga maka kemungkinan mendapatkan jenis soal yang sama.
7)
Bagi anak yang tidak menguasai materi dengan baik akan mengalami kesulitan dalam bermain.
B. Tujuan Bermain
1.
Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan.
2.
Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah, mengurangi.
3.
Membedakan benda dengan permukaan.
4.
Menumbuhkan sportivitas.
5.
Mengembangkan kepercayaan diri.
6.
Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan kasar.
7.
Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang diluar rumahnya.
C. Keterampilan yang diperlukan
1. Skill 2. Keaktifan 3. Konsentrasi
D. Jenis Permainan
Jenis permainan yang dilakukan adalah salah satu permainan tradisional yaitu ular tangga.
E. Alat Bermain
Set permainan ular tangga
F.
Proses Bermain
1.
Semua pemain memulai permainan dari petak nomor 1 dan berakhir pada petak nomor 50.
2.
Terdapat beberapa jumlah ular dan tangga pada papan permainan, terletak pada petak tertentu.
3.
Terdapat 1 buah dadu.
4.
Bidak
yang
digunakan
dapat
bermacam-macam.
Biasanya
menggunakan warna yang berbeda untuk setiap pemain, tidak ada aturan tertentu untuk bidak yang harus digunakan. 5.
Panjang ular dan tangga bermacam-macam, ular dapat memindahkan bidak pemain mundur beberapa petak, sedangkan tangga dapat memindahkan bidak pemain maju beberapa petak.
6.
Sebagian dari ular dan tangga adalah pendek, dan hanya sedikit tangga yang panjang.
7.
Pada beberapa papan bermain terdapat ular pada petak nomor 49 yang akan memindahkan bidak pemain jauh ke bawah.
8.
Untuk menentukan siapa yang mendapat giliran pertama, biasanya dilakukan pelemparan dadu oleh setiap pemain, yang mendapat nilai tertinggi ialah yang mendapat giliran pertama
9.
Semua pemain memulai dari petak nomor 1.
10. Pada saat gilirannya, pemain melempar dadu dan dapat memajukan dadunya beberapa petak sesuai dengan angka hasil lemparan dadu. 11. Boleh terdapat lebih dari 1 bidak pada suatu petak. 12. Jika bidak pemain berakhir pada petak yang mengandung kaki tangga, maka bidak tersebut berhak maju sampai pada petak yang ditunjuk oleh puncak dari tangga tersebut. 13. Jika bidak pemain berakhir pada petak yang mengandung ekor ular, maka bidak tersebut harus turun sampai pada petak yang ditunjuk oleh kepala dari ular tersebut. 14. Pemenang dari permainan ini adalah pemain yang pertama kali berhasil mencapai petak 50
G. Waktu Pelaksanaan
Tempat
: Ruangan Poli Tumbang RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe Kota Gorontalo
Hari/Tgl
: Rabu, 16 Januari 2018
Pukul
: 08.30-selesai
H. Hal-hal yang perlu diwaspadai
Penggunaan alat-alat tajam
I.
Antisipasi meminimalkan hambatan
Pengawasan selama permainan
J.
Pengorganisasian
1. Leader : Ummu Kalsum W. Badu Bertanggung jawab terhadap terlaksananya terapi bermain, yaitu membuka dan menutup kegiatan ini. 2. Co Leader : Halima Nurkamiden Menjelaskan pelaksanaan dan mendemonstrasikan aturan dan cara bermain dalam terapi bermain. 3. Fasilitator : Muhammad Arif Putra Wibowo, Indry Saleh, Khairunnisa Albakir, Nelcindi Nusi, Nurain Yunus, Silvana Djoni Tahir Mempersiapkan alat dan tempat permainan serta mendampingi setiap peserta dalam terapi bermain 4. Observer : Lutfin Lihawa, Yunita Mointi Memfasilitasi pelaksanaan terapi bermain; mengobservasi, mengamati, dan mencatat jalannya terapi bermain.
K. System Evaluasi
1.
Anak dapat mengikuti aturan permainan ular tangga.
2.
Anak dapat mengembangkan hubungan sosial, komunikasi, dan belajar sabar dan saling menghargai.
3.
Anak bersemangat dalam mengikuti permainan.
4.
Anak merasa terlepas dari ketegangan dan stress selama hospitalisasi, anak dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainan (relaksasi dan distraksi).
5.
Anak dapat berinteraksi dengan anak lain dan perawat.
BAB IV PENUTUP Kesimpulan
Bermain merupakan aspek penting dalam kehidupan anak yang mencerminkan kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan social anak tersebut, Salah satunya adalah ular tangga. Menurut Ratnaningsih (2014: 5) ular tangga adalah permainan yang menggunakan dadu untuk menentukan berapa langkah yang harus dijalani bidak. Berdasarkan pengertian tentang media permainan ular tangga, maka dapat disimpulkan bahwa media permainan ular tangga merupakan alat permainan edukatif yang dapat merangsang kemampuan matematika anak, yang dimainkan dengan cara menghitung dan menjalankankan aturan permainan dengan spor tif.
DAFTAR HADIR PESERTA/KELUARGA “TERAPI BERMAIN”
DI RUANG POLI TUMBUH KEMBANG ANAK RSUD PROF.DR.H.ALOEI SABOE KOTA GORONTALO No
Nama
Tanda Tangan
Mengetahui Preseptor Akademik
Preseptor Klinik
Ns. A. Akifa Sudirman, M.Kep.
Ns. Leni Ali, S.Kep.
EVALUASI HASIL TERAPI BERMAIN PADA ANAK DI RUANGAN POLI TUMBANG RSUD PROF.DR.H.ALOEI SABOE KOTA GORONTALO No
Nama anak
Usia
Respon Anak
No
Nama anak
Usia
Respon Anak