iv
1
PENGERTIAN ISLAM DAN GARIS BESAR AJARAN ISLAM
Diajukan kapada Ibu Parihat Kamil , Dra., M.Si untuk memenuhi tugas Mata Kuliah PAI 1 (Aqidah)
Disusun oleh :
Rindiantika Rinaldi (10080015001)
Ayushandra Putri Hapsari (10080015004)
Moch. Rey Baskara (10080015008)
Adelia Andhika Putri (10080015012)
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya, yang telah menganugrahkan kemudahan, kelancaran dan pemahaman kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang Pengertian Islam dan Garis Besar Ajaran Islam. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah PAI (Aqidah) yang dibimbing oleh ibu Parihat Kamil, Dra., M.Si. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhamad SAW, yang senantiasa mewariskan uswah yang terbaik bagi umatnya.
Bahkan kami sebagai tim penulis berusaha mendapatkan materi pembahasan dari berbagai buku tentang Pengertian Islam dan Garis Besar Ajaran Islam. Kami yakin makalah yang telah kami susun ini sangat jauh dari sempurna, namun kami berharap dapat memberikan makna dan manfaat yang baik khususnya bagi tim penulis dan para mahasiswa serta umumnya bagi pembaca yang lain.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermafaat bagi pembaca pada umumnnya dan tim penulis pada khususnya, kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan.
Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.
Bandung,Oktober 2015
Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 2
1.4 Manfaat 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Agama Islam 3
2.1.1 Agama Fitrah 6
2.1.2 Agama Tauhid 7
2.1.3 Agama Sebagai Rahmat Bagi Seluruh Alam 8
2.2 Karakteristik Islam 9
2.3 Garis Besar Ajaran Islam 10
2.3.1 Aqidah 10
2.3.2 Syari'ah 13
2.3.3 Akhlak 14
2.4 Skema Ajaran Islam 16
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 17
DAFTAR PUSTAKA 18
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dewasa ini, sering dijumpai berbagai permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam praktek ibadah Islam seorang muslim. Untuk itu, maka perlu sekiranya memahami lagi dari awal. Islam adalah satu-satunya Agama Samawi, agama sepanjang zaman. Agama, Relgi dan Din menyatakan suatu istilah yang pada umumnya adalah suatu Credo (tata keimanan) atau adanya suatu mutlak di luar manusia dan sistem Ritus (tata peribadatan) manusia kepada Tuhan nya serta sistem Norma (tata kaidah) yang mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam lainnya. Sesuai dan sejalan dengan tata keimanan dan tata peribadatan serta tata kaidah yang dimaksud.
Sebagai agama terakhir, Islam diketahui memiliki karakteristik yang khas dibandingkan dengan agama-agama yang datang sebelumnya. Dalam upaya memahami ajaran Islam, perlu dipahami dulu pengertian Islam dan apa saja garis besar dalam agama Islam, berbagai aspek yang berkenaan dengan Islam itu perlu dikaji secara seksama, sehingga dapat menghasilkan pemahaman Islam. Hal ini penting dilakukan, karena kualitas pemahaman keislaman seseorang akan mempengaruhi pola pikir, sikap, dan tindakan keislaman yang bersangkutan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari agama Islam dan ruang lingkup dari ajaran Islam?
2. Apa saja yang menjadi pokok-pokok dalam ajaran Islam?
1.3 TUJUAN
1. Untuk lebih memahami dan mendalami lagi tentang Islam.
2. Agar menjadi lebih tahu tentang apa saja yang menjadi garis besar dari ajaran Islam.
3. Agar mendapatkan pemahaman tentang Islam agar menjadi lebih memahami dan dapat menerapkannya juga mengamalkan dikehidupan.
1.4 MANFAAT
1. Meningkatnya pengetahuan pembaca dan penulis.
2. Mengetahui dan memahami lebih tentang Islam.
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN AGAMA ISLAM
Ditinjau dari segi ethimologi atau asal-usul bahasa, istilah Islam diambil dari bahasa Arab, Aslama-yuslimu, yang berarti berserah diri, patuh, taat, tunduk. Pengertian ini menuntu pemeluknya untuk berserah diri, tunduk, patuh dan taat kepada ajaran, tuntunan, petunjuk dan peraturan hukum Allah SWT. QS, Ali Imron; 83, dan QS, An Nisa: 125.
Kata Islam juga berasal dari kata Asslim, artinya perdamaian, kerukunan, keamanan. Maksudnya agama Islam menganjurkan kepada pemeluknya untuk dapat mewujudkan perdamaian dan keamanan dalam kehidupan pribadi dan bermasyarakat, baik lahir maupun batin. Jadi, pemeluk Islam dilarang membuat keributan dan kerusuhan dalam masyarakat, apalagi menganjurkan untuk menjadi seorang teroris, mengebom tempat-tempat tertentu dengan alasan jihad, hal itu sungguh bertentangan dengan nilai-nilai Islam. QS, Al Anfal: 61, dan QS, Muhammad: 35.
Islam juga diambil dari kata Assalam, artinya selamat, sejahtera, bahagia. Maksudnya, agama Islam menganjurkan pada pemeluknya agar dapat mewujudkan kesejahteraan dan keselamatan dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. QS, Az Zumar: 73, dan QS, Yasin: 58.
Islam juga diambil dari kata Salimun: artinya suci dan bersih. Maksudnya agama Islam menganjurkan pada pemeluknya untuk menjaga kesucian diri (kehormatan) dan kebersihan diri dan lingkungannya. QS, Asy Syu'aro: 89, dan QS, Ash Shoffat 84.
Dan kata Aslama selanjutnya menjadi pokok kata Islam, sebagaimana disebut dalam Q.S Ali Imran, 3:19:
"Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiappa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya."
(Al-Kitab: maksudnya ialah Kitan-Kitab yang diturunkan sebelum Al-Qur'an.
Dalam ayat lain, Q.S. ali Imran, 3:85 Allah berfirman:
"Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu ) daripadanya, dan Dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.
Ayat yang senada dikemukakan dalam Q.S. Al-Baqarah, 2:136
"Katakanlah (hai orang-orang Mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada Kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada Nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya."
Dari ayat ini memberikan penjelasan bahwa agama yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW tidak lain adalah sebagaimana agama-agama yang dibawa oleh Nabi-nabi sebelummnya dan agama Islam sebagai agama penyempurna dari agama sebelumnya.
Menurut Endang Saifuddin Ansori (1986:21), bahwa pengertian agama Islam adalah:
Wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT. Kepada Rasul-Nya untuk disampaikan kepada segenap umat manusia; sepanjang masa dan setiap persada;
Suatu sistem aqidah dan tata-qaidah yang mengatur segala peri kehidupan dan penghidupan manusia dalam pelbagai hubungan: baik hubungan manusia dengan Tuhannya, maupun hubungan manusia dengan sesama manusia ataupun hubungan manusia dengan alam lainnya (nabati, hewani dan lain sebagainya;
Bertujuan keridhaan Allah, rahmat bagi segenap alam, kebahagiaan di dunia dan akhirat;
Pada garis besarnya terdiri atas Aqidah, Syari'ah (yang meliputi Ibadah dalam arti dan Muamalah dalam arti luas);
Bersumberkan Kitab Suci, yaitu kodifikasi wahyu Allah SWT untuk umat manusia di atas planet bumi ini; yaitu dalam bentuknya yang terakhir berupa Al-Qur'an al-Karim sebagai penyempurna wahyu-wahyu Allah sebelumnya, sejak manusia digelar ke atas persada buana ini, yang kemudian ditafsirkan oleh Sunnah Rasulullah SAW;
Selanjutnya dalam tulisan Endang Saipuddin Anshari disebutkan bahwa menurut Syaikh Mahmud Syaltut dalam buku Aqidah dan Syari'ah, Islam itu adalah Agama Allah yang diperintahkannya untuk mengajarkan tentang pokok-pokok serta peraturan-peraturannya kepada Nabi Muhammad SAW dan menugaskannya untuk menyampaikan agama tersebut kepada seluruh manusia dan mengajak mereka untuk memeluknya.
2.1.1 Agama Fitrah
Agama Islam yang kita anut adalah agama fitrah. Artinya, agama Islam ini merupakan agama yang suci sebagaimana hati nurani manusia yang suci bersih. Agama Islam sangat sesuai dengan hati nurani manusia yang suci dan bersih. Semua manusia mempunyai hati nurani dan hati nurani selalu suci. Karena kesuciannya, tidak pernah salah satu atau keliru apalagi sampai berdusta dan berbohong.
Agama Islam disebut sebagai agama fitrah dalam surah Ar Rum ayat 30:
Artinya:
"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui."
Fitrah Allah: maksudnya ciptaan Allah. Manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama yaitu agama tauhid. Kalau ada manusia tidak beragama tauhid, maka hal itu tidaklah wajar. Mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah lantara pengaruh lingkungan."
Agama Islam merupakan fitrah Allah, untuk dianut oleh segenap manusia di muka bumi ini. Fitrah Allah ini hanyalah untuk manusia yang menghendaki kebenaran dan keadilan yang hakiki. Dan itu semua ada dalam agama Islam, satu-satunya agama yang diridhai Allah SWT. Maka dari itu, bila manusia menghendaki kebahagiaan, ketenangan serta kedamaian hidup, laksanakanlah agama Islam dengan baik dan benar disertai dengan keikhlasan hanya kepada Allah SWT.
2.1.2 Agama Tauhid
Agama Tauhid dalam arti bahwa semua pemeluk agama Islam mengakui Allah bahwa Tuhan mereka hanya satu, yaitu Allah SWT, yang wajib disembah. Oleh karena itu, semua yang beragama Islam diwajibkan untuk percaya kepada Allah SWT sebagai satu-satunya Tuhan yang menciptakan kita, memberi rezeki kepada kita, yang memberi berbagai kenikmatan serta anugerahnya, dan yang mematikan kita. Dengan demikian, semua manusia pada hakikatnya hanya bergantung kepada Allah, karena Allahlah yang menentukan garis hidup manusia beserta qada dan qadar-Nya. Manusia hanya melaksanakan apa yang menjadi ketentuan-Nya.
Allah SWT berfirman dalam surah Al-Anbiya ayat 25 sebagai berikut:
Artinya :
"Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku."
Dalam ayat di atas secara jelas disebutkan bahwa kita sebagai manusia wajib untuk menyembah kepada Allah SWT. Tidak boleh kita menyembah selain Allah SWT, sebab termasuk perbuatan yang musyrik dan dimurkai Allah. Oleh karena itu, Allah SWT, mengutus Rasul-Nya pun dalam rangka adanya perintah untuk menyembah hanya kepada Allah SWT. Inilah sebenarnya tugas kita sebagai manusia, dan di samping itu juga, mendakwahkan kepada semua manusia untuk menyembah kepada satu Tuhan, yaitu Allah SWT.
2.1.3 Agama Sebagai Rahmat Bagi Seluruh Alam
Dalam surah Al-Anbiya ayat 21 disebutkan:
Artinya:
"Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam."
Dapat dipahami:
Ajaran Islam memberikan kesejahteraan bagi seluruh alam;
Ajaran Islam dapat digunakan untuk seluruh umat manusia dan akan menjadi kebaikan bagi yang memanfaatkannya;
Dosa umat Nabi Muhammad, siksanya ditangguhkan sampai hari kiamat.
2.2 KARAKTERISTIK ISLAM
Agama Islam mempunyai beberapa ciri-ciri khusus.
Rabbaniyah, yaitu agama yang tujuan akhirnya (limit goal) adalah berhubungan baik dengan Allah. Tujuan dan mengharapkan ridha-Nya. Seorang Muslim yang orientasi hidupnya hanya mendekatkan diri kepada Allah, tunduk dan patuh pada Allah dan hanya mengharap ridha-Nya semata disebut Manusia Rabbani. (QS, Ali Imron:79).
Insaniyah, yaitu agama yang sesuai dengan jiwa manusia. Semua perintah dan larangannya, bermanfaat untuk manusia itu sendiri. Jadi, Islam sangat menekankan kemanusiaan (memanusiakan manusia). (QS, Ankabut:45).
Syumuliyah, yaitu agama yang berlaku secara universal (seluruh umat manusia) artinya agama yang berlaku bagi semua zaman, semua kehidupan, dan semua tempat serta dapat diterima oleh semua manusia di dunia sampai akhir masa. Dengan kata lain Islam adalah Agama Rahmatal Lil Alamin. (Q.S, Al-Anbiya' 107).
Wasatiyah, yaitu agama yang bersifat moderat (pertengahan) artinya agama yang mengajarkan pada pemeluknya agar tidak condong pada kehidupan materi atau ukhrowi saja. Akan tetapi, dapat memperhatikan keseimbangan kehidupan dunia dan akhirat,
spiritual maupun material. (Q.S Al-Baqarah : 201) dan lainnya.
2.3 GARIS BESAR AJARAN ISLAM
Garis besar ajaran Islam atau Risalah Islam itu meliputi tiga hal, yaitu iman, islam, dan ihsan.
Secara garis besar, ajaran Islam meliputi ajaran tentang sistem credo (tata keimanan atau tata keyakinan), sistem ritus (tata peribadatan), dan sistem norma (tata kidah atau tata aturan yang mengatur hubungan manusia dengan manusia lain dan hubungan manusia dengan alam lain), yang diklasifikasikan dalam ajaran tentang:
A. Aqidah/Iman
B. Syari'at/Islam
C. Akhlak/Ihsan.
Akidah, Syariat, dan Akhlak dalam Islam merupakan satu-kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
2.3.1 AQIDAH
Aqidah arti bahasanya ikatan atau sangkutan. Bentuk jamaknya ialah aqa'id. Arti aqidah menurut istilah ialah keyakinan hidup atau lebih khas lagi iman.
Di bidang akidah, Islam mengajarkan kepercayaan atau keimanan terhadap enam hal berikut yang dikenal dengan sebutan Rukun Iman (Arkan al-Iman).
(1) Allah SWT sebagai satu-satunya Tuhan yang menciptakan dan mengatur seluruh alam semesta (tauhid rububiyah) dan satu-satunya Tuhan yang berhak disembah dan dipatuhi ajaran-Nya (tauhid uluhiyah).
(2) Para Malaikat-Nya, antara lain Jibril sebagai penyampai wahyu, Mikail sebagai penyampai rezeki, Israfil sebagai peniup sangkakala tanda kiamat, Azroil sebagai pencabut nyawa, Munkar dan Nakir sebagai penanya di Alam Kubur, Rakib dan Atid sebagai pencatat amal baik dan buruk manusia, Malik sebagai penjaga neraka, dan Ridwan sebagai penjaga surga.
(3) Kitab-Kitab-Nya, yakni Kitab Zabur yang diturunkan pada Nabi Daud, Taurat (Nabi Musa), Injil (Nabi Isa), dan Al-Quran (Nabi Muhammad).
(4) Para Rasul-Nya sejak Nabi Adam hingga Nabi Muhammad sebagai pembawa agama wahyu bagi manusia.
(5) Hari Akhirat, yakni alam kehidupan sesudah mati atau setelah hancurnya alam dunia beserta isinya yang merupakan alam kekal.
(6) Qodho dan Qodar (Takdir), yakni ketentuan Allah tentang segala hal bagi manusia dan makhluk lain.
"Iman itu ialah engkau percaya kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan Hari Akhir, serta percaya kepada ketetapan Allah (takdir), baik yang bagus maupun yang buruk" (H.R. Muslim dari Umar).
Keimanan terhadap enam hal tersebut harus ditindaklanjuti dengan amal atau tindakan nyata dan bersikap memegang teguh (istiqomah) keimamannya itu.
"Iman itu meyakini dalam hati, mengikrarkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan anggota badan" (H.R. Muslim).
"Katakanlah, Aku beriman kepada Allah kemudian pegang teguh (istiqamah) keimanan itu."
Yang dimaksud dengan iman kepada Allah ialah, kepercayaan di dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dalam perbuatan. Keimanan kepada Allah adalah suatu prinsip dasar dalam ajaran Islam sebagai pengakuan terhadap Allah sebagai Tuhan pencipta manusia dan segenap alam semesta.
Pernyataan keimanan yang paling mendasar ialah ucapan Dua Kalimat Syahadat.
Syahadat pertama: Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah. Merupakan pengakuan dan eksistensi Allah sebagai Tuhan. Pengakuan terhadap Allah sebagai satu-satunya Tuhan mengandung arti:
1. Rububiyah, yaitu sifat ketuhanan yang menciptakan alam, memelihara dan mendidiknya. Makna Rububiyah ini pun merupakan pengakuan eksistensi yang hakiki hanyalah Allah, manusia dan seluruh makhluknya adalah wujud atas kehendak-Nya.
2. Uluhiyah, yaitu sifat ketuhanan yang berarti Tuhan yang tunggal yang wajib disembah dan diminta pertolongan. Hal ini mengandung arti pengakuan terhadap Allah satu-satunya pencipta, segala sesuatu datang dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Hubungan antara Allah dengan manusia adalah hubungan antara Tuhan dan makhluk, maka penyembahan kepada selain Allah adalah dosa besar.
Sedang Syahadat yang kedua: Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah, memberi pengertian bahwa seseorang tunduk dan percaya serta sedia menjadi pengikutnya, yang diimplementasikan dengan percaya bahwa Muhammad sebagai utusan Allah sesuai dengan berita kenabian kepada Nabi-nabi sebelumnya. Dan mengakui Nabi Muhammad sebagai contoh sempurna bagi seluruh pengikutnya.
"Sesungguhnya orang-orang yang berkata 'Tuhan kami ialah Allah', kemudian mereka tetap lurus (istiqamah) dalam keimanannya, niscaya turun kepada mereka malaikat menyampaikan pesan kepada mereka bahwa janganlah kalian takut dan bersedih, dan bergembiralah dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepada kalian!" (Q.S. Fushilat:30).
2.3.2 SYARI'AH
Menurut Etimologi Syari'ah: artinya jalan, aturan. Sedangkan menurut terminologi Syari'ah Tata Peribadatan yang mengatur:
(a) Hubungan langsung dengan Allah SWT (hablum minallah)
(b) Hubungan dengan sesama manusia (hablum minannas).
Syari'at Islam yang mengatur hubungan langsung manusia denga Tuhan disebut Ubudiyah atau ibadah dalam arti khas.
Yang pertama dikenal pula dengan sebutan ibadah mahdhah, yakni ibadah shalat, zakat, puasa, dan haji; sedangkan yang kedua dikenal dengan sebutan ibadah ghair mahdhah dan mu'amalah, meliputi ajaran tentang aspek kehidupan sosial, ekonomi, politik, hukum, keluarga, dan aspek kehidupan duniawi lainnya.
Ibadah mahdhah disebut pula lima fondasi Islam (Rukun Islam, Arkanul Islam), yakni ikrar syahadat, shalat, zakat, puasa, dan haji. Dengan kelima hal itulah keislaman seseorang dibangun.
"Islam itu dibangun oleh lima perkara: bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan beribadah haji" (H.R. Bukhori dan Muslim),
Ibadah ghair mahdhoh atau mu'amalah meliputi dua hal:
(a) Al-Qanunul Khas (Hukum Perdata) meliputi mu'amalah hukum niaga, munakahat (hukum nikah), waratsah (pewarisan), dll.
(b) Al-Qanunul 'Am (Hukum Publik) meliputi jinayah (hukum pidana), khilafah (hukum negara), jihad (hukum perang dan damai), dan sebagainya[1]. Di dalam hukum publik ini juga termasuk konsep-konsep sosial, ekonomi, budaya, dan politik Islam.
2.3.3 AKHLAK
Akhlak (khalaqa) yang artinya berbuat. Di bidang akhlak, Islam mengajarkan pedoman sikap mental atau budi-pekerti dalam bergaul atau berhubungan dengan Allah SWT sebagai Tuhan, dengan sesama manusia, dan dengan alam sekitarnya.
Bahkan, bidang akhlak ini menjadi sasaran inti misi Islam, sebagaimana dinyatakan oleh Nabi Muhammad dalam sebuah haditsnya, "Sesungguhnya aku diutus (Allah SWT) untuk menyempurnakan akhlak yang mulia".
Akhlak adalah penentu baik-buruk perilaku seseorang. "Penentu" itu adalah ada atau tiadanya kesadaran dalam diri seseorang tentang pengawasan dari Allah atas segala perilakunya.
Akhlak dalam Islam meliputi:
(a) Akhlak terhadap Allah, yakni bagaimana seharusnya kita bersikap terhadap Alllah SWT.
(b) Akhlak terhadap diri sendiri, yakni bagaimana kita memperlakukan diri sendiri dalam menjalani hidup ini.
(c) Akhlak terhadap sesama manusia, yakni tata cara bergaul dengan sesama manusia.
(d) Akhlak terhadap alam semesta, yakni bagaimana seharusnya kita memperlakukan flora dan fauna, termasuk sikap kita terhadap makhluk-makhluk gaib (jin, setan, dan malaikat).
2.4 SKEMA AJARAN ISLAM
BAB 3 PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Islam adalah agama yang diturunkan Allah kepada manusia melalui rasul-rasulnya,berisi hukum-hukum yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, manusia dengan manusia dan manusia dengan alam yang berlangsung dari satu generasi ke generasi selanjutnya dan merupakan rahmat, hidayat, dan petunjuk dari Allah SWT.
Islam adalah agama Fitrah, agama Tauhid, dan agama yang merupakan rahmat seluruh alam. Yang mempunyai ciri-ciri khas
Rabbaniyah, Insaniyah, Syumuliyah, Wasatiyah
Adapun ruang lingkup ajaran Islam yang meliputi: Aqidah, Syari'ah, dan Akhlak.
DAFTAR PUSTAKA
LSIPK Unisba, 2015. Aqidah Buku Panduan Pendidikan Agama Islam (PAI), Bandung: LSIPK Unisba.
Wahyudin, dkk, 2009. Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi, Jakarta: Grasindo.
Kurniawan, Beni, 2004. Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi, Jakarta: Grasindo.
Al-Qardhawi, Yusuf, 1996. Karakteristik Islam: Kajian Analitik, Surabaya: Risalah Gusti.
Suryana, Toto, dkk, 1997. Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi, Bandung: Tiga Mutiara.
Anshari, Endang Saifuddin, 1980. Kuliah Al-Islam: Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi, Bandung: Pustaka Salman.
2