Statistik :Ilmu tentang bagaimana cara mengolah data dan pengambilan kesimpulan. Data primer : Data yang diambil oleh orang berkepentingan. Data sekunder : Data yang tidak diambil oleh diris…Full description
Matematika Statistika
BBBBBDeskripsi lengkap
Ukuran penyebaran data, kemiringan dan keruncingan dataFull description
kemiringan lerengDeskripsi lengkap
----Deskripsi lengkap
Full description
laporan praktikum das kemiringan lerengFull description
Full description
Lomba ITK 2017Full description
Deskripsi lengkap
KUBIKELFull description
MateriDeskripsi lengkap
Suppositoria
sloof
PERHITUNGAN KEMIRINGAN DAN KELERENGAN
Untuk melakukan perhitungan kemiringan dan kelerengan daerah ini maka langkah pertama yang harus kita lakuka adalah menentukan interval kontur, beda tinggi, jarak mistar, atau jarak mistar pada peta, hasil kali antara jarak mistar di peta dengan sekala peta. peta. Setelah menentukan poin-poin tersebut, kita dapat menghitung besar sudut kemiringan dan kelerengan suatu daerah. Adapun poin yang harus di ketahui serta langkah-langkah dalam penghitungan ini, adalah:
1. Interval Kontur (IK) Interval kontur merupakan jarak antara tiap garis kotur yang dinyatakan dsalam satuan meter 2. Beda Tinggi Beda tinggi merupakan perkalian antara interval kontur dengan banyaknya kontur dalam sebuah grid yang sama. Beda tinggi sendiri dapat diperoleh dengan 2 cara : a. Nilai Kontur tertinggi – Nilai Kontur terendah b. (N-1) x IK: dengan N = jumlah kontur dalam suatu grid, dan apabila dalam satu grid memiliki titik ketinggian yang sama maka akan di hitung satu kali. 3. Jarak Mistar atau Peta ( Jarak Harizontal) Jarak mistar atau jarak peta dapat diperoleh dengan menarik garis yang membagi dua garis kontur pada setiap grid berukuran 2x2 cm, kemudian garis tersebut kita ukur dengan mistar dan hasil pengukuran tersebut merupakan jarak mistar atau jarak peta. Jarak horizontal sebenarnya diperoleh dengan cara : JHs = JH X Skala Peta Dimana, JH = Jarak horizontal (Mistar) 4. Derajat Kemiringan Lereng Kemiringan dapat diperoleh dengan cara: Tan α = Beda tinggi/Jarak Harizontal Sebenarnya Derajat kemiringan (α) o= arc tan α
5. Persentase Kemiringan Kelerengan diperoleh dengan cara: % kelerengan =( Derajat Kemiringan/45O) x 100% 6. Klasifikasi Lereng Klasifikasi lereng yang digunakan adalah klasifikasi persentase kemiringan lereng dan beda tinggi oleh Sampurno,1984. Satuan
Sudut (%)
Beda Tinggi (m)
Datar
0–2
<5
Miring Landai
3–7
5 – 50
Miring
8 – 13
50 – 75
Miring Sedang
14 – 20
75 – 200
Miring Terjal
21 – 55
200 – 500
Miring Sangat Terjal
56 – 140
500 – 1000
Pegunungan Miring Sangat Terjal
>140
>1000
Contoh : Pada kolom A1, -
-
IK = 25 m Beda Tinggi = (4-1) X 25 m = 75 m JHs = 0,7 x 25.000 cm = 17.500 cm = 175 m Tan α = 75 m/175 m = 0,43 Derajat Kemiringan Lereng = arc tan 0.43 = 23,2O Persentase Kemiringan = (23,2O/45O) x 100 % = 51.55% Berdasarkan persentase kemiringannya, lereng termasuk kedalam relief miring terjal
Untuk kolom lainnya menggunakan cara yang sama dengan diatas, yang hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Relief Miring Terjal Miring Terjal Miring Terjal Miring Terjal Miring Terjal Miring Sedang Miring Terjal Miring Terjal Miring Terjal Miring Terjal Miring Sangat Terjal Miring Sangat Terjal Miring Sangat Terjal Miring Terjal Miring Sedang Miring Sedang Miring Terjal Miring Sangat Terjal Miring Sangat Terjal Miring Terjal Miring Terjal Miring Terjal Miring Terjal Miring Terjal Miring Sangat Terjal Miring Sangat Terjal Miring Sangat Terjal
Warna Merah Merah Merah Merah Merah Orange Merah Merah Merah Merah Biru Biru Biru Merah Orange Orange Merah Biru Biru Merah Merah Merah Merah Merah Biru Biru Biru