unit roti menjadi cukup sulit untuk dilakukan. Jika toko roti tersebut tidak menghitung biaya biaya air per unit roti dan hanya memiliki informasi mengenai angka total biaya air maka biaya air untuk pembuatan roti tersebut, meskipun sebenarnya bersifat variabel terpaksa akan dimasukkan dalam kelompok biaya tetap dari penjelasan tersebut terlihat bahwa dalam analisis CVP banyak biaya dalam kelompok biaya tetap bukan merupakan biaya tetap seperti pada definisi awal 6. Ilustrasi Analisis CVP dengan Identifikasi Biaya Tetap dan Biaya Variabel
PT Jaja Marja adalah sebuah perusahaan yang mengelola jalan tol. Luas jalan tol yang dikelola adalah 80 Km. jalan tol ini merupakan jalan tol dalam kota sehingga tariff yang dibeban pada setiap kendaraan tidak tergantung dari jarak. Untuk satu kali masuk setiap kendaraan sedan akan dibebani biaya sebesar Rp 8.000, sedangkan kendaraan jenis truk akan dikenakan tariff Rp 10.000 Untuk mengoperasikan jalan tol diperlukan sebanyak 12 orang petugas tol dengan gaji sebesar Rp 2.000.0000 per bulan. Pada jam jam sibuk diperlukan petugas tol lebih banyak sehingga diperkirakan setiap hari senin sampai jumat adalah perusahaan akan memberikan total lembur sebanyak 10 jam perharinya. Upah lenbur yang dibayarkan adalah Rp 20.000 per jam. Diluar petugas tol, PT. Jaja Marja juga memilikidireksi dan karyawan berjumlah 30 orang dengan total biaya gaji Rp 120.000.000 per bulannya. Selain itu PT Jaja Marja juga mengeluarkan biaya pemeliharaan jalan sebesar Rp 4.000.000 per kilometer per tahun. Besarnya biaya penyusutan jalan per tahunnya adalah Rp 300.000.000. selain itu untuk melakukan penerangan jalan dimalam hari diperlukan listrik sebesar 20.000 Kwh per bulan. Biaya listrik per Kwh adalah Rp 1.000. biaya untuk mencetak buku karcis tol adalah Rp 100 per lembar dan setipa kendaraan yang memasuki jalan tol akan diberikan satu lembar karcis. Diluar biaya-biaya diatas perusahaan juga mengeluarkan biaya administrasi dan umum sebesar Rp 100.000.000 per tahun (semua biaya administrasi merupakan biaya tetap). Perusahaan juga merencanakan untuk menyewakan pinggiran tol untuk pemasangan papan iklan. Terdapat 12 spot yang dapat dipergunakan untuk pemasangan iklan. Tariff untuk pemasangan iklan adalah Rp 20.000.000 per spot per tahun dan diperkirakan akan terdapat 10 spot yang dapat disewakan. Untuk membangun papan iklan tersebut diperkirakan perusahaan akan mengeluarkan biaya sebesar Rp 3.000.000 per
spot. Selain itu, perusahaan juga harus membayar pajak kepada pemerintah daerah sebesar Rp 1.000.000 per spot, tidak peduli apakah papan iklan tersebut laku atau tidak. Semua data tersebut merupakan data yang diperkirakan akan terjadi di tahun 20X2. Untuk tahun 20X2 tersebut diperkirakan jumlah kendaraan yang melalui jalan tol ada;ah 90% kendaraan sedan dan 10% kendaraan truk. Berdasarkan data diatas hitunglah : 1. Jumlah kendaraan sedan dan truk yang harus melewati jalan tol tersebut agar perusahaan mencapai titik break even 2. Jumlah kendaraan sedan dan truk yang harus melewati jalan tol tersebut agar perusahaan mendapatkan keuntungan setelah pajak Rp 50.400.000 per tahun (pajak yang dikenakan terhadap perusahaan ada;ah 20%)
7. Jawaban Ilustrasi Soal
Tahap pertama untuk melakukan analisis CVP adalah menentukan mana biaya yang dikelurkan perusahaan merupakan biaya tetap dan mana yang merupakan biaya variabel. Dalam hal ini biaya variabel yang dikeluarkan perusahaan hanya satu yaitu biaya pencetakan karcis karena biaya karcis merupakan satu-satunya biaya yang akan meningkat atau menurun secara proporsional sesuai dengan jumlah kendaraan yang memasuki jalan tol. Semua biaya lainnya merupakan biaya tetap, dengan perkiraan total biaya sebesar : Biaya Gaji Petugas tol (12 orang x Rp 2.000.000 x 12 bulan) Biaya Lembur Petugas Tol (10 jam x 5 hari x 52 minggu x Rp 20.000)
288.000.000 52.000.000
Biaya Gaji (diluar petugas tol)
120.000.000
Biaya Pemeliharaan (80 kilometer x Rp 4.000.000
320.000.000
Biaya Peyusutan
300.000.000
Biaya Listrik (20.000 Kwh x Rp 1.000 x 12 bulan)
240.000.000
Biaya Administrasi dan Umum
99.980.000
Biaya Pajak Iklan (Rp 1.000.000 x 12)
12.000.000
Biaya Pembangunan Papan Iklan (Rp 3.000.000 x 10)
30.000.000
Penerimaan Pendapatan Iklan Total Biaya Tetap (Netto)
200.000.000 1.261.980.000
Karena perusahaan memiliki dua jenis produk dengan dua marjin konstribusi yang berbeda, maka langkah berikutnya adalah menghitung rata-rata tertimbang dari marjin konstribusi kedua produk tersebut, yaitu : Marjin
Bauran
Konstribusi
Mrjin Konstribusi
7.900
90%
7.110
Marjin Konstribusi Truk
9.900
10%
990
Total Rata-rata Tertimbang Marjin Konstribusi
8.100
Berdasarkan kedua perhitungan tersebut dapat diperoleh besarnya titik impas perusahaan yaitu Rp 1.261.980.000/ Rp 8.100 = 155.800 yang terdiri dari 15.580 kendaraan truk (10%) dan 140.220 kendaraan mobil (90%). Untuk menjawab pertanyaan kedua terlebih dahulu harus dihitung besarnya target keuntungan sebelum pajak, yaitu Rp 504.000.000 /(1-20%) = Rp 630.000.000. untuk mencapai target keuntungan tersebut maka jumlah kendaraan yang harus lewat jalan tol adalah (Rp 1.261.980.000 + Rp 630.000.000) / Rp 8.100 = 233.578 kendaraan yang terdiri dari 23.358 kendaraan truk (10%) dan 201.220 kendaraan mobil (90%)
8. Analisis CVP dalam Ketidakpastian
Analisis CVP dilakukan dalam tahap perencanaan dimana asumsi yang dibuat perusahaan belum tentu sama dengan kondisi sebenarnya saat rencana tersebut dilaksanakan. Karena itu unsur ketidakpastian harus dipertimbangkan. Ada tifa cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengantisipasi ketidakpastian tersebut yaitu : 1. Safety Margin Safety margin merupakan selisih antara unit yang diperkirakan dapat dijual perusahaan pada periode analisis dengan unit yang harus terjual untuk mencapai titik impas. Semakin besar safety margin yang dimiliki perusahaan maka posisi perusahaan akan semakin aman karena jika terdapat asumsi yang sedikit meleset, perkiraan posisi perusahaan masih jauh dari titik impas. Sebaliknya jika safety margin perusahaan rendah maka perusahaan berada dalam posisi rawan karena jika terdapat
asumsi yang meleset maka laba yang diperoleh perusahaan bisa dibawah titik impas dengan kata lain perusahaan merug 2. Operating Leverage Operating leverage mengukur besarnya proporsi biaya tetap dibandingkan dengan total biaya yang dikeluarkan perusahaan. Semakin tinggi operating leverage berarti semakin tinggi proporsi biaya tetap dalam perusahaan. Proporsi biaya tetap yang semakin tinggi akan menambah risiko yang dihadapi perusahaan, karena semakin tinggi biaya tetap perusahaan maka fluktuasi laba yang diperoleh perusahaan akan cenderung semakin besar. Rumus untuk meghitung operating leverage adalah total margin konstribusi dibagi dengan total laba operasi. Jika perusahaan memiliki operatimg leverage sebesar 5 hal ini berat jika target penjualan perusahaan meleset sebanyak 1 % maka laba yang diperoleh perusahaan akan meleset sebanyak 5% 3. Analisis Sensitivitas (That if Analysis) Analisis sensitivitas merupakan analisis yang dilakukan untuk mencari unsur yang paling sensitive dalam analisis CVP, yang dimaksud factor yang paling sensitive adalah fakto yang jika meleset paling memperngaruhi perolehan laba perusahaan. Misalkan perusahaan menganggap faktoryang paling sensitive adalah harga maka dalam analisis ini harga akan dinaikkan atau diturunkan sebesar 1% dari rencana awal, dan dilihat dampaknya terhadap laba yang diperoleh perusahaan. Factor yang paling sensitive inilah yang harus dijaga perusahaan agar dalam masa pelaksanaannya tidak meleset dari rencana
9. CVP Dengan Model Activity Based Costing
Dalam hal ini definisi biaya tetap dan biaya variabel akan dikaitkan bukan hanya terhadap produk namun juga terhadap aktivitas. Dengan konsep activity based costing ini, biaya variabel hanyalah merupakan biaya variabel dari aktivitas tingkat unit, sedangkan biaya tetap untuk aktivitas tingkat unit dan juga biaya-biaya dari ringkat aktivitas lainnya akan dikelompokkan sebagai biaya tetap
10. Kasus Skyview Manor Latar Belakang
Skyview Manor hanya buka selama musim ski. Perusahaan ini buka pada tanggal 2 Desember dan tutup pada hari terakhir bulan Maret.
Pemerintah hanya
memperbolehkan perusahaan ini untuk beroperasi selama 120 hari dalam setahun. Terdapat 50 kamar di sisi sebelah timur yang tarifnya masing-masing adalah sebesar $15 untuk hunian sendiri dan sebesar $20 untuk hunian ganda. Sisi sebelah barat memiliki 30 kamar yang memiliki pemandangan yang spektakuler. Tarif sewa kamar disisi ini adalah sebesar $20 dan $25 untuk hunian sendiri dan ganda. Rata-rata tingkat pemakaian kamar selama musim adalah sebesar 80% (umumnya hotel penuh pada akhir pekan dan rata-rata sekitar 50 sampai 60 kamar terisi di hari biasa). Rasio antara hunian sendiri dan ganda rata-rata adalah 2:8. Hasil operasi untuk tahun lalu ditunjukkan pada Exbihit 1. Tuan Kacheck, manajer hotel, mengkhawatirkan tentang bulan-bulan off-season yang setiap bulannya mengalami kerugian dan menguragi laba tinggi yang telah diperoleh dan dilaporkan perusahaan selama musim ski. Beliau telah merekomendasikan kepada kepada pemilik hotel, yang telah mengakuisisi hotel pada akhir tahun 1961, bahwa untuk mengurangi kerugian dari off-season, mereka seharusnya setuju untuk tetap mengoperasikan hotel untuk sisi sebelah barat selama sepanjang tahun. Beliau memperkirakan bahwa rata-rata tingkat sewa kamar selama off-season beberapa tahun kedepan adalah sekita 20%-40%. Kacheck mengestimasikan bahwa untuk mencapai hasil tersebut dari 30 kamar yang tersedia, diperlukan biaya iklan sebesar $4000 setiap tahun ($500 untuk 8 bulan). Tidak terdapat kemungkinan perbedaan rasio perbandingan hunian sendiri dan ganda sebesar 2:8. Namun demikian, perusahaan perlu menurunkan harga sewa kamar menjadi $10 dan $15 untuk hunian sendiri dan ganda. Gaji manajer dibayar selama 12 bulan. Manajer bertindak sebagai caretaker fasilitas
dan
kontrak
sebagian
besar
pekerjaan
perbaikan
dan
pemeliharaan.
Menggunakan sisi sebelah barat tidak akan mengganggu pekerjaan ini, tetapi diperkirakan akan menyebabkan tambahan $2000 per tahun untuk perbaikan dan pemeliharaan.
Nyonya Kacheck dibayar sebesar $20 per hari untuk mengawasi para pelayan hotel dan juga membantu dibagian check-in. Selama musim tersebut beliau bekerja 7 hari dalam seminggu, karyawan administrasi dan pelayan hotel digaji setiap hari sebesar $24 dan $15. Pajak pendapatan dan tunjangan lain yang diperoleh adalah sebesar 20% dari gaji. Meskipun beban depresiasi dan pajak properti tidak akan dipengaruhi oleh keputusan untuk membuka hotel dibagian sisi barat, namun beban asuransi akan meningkat sebesar $500 untuk tahun tersebut. Selama off-season, diestimasikan bahwa perusahaan tidak memerlukan pegawai tambahan. Ketika off-season, Nyonya Kacheck hanya akan dibayar untuk 5 hari kerja dalam seminggu. Perlengkapan kebersihan dan setengah dari beban lain-lain dibebankan sebagai biaya langsung dari masing-masing kamar yang disewa. Sedangkan separuh lainnya dicatat sebagai biaya tetap dan tidak akan berubah selama 12 bulan operasi. Linen juga disewa dari sebuah supply house dan besarnya biaya tergantung dari banyaknya ruangan yang disewa. Utilitas mencakup dua hal, yaitu listrik dan telepon. Tidak ada beban listrik yang harus dikeluarkan ketika perusahaan tidak beroperasi.
Sedangkan ketika
perusahaan beroperasi, beban listrik akan tergantung dari penggunaan listrik oleh masingmasing kamar. Kamar yang ada harus dihangatkan atau didinginkan menggunakan AC. Tagihan telepon setiap bulan selama musim tersebut adalah sebagai berikut: 80 telepon @ $3.00/bulan Biaya pelayanan dasar
$240 50 $290
Selama off-season, hanya biaya pelayanan dasar yang dibayarkan. Sedangkan tagihan bulanan sebesar $3.00 yang dibayarkan digunakan untuk mengaktifkan telepon kamar. Aspek tambahan yang diusulkan oleh Tuan Kacheck adalah terkait dengan kolam renang tertutup dan hangat. Beliau percaya bahwa dengan adanya fasilitas tersebut, maka tingkat sewa kamar perusahaan akan lebih dari 30%. Estimasi yang benar-benar tepat tidaklah mungkin dilakukan. Meskipun selama musim dingin tingkat penyewaan kamar tidak akan terpengaruh secara signifikan dengan adanya keputusan untuk menambah kolam renang indoor, namun kolam renang tersebut akan bermanfaat untuk menghadapi
kompetisi yang ada di industri tersebut. Biaya untuk pengadaan kolam renang adalah sekitar $40,000. Jumlah ini dapat didepresiasikan selama 5 tahun tanpa adanya nilai sisa ($15,000 dari $40,000 adalah untuk pembelian pelampung dan unit penghangat yang hanya akan digunakan selama 9 bulan dalam setahun). Biaya lain yang berkaitan dengan kolam renang adalah gaji lifeguard sebesar $400 per bulan, asuransi tambahan $1,200 dan biaya penghangatan $1,000 dan biaya perawatan sebesar $1,800. Jika usulan tersebut disetujui, lifeguard akan diperlukan selama 12 bulan. Namun jika usul tersebut tidak disetujui, penjaga hanya diperlukan selama 3 bulan musim panas (dari 15 Juni sampai 15 September), dan tidak diperlukan biaya penghangat ruangan.
Pemasalahan
1. Secara rata-rata, berapa banyak kamar yang harus disewakan setiap malam dalam musim ski supaya hotel mencapai titik breakeven? 2. Hotel penuh terisi pada akhir minggu selama musim ski. Jika seluruh harga kamar dinaikkan sebesar $5 pada malam-malam akhir minggu, tetapi tingkat occupancy turun menjadi 72 kamar, bukannya 80 kamar, berapakah nilai profit before taxes yang telah direvisi, berdasarkan Exhibit 1? 3. Berapa kenaikan contribution margin yang diusulkan per kamar disewa/hari selama offseason? 4. Untuk setiap alternative dalam kasus, buatlah daftar pengeluaran tahunan yang akan bertambah atas keputusan yang diambil dari alternatif yang ada, tetapi yang tidak berhubungan dengan biaya kamar/hari yang disewa. 5. Untuk setiap altenatif, hitunglah tingkat hunian yang diperlukan untuk mencapai titik breakeven atas tambahan beban tahunan tersebut. 6. Alternatif apa yang Anda rekomendasikan? 7. Evaluasi profitabilitas Hotel sebagai sebuah investasi para pemiliknya. Apakah hal ini mempengaruhi jawaban Anda untuk Pertanyaan 6? Pembahasan
1. Secara rata-rata, berapa banyak kamar yang harus disewakan setiap malam dalam musim ski supaya hotel mencapai titik breakeven? Kami mengasumsikan bahwa laporan keuangan dalam Exhibit 1 merupakan laporan keuangan dengan jam operasional hanya pada musim ski. Jumlah Kamar 50 Kamar 30 Kamar 80 Kamar
Bagian Timur Bagian Barat
Jumlah hari
: 120 hari
Rata-rata tingkat pemakaian kamar selama musim 80%
Room Night
: Jumlah kamar x Jumlah hari x rata-rata pemakaian kamar selama musim ski : 80 kamar x 120 hari x 80% : 7680 kamar
Penjabaran sesuai dengan Exhibit 1 (dengan total kamar selama setahun 7.860 kamar) Total per Year $ 160,800.00
Revenue Expense
- Cleaning Supplies - Linen Service - Singel Room - Linen Service - DoubeL Room - Electricity ($6.360 - $ 1.160) - Miscelaneous Expense (half) Total Variable Expense
$ $ $ $ $
1,920.00 4,640.00 9,280.00 5,200.00 3,657.00
Contribution Margin Fixed Cost
- Salari Manager Manager's Wife Desk Clerk Maids (four) - Total Salaries - Payroll Taxes and Fringe Benefits - Depreciation - Property Tax - Insurance - Repair and Maintanance - Telephones - Interest on Mortgage(5%interest rate) - Miscelaneous Expense (half) Total Fixed Expense Profit berfore Federal Income Taxes - Federal Income Taxes (48%)
$ $ $ $
15,000.00 2,400.00 2,880.00 7,200.00
$ $ $ $ $ $ $
27,480.00 5,496.00 30,000.00 4,000.00 3,000.00 17,204.00 1,160.00
$ $
21,716.00 3,657.00
NET INCOME
Break Even Point = Fixed Expense / Contribution Margin Per Unit = $ 113.713 / $ 17.72 = $ 6.417.22
Per Room Cost $ 20.46
$ 24,697.00
$ $ $ $ $ $
0.25 0.60 1.21 0.68 0.48 3.22
136,103.00
$
17.72
$ 113,713.00 $ 22,390.00 $ 10,747.20 $ 11,642.80
Note : Untuk Electricity (listrik) Utilities
$6.360
Telephone $290 x 4musim
$1.160
Listrik
$5.200
Jadi, kamar yang harus disewakan setiap malam dalam musim ski supaya hotel mencapai titik break even point adalah sebanyak 6.417 kamar.
2. Hotel penuh terisi pada akhir minggu selama musim ski. Jika seluruh harga kamar dinaikkan sebesar $5 pada malam-malam akhir minggu, tetapi tingkat occupancy turun menjadi 72 kamar, bukannya 80 kamar, berapakah nilai profit before taxes yang telah direvisi, berdasarkan Exhibit 1? Weekend days (120 x 2/7)
34 roundling
Jika kita mau menaikkan harga
$ 5 per malam
Maka : Menghasilkan tambahan $5/malam untuk 72 kamar per weekend night
$ 12.240,00
Kehilangan rata-rata CM $18.40 per malam untuk 8 kamar yg tidak disewakan
$ 5.004,80
Incremental pre-tax profit
$ 7.235.20
Original profit before taxes
$ 22.390,00
Revised profit before taxes
$ 29.625.20
Nilai profit before taxes yang telah direvisi adalah $29.625.2 3. Berapa kenaikan contribution margin yang diusulkan per kamar disewa/hari selama offseason? Asumsi : tingkat penyewaan kamar 40% setelah menggunakan jasa periklanan senilai $4.000 ($500 untuk 8 bulan), jasa iklan ini sesuai dengan anjuran dari Nyonya Kacheck Jumlah kamar
30 kamar (sisi barat)
Kamar disewa
12 kamar
Jumlah hari
245 hari
Rasio Singel Room
2 dari 10
Rasio Doubel Room
8 dari 10
Contribution Margin = Total Revenue - Variable Cost Berdasarkan perhitungan diatas, dapat dilihat bahwa Skyview Manor akan memperoleh contribution margin yang positif apabila tetap beroperasi selama offseason.Artinya dengan membuka hotel sisi barat selama off-season, perusahaan akan mampu mengurangi kerugian yang terjadi setiap bulannya selama off-season dibandingkan ketika perusahaan tidak beroperasi total selama off-season.Namun demikian, sebelum perusahaan memutuskan untuk beroperasi selama off-season, perlu dipertimbangkan fixed cost yang harus ditanggung, termasuk incremental cost yang muncul.Selain itu, dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa contribution margin akan lebih tinggi dari kamar yang dihuni secara ganda (double), sehingga sebaiknya apabila perusahaan memutuskan untuk beroperasi selama off-season, perusahaan berusaha untuk mendorong penyewaan kamar secara double occupancy.
4. Untuk setiap alternative dalam kasus, buatlah daftar pengeluaran tahunan yang akan bertambah atas keputusan yang diambil dari alternatif yang ada, tetapi yang tidak berhubungan dengan biaya kamar/hari yang disewa
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa atas setiap alternatif yang diambil, terdapat konsekuensi yang harus ditanggung oleh Skyview manor, yaitu berupa penambahan biaya yang terjadi. Sehingga sebelum perusahaan memutuskan untuk mengambil suatu suatu keputusan dari alternatif yang ada, perlu dilakukan perhitungan terlebih dahulu apakah alternatif tersebut menguntungkan bagi perusahaan atau tidak. Selain pertimbangan keuntungan dalam jangka pendek, perlu diperhatikan keuntungan dalam jangka panjang. Misalnya terkait dengan pembukaan kolam renang, meskipun dalam jangka pendek apabila dilakukan hal tersebut kurang menguntungkan bagi perusahaan, perlu dipertimbangkan keuntungan dalam jangka panjang, termasuk terkait dengan strategi perusahaan untuk berkompetisi dalam industri tersebut.
Selain itu karena estimasi pendapatan atas penyewaan kamar tidak dapat dilakukan secara akurat, maka perusahaan perlu mempertimbangkan juga hal tersebut dan mengambil langkah lebih lanjut untuk meminimalisir kesalahan estimasi. Misalnya dengan cara melakukan survei terhadap para penyewa ataupun masyarakat di sekitar daerah tersebut untuk mengetahui respon potensial dari alternatif tersebut. Selain perusahaan juga dapat mempertimbangkan cara untuk mendapatkan penambahan pendapatan (incremental revenue) dari alternatif yang ada. Misalnya terkait dengan kolam renang, adalah dengan cara membuka kolam renang tersebut untuk umum. Hal ini mungkin saja dapat meningkatkan pendapatan bagi perusahaan, karena mungkin terdapat sebagian orang hanya ingin berenang saat waktu luang, namun tidak berniat untuk menginap. 5. Untuk setiap altenatif, hitunglah tingkat hunian yang diperlukan untuk mencapai titik breakeven atas tambahan beban tahunan tersebut. Alternatif 1 : Tetap buka hanya pada bulan – bulan musim dingin (sesuai dengan diskusi
jawaban 1, maka dibutuhkan occupancy rate sebesar 67% untuk mencapai BEP) Jadi, untuk Alternatif 1, yaitu tetap menjalankan operasi hotel hanya pada musim ski, dibutuhkan occupancy rate sebesar 67% untuk mencapai titik breakeven, sebagaimana sudah dihitung dalam Jawaban Pertanyaan 1. Sedangkan untuk Alternative 2, yaitu membuka operasi hotel juga selama off-season, dilakukan penghitungan breakeven point (BEP) dengan menggunakan incremental annual cost dan proposed increment contribution margin terkait dengan alternatif tersebut. Lalu, selama periode off-season terdapat 245 hari, yaitu 365 hari setahun dikurangi 120 hari musim
ski. Ditemukanlah bahwa occupancy rate yang dibutuhkan adalah sebesar 18.34%. Untuk Alternative 3, yaitu membangun kolam renang tertutup sehingga dapat dipakai selama 12 bulan dalam setahun, penghitungan BEP-nya menggunakan penjumlahan incremental annual cost untuk Alternative 3, dan juga sekaligus incremental annual cost untuk
Alternative 2. Hal ini dikarenakan Alternative 3 dapat dijalankan hanya jika Alternative 2 pun dijalankan. Tujuan utama usulan kolam renang ini juga sejatinya untuk mendongkrak kemungkinan pencapaian occupancy rate sebesar 30% pada off-season. Jumlah hari yang digunakan adalah 365 hari, yaitu seluruh hari selama setahun. Ditemukanlah bahwa occupancy rate yang dibutuhkan adalah 9.62% untuk mencapai breakeven incremental annual costs.
Untuk Alternative 4, yaitu membangun kolam renang tidak tertutup sehingga hanya dapat digunakan selama tiga bulan musim panas, penghitungan BEP-nya juga menggunakan penjumlahan incremental annual cost untuk Alternative 4 dan incremental annual cost untuk Alternative 2. Hal ini dikarenakan Alternative 4 dapat dijalankan hanya jika Alternative 2 pun dijalankan. Jumlah hari yang digunakan adalah 245 hari, karena alternatif ini merupakan bagian integral dari Alternative 2 itu sendiri. Ditemukanlah bahwa occupancy rate yang dibutuhkan adalah 29.23% untuk mencapai breakeven incremental annual costs. 6. Alternatif apa yang Anda rekomendasikan?
Berdasarkan hasil penghitungan di Jawaban Pertanyaan 5, Kami merekomendasikan untuk melaksanakan Alternatif 3, yaitu membuka hotel sepanjang tahun, ditambah dengan
pembangunan kolam renang tertutup. Terdapat beberapa alasan yang mendasari rekomendasi Kami ini, yaitu: a. Dibutuhkan occupancy rate sebesar 9.62%, yang bernilai terkecil dibandingkan dengan occupancy rate yang dibutuhkan oleh dua alternatif lainnya untuk mencapai titik breakeven. Dengan demikian, pencapaian titik tersebut lebih besar kemungkinannya.
b. Kolam renang tersebut meski memiliki initial cost yang cukup besar, tetapi memiliki kemampuan untuk mendukung posisi kompetisi Skyview Manor di pasar. Jadi, keputusan ini tidak hanya berdampak baik dalam jangka pendek, tetapi juga untuk jangka panjang.
c. Kolam renang ini dipercaya untuk menarik konsumen yang lebih banyak lagi, terutama untuk sepanjang musim off-season. Kemungkinan pencapaian occupancy rate sebesar 30% akan lebih besar jika dibangun pula kolam renang ini. Hal ini juga membawa dampak baik dalam periklanan yang dibuat, karena publik akan memandang bahwa Skyview Manor mampu beradaptasi dengan lingkungan persaingan yang menuntut para pemain untuk mampu membawa competitive advantage dibandingkan pesaingnya. Belum lagi, kolam renang yang tertutup ini dapat digunakan sepanjang tahun, sehingga selama musim dingin pun para penginap dapat melaksanakan kegiatan baru selain ski. 7. Evaluasi profitabilitas Hotel sebagai sebuah investasi para pemiliknya. Apakah hal ini mempengaruhi jawaban Anda untuk Pertanyaan 6?
Kami melakukan evaluasi profitabilitas dengan aspek Operating Profit Margin. Operating profit margin menunjukkan bagaimana kondisi kesehatan keuangan perusahaan, terutama
kekuatan pendapatan perusahaan dari operasinya saat ini. Rasio ini juga menunjukkan kemampuan manajemen untuk mengelola operasi untuk menjadi efektif dan efisien. Operating profit adalah sumber utama dana untuk operasi, untuk itu peningkatan operating profit dapat menunjukkan peningkatan kemampuan pengelolaan manajemen untuk
memberikan output yang terbaik untuk para stakeholders. Karena rasio ini tidak memasukkan aspek pajak, kami merasa bahwa rasio ini lebih obyektif dibandingkan dengan rasio net profit margin. Berdasarkan Operating Statement akhir tahun 1962, berikut hasil penghitungannya:
Operating Profit Margin
: Operating Profit (before tax) x 100% : 14%
Jika Skyview Manor memutuskan untuk membuka penginapan sepanjang off-season dan ingin meningkatkan, atau paling tidak mempertahankan rasio operating profit margin ini, dibutuhkan occupancy rate yang di atas 9.62%, yang merupakan suatu hal yang tidak dapat dipastikan. Untuk itu, para pemilik Skyview Manor memiliki tambahan pertimbangan lagi, yaitu kemampuan perusahaan untuk menarik pelanggannya sehingga operating profit perusahaan tetap prima. Kami menyarankan bagi para pemilik perusahaan untuk mencoba membuka penginapan sepanjang off-season selama setahun dan sekaligus menilik minat pasar atas kolam renang yang akan dibangun. Jika occupancy rate selama setahun tersebut memadai untuk kebutuhan pencapaian target operasi perusahaan, program pembukaan sepanjang off season dapat dilanjutkan. Jika tidak, perusahaan dapat saja kembali ke operasi awal yang
hanya membuka penginapan selama musim dingin. Terkait dengan kolam renang, setelah dilakukan proses menilik pasar, misalnya melalui survey, atau benchmarking ke penginapan sejenis Skyview Manor, proses pembangunan kolam renang dapat dilakukan jika memang pasar memberikan respon positif. Jika tidak, perusahaan dapat beralih ke hanya membuka hotel selama off-season, tanpa kolam renang, dan bekerja keras untuk mencapai titik occupancy rate yang dibutuhkan untuk mencapai target operasi.
Daftar Pustaka
IAI. 2016. Modul Chartered Accountant Akuntansi Manajemen Lanjutan. Jakarta Pusat: IAI. https://www.scribd.com/document/265387965/Skyview-Manor-Fix (Diakses pada tanggal 22 Februari 2018)