BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
Larva adalah anak hewan avertebrata yang masih harus mengalami modifikasi menjadi lebih besar atau lebih kecil untuk mencapai bentuk dewasa. Menurut Lagler (1956), larva adalah organisme yang masih berbentuk primitif atau belum mempunyai organ tubuh lengkap seperti induknya untuk menjadi bentuk definitif yaitu metamorfosa. Perkembangan stadia larva meliputi stadia pro-larva dan stadia pasca larva. Stadia prolarva merupakan tahap larva yang masih memiliki kuning telur, sedangkan stadia pasca larva merupakan tahap larva yang telah habis kuning telurnya dan masa penyempurnaan organ-organ tubuh yang ada. Akhir stadia ini ditandai dengan bentuk larva yang sama dengan induknya yang biasa disebut dengan juvenil atau benih ikan. Larva ikan yang baru menetas memiliki kuning telur. Larva tersebut mengambil makanan dari kuning telur. Kuning telur akan habis setelah larva berumur 3 hari. Setelah kuning telur habis, larva mengambil makanan dari luar atau lingkungan hidupnya. Larva ikan yang dibudidayakan harus dilakukan pemeliharaan untuk mencapai stadia benih. Perkembangan dan tingkah laku larva berbeda-beda, tergantung dari spesies ikan. Hal ini berkaitan dengan lingkungan tempat larva hidup, mekanisme pertahanan diri dan mekanisme adaptasi. Secara umum, perkembangan larva dimulai dari telur menetas sampai menjadi benih yang siap untuk dibesarkan. Pada saat baru menetas, larva masih memiliki cadangan makanan berupa kuning telur, sehingga larva belum perlu diberi pakan dari luar. Seiring dengan mulai terbukanya mulut larva, maka larva sudah siap untuk mencari makan.
1.2.Tujuan Praktikum
1. Mengamati perkembangan larva sejak menetas sampai terbentuknya organ yang sempurna seperti pada ikan dewasa 2. Membedakan tingkah laku larva berbagai spesies ikan 3. Mengamati abnormalitas larva melalui metode fluktuasi asimetris 4. Menghitung tingkat kelangsungan hidup larva atau survival rate (SR)
BAB II METODOLOGI 1.1.Waktu pelaksanaan
Hari/tanggal
: Jum’at, 10 Juni 2011
Tempat
: Hatchery Air Tawar
1.2.Alat dan Bahan
Nama Alat
Akuarium
Spesifikasi
Jumlah
45 x 30 x 30 cm
2 buah
Kegunaan
Wadah pemeliharaan larva
Mikroskop
Pembesaran
40-
1 buah
Mengamati larva
5 buah
Mengamati larva
10 buah
Mengamati larva
100X Petridisk
Diameter 10 cm
Objek gelas Pipet
10 ml
2 buah
Mengambil larutan
Pentul berkepala
Panjang 5 – 8 cm
1 dos/paket
Mempertahankan posisi ikan
Mistar
ukur/jangka
3 buah
sorong
Mengukur
karakter
meristik
Talenan
3 buah
Tempat meletakkan ikan
Nama Bahan
Larva ikan mas
Spesifikasi
Baru menetas
Jumlah
100 ekor
Kegunaan
Mengamati perkembangan larva
Kuning telur Artemia salina
Mentah
1 buah
Pakan larva
1 kaleng
Pakan larva
1.3.Prosedur kerja
A. Pengamatan perkembangan larva 1. Siapkan mikroskop dengan pembesaran 40X dan 100X 2. Letakkan beberapa larva di atas gelas objek 3. Amati perkembangan organ pada larva, morfologi dan morfometriknya dengan interval waktu 3 jam. Catat setiap perkembangan yang terjadi dan waktu terjadinya. Isilah tabel 1 di bawah ini 4. Dokumentasikan setiap tahap perkembangan tersebut
B. Pengamatan tingkah laku larva 1. Amati tingkah laku baik yang normal maupun yang tidak normal 2. Bandingkanlah tingkah laku larva pada umur yang sama antara larva ikan mas/lele dengan larva kerapu 3. Hitung tingkat kelangsungan hidup larva pada hari ke-1 dan hari ke-7
C. Pengamatan abnormalitas larva melalui metode fluktuasi asimetri 1. Sampel ikan praktik (kondisi segar) diamati dan diitung organ berpasangannya, yaitu jumlah jari-jari lemah sirip dada, jumlah jari-jari lemah sirip perut dan lengkung insang bagian luar. 2. Ikan yang organ tubuh berpasangan pada sisi kiri dan kanannya tidak tumbuh sama sekali, dipisahkan dari perhitungan 3. Hasil pengukuran karakter meristik dimasukkan ke dalam Tabel 2 4. Hasil perhitungan tersebut digunakan untuk menghitung nilai fluktuasi asimetri, baik besaran (magnitude) maupun bilangan (number) dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Leary
et al .
(1985), sebagai berikut :
FAM = (L-R)/N FAN = Z/n Keterangan : Fam
= Fluktuasi asimetri besaran (magnitude)
Fan
= fluktuasi asimetri bilangan (number)
L
= Jumlah organ sisi kiri
R
= Jumlah organ sisi kanan
Z
= Jumlah individu asimetri untuk ciri meristik tertentu
N,n
= Jumlah sampel
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1.Hasil
Tabel 1. Fase perkembangan ikan mas No
Waktu
Fase
Tingkah laku
perkembangan
1.
2-4 hari
Larva
Memiliki
kantong
kuning telur
yang
berukuran relatif besar sebagai cadangan makanannya, Larva ikan mas bersifat menempel dan bergerak vertikal. Ukuran larva antara 0,50,6 mm dan bobotnya antara 18-20 mg. 2.
4 – 5 hari
Kebul
Pada
stadia
kebul
ini,
ikan
mas
memerlukan pasokan makanan dari luar untuk menunjang kehidupannya. Ikan mas sudah mulai bergerak horizontal 3.
2 – 3 minggu
Burayak
berukuran 1-3 cm dan bobotnya 0,1-0,5 gram,
bergerak
secara
vertikal
dan
horizontal 4.
2-3 minggu
Putihan
benih yang siap untuk didederkan yang berukuran 3-5 cm dan bobotnya 0,5-2,5 gram.
SR 1 = SR 7 =
Hitung SR larva umur 1 hari dan 7 hari SR1
= Jumlah larva umur 1 hari x 100% Jumlah telur yang menetas hari
SR7
= Jumlah larva umur 7 x 100% Jumlah larva umur 1 hari
Tabel 2. Hasil pengukuran karakter meristik larva
No
Spesies
Karakter jari-jari
Karakter jari-jari
Jumlah tapis
lemah sirip dada
lemah sirip perut
insang
ikan
Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
1.
Ikan mas
15
12
8
8
41
41
2.
Ikan mas
11
12
7
7
20
22
3.
Ikan mas
12
11
9
9
36
36
4.
Ikan mas
12
12
6
8
36
36
5.
Ikan mas
13
13
8
8
36
36
6.
Ikan mas
13
13
8
8
35
35
7.
Ikan mas
12
12
8
8
36
35
8.
Ikan mas
13
12
9
7
35
33
9.
Ikan mas
7
7
11
11
25
25
10.
Ikan mas
7
8
7
8
25
26
Nilai fluktuasi asimetri
1. Sirip dada FAM = (L-R)/N = 115 - 112 10 = 0,3 2. Sirip perut FAM = (L-R)/N =
81 - 82 10
= - 0,1 3. Insang FAM = (L-R)/N = 325 - 325 10 = 0 4. FAN
= Z/n = 7 / 10 = 0,7
1.2.Pembahasan
Dari hasil pengamatan abnormalitas larava melalui metode fluktuasi asimetris didapatkan hasil dari ketiga karakter secara keseluruh masing-masing mempunyai perbedaan asimetris jari – jari lemah sirip dada (0,3) dan jari – jari lemah sirip perut (-0,1) kecuali tapis insang (0) . Pada tabel 2. Juga menunjukkan larva yang abnormalitas pada kolom nomor 1,2,3,4,7,8,10 dan yang menunjukkan normalitas 5,6, dan 9, jadi nilai dari fluktuasi asimetri bilangannya 0,7. Menurut Van Valen (1962) bahwa adanya perbedaan fenotip pada individu untuk sifat meristik yang bilateral dapat menunjukan fluktuasi asimetri, yaitu adanya perbedaan antara karakter sisi kiri dan sisi kanan yang menyebar secara normal dengan rataan mendekati nol sebagai akibat dari ketidakmampuan individu untuk berkembang secara tepat dan normal serta fluktuasi asimetri merupakan indikator untuk mengetahui adanya silang dalam (inbreeding). Dengan mengetahui adanya fluktuasi asimetri maka akan mudah untuk menentukan apakah ikan dalam suatu generasi mengalami pertumbuhan yang normal atau tidak. Sebenarnya jika nilai fluktuasi asimertri tidak terlalu besar maka masih bisa disebut normal. Selain itu disebabkan terjadinya inbreeding, Inbreeding adalah perkawinan antara individu-individu yang sekerabat yaitu berasal dari jantan dan betina yang sama induknya dan pada varietas yang sama. Inbreeding atau silang dalam akan menghasilkan individu yang homozigositas. Kehomozigotan ini akan melemahkan individu-individunya terhadap perubahan lingkungan. Homozigositas ini berari hanya ada satu tipe alel untuk satu atau lebih lokus. Selain itu silang dalam akan menyebabkan penurunan kelangsungan hidup telur dan larva, peningkatan frekuensi ketidaknormalan bentuk dan penurunan laju pertumbuhan ikan. Silang
dalammenyebabkan heterozigositas ikan berkurang dan
keragaman genetic menjadi rendah. Faktor lingkungan juga menyebabkan terjadinya abnormalitas pada ikan, faktor lingkungan yang dimaksud disini adalah suhu, salinitas, pH, oksigen, pakan, kecerahan.
BAB IV PENUTUP 1.1.Kesimpulan
Dalam praktikum abnormalitas ikan didapatkan bahwa abnormalitas ikan dapat ditentukan dengan menghitung nilai fluktuasi asimetri baik besaran (magnitude) maupun bilangan (number). Adapun jumlah ikan abnormal yang ditemukan 7 ekor dan ikan yang normal 3 ekor dari jumlah sampel 10 ekor.
DAFTAR PUSTAKA
Gratiana, E.W., P. Susatyo dan Sugiharto.1998. Perkembangan Awal Ikan Nilem Sampai Larva. Fakultas Biologi Unsoed, Purwokerto. Harvey, B. J. 1979. The Theory and Passino. Ichtiology. John Willy and Sons. New York
MODUL
: 6. Perkembangan Larva
SUB MODUL
: 6.2.1. Pengamatan perkembangan larva 6.2.2. Pengamatan abnormalitas larva 6.2.3. Pengamatan tingkah laku larva berbagai spesies ikan
DOSEN
: Wahidah, S.Pi, M.Si
LABORAN
: Satriani, S.Pi Supriadi
Oleh : Eriyanti Wahid (0924279)
BUDIDAYA PERIKANAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP 2011