PRINSIP PENGGUNAAN OBAT SECARA RASIONAL Pada dasarnya, obat akan diresepkan bila memang diperlukan dan dalam setiap kasus, kasu s, pemb pemberia erian n oba obatt haru harus s dip diperti ertimban mbangka gkan n ber berdasa dasarka rkan n manf manfaat aat dan risi risikony konya a (costben Kebiasaa asaan n per peresep esepan an oba obatt yan yang g tida tidak k ras rasiona ionall aka akan n ber berdamp dampak ak ostbenefit efit ratio). Kebi buruk bagi pasien seperti kurangnya efektivitas obat, kurang aman, pengobatan biaya tinggi, dan sebagainya. sebagainya. Dalam Dalam buku Guide to Good Prescribing Prescribing yang diterbitkan oleh WH tahun !""# telah dibuat pedoman penggunaan obat secara rasional. $angkah% langkah pengobatan rasional tersebut disusun sebagai berikut& 1. Tetapk Tetapkan an mas masala alah h pasi pasien en 'edapat mungkin diupayakan menegakkan diagnosis secara akurat berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis yang seksama, pemeriksaan penunang yang tepat. Diagnosis yang akurat serta identifikasi masalah yang elas akan mempermudah rencana penanganan. 2. Tentu ntuka kan n tujua tujuan n teap teapii uuan terapi disesuaikan untuk setiap masalah atau diagnosis yang telah dibangun berdasarkan patofisologi penyakit yang mendasarinya. !. St Stat ate"i e"i pem pemil ilih ihan an #$at #$at 'etiap pemilihan enis penanganan ataupun pemilihan obat harus sepengetahuan dan kesepakatan dengan pasien. Pilihan penanga penanganan nan dapat berupa penanganan penanganan non farmakologik maupun farmakologik. Pertimbangan biaya pengobatan pun harus dibicarakan bersama%sama dengan pasien atau keluarga pasien a) Penanganan non farmakologik Perlu dihayati bah*a tidak semua pasien membutuhkan penanganan berupa obat. 'ering pasien hanya membutuhkan nasihat berupa perubahan gaya hidup, diet tertentu, sekedar fisioterapi atau psikoterapi. 'emua instruksi tersebut perlu dielaskan secara rinci dan dengan dokumen tertulis. b) Penanganan farmakologik +erdasa +erd asarkan rkan pema pemahama haman n pato patofisi fisiolog ologii peny penyakit akit sert serta a far farmako makodin dinamik amik obat dila di laku kuka kan n pe pemi mili liha han n e eni nis s ob obat at de deng ngan an me memp mper erti timb mban angk gkan an ef efek ekti tifi fita tas, s, keamanan, kenyamanan dan harga obat. %. Pen Penul ulis isan an e ese sep p #$a #$att 'ebuah resep obat berisi perintah dari penulisnya kepada apoteker sebagai pihak yang menyerahkan obat kepada pasien. esep harus ditulis dengan elas, mudah dibaca dan memuat informasi nama dan alamat penulis resep, tanggal peresepan, nama dan kekuatan obat, dengan singkatan dan satuan yang baku, bentuk sediaan dan umlahnya, cara pemakaian dan peringatan. -ama, umur pasien serta alamat uga dicantumkan, dicantumkan, kemudian dibubuh dibubuhii paraf atau atau tanda tangan dokter dokter.. &. Penjel Penjelasan asan tentan" atuan pakai 'an ke(asp ke(aspa'aan a'aan Pasien Pasi en meme memerluk rlukan an info informas rmasi, i, inst instruks ruksii dan peri peringa ngatan tan yan yang g akan memb memberiny erinya a pema pe maha hama man n se sehi hing ngga ga ia ma mau u me mene neri rima ma da dan n me mema matu tuhi hi pe peng ngob obat atan an da dan n
mempelaari cara minum obat yang benar. nformasi yang elas akan meningkatkan kepatuhan pasien. ). Pemantauan pen"#$atan Pemantauan bertuuan untuk menilai hasil pengobatan dan sekaligus menilai apakah diperlukan tambahan upaya lain. Pemantauan dapat dilakukan secara pasif maupun aktif. Pemantauan pasif artinya dokter menelaskan kepada pasien tentang apa yang harus dilakukan bila pengobatan tidak manur. Pemantauan aktif berarti pasien diminta datang kembali pada *aktu yang ditentukan untuk dinilai hasil pengobatan terhadap penyakitnya. *A+TAR PUSTA,A de /ries P01, Henning H, Hoger2eil H/, 3resle D4. !""#. Guide to good prescribing . 0eneva& World Health rgani2ation 4ction programme on essential drugs. 1ehta DK, yan '1, Hoger2eil H/. 566#. WHO Model Formulary . 0eneva& World Health rgani2ation.