A. Pengertian PHBS
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktikkan PHBS. Dalam PHBS, ada 5 program prioritas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup, Dana Sehat/Asuransi Kesehatan/JPKM. Dengan demikian, upaya untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan dalam menciptakan suatu kondisi bagi kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat secara berkesinambungan. Upaya ini dilaksanakan melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya kesehata nnya (Depkes, 2005). Manfaat PHBS adalah terwujudnya rumah tangga yang derajat kesehatannya meningkat dan tidak mudah sakit serta meningkatnya produktivitas kerja setiap anggota keluarga yang tinggal dalam lingkungan sehat dalam rangka mencegah timbulnya penyakit dan masalahmasalah kesehatan lain, menanggulangi penyakit dan masalah-masalah kesehatan lain, meningkatkan
derajat
kesehatan,
dan
memanfaatkan
pelayanan
kesehatan,
serta
mengembangkan dan menyelenggarakan upaya kesehatan bersumber masyarakat (Depkes, 2006). Tujuan PHBS adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat serta masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha berperan serta aktif mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. PHBS berada di lima tatanan yakni: 1. Tatanan rumah tangga 2. Tatanan sekolah 3. Tatanan tempat kerja 4. Tatanan tempat umum 5. Tatanan institusi kesehatan
B. Indikator PHBS di Setiap Tatanan
Di atas disebutkan bahwa PHBS mencakup semua perilaku yang harus dipraktikkan di bidang pencegahan dan penananggulangan penyakit, penyehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, gizi, farmasi dan pemeliharaan kesehatan. Perilaku-perilaku tersebut harus dipraktikkan dimana pun seseorang berada di rumah tangga, di institusi pendidikan, di tempat kerja, di tempat umum dan di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan situasi dan kondisi yang dijumpai (Kemenkes RI, 2011). 1. Indikator PHBS di Tatanan Rumah Tangga PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai
Rumah Tangga Sehat. Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10 PHBS di Rumah Tangga yaitu : a.
Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan Persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan (dokter kandungan dan kebidanan, dokter umum dan bidan).
b. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan Pemberian ASI saja sejak lahir kepada bayi sejak 0-6 bulan. Hal yang perlu diperhatikan adalah untuk bayi kurang dari 6 bulan (1 hari – 5 bulan) diberikan ASI tanpa makanan dan minuman lain kecuali pemberian air putih untuk minum obat. c.
Menimbang balita setiap bulan Menimbang balita umur 12-60 bulan secara berkala dan dicatat dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) atau buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) secara berturut-turut dalam 3 bulan terakhir.
d. Ketersediaan air bersih Rumah tangga atau keluarga yang menggunakan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari (mandi, mencuci dan memasak) yang memenuhi syarat fisik (tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau) yang berasal dari air sumur yang terlindung, sumur pompa, mata air terlindung, penampungan air hujan dan air ledeng. Jarak anatar sumber air dengan tempat penampungan kotoran atau limbah minimal 10 m. e.
Cuci tangan pakai sabun Menurut Depkes (2009) cuci tangan pakai sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit. Mencuci tangan dengan air saja tidak cukup.
Penggunaan sabun selain membantu singkatnya waktu cuci tangan, dengan
menggosok jemari
dengan sabun menghilangkan kuman yang
tidak
tampak minyak/
lemak/kotoran di permukaan kulit, serta meninggalkan bau wangi. Perpaduan kebersihan, bau wangi dan perasaan segar merupakan hal positif yang diperoleh setelah menggunakan sabun (Taufiq dkk, 2013). f.
Ketersediaan jamban bersih dan sehat Rumah tangg atau keluarga yang memiliki jamban yang bersih di rumahnya dan menggunakan jamban sebagai pembuangan akhir.
g. Rumah bebas jentik nyamuk
63.8pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;"> Kasus penyakit DBD di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Untuk itu, perlu adanya upaya pemberantasan nyamuk Aedes aegypti guna memutuskan rantai penularan penyakit DBD. Upa ya pembasmian nyamuk Aedes aegypti terutama lebih ditekankan pada tingkat larva yang dilakukan dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui gerakan 3M Plus oleh seluruh lapisan masyarakat (Sungkar dalam Dinah, 2008).
h. Makan buah dan sayur
Anggota rumah tangga yang mengkonsumsi buah dan sayur seti ap hari. i.
Melakukan aktifitas fisik Aktivitas fisik penting untuk memelihara kesehatan fisik dan mental dan menjaga kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar. Hasil penelitian yang dipublikasikan di Jurnal Lancet tahun 2012 menyebutkan jumlah kematian akibat kurang aktivitas sama banyaknya dengan merokok di seluruh dunia. Studi itu memperkirakan sepertiga orang dewasa tidak cukup melakukan aktivitas fisik, sehingga menyebabkan 5,3 juta jiwa kematian tiap tahun. Sama dengan satu dari 10 kematian yang disebabkan oleh penyakit seperti penyakit jantung, diabetes dan kanker payudara dan usus besar.
j.
Tidak merokok di dalam rumah Setiap anggota rumah tangga tidak merokok dalam rumah. Hal ini dimaksudkan agar tidak menjadikan anggota keluarga lainnya sebagai perokok pasif yang berbahaya bagi kesehatan.
2. Indikator PHBS di Tatanan Sekolah PHBS di sekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan PHBS, dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat. Sekolah adalah lembaga dengan organisasi yang tersusun rapih dengan segala aktifitasnya direncanakan dengan sengaja disusun yang disebut kurikulum. PHBS di institusi pendidikan adalah upaya pemberdayaan dan peningkatan kemampuan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat di tatanan institusi pendidikan. Indikator PHBS di institusi pendidikan/sekolah meliputi: (Depkes, 2008) a.
Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan menggunakan sabun Siswa dan guru mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir sebelum makan dan sesudah buang air besar. WHO menyarankan cuci tangan dengan air mengalir dan sabun karena dapat meluruhkan semua kotoran dan lemak yang mengandung kuman.
b. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin Di sekolah siswa dan guru membeli atau konsumsi makanan/jajanan yang bersih dan tertutup di warung sekolah sehat. Makanan yang sehat mengandung karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin. Makanan yang seimbang akan menjamin tubuh menjadi sehat. Makanan yang ada di kantin sekolah harus makanan yang bersih, tidak mengandung bahan berbahaya, serta penggunaan air matang untuk kebutuhan minum. c.
Menggunakan jamban yang bersih dan sehat Jamban yang digunakan oleh siswa dan guru adalah jamban yang memenuhi syarat kesehtan (leher angsa dengan septictank ) Jamban yang digunakan oleh siswa dan guru adalah jamban yang memenuhi syarat kesehatan (leher angsa dengan septictank cemplung tertutup) dan terjaga kebersihannya.
d. Tidak merokok di sekolah Siswa dan guru tidak ada yang merokok di lingkungan sekolah. Timbulnya kebiasaan merokok diawali dari melihat orang sekitarnya merokok. Merokok di lingkungan sekolah
sangat tidak di anjurkan karena rokok mengandung banyak zat berbahaya yang dapat membahayakan kesehatan anak sekolah. e.
Olah raga teratur dan terukur Aktivitas fisik adalah salah satu wujud dari perilaku hidup sehat terkait dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Kegiatan olah raga di sekolah bertujuan untuk memelihara kesehatan fisik dan mental anak agar tidak mudah sakit. Dalam rangka meningkatkan kesegaran jasmani, perlu dilakukan latihan fisik yang benar dan teratur agar tubuh tetap sehat dan segar.
f.
Memberantas jentik nyamuk Kegiatan ini dilakukan dilakukan untuk memberantas penyakit yang disebabkan oleh penularan nyamuk seperti penyakit demam berdarah. Memberantas jentik nyamuk di lingkungan sekolah dilakukan dengan gerakan 3 M (menguras, menutup, dan mengubur) tempat-tempat penampungan air (bak mandi, drum, tempayan, ban bekas, tempat air minum, dan lain-lain) minimal seminggu sekali.
g. Menimbang berat badan dan menguru tinggi badan Kegiatan penimbangan berat badan di sekolah untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak serta status gizi anak sekolah. Hal ini dilakukan untuk deteksi dini gizi buruk maupun gizi lebih pada anak usia sekolah. h. Membuang sampah pada tempatnya Tindakan yang dapat dilakukan untuk menjaga agar lingkungan selalu terjaga dari sampah yaitu guru memberi contoh pada siswa-siswinyauntuk membuang sampah pada tempatnya, menegur dan mensehati siswa yang membuang sampah di sembarangan tempat, mencatat siswa-siswi yang melanggar, membuat peraturan yang isinya tentang pemberian denda terhadap siswa-siswi yang membuang sampah pada tempatnya. 3. Indikator PHBS di Tatanan Tempat Kerja PHBS di tempat kerja merupakan upaya memberdayakan para pekerja agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan PHBS serta berperan aktif dalam mewujudkan tempat kerja sehat. Penerapan
PHBS
di
tempat
kerja
diperlukan
untuk
menjaga,
memelihara
dan
mempertahankan kesehatan pekerja agar tetap sehat dan produktif. Manfaat PHBS di tempat kerja diantaranya masyarakat di sekitar tempat kerja menjadi lebih sehat dan tidak mudah sakit, serta lingkungan di sekitar tempat kerja menjadi lebih bersih, indah, dan sehat. Indikator tatanan tempat kerja yaitu: a.
Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis pekerjaan.
b. Tidak merokok/ada kebijakan dilarang merokok c.
Olah raga yang teratur/aktivitas fisik
d. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar e.
Menggunakan jamban sehat saat buang air kecil dan besar
f.
Membuang sampah di tempat sampah
g. Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja
h. Mengkonsumsi makanan dan minuman sehat i.
Bebas NAPZA (Narkotika, Obat-obatan, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya)
j.
Tidak meludah sembarang tempat (Kemenkes RI, 2011).
4. Indikator PHBS di Tatanan Tempat Umum PHBS di tempat-tempat umum adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat pengunjung dan pengelola tempat-tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan PHBS serta berperan aktif dalam mewujudkan tempat-tempat umum yang ber-PHBS. Melalui penerapan PHBS di tempat umum ini, diharapkan masyarakat yang berada di tempattempat
umum
akan
terjaga
kesehatannya
dan
tidak
tertular
atau
menularkan
penyakit. Indikator tatanan temapat-tempat umum : a.
Menggunakan air bersih
b. Menutup makanan dan minuman c.
Mencuci tangan dengan sabun
d. Menggunakan jamban sehat e.
Membuang sampah di tempat sampah
f.
Tidak merokok
g. Tidak mengkonsumsi NAPZA h. Tidak meludah di sembarang tempat i.
Memberantantas jentik nyamuk (Kemenkes RI, 2011).
5. Indikator PHBS di Tatanan Institusi Kesehatan PHBS di institusi kesehatan merupakan upaya untuk memberdayakan pasien, masyarakat pengunjung, dan petugas agar tahu, mampu, dan mampu mempraktikkan hidup perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan intitusi kesehatan ber-PHBS. PHBS di Institusi Kesehatan sangat diperlukan sebagai salah satu upaya untuk mencegah penularan penyakit, infeksi nosokomial dan mewujudkan Institusi Kesehatan yang sehat. Indikator ditatanan institusi kesehatan : a.
Menggunakan air bersih
b. Mencuci tangan dengan sabun c.
Menggunakan jamban sehat
d. Membuang sampah di tempat sampah e.
Tidak merokok di institusi kesehatan
f.
Tidak mengkonsumsi NAPZA
g. Tidak meludah di sembarang tempat h. Memberantantas jentik nyamuk (Kemenkes RI, 2011). http://nisakhoirullisani77.blogspot.co.id/2015/12/v-behaviorurldefaultvmlo_3.html
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat. Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10 (sepuluh) PHBS di Rumah Tangga yaitu : 1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 2. Memberi ASI ekslusif 3. Menimbang bayi dan balita 4. Menggunakan air bersih 5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun 6. Menggunakan jamban sehat 7. Memberantas jentik di rumah 8. Makan buah dan sayur setiap hari 9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari 10. Tidak merokok di dalam rumah (Sumber referensi : Buku Saku Rumah Tangga Sehat dengan PHBS, Pusat Promosi Kesehatan, Depkes RI, Jakarta, 2007, hal.2) Bagaimana upaya penerapan 10 (sepuluh) indikator PHBS di tingkat rumah tangga, tentu sangat tergantung lagi dengan kesadaran dan peran serta aktif masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya masing-masing. Sebab upaya mewujudkan lingkungan yang sehat akan menunjang pola perilaku kehidupan rakyat yang sehat secara berkelanjutan.
https://puskelinfo.wordpress.com/2009/11/15/10-indikator-phbs-tatanan-rumah-tangga/ http://dinkes.pakpakbharatkab.go.id/info-tips-kesehatan/2016-12-14/perilaku-hidup-bersih-phbsdi-rumah-tangga
Pengertian PHBS di Sekolah PHBS di sekolah adalah upaya untuk memperdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau, dan mampu mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat juga merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat (Depkes RI, 2007).
1.
2. a. b. c.
Tujuan PHBS di Sekolah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah mempunyai tujuan yakni: Tujuan Umum: Memperdayakan setiap siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tau, mau, dan mampu menolong diri sendiri di bidang kesehatan dengan menerapkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat. Tujuan Khusus: Meningkatkan pengetahuan tentang PHBS bagi setiap siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah. Meningkatkan peran serta aktif setiap siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah ber PHBS di sekolah. Memandirikan setiap siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah ber PHBS.
Manfaat PHBS di Sekolah 1. Manfaat bagi siswa:
a. Meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit b. Meningkatkan semangat belajar c. Meningkatkan produktivitas belajar d. Menurunkan angka absensi karena sakit 2. Manfaat bagi warga sekolah: a. Meningkatnya semangat belajar siswa berdampak positif terhadap pencapaian target dan tujuan b. Menurunnya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan oleh orangtua c. Meningkatnya citra sekolah yang positif 3. Manfaat bagi sekolah: a. Adanya bimbingan teknis pelaksanaan pembinaan PHBS di sekolah b. Adanya dukungan buku pedoman dan media promosi PHBS di sekolah 4. Manfaat bagi masyarakat a. Mempunyai lingkungan sekolah yang sehat b. Dapat mencontoh perilaku hidup bersih dan sehat yang diterapkan oleh sekolah 5. Manfaat bagi pemerintah provinsi/kabupaten/kota a. Sekolah yang sehat menunjukkan kinerja dan citra pemerintah provinsi/kabupaten/kota yang baik b. Dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam pembinaan PHBS di sekolah Sasaran PHBS di Sekolah 1. Siswa Peserta Didik 2. Warga Sekolah (Kepala Sekolah, Guru, Karyawan Sekolah, Komite Sekolah, dan Orangtua Siswa) 3. Masyarakat Lingkungan Sekolah (penjaga kantin, satpam, dll)
Indikator PHBS di Sekolah Tabel Indikator PHBS di Sekolah Strata Pratama Strata Madya 1. Memelihara Perilaku di strata pratama, rambut agar bersih ditambah: dan rapih 2. Memakai pakaian 8. Memberantas jentik 13. bersih dan rapih nyamuk 3. Memelihara kuku 9. Menggunakan jamban 14. agar selalu pendek yang bersih dan sehat dan bersih 4. Memakai sepatu 10. menggunakan air bersih bersih dan rapih 5. Berolahraga 11. Mencuci tangan dengan air teratur dan terukur mengalir dan memakai sabun 6. Tidak merokok di 12. Membuang sampah ke sekolah tempat sampah yang terpilah (sampah basah, sampah kering, sampah berbahaya) 7. Tidak menggunakan NAPZA
Strata Utama Perilaku di strata madya, ditambah:
Mengkonsumsi jajanan sehat dari kantin sekolah Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan.
Definisi Operasional PHBS di Sekolah 1.Memelihara Rambut Agar Bersih dan Rapih adalah mencuci rambut secara teratur dan menyisirnya sehingga terlihat rapih. Rambut yang bersih adalah rambut yang tidak kusam, tidak berbau dan tidak berkutu. Memeriksa kebersihan dan kerapihan rambut dapat dilakukan oleh dokter kecil/kader kesehatan/guru UKS minimal seminggu sekali. 2. Memakai Pakaian Bersih dan Rapih adalah memakai baju yang tidak ada kotorannya, tidak berbau, dan rapih. Pakaian yang bersih dan rapih diperoleh dengan mencuci baju setel ah dipakai dan dirapikan dengan disetrika. Memeriksa baju yang dipakai dapat dilakukan oleh dokter kecil/kader kesehatan/guru UKS minimal seminggu sekali. 3. Memelihara Kuku Agar Selalu Pendek dan Bersih adalah memotong kuku sebatas ujung jari tangan secara teratur dan membersihkannya sehingga tidak hitam/kotor. Memeriksa kuku secra rutin dapat dilakukan oleh dokter kecil/kader kesehatan/guru UKS minimal seminggu sekali. 4. Memakai Sepatu Bersih dan Rapih adalah memakai sepatu yang tidak ada kotoran menempel pada sepatu, rapih misalnya ditalikan bagi sepatu yang bertali. Sepatu bersih diperoleh bila sepatu dibersihkan setiap kali sepatu kotor. Memeriksa sepatu yang dipakai siswa dapat dilakukan oleh dokter kecil/kader kesehatan/guru UKS minimal seminggu sekali. 5. Berolahraga Teratur dan Terukur adalah Siswa/Guru/Masyarakat sekolah lainnya melakukan olahraga/aktivitas fisik secara teratur minimal tiga kali seminggu selang sehari. Olahraga teratur dapat memelihara kesehatan fisik dan mental serta meningkatkan kebugaran tubuh sehingga tubuh tetap sehat dan tidak mudah jatuh sakit. Olahraga dapat dilakukan di
halaman secara bersama-sama, di ruangan olahraga khusus (bila tersedia), dan juga di ruangan kerja bagi guru/ karayawan sekolah berupa senam ringan dikala istirahat sejenak dari kesibukan kerja. Sekolah diharapkan membuat jadwal teratur untuk berolahraga bersama serta menyediakan alat/sarana untuk berolahraga. 6. Tidak Merokok di Sekolah adalah anak sekolah/guru/masyarakat sekolah tidak merokok di lingkungan sekolah. Merokok berbahaya bagi kesehatan perokok dan orang yang berada di sekitar perokok. Dalam satu batang rokok yang diisap akan dikeluarkan 4000 bahan kimia berbahaya diantaranya: Nikotin (menyebabkan ketagihan dan kerusakan jantung serta pembuluh darah); Tar (menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan kanker) dan CO (menyebabkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen sehingga sel-sel tubuh akan mati). Tidak merokok di sekolah dapat menghindarkan anak sekolah/guru/masyarkat sekolah dari kemungkinan terkena penyakit-penyakit tersebut diatas. Sekolah diharapkan membuat peraturan dilarang merokok di lingkungan sekolah. Siswa/guru/masyarakat sekolah bisa saling mengawasi diantara mereka untuk tidak merokok di lingkungan sekolah dan diharapkan mengembangkan kawasan tanpa rokok/kawasan bebas as ap rokok. 7. Tidak Menggunakan NAPZA adalah anak sekolah/guru/masyarkat sekolah tidak menggunakan NAPZA (Narkotika Psikotropika Zat Adiktif). Penggunaan NAPZA membahayakan kesehatan fisik maupun psikis pemakainya. 8. Memberantas Jentik Nyamuk adalah upaya untuk memberantas jentik di lingkungan sekolah yang dibuktikan dengan tidak ditemukan jentik nyamuk pada: tempat-tempat penampungan air, bak mandi, gentong air, vas bunga, pot bunga/alas pot bunga, wadah pembuangan air dispenser, wadah pembuangan air kulkas, dan barang-barang bekas/tempat yang bisa menampung air yang ada di sekolah. Memberantas jentik di lingkungan sekolah dilakukan dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui kegiatan: menguras dan menutup tempat-tempat penampungan air, mengubur barang-barang bekas, dan menghindari gigitan nyamuk. Dengan lingkungan bebas jentik diharapkan dapat mencegah terkena penyakit akibat gigitan nyamuk seperti demam berdarah, cikungunya, malaria, dan kaki gajah. Sekolah diharapkan dapat membuat pengaturan untuk melaksanakan PSN minimal satu minggu sekali. 9. Menggunakan Jamban yang Bersih dan Sehat adalah anak sekolah/guru/masyarakat sekolah menggunakan jamban/WC/kakus leher angsa dengan tangki septic atau lubang penampungan kotoran sebagai pembuangan akhir saat buang air besar dan buang air kecil. Menggunakan jamban yang bersih setiap buang air kecil ataupun buang air besar dapat menjaga lingkungan di sekitar sekolah menjadi bersih, sehat, dan tidak berbau. Disamping itu tidak mencemari sumber air yang ada disekitar lingkungan sekolah serta menghindari datangnya lalat atau serangga yang dapat menularkan penyakit seperti: diare, disentri, tipus, kecacingan, dan penyakit lainnya. Sekolah diharapkan menyediakan jamban yang memenuhi syarat kesehatan dalam jumlah yang cukup untuk seluruh siswa serta terpisah antara siswa laki-laki dan perempuan. Perbandingan jamban dengan pemakai adalah 1:30 untuk laki-laki dan 1:20 untuk perempuan. 10. Menggunakan Air Bersih adalah anak sekolah/guru/masyarakat sekolah menggunakan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari di lingkungan sekolah. Sekolah diharapkan menyediakan sumber air yang bisa berasal dari air sumur terlindung, air pompa, mata air terlindung, penampungan air hujan, air ledeng, dan air dalam kemasan (sumber air berasal dari smur pompa, sumur, mata air terlindung berjarak minimal 10 meter dari tempat penampungan kotoran atau limbah/WC). Air diharapkan tersedia dalam jumlah yang memenuhi kebutuhan dan tersedia setiap saat.
11. Mencuci Tangan dengan Air Mengalir dan Memakai Sabun adalah sekolah/guru/masyarakat sekolah selalu mencuci tangan sebelum makan, sesudah buang air besar/sesudah buang air kecil, sesudah beraktivitas, dan atau setiap kali tangan kotor dengan memakai sabun dan air bersih yang mengalir. Air bersih yang mengalir akan membuang kuman-kuman yang ada pada tangan yang kotor, sedangkan sabun selain membersihkan kotoran juga dapat membunuh kuman yang ada di tangan. Diharapkan tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman serta dapat mencegah terjadinya penularan penyakit seperti: diare, disentri, kolera, tipus, kecacingan, penyakit kulit, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dan flu burung. 12. Membuang Sampah ke Tempat Sampah yang Terpilah adalah anak sekolah/guru/masyarakat sekolah membuang sampah ke tempat sampah yang tersedia. Diharapkan tersedia tempat sampah yang terpilah antara sampah organik, non-organik, dan sampah bahan berbahaya. Sampah selain kotor dan tidak sedap dipandang juga mengandung berbagai kuman penyakit. Membiasakan membuang sampah pada tempat sampah yang tersedia akan sangat membantu anak sekolah/guru/masyarakat sekolah terhindar dari berbagai kuman penyakit. Jajanan Sehat dari Kantin Sekolah adalah 13. Mengkonsumsi anak sekolah/guru/masyarakat sekolah mengkonsumsi jajanan sehat dari kantin/warung sekolah atau bekal yang dibawa dari rumah. Sebaiknya sekolah menyediakan warung sekolah sehat dengan makanan yang mengandung gizi seimbang dan bervariasi, sehingga membuat tubuh sehat dan kuat, angka absensi anak sekolah menurun, dan proses belajar berjalan dengan baik. 14. Menimbang Berat Badan dan Mengukur Tinggi Badan Setiap Bulan adalah siswa ditimbang berat badan dan diukur tinggi badan setiap bulan agar diketahui tingkat pertumbuhannya. Hasil penimbangan dan pengukuran dibandingkan dengan standar berat badan dan tinggi badan sehingga diketahui apakah pertumbuhan siswa normal atau tidak normal. http://martianpromkes.blogspot.co.id/2014/05/phbs-di-tatanan-sekolah.html