Pola makan kita sekarang mempengaruhi genetika anak-cucu kita nantinya. Pola makan yang baik atau buruk, dapat mengubah sifat asam dioksiribonukleat (DNA) seseorang, dan akan diteruskan kepada keturunan kita. Perubahan yang terjadi berupa epigenetika atau perubahan lingkungan DNA, bukan dari perubahan dari dalam DNA seperti pada mutasi. Dalam kondisi ini, enin dan berbagai bahan kimia lainnya mendorong lepasnya bagian-bagian dari molekul DNA, untuk membentuk protein atau sel baru. Asupan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh dapat mengubah DNA dan perubahan yang terjadi akan diturunkan ke anak cucu. Jadi, anak cucu akan berisiko terkena terkena berbagai macam penyakit jika nenek dan orangtuanya memiliki pola makan tak sehat. Perubahan ini secara alamiah disebut dengan epigenetik. Berbeda dengan mutasi, perubahan epigenetik tidak terjadi dalam DNA itu sendiri, melainkan terjadi pada lingkungan di sekitarnya. Enzim dan bahan kimia lain mempengaruhi molekul molekul DNA untuk membuat protein atau selsel baru. DNA atau Deo!yr Deo!yribo ibo Nucleic Acid merupakan asam nukleat yang menyimpan semua in"ormasi tentang genetika. DNA inilah yang menentukan jenis rambut, #arna kulit dan si"atsi"at khusus dari da ri manusia.
Patogenesis dan Pato!siologi Petanda Epigenetik pada gen dapat menentukan apakah atau tidak gen disajikan. $egulasi epigenetik dimediasi oleh penambahan kelompok metil untuk basa DNA sitosin, metil dan kelompok asetil protein %histon& sekitar yang DNA dibungkus, dan dengan kecil molekul molekul $NA mengganggu. Beberapa komponen regulasi epigenetik telah bere'olusi untuk memungkinkan kontrol kontrol apakah gen ibu atau ayah yang diungkapkan. Ekspresi epigenetik ()*+ adalah contoh tanda epigenetik ibu dan da n ayah yang memodulasi pertumbuhan janin dan ukuran janin. Namun, regulasi epigenetik juga memungkinkan janin dan bayi untuk beradaptasi ekspresi
gen dengan lingkungan di mana ia tumbuh, kadangkadang ketika penyesuaian ini berjalan kacau, risiko penyakit kronis meningkat. emajuan terbaru dalam pemahaman pengaruh gizi pada Epigenetika menunjukkan bah#a nutrisi yang merupakan bagian dari metilkelompok metabolisme secara signi-kan dapat mempengaruhi Epigenetika. elama periode kritis dalam pembangunan, asupan makanan metilkelompok %kolin, metionin, dan "olat& dapat mengubah DNA dan metilasi histone, yang menghasilkan perubahan seumur hidup dalam ekspresi gen. Dalam model tikus, bendungan hamil yang diberi diet tinggi metionin, asam "olat, dan kolin menghasilkan keturunan dengan #arna bulu yang berbeda atau dengan ekor tertekuk. ejumlah sindrom pada manusia dapat disebabkan oleh cacat regulasi epigenetik, termasuk sindrom $ett. Ada contoh menarik dari e"ek nutrisi pada a#al kehidupan yang mengakibatkan kesehatan diubah pada orang de#asa, dan beberapa di antaranya bisa menjadi hasil dari regulasi epigenetik berubah ekspresi gen.
"erbagai Penelitian ebuah penelitian terbaru yang menggunakan tikus sebagai he#an uji telah menunjukkan bah#a makanan atau minuman yang dikonsumsi tikus sebelum masa kehamilan berpengaruh terhadap kesehatan calon anaknya. Penelitian yang diterbitkan di jurnal *AEB tersebut menyatakan bah#a makanan atau minuman yang dikonsumsi tikus betina sebelum masa kehamilan, secara kimia#i dapat mengubah DNA induk tersebut dan perubahan DNA ini akan diturunkan ke anakanaknya. Perubahan DNA atau biasa disebut perubahan epigenetik, secara drastis akan mempengaruhi metabolisme sejumlah besar asam lemak pada bayi tikus. /emuan ini akan memiliki dampak besar pada penelitian di masa depan yang terkait dengan diabetes, obesitas, kanker, dan gangguan kekebalan tubuh. ebuah penelitian membagi induk tikus menjadi dua kelompok, dimana masingmasing kelompok belum mengalami masa kehamilan %gestasi&. alah satu kelompok induk tikus tersebut diberi perlakuan berupa pengontrolan
menu makanan, yaitu pemberian makanan yang mengandung sedikit asam al"a linoleat atau A0A, sedangkan kelompok satunya tidak diberikan perlakuan de-siensi A0A. 1etode ini dilakukan dengan mengganti jenis lemak yang terkandung di makanan, namun jumlah kalorinya tetap. (nduk tikus tersebut dibiakkan dengan pejantan namun salah satu kelompok tetap diberi perlakuan dengan menu makanan yang tetap terkontrol. egera setelah indukinduk tikus melahirkan anakanaknya, maka kedua kelompok induk dan anak tikus tersebut dibagi menjadi dua lagi. elanjutnya masing masing setengah kelompok tersebut diberikan asupan suplemen makanan berupa minyak biji rami yang kaya A0A, sementara setengah kelompok lainnya tidak diberikan asupan tersebut %atau makanannya tetap dikontrol&. Para peneliti menggunakan sampel hati dan darah untuk mengamati le'el asam lemak tak jenuh %P2*A& dan tingkat metilasi DNA pada gen yang disebut *ads+, dimana gen ini ber"ungsi mengatur metabolisme P2*A. 1ereka menemukan bah#a minyak biji rami telah memicu perubahan pada modi-kasi kimia#i dari gen *ads+ pada induk maupun anaknya. Pemberian suplemen minyak biji rami dapat meningkatkan metilasi gen ini dan pada gilirannya akan menurunkan akti'asi gen tersebut di anak tikus. Namun, minyak biji rami bukanlah satusatunya "aktor yang memberikan dampak terhadap metilasi *ads+ di anak tikus. Ada korelasi antara metilase gen di induk maupun anak tikus. Para peneliti juga menemukan "akta bah#a metilasi gen tersebut juga diturunkan atau di#ariskan oleh induk. emampuan anak tikus untuk mengubah P2*A yang terkandung di hatinya dipengaruhi oleh asupan makanan induknya dan juga adanya metilasi gen *ads+ di induknya. tudi sebelumnya telah menjelaskan bah#a asupan asam al"a linoleat %A0A& dapat mengubah konsentrasi asam lemak 34 dan 35 pada induk dan anak tikus. 6al ini akan memberikan konsekuensi pada perkembangan otak anak setelah melahirkan. Penelitian ini juga menambahkan "akta bah#a kegemukan merupakan bukti adanya epigenetik. Pola makan yang tidak tepat dapat menghasilkan perubahan "ungsi DNA kita dan anak kita atau epigenetik.
Penelitian lain Penelitian lain menunjukkan, embrio tikus kloning yang ditanamkan pada ibu tikus lain akan memiliki perbedaan radikal dalam #arna bulu, berat, dan risiko terserang penyakit kronik. Perubahan itu bergantung pada makanan yang dimakan ibu tikus selama hamil. Penelitian ini lain yang dimuat dalam jurnal Biochimie menunjukkan poal makan %diet& manusia de#asa akan mengubah semua sel, termasuk sel sperma dan sel telur. Bukti menunjukkan, ketika terjadi kelaparan pada ibu ibu hamil di Belanda usai Perang Dunia ((, banyak anak yang dilahirkan mengalami intoleransi glukosa dan berisiko terhadap penyakit jantung. /ingkat keparahannya, tergantung dari tingkat kekurangan nutrisinya saat hamil. Jimenez7hillaron pada +898 mengembangkan penelitiannya, dan menemukan tikus jantan yang kelebihan makanan mengalami sindrom metabolik, seperti resisten insulin, kegemukan, dan intoleransi glukosa. )ejala ini diturunkan pada keturunannya meski mereka tidak mengalami kelebihan makan. /anda epigenetik ini sebenarnya akan hilang ketika terjadi pembelahan sel. 1eski mayoritas tanda genetik hilang ketika terjadi pembelahan sel, ada beberapa tanda yang tidak hilang dengan penyebab yang belum dikatehui pasti. Penelitian lain yang dilakukan $am B ingh dari (nstitut /sim/soum rako# Polandia, yang diterbitkan dalamCanadian Journal of Physiology and Pharmacology , menunjukkan, nutrisi kita akan berdampak pada kromatin, yaitu cairan kimia yang memengaruhi kerja DNA. elain menunjukkan perubahan epigenetik, kurangnya nutrisi juga memicu mutasi gen, baik ke arah baik atau buruk. Namun, bukti dari penelitian ini kurang meyakinkan. Ada kemungkinan ayah dan ibu yang mengonsumsi lebih banyak asam lemak omega5, kolin, betain, asam "olat, dan 'itamin B9+, dapat mengubah kromatin dan menimbulkan mutasi yang menguntungkan, sehingga bayi yang lahir memiliki umur lebih panjang karena rendahnya risiko diabetes dan
sindrom metabolik lainnya. /api ini butuh penelitian lanjutan. Dari kedua penelitian itu, perkembangan sel dalam "ase a#al lebih rentan terhadap perubahan epigenetika, dari nutrisi yang dikonsumsi orangtuanya. ondisi ini membuat perubahan epigenetika lebih banyak terlihat pada janin dan bayi 1enurut $andy Jirtle dari Duke 2ni'ersity, nutrisi dapat mengubah kondisi kesehatan dan penampilan tikus kembar identik secara dramatis. Penelitian mengamati embrio tikus hasil kloning yang ditanamkan kepada ibu yang berbeda ternyata memiliki perbedaan #arna bulu, berat dan risiko mengidap penyakit kronis, tergantung dari apa yang dimakan ibu selama kehamilan. esimpulannya, nutrisi dapat mengubah lingkungan DNA sedemikian rupa sehingga DNA yang identik dalam tikus kloning mengekspresikan dirinya sendiri dengan cara yang berbeda.
#anfaat Diet $olin "agi %pigenetik Penelitian yang dilakukan di 2ni'ersitas 7ornell yang mempelajari perubahan dalam penanda epigenetik, sebuah unsur kimia yang menempel pada DNA manusia yang mempengaruhi "ungsi genetik bekerja. olin, yang ditemukan di dalam daging, telur, kacang, dan brokoli, bisa menurunkan risiko anak mengalami penyakit yang berhubungan dengan stres dan kondisi kronis lainnya di kehidupannya kemudian hari. Pemberian tablet kolin dengan cara yang sama ketika asam "olat diresepkan untuk menurunkan risiko anak yang dilahirkan dengan cacat. Peneliti menyebutkan, penanda epigenetik sangat penting karena menentukan apakah gen seseorang bekerja dengan tepat atau tidak. Beberapa perempuan dalam penelitian kemudian diminta meminum :58 mg kolin tiap hari dalam makanan dan suplemen mereka, jumlah yang sedikit di atas dosis yang direkomendasikan. ementara yang lainnya diberikan ;<8 mg per hari. Dosis yang lebih besar menyebabkan lebih banyak kandungan kimia ke DNA perempuan, mengubah gen yang mengatur akti'itas hormon, menurut temuan para peneliti. )engen yang mengatur produksi kortisol, hormon yang sebelumnya terkait dengan risiko gangguan stres dan metabolisme
sepanjang hidup, berhasil diturunkan sehingga le'el di dalam darah bayi, 55 persen lebih rendah. (bu hamil yang mengalami kecemasan dan depresi, kondisi yang naik karena le'el kortisol, bisa mendapatkan keuntungan dari mengonsumsi kolin sebagai bentuk perlindungan.
Diet dan %pigenetik &"D $egulasi epigenomic, melalui metilasi DNA, modi-kasi histon dan non coding $NA, semakin diakui sebagai memiliki peran kunci dalam perkembangan normal dan "ungsi dari suatu organisme, bertindak untuk mengendalikan pertumbuhan sel dan jaringan dan di"erensiasi. 6al ini juga dianggap terlibat dalam penyakit kompleks yang sekarang umum di dunia Barat, termasuk penyakit jantung, diabetes tipe +, obesitas dan penyakit radang usus %(BD&. Ada berbagai bukti yang menunjukkan bah#a nutrisi memainkan peran penting dalam perlindungan dari penyakit tersebut. Namun, ada sedikit in"ormasi tentang peran nutrisi pada peraturan epigenetik (BD. /erdapat interaksi nutrisi dan epigenome dalam (BD. 0ebih khusus, plastisitas modi-kasi epigenetik yang terjadi akibat selenium rendah dan tingkat "olat dalam diet selama kehamilan dan menyusui akan dibahas. Pemahaman yang lebih baik plastisitas ini, dan nutrisiepigenome interaksi, akan memiliki implikasi penting untuk meningkatkan kesehatan manusia melalui makanan.
Diet dan %pigenetik $anker *aktor lingkungan dan makanan lainnya mendorong perubahan epigenetik yang mungkin memiliki konsekuensi penting bagi perkembangan kanker. Bab ini merangkum pengetahuan saat ini dampak dari diet, gaya hidup, dan "aktor penentu lingkungan dari resiko kanker dan mengusulkan bah#a e"ek dari paparan mungkin dimediasi, setidaknya sebagian, melalui mekanisme epigenetik. Bukti disajikan untuk mendukung hipotesis bah#a semua tanda epigenetik diakui %termasuk metilasi DNA, modi-kasi histon, dan micro$NA %1irna&
ekspresi& dipengaruhi oleh paparan lingkungan, termasuk pola makan, tembakau, alkohol, akti'itas -sik, stres, lingkungan karsinogen, "aktor genetik , dan agen in"eksius yang memainkan peran penting dalam etiologi kanker. Beberapa modi-kasi epigenetik mengubah ekspresi gen supresor tumor dan onkogen dan, karena itu, mungkin kausal untuk tumorigenesis. Pekerjaan lebih lanjut diperlukan untuk memahami mekanisme di mana "aktor lingkungan yang spesi-k menghasilkan perubahan epigenetik dan untuk mengidenti-kasi perubahanperubahan yang mungkin kausal dalam patogenesis kanker dan orangorang yang sekunder, atau penonton, e"ek. 1engingat plastisitas tanda epigenetik dalam menanggapi terkait kanker eksposur, tanda epigenetik seperti adalah kandidat yang menarik untuk pengembangan endpoint pengganti yang dapat digunakan dalam studi inter'ensi diet atau gaya hidup untuk pencegahan kanker. Penelitian masa depan harus "okus pada identi-kasi tanda epigenetik yang %i& disahkan sebagai biomarker untuk kanker yang diteliti, %ii& mudah diukur pada jaringan mudah diakses, misalnya, darah, sel bukal, atau tinja, dan %iii& diubah sebagai tanggapan untuk inter'ensi diet atau gaya hidup yang ada bukti yang meyakinkan untuk hubungan dengan risiko kanker.
'ikap rangtua ebagai orang tua, kita harus memiliki pemahaman yang lebih baik bah#a tanggung ja#ab terhadap anakanak kita tidak hanya bersi"at sosial, ekonomi, atau pendidikan. Namun, kita juga harus memperhatikan kondisi biologis kita sebab hal ini akan berpengaruh terhadap nasib anakanak kita dan e"ek dari kondisi tersebut akan berlangsung pada jangka #aktu yang lama atau bahkan abadi. 6arapan saya adalah bah#a penelitian yang saya lakukan dengan ilmu#an lainnya akan dapat mengungkapkan hubungan biologis tersebut antara orang tua dan anakanaknya serta bagaimana kita dapat meningkatkan kualitas kehidupan anakanak kita dengan menggunakan mesin biologis kita sendiri