MAKALAH
OLEH:
BAB I PENDAHULUAN “Genggamkan tangan pada setiap langkah, tautkan pena pada setiap carik kertas, kenakan kacamata pada setiap kondisi, adukan argument pada setiap topic, satukan visi pada setiap perjuangan, karena manusia adalah insan berfikir akan kondisi sekitarnya”.
Manusi Manusiaa adalah adalah mahluk mahluk indivi individu du dan mahluk mahluk social social.. Dalam Dalam hubunga hubunganny nnyaa dengan dengan manusia sebagai mahluk social, terkandung suatu maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak dapat terlepas dari individu lainnya. Secara kodrati manusia akan selalu hidup bersam bersama. a. Hidup Hidup bersam bersamaa antar antar manusi manusiaa akan akan berlan berlangsu gsung ng dalam dalam berbag berbagai ai bentuk bentuk komunik komunikasi asi dan situas situasi. i. Dalam Dalam kehidup kehidupan an semacam semacam inilah inilah terjad terjadii intera interaksi ksi.. Dengan Dengan demikian kegiatan hidup manusia akan selalu dibarengi dengan proses interaksi atau komunik komunikasi asi,, baik baik intera interaksi ksi dengan dengan alam lingku lingkungan ngan,, intera interaksi ksi dengan dengan sesaman sesamanya ya,, maupun interaksi dengan tuhannya, baik itu sengaja maupun tidak sengaja.
Dari berbagai bentuk intraksi, khususnya mengenai interaksi yang sengaja, ada suatu istilah yakni interaksi educatif . Interaksi educatif ini adalah interaksi yang berlangsung dalam suatu ikatan untuk tujuan pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu interaksi educatif perlu dibedakan dari bentuk interaksi yang lain. Dalam arti yang lebih spesifik
pada bidang pengajaran, dikenal adanya adanya istilah istilah interaksi interaksi belajar-mengaja belajar-mengajarr. Dengan kata lain lain apa yang yang dinama dinamakan kan intera interaksi ksi educati educatif, f, secara secara khusus khusus adalah adalah sebagai sebagai intera interaksi ksi belajar-mengajar.
Interaksi Interaksi belajar-mengaja belajar-mengajarr mengandung mengandung suatu arti adanya adanya kegiatan kegiatan interaksi interaksi dari tenaga pengajar yang melakukan tugas mengajar di suatu pihak, dengan warga belajar (siswa, anak didik/subjek belajar) yang sedang melaksanakan kegiatan belajar di pihak lain. Interaksi Interaksi antara pengajar dengan warga warga belajar belajar,, diharapkan diharapkan merupakan merupakan proses proses motivasi. motivasi. Maksudnya, bagaiman dalam proses interaksi itu pihak pengajar mampu memberikan dan mengembangkan motivasi serta reinforcement kepada pihak warga belajar agar dapat melakukan belajar secara optimal. Dalam proses interaksi educatif sendiri paling tidak mengandung ciri ciri seperti:
1.
Ada tujuan yang ingin dicapai.
2.
Ada bahan/pesan yang menjadi isi interaksi.
3.
Ada pelajar yang aktif mengalami.
4.
Ada guru yang melaksanakan.
5.
Ada metode untuk mencapai tujuan.
6.
Ada situasi yang memungkinkan proses belajar-mengajar berjalan dengan baik.
7.
Ada penilaian terhadap hasil interaksi.
BAB II PERMASALAHAN Sehu Sehubu bung ngan an deng dengan an hal hal itu, itu, perl perlu u dite ditega gask skan an bahw bahwaa prin prinsi sip p meng mengaj ajar ar adal adalah ah mempermudah dan memberikan motivasi kegiatan belajar. Sehingga sebagai pengajar memiliki tugas memberikan fasilitas atau kemudahan bagi suatu kegiatan belajar subjek belajar/siswa. Dengan pertimbangan ini ada beberapa pokok permasalahan yang timbul yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam kaitannya dengan INTERAKSI dengan INTERAKSI SERTA MOTIVASI
BELAJAR-MENGAJAR
DALAM
MENDUKUNG
PERANAN
PROFESIONALISME SEORANG GURU yakni: GURU yakni:
1. Bagaimana Bagaimana guru harus harus dapat dapat membimbin membimbing g atau mengarahk mengarahkan an belajar belajar siswa siswa agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. 2.
Bagaimana bentuk bimbingan/pengarahan tersebut, terutama untuk menangani jumlah siswa yang berkapasitas besar
3. Dapatka Dapatkah h guru guru menyedia menyediakan kan waktu waktu yang yang cukup cukup 4. Apaka Apakah h seti setiap ap lemb lembag agaa pendi pendidi dika kan n mamp mampu u meny menyedi ediak akan an tena tenaga ga guru guru yang yang lebi lebih h memadai 5. Apakah proses proses belajar belajar mengajar mengajar itu itu sudah didukung didukung oleh oleh fasilitas fasilitas yang yang komplit. komplit.
6.
Apakah nilai kesejahteraan guru sudah cukup. Hal ini masih saja dikeluhkan seorang guru, yang pada dasarnya hal ini akan mendukung peranan profesionalisme guru itu sendiri.
BAB III PEMBAHASAN Belajar Belajar dan mengajar adalah dua kegiatan yang tunggal tetapi memang memiliki memiliki makna yang berbeda. Belajar diartikan sebagai suatu perubahan tingkah laku karena hasil dari pengalaman yang diperoleh. Sedangkan mengajar adalah kegiatan penyediaan kondisi yang yang merangs merangsang ang serta serta mengar mengarahka ahkan n kegiata kegiatan n belaja belajarr siswa/ siswa/sub subjek jek belajar belajar untuk untuk mempero memperoleh leh pengeta pengetahuan huan,, keteram keterampil pilan, an, nilai nilai dan sikap sikap yang yang membaw membawaa peruba perubahan han tingkah laku maupun perubahan serta kesadaran diri sebagai pribadi. Sehubungan dengan itu maka seorang pengajar harus dapat memberikan pengertian kepada siswa, bahwa belajar memiliki beberapa maksud seperti:
1.
Menget Mengetahui ahui suatu suatu kepandai kepandaian, an, kecakapa kecakapan n atau atau konsep konsep yang yang sebelum sebelumnya nya tidak tidak pernah diketahui.
2.
Dapat mengerjakan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat berbuat, baik tingkah laku maupun keterampilan.
3.
Mampu mengkombinasik mengkombinasikan an dua pengetahuan (atau lebih) ke dalam satu pengertian baru, baik keterampilan, pengetahuan, konsep maupun sikap/tingkah laku.
4.
Dapat memehami dan/atau menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh.
Dalam rangka membina, membimbing dan memberikan motivasi kearah yang dicita citakan, maka hubungan guru dan siswa harus bersifat educatif. Interaksi educatif ini adalah sebagai suatu proses hubungan timbal balik yang memiliki tujuan tertentu, yakni untuk mendewasakan anak didik agar nantinya dapat berdiri sendiri, dapat menemukan jati dirinya secara utuh. Hal ini bukan sesuatu pekerjaan yang mudah, tetapi memerlukan usah usahaa yang yang seri serius us.. Guru Guru sebag sebagai ai Pemb Pembin inaa dan pembim pembimbi bing ng haru haruss mau mau dan dapat dapat menempatkan siswa sebagai anak didiknya di atas kepentingan yang lain. Ibarat seorang dokter, maka keselamatan dokter harus diutamakan. Guru harus dapat mengembangkan motivasi dari setiap kegiatan interaksi dengan siswanya. Hal ini sekaligus dalam rangka menerjemahkan siapa guru secara profesional. Dengan ini guru perlu menyadari dirinya seba sebaga gaii pemi pemiku kull tang tanggu gung ng jawa jawab b untu untuk k memb membaw awaa anak anak didi didik k kepa kepada da ting tingka katt keberhas keberhasila ilanny nnya. a. Jadi Jadi untuk untuk memaham memahamii penget pengetahua ahuan n intera interaksi ksi educati educatiff atau atau dalam dalam kegiatan pengajaran secara khusus diperlukan suatu “interaksi belajar mengajar” yang titik penekanannya pada unsur motivasi. Maka terlebih dahulu perlu dipahami hal hal yang yang mendas mendasari arinya nya.. Sekura Sekurang ng kurang kurangnya nya harus harus memaham memahamii kapan kapan suatu suatu intera interaksi ksi itu dikatakan sebagai interaksi educatif, termaksud pemahaman terhadap konsep belajar dan mengajar. Kemudian setelah itu perlu dikaji tujuan pendidikan dan pengajaran sebagai dasar motivasi dengan segala jenisnya serta apa pula yang dimaksud dengan motivasi dan kegiatan dalam belajar. Dan persoalan mendasar yang tidak dapat ditinggalkan dalam pembicaraan interaksi belajar-mengajar ini, adalah pemahaman terhadap siapa guru yang dikatak dikatakan an sebagai sebagai tenaga tenaga profes profesiona ionall kependi kependidik dikan an itu dan siapa siapa pula pula siswa siswa yang yang dika dikata taka kan n seba sebaga gaii subj subjek ek bela belaja jarr itu. itu. Tentu entu bagi bagi guru guru yang ang mema memaha hami mi akan akan
keprofesionalismenya dan mengerti tentang diri anak didiknya, maka dapat melakukan kegiatan interaksi dan motivasi secara mantap. Kemudian operasionalisasinya, guru harus juga memehami dan melaksanakan pengelolaan interaksi belajar-mengajar. Peningkatan profesi guru minimal mengandung makna peningkatan keahlian, tanggung jaw jawab ab dan dan kese keseja jawa wata tanny nnya. a. Kala Kalau u pera perasa saan an tang tanggu gung ng jawa jawab b guru guru dala dalam m upaya upaya memberikan layanan sebaik baiknya terhadap peserta didik, maka mereka akan berusaha menambah kemampuan dan keahliannya. Realisasi perasaan tanggung jawab demikian yang yang diduk didukung ung oleh oleh kemamp kemampuan uan yang yang maki makin n meni meningk ngkat at,, akan akan seca secara ra otom otomat atis is meningkatkan proses belajar-mengajar di sekolah. Proses mengajar dan bimbingan guru yang lebih aktif akan memungkinkan siswa lebih aktif belajar, dan terakhir siswa akan menampilkan prestasi belajar yang lebih tinggi, sebagai salah satu rambu rambu mutu pendidikan yang meningkat.
Sehubun Sehubungan gan dengan dengan profes profesion ionali alisme sme seseor seseorang, ang, Wolmer olmer dan Mills Mills mengem mengemukak ukakan an bahwa pekerjaan itu baru dikatakan sebagai suatu profesi, apabila memenuhi kriteri atau ukuran ukuran sebagai berikut:
1.
Memiliki spesialisasi dengan latar belakang teori yang luas, maksutnya: a.
Memiliki pengetahuan umum yang luas.
b. Memili Memiliki ki keahli keahlian an khusus khusus yang yang mendal mendalam. am. 2.
Merupakan karier yang dibina secara organisatoris, maksutnya: a.
Adanya keterikatan dalam suatu organisasi profesional.
b. b. Memi Memili liki ki oton otonomi omi jab jabat atan an..
c. Memi Memili liki ki kode kode etik etik jaba jabata tan. n. d. Merupa Merupakan kan kary karyaa bakti bakti seumu seumurr hidup hidup.. 3.
Diak Diakui ui masy masyar araka akatt seba sebagai gai peker pekerja jaan an yang yang memp mempuny unyai ai stat status us prof profes esio ional nal,, maksutnya: a.
Memperoleh dukungan masyarakat.
b. Mendap Mendapat at penges pengesahan ahan dan dan perlin perlindung dungan an hukum. hukum. c. Memili Memiliki ki pensy pensyara aratan tan kerj kerjaa yang yang sehat sehat.. d. Memili Memiliki ki jami jaminan nan hidu hidup p yang yang laya layak. k.
Bagi guru yang merupakan tenaga profesional di bidang kependidikan dalam kaitannya dengan accountability accountability,, bukan berarti tugasnya menjadi ringan, ringan, tapi justru lebih berat dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat. Oleh karena itu guru dituntut adanya adanya kualif kualifika ikasi si kemampu kemampuan an yang yang memada memadai. i. Secara Secara garis garis besar besar ada tiga tiga tingka tingkatt kualifikasi kualifikasi profesional profesional guru sebagai sebagai tenaga profesional profesional kependidikan. kependidikan. Yang pertama pertama adalah tingkat capable personal, dimana diharapkan memiliki pengetahuan, kecakapan, dan keter keteram ampi pila lan n sert sertaa sika sikap p yang yang lebi lebih h mant mantap ap dan memeda memedaii sehi sehing ngga ga mamp mampu u mengelola proses belajar mengajar secara efektif. Tingkat kedua adalah guru sebagai innovator, yakni sebagai tenaga kependidikan yang memiliki komitmen terhadap upaya perubahan dan reformasi. Para guru diharapkan memiliki pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan serta sikap yang tepat terhadap pembaharuan dan sekaligus merupakan penyebar ide pembaharuan yang efektif. Berikutnya yaitu guru sebagai developer. Selain menghayati kualifikasi di atas, dalam tingkatannya sebgai developer, guru harus memiliki visi keguruan yang matap dan luas perspektifnya. Guru harus mampu dan mau melihat
jau jauh h ke depan depan dalam dalam menj menjaw awab ab tant tantan angan gan tanta tantang ngan an yang yang diha dihadap dapii oleh oleh sect sector or pendidikan sebagai suatu sistem. Guru sebagai tenaga profesional di bidang kependidikan, kependidikan, di samping memahami memahami hal hal yang bersifat filosofis dan konseptual, juga harus mengetahui dan melaksanakan hal hal yang yang bersif bersifat at teknis teknis.. Hal hal yang yang bersif bersifat at teknis teknis.. Hal hal yang yang bersif bersifat at teknis teknis ini, ini, terutama kegiatan mengelola dan melaksanakan intraksi belajar mengajar. Guru paling tidak tidak,, haru haruss memi memili liki ki dua moda modall dasa dasarr, yakni akni kemam kemampu puan an desi design gn prog progra ram m dan keterampilan merealisasikan program tersebut kepada peserta didik.
Kompetensi”. Dalam pendidikan guru dikenal adanya “ Pendidikan Guru Berdasarkan Kompetensi”. Mengena Mengenaii kompete kompetensi nsi guru guru ada berbaga berbagaii model model cara cara mengkl mengklasi asifik fikasi asikann kannya. ya. Untuk Untuk program S1 salah satunya dikenal adanya “sepuluh kompetensi guru” yang merupakan profil kemampuan dasar bagi seorang guru. Sepuluh kompetensi itu meliputi:
1.
Menguasai bahan
2.
Mengelola program belajar mengajar
3.
Mengelola kelas
4.
Menggunakan media/sumber. media/sumber.
5.
Menguasai landasan kependidikan
6.
Mengelola intraksi belajar mengajar
7.
Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran
8.
Mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan di sekolah
9.
Mengenal mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah
10.Memahami
prinsip prisip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan
pengajaran Karena untuk kepentingan analisis, kemampuan seseorang dalam hubungannya dengan usaha meningkatkan kualitas proses dan mutu hasil belajar diguguskan kedalam empat kemampuan yakni:
1.
Merencanakan program belajar mengajar
2.
Melaksanakan dan memimpin proses belajar mengajar
3.
Menilai kemajuan proses belajar mengajar
4.
Menafs Menafsirk irkan an dan memanf memanfaat aatkan kan hasil hasil penilai penilaian an kemajua kemajuan n belaja belajarr mengaj mengajar ar dan informasi lainnya bagi penyempurnaan perencanaan dan pelaksanaan proses belajar mengajar.
Keempat gugus tersebut dianggap sebagai kemampuan profesional, tidak lain karena di samping samping memerl memerluka ukan n cara cara bekerja bekerja yang yang tidak tidak mekani mekanisti stik, k, juga juga karena karena untuk untuk dapat dapat melakukannya dengan memadai diperlukan penguasaan atas dasar dasar pengetahuan yang kuat, pengetahuan tentang relasi dasar dasar pengetahuan dengan praktek pekerjaan, dan cara bekerja yang memerlukan dukungan cara berfikir yang imaginative dan kreatif. Lain halnya menyangkut factor factor yang berperan dalam mewujudkan prestasi belajar, yang mana Para pengamat dan ahli pendidikan sepakat dengan suatu pendapat yang menyatakan bahwa pendidikan pada hakikatnya merupakan satu sistem yang mempunyai sejumlah komponen yang yang memainkan peranan yang berbeda tapi berkaitan dan berintraksi sesamanya dalam rangka mencapai sesuatu tujuan yang diinginkan. Kegiatan
mencapai tujuan itu pada dasarnya adalah proses proses transporma transpormasi, si, yakni mengubah mengubah peserta peserta didik yang belum memiliki kecakapan, kemampuan dan tingkah laku tertentu menjadi peserta didik yang telah memiliki kecakapan, kemampuan dan tingkah laku dimaksud dengan kualitas dan kuantitas tertentu. Komponen komponen yang terlibat dalam proses atau kegiatan transformasi ini dapat diklasifikasikan atas tiga jenis mesukan sebagaimana tergambar berikut ini:
Environmental Input
Raw I nput
Transformation Process
Out put
Instrument Input
Komponen yang berupa sarana, seperti kurikulum dan syllabus, guru, metoda, bahan pela pelaja jara ran, n, alat alat pros prosed edur ur eval evaluas uasi, i, dan fasi fasili lita tass fasi fasili lita tass lain lainny nyaa sepe sepert rtii alat alat dan dan perl perleng engka kapan pan gedun gedung, g, alat alat dan perl perleng engka kapan pan pelaj pelajar aran an dan lain lain lain lain,, meru merupa pakan kan instrumental input terhadap proses transpormasi tersebut. Sedangkan anak didik dengan segala segala karakte karakteris ristik tik dan latar latar belakan belakannya nyamer merupak upakan an raw input, input, sesuat sesuatu u yang yang akan akan mengala mengalami mi proses proses trans transporm pormasi asi.. Di sampin samping g itu, itu, proses proses transf transform ormasi asi ini tidak tidak akan mungkin mungkin terjadi terjadi dalam keadaan vakum, yakni bebas dan terisolasi terisolasi dari lingkungan fisik maupun social peserta didik. Ke dalam lingkungan lingkungan social ini termaksud lingkungan lingkungan dan pergaulan di sekolah, rumah tangga, dan masyarakat. Lingkungan peserta didik itu fisik
maupun social atau kultur merupakan komponen yang tidak kalah pentingnya yang akan memberikan input termaksud proses transformasi ini. Input yang diberikan ini lazim disebut environment input. Ketiga input ini akan mewarnai dan bahkan menentukan bentuk serta intensitas kegiatan atau proses transformasi yang akan dilaksanakan, yang pada gilirannya akan menentukan prestasi belajar masing masing peserta didik.
Harnischfeger dan Wiley (1976), yang dikutip Pratt (1980: 298), berpendapat bahwa prestasi belajar seorang peserta didik akan banyak ditentukan oleh peserta didik itu sendiri. Selain itu juga terlihat relasi relasinya dari factor tersebut di atas dalam skema berikut:
Curriculum and Institutional Factors
Pupil Background
Pupil Achievement
Teacher Background
Teacher Activities
Pupil Pursuits
Untuk Untuk menda mendapat patkan kan hasi hasill bela belaja jarr yang yang optim optimal al,, bany banyak dipe dipenga ngaru ruhi hi komp kompone onen n komponen belajar-mengajar. Sebagai contoh bagaimana cara mengorganisasikan materi, metode metode yang yang diteta ditetapka pkan, n, media media yang yang diper diperguna gunakan, kan, dan lain lain lain. lain. Tetapi etapi disamp disamping ing komponen pokok yang ada dalam kegiatan belajar-mengajar, ada factor lain yang ikut mempengaruhi keberhasilan belajar siswa, yaitu soal hubungan antara guru dan siswa sebagaimana dijelaskan di atas.
BAB IV PENUTUP Dari beberapa aspek uraian di atas tentang Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar Dalam Mendukung Peranan Profesionalisme Seorang Guru maka dapat disimpulkan bahwa: 1.
Peranan guru akan maju tidaknya mutu peserta didik dapat digambarkan sebagai berikut: a.
Sebagai komunikator, sahabat yang dapat memberikan nasihat nasihat, motivator sebagai pemberi inspirasi dan dorongan, pembimbingna dalam pengembangan sikap sikap dan tingkah tingkah laku serta serta nilai nilai nilai, nilai, orang orang yang yang menguas menguasai ai bahan bahan yang yang diajarkan.
b. b. Seba Sebagai gai pegaw pegawai ai (emp (employ loyee) ee) dala dalam m hubun hubungan gan kedin kedinas asan, an, seba sebagai gai bawa bawahan han (subordinat (subordinate) e) terhadap terhadap atasan, atasan, sebagai kolega dalam hubungannya hubungannya dengan anak didik, sebagai pengatur disiplin, evaluator dan pengganti orang tua. c. Menguasai Menguasai dan mengembangkan mengembangkan materi pelajaran, pelajaran, merencar merencaraa dan mempers mempersipkan ipkan pelajaran sehari hari, mengontrol dan mengeva luasi kegiatan siswa. d. Sebagai Sebagai transfor transformator mator dan katalisa katalisator tor dari dari nilai nilai dan dan sikap. sikap. e. Inform Informato atorr, organi organisat sator or,, mativa mativator tor,, pengara pengarah/d h/dire irecto ctorr, inisia inisiator tor,, transm transmitt itter er,, fasilitator, fasilitator, mediator med iator serta evaluator.
2.
Untu Untuk k mend menduku ukung ng hal hal ters terseb ebut ut di atas atas diper diperlu luka kan n beber beberapa apa komp kompet eten ensi si yang yang meliputi: a. Mengu enguas asai ai baha bahan n b. Mengel Mengelola ola progra program m belaj belajar ar menga mengajar jar c. Menge engelo lola la kela kelass d. Menggu Menggunaka nakan n media/ media/sum sumber ber.. e. Mengua Menguasai sai landas landasan an kependi kependidik dikan an f. Mengel Mengelola ola intrak intraksi si belaja belajarr mengaj mengajar ar g. Menilai Menilai presta prestasi si siswa siswa untuk untuk kepentin kepentingan gan pengaja pengajaran ran h. Mengenal Mengenal fungsi fungsi dan dan program program bimbingan bimbingan dan penyuluhan penyuluhan di sekolah sekolah i.
Mengen Mengenal al mengenal mengenal dan dan menyele menyelengga nggarak rakan an adminis administra trasi si sekola sekolah h
j. j.
Mema Memaha hami mi prin prinsi sip p pris prisip ip dan menaf menafsi sirk rkan an hasil hasil penel penelit itia ian n pendi pendidi dikan kan guna guna keperluan pengajaran
3.
Kedua Kedua hal tersebu tersebutt di atas mustahil mustahil dapat dapat terwuj terwujudka udkan n tanpa adanya adanya kerjas kerjasama ama serta serta dukungan yang dari beberapa pihak termaksud termaksud pemerintah pemerintah sendiri dalam kaitannya kaitannya meningkatkan taraf kesejahteraan guru serta merealisasikan reformasi pendidikan yang selama ini masih menjadi wacana dari masyarakat.
4.
beriku berikutt ini merupa merupakan kan kemampu kemampuan an kemampu kemampuan an profes profesion ional al seoran seorang g guru:
Gugus pengetahuan dan penguasaan teknik dasar 1.
2.
3.
perofesional Peng Penget etah ahua uan n tent tentan ang g disi disipl plin in ilmu ilmu peng penget etah ahua uan n
Gugus kemampuan profesional 1. Merencanakan
sebagai sumber bahan studi.
progr program am
Penget Pengetahu ahuan an materi materi bidan bidan gstud gstudii sebaga sebagaii objek objek
mengajar.
Kegiatan kegiatan 1.1
belaja belajarr-
profesional Merumuskan tujuan instruksional
1.2
Menguraikan
belajar;
desk deskri rips psii
Pengetahuan tentang berbagai teori belajar;
satuan bahasa
satu satuan an
4.
5.
1.3
Pengetahuan dan penguasaan berbagai model proses belajar;
kegi kegiat atan an
Pengetahuan tentang karakteristik dan kondisi social,
mengajar
ekonomi, budaya, politik sebagai latar belakang dan
memimpin memimpin proses proses
6.
Pengetahuan tentang proses sosialisasi.
belajar mengajar. mengajar.
7.
Penget Pengetahu ahuan an dan pengh penghaya ayatan tan pancas pancasila ila sebaga sebagaii
2.1
belajar-
mengajar 2.2
Mengatur
dan
mengubah mengubah suasana suasana
belajar tent tentan ang g
berb berbag agai ai
jeni jeniss
belajar-mengajar
info inform rmas asii 2.3
kependidikan dan manfaatnya Pengua uasa saan an 10. Peng
dan
proses
Pengetahuandan penguasaan berbagai media sumber
Peng Penget etah ahua uan n
Memimpin membimbing
pandangan hidup bangsa;
9.
bela belaja jarr-
2. Melaksanakan dan
konteks berlangsungnya proses belajar. belajar.
8.
Merancang
tekn teknik ik
meng mengam amat atii
pros proses es
meng mengub ubah ah
bela belaja jarr3. Menilai Menilai kemajuan kemajuan
mengajar 11. Penguasaan berbagai metode mengajar
Mene Menettapk apkan
dan urut urutan an
kegiatan belajar.
belajar 3.1
Penguasaan teknik teknik menyusun menyusun instrumen instrumentt penilaian penilaian 12. Penguasaan
Memberikan
skor
atas hasil evaluasi
kemajuan belajar 3.2
Mentransforma rmasika
13. Penguasaan teknik perencanaan dan pengembangan
Menafsirk irkan an 4. Menafs
dan
n
skor
menjadi
program belajar-mengajar memanfaatkan
nilai
Pengetahuan n tentang tentang dinamika dinamika hubungan hubungan interaksi interaksi 14. Pengetahua berbagai
3.3
Menetapkan
antara antara manusi manusia, a, teruta terutama ma dalam dalam proses proses belaja belajarrinforma rmasi
hasi
mengajar Pengetahu ahuan an tentan tentang g 15. Penget
siste sistem m pendid pendidika ikan n sebaga sebagaii
bahan bahan bagian bagian terpad terpadu u dari dari siste sistem m social social negar negaraa bangsa
penilaian
dan
penel peneliti itian an
untuk untuk
memecahkan
ranking
Penguasaa saan n 16. Pengua
teknik teknik memper memperole oleh h informa informasi si yang yang
masalah
diperluka diperlukan n untuk untuk kepenting kepentingan an proses proses pengambi pengambilan lan
profesional
keputusan
kependidikan
BAB V KEPUSTAKAAN Pendidikan . Rajawali, Jakarta, 1986. Sardiman A.M. Motivasi Dalam Pendidikan.
DR. Soedijarto, M.A. Menuju Pendidikan Nasional Yang Relevan dan Bermutu. Balai Pustaka, Jakarta, 1993.
Depan. Pustekkom Dikbud dan Rajawali Harold G. Shane. Arti Pendidikan Bagi Masa Depan. dalam rangka ECD Project (USAID), Jakarta, 1984.
Suara Guru. Guru. Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), __________ Suara Jilid 0126, Jakarta, 1998.
Dimensi si Kepemim Kepemimpin pinan an Dalam Dalam Manaje Manajemen men. Bala H. Moefti Moeftiee Wiriadi iriadihar hardja dja,, SH. Dimen Balaii Pustaka, Jakarta, 1987.
Prof. Prof. Soetji Soetjipto pto dan Drs. Drs. Raflis Raflis Kosasi Kosasi,, M.Sc. M.Sc. Profesi Profesi Keguruan. Pusat Pusat Perbuku Perbukuan an DEPDIKNAS dan Rineka Cipta, Jakarta, 2003.