Pengertian PHBS di Sekolah PHBS di sekolah adalah upaya untuk memperdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau, dan mampu mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat juga merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya , serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat (Depkes !, "##$%.
Tujuan Tujuan PHBS di Sekolah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS% di sekolah mempunyai tujuan yakni& Tujuan Umum: 'emperdayakan setiap siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tau, mau, dan mampu menolong diri sendiri di bidang kesehatan dengan menerapkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat. Tujuan Tujuan Khusus: . 'eningkatkan pengetahuan pengetahuan tentang tentang PHBS PHBS bagi setiap siswa, siswa, guru, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah. ". 'eningkatkan peran serta serta aktif setiap siswa, siswa, guru, dan masyarakat masyarakat lingkungan lingkungan sekolah sekolah ber PHBS di sekolah. ). 'emandirikan setiap siswa, guru, dan dan masyarakat masyarakat lingkungan lingkungan sekolah sekolah ber PHBS. PHBS.
Manfaat PHBS di Sekolah Manfaat bagi siswa: . 'eningkat 'eningkatkan kan keseha kesehatann tannya ya dan dan tidak tidak mudah mudah sakit sakit ". 'en 'ening ingkat katkan kan sema semanga ngatt belaja belajarr ). 'en 'ening ingkat katkan kan produ produkti kti*it *itas as belajar belajar +. 'enu 'enurunka runkan n angka absensi absensi karena karena sakit
Manfaat bagi warga sekolah: . 'eningkatnya semangat belajar siswa berdampak positif terhadap pencapaian target dan tujuan ". 'enurunnya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan oleh orangtua ). 'eningkatnya citra sekolah yang positif Manfaat bagi sekolah: . danya bimbingan teknis pelaksanaan pembinaan PHBS di sekolah ". danya dukungan buku pedoman dan media promosi PHBS di sekolah Manfaat bagi masyarakat . 'empunyai lingkungan sekolah yang sehat ". Dapat mencontoh perilaku hidup bersih dan sehat yang diterapkan oleh sekolah Manfaat bagi pemerintah provinsi/kabupaten/kota . Sekolah yang sehat menunjukkan kinerja dan citra pemerintah pro*insi-kabupaten-kota yang baik ". Dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam pembinaan PHBS di sekolah
Sasaran PHBS di Sekolah . Siswa Peserta Didik ". arga Sekolah (/epala Sekolah, 0uru, /aryawan Sekolah, /omite Sekolah, dan 1rangtua Siswa% ). 'asyarakat 2ingkungan Sekolah (penjaga kantin, satpam, dll%
Strata PHBS di Sekolah Tabel Strata PHBS di Sekolah
Strata Pratama
Strata Madya
Strata Utama Perilaku di strata madya ditambah:
3. mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah 4. Memelihara kuku agar selalu pendek dan bersih 5. menggunakan jamban yang bersih dan sehat 6. menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan
1. Memelihara rambut agar bersih dan rapih 2. Memakai pakaian bersih dan rapih
Perilaku di strata pertama ditambah: 8. memberantas jentik nyamuk
. Memakai sepatu bersih dan rapih 8. menggunakan air bersih !. "erolahraga teratur dan terukur 1#. men$u$i tangan dengan air mengalir dan memakai sabun 11. %idak merokok di sekolah 12. membuang sampah ke tempat sampah yang terpilah &sampah basah' sampah kering' sampah berbahaya( 13. %idak menggunakan )*P+*
Indikator PHBS di Sekolah . Memelihara Rambut Agar Bersih an Rapih 'encuci rambut secara teratur dan menyisirnya sehingga terlihat rapih. ambut yang bersih adalah rambut yang tidak kusam, tidak berbau, dan tidak berkutu. 'emeriksa kebersihan dan kerapihan rambut dapat dilakukan oleh dokter kecil-kader kesehatan-guru 3/S minimal seminggu sekali. . Memakai !akaian Bersih an Rapih 'emakai baju yang tidak ada kotorannya, tidak berbau, dan rapih. Pakaian yang bersih dan rapih diperoleh dengan mencuci baju setelah dipakai dan dirapikan dengan disetrika. 'emeriksa baju yang dipakai dapat dilakukan oleh dokter kecil-kader kesehatan-guru 3/S minimal seminggu sekali. . Memelihara Kuku Agar "elalu !enek an Bersih 'emotong kuku sebatas ujung jari tangan secara teratur dan membersihkannya sehingga tidak hitam-kotor. 'emeriksa kuku secra rutin dapat dilakukan oleh dokter kecil-kader kesehatan-guru 3/S minimal seminggu sekali. . Memakai "epatu Bersih an Rapih 'emakai sepatu yang tidak ada kotoran menempel pada sepatu, rapih misalnya ditalikan bagi sepatu yang bertali. Sepatu bersih diperoleh bila sepatu dibersihkan setiap kali sepatu kotor. 'emeriksa sepatu yang dipakai siswa dapat dilakukan oleh dokter kecil-kader kesehatan-guru 3/S minimal seminggu sekali. . Berolahraga Teratur an Terukur Siswa-0uru-'asyarakat sekolah lainnya melakukan olahraga-akti*itas fisik secara teratur minimal tiga kali seminggu selang sehari. 1lahraga teratur dapat memelihara kesehatan fisik dan mental serta meningkatkan kebugaran tubuh sehingga tubuh tetap sehat dan tidak mudah jatuh sakit. 1lahraga dapat dilakukan di halaman secara bersama4sama, di ruangan olahraga khusus (bila tersedia%, dan juga di ruangan kerja bagi guru- karayawan sekolah berupa senam ringan dikala
istirahat sejenak dari kesibukan kerja. Sekolah diharapkan membuat jadwal teratur untuk berolahraga bersama serta menyediakan alat-sarana untuk berolahraga. . Tiak Merokok i "ekolah nak sekolah-guru-masyarakat sekolah tidak merokok di lingkungan sekolah. 'erokok berbahaya bagi kesehatan perokok dan orang yang berada di sekitar perokok. Dalam satu batang rokok yang diisap akan dikeluarkan +### bahan kimia berbahaya diantaranya& 5ikotin (menyebabkan ketagihan dan kerusakan jantung serta pembuluh darah%6 7ar (menyebabkan kerusakan sel paru4 paru dan kanker% dan 81 (menyebabkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen sehingga sel4sel tubuh akan mati%. 7idak merokok di sekolah dapat menghindarkan anak sekolah-guru-masyarkat sekolah dari kemungkinan terkena penyakit4penyakit tersebut diatas. Sekolah diharapkan membuat peraturan dilarang merokok di lingkungan sekolah. Siswa-guru-masyarakat sekolah bisa saling mengawasi diantara mereka untuk tidak merokok di lingkungan sekolah dan diharapkan mengembangkan kawasan tanpa rokok-kawasan bebas asap rokok. . Tiak Menggunakan #A!$A nak sekolah-guru-masyarkat sekolah tidak menggunakan 5P9 (5arkotika Psikotropika 9at diktif%. Penggunaan 5P9 membahayakan kesehatan fisik maupun psikis pemakainya. . Memberantas %entik #yamuk 3paya untuk memberantas jentik di lingkungan sekolah yang dibuktikan dengan tidak ditemukan jentik nyamuk pada& tempat4tempat penampungan air, bak mandi, gentong air, *as bunga, pot bunga-alas pot bunga, wadah pembuangan air dispenser, wadah pembuangan air kulkas, dan barang4barang bekas-tempat yang bisa menampung air yang ada di sekolah. 'emberantas jentik di lingkungan sekolah dilakukan dengan pemberantasan sarang nyamuk (PS5% melalui kegiatan& menguras dan menutup tempat4tempat penampungan air, mengubur barang4barang bekas, dan menghindari gigitan nyamuk. Dengan lingkungan bebas jentik diharapkan dapat mencegah terkena penyakit akibat gigitan nyamuk seperti demam berdarah, cikungunya, malaria, dan kaki gajah. Sekolah diharapkan dapat membuat pengaturan untuk melaksanakan PS5 minimal satu minggu sekali. . Menggunakan %amban yang Bersih an "ehat nak sekolah-guru-masyarakat sekolah menggunakan jamban-8-kakus leher angsa dengan tangki septic atau lubang penampungan kotoran sebagai pembuangan akhir saat buang air besar
dan buang air kecil. 'enggunakan jamban yang bersih setiap buang air kecil ataupun buang air besar dapat menjaga lingkungan di sekitar sekolah menjadi bersih, sehat, dan tidak berbau. Disamping itu tidak mencemari sumber air yang ada disekitar lingkungan sekolah serta menghindari datangnya lalat atau serangga yang dapat menularkan penyakit seperti& diare, disentri, tipus, kecacingan, dan penyakit lainnya. Sekolah diharapkan menyediakan jamban yang memenuhi syarat kesehatan dalam jumlah yang cukup untuk seluruh siswa serta terpisah antara siswa laki4laki dan perempuan. Perbandingan jamban dengan pemakai adalah &)# untuk laki4laki dan &"# untuk perempuan. . Menggunakan Air Bersih nak sekolah-guru-masyarakat sekolah menggunakan air bersih untuk kebutuhan sehari4hari di lingkungan sekolah. Sekolah diharapkan menyediakan sumber air yang bisa berasal dari air sumur terlindung, air pompa, mata air terlindung, penampungan air hujan, air ledeng, dan air dalam kemasan (sumber air berasal dari smur pompa, sumur, mata air terlindung berjarak minimal # meter dari tempat penampungan kotoran atau limbah-8%. ir diharapkan tersedia dalam jumlah yang memenuhi kebutuhan dan tersedia setiap saat. . Men&u&i Tangan engan Air Mengalir an Memakai "abun Sekolah-guru-masyarakat sekolah selalu mencuci tangan sebelum makan, sesudah buang air besar-sesudah buang air kecil, sesudah berakti*itas, dan atau setiap kali tangan kotor dengan memakai sabun dan air bersih yang mengalir. ir bersih yang mengalir akan membuang kuman4 kuman yang ada pada tangan yang kotor, sedangkan sabun selain membersihkan kotoran juga dapat membunuh kuman yang ada di tangan. Diharapkan tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman serta dapat mencegah terjadinya penularan penyakit seperti& diare, disentri, kolera, tipus, kecacingan, penyakit kulit, infeksi saluran pernapasan akut (!SP%, dan flu burung. . Membuang "ampah ke Tempat "ampah yang Terpilah nak sekolah-guru-masyarakat sekolah membuang sampah ke tempat sampah yang tersedia. Diharapkan tersedia tempat sampah yang terpilah antara sampah organik, non4organik, dan sampah bahan berbahaya. Sampah selain kotor dan tidak sedap dipandang juga mengandung berbagai kuman penyakit. 'embiasakan membuang sampah pada tempat sampah yang tersedia akan sangat membantu anak sekolah-guru-masyarakat sekolah terhindar dari berbagai kuman penyakit. . Mengkonsumsi %ajanan "ehat ari Kantin "ekolah
nak sekolah-guru-masyarakat sekolah mengkonsumsi jajanan sehat dari kantin-warung sekolah atau bekal yang dibawa dari rumah. Sebaiknya sekolah menyediakan warung sekolah sehat dengan makanan yang mengandung gi:i seimbang dan ber*ariasi, sehingga membuat tubuh sehat dan kuat, angka absensi anak sekolah menurun, dan proses belajar berjalan dengan baik. . Menimbang Berat Baan an Mengukur Tinggi Baan "etiap Bulan Siswa ditimbang berat badan dan diukur tinggi badan setiap bulan agar diketahui tingkat pertumbuhannya. Hasil penimbangan dan pengukuran dibandingkan dengan standar berat badan dan tinggi badan sehingga diketahui apakah pertumbuhan siswa normal atau tidak normal.
III. Konsep Perilaku Pengertian Perilaku Perilaku dari segi biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau akti*itas organisme (makhluk hidup% yang bersangkutan, jadi perilaku manusia pada hakikatnya adalah tindakan atau akti*itas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain& berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Bahkan kadang4kadang kegiatan manusia itu sendiri sering tidak teramati dari luar manusia itu sendiri, misalnya& berpikir, persepsi, emosi, dan sebagainya. Berdasarkan uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku (manusia% adalah semua kegiatan atau akti*itas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (5otoatmodjo, "##$%. Perilaku merupakan manifestasi dari kehidupan psikis. Perilaku yang ada pada indi*idu tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari adanya stimulus atau rangsangan yang mengenai indi*idu tersebut. Perilaku merupakan jawaban atau respon terhadap stimulus yang ada sedangkan respon merupakan fungsi yang tergantung pada stimulus dan indi*idu (ood worth ; Schlosberg, <$ dalam algito, "##+%. Perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati bahkan dapat dipelajari (obert /wik, <<$ dalam 'ubarak, "##=%. Perilaku tidak sama dengan sikap. Sikap adalah hanya sesuatu yang lebih cenderung untuk mengadakan tindakan terhadap suatu objek dengan suatu cara yang mengatakan adanya tanda4tanda untuk senang atau tidak senang pada objek tersebut ('ubarak, "##=%. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa perilaku adalah segala sesuatu akti*itas4 akti*itas yang dilakukan oleh manusia dalam menanggapi stimulus lingkungan yang meliputi& akti*itas motoris, emosional, dan kognitif.
'enurut Skiner (<)>%, dalam 5otoatmodjo ("##$%, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar%. 1leh karena itu perilaku ini terjadi melalui proses& adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon, maka teori Skiner ini disebut teori ?S414? atau Stimuli
1rganisme
espons.
Skiner membedakan adanya dua respons, yakni& . Responent respon atau refle'ive espon yang ditimbulkan oleh rangsangan4rangsangan (stimulus% tertentu. Stimulus semacam ini disebuteli&itingstimulation karena menimbulkan respon4respon yang relatif tetap. 'isalnya& makanan yang le:at menimbulkan keinginan untuk makan, cahaya terang menyebabkan mata tertutup. Responent respon ini juga mencakup perilaku emosional misalnya mendengar berita musibah menjadi sedih atau menangis, lulus ujian meluapkan kegembiraannya dengan mengadakan pesta dan sebagainya. . (perant respons atau instrumental respons espon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinfor&ing stimulation atau reinfor&er , karena memperkuat respon. 'isalnya apabila seorang petugas kesehatan melaksanakan tugasnya dengan baik (respons terhadap uraian tugasnya atau job deskripsi% kemudian memperoleh penghargaan dari atasannya (stimuli baru%, maka petugas kesehatan tersebut akan lebih baik lagi dalam melaksanakan tugasnya.
Klasifikasi Perilaku 'enurut 5otoatmodjo ("###%, perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu& . Perilaku tertutup )&overt behaviour* espon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup )&overt*+espon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan atau kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. 1leh sebab itu disebut &overt behaviour atau unobservable beha*iour misalnya& seorang ibu hamil tahu pentingnya periksa kehamilan, seorang pemuda tahu bahwa H!@-!DS dapat menular melalui hubungan seks dan sebagainya. . Perilaku terbuka )overt behaviour*
espon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. espon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek )pra&ti&e* yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. 1leh sebab itu disebut overt behaviour , tindakan nyata atau praktik )pra&ti&e*misalnya& seorang ibu memeriksa kehamilannya atau membawa anaknya ke puskesmas untuk diimunisasi, penderita 7B paru minum obat secara teratur dan sebagainya.
Faktor-faktor yang epengaruhi perilaku Aaktor4faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku, menurut 2awrence 0reen (<>#%, dalam 5otoatmodjo ("##$% adalah& . Aaktor4faktor pemudah )!reisposing ,a&tors* Aaktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi, dan kepercayaan masyarakat terhadap hal4hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya. Aaktor4faktor ini terutama yang positif mempermudah terwujudnya perilaku, maka sering disebut faktor pemudah. . Aaktor faktor Pemungkin )-nambling ,a&tors* Aaktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat, lingkungan fisik misalnya& air bersih, tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan tinja, ketersediaan makanan yang bergi:i, dan sebagainya. 7ermasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti& puskesmas, rumah sakit, poliklinik, posyandu, polindes, pos obat desa, dokter atau bidan praktek swasta, dan sebagainya. 3ntuk berperilaku sehat, masyarakat memerlukan sarana dan prasarana pendukung. Aasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan, maka faktor4faktor ini disebut faktor pendukung atau faktor pemungkin. . Aaktor pendorong )Reinfor&ing fa&tors* Aaktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, dan para petugas kesehatan. 7ermasuk juga disini undang4undang, peraturan4peraturan, baik dari pusat maupun dari pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan. Dalam perilaku sehat, masyarakat kadang4 kadang bukan hanya perlu pengetahuan dan sikap positif dan dukungan fasilitas saja, melainkan diperlukan perilaku contoh (acuan% dari para tokoh kesehatan. Disamping itu undang4undang juga diperlukan untuk memperkuat perilaku masyarakat tersebut. 'enurut 2awrence 0reen (<>#%, dalam 5otoatmodjo ("##$%, dalam Cariston ("##<%, ada tiga faktor penyebab mengapa seseorang melakukan perilaku hidup bersih dan sehat yaitu&
. Aaktor Pemudah )!reisposing fa&tors* Aaktor ini mencakup pengetahuan dan sikap anak4anak terhadap perilaku hidup bersih dan sehat. Dimana faktor ini menjadi pemicu atau antesenen terhadap perilaku yang menjadi dasar atau moti*asi bagi tindakannya akibat tradisi, kebiasaan, kepercayaan, tingkat pendidikan, dan tingkat sosial ekonomi. ". Aaktor pemungkin )enambling fa&tors* Aaktor pemicu teradap perilaku yang memungkinkan suatu moti*asi atau tindakan terlaksana. Aaktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi anak4anak, misalnya air bersih, tempat pembuangan sampah, jamban, ketersediaan makanan bergi:i, dan sebagainya. Aasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku hidup bersih dan sehat. ). Aaktor penguat )reinfor&ing fa&tors* Aaktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan memperoleh dukungan atau tidak. Aaktor ini terwujud dalam bentuk sikap dan perilaku pengasuh anak4anak atau orangtua yang merupakan tokoh yang dipercaya atau dipanuti anak4anak. 8ontoh pengasuh anak4anak memberikan keteladanan dengan melakukan cuci tangan sebelum makan atau selalu minum air yang sudah dimasak. 'aka hal ini akan menjadi penguat untuk perilaku hidup bersih dan sehat bagi anak4 anak. dan perilaku aktual saat membuat penilaian tentang bagaimana perilaku mereka mempengaruhi mereka sendiri dan orang lain yang esensial dalam mengembangkan penilaian moral. /emampuan ini muncul pada masa awal akan tetapi tampak lebih konsisten pada masa sekolah berikutnya. . Keterkaitan PHBS dengan !KS "!saha Kesehatan Sekolah# 3saha /esehatan Sekolah adalah upaya untuk membina dan mengembangkan kebiasaan hidup sehat yang dilakukan secara terpadu melalui program pendidikan dan pelayanan kesehatan di sekolah, perguruan agama serta usaha4usaha yang dilakukan dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan kesehatan di lingkungan sekolah. 3saha /esehatan Sekolah adalah usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah4sekolah dengan anak didik beserta lingkungan hidupnya sebagai sasaran utama sehingga akan membentuk perilaku hidup sehat dan menghasilkan derajat kesehatan yang optimal. (ffendy, <<>%. 7ujuan 3saha /esehatan Sekolah adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan perestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta derajat
kesehatan peserta didik sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia indonesia seutuhnya. 3saha /esehatan Sekolah juga bertujuan untuk memupuk kebiasaan hidup sehat dan meningkatkan derajat kesehatan peserta didik yang mencakup& a% menurunkan angka kesakitan anak sekolah, b% meningkatkan kesehatan peserta didik baik fisik, mental, maupun sosial, c% agar peserta didik mempunyai pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk melaksanakan prinsip4prinsip hidup sehat serta berpartisipasi aktif dalam usaha peningkatan kesehatan di sekolah, d% meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan terhadap anak sekolah, e% meningkatkan daya tangkal dan daya hayat terhadap pengaruh buruk narkotika, rokok, alkohol, dan obat berbahaya lainnya. 3ntuk meningkatkan kesadaran hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik, dilakukan upaya menanamkan prinsip hidup sehat sedini mungkin melalui pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat yang dikenal dengan istilah tiga program pokok (trias% 3/S yakni& pendidikan kesehatan ).ealth -u&ation in "&hool* pelayanan kesehatan )"&hool .ealth "ervi&e*, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat. Dengan demikian dengan adanya fasilitas 3saha /esehatan Sekolah (3/S% akan sangat menunjang terwujudnya perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah. . Keterkaitan PHBS dengan Kepera$atan Kesehatan di Sekolah /eperawatan sekolah adalah keperawatan yang difokuskan kepada anak di tatanan pendidikan guna memenuhi kebutuhan anak dengan mengikutsertakan keluarga maupun masyarakat sekolah dalam perencanaan pelayanan. Perawatan kesehatan sekolah mengaplikasikan praktek keperawatan untuk memenuhi kebutuhan unit indi*idu, kelompok, dan masyarakat sekolah. /eperawatan kesehatan sekolah merupakan salah satu jenis pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk mewujudkan dan menumbuhkan kemandirian siswa untuk hidup sehat, menciptakan lingkungan, dan suasana sekolah yang sehat. Aokus utama perawat kesehatan sekolah adalah siswa dan lingkungannya dan sasaran penunjang adalah guru dan kader (oni, "##%. Perawat sekolah merupakan salah satu dari beberapa orang yang ditempatkan untuk memberikan arahan terhadap program kesehatan sekolah terkoordinasi. Perawat dapat berperan sebagai manajer, konsultan, pendidik, pelaksana maupun peneliti di bidang keperawatan dengan area khusus sekolah. Perawat dapat melaksanakan skrining kesehatan, memberikan pelayanan dasar untuk luka dan keluhan minor dengan memberikan pengobatan sederhana, memantau status imunisasi siswa dan keluarganya dan aktif juga dalam mengidentifikasikan anak4anak yang mempunyai masalah kesehatan. Perawat perlu memahami peraturan yang ada menyangkut anak usia sekolah seperti memberikan libur kepada siswa karena adanya penyakit menular, kutu, kudis, dan parasit lain. Dalam melaksanakan perannya sebagai konsultan terutama untuk para guru, perawat dapat memberikan informasi tentang pentingnya memberikan pengajaran kesehatan di
kelas, pengembangan kurikulum yang terkait dengan kesehatan, serta cara4cara penanganan kesehatan yang bersifat khusus dan kecacatan (Sumijatun, "##E%. The #ational Asso&iation of "&hool #urses (5S5% menyatakan ada tiga peran perawat komunitas di sekolah yaitu& . Peran klinik )0eneralist 1lini&al Role* •
Perawat komunitas dalam peran klinik akan memberikan pelayanan, konseling, pendidikan kesehatan kepada siswa dan keluarga. Pelayanan ini diintegrasikan dengan program sekolah.
•
Pearawat klinik bekerja di sekolah yang memberikan pelayanan selama jam sekolah. Perawat membaur dengan fungsional sehari4hari komunitas sekolah.
•
'engindentifikasi siswa, keluarga, dan guru dari resiko gangguan kesehatan )&ase fining*, mengembangkan dan implementasi inter*ensi yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan dan menyusun kebijakan dan program yang sesuai untuk memecahkan permasalahan baik yang aktual maupun potensial.
". Peran Perawatan Primer )!rimary Role* Perawat komunitas melaksanakan teknik tindakan keperawatan sesuai prosedur. Selain itu dalam melaksanakan perannya berkoordinasi dengan petugas kesehatan yang lain. Beberapa item yang menjadi perhatian dalam peran ini antara lain& kesehatan fisik, kesehatan emosional, kebiasaan (makan, merokok%, perhatian sosial (lingkungan rumah, kemiskinan%. ). Peran 'anajemen )Management Role* +. 'engembangkan, koordinasi, dan e*aluasi program kesehatan sekolah E. 'engembangkan dan implementasi kebijakan dan prosedur kesehatan sekolah =. 'anajemen kasus pada siswa dan keluarga dengan kebutuhan kesehatan yang khusus $. Super*isi dan e*aluasi pada tenaga kesehatan yang lain dan mendukung personal