BAB II TINJAUAN PUSTAKA PUSTAKA 2. 1 Konsep Enam Benar Dalam Pemberian Obat
2.1.1 2.1.1 Prinsip Enam Benar
Prinsip enam benar merupakan serangkaian langkah atau tindakan yang dijadikan pedoman sebelum obat diberikan kepada pasien yang mengedepankan keamanan demi demi kese kesemb mbuha uhan n pasi pasien en (Kee (Kee dan dan Hayes Hayes,, 2000) 2000).. Menur Menurut ut Kunt Kuntar arti ti (2005 (2005)) menyebutkan prinsip enam benar merupakan prinsip yang harus diperhatikan oleh peraat dalam pemberian obat untuk menghindari kesalahan pemberian obat dan keberhasilan pengobatan peraat bertanggung jaab dalam pemberian obat!obatan yang aman. Peraat harus mengetahui semua komponen dari perintah pemberian obat dan mempertanyakan mempertanyakan perintah tersebut jika tidak lengkap lengkap atau tidak jelas atau dosis yang yang diberi diberikan kan diluar diluar batas batas yang direkom direkomenda endasik sikan. an. "upaya "upaya dapat dapat ter#apa ter#apainy inyaa pemberian obat yang aman, seorang peraat harus melakukan prinsip enam benar yang yang melipu meliputi$ ti$ benar benar pasien pasien,, benar benar obat, obat, benar benar dosis, dosis, benar benar aktu, aktu, benar benar rute rute pemberian, dan benar dokumentasi (Kee %. & ' Hayes ., 2000). Pemberian obat yang dilakukan oleh peraat adalah suatu bentuk pendelegasian terhada terhadap p pember pemberian ian terapi terapi obat kepada kepada pasien pasien dari dari dokter dokter.. Peraat Peraat yang dapat dapat melakukan tindakan in*asi+ dan pemberian obat adalah peraat yang telah mendapat ijin terda+tar atau register nurse. nurse. Penerima delegasi mendapat tanggung jaab jaab untuk
1 0
melakukan tugas atau prosedur tersebut, yang dilaksanakan dengan tanggung gugat dan tanggung jaab yang diterimanya (Ko-ier, 200) Pembe Pemberi rian an obat obat yang yang aman aman dan akur akurat at meru merupak pakan an sala salah h satu satu tugas tugas terpe terpent ntin ing g peraat. /bat adalah alat utama terapi yang yan g digunakan dokter untuk mengobati klien yang yang memili memiliki ki masala masalah h kesehat kesehatan. an. alaupun laupun obat mengunt menguntungk ungkan an klien klien dalam dalam banyak hal, beberapa obat dapat menimbulkan e+ek samping yang serius atau berpotensi menimbulkan e+ek yang berbahaya bila tidak tepat diberikan. Peraat bertanggung jaab memahami kerja obat dan e+ek samping yang ditimbulkan, memb member erika ikan n obat obat deng dengan an tepa tepat, t, mema memant ntau au resp respon on klie klien, n, dan memb memban antu tu klie klien n menggunakannya dengan benar dan berdasarkan pengetahuan (Potter ' Perry, 2005). Menu Menuru rutt Ko-i Ko-ier er (200 (200) ) dan dan Potte Potterr ' Perry Perry (2001 (2001)) menye menyebut butka kan n upaya upaya dala dalam m meng menghi hind ndar arii
kesa kesala laha han n
dala dalam m
pemb pember eria ian n
obat obat
dapa dapatt
dila dilaks ksan anak akan an
deng dengan an
mengidenti+ mengidenti+ikasi ikasi indikator indikator terhadap terhadap prosedur! prosedur!prosed prosedur ur yang berhubungan berhubungan dengan peren#anaan, pelaksanaan dan e*aluasi pemberian obat. Pemberian obat harus diperhatikan prinsip enam benar pemberian obat yaitu$ a. enar Pa Pasein ein /bat /bat dibe diberi rikan kan kepa kepada da pasi pasien en yang yang tepa tepatt denga dengan n memas memasti tika kan n gelan gelang g identi+ikasi sesuai prosedur yang berlaku pada institusi tersebut . Kejadian kesalahan kesalahan pemberian obat terhadap terhadap pasien yang berbeda kadang!kadang kadang!kadang bisa terjadi. terjadi. "angat penting mengikuti mengikuti langkah!lang langkah!langkah kah atau prosedur sehingga sehingga memberikan obat kepada pasien yang tepat. "ebelum memberikan
obat,
gunakan gunakan paling paling sediki sedikitt dua identi identi+ik +ikasi asi kapanpu kapanpun n pemberi pemberian an obat akan diberikan (3%4, 200) dalam Potter ' Perry (2001). Mengidenti+ikasi pasien yang dilakukan yaitu$ nama klien, nomor telepon atau identitas pribadi pasien. %angan menggunakan identi+ikasi kamar atau ruangan pasien. Melakukan identi+ikasi dilakukan pada saat berhadapan dengan pasien. Mengidenti+ikasi pasien dapat dilakukan dengan memberikan tanda di lengan pasien, kemudian menanyakan nama lengkap pasien dan agen#y nya sehingga yakin baha peraat sudah berhadapan dengan pasien yang benar. eberapa rumah sakit menggunakan bar#ode sehingga peraat akan terhindar dari kesalahan identi+ikasi pasien. b. enar /bat enar obat adalah obat yang diberikan sesuai dengan yang diresepkan. Kadang! kadang peraat harus menuliskan resep yang ada dalam #atatan medical record pasien. record pasien. Pada saat akan mempersiapkan obat, harus diperiksa sesu sesuai ai denga dengan n #ata #atata tan n yang yang ada ada dalam dalam medi medical cal reco record rd pasien. Hal yang dilakukan dalam upaya men#egah kesalahan terhadap pemberian obat harus diperiksa ulang tiga kali, yaitu$ sebelum memasukkan dari kontainer, dan pada saat sebelum disimpan di kontainer. Persiapan pemberian obat tidak boleh didelegasikan kepada orang lain dan dikelola oleh sendiri kepada klien.
The Joint Commission (3%4, 200) dalam Potter ' Perry (2001), menyatakan hal harus diperhatikan terhadap benar obat, yaitu$ ) Meyakinkan Meyakinkan in+ormas in+ormasii pengobatan pengobatan kapanpun kapanpun terhadap terhadap obat yang yang baru atau atau obat yang diresepakan pada saat pasien pindah ke ruang peraatan yang lain. 2) %angan %angan Pernah Pernah menyiapka menyiapkan n obat yang berada berada dalam #ontain #ontainer er yang tidak tidak diberi nama atau label yang tidak jelas. 6) %ika %ika memberi memberikan kan obat harus memper memperhati hatikan kan unuit dosis dosis dalam kemasan kemasan kemudian periksa kembali label pada saat memberikan obat. ) Memeriksa Memeriksa kembali kembali seluruh seluruh obat yang yang dibrikan dibrikan pada klien klien sesuai sesuai dengan dengan #atatan medi#ar7l re#ord pasien. 5) Memeriksa Memeriksa dua identi identitas tas pasien pasien sebelum sebelum obat diberika diberikan n pada pasein. pasein. #. enar 8osis 8osi 8osiss
dibe diberi rika kan n
sesuai suai
deng dengan an
kara karakt kter eriistik tik
pasi pasien en
sesua esuaii
hasi hasill
perhitungannya dan jenis obatnya (tablet, #airan) dalam jumlah tertentu. 9nit dosis sistem sangat baik dilakukan untuk men#egah kesalahan perhitungan obat. Peraat harus mampu melakukan perhitungan terhadap kalkulasi obat yang dibutuhkan pasien. 3indakan yang dilakukan supaya tepat dalam memperhitungkan dosis obat yaitu$
) Kemasan Kemasan obat tablet tablet dibuka dibuka hanya hanya pada saat saat diberikan diberikan kepada kepada pasien. pasien. ila ila dibutuhkan dosis obat hanya dosis tertentu, pemotongan tablet tersebut dilakukan dengan ujung pisau atau alat potong obat. eberapa rumah sakit mengijinkan atau membiarkan peraat untuk menyimpan obat tablet yang sudah terbuka untuk diberikan pada pemberian selanjutnya. selanjutnya. Institute Institute for Save Save Medica Medicatio tion n Practi Practise se (:"MP, 200;) dalam Potter ' Perry (2001) menyatakan baha harus diperhatikan kebijakan yang berkaitan dengan kete ketera ramp mpil ilan an memo memoto tong ng tabl tablet et yang yang dila dilaku kuka kan n
pera peraat at,, sehi sehing ngga ga
menghindari kesalahan dosis obat. 2) "ebe "ebelum lum mela melaku kukan kan perh perhit itung ungan an dosi dosis, s, alat alat stan standar dar digun digunak akan an sesu sesuai ai kebut kebutuha uhan, n, seper seperti ti gelas gelas ukur ukur obat, obat, syringe, syringe, dan skal skalaa tetes tetesan an,, untu untuk k mendapatkan pengobatan dengan ukuran yang tepat. d. ena enarr aktu ktu /bat yang diberikan harus sesuai dengan program pemberian, +rekuensi dan jadal pemberian. Peraat terus mengetahui jadal pemberian obat dalam setiap kali pemberian obat yang diberikan setiap jam atau obat yang diberikan tiga kali dalam satu hari. Hal tersebut dapat dijadalkan dengan baik, sehingga peraat dapat merubah aktu sesuai kebutuhan pasien. Kebutuh Kebutuhan an pasien pasien terhada terhadap p obat obat teruta terutama ma insuli insulin, n, diberi diberikan kan seteng setengah ah jam sebelum pasien makan. erikan obat antibiotic sesuai jadal yang benar, untuk mempertahankan e+ek terapeutik dalam darah, rentang aktu pemberian obat
dilakukan dalam enam puluh menit sesuai jadal pemberian obat (60 menit sebelum atau setelah jadal pemberian). e. enar ute /bat yang diberikan harus sesuai rute yang diprogramkan, dan dipastikan baha rute tersebut aman dan sesuai untuk klien. "elalu konsultasikan kepada yang meresepkan apabila tidak ada petunjuk rute pemberian obat. Pada saat memberikan injeksi, yakinkan baha pemberian obat benar diberikan diberikan dengan #ara injeksi. "angat penting diperhatikan diperhatikan dalam melakukan persiapan yang benar, karena komplikasi yang mungkin terjadi adalah abscess atau kejadian e+ek se#ara sistemik. /bat dapat diberi diberikan kan melalu melaluii sejuml sejumlah ah rute rute yang yang berbed berbeda. a.
unani, para >unani, para berarti berarti disamping enteron berarti usus, jadi parentral berarti diluar usus, atau tidak melalui saluran #erna, yaitu melalui *ena (preset?perin+us)
6) Topikal , yaitu pemberian obat melalui kulit atau membrane mukosa. Misalnya salep, losion, krim, spray, tetes mata. ) !ektal , obat obat dapa dapatt dibe diberi ri mela melalu luii rute rute rektal ktal berupa enema atau suposu suposutor toria ia yang yang akan men#air men#air pada suhu badan. badan. Pember Pemberian ian rektal dilakukan untuk memperoleh e+ek lokal seperti konstipasi (dulkola@ sup), hemoroid (anusol), pasien yang tidak sadar?kejang (stesolid sup). Pemberian obat perektal obat perektal memiliki e+ek yang lebih #epat dibandingkan pemberian obat dalam bentuk oral , namun sayangnya tidak semua obat disediakan dalam bentuk suposutoria. 5) Inhalasi, Inhalasi, yaitu pemberian obat melalui saluran perna+asan. "aluran na+as memiliki epitel untuk absorpsi yang sangat luas, dengan demikian berguna untuk pemberian obat se#ara lokal pada salurannya, misalnya salbutamol (*entolin) #ombi*ent, berotek untuk asma, atau dalam keadaan darurat misalnya terapi oksigen. +.
ena enarr 8oku 8okum menta entassi 8okumentasi dilaksanakan setelah pemberian obat dan dokumentasi alasan obat obat tidak tidak dibe diberi rika kan. n. Pera Peraat at dan dan petuga petugass kese keseha hata tan n yang yang lain lain penti penting ng melakukan dokumentasi untuk melakukan komunikasi. eberapa kesalahan pemberian obat disebabakan komunikasi yang tidak tepat. 8okumentasi 8okumentasi sebelum melakukan pemberian obat sesuai standar Medication standar Medication "dministration !ecord (MA), yang harus dilakukan$ nama lengkap pasien
tidak tidak dituli dituliss dengan dengan nama nama singkat singkatan, an, aktu aktu pember pemberian ian,, dosis dosis obat obat yang dibutuhkan, #ara pemberian obat dan +rekuensi pemberian obat. Masalah yang bisa mun#ul terhadap penulisan resep obat diantaranya in+ormasi yang tidak lengkap, tulisan yang sulit diba#a, tidak jelas, tidak dimengerti, dimengerti, penempatan penempatan angka desimal, untuk dosis obat sehingga sehingga terjadi terjadi kesalahan dosis dan tidak sesuai standar (Hughes ' /rti-, 2005 dalam Potter ' Perry, 2005), maka segera dilakukan kontak terhadap yang menulis resep tersebut. Pembuat resep harus menulis resep se#ara akurat, lengkap, dan dapat dimengerti. 8okumentasi setelah melakukan pemberian obat sesuai standar MA, yaitu men#a men#ata tatt sege segera ra pemb pember eria ian n obat obat yang yang tela telah h dibe diberi rikan kan kepa kepada da pasi pasien, en, ketidaktepatan pendokumentasian terhadap kesalahan pemberian dosis obat sehingga menyebabkan penanganan yang kurang tepat terhadap koreksinya, men#atat repson klien setelah pemberian obat apabila ada e+ek obat maka pendokumentasian aktu, tanggal dan nama petugas yang memberikan dan yang menulis resep dalam #atatan medical record pasien. record pasien. 2.1.2 Faktor an! an! "empen!ar#$i Pelaksanaan Prinsip Enam Benar
Menurut Harmiady, au+ (20) dalam penelitianya yang berjudul ang >ang erhubungan 8engan Pelaksanaan Prosnsip P rosnsip nam enar 8alam Pemberian P emberian /bat /bat /leh /leh Pera Peraa att Pelak Pelaksa sana na di uan uang g :nte :ntern rnaa dan dan eda edah h uma umah h "akit "akit Haji Haji Makasar, mengidenti+ikasi beberapa +aktor yang mempengaruhi pelaksanaan prinsip enam benar benar yaitu$ yaitu$ pengetahuan pengetahuan peraat, peraat, pendidikan pendidikan peraat peraat,, dan moti*as moti*asii kerja kerja peraat. Hasil
penelitian tersebut menyatakan baha diantara +aktor yang diteliti hanya +aktor pengetahuan dan moti*asi kerja peraat yang mempengaruhi pelaksnaan prinsip enam benar. 8alam penelitian ardana , Maria ", "ayono (206) yang berjudul Hubunga Hubungan n Karakt Karakteri eristi stik k Peraa Peraatt 8engan 8engan Penera Penerapan pan Prinsi Prinsip p nam nam enar enar 8alam 8alam Pem Pemberi berian an /bat /bat di uan uang g aa aatt :nap nap "98 "98 8r. 8r. H. "oe "oeon ondo do Kend Kendal al mengidenti+ mengidenti+ikasi ikasi +aktor!+aktor +aktor!+aktor yang mempengaruhi mempengaruhi pelaksanaan prinsip enam benar yaitu$ yaitu$ umur, umur, jenis jenis kelami kelamin, n, pendidi pendidikan kan dan masa masa kerja kerja peraa peraat. t. Hasil Hasil peneli penelitia tian n tersebut menyatakan baha diantara +aktor yang diteliti hanya +aktor umur yang mempengaruhi pelaksanaan prinsip enam benar. a. 9mu 9mur Pe Peraa aat 9sia 9sia deasa deasa aal aal respon responden den #ender #enderung ung lebih lebih benar benar dalam dalam menera menerapka pkan n prinsip enam benar bila dibandingkan dengan usia deasa akhir dan usia tua (ardana , Maria ", "ayono, 206). erdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan uji chi s#uare dengan fisher dengan fisher e$act test didapat nilai p nilai p value 7 0,02;. Karena Karena nilai p nilai p B 0,05 maka dapat diasumsikan baha ada hubungan umur dengan penerapan prinsip enam benar. b. Pengetahuan Peraat Pengetahuan dalam hal ini merupakan hal!hal yang diketahui oleh peraat tentang obat dan prinsip pemberian obat kepada pasien diantaranya adalah benar pasien, benar obat, benar b enar dosis, benar aktu, benar #ara?rute pe mberian, dan benar dokumentasi. Hasil dari penelitian ini dari ; peraat,
yang
berpengetahuan baik sebesar 2 orang (1.6C) dimana yang mampu melaksanakan prinsip enam benar dalam pemberian obat dengan tepat sebesar orang (1,C) dan yang tidak melaksanakan dengan tepat sebesar orang (2,2C). (2,2C). "edangkan "edangkan Peraat Peraat dengan pengetahuan pengetahuan yang kurang baik sebesar orang (,DC) dimana yang mampu melaksanakan prinsip enam benar dalam pemberian obat dengan tepat sebesar orang (2,2C) dan yang tidak melaks melaksana anakan kan dengan dengan tepat tepat sebesa sebesarr 6 orang orang (;,5C) (;,5C).. Peneli Penelitia tian n terseb tersebut ut menggunakan uji statistik dengan metode %isher&s '$act Test Test dengan dipe dipero role leh h nila nilaii E70, E70,00 00, , yang yang bera berart rtii nila nilaii E B F (0,0 (0,05) 5),, maka maka dapa dapatt disimpulkan baha ada hubungan pengetahuan peraat dengan pelaksanaan prinsip enam benar dalam peberian obat oleh peraat pelaksana di ruang interna dan bedah umah "kait Haji Makasar. erdasarkan dari hasil tersebut dapat dapat diasum diasumsik sikan an baha baha peraa peraatt dengan dengan pengeta pengetahuan huan yang yang baik baik akan akan #enderung untuk mampu melaksanakan prinsip enam benar dalam pemberian obat dengan tepat dibandingkan dengan yang memiliki pengetahuan yang kurang baik. #. Moti Moti*a *asi si Pera Peraa att Moti*asi kerja dalam hal ini merupakan tinglah laku seseorang didorong kearah suatu tujuan tertentu karena adanya suatu kebutuhan. Moti*asi dalam penelitian ini merupakan sesuatu yang mampu mendorong seorang peraat untuk untuk melaks melaksana anakan kan tugasny tugasnyaa baik baik dari dari intern internal al maupun maupun dari dari ekster eksternal nal.. erdasarkan penelitian tersebut diperoleh hasil penelitian menunjukkan dari
; peraat, peraat, yang yang memiliki memiliki moti*asi moti*asi kerja kerja baik sebesar sebesar orang orang (1,C) (1,C) dimana
semua
2
mampu melaksanakan prinsip enam benar dalam pemerian obat dengan tepat. "edangkan peraat dengan moti*asi kerja kurang sebesar 5 orang (0,1C), dimana yang mampu melaksanakan prinsip enam benar dalam pemberian obat dengan tepat sebesar orang (2,2C) dan yang tidak melaksanakan dengan tepat sebesar orang (,DC). Hasil uji statistik dengna metode %isher&s metode %isher&s '$act Test Test diperoleh nilai E 7 0,000, yang berarti nilai E B F (0,05), maka dapat disimpulkan baha ada hubungan moti*asi kerja peraat dengna pelaksanaan prinsip enam benar dalam pemberian obat oleh peraat pelaksana di ruang interna dan bedah umah "akit Haji Makasar. erdasarkan hasil tersebut maka dapat diasumsikan baha peraat dengan moti*asi kerja yang baik #enderung untuk mampu melaksanakan prinsip enam benar dalam pemberian obat dengan tepat dibandingkan yang memiliki mati*asi yang kurang baik. 3imbulnya moti*asi dalam diri seorang peraat bisa disebabkan oleh adanya rasa tanggung jaab yang timbul dari diri seseorang peraat. %ika seseorang memiliki rasa tanggung jaab yang tinggi terhadap pasien maka tentunya peraat akan berusaha semaksimal mungkin mungk in untuk un tuk melakukan tindakan yang #epat, tepat dan terarah untuk mengatasi masalah pasien termasuk ketepatan dalam pemberian obat. Aspek lain yang bisa menimbulkan moti*asi dalam peraat adanya rangsangan yang diterima dari umah "akit. angsangan tersebut bisa dalam bentuk penghargaan yang diterima, insenti+ kerja serta pujian. Hal inilah yang menimbulkan suatu dorongan untuk selalu berbuat yang lebih baik.
2
2.1.% 2.1.% Peran Pera&at Ter Ter$a'ap $a'ap Pemberian Pemberian Obat
Pemberian obat terhadap klien yang dilakukan oleh peraat dibutuhkan pengetahuan dan kemampuan sebagai +ungsi unik yang harus dimiliki oleh peraat. Peraat yang pertama kali melakukan pengkajian terhadap kebutuhan pengobatan klien. Peraat melakukan melakukan pengkajian pengkajian terhadap terhadap kemampuan kemampuan klien terhadap pengobatan pengobatan terhadap terhadap dirinya, membantu memutuskan kapan klien menerima pengobatan sesuai dengan akt aktuny unya, a, mener menerim imaa obat obat yang yang tepat tepat dan dan memo memoni nito torr e+ek e+ek samp sampin ing g terh terhada adap p pengobatan (Potter ' Perry, 2001) Klien dan keluarga diberi pengetahuan tentang administrasi pengobatan dan dilibatkan dilibatkan dalam memonitor memonitor pasien pasien sebagai bagian integral integral terhadap terhadap peran peraat. %angan mendelegasikan mendelegasikan proses pemberian obat kepada asisten peraat dan gunakan proses keperaatan sebagai bagian dan asuhan keperaatan (Potter ' Perry, 2001) 2.2 Konsep Kesala$an Pemberian Obat ( Medication Error).
2.2.1
Keselamatan Pasien ( Patient Safety)
Menurut (orld )ealth rgani*ation (H/, (H/, 202) menyebutkan keselamtan keselamtan pasien tidak tidak adanya adanya bahaya bahaya yang dapat di#egah di#egah pada pada pasien pasien selama selama proses proses peraa peraatan tan kesehat kesehatan. an. 8isipl 8isiplin in kesela keselamat matan an pasien pasien merupak merupakan an upaya upaya terkoo terkoordi rdinasi nasi untuk untuk men#egah kerusakan, yang disebabkan oleh proses peraatan kesehatan itu sendiri, yang dapat terjadi kepada pasien.
Institute of Medicine (:/M) (2000) dalam (Gerekh, %., 4laborn, %.4., ' Miller, 4. %, 2001), 2001), mende+i mende+inis nisika ikan n kesela keselamat matan an pasien pasien sebagai sebagai bebas bebas dari dari keadaan keadaan #edera #edera.. Ke#ela Ke#elakaan kaan #edera #edera disebab disebabkan kan karena karena kesalah kesalahan an yang meliput meliputii kegagal kegagalan an suatu suatu peren#anaan atau memakai ren#ana yang salah dalam men#apai tujuan. "ccidental tujuan. "ccidental In+ury juga akibat dari melaksanakan suatu tindakan (commission) commission) atau atau tida tidak k mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission (omission). ). Menuru Menurutt H/ H/ (200D) (200D) menyebut menyebutkan kan langkah langkah!la !langka ngkah h pelaksa pelaksanaan naan kesela keselamat matan an pasien, meliputi sembilan solusi keselamatan pasien di rumah sakit, sakit, yaitu$ a. Memper Memperhati hatikan kan nama nama obat obat , rupa rupa dan u#apa u#apan n mirip mirip (loolalike, (loolalike, soundalike medication names) names) b. b. Memastikan identi+ikasi pasien #. Komuni Komunikas kasii se#ara se#ara benar benar saat saat serah serah teri terima ma pasien pasien d. Memastikan Memastikan tindakan tindakan yang yang benar benar pada pada sisi sisi tubuh tubuh yang yang benar benar e. Mengend Mengendali alikan kan #air #airan an elekt elektrol rolit it pekat pekat +.
Memast Memastika ikan n akurasi akurasi?ke ?ketepa tepatan tan dalam dalam pembe pemberia rian n obat
g. Menghi Menghindar ndarii salah salah kateter kateter dan dan salah salah sambung sambung slang slang h. Menggun Menggunakan akan alat alat injeks injeksii sekal sekalii pakai pakai i.
Meningkatkan Meningkatkan kebersihan kebersihan tangan untuk pen#egahan pen#egahan in+eksi in+eksi nosokomial nosokomial :ndikator :ndikator keselamatan pasien berdasarkan program akreditasi rumah sakit ( -ational -ational Patient Safety oals/ ="P) yang ditetapkan oleh The Joint Commission (3%4, 202) yang berlaku pada tanggal %anuari 202, adalah$
a. 3idak 3idak terdapat terdapat kesalaha kesalahan n pemberian pemberian obat terutama terutama terhadap terhadap dua pasien pasien yang yang memiliki nama yang sama. b. 3idak terjadi keselahan identi+ikasi terhadap terhadap pelaksanaan tran+usi darah. #. Pemberian Pemberian alasan alasan yang tepat terhdap terhdap pemberian pemberian obat dalam durasi durasi aktu kerja kerja obat. d. Pember Pemberian ian label label pada obat, obat, tempat tempat obat, obat, dan pen#ampu pen#ampuran ran obat obat yang tepat tepat ditempatkan dalam area yang steril terutama pada pasien perioperati+ dan prosedurnya. e. Prosedur Prosedur yang yang tepat tepat untuk untuk penanganan penanganan degan terapi antikoagulan. antikoagulan. +. Mempertahank Mempertahankan an dan komunikasi komunikasi yang akurat akurat terhdap terhdap in+ormas in+ormasii pengobatan pengobatan pasien. g. Adanya sistem sistem pen#egahan pen#egahan dan kontrol kontrol in+eks in+eksii panduan panduan men#u#i men#u#i tangan. tangan. h. Adanya upaya upaya peneliti penelitian an dan penatala penatalaksanaan ksanaan pen#egah pen#egahan an in+eksi in+eksi terhadap terhadap pemasangan trans+usi darah, in+us dan *ena sentral. i.
Pena Penata tallaksa aksana naan an evidence base practice terhadap upaya pen#egahan in+eksi.
j.
Penatalaksanaan evidence base practice terhadap pen#egahan in+eksi pemasangan cateter urine. urine.
k. :denti :denti+ik +ikasi asi pasie pasien n terhadap terhadap risik risiko o #edera #edera
2.2.2 2.2.2 Jenis Insi'en Insi'en 'an Keselamatan Keselamatan Pasien Pasien
a. Pen!e Pen!erti rtian an Insi' Insi'en en
Menurut Permenkes =o ;1 tahun 20, insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut insiden merupakan setiap kejadian yang tidak sengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan #edera yang dapat di#egah pada pasien. :nsiden keselamatan pasien juga merupakan akibat dari melaksanakan suatu tindaka tindakan n (commission) commission) atau atau tidak tidak mengam mengambil bil tindak tindakan an yang yang seharu seharusny snyaa diambil diambil (omission) omission) (Kemenkes, 200). b. Jenis)J Jenis)Jeni eniss Insi'en Insi'en
erdasarkan Permenkes =o ;1 tahun 20 tentang Keselamatan Pasien umah "akit, menyebutkan insiden keselamatan pasien terdiri dari, yaitu$ ) Kejadi Kejadian an 3id 3idak ak 8ihara 8iharapkan pkan (K38 (K38)) Merupa Merupakan kan suatu suatu kejadi kejadian an yang yang tidak tidak dihara diharapaka pakan n yang mengak mengakibat ibatkan kan #edera pada pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan tindakan yang seharusnya seharusnya diambil, diambil, dan bukan karena penyakit dasarnya dasarnya atau kondisi kondisi pasien pasien.. Kejadi Kejadian an terseb tersebut ut dapat dapat terjad terjadii di semua semua tahapa tahapan n dalam dalam peraatan dari diagnosis, pengobatan dan pen#egahan. 2) Kejadi Kejadian an 3id 3idak ak 4ede 4edera ra (K34 (K34)) Meru Merupa paka kan n suat suatu u insi inside den n yang yang suda sudah h terp terpapa aparr ke pasie pasien, n, teta tetapi pi tida tidak k mengakibatkan #edera.
6) Kejadi Kejadian an =yari =yariss 4eder 4ederaa (K=4) (K=4) Merupakan insiden yang belum sampai terpapar ke pasien. Misalnya suatu obat dengan o*erdosis lethal akan diberikan, tetapi sta+ lain mengetahui dan membatalkannya sebelum obat diberikan kepada pasien. ) Kejadi Kejadian an Poten Potensia siall 4edera 4edera (KP4) (KP4) Merupakan suatu kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan #edera, tetapi belum terjadi insiden. Misalnya obat!obatan &A"A ( 0ook 0ook "like Sound "like) "like) disimpan berdekatan. 5) Keja Kejadi dian an "enti "entinel nel Merupakan suatu K38 yang mengakibatkan kematian atau #edera yang serius.
2.2.3 De*inisi Kesala$an Pemberian Obat ( Medication Error)
Kesala Kesalahan han pember pemberian ian obat obat (medication adalah suatu suatu kejadia kejadian n yang yang dapat dapat medication error error ) adalah membuat klien menerima obat yang salah atau tidak mendapat terapi yang tepat Kesala Kesalahan han pengoba pengobatan tan dapat dapat dilakuk dilakukan an oleh oleh setiap setiap indi*i indi*idu du yang yang terlib terlibat at dalam dalam pembuatan resep, transkripsi, persiapan, penyaluran pen yaluran dan pemberian obat (dgar, &ee, 4ousins, 11 dalam Potter dan Perry, Pe rry, 2005) Menurut Institute Menurut Institute of Medicine (:/M, 20), kesalahan pemberian obat adalah di+inisi umum yang digunakan digunakan untuk kesalahan pengobatan, pengobatan, yaitu satu peristia peristia yang dapat di#e di#ega gah h dan dan
dapa dapatt meny menyeb ebab abka kan n
peng penggu guna naan an obat obat yang ang tida tidak k tepat epat atau atau
membahayakan pasien sedangkan pengobatan yang ada dikontrol dari ahli kesehatan, pasien atau konsumen. Kejadian!kejadian tersebut mungkin berhubungan dengan
praktek pro+esional, produk peraatan kesehatan, prosedur, dan sistem, termasuk resep, komunikasi ketertiban (label produk, kemasan, dan tata nama), pera#ikan, pengeluaran, distribusi, administrasi , pendidikan, pemantauan, dan penggunaan. Kesalahan pemberian obat, selain memberi obat yang salah, men#akup +aktor lain yang yang meng menguba ubah h tera terapi pi obat obat yang yang dire diren# n#ana anaka kan, n, misa misalny lnyaa lupa lupa memb member erii obatI obatI memberi dua kali obat yang dilupakan sebagai kompensasiI memberi obat yang benar pada aktu yang salah, atau memberi obat yang benar melalui rute yang salah (3ambayong, (3ambayong, 200). Medication error dapat terjadi dimana saja dalam rantai pelayanan obat kepada pasien, mulai dari industri, dalam peresepan, pemba#aan resep, pera#ikan, penyerahan, dan monitoring pasien. 8i dalam setiap mata rantai pada beberapa tindakan mempunyai potensi sebagai sumber kesalahan. "etiap tenaga kesehatan dalam mata rantai ini dapat memberikan memberikan kontribusi kontribusi terhadap terhadap kesalahan kesalahan (4ohen, 111). Menurut Athanasakis (202) dalam jurnalnya yang berjudul Prevention berjudul Prevention of Medication 'rrors Made by -urses in Clinical Practise menyebutkan keamanan dalam pemberian obat bertujuan untuk mengurangi tingkat kesalahan dalam pemberian obat, hal tersebut dapat mengidenti+ikasi lebih aal sebelum pasien mendapat pengobatan yang membahayakan mereka
2.2.+ 2.2.+ Dampak Dampak 'an Jenis Kesala$an Kesala$an Pemberian Pemberian Obat ( Medication Errors)
Menurut -ational Menurut -ational Coordinating Coordinating Council for Medication 'rror !eporting !eporting and
Prevention (=44 MP), akibat dari terjadinya medication error dapat dibagi menjadi
tiga derajat yaituI ) tidak menyebabkan perubahan +isik, mental, dan psikologis, 2) menyebabkan perubahan, serta 6) menyebabkan kematian. 8erajat yang paling ringan adalah adalah kejadi kejadian an medication medication error error terdeteksi tetapi tidak mengakibatkan perubahan apapun. Medication error derajat yang kedua akan menyebabkan perubahan yang dapat sembuh dengan sendirinya sendirinya atau memerlukan memerlukan terapi baru. 8erajat paling parah dala dalam m medication medication error error yaitu dapat menyebabkan yang berakibat kematian. 3abel katagori medication error berdasarkan error berdasarkan dampak diperlihatkan sebagai berikut$ ( medication error ) berdasarkan berdasarkan dampak. (S#mber, Tabel Tabel 1. Klasi+ikasi kesalahan pemberian obat (medication 8irekt 8irektora oratt ina ina
Kesala$an (error (error -
Kata!ori
asil
-o error error
A
Kejadian atau yang berpotensi untuk terjadinya kesalahan
'rror, 'rror, no harm
3erjadi 3erjadi kesalahan sebelum obat men#apai pasien
4
3erjadi 3erjadi kesalahan dan obat sudah diminum ?digunakan pasien tetapi tidak membahayakan pasien
8
3erjadinya 3erjadinya kesalahan, sehingga monitoring ketat harus dilakukan tetapi tidak membahayakan pasien
'rror, 'rror, harm
(
3erjadi 3erjadi kesalahan, hingga terapi dan inter*ensi lanjut diperlukan dan keslahan ini memberikan e+ek yang buruk yang si+atnya sementara
<
3erjadi 3erjadi kesalahan dan mengakibatkan pasien harus diraat lebih lama di rumah sakit serta memberikan e+ek buruk yang si+atnya sementara
3erjadi 3erjadi kesalahan yang mengakibatkan e+ek buruk yang bersi+at permanen
H
3erjadi 3erjadi kesalahan dan hampir merenggut nyaa pasein #ontoh syok ana+ilaktik
'rror, 'rror, death
:
3erjadi 3erjadi kesalahan dan pasien meninggal dunia
Tabel 2. %enis!jenis kesalahan pemberian obat ( medication error ) (berdasarkan alur jenis
pengobatan) (S#mber, 8irektorat ina
Tipe Medication Tipe Medication Error
Keteran!an
1nauthori*ed drug
/bat yang terlanjur diserahkan kepada pasien padahal diresepkan bukan oleh dokter yang berenang
Inmproper Inmproper dose/#uantity
8osis, strength atau jumlah obat yang tidak sesuai dengan yang dimaksud dalam resep
(rong dose preparation method
Penyiapan? +ormulasi atau pen#ampuran obat yang tidak sesuai
(rong dose form
/bat yang diresepkan dalam dosis dan #ara pemberian yang tidak sesuai dengan yang diperintahkan di dalam resep
(rong patient
/bat diserahkan atau diberikan pada pasien yang keliru yang tidak sesuai dengan yang tertera diresep
mission error
agal dalam memberikan dosis sesuai permintaan, mengabaikan penolakan pasien atau keputusan klinik
yang mengisyaratkan untuk tidak diberikan obat yang bersangkutan '$tra dose
Memberikan duplikasi obat pada aktu yang berbeda
Prescribing Prescribing error error
/bat diresepkan se#ara keliru atau perintah diberikan se#ara se#ara lisan lisan atau diresepkan diresepkan oleh dokter dokter yang tidak berkompeten
(rong administration techni#ue
Menggunak Menggunakan an #ara pemberian pemberian yang keliru keliru termasuk termasuk misa misalny lnyaa meny menyia iapk pkan an deng dengan an tekn teknik ik yang yang tida tidak k dibenarkan (misalkan obat im diberikan se#ara i*)
(rong (rong time
/bat diberikan tidak sesuai dengan jadal pemberian atau diluar jadal yang ditetapkan
2.2.5 Faktor
an!
"empen!ar#$i Insi'en Kesala$an Pemberian Obat
Medication Errors) ( Medication
3
adalah kualitas yang dibaa indi*idu tersebut ke dalam pekerjaan seperti pengetahuan, tingkat keterampilan, pengalaman, ke#erdasan, kemampuan mendeteksi, pendidikan dan pelatihan, dan bahkan sikap seperti keaspadaan, kelalaian, kelelahan, dan moti*asi. b. "i+at 8asar Pekerjaan "i+at dasar pekerjaan merujuk pada karakteristik pekerjaan itu sendiri dan meliputi pula sejauh mana prosedur yang digunakan terde+inisi dengan baik, si+at alur kerja, beban pasien pada pun#ak dan tidak, ada atau tidak adanya kerjas kerjasama ama antar antar tim, tim, komple kompleksi ksitas tas peraa peraatan tan,, +ungsi +ungsional onal alat alat dan masa masa penyusutan,
interupsi
dan
pekerjaan
yang
bersaing,
dan
persaratan
+isik? +isik?kogn kogniti itid d untuk untuk melaku melakukan kan pekerj pekerjaan aan.. Meskip Meskipun un penelit penelitian ian empiri empiri## terhada terhadap p dampak dampak +aktor +aktor!+a !+akto ktorr yang yang berhub berhubunga ungan n dengan dengan pekerja pekerjaan an tidak tidak sebanyak penelitian studi pada +aktor!+aktor manusia, +aktor ini tetap ada (Henrisken, Kem, et al. 200). #.
6
>ang termasuk dalam +aktor ini meliputi perlengkapan atau peralatan medis, lokasi atau peletakan alat!alat, pengontrolan alat. :nteraksi sistem dan manusia menunjuk pada tata dimana dua sistem berinteraksi atau berkomunikasi dalam ruang lingkup sistem. Peraat menggunakan perangkat medis dan peralatan se#ara intensi+ dan dengan demikian memiliki banyak pengalaman. e.
pera peraat at
menga mengapl plik ikas asik ikan an
penge pengeta tahu huan, an,
keter keteram ampi pila lan, n,
dan dan
pengalaman untuk memerikan kebutuhan pasien. +.
g. &ingk &ingkun ungan gan kst kster ernal nal
>ang termasuk ke dalam +aktor ini adalah pengetahuan dasar, demogra+i, teknol teknologi ogi terbar terbaru, u, kebija kebijakan kan pemeri pemerintah ntah , keadaan keadaan ekonomi ekonomi,, kebijak kebijakan an kesehatan, kesadaran masyarakat. &ingkungan eksternal dapat memberikan dampak terhadap usaha meningkatkan keselamatan pasien. 3ekanan eksternal dapat dapat beru berupa pa tunt tuntut utan an hukum hukum,, tunt tuntuta utan n masy masyara arakat kat terh terhad adap ap mutu mutu dan dan keselamatan pasien. &ingkungan eksternal merupakan suatu hal yang sangat dibutu dibutuhkan hkan agar agar organ organisa isasi si dapat dapat memili memiliki ki komitm komitmen en yang yang tinggi tinggi dalam dalam menerapkan mutu melalui keselamatan pasien. &ingkungan eksternal lainnya berupa regulasi nasional terhadap kompetensi "8M pada pelayanan kesehatan (standarisasi pro+esi, penilaian kompetensi sta+, serti+ikasi) dan untuk institusii berupa akreditasi rumah sakit. 2.2./ 2.2./ Pen0e!a$an Pen0e!a$an Kesala$an Kesala$an Pemberian Pemberian Obat ( Medication Errors-
Peraat memainkan peran yang sangat penting dalam lingkaran esensial pen#egahan kesalahan kesalahan pengobatan pengobatan (Potter (Potter ' Perry, Perry, 2005). "trategi pen#egahan dalam kesalahan kesalahan pemberian obat meliputi standarisasi dan penyederhanaan prosedur pengobatan dan lain!lain. Persiapan obat dan administrasi merupakan bagian dari prosedur pengobatan, yang melibatkan langkah!langkah berikut$ Menjamin atau memastikan lingkungan yang aman untuk persiapan obat dengan menempatkan label ( jangan masukN, untuk men#egah pengunjung mengganggu peraat aktu itu) dan juga mengig mengigatk atkan an
peraat peraat penting pentingnya nya konsen konsentra trasi si selama selama persia persiapan pan obat!ob obat!obata atanI nI
mengurangi gangguan dan interupsi selama pemberian obatI penggunaan alat bantu kalkulator untuk mem+asilitasi
perhitungan obat. Pengiriman obat dari apotek ke bangsal peraatan tanpa membutuhkan setiap pemeriksaan lebih kanjut atau persiapan khusus oleh sta+ peraat (terutama obat pediatrik yang membutuhkan presisi dalam perhitungan dosis). ajib melakukan penge#ekan ulang obat oleh dua peraat yang terpisah (terutama dalam obat yang berisiko tinggi, yang biasanya bertanggung jaab untuk e+ek samping atau kesalahan). Pelaksanaan lima tepat (obat yang tepat, dosis yang tepat, rute yang tepat, aktu yang tepat, pasien yang tepat) ketika mempersiapkan obat (meskipun +aktor ini ber+okus pada kinerja indi*idu dan tidak men#erminkan kompleksitas prosedur pengobatan). Pemisahan obat yang jelas dengan kesamaan baik dalam arna atau nama, dengan meletakan label pada obat tersebutI persiapan dan pemberian obat saat yang samaI dan #ek jika obat telah diadministrasikan dengan pasein yang tepat (Athanasakis , 202). Kesalahan yang terjadi harus segera diketahui dan dilaporkan kepada pegaai rumah sakit sakit yang yang tepat. tepat. Peraa Peraatt memlik memlikii keajib keajiban an etis etis dan pro+es pro+esii untuk untuk melapo melaporka rkan n kesalahan kepada dokter dan manajer keperaatan. 8okter dapat memutuskan untuk menetralkan e+ek kesalahan dengan memberikan sebuah antidot ketika obat yang diber diberik ikan an sala salah, h, menun menunda da pemb pember eria ian n obat obat apabi apabila la obat obat bila bila obat obat sebe sebelu lumny mnyaa diberikan terlalu dini, atau memantau e+ek obat ketika sebuah obat diberikan dalam dosis dosis yang yang tinggi tinggi yang yang tidak tidak la-im. la-im. Peraat Peraat sebaik sebaiknya nya tidak tidak menyemb menyembuny unyika ikan n kesalahan pengobatan. Pada #atatan dalam status klien harus ditulis obat apa yang telah diberikan diberikan kepada klien, klien, pemberitahuan pemberitahuan kepada dokter, dokter, e+ek samping samping klien alami sebagai
yang
resp respon onss terh terhad adap ap kesa kesala laha han n peng pengob obat atan an,, dan dan upay upayaa yang yang dila dilaku kuka kan n untu untuk k menetralkan obat, misalnya memberikan antidot. Peraat juga bertanggung jaab melengkapi laporan yang menjelaskan si+at insiden tersebut. &aporan insiden merupakan bukan pengakuan tentang suatu kesalahan atau menjadi menjadi dasar untuk memberi hukuman dan bukan merupakan bagian #atatan medis klien yang sah. &aporan ini merupakan analisis objekti+ tentang apa yang terjadi dan merupakan penatalksanaan risiko yang dilakukan institusi untuk memantau kejadian sema#am ini. &aporan kejadian membantu membantu komite komite interdisi interdisiplin plin mengidenti+ mengidenti+ikasi ikasi kesalahan dan menyelesaikan masalah sistem di rumah sakit yang mengakibatkan terjadinya kesalahan (Potter ' Perry, 2005). Tabel %. 4ara men#egah kesalahan pemberian obat ( S#mber, Potter ' Perry, 2005) No ,
Ke&aspa'aan
a#a label obat dengan teliti
asional
anyak produk yang tersedia dalam kotak, arna, dan bentuk yang sama
2
Pertanyakan pemberian banyak tablet
Kebanyakan dosis terdiri dari satu atau dua
atau *ial untuk dosis tunggal
tablet atau kapsul atau satu *ial dosis tunggal. :nterpretasi yang saIah terhadap program obat dapat mengakibatkan pemberian dosis tinggi berlebihan.
6
aspadai obat!obatan bernama sama
any anyak ak nama nama obat obat terd terden enga gatt sama sama (mis (mis.. 8igoks 8igoksin, in, Ke+le@ Ke+le@ dan Ke+lin Ke+lin,, /rinas /rinasee dan /rinade
.
4ermati angka di belakang koma
eberapa obat tersedia dalam beberapa jumlah yang yang merupa merupakan kan perkal perkalian ian satu satu sama sama lain lain (#ontoh, tablet 4oumadindalam tablet 2,5 dan 25 mg, 3hora-ine 3hora-ine dalam dalam spansules spansules (sejenis (sejenis kapsul) 60 dan 600 mg.
5
Pertanyakan peningkatan dosis yang
Kebanyakan dosis diprogramkan se#ara se#ara
tiba!tiba dan berlebihan
bertahap supaya dokter dapat memantau e+ek terapeutik dan responsnya.
;
D
Ketika suatu obat baru atau yang
%ika %ika dokter dokter juga tidak tidak la-im la-im dengan dengan obat obat
tidak
tersebut tersebut maka risiko pemberian pemberian dosis yang
la-im
diprogramkan,
konsultasikan kepada sumbernya.
tidak akurat menjadi lebih besar.
%angan beri obat yang diprogramkan
anyak anyak dokter dokter menggunaka menggunakan n nama pendek pendek
dengan dengan nam pendek atau singkatan singkatan
atau singkatan tidak resmi untuk obat yang
tidak resmi
sering sering diprogram diprogramkan. kan. Apabila Apabila peraat peraat atau ahli +armasi tidak mengenal mengenal nama tersebut tersebut,, obat obat yang yang diber diberika ikan n atau atau dikelu dikeluar arkan kan bisa bisa salah.
%angan %angan berupaya berupaya menguraik menguraikan an dan
Apabila Apabila ragu, tanyakan tanyakan dokter. dokter. Kesempata Kesempatan n
mengartikan tulisan yang tidak dapat
terjadinya salah interpretasi besar, ke#uali jika
diba#a
peraat mempertanyakan program yang sulit diba#a.
1
Kenali Kenali klien yang memeilik memeilikii nama
"eringkali, satu atau dua orang pasien
akhi akhirr
pasi pasien en
memiliki nama akhir yang sama atau mirip.
leng lengka kapny pnya. a.
&abel &abel khusus khusus pada kardeks kardeks atau buku obat
4erm 4ermat atii nama nama yang yang tert terter eraa pada pada
dapat memberi memberi peringata peringatan n tentang tentang masalah masalah
tanda pengenal.
yang potensial.
4ermati ek ekui*alen
"aat tergesa!g tergesa!gesa, esa, salah memba#a memba#a ekui*alen ekui*alen
sama sama..
%uga %uga,,
meny menyeb ebut utka kan n
0
nama nama
mint mintaa
mdah mdah terj terjad adii
(#on (#onto toh, h, diba diba#a #a mill millig igra ram, m,
padahal milliliter). milliliter).
Perbedaan mendasar antara reaksi obat yang merugikan dan kesalahan pemberian obat adalah baha kesalahan pemberian dapat di#egah. ila tujuan terapi obat yang optimal adalah memberikan obat yang benar, untuk pasien yang benar, dengan dosis yang benar, dengan #ara yang benar, pada aktu yang benar, dan dengan indikasi yang benar, akan terlihat adanya banyak potensi kesalahan dalam proses tersebut. %uga terdapat banyak sekali titik tolok dalam proses pengobatan, dan begitu banyak orang yang terletak pada titik tolok tersebut yang masing!masing mempunyai peran mendeteksi mendeteksi potensi kesalahan, kesalahan, men#egah, men#egah, dan mendokumentas mendokumentasikan ikan setiap e+ek yang mun# mun#ul ul seba sebagai gai kons konsek ekuen uensi siny nya. a. Karen Karenaa pera peraat at bert bertan angg ggung ung jaa jaab b untu untuk k memberiakan obat, maka merekalah yang biasanya titik tolak terakhir dan terpenting dalam sistem tersebut. Meskipun kesalahan dapat terjadi pada titik ini, namun hal tersebut dapat juga dideteksi dan tentu saja di#egah. ekomendasi tambahan berikut ini dianjurkan untuk peraat.
a. Menge Mengeta tahu huii denga dengan n baik baik pros proses es perm permin inta taan an obat obat inst instit itus usio iona nall dan sist sistem em pemberiannya ( floor floor stock dibanding dosis unit). b. b. Mengetahui kemana men#ari in+ormasi mengenai obat. "umber in+ormasi termasuk dokter, apoteker, perpustakaan, dan re+rensi oba t. #. eri+i ri+ika kasi si seti setiap ap inst instru ruks ksii pemb pember eria ian n obat obat sese seseri ring ng mung mungki kin. n. Pros Proses es penyakinan harus lengkap sesuai potensi kesalahan. d. Menggunakan Menggunakan aktu aktu pemberian pemberian obat standar. standar. Hal ini membantu membantu menghindari menghindari kebingungan, khususnya bila pemantauan tes laboratorium harus dilakukan pada aktu tertentu setelah pemberian obat. e. Pada saat saat memberik memberikan an obat, periks periksaa produk obat obat untuk kemungki kemungkinan nan adanya adanya kerusakan (retak pada kapsul, obat suntik yang keruh, endapan dalam larutan). &aporka &aporkan n hal ini seseg sesegera era mungki mungkin. n. Pastik Pastikan an identi identitas tas pasien pasien sebelu sebelum m pemberian obat. %aga agar obat berlabel jelas selama mungkin (tempatkan dalam dalam kemas kemasan an dosi dosiss unit unit tepat tepat di sisi sisi temp tempat at tidu tidur) r).. 8okum 8okument entas asik ikan an pemberian obat dalam #atatan yang tepat. ila suatu obat ternyata tidak tersedia pada saat pemberian, jangan meminjamnya dari pasien yang lain. "elid "elidik ikii menga mengapa pa obat obat tida tidak k ada. ada. Past Pastii ada alas alasan an sehi sehing ngga ga obat obat tidak tidak diberikan sampai diperoleh in+ormasi yang pasti (interaksi potensial, riayat reaksi sebelumnya). +.
/bser*asi /bser*asi adanya adanya e+ek e+ek obat, obat, termasu termasuk k reaksi reaksi merugika merugikan. n. Mendokument Mendokumentasika asikan n hasil terapeutik yang diinginkan merupakan hal yang sangat penting seperti halnya melaporkan adanya ruam.
g. ila kalkulasi kalkulasi obat diperluka diperlukan, n, sangat bijaks bijaksana ana untuk memeri memeriksanya ksanya kembali kembali dengan orang lain (apoteker atau peraat). Penggunaan konsentrasi standar atau tabel ke#epatan in+us sangat berman+aat. h. ias iasaka akan n diri diri denga dengan n alat alat pember pemberia ian n obat obat sebel sebelum um mengg mengguna unaka kanny nnyaa dan dan pahami keuntungan dan kerugiannya. erbagai sistem pemberian obat berteknologi tinggi (pompa in+us, inhaler, patch) patch) membutuhkan membutuhkan perhatian perhatian khusus mengenai penggunaan yang tepat. i.
Ajar Ajarka kan n pada pada pasie pasien n menge mengenai nai obat obat mere mereka ka seba sebany nyak ak mung mungki kin. n. eri erikan kan in+ormasi ini dalam +ormat yang dapat dipahami pasien. erikan in+ormasi ini dalam +ormat yang dapat dipahami pasien. erikan in+ormasi dengan huru+ berukuran besar, terjemahan, gambar, atau #ara apapun agar pasien bener! benar mengerti. &akukan penyuluhan pada pemberian dosis pertama dan perkuat in+ormasi pada pemberian dosis berikutnya.
j. j.
ila obat tidak diberikan sesuai instruksi, untuk un tuk alasan apapun, hal ini harus didokumentasikan. (8eglin %.H ' April H., 200)
Menurut Joint Menurut Joint Comission International %4: (200), menyebutkan menyebutkan peren#anaan yang dilakukan dalam men#egah terjadinya kesalahan pemberian obat adalah adanya suatu ren#ana atau kebijakan atau dokumen lain yang mengatur bagaimana penggunaan obat! obatan yang diatur dalam suatu pengorganisasian di semua tahapan yang ditinjau setiap
2 bulan, dilaksanakan berdasarkan undang!undang yang berlaku dan menyediakan in+ormasi yang mudah bagi semua yang terlibat dalam penggunaan obat. 2.2./ #b#n!an Pelaksanaan Prinsip Enam Benar Ter$a'ap Insi'en Medication Error
Penelitian yang dilakukan oleh Herina (202) menggunakan *ariabel independen yang berbeda, yaitu metode tim keperaatan. erdasarkan tesisnya yang berjudul hubungan pelaksanaan metode tim keperaatan dengan kesalahan pemberian obat di "98 "98 unung unung %ati %ati 4irebon 4irebon menyata menyatakan kan baha baha peraa peraatt yang mempers memperseps epsika ikan n pelaksanaan metode tim yang kurang baik melakukan kesalahan pemberian obat maksimal hanya 5C. "edangkan peraat yang mempersepsikan pelaksanaan metode tim yang baik justru lebih tinggi, yaitu D1C untuk melakukan kesalahan pemberian obat maksimal. Hasil analisis lebih lanjut menyatakan ada hubungan antara persepsi pelaksanaan metode tim keperaatan yang baik dengan kesalahan pemberian obat (E 7 0,00I F 7 0,005) sebesar ,5 kali (15C 4: ,;;I 2,6) dari persepsi pelaksanaan metode tim yang kurang.