MAKALAH PRINSIP-PRINSIP TAUHUD MENURUT Ismāī l Rā j ī al-Fārūq ī
DISUSUN
DALAM RANGKA MEMENUHI SALAH SATU PERSYARATAN KENAIKAN PANGKAT JABATAN GURU
Oleh : Nama : Drs. Nur Kholiq NIP : 196301081987031004
PEMERINTAH KABUPATEN JEPARA DEPARTEMEN PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS
1
SMA NEGERI 1 KEMBANG Jl. Bangsri Keling, Km 6
(0291) 771186
KATA PENGANTAR
2
59453
DAFTAR ISI Halaman Judul ………………………………………………………………. Kata Pengantar ……………………………………………………………… Surat Keterangan …………………………………………………………… Daftar Isi ………………………………………………………………………
Bab I : Pendahuluan Pendahuluan ……………………………………………………….
Bab II
: Pembahasan
………………………………………………………. A. Pemikiran Al-Faruqi tentang Tauhid ………………………………... B. Riwayat Hidup Ismāīl Rājī al-Fārūqī ………………………………. C. Prinsip-Prinsip Prinsip-Prinsip Tauhid ............................................ ................................................................... .............................. .......
Bab III Penutup ………………………………………………………………
Catatan Kaki Daftar Pustaka
3
BAB I PENDAHULUAN
Dalam Dalam khazan khazanah ah bukubuku-buk buku u kalam/ kalam/teol teologi ogi Islam Islam klasik klasik sampai sampai dengan dengan kalam kalam modern, modern, tema tauhid selalu menjadi menjadi bahasan bahasan utama. Hampir semua aliran teologi atau kalam yang muncul seperti Muktazilah, Asy`ariyah, pemikiran ulama salaf maupun maupun khalaf khalaf selalu selalu menjad menjadika ikan n masalah masalah ketuha ketuhanan nan (baca: (baca: tauhid tauhid)) sebaga sebagaii prinsipprinsip dasar pemikiran mereka. Pembah Pembahasan asan tauhid tauhid dalam dalam ilmu ilmu kalam/ kalam/teo teolog logii Islam, Islam, oleh oleh para para mutaka mutakallim llimin in dimakn dimaknai ai sebaga sebagaii paham paham "memah "memahaes aesaka akan n Tuhan" Tuhan" atau secara secara lebih lebih sederh sederhana ana adalah paham "Ketuhanan Yang Maha This is a close examination of the book al-
Tawhīd: Its Implications for Thought and Life which is the work of al-Fārūqī . Tauhid, as the core of religious experience, contains all human experience, as well as its actu actual alis isat atio ion n in a conc concret retee and and factu factual al form form.. The The esse essenc ncee of reli religi giou ouss experience in Islam is Allah. The epistemology of tauhid developed in this book is how to compre comprehen hend d God as the normat normative ive core core in the Islamic Islamic cosmol cosmologi ogical cal doctrine which requires the presence of creatures capable of understanding and realizing God’s norms. This book clarifys that the tauhid of God directly forms the reas reason on for for ever everyt ythi hing ng and and is behi behind nd all all phen phenom omen ena. a. Tauhid mean meanss the the secularization of the world which is a condition for scientific knowledge.
Kata kunci: al- Fārūqī, tauhid, ilmu pengetahuan, kosmologi Islam .
4
BAB II PEMBAHASAN A. Pemikiran Pemikiran Al-Faruqi Al-Faruqi tentang tentang Tauhid Tauhid Esa", 1 atau monoteisme murni. 2 Muktazilah misalnya, berpendirian bahwa tauhid adalah adalah menges mengesaka akan n Allah Allah baik baik sifat sifat dan zat-Nya zat-Nya.. Sedang Sedang menuru menurutt Asy'ar Asy'ariya iyah, h, tauhid adalah mengesakan Allah dalam zat-Nya, tetapi Dia masih memiliki sifatsifat yang mutlak. 3 Karena begitu pentingnya pembahasan tauhid tersebut di dalam ilmu kalam, sehingga sering juga disebut dengan Ilmu Aqa`id (Ilmu Akidah), Ilmu Ushuluddin (Ilmu Pokok-Pokok Agama), dan Ilmu Tauhid. 4 Adapun menurut Muhammad Abduh, tauhid adalah keyakinan bahwa Allah adalah satu tidak ada syarikat bagi-Nya.5 Sedang Abu Sulayman, tauhid adalah eksistensi, kees keesaan aan,, dan dan keun keunik ikan an Alla Allah. h. Impl Implik ikas asin inya ya adal adalah ah haru haruss ada ada kesa kesatu tuan an dan dan kesederajatan umat manusia karena manusia merupakan khalifah Allah yang akan mengatur dunia menurut irādah -Nya.
6
Sementara menurut Sayyid Qutb, tauhid
merupakan karakteristik yang menonjol dalam setiap agama yang dibawa oleh setiap rasul dari sisi Allah, di samping itu tauhid juga merupakan sendi pertama agama Islam.7 Adapun pengertian tauhid secara bahasa berasal dari kata benda kerja (masdar) dari yang secara secara harfia harfiah h berart berartii menyat menyatuka ukan n dan menges mengesaka akan. n.8 Namun, wahhada, yang makna generiknya diartikan sebagai "mempersatukan" hal-hal yang terserak atau terpecah-pecah. Sebagaimana dalam bahasa Arab ada ungkapan tawhīd al-kalimah yang berarti mempersatukan kata-kata, ucapan, persepsi, dan paham, dan dalam
5
ungkapan yang lain adalah tawhīd al-quwwah yang maknanya mempersatukan kekuatan. Dalam Al-Qur’an kata tauhid tidak ditemukan, yang ada adalah kata ahad dan Tetapi walaup walaupun un demiki demikian an menuru menurutt Nurch Nurcholi olish sh Madjid Madjid,, tauhid tauhid telah telah wāhid. 9 Tetapi menggambarkan isi pokok ajaran Al-Qur'an. 10 Bahkan, inti ajaran semua nabi dan rasul yang diutus sebelum Nabi Muhammad adalah juga mengandung tauhid .11 Bila dibandingkan dengan buku-buku teologi/kalam yang ada baik buku klasik sampai modern, buku al-Tawhid Its Implications for Thought and Life karya alFārūqī memiliki kekhasan tersendiri. Letak kekhasan buku tersebut adalah bahwa tauhid tauhid selalu selalu dikait dikaitkan kan dengan dengan tanggu tanggung ng jawab jawab morali moralitas tas,, baik baik kepada kepada Tuhan Tuhan maupun manusia, dan tauhid tidak semata-mata dikaitkan dengan permasalahan ketu ketuha hana nan n
teta tetapi pi
juga juga
meng mengai aitk tkan anny nyaa
deng dengan an
perm permas asal alah ahan an
kebu kebutu tuha han n
kemanusiaan (basic human need ). ). Oleh karena itu, tulisan ini ingin mengkaji buku tersebut ut sekali sekaligus gus memper memperken kenalk alkan an tokoh tokoh pemiki pemikirr Islam Islam bernam bernamaa al-Tawhid terseb Ismā’īl Rājī al-Fārūqī ke hadapan pembaca.
B. Riwayat Riwayat Hidup Ismāīl Ismāīl Rājī Rājī al-Fā al-Fārūqī rūqī
Ismāīl Rājī al-Fārūqī adalah seorang ilmuwan dan aktivis muslim terkemuka yang lahir di Jaffa, Palestina, pada tanggal 1 Januari 1921,
12
di mana Palestina saat itu
masih merupakan bagian dari Arab, sebelum pendudukan kaum zionis-Israel. Ia sarjana dengan beberapa gelar akademis dan sekaligus aktivis dakwah dengan mengecam kekakuan kesarjanaan karena cenderung mensterilkan manusianya. Ia ban banya yak k
mend mendal alam amii
fils filsaf afat at
dan dan
perb perban andi ding ngan an
agam agama, a,
teta tetapi pi
komi komitm tmen en
keisla keislaman mannya nya hingga hingga pada pada tingka tingkatt tertent tertentu u tampak tampak memand memandulk ulkan an ketajam ketajaman an filosofis filosofis dan analitisny analitisnya. a.13 Al-Fārū Al-Fārūqī qī adalah adalah pendir pendirii Pusat Pusat Pengka Pengkajia jian n Islam Islam di Temple Temple University University Philadelphia, Philadelphia, Amerika Amerika Serikat. Serikat. Ia mengingin menginginkan kan aktualisasi aktualisasi Islam dan tokoh Pan-Islamisme.
14
Pendidikan awalnya adalah di Madrasah Masjid
dan College de Freres di Libanon sejak tahun 1926-1936. Gelar sarjana muda
6
diraihnya dari American University di Beirut tahun 1941. Dengan penguasaan bahasa Arab, Inggris, dan Prancis yang mahir, dia memahami khazanah intelektual dari berbagai budaya budaya dan peradaban yang kemudian kemudian membentuk karakter pribadi maupun pola pemikirannya. 15 Al-Fārūqī kemudian menjadi pegawai pemerintahan Palest Palestina ina atas mandat mandat pemeri pemerinta ntah h Inggri Inggriss selama selama empat empat tahun tahun dan kemudi kemudian an diangkat menjadi Gubernur Galilea yang terakhir. Dengan jatuhnya provinsi ini ke tangan Israel tahun 1947, ia memutuskan hijrah ke Amerika Serikat pada tahun 1948. Hijrah Hijrahnya nya ke Amerik Amerikaa Serika Serikatt tersebu tersebut, t, mengub mengubah ah haluan haluan hidupn hidupnya. ya. Ia mulai mulai menggeluti dunia akademisnya di Amerika Serikat. Pada tahun 1949, dia meraih gelar MA (S2) dalam bidang filsafat di Indiana University. Ia juga kuliah di Harvard University dan mendapat gelar MA (S2) yang kedua kalinya dengan judul tesis On Justifying the Good: Methaphysic and Epistemology of Value (Tentang Pembenaran Pembenaran Kebaikan: Kebaikan: Metafisika Metafisika dan Epistemolo Epistemologi gi Nilai Nilai). ). Sedang Sedangkan kan gelar gelar doktor doktor (S3) (S3) dipero diperoleh lehny nyaa dari dari Indian Indianaa Univer Universit sity y pada pada tahun tahun 1952. 1952.16 Ketika konsep konsep-ko -konse nsep p pemiki pemikiran ran al-Fār al-Fārūqī ūqī belum belum biasa biasa diteri diterima ma oleh oleh masyar masyaraka akatt di sekelilingnya, ia pun terdorong untuk kembali ke dunia Arab. Selanjutnya selama empat tahun ia mempelajari dan memperdalam ilmu pengetahuan keislaman di Univesitas Univesitas Al-Azhar Al-Azhar Kairo Kairo,, Mesi Mesir, r, dari dari tahu tahun n 1954 1954-1 -195 958. 8. Kemu Kemudi dian an kari karier er mengajarnya terus berlanjut di McGill University Montreal, Kanada pada tahun 1959. Di McGill ia bertemu dan bergaul dengan Fazlur Rahman selama dua tahun 1959-1 1959-1961 961.. Selain Selain mengaj mengajar ar al-Fārū al-Fārūqī qī juga juga mempel mempelajar ajarii agama agama di luar luar Islam, Islam, seperti Etika Yahudi dan Kristen. Pada tahun 1961-1963, al-Fārūqī pindah ke Karachi Pakistan, memenuhi undangan Fazlur Rahman untuk ikut ambil bagian dalam kegiatan "Central Institute for Islamic Research" dengan jurnalnya bernama
Islamic Studies.
17
Pada tahun 1963, al-Fārūqī kembali ke Amerika Serikat dan
memb member erii kuli kuliah ah pada pada Faku Fakult ltas as Agam Agamaa Univ Univer ersi sity ty of Chic Chicag ago o (196 (19633-19 1964 64), ), kemudian pindah ke program pengkajian Islam di Syiracuse University, New York (1964-1968). Tahun 1968, ia pindah ke Temple University, Philadelphia, sebagai
7
Guru Guru Besar Besar Studi Studi Islam Islam dan Perban Perbandin dingan gan Agama, Agama,
18
dan mendir mendirika ikan n Pusat Pusat
Pengkajian Pengkajian Islam. Ia mengabdi mengabdi sebagai pengajar di universitas universitas ini sampai sampai akhir hayatnya. Di samping itu, al-Fārūqī juga menjadi dosen luar biasa di berbagai Perguruan Tinggi di dunia, seperti Mindanou State University, Marawi City, Philipina, dan Univer Universit sitas as Islam Islam di Qum. Qum. Dialah Dialah peranc perancang ang utama utama kuriku kurikulum lum The American American
Islamic College, Chicago. 19 Al-Fārūqī banyak terlibat dalam perancangan program pengk pengkaji ajian an Islam Islam di berbag berbagai ai negara, negara, sepert sepertii Pakist Pakistan, an, Afrika Afrika Selata Selatan, n, India, India, Malaysia, Libya, Arab Saudi, dan Mesir. Al-F Al-Fār ārūq ūqīī dudu duduk k seba sebaga gaii angg anggot otaa dewa dewan n reda redaks ksii di dela delapa pan n jurn jurnal al ilmi ilmiah ah terkemuka, di antaranya, jurnal Islamic Studies, Islam and the Modern Age, dan
American Journal of Islamic Social Sciencies (AJISS). Karena prestasinya yang menonj menonjol ol dalam dalam bidang bidang akadem akademik ik itulah itulah,, maka maka al-Fārū al-Fārūqī qī banyak banyak menerim menerimaa pengharga penghargaan an ilmiah. ilmiah.
20
Selama Selama 30 tahun tahun karier karier akadem akademisn isnya, ya, al-Fārū al-Fārūqī qī telah telah
menulis, menyunting, dan menerjemah sekitar 25 buku dan 104 artikel. 21 Semua pemikirannya meliputi pemikiran Islam, teologi, filsafat, metafisika, sosial-politik, ekonomi, kebudayaan, etika, sejarah, dan perbandingan agama. Selama hidup di Barat, al-Fārūqī mengaktualisasikan Islam di dalam kehidupan modern, sekaligus menjad menjadika ikanny nnyaa lebih lebih dapat dapat dipaha dipahami mi dan diterim diterima. a. Sepert Sepertii halnya halnya pemimp pemimpin in modernis Islam akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, ia mengatakan bahwa Islam harus par excellence dengan akal, akal, ilmu ilmu penget pengetahu ahuan, an, serta serta kemaju kemajuan an dengan dengan excellence dengan penekanan kuat kepada etika aksi dan etika kerja. 22 Jika di sepanjang tahun 1950-1960-an al-Fārūqi menyuarakan dirinya sebagai ahli waris Arab dalam hubungannya vis a vis dengan modernisme Islam dan empirisme Barat, maka pada akhir tahun 1960-an dan awal 1970-an dia semakin banyak mengemban mengemban tugas seorang seorang sarjana sarjana aktivis aktivis Muslim. Muslim. Perubahan Perubahan dalam orientasi orientasi ini meru merupa paka kan n bukt buktii peny penyus usun unan an kemb kembal alii keran kerangk gkaa kerj kerjan anya ya,, di mana mana Isla Islam m mengga mengganti ntikan kan arabism arabismee sebaga sebagaii titik titik acuan acuan utama. utama. Karenan Karenanya, ya, Islam Islam selalu selalu menempati kedudukan penting dalam karya-karya al-Fārūqi, bahkan Islam telah
8
menj menjad adii prin prinsi sip p peng pengor orga gani nisa sasi sian an.. Isla Islam m diha dihadi dirk rkan an seba sebaga gaii ideo ideolo logi gi yang yang mencakup mencakup segala sesuatu, sebagai identitas identitas utama dari komunitas komunitas orang-orang orang-orang yang yang beri berima man n yang yang meli melipu puti ti selu seluru ruh h duni duniaa dan dan seba sebaga gaii prin prinsi sip p penu penunt ntun un masyarakat dan kebudayaan. Al-Fμrμq³ berhasrat kuat untuk mengislamkan ilmu pengetahuan. Dalam rangka mencapai tujuan ini, ia mendirikan dan memimpin banyak organisasi, termasuk
Muslim Muslim Student Student Associat Association, ion, The Associat Association ion of Muslim Muslim Professi Professional onals, s, dan Association of Muslim Social Scientiests yang didirikannya pada tahun 1972, dan menjadi presidennya yang pertama sampai 1978, dan dijabat lagi pada tahun 19801982. Pada tahun 1981 ia mendirikan International Institute for Islamic Thought — IIIT di Virginia. Virginia.23 Organisasi yang bergerak dalam ilmu-ilmu sosial ini kemudian kemudian menerbitkan menerbitkan jurnal jurnal American Journal of Islamic Social Sciencies, dan presiden pertama pertama pada The American Islamic College, Universitas Chicago, dan dewan pengawas Masyarakat Islam Amerika Utara ( Islamic Islamic Society of North America-ISNA). Di tengah suasana meningkatnya serangan terorisme di Eropa Barat yang memicu gerakan anti Arab di Amerika Serikat pada awal tahun 1986, beberapa orang Arab dibunuh dan dianiaya oleh kelompok tidak dikenal. Banyak tersebar poster-poster berbau berbau anti Arab yang diduga disebarkan disebarkan oleh kelompok kelompok Jewish Defense League dan Jewish Defense Organization. Prof. Dr. Ismāīl Rājī al- Fārūqī dan istrinya Lois Lamy Lamya' a' al-Fā al-Fārū rūqī qī dibu dibunu nuh h di dala dalam m ruma rumahn hnya ya dala dalam m suat suatu u sera serang ngan an oleh oleh kelompok tak dikenal di Wycote Philadelphia, tengah malam menjelang sahur pada tanggal 18 Ramadan 1406 H/27 Mei 1986 M. 24 Ismāīl Rāji al-Fārūqī wafat seketika dengan cara ditikam dan disayat lebih dari 13 kali yang mengenai jantungnya, sedangkan istrinya Lamya' ditusuk 8 kali, dan satu di antaranya mengenai dadanya. 25
Pada peristiwa ini, juga menyebabkan dua anak beliau wafat akibat keganasan
tersebut yang di duga agen Mossad berperan di balik kejadian itu. Untuk Untuk mengen mengenang ang usaha usaha dan karya karya al-Fārū al-Fārūqī, qī, Organi Organisas sasii Masyar Masyaraka akatt Islam Islam Amerika Utara (ISNA) mendirikan The Ismā’īl and Lamya' and Lamya' al-Fārūqi Memorial
9
Fund, yang bermaksud memberikan beasiswa dalam penelitian dan pengembangan ilmu ilmu-il -ilmu mu Isla Islam, m, sela selaras ras deng dengan an isla islami misa sasi si ilmu ilmu peng pengeta etahu huan an yang yang dici dicita ta-citakannya. citakannya. Gambaran Gambaran Buku Al-Tawhī d Its Implications for Thought and Life . Buku ini diterbitkan oleh penerbit International International Institute of Islamic Thought (IIIT) Herndon, Virginia, U.S.A. Buku ini berjumlah 248 halaman plus indeks, kata persembahan, dan lampiran-lampiran glosari karya al-Fārūqī. Karya ini telah terbit dalam tiga edisi, edisi pertama edisi pertama terbit pada tahun 1982, kedua tahun 1992, dan edisi ketiga tahun 1995. Buku al-Tawhīd, merupakan penuangan dari konsep-konsep pemikiran al-Faruqi menjelang akhir hayatnya. Terlebih dari kekurangan dan kelebihannya, buku ini merupakan suatu sintesis yang sangat impresif, merangkum tulisan-tulisan yang ia buat sebelumnya.
26
Al-Tawhīd, telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
oleh Penerbit Pustaka, Bandung pada tahun 1995. Penerjemahnya adalah Rahmani Astuti, dan penyuntingnya adalah Ahsin Mohammad. Buku ini terdiri dari 13 bab, bab pertama berisi tentang esensi pengalaman keagamaan, yaitu tauhid sebagai pengalaman keagamaan, dan dan tauhid sebagai pandangan dunia ( worldview ), dan bab bab kedua kedua berisi berisi tentan tentang g intisa intisari ri Islam, Islam, yaitu yaitu pentin pentingny gnyaa tauhid tauhid,, transen transenden densi si ketuhanan dalam agama Yahudi dan Kristen, transendensi ketuhanan dalam Islam, dan sumbangan khusus Islam terhadap budaya dunia. Adapun bab ketiga sampai bab ketigabelas berisi tentang prinsip-prinsip tauhid, yaitu prinsip sejarah, ilmu penge pengetah tahuan uan,, metafis metafisika ika,, etika, etika, tata sosia sosial, l, ummah, ummah, keluar keluarga, ga, tata politi politik, k, tata tata ekonomi, tata dunia, dan estetika.
C. Prinsip-Prinsip Prinsip-Prinsip Tauhid
Dala Dalam m buku buku al-T al-Taw awhī hīd d Its Its Im Impl plic icat atio ions ns for for Thou Though ghtt and and Life Life,,
al-Fārūqī
menyatakan bahwa esensi peradaban Islam adalah Islam dan esensi Islam adalah tauhid—sua tauhid—suatu tu afirmasi afirmasi atau pengakuan pengakuan bahwa bahwa Allah Allah adalah adalah Yang Yang Maha Maha Esa, Esa,
10
Pencipta yang Mutlak, Transenden, dan Penguasa alam semesta. semesta.27 Di dalam buku ini dijelaskan bahwa dijelaskan bahwa prinsip-prinsip tauhid yang mencakup 11 aspek, yaitu:
1. Tauhid sebagai Prinsip Sejarah 28 Tauhid menempatkan manusia pada suatu etika berbuat atau bertindak, yaitu etika di mana mana keberh keberharg argaan aan manusi manusiaa sebaga sebagaii pelaku pelaku moral moral diukur diukur dengan dengan tingka tingkatt keberhasilan yang dicapainya dalam mengisi aliran ruang dan waktu, dalam dirinya dan lingkungan sekitarnya. Dalam banyak ayatnya, Al-Qur'an telah memberikan pembenaran kepada ciptaan dan melukiskannya sebagai tempat di mana mana manu manusi siaa menj menjal alan anka kan n tuga tugass kosm kosmik ikny nya. a. Secar Secaraa empa empati tiss AlAl- Qur' Qur'an an menegaskan bahwa dunia adalah lapangan yang harus direalisasikan oleh manusia dengan sebaik-baiknya. Konsekuensinya, urusan-urusan di dunia ini dalam Islam mempunyai arti yang sangat penting dan serius. Sejarah adalah penting bagi umat Islam dan akan dipertangg dipertanggungja ungjawabka wabkan n kepada kepada Yang Mutlak. Harus dipahami bahwa hasil akhir dari sejarah adalah konsekuensi langsung dari tindakan mereka sendiri dalam sejarah, baik pada tingkat pribadi, maupun pada tingkat komunal. Tauhid dengan demikian memungkinkan umat Islam untuk memandang dirinya sendiri sebagai pusat pusaran sejarah, karena dia adalah satu-satunya wakil Tuhan yang dapat membawa kehendak-Nya menuju realisasi pemenuhannya dalam sejarah.
2. Tauhid sebagai Prinsip Pengetahuan 29 Bagi al-Fārūqī, kata belief (kepercayaan) ataupun faith tidak tepat digunakan bagi orang Islam. Kata tersebut mengandung ketidakbenaran, kemungkinan, keraguan, dan kecurigaan, karena orang atau kelompok tertentu menganggap suatu proposisi tert terten entu tu seba sebaga gaii kebe kebena nara ran. n. Isti Istila lah h itu itu hany hanyaa sahi sahih h bila bila dike dikena naka kan n bagi bagi seseorangatau kelompok tertentu. Istilah tersebut berbeda dengan ³m±n dari kata keamanan, yang berarti berarti bahwa proposis proposisi-prop i-proposis osisii yang diajukannya diajukannya amn atau keamanan, sunggu sungguh-s h-sung ungguh guh benar, benar, dan kebena kebenaran ran mereka mereka telah telah dimili dimiliki, ki, dipaha dipahami mi dan diterima oleh akal pikiran. Sifat reasonable dari iman terhadap pikiran adalah
11
dalam keadaannya yang sangat kritis, ia tidak takut tandingan, dan tidak bekerja secara rahasia. Tauhid sebagai prinsip pengetahuan adalah pengakuan bahwa Allah, Kebenaran (al-¦aqq), itu ada, dan dia Esa. Lewat tauhid, kebenaran bisa diketahui dan manusia mampu mampu mencap mencapain ainya. ya. Sebaga Sebagaii prinsi prinsip p metodo metodolog logi, i, tauhid tauhid memili memiliki ki prinsi prinsip, p,
pertama, penolakan terhadap segala sesuatu yang tidak berkaitan dengan realitas, artinya tidak boleh berdusta dan menipu, karena sesuatu dalam agama terbuka untuk diselidiki dan dikritik; kedua, penolakan kontradiksi-kontradiksi hakiki, di sini berlaku prinsip rasionalisme; dan, ketiga, keterbukaan bagi bukti yang baru, yaitu melindungi kaum muslimin dari literalisme, fanatisme, dan konservatisme yang mengakibat mengakibatkan kan kemandegan kemandegan.. Singkatnya Singkatnya adalah bahwa tauhid tauhid merupakan merupakan kesatuan kebenaran.
3. Tauhid sebagai Prinsip Metafisika
30
Dalam Dalam Islam, Islam, alam adalah adalah ciptaan ciptaan dan anuger anugerah. ah. Sebaga Sebagaii ciptaan ciptaan,, ia bersif bersifat at teleologis, teleologis, sempurna, sempurna, dan teratur; teratur; sebagai sebagai anugerah, anugerah, ia merupakan merupakan kebaikan yang tak mengandung dosa yang disediakan untuk manusia. Tujuannya adalah untuk memungkinkan manusia melakukan kebaikan dan mencapai kebahagiaan. Dengan sendirinya, tauhid berarti penghapusan terhadap setiap kekuatan yang bekerja dalam alam di samping Tuhan. Tauhid mengumpulkan seluruh benang rajut kausalitas dan mengembalikan kepada Tuhan, bukan kepada kekuatan yang lain lain.. Tauh Tauhid id di dalam dalam Isla Islam m menj menjad adii syar syarat at bagi bagi ilmu ilmu peng pengeta etahu huan an buka bukan n penghalan penghalang. g. Alam yang dipandang dipandang melalui tauhid, sangat sangat sesuai sesuai dan siap diamati diamati dan dianalisis secara ilmiah. Islam mengajarkan bahwa alam diciptakan sebagai panggung bagi manusia sebagai lapangan lapangan tempat tempat tumbuh tumbuh dan berkembang, berkembang, menikmati menikmati anugerah anugerah Tuhan dengan aturan-aturan-Nya, yakni, 1) alam bukanlah milik manusia melainkan milik Tuhan. Manusia
harus rus
mampu
menjaga
keseimbangan
eko ekologisnya,
bukan
mengek mengekspl sploita oitasi si atau atau merusa merusak k alam tersebu tersebut; t; 2) tatatan tatatan alam alam tunduk tunduk kepada kepada
12
manusia yang dapat mengubah seperti yang dikehendakinya dengan syarat ada tanggu tanggung ng jawab jawab di dalamn dalamnya; ya; 3) dalam dalam memanf memanfaat aatkan kan dan menikm menikmati ati alam, alam, manusia diperintahkan untuk bertindak sesuai dengan aturan moral; dan, 4) Islam menuntut manusia untuk menyelidiki dan memahami pola-pola Tuhan dalam alam, tidak hanya pola-pola yang terkandung dalam ilmu-ilmu kealaman, tapi juga pola pola yang terkandung dalam tatanan umum dan keindahan alam.
4. Tauhid sebagai Prinsip Etika 31 Tauhid menegaskan bahwa Tuhan telah menciptakan manusia dalam bentuk yang paling baik dengan tujuan mengabdi kepada-Nya. Manusia berfungsi sebagai wakil Tuha Tuhan n di muka muka bumi bumi dan dan meng mengem emba ban n aman amanat at di dala dalamn mnya ya.. Aman Amanat at atau atau kepercayaan Ilahi tersebut berupa pemenuhan unsur etika dari kehendak Ilahi yang sifatnya mensyaratkan ia harus direalisasikan dengan kemerdekaan, dan manusia adalah satu-satunya makhluk yang mampu melaksanakan tugas dan amanatnya itu. Tanggu Tanggung ng jawab jawab atau atau kewaji kewajiban ban (taklīf ) yang yang dibeba dibebanka nkan n pada pada manusi manusiaa sama sama sekali tidak mengenal batas. Ia mencakup seluruh alam semesta, di mana taklīf atau kewajiban manusia bersifat universal, kosmik. Ia hanya berakhir pada hari kiamat. Dalam Islam, etika dan agama tidak dapat dipisahkan. Tidak ada dalam pikiran Islam kata yang bertentangan, seperti religius-sekular, sakralprofan, dan lain-lain. Kesadaran dalam diri manusia bersifat terikat, begitu juga terhadap lingkungannya. Ia bersifat posesif, sekaligus tremendum dan fascinosum. Artinya, bahwa pada satu sisi Allah swt. menampakkan sifat-sifat keangkerannya, namun pada sisi lain Ia juga memperlihatkan sifat kasih sayangnya terhadap manusia. Maka, harus dipahami adalah ketika Allah menampakkan sifat keangkeran tersebut sematasemata-mat mataa karena karena cinta-N cinta-Nya ya kepada kepada manusi manusiaa agar agar tidak tidak terjere terjeremba mbab b dalam dalam kubangan kenistaan, kehinaan dan hidup penuh dengan dosa.
5. Tauhid sebagai Prinsip Tata Sosial 32 Islam adalah agama yang sesuai dengan ruang dan waktu. Islam menghendaki agar manusia memenuhi kebutuhannya secara wajar, seperti makan-minum, rumah yang
13
nyam nyaman an,, meng mengub ubah ah duni duniaa menj menjad adii
tama taman n yang yang inda indah; h; meni menikm kmat atii seks seks,,
persahabat persahabatan an yang baik dalam kehidupan kehidupan,, mengemban mengembangkan gkan ilmu pengetahua pengetahuan, n, mengelola alam, berserikat, berkumpul dan membangun struktur sosio-politik. Dalam Islam, tata sosial adalah inti dari ajaran dan lebih penting penting dari tata pribadi, pribadi, meskipun tata pribadi menjadi prasyarat menjadi tata sosial. Islam sepakat dengan semua agama yang mementingkan nilai-nilai pribadi dan mengakuinya sebagai
sine qua non dari seluruh kebajikan dan kesalehan. Dalam etika, niat di mana kebajikan kebajikan moral merupakan merupakan fungsi dari keterikatan diri ( self yang tida tidak k ada ada haki hakim m yang yang dapa dapatt meni menila laii diri diriny nyaa sela selain in self commitme commitment nt ) yang nuraninya sendiri—Tuhan. Tetapi hal ini sama sekali tidak menafikan pentingnya nurani nurani yang yang tetap tetap bekerja bekerja.. Di atas dan di luar luar nurani nurani,, perang perangkat kat mekani mekanisme sme masyar masyaraka akatt (legis (legislati latif, f, yudika yudikatif, tif, dan ekseku eksekutif tif)) harus harus terjun terjun ke lapang lapangan an dan mengatur kehidupan manusia. Sebagaimana pola-pola Tuhan dalam alam yang mencakup seluruh ciptaan, dan dengan demikian, ciptaan itu harus dibentuk menjadi kosmos yang tertib. Nilai ketent ketentuan uan moral moral berlak berlaku u bagi bagi semua semua orang, orang, tidak tidak terbatas terbatas kepada kepada sekelo sekelompo mpok k manusia saja. Dari sini akan muncul dua konsekuensi dari prinsip masyarakat Islam; pertama , masyarakat Islam tidak akan pernah bisa membatasi dirinyapada suku, bangsa, ras atau kelompok tertentu saja; dan, kedua, masyarakat Islam mesti dikemb dikembang angkan kan ke semua semua umat umat manusi manusia. a. Masyar Masyaraka akatt Islam Islam adalah adalah masyar masyaraka akatt terbuka, dan setiap manusia boleh bergabung di dalamnya.
6. Tauhid sebagai Prinsip Ummah
33
Dalam Islam ada dua istilah yang sejajar dengan komunitas, yaitu sya‘b dan qaum. Kedua Kedua istila istilah h ini dipakai dipakai hanya hanya kepada kepada kelomp kelompok ok terten tertentu tu saja, saja, tapi tapi ia akan akan menjadi menjadi komunitas komunitas atau "masyarakat "masyarakat"" Islam apabila memiliki memiliki kebudayaan kebudayaan dan peradaban yang integral dan sama-sama memeluk agama Islam, dan inilah yang disebut ummah. Ummah adalah masyarakat universal, universal, mencakup mencakup ragam etnisitas, tetapi tetapi komitm komitmenn ennya ya terhad terhadap ap Islam Islam mengik mengikat at mereka mereka dalam dalam tata tata sosial sosial yang yang
14
spesifik. Ummah bersifat trans-lokal , tida tidak k dite ditent ntuk ukan an oleh oleh pert pertim imba bang ngan an geografis, dan trans-statal , yang bisa mencakup beberapa atau banyak negara. Oleh karena itu, hakekat ummah adalah; 1) menentang etnosentrisme, maka ketika etnisi etnisitas tas menjad menjadii etnose etnosentr ntrism isme, e, Islam Islam mengut mengutukn uknya ya sebaga sebagaii kekufu kekufuran ran;; 2) universalis universalisme, me, di mana cita-cita cita-cita komunitas komunitas universal universal adalah cita-cita Islam; 3) totalisme, artinya Islam relevan dengan setiap bidang kegiatan hidup manusia yang berdasarkan kehendak Tuhan; 4) kemerdekaan, tidak ada kekerasan, pemaksaan terhadap rakyat, regimentasi mungkin penting itu pun sebatas pelaksanaan saja; dan 5) misi, di mana ummah merupakan matriks wahyu Tuhan yang definitif, alat kehendak-Nya, dan titik di mana yang Ilahiah bertemu dengan kosmos, dan tujuan eksistensinya adalah agar firman Tuhan terjunjung tinggi.
7. Tauhid sebagai Prinsip Keluarga
34
Keluar Keluarga ga Islam Islam tetap tetap akan akan lestari lestari sebab sebab ia ditopa ditopang ng oleh oleh hukum hukum Islam, Islam, dan dideterminasi oleh hubungan eratnya dengan tauhid sebagai pengalaman agama Islam. Islam menganggap bahwa keluarga mutlak perlu bagi pemenuhan tujuan Ilahi. Tidak akan ada tauhid tanpa pemenuhan keluarga tersebut. Berpegang pada tauhid berarti menghayati perintah-perintah Tuhan sebagai satu kewajiban, dan pada saatnya harus mengaktualisasikan nilai-nilai yang tersirat dalam perintah perintah itu. Dalam membentuk keluarga, perlu diperhatikan hal-hal berikut, yaitu: kesamaan derajat, derajat,35 karena Allah menjadikan laki-laki dan perempuan pertama, kesamaan sede sederaj rajat at dalam dalam hakhak-ha hak k keag keagam amaan aan,, etik etikaa dan dan sipi sipil, l, serta serta tuga tugas-t s-tug ugas as dan dan kewaji kewajiban ban-kew -kewaji ajiban ban mereka mereka.. Mereka Mereka akan akan memili memiliki ki perbed perbedaan aan fungs fungsii ketika ketika menjadi ayah dan ibu. Kedua, pembedaan peranan, Islam menganggap laki-laki dan perempuan diciptakan dalam fungsi yang berbeda tetapi saling melengkapi.
Ketiga, busana muslimah, Islam memerintahkan wanita muslim untuk menutup auratnya. Mereka harus punya fungsi di dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. 36
8. Tauhid sebagai Prinsip Tata Politi k 37
15
berdaulat dan memiliki memiliki organ-orga organ-organ n serta Ummah sama dengan negara, artinya ia berdaulat kekuasaan yang diperlukan oleh kedaulatan tersebut. Sebagai negara ummah lebih tepat disebut khil±fah daripada daulah , karena yang pertama lebih dekat dengan tradis tradisii Islam Islam dan tauhid tauhid yang yang bersum bersumber ber dari dari Al-Qur Al-Qur'an 'an.. Di sini sini akan akan diliha dilihatt mempun unya yaii impl implik ikas asii tauh tauhid id terh terhad adap ap teor teorii poli politi tik. k. Kekh Kekhali alifa faha han n khilafah memp merupakan kesepakatan dari tiga dimensi, yaitu: pertama, kesepakatan wawasan (ijma‘ al-ru’yah ), kesepakatan pikiran atau kesadaran akan pengetahuan nilai-nilai yang yang memb memben entu tuk k kehe kehend ndak ak Ilah Ilahii dan dan gera geraka kan n dala dalam m seja sejara rah h yang yang tela telah h dihasilkan dihasilkannya. nya. Bersama-sama Bersama-sama dengan dengan ijma‘ dan ijtih±d merupakan suatu gerak diale dialekt ktik ikaa yang yang memb memben entu tuk k dina dinami mism smee Islam Islam di bida bidang ng gaga gagasa san. n. Kedua, kesepakatan kehendak (ijma‘ al-ir±dah) , di sini ada sensus communis antara kaum muslimin dalam kepatuhan yang padu terhadap seruan Tuhan, dan menerjemahkan nilai-nilai menjadi tugas konkret bagi individu, kelompok, dan pemimpin. Ketiga, kesepakatan tindakan (ijma‘ al-‘amal ), ), ia merupakan titik klimaks dalam peristiwa aktual, dan merupakan pelaksanaan dari kewajiban-kewajiban yang timbul dari terpenting ing yang yang harus harus diperh diperhati atikan kan dalam dalam kesepa kesepakat katan an tindak tindakan an ini ijma‘ . Hal terpent adalah pemberian pendidikan kepada setiap anggota ummah sampai pada batas dan ketinggian di mana realisasi diri yang sepenuhnya dapat dicapai.
9. Tauhid sebagai Prinsip Tata Ekonomi 38 Muha Muhamm mmad ad Iqba Iqball mene menega gask skan an bahw bahwaa "tin "tinda daka kan n poli politi tik k adal adalah ah ungk ungkap apan an spirit spiritual ualitas itas Islam" Islam".. Senada Senada dengan dengan Iqbal, Iqbal, al-Fārū al-Fārūqī qī juga juga menyat menyataka akan n bahwa bahwa "tindakan ekonomi adalah ungkapan spiritualitas Islam". Baginya, ekonomi adalah esensi Islam, tanpa ekonomi yang berkeadilan tidak akan ada spiritualitas Islam yang adil. Dengan tegas Islam melarang orang untuk mengemis, hidup sebagai benalu atas hasil kerja orang lain. Nabi saw. menunjukkan kepada kita sejumlah kesempatan di mana ia memuji usaha ekonomi manusia dan mencela kepasrahan ekonomi.
16
Tauhid menempatkan manusia pada lapangan etika tindakan; yaitu etika di mana kebaikan dan keburukan diukur dengan tingkat keberhasilan subjek moral dalam mengisi ruang dan waktu di dalam dirinya dan juga di lingkungan sekitarnya. Menurut Islam materi dan kerohanian adalah satu hal yang saling terkait, dan tidak bisa dipisahkan. Maka perubahan ke arah yang lebih baik di bidang spiritual atau polit politik ik harusl haruslah ah menunj menunjukk ukkan an pengar pengaruh uh yang yang nyata nyata di bidang bidang materi. materi. Setiap Setiap ketimpangan atau kekurangan di satu segi akan merusak seluruh sistem, terutama transenden transendensi si Tuhan sendiri. Transenden Transendensi si Ilahi tidak membolehkan membolehkan pembedaan pembedaan yang berbentuk apa pun antara umat manusia sebagai objek pemeliharaan Ilahi dan objek kenormativan etika. Implikasi premis ini dalam tata ekonomi melahirkan dua prinsip utama, yaitu;
pertama, bahwa tidak satu individu atau kelompok pun boleh memeras yang lain; kedua, tidak satu kelompok pun yang boleh mengasingkan atau memisahkan diri dari dari kelomp kelompok ok umat umat manusi manusiaa lainny lainnyaa dengan dengan tujuan tujuan untuk untuk membat membatasi asi kondis kondisii ekonomi mereka sendiri. Tauhid menetapkan bahwa prinsip negara Islam harus bebas bebas dari monopoli dan penimbuna penimbunan n barang. barang. Tauhid Tauhid mempersiap mempersiapkan kan ummah untuk untuk meraih kebahagiaan kebahagiaan di dunia dunia dan akhirat. Kehidupan ekonomi ekonomi harus diatur seca secara ra
baik baik
untu untuk k
mema memast stik ikan an
kedu keduaa
keba kebaha hagi giaa aan n
ters terseb ebut ut..
Kega Kegaga gala lan n
mengaturnya berarti kegagalan ummah secara kolektif, dan menuntut dilakukannya perubahan yang lebih berakar dari perubahan pemerintahan.
10. Tauhid sebagai Prinsip Tata Dunia 39 Tauhid Tauhid menunt menuntut ut satu satu formas formasii dalam dalam tata tata dunia, dunia, yaitu yaitu univer universal salism isme. e. Karena Karena
ummah adalah suatu masyarakat baru yang diorganisasikan bukan atas dasar suku atau ras, melainkan agama. Tata dunia baru ( pax islamica) Islam adalah tatanan yang yang penuh penuh kedama kedamaian ian.. Perdam Perdamaian aian bersif bersifat at umum umum dan terbuka terbuka bagi bagi semua semua manusia, individu dan kelompok. Di luar semua hubungan ekonomi dan sosial adalah adalah klaim klaim ideasi ideasiona onall Islam Islam bahwa bahwa manusi manusiaa mesti mesti memili memiliki ki tata tata kedama kedamaian ian univ univers ersal, al, suat suatu u tata tata komu komuni nika kasi si di mana mana oran orangg-or oran ang g beba bebass memb memberi eri dan dan
17
menerima, mendengar dan didengar, meyakinkan dan diyakinkan terhadap suatu kebenaran. Syariat mengakui hak setiap orang untuk memanfaatkan proses hukum. Hukum Islam bertujuan mencari keadilan yang didefinisikan dalam terma-terma individu. individu. Keadilan mutlak gratis bagi seorang seorang yang dinilai tidak bersalah bersalah oleh pengadilan dan ongkos perkara dipikul oleh pihak yang bersalah. Pengadilan Islam secara ipso memiliki ki kekuas kekuasaan aan atau atau mempel mempelaja ajari ri setiap setiap tuntut tuntutan an dan ipso facto facto memili bertindak sesuai dengan tindakan hukum. Jelas sekali bahwa tidak ada diskriminasi dalam tata dunia Islam, dan menjamin seluruh hak dan kewajiban setaip individu individu maupun organisasi atau kelompok.
11. Tauhid sebagai Prinsip Estetika
40
Tauhid berarti pemisahan secara ontologis antara Tuhan dan seluruh yang bersifat alam. alam. Segala Segala bentuk bentuk ciptaa ciptaan n Allah Allah adalah adalah makhlu makhluk k dan tidak tidak transe transende nden n serta serta tunduk kepada hukum ruang dan waktu. Dengan pengalaman estetik ( aesthetic bermakna sebagai sebagai satu tangkapan tangkapan yang dilakukan dilakukan melalui melalui alat experience ), tauhid bermakna indera indera terhadap terhadap esensi esensi metanatural metanatural yang bersifat bersifat a priori –– dengan demikian bera berart rtii ia bers bersifa ifatt trans transen ende den. n. Peng Pengala alama man n este esteti tik k berk berkait aitan an deng dengan an hasi hasill pengamatan tentang keindahan (the beauty ) atau yang indah ( the beautiful ). ). The
beauty bersifat objektif, tansendental, mistik, dan unspeakable ; yaitu objek atau sumber keindahan itu sendiri adalah Tuhan dan alam semesta. Sedangkan the beautiful bersifat subjektif, subjektif, ekspresif, ekspresif, kultural, kultural, dan pemahaman pemahaman beautiful bersifat yang berkaitan dengan pengalaman estetik dan tangkapan pengamatan terhadap the
beauty. Dalam kehidupan manusia, binatang dan tumbuhan, rasa keindahan hadir sedekat mungkin dengan esensi a priori. Objek yang indah adalah apa yang terungkap dalam alam. Seni sebagai benda estetik merupakan hasil penemuan atas esensi meta metana natu tura rall yang yang dita ditamp mpil ilka kan n dala dalam m wuju wujudn dnya ya yang yang jela jelas. s. Tauh Tauhid id tida tidak k bertentangan dengan kreativitas seni, sebaliknya tauhid mendorong pengembangan
18
nilai nilai keinda keindahan han dalam dalam kehidu kehidupan pan.. Nilai Nilai keinda keindahan han yang yang mutlak mutlak itu adalah adalah diri diri Tuhan di dalam firman atau kehendak yang difirmankan-Nya.
BAB III PENUTUP A. Kesi Kesimp mpul ulan an ; Pembahasan tauhid dalam buku al-Tawhīd Its Implications for Thought and
Life jauh melampaui buku-buku para pemikir dan ulama sebelumnya. AlFarμ Farμq³ q³
dala dalam m
meru merumu musk skan an
tauh tauhid id
tida tidak k
lag lagi berori berorient entasi asi
pada pada
pembe pemberan rantas tasan an takhay takhayul, ul, bid`ah bid`ah,, dan khurafa khurafatt serta serta sama sama sekali sekali tidak tidak terkungkung oleh polemik teologis yang bersifat spekulatif sebagaimana pada masa teologi Islam klasik. Buku al-Tawhīd dibangun atas konsepsi tauh tauhid idny nyaa
kepa kepada da
dua dua
hal; pertama,
meli melipu puti ti
prin prinsi sip p
dual dualit itas as,,
ideasionali ideasionalitas, tas, teleologis, teleologis, kapa kapasi sita tass manu manusi siaa dan dan adap adaptas tasii alam alam sert sertaa tanggung jawab dan perhitungan; dan perhitungan; kedua, esensi peradaban, yaitu mencakup dimensi metodologis yang terdiri dari unitas, rasionalisme dan toleransi, dan dime dimens nsii isi, isi, yang yang menc mencak akup up tauh tauhid id seba sebaga gaii inti inti peng pengal alam aman an keagamaan, metafisika, metafisika, etika, estetika, aksiologi aksiologi ilmu pengetahuan, pengetahuan, dan prinsip dasar kemasyarakatan. Sebagai inti pengalaman keagamaan, tauhid mencakup bentuk pengalaman kemanusiaan maupun perwujudan konkret dan faktual. Sedangkan esensi pengalaman keagamaan dalam Islam adalah Allah swt. Kerangka epistemologi yang dibangun oleh al-Fārūqī adalah bagaimana memahami Tuhan sebagai inti normatif dalam doktrin kosmologi Islam
19
yang yang meng mengha haru rusk skan an ada ada makh makhlu luk k yang yang mamp mampu u mema memaha hami miny nya, a, dan dan merealisasikan norma-norma Tuhan tersebut. Tauhid menegaskan bahwa Tuhan secara langsung merupakan se Prinsip- bab dari segala sesuatu di balik setiap peristiwa. Tauhid juga berarti profanisasi dan sekularisasi alam, yang meru merupa paka kan n syar syarat at dari dari ilmu ilmu peng penget etah ahua uan. n. Akhi Akhirn rnya ya,, terl terlep epas as dari dari kekurangan dan kelebihannya sebagai aktivis dakwah dan intelektual Islam kontemporer, maka buku al-Fārūqī ingin mengupayakan integralisasi ilmu pengetahuan modern dengan doktrin Islam menjadi suatu yang organis. Buku Buku ters terseb ebut ut dapa dapatt
dise diseta tara raka kan n
deng dengan an buku buku-b -buk uku u
kary karyaa
toko tokoh h
neomodernisme, seperti Muhammad Iqbal dan Fazlur Rahman, meskipun di sisi sisi lain lain buku buku al-F± al-F±rμ rμq³ q³ cende cenderu rung ng kepa kepada da neos neosal alaf afis isme me karen karenaa penekanannya terhadap ajaran-ajaran Ibn Taimiyah dan Muhammad ibn Abdul.
B. Saran ;
20
Catatan Kaki : 1
2
3
4 5 6
7 8
9 10 11 12
13
14 15 16
17
18
19 20
Nurcholish Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban, (Jakarta: Paramadina, 1995), h. 72 Mircea Eliade (ed.), Encyclopedia of Religion Experience (New York: Macmillan, 1986), Vol. X, h. 68. Harun Nasution, Teologi Islam Aliran-Aliran Sejarah Analisa Perbandingan, (Jakarta: UI-Press, 1986), h. 52-53. Nurcholish Madjid, o. cit., cit., h. 202. Muhammad Abduh, Risalah Tauhid, (Jakarta: Bulan Bintang, 1989), h. 3. Abdul Hamid A. Abu Sulayman, Toward an Islamic Theory of International Relations, (Herndon Virginia: IIIT, 1993), h. 128. Ibid., h. 439. Ahmad Syantanawi, et. al., Dairat al-Ma'arif al-Islamiyah al-Islamiyah (Beirut: Dar al-Fikr, 1933), Jilid V, h. 528 Ibid . Nurcholish Madjid, op. cit., h. 72. Fazlur Rahman, Tema Pokok Al-Qur'an, (Bandung: Pustaka, 1983), h. 121. John L. Esposito (ed.), Oxford Encylopedia of the Islamic Modern World (New World (New York: Oxford U.P., 1995), Vol. II, h. 3. Ihsan Ali Fauzi, "Faruqi Sebagai Sarjana dan Aktivis", dalam Majalah Ummat , No. 25, Tahun I, 10 Juni 1996, h. 50. John L. Esposito (ed.), op. cit., h. 3. Ibid. Tentang judul desertasi al-Fārūqi, pembacaan dari berbagai sumber tidak disebutkan apa judul desertasinya. Kafrawi Ridwan, dkk., Ensiklopedi Islam, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 1993), jilid I, h. 334. Ismāī l Rā ji al-Fārūqi, Historical Atlas of Religion of the World (New World (New York: Macmillan, 1974), h. xi. Kafrawi Ridwan, dkk., op. cit., cit., h. 334-335. Ibid., h. 335
21
21
22 23
24 25
26
27
28 29 30 31 32 33 34 35
36 37
38 39 40
Muhammad Syafiq, Mendidik Generasi Baru Muslim, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000) John L. Esposito (ed.), op. cit., h. 4. M. Thariq Quraishi, Isma'il Raji al-Faruqi: An Enduring Legacy (Plainfield, Legacy (Plainfield, 1986). Kafrawi Ridwan, op. cit., cit., h. 336. Lihat Pengantar "Suami-Istri yang Bersama-sama Bersama-sama Mewariskan Kekayaan Intelektual Islam Tiada Tara", dalam Isma’il Raji al-Faruqi dan Lois Lamya’ al-Faruqi, Ilyas Hasan (penerjemah), Atlas (penerjemah), Atlas Budaya Islam Menjelajah Khazanah Peradaban Gemilang (Bandung: Mizan, 1998), h. 5-8. Ismā’ī l Rā ji al-Fārūqi dan Lois Lamya’ al-Fārūqi, Atlas qi, Atlas Budaya Islam Menjelajah Khazanah Peradaban Gemilang, terjemah Ilyas Hasan, (Bandung: Mizan, 1998), h. 6 Ismā’ī l Rā jī al-Fārūqi, Al-Tawh qi, Al-Tawhī d Its Implications for Thought and Life (Herndon Virginia: IIIT, 1986), h. 17. Ibid., Ibid., h.33-37. Ibid., Ibid., h. 39-48. Ibid., Ibid., h. 49-59. Ibid., Ibid., h. 61-84. Ibid., Ibid., h.. 85-102. Ibid., Ibid., h. 103-128. Ibid., Ibid., h. 129-139. Tentang kesamaan derajat dan kesederajatan etis, lihat Q.S. 3: 195; 9: 7172, dan 16: 97; kesederajatan sipil Q.S. 60: 12; 5: 38; 24: 2; 4: 34. Lihat Q.S. 60: 12; 9: 71-72; 3: 195. Ismā’ī l Rā jī al-Fārūqi, Al-Tawh qi, Al-Tawhī d Its Implications for Thought and Life, Life, h. 141155. Ibid., Ibid., h. 157-191. Ibid., Ibid., h. 185-193. Ibid., Ibid., h. 195-216.
22
Daftar Pustaka Abduh, Muhammad. 1989. Risalah Tauhid . Jakarta: Bulan Bintang. Abu Sulayman, Abdul Hamid A. 1993. Toward an Islamic Theory of International
Relations. Herndon Virginia: IIIT. Ali Fauzi, Fauzi, Ihsan. Ihsan. 1996. 1996. "Faruq "Faruqii Sebaga Sebagaii Sarjan Sarjanaa dan Aktivi Aktivis" s" dalam dalam Majalah
Ummat. No. 25, Tahun I, 10 Juni. al-Fārūqi, Ismāīl Rājī. 1986. Al-Tawhīd Its Implications for Thought and Life , Herndon Virginia: IIIT. _____, (1974), Historical Atlas of Religion of the World , New York: Macmillan. _____, (1998), Ilyas Hasan (penerjemah), Atlas Budaya Islam Menjelajah
Khazanah Peradaban Gemilang, Bandung: Mizan. Eliade Eliade,, Mircea Mircea (ed.). (ed.). 1986. 1986. Encycl Encycloped opedia ia of Religion Religion Experie Experience nce. New York: Macmillan, Vol. X. Ridwan, Ridwan, Kafrawi, Kafrawi, dkk. 1993. Ensiklopedi Islam. jilid I. Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve. Esposito, John L. (ed.). 1995. Oxford Encylopedia of the Islamic Modern World. New York: Oxford U.P., Vol. II.
23
Madjid, Nurcholish. 1995. Islam Doktrin dan Peradaban . Jakarta, Paramadina. M. Nazir. 1988. Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Nas Nasut utio ion, n,
Haru Harun. n.
1986 1986.. Teol Teolog ogii
Isla Islam m
Alir Aliran an-A -Ali lira ran n
Seja Sejara rah h
Anal Analis isa a
Perbandingan. Jakarta: UI-Press. Qurais Quraishi, hi, M. Thariq Thariq.. 1986. 1986. Ism Isma' a'il il Raji Raji alal- Fārū Fārūqī qī:: An Endu Enduri ring ng Lega Legacy cy, Plainfield. Rahman, Fazlur. 1983. Tema Pokok Al-Qur'an . Bandung: Pustaka. Syafiq, Muhammad. 2000. Mendidik Generasi Baru Muslim. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Syantanawi, Ahmad, et. al. 1933. Dairat al-Ma'arif al-Islamiyah. Beirut: Dar alFikr.
24