PERENCANAAN PASCA TAMBANG DI TAMBANG BATUGAMPING CV. SANGGARIA JAYA ARSO I KABUPATEN KEEROM PROVINSI PAPUA
SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan di Program Studi S1 Teknik Pertambangan dan memperoleh gelar Sarjana Teknik dari Universitas Cenderawasih
Oleh : FREDERIKUS A. D. MOFU NIM : 0110640011
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS CENDERAWASIH JAYAPURA 2016
HALAMAN JUDUL PERENCANAAN PASCA TAMBANG DI TAMBANG BATUGAMPING CV. SANGGARIA JAYA ARSO I KABUPATEN KEEROM PROVINSI PAPUA
SKRIPSI
Oleh : FREDERIKUS A. D. MOFU NIM 0110640011
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS CENDERAWASIH JAYAPURA 2016
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PERENCANAAN PASCA TAMBANG DI TAMBANG BATUGAMPING CV. SANGGARIA JAYA ARSO I KABUPATEN KEEROM PROVINSI PAPUA Disusun Oleh : FREDERIKUS A. D. MOFU NIM : 0110640011 Telah dinyatakan lengkap dan memenuhi syarat untuk diajukan dalam Ujian sidang Skripsi Semester Ganjil Tahun Ajaran 2015/2016 Pada Program Studi S1 Teknik Pertambangan Disetujui oleh : Pembimbing 1 Tanggal : 28 Juni 2016
LIA MEDY TANDY, ST., MT NIP :1981 0104 2008 012 009
Pembimbing 2 Tanggal : 28 Juni 2016
MARCELINO YONAS, ST., M.Eng NIP : 1978 1121 2006 041 003
iii
HALAMAN PENGESAHAN PERENCANAAN PASCA TAMBANG DI TAMBANG BATUGAMPING CV. SANGGARIA JAYA ARSO I KABUPATEN KEEROM PROVINSI PAPUA Disusun Oleh : FREDERIKUS.A.D.MOFU NIM : 0110640011 Telah diujikan dalam ujian sidang Skripsi pada tanggal 12 Juli 2016 dan dinyatakan lulus dari Program Studi S1 Teknik Pertambangan Fakultas Teknik, Universitas Cenderawasih Dewan Penguji : Pembimbing 1 LIA MEDY TANDY, ST., MT NIP . 1981 0104 2008 012 009
(.……………)
Pembimbing 2 MARCELINO YONAS, ST., M.Eng NIP . 1978 1121 2006 041 003
(.……………)
Penguji 1
Penguji 2
Penguji 3
FRANS TAMBING, ST., MT NIP . 1965 1019 2003 121 001
(…………….)
PATRICK M. FANDY, ST., MT NIP. 1979 0208 2008 011 007
(……….……)
BEVIE M. NAHUMURY, ST., MT NIP. 1981 0421 2008 121 003
(………….…)
Jayapura, 12 Juli 2016 Disahkan Oleh : Mengetahui : Dekan Fakultas Teknik Universitas Cenderawasih
Ketua Jurusan Teknik pertambangan
APOLO SAFANPO, ST., MT NIP. 1975 0424 2001 121 002
FRANS TAMBING, ST., MT NIP. 1965 1019 2003 121 001 iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Frederikus A. D. Mofu
NIM
: 0110640011
Program Studi
: Teknik Pertambangan
Fakultas
: Teknik, Universitas Cenderawasih
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini merupakan hasil karya tulis ilmiah atau pemikiran saya sendiri, bukan hasil karya intelektual orang lain. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau seluruh skripsi ini adalah hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut. Jayapura, 12 Juli 2016
Frederikus A. D. Mofu
v
PERENCANAAN PASCA TAMBANG DI TAMBANG BATUGAMPING CV.SANGGARIA JAYA ARSO I KABUPATEN KEEROM PROVINSI PAPUA Oleh : FREDERIKUS.A.D.MOFU NIM. 0110640011
ABSTRAK Pasca tambang merupakan kegiatan terencana, sistematis dan berlanjut setelah sebagian atau seluruh kegiatan usaha pertambangan untuk memulihkan fungsi lingkungan alam dan fungsi sosial setelah seluruh wilayah penambangan berakhir. Upaya teknik yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui area yang akan di lakukan pasca tambang dan teknik pasca tambang. Daerah penambangan CV. Sanggaria Jaya di Arso 1 Kabupaten Keerom merupakan area penambangan batugamping yang sampai saat ini belum dilakukan pasca tambang. Akibatnya area tersebut menjadi tandus dan sumber polusi udara (debu tambang). Upaya teknik dimulai dengan melakukan perencanaan pasca tambang di area penambangan CV. Sanggaria Jaya. Berdasarkan data luas area, catatan wawancara kegiatan penambangan, foto keadaan lingkungan. Berdasarkan datadata tersebut dibuatlah perencanaan kegiatan pasca tambang diatas area seluas 31.958 m2 yang akan di reklamasi dengan cara revegetasi dengan tanaman jambu mete menggunakan teknik pot dengan kedalaman lubang tanam 10-20cm dan teras menggunakan spasi antara tanaman 5m, area reklamasi tersebut dibagi menjadi 3 blok yang dilakukan secara bertahap. Dengan melakukan perencanaan teknik pasca tambang, maka area bekas penambangan tersebut dapat dimanfaatkan kembali. Kata Kunci : Pasca Tambang, Revegetasi, Metode Pot dan Teras, Batugamping.
vi
PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI Skripsi yang tidak dipublikasikan terdaftar dan tersedia di Perpustakaan Fakultas Teknik dan Universitas Cenderawasih, dan terbuka untuk umum dengan ketentuan bahwa hak cipta ada pada pengarang. Referensi kepustakaan diperkenankan dicatat, tetapi pengutipan atau peringkasan hanya dapat dilakukan seizin pengarang dan harus disertai dengan kebiasaan ilmiah untuk menyebutkan sumbernya. Usaha memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh skripsi haruslah seizin tertulis dari Dekan Fakultas Teknik Universitas Cenderawasih. Perpustakaan yang meminjamkan skripsi ini untuk keperluan anggotanya harus mengisi nama, dan tanda tangan peminjam serta tanggal pinjam.
vii
LEMBAR PERUNTUKAN Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala rencanamu. (Amsal 16:3) Seperti pelangi sehabis hujan, itulah janji setiaMu Tuhan, dibalik dukaku telah menanti harta yang tak ternilai dan abadi.
Saya percaya ketika Tuhan menempatkan saya di awal perjalanan ini, Dia jugalah yang akan menuntun saya hingga akhir, Saya percaya Tuhan takkan membawa saya sejauh ini hanya untuk kegagalan.
Kupersembahkan Karya tulis ini kepada : Kedua Orang tua tercinta Marthen Mofu, S.Pd dan Belmin Dani, S.Pd yang selalu memberikan kasih sayang, motivasi tanpa kenal lelah dan tulus. Saudara dan saudari Erland, Aplin, Septinus, Terry, Insos dan Kumeser. Kekasih hati Rossalin yang selalu ada dan selalu memotivasi agar tetap semangat.
viii
KATA PENGANTAR Segala Puji dan Syukur Penulis Panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas PertolonganNya penulis dapat menyelesaikan Skripsi Tugas Akhir yang berjudul : Perencanaan Pasca Tambang di tambang batugamping CV. Sanggaria Jaya Arso I Kabupaten Keerom Provinsi Papua dengan baik. Dalam Kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada. 1. Dr. Onesimus Sahuleka, SH. M.Hum sebagai Rektor Universitas Cenderawasih. 2. Apolo Safanpo, ST. MT sebagai Dekan Fakultas Teknik Universitas Cenderawasih. 3. Frans Tambing. ST.MT selaku Ketua Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Cenderawasih. 4. Bevie M. Nahumury. ST.MT selaku Ketua Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Cenderawasih. 5. Lia Medi Tandy, ST. MT sebagai Dosen Pembimbing I. 6. Marcelino N. Yonas, ST. M.Eng sebagai Dosen Pembimbing II. 7. Semua dosen Teknik Pertambangan Universitas Cenderawasih yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. 8. Dinas Perkebunan dan Holtikultura Provinsi Papua. 9. CV. Sanggaria Jaya Arso I sebagai yang menyediakan lokasi penelitian Tugas Akhir. 10. Saudara dan saudari seperjuangan Mining Engineer angkatan 2011 yang telah berjuang bersama selama menempuh kuliah di program Studi Teknik Pertambangan Universitas Cenderawasih.
ix
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapakan kritik dan saran untuk lebih menyempurnakan isi laporan ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberi kasih dan pengharapan kepada kita sekalian, AMIN. Jayapura, 12 Juli 2016
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iv PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................................. v ABSTRAK ............................................................................................................. vi PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI .............................................................. vii LEMBAR PERUNTUKAN ................................................................................. viii KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 1.1
Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2
Permasalahan .............................................................................................2
1.2.1
Rumusan Masalah ............................................................................. 2
1.2.2
Batasan Masalah................................................................................ 2
1.3
Tujuan dan Manfaat ...................................................................................2
1.3.1
Tujuan ............................................................................................... 2
1.3.2
Manfaat ............................................................................................. 3
1.4
Keadaan Lingkungan .................................................................................3
1.4.1
Lokasi dan Kesampaian Daerah. ....................................................... 4
1.4.2
Topografi ........................................................................................... 5
1.4.3
Iklim dan Curah Hujan ...................................................................... 5
1.4.4
Morfologi .......................................................................................... 5
1.4.5
Vegetasi ............................................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 7 2.1
Undang-undang No.4 Tahun 2009. ...........................................................8
2.2
Pengertian Pasca Tambang ........................................................................7
2.3
Kondisi Tanah .........................................................................................11
xi
2.4
Prinsip Lingkungan Hidup ........................................................................9
2.5
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ( AMDAL ) ..............................9
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 17 3.1
Rencana Penelitian ..................................................................................17
3.2
Alat dan Bahan ........................................................................................17
3.2.1
Alat. ................................................................................................. 17
3.2.2
Bahan............................................................................................... 17
3.3
Tahapan, Metode dan Teknik Penelitian .................................................17
3.3.1
Tahapan ........................................................................................... 17
3.3.2
Metode dan Teknik Penelitian ........................................................ 20
3.3.3
Jadwal Kegiatan .............................................................................. 21
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 22 4.1
Hasil.........................................................................................................22
4.1.1
Profil CV. Sanggaria Jaya ............................................................... 22
4.1.2
Keadaan Lingkungan ...................................................................... 23
4.1.3
Rona Penambangan ......................................................................... 24
4.2
Pembahasan .............................................................................................26
4.2.1
Dasar Pelaksana Pasca Tambang .................................................... 26
4.2.2
Rencana Pasca Tambang ................................................................. 26
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 35 5.1
Kesimpulan ..............................................................................................35
5.2
Saran ........................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 36
xii
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Lokasi Penelitian ................................................................................. 4 Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian .................................................................... 20 Gambar 4.1 Daerah rencana pasca tambang ......................................................... 23 Gambar 4.2 Perpaduan vegetasi semak belukar dan pohon .................................. 23 Gambar 4.3 Daerah rencana pasca tambang ......................................................... 24 Gambar 4.4 Rona penambangan pada Tahun 2008 saat masih ditumbuhi ........... 24 Gambar 4.5 Rona penambangan pada Tahun 2010 saat masih ditumbuhi ........... 25 Gambar 4.6 Rona penambangan pada Tahun 2012 .............................................. 25 Gambar 4.7 Rona penambangan pada Tahun 2014 kegiatan penambangan ......... 26 Gambar 4.8 Peta Lokasi yang akan dilakukan pasca tambang ............................. 27 Gambar 4.9 Rencana Reklamasi CV. Sanggaria Jaya........................................... 29 Gambar 4.10 Jambu Mete ..................................................................................... 30 Gambar 4.11 Jenis tanaman covercrop ................................................................. 30 Gambar 4.12 Sistem Pot........................................................................................ 31 Gambar 4.13 Lubang tanam .................................................................................. 31 Gambar 4.14 Sistem teras bangku ......................................................................... 32 Gambar 4.15 Jarak Tanaman................................................................................. 32 Gambar 4.16 Tampak atas sistem teras ................................................................. 32
xiii
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Tahapan Penelitian ................................................................................ 17 Tabel 4.1 Data Luas, Waktu, Jumlah Tanaman, CV. Sanggaria Jaya................... 28 Tabel 4.2 Rencana Biaya Pasca Tambang ............................................................ 34
xiv
DAFTAR LAMPIRAN Foto Keadaan Lingkungan .......................................................................... A1 – A3 Peta area Pasca Tambang CV. Sanggaria Jaya ........................................... B1 – B2
xv
BAB I 1 1.1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Reklamasi dan pasca tambang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
kegiatan pertambangan, sehingga pertambangan dalam hal ini bukan hanya kegiatan gali, muat, angkut, namun harus pula pengembalian lahan sebagaimana peruntukan. untuk lebih jauh mengenai reklamasi dan pasca tambang berdasarkan UU No.4 Tahun 2009 tentang pertambangan Mineral dan Batubara disebutkan bahwa reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha pertambangan untuk menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya. CV. Sanggaria Jaya merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan yang mengelola dan melakukan pengambilan batugamping untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam membeli dan mengambil batugamping guna memenuhi kebutuhan dalam pembangunan fisik di kabupaten Keerom. Kabupaten Keerom merupakan daerah yang memiliki potensi sumberdaya mineral khususnya mineral non logam dan batuan yang cukup potensial. Sumber daya alam merupakan salah satu modal dasar dalam pembangunan nasional, oleh karena itu harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup sekitarnya. Salah satu bentuk penanganan dampak negatif dari kegiatan penambangan adalah melakukan reklamasi yang terencana, yang dimaksud dengan reklamsi adalah setiap pekerjaan yang bertujuan memperbaiki atau mengembalikan kemanfaatan tanah semula yang rusak akibat usaha-usaha penambangan itu. Dalam melakukan pasca tambang tidak terlepas dari pertimbangan tata guna lahan yang telah ditentukan oleh Pemerintah Daerah atau Dinas Pertanian setempat guna kesejahteraan masyarakat. Dengan adanya kegiatan pasca tambang yang terencana diharapkan lahan bekas penambangan dapat digunakan atau dimanfaatkan sebagai
1
2
lahan pertanian atau perkebunan, sehingga dampak negatif dari kegiatan penambangan dapat berkurang dan dapat menambah pendapatan masyarakat. 1.2 Permasalahan 1.2.1 Rumusan Masalah Penulis dapat merumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Perencanaan Pasca Tambang pada lahan bekas tambang batugamping CV. Sanggaria Jaya Arso I Kabuapetn Keerom Provinsi Papua, agar bermanfaat bagi Pemerintah maupun masyarakat setempat guna membantu menciptakan lingkungan yang baik? 2. Apa saja yang dihadapi oleh CV. Sanggaria Jaya Arso I Kabupaten Keerom dalam
perencanaan
Pasca
Tambang
pada
lahan
bekas
tambang
Batugamping? 1.2.2 Batasan Masalah Agar pembahasan pada penelitian ini tidak meluas maka penulis membatasi ruang lingkup pembahasan hanya pada: 1. Lokasi penelitian pada penambangan batugamping di CV. Sanggaria Jaya Arso 1 Kabupaten Keerom. 2. Perencanaan Pasca Tambang pada lahan bekas tambang CV. Sanggaria Jaya Arso 1 Kabupaten Keerom. 1.3
Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan Adapun tujuan dari dilakukanya penelitian ini yaitu 1. Untuk mengetahui luas area yang akan dilakukan kegiatan pasca tambang. 2. Metode yang digunakan dalam kegiatan pasca tambang untuk menata dan memperbaiki kondisi daerah lahan bekas tambang menjadi lahan yang produktif, 3. Mengetahui jumlah biaya yang diperlukan untuk perencanakan kegiatan pasca tambang di CV. Sanggaria Jaya
3
1.3.2
Manfaat
1. Untuk peneliti, manfaat dari penelitian ini adalah sebagai pembelajaran dalam merencanakan kegiatan pasca tambang. 2. Untuk akademisi, diharapkan hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai konsumsi ilmiah bagi kaum akademis dan dapat dijadikan referensi bagi peneliti yang lain dalam mengembangkan penelitian tentang kegiatan pasca tambang 3. Untuk perusahaan, laporan ini dapat dilihat sebagai masukan bagi perusahaan untuk merencanakan kegiatan pasca tambang. 1.4 Keadaan Lingkungan Kabupaten Keerom secara geografis berbatasan langsung dan berada memanjang di daerah Perbatasan Republik Indonesia dengan Negara Papua New Guinea (PNG) memiliki luas Wilayah 9.365 km2. Kabupaten Keerom dengan luas wilayah 9.365 km2 memiliki batas-batas wilayah administratif sebagai berikut: Utara
: Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura
Selatan
: Kabupaten Pegunungan Bintang
Timur
: Papua New Guinea
Barat
: Kabupaten Jayapura Tahun 2006, Pemerintah Daerah Kabupaten Keerom memiliki 5 Distrik, 48
Kampung. Pada tahun 2007 terjadi pemekaran distrik sehingga saat ini memiliki 7 distrik, 61 kampung. Dilihat dari komposisi jumlah kampung. Distrik Arso memiliki jumlah kampung terbanyak yaitu sebanyak 17 kampung. Sedangkan Distrik Waris, Distrik Senggi dan Distrik Web memiliki kampung paling sedikit yaitu masing-masing berjumlah 6 kampung. Di wilayah Kabupaten Keerom yang terdiri dari 7 Distrik baru, Distrik Arso, Skanto dan Waris yang telah dapat dijangkau dengan transportasi darat kendaraan roda 4 maupun roda 2 hingga ke kampung-kampungnya. Untuk Distrik Senggi, Arso Timur dan Web dapat ditempuh dengan kendaraan roda 2 dan 4 hingga ke Ibu Kota Distrik dan hanya sebagian kecil kampungnya saja. Sedangkan untuk
4
mencapai Distrik Towe hanya dapat ditempuh dengan transportasi udara, dan untuk mencapai kampung-kampung harus dengan berjalan kaki. 1.4.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah. Lokasi penambangan batugamping pada CV. Sanggaria Jaya terletak pada daerah bentang alam berupa perbukitan atau oleh masyarakat setempat dinamakan taburya. Secara administratif area penambangan terletak di desa atau kelurahan Sanggaria-Arso 1 Kabupaten Keerom. Secara geografis area penambangan batugamping oleh CV. Sanggaria Jaya terletak pada titik kordinat 140º 44’ 24.29ˮ BT dan 2º 48’ 17.45ˮ LS. Dengan batas-batas wilayah usaha penambangan sebagai berikut: Sebelah Timur
: Daerah arso 1
Sebelah Barat
: Tanah adat
Sebelah Utara
: Tanah adat
Sebelah Selatan
: Daerah TSM arso 1
Gambar 1.1 Lokasi Penelitian
5
1.4.2 Topografi Topografi wilayah Kabupaten Keerom merupakan lahan dengan kemiringan sekitar 47o. Untuk wilayah lahan datar sekitar 39o sedangkan 2o adalah wilayah perbukitan dan rawa. Daerah datar umumnya tersebar dibeberapa kawasan pada Distrik Arso, Skanto, Waris, Senggi dan Web. Ketinggian Kabupaten Keerom berkisar antara 0-2.000 meter diatas permukaan laut, dimana Distrik Arso, Arso Timur dan Distrik Skanto merupakan daerah terendah dengan ketinggian 0-1.000 m diatas permukaan Laut. Sedangkan Distrik Senggi, Waris, Web dan Towe berada pada ketinggian 500-2.000 m dari permukaan laut. Tekstur tanah di wilayah Kabupaten Keerom 99,36% merupakan tanah bertekstur halus, Tanah dengan tekstur gambut terdapat di Distrik Senggi yang meliputi 0,42% dari wilayah Kabupaten Keerom. 1.4.3 Iklim dan Curah Hujan Wilayah Kabupaten Keerom diklasifikasikan sebagai wilayah beriklim tropis basah karena curah hujan cukup tinggi per-tahunya dengan suhu udara ratarata mencapai 30,5-35,1 0C dengan kelembaban udara antara 80-89% dalam 00C. Berdasarkan catatan dari Badan Meteorologi dan Geofisika, pada Tahun 2007 jumlah curah hujan di Kabupaten Keerom sebesar 1.096 mm. Sedangkan jumlah curah hujan pada tahun 2007 yaitu sebesar 105 hari. Sedangkan jumlah hari hujan yang terjadi pada tahun 2006 yaitu sebanyak 106 hari hujan. 1.4.4
Morfologi Kondisi lokasi penambangan terdiri dari satuan topografi perbukitan
dengan ketinggian ± 185 diatas permukaan laut dan satuan topografi pedataran (rawa) dengan ketinggian terendah 30m diatas permukaan laut. Dengan adanya kegiatan penambangan Batugamping maka keadaan bentang alam akan mengalami perubahan.
6
1.4.5
Vegetasi Kondisi Vegetasi daerah penelitian pada umumnya heterogen yang terdiri
dari tumbuhan berupa perdu atau semak belukar, pohon pisang, mengkudu serta di kelilingi oleh pohon-pohon berdiameter kecil hingga sedang.
BAB II 2 2.1
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Pasca Tambang Reklamasi dan pasca tambang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
kegiatan pertambangan, sehingga pertambangan dalam hal ini dapat disimpulkan bukan hanya kegiatan gali muat angkut namun harus pula pengembalian lahan sebagaimana peruntukan, untuk lebih jauh mengenai reklamasi dan pasca tambang berdasarkan pengertianya sebagai berikut: Menurut UU No.4 Tahun 2009 tentang pertambangan Mineral dan Batubara disebutkan bahwa reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha pertambangan untuk menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukanya. Kegiatan pasca tambang, yang selanjutnya disebut pasca tambang adalah kegiatan terencana, sistematis dan berlanjut setelah sebagian atau seluruh kegiatan usaha pertambangan untuk memulihkan fungsi lingkungan alam dan fungsi sosial menurut kondisi lokal diseluruh wilayah penambangan berakhir. Kemudian juga disebutkan tentang dana jaminan reklamasi yaitu dana yang disajikan oleh perusahaan sebagai jaminan untuk melakuikan reklamasi. Selain itu adapula jaminan Pasca tambang adalah dana yang disediakan oleh perusahaan untuk melaksanakan pasca tambang. Untuk rencana pasca tambang meliputi: 1. Profil Wilayah 2. Deskripsi kegiatan penutupan tambang 3. Gambaran rona akhir tambang 4. Hasil konsultasi 5. Program penutupan 6. Organisasi 7. Pemantauan 8. Rencana anggaran biaya
7
8
2.2
Undang-undang No.4 Tahun 2009. Pasal 95 Pemegang IUP dan IUPK wajib: a. Menerapkan kaidah teknik pertambangan yang baik b. Mengelola keuangan sesuai dengan sistem akuntansi Indonesia c. Meningkatkan nilai tambah sumber daya mineral dan/atau batubara d. Melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setempat e. Mematuhi batas toleransi daya dukung lingkungan Pasal 96 Dalam penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik, pemegang IUP dan IUPK wajib melaksanakan: a. ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan b. keselamatan operasi pertambangan; c. Pengelolaan dan pemantauan lingkungan pertambangan, termasuk kegiatan reklamasi dan pascatambang; d. upaya konservasi sumber daya mineral dan batubara’ e. pengelolaan sisa tambang dari suatu kegiatan usaha pertambangan dalam bentuk padat, cair, atau gas sampai memenuhi standar baku mutu lingkungan sebelum dilepas ke media lingkungan. Pasal 99 1) Setiap pemegang IUP dan IUPK wajib menyerahkan rencana reklamasi dan rencana pasca tambang pada saat mengajukan permohonan IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi Produksi. 2) Pelaksanaan reklamasi dan kegiatan pasca tambang dilakukan sesuai dengan 3) peruntukan lahan pasca tambang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dicantumkan dalam perjanjian penggunaan tanah antara pemegang IUP atau IUPK dan pemegang hak atas tanah. Pasal 100 1) Pemegang IUP dan IUPK wajib menyediakan dana jaminan reklamasi dan dana jaminan pasca tambang.
9
2) Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya dapat menetapkan pihak ketiga untuk melakukan reklamasi dan pascatambang dengan dana jaminan sebagaimana dimaksud pada ayat (1). 3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberlakukan apabila pemegang IUP atau IUPK tidak melaksanakan reklamasi dan pasca tambang sesuai dengan rencana yang telah disetujui. 2.3
Prinsip Lingkungan Hidup Yang Wajib Dipenuhi Dalam Melaksanakan Reklamasi dan Pasca
Tambang adalah : 1. Perlindungan terhadap kualitas air permukaan, air tanah, air laut, tanah dan udara.2 2. Perlindungan Keanekaragaman hayati.3 3. Penjaminan stabilitas
dan
keamanan
timbunan
batuan
penutup,
kolam tailing, lahan bekas tambang dan struktur buatan lainnya.4 4. Pemanfaatan lahan bekas tambang.5 5. Memperhatikan nilai‐nilai sosial dan budaya setempat.6 6. Perlindungan terhadap kuantitas air tanah. Menurut Undang-Undang No. 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dijelaskan bahwa Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup. 2.4
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ( AMDAL ) Menurut PP 29 Tahun 1986, yang kemudian disempurnakan dengan PP 27
Tahun 1999, yang semula hanya memiliki satu model AMDAL, berkembang dan mempunyai beberapa bentuk AMDAL dan mempunya pengertian : 1. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha / kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup, yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
10
penyelenggaraan usaha atau kegiatan. Kajian ini menghasilkan dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan, Analisis Dampak Lingkungan, Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan. Sementara itu pengertian ANDAL adalah sebagai berikut. 2. Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) adalah telahan secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting suatu kegiatan yang direncanakan. Dalam PP 51 Tahun 1993, dikenal ada beberapa model AMDAL yaitu AMDAL Proyek Individual seperti PP 29 Tahun 1986, AMDAL kegiatan terpadu, AMDAL Kawasan, dan AMDAL Regional. Pengertian ketiga AMDAL menurut PP 51 Tahun 1993 tersebut adalah: 1)
Analisis mengenai dampak lingkungan kegiatan terpadu atau multisektor adalah hasil studi mengenai dampak penting usaha atau kegiatan yang terpadu yang direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam satu kesatuan hamparan ekosistem dan melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi yang bertanggung jawab. Didalam PP 27 Tahun 1999 definisi diatas kata hasil studi diganti kajian dan dampak penting menjadi dampak besar dan penting.
2) Analisis mengenai dampak lingkungan kawasan adalah hasil studi mengenai dampak penting usaha atau kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam satu kesatuan haparan ekosistem dan menyangkut kewenangan satu instansi yang bertanggung jawab. 3)
Analisis mengenai dampak lingkungan regional adalah hasil studi mengenai dampak penting usaha atau kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam satu kesatuan hamparan ekosistem zona rencana pengembangan wilayah sesuai dengan rencana umum tata ruang daerah dan melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi yang bertanggung jawab.
11
2.5
Kondisi Tanah Untuk melaksanakan reklamasi, maka terlebih dahulu perlu diketahui
keadaan tanah di lokasi tambang, mengenai kondisi kesuburannya. Reklamasi dapat dilakukan setelah kegiatan penambangan berakhir atau bersamaan dengan operasi penambangan. Keuntungan reklamasi yang bersamaan dengan operasi penambangan adalah Kondisi tanah penutup apabila belum terlalu lama ditimbun tanahnya belum terlalu padat, sehingga memudahkan dalam penanganan. Tanah pucuk dan tanah penutup terhindar dari erosi. Untuk dapat merencanakan cara reklamasi yang baik perlu diketahui keadaan tanah di lokasi penambangan yang berupa keadaan tanah di lokasi tambang dan keadaan di lokasi pembuangan. Keadaan tanah tersebut meliputi : 1. Sifat Fisik Tanah Sifat fisik tanah ini sangat penting ditinjau dari pengolahan dan pengelolaannya, dari warna, tekstur dan konsistennya kita telah dapat menggambarkannya secara kasar. Sifat fisik yang pertama kita lihat adalah warna tanah, warna tanah ini disebabkan oleh beberapa faktor : a. Bahan organik, pada tanah organosol, tanah berwarna hitam, gelap coklat. b. Mangan, tanah berwarna gelap. c. Ferum, pada tanah berwarna merah jingga, kuning coklat. d. Garam-garam, pasir kwarsa, kaolin dan garam-garam karbonat akan memperlihatkan warna puth/pucat pada tanah. Selain dari faktor-faktor di atas derajat dari warna tanah dipengaruhi oleh kandungan air. Melihat warna tanah haruslah dalam keadaan lembab. Warna tanah dapat dipakai untuk : a. Menaksir kandungan bahan organik, dimana makin gelap warna tanah makin besar kandungan bahan organiknya.
12
b. Menilai drainase/pembuangan air yang berlebihan dari tanah, dimana warna merah menandakan drainase yang baik, sedang warna kelabu/pucat menandakan drainase yang jelek. c. Menaksir derajat pelapukan atau lamanya pembentukan tanah. d. Sebagai dasar dalam klasifikasi tanah. e. Menaksir kandungan besi dalam tanah, warna coklat/kemerahan menunjukkan kadar besi tinggi. 2. Sifat Kimia Tanah Sifat kimia tanah meliputi susunan kimia tanah, reaksi-reaksi dalam tanah, ketersediaan unsur hara bagi tanaman, pH atau keasaman tanah dalam kandungan bahan organik. Unsur hara adalah unsur-unsur kimia dalam tanah yang diperlukan sebagai makanan bagi tanaman untuk menunjang pertumbuhannya. Unsur hara terdiri dari unsur makro yang diperlukan dalam jumlah yang banyak yaitu C, H, O, N, P, K, Ca, Mg, S, dan unsur makro yang diperlukan dalam jumlah sedikit yaitu Fe, Mn, Bo, Cu, Zn, Mo, Cl, Si, Na, dan Co. Kandungan unsur hara dinyatakan dalam kriteria sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Selain itu ketersediaan unsur hara sangat ditentukan oleh keadaan pH atau keasaman tanah. 3. Ketebalan top soil tanah Top soil merupakan lapisan tanah bagian atas, tebalnya antara 15-45 cm atau lebih, lapisan tanah ini merupakan bagian yang teramat penting, pada lapisan inilah banyak terdapat unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhtumbuhan untuk hidup. Humus atau bahan-bahan organik serta variabel zat-zat hara mineral yang sangat diperlukan bagi tanaman terdapat dalam lapisan tanah ini. Mikroflora dan demikianpula mikrofauna atau jazad renik biologis (bakteri, cacing tanah, serangga tanah) hidup berpadu dalam lapisan top soil ini menyuburkan tanah dalam lingkungannya, sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik.
13
4. Kelembaban tanah Kelembaban tanah terjadi akibat kandungan air setempat yang tinggi. Air di dalam tanah tergantung pada keadaan tekstur dan struktur, semakin halus tanah semakin besar air yang dapat diikat oleh tanah liat lebih halus permukaannya daripada tanah berpasir, semakin besar ukurannya makin sedikit air yang diikat pada satu satuan yang sama. Pada keadaan lembab tanah dalam keadaan baik untuk ditanami, agar supaya jangan sampai kering maka evaporasi harus diperhatikan. 5. Kedalaman Tanah (solumn) Kedalaman tanah atau solumn tanah sangat penting diketahui terutama pada lahan-lahan yang memiliki kemiringan. Bagi kepentingan pertanian apabila solumn tanah cukup tebal terutama lapisan top soilnya maka lebih mudah ditanami dan lebih mudah dalam perawatan atau pemeliharaan terhadap tanah tersebut. 6. Tekstur tanah Tanah itu terdiri dari bahan padat, bahan cair, gas dan jasad hidup. Bahan padat itu terdiri dari organik dan anorganik, yang anorganik terdapat dalam bermacam-macam bentuk dan ukuran. Berdasarkan besar ukurannya dibagi dalam beberapa fraksi atau golongan : Fraksi batu > 10 mm, kerikil 2-10 mm, pasir 0,05-2 mm, debu 0,02-0,05 mm, liat < 0,02 mm. Pasir, debu, dan liat merupakan fraksi utama. Fraksi-fraksi tanah itu biasanya dinyatakan dalam persen, untuk menentukan golongan tekstur tanah berdasarkan kandungan pasir, debu, dan liat tanah dapat dibagi dalam tiga golongan atau kelas dasar : a. Tanah berpasir (sandy soil) yaitu tanah dimana kandungan pasirnya > 70% yang dalam keadaan lembab tanah berpasir terasa kasar dan tidak lekat b. Tanah berlempung (loamy soil) yaitu tanah dimana kandungan debu-liat relatif sama, tanah demikian tidak terlalu lepas dan juga tidak terlalu lekat. Sepanjang tidak ada penggaraman tanah demikian sangat baik untuk penanaman.
14
c. Tanah liat, yaitu tanah dimana kandungan liatnya > 35%. Tanah liat sangat lekat dan apabila kering menjadi sangat keras. Dalam melaksanakan perisapan reklamasi tahap awal yang perlu diperhatikan adalah cara melakukan penimbunan tanah penutup. Dalam penimbunan tanah penutup dan perataan tanah perlu dicegah adanya erosi. Untuk itu diperlukan pertimbanghan-pertimbangan dan pengetahuan tentang erosi. Erosi dapat juga disebut pengikisan atau kelongsoran sesungguhnya merupakan proses penghanyutan tanah oleh desakan-desakan atau kekuatan air dan angin, baik yang berlangsung secara alamiah ataupun sebagai akibat tindakan manusia. Sehubungan dengan itu kita mengenal : Normal (geological erosion) Yaitu erosi yang berlangsung secara alamiah, terjadi normal di alam melalui tahap-tahap : a. Pemecahan agregat-agregat tanah atau bongkah-bongkah tanah ke dalam partikel-partikel yaitu butiran-butiran tanah yang kecil. b. Pemindahan partikel-partikel tanah tersebut baik dengan melalui penghanyutan ataupun karena kekuatan angin. c. Pengendapan
partikel-partikel
tanah
yang
trerpindahkan
atau
terangkut tadi di tempat-tempat yang lebih rendah atau di dasar-dasar sungai. Erosi secara alamiah dapat dikatakan tidak menimbulkan musibah yang hebat bagi kehidupan manusia atau keseimbangan lingkungan dan kemungkinan kerugiannyapun hanya kecil, ini dikarenakan banyaknya partikel-partikel tanah yang dipindahklan atau terangkut seimbang dengan banyaknya tanah yang terbentuk di tempat-tempat yang lebih rendah. Accelerated Erosion Yaitu proses proses terjadinya erosi tersebut dipercepat akibat tindakan manusia sendiri yang bersifat negatif ataupun telah melakukan kesalahan dalam pengelolaan tanah dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya erosi menurut D. D. Baver dan W.H. Gardner dalam bukunya “Soil Physics” terjadinya erosi
15
tanah sangat tergantung pada : sifat-sifat hujan, kemiringan lereng jaringan aliran air, vegetasi, kemampuan tanah untuk menahan penyebaran air (infiltrasi) serta faktor kegiatan dan perilaku manusia. Faktor iklim yang berpengaruh terhadap erosi antara lain hujan, temperatur, angin, kelembabab, dan radiasi matahari. Dari kelima faktor iklim tersebut hujan merupakan faktor terpenting dalam proses erosi tanah. Sifat-sifat hujan berupa curah hujan, intensitas, dan distribusi air hujan mempunya kemampuan yang besar untuk menghancurkan butiran tanah serta jumlah dan kecepatan limpasan permukaan. Di Indonesia umumnya curah hujan cukup tinggi dan data yang diperoleh dari alat ombrometer berupa data jumlah hujan. Laju erosi juga sangat tergantung pada : ketahanan tanah terhadap daya rusak dari luar (baik oleh pukulan air hujan maupun limpasan permukaan), kemampuan tanah untuk menyerap air hujan (untuk menentukan volume limpasa permukaan yang mengikis dan mengangkut hancuran tanah). 7. Pengawetan Tanah Dalam kegiatan reklamasi tidak dapat terlepas dari masalah hilangnya lapisan tanah akibat terpaan air hujan. Oleh karena itu perlu adanya usaha untuk mengurangi banyaknya tanah yang hilang di daerah lahan reklamasi dengan cara mekanis yang meliputi : a. Pembuatan sengkedan atau terasering pada tanah miring. b. Pembuatan jalur-jalur aliran air pada tempat-tempat tertentu (water ways). c. Pembuatan lubang-lubang dan selokan-selokan pada tempat-tempat tertentu. d. Mengadakan pengolahan tanah yang tepat yaitu menurut arah kontur dan memotong kontur. Usaha pengendalian erosi secara mekanis ini pada pokoknya adalah untuk mengurangi atau menghalangi aliran air di permukaan (run off), sebelum aliran ini dapat mengikis tanah dan menghanyutkannya. Aliran air disalurkan dengan baik dan kecepatannya dikurangi sampai tidak menyebabkan erosi. Sistim pembuatan teras dapat dibedakan dalam beberapa macam, yaitu :
16
a. Sistem pembuatan teras datar Teras datar biasanya dibuat pada tempat-tempat dengan curah hujan yang rendah, kemiringan tanah paling besar 3% dan mudah menyerap air. b. Sistem pembuatan teras kredit Teras kredit umumnya diterapkan pada tempat-tempat yang tanahnya sulit menyerap air, dengan kemiringan 3-10% dan curah hujannnya tinggi. c. Sistem pembuatan teras guludan Teras guludan dibuat pada temp[at-tempat dengan kemiringan tanah 15% dilengkapi dengan saluran pembuangan air di sepanjang bagian atas guludan. d. Sistem pembuatan teras bangku Teras bangku dibuat pada tanah-tanah dengan kemiringan 15-50%. Memiliki bidang pola yang miring kurang lebih 0,1% ke arah dalam yang juga dilengkapi dengan saluran pembuangan air. Keadaan air yang terkandung dalam lapisan tanah sangat perlu untuk diketahui terutama tentang kedalaman dari permukaan air tanah baik secara musiman ataupun bulanan. Tentang kedalaman permukaan air tanah bisa ditentukan melalui sumber-sumber air setempat, juga melalui pengeboran air. Secara umum air tanah dapat dibagi menjadi dua, yaitu : air tanah dangkal dan air tanah dalam. a. Air tanah dangkal, debit dan volumnya sangat dipengaruhi oleh curah hujan/intensitas curah hujan dan letaknya dekat dengan permukaan bumi. b. Air tanah dalam, debit dan volumnya hampir tidak terpengaruh oleh curah hujan sehingga debit dan volumnya hampir konstan baik di musim hujan maupun di musim kemarau. Letaknya jau di dalam tanah dan biasanya terletak di atas batuan/tanah yang permiabel tanah/batuan yang kedap air.
BAB III 3 3.1
METODOLOGI PENELITIAN
Rencana Penelitian Adapun rencana penelitian yang akan dilakukan mengenai kegiatan pasca
tambang pada penambangan batugamping di CV. Sanggaria Jaya Arso 1 Kabupaten Keerom. Waktu penelitian ±1 bulan dengan data yang diambil berupa data primer dan data secunder dapat dilihat pada Gambar 3.1.Diagram alir penelitian. 3.2
Alat dan Bahan
3.2.1 Alat. 1. Global Positioning System (GPS ) 2. Rol Meter 3. Laptop 4. Papan Data dan Pensil 3.2.2 Bahan 1. Kertas A4 2. Plastik Sampel 3. Bibit jambu mete 3.3
Tahapan, Metode dan Teknik Penelitian
3.3.1 Tahapan Tabel 3.1 Tahapan Penelitian No
Kegiatan
Keterangan 1. Mencari mengumpulkan pustaka dan
1
Persiapan
melakukan study literatur 2. Konsultasi dan ujian proposal penelitian 3. Konsultasi sebelum melakukan penelitian
17
Hasil 1. Proposal 2. Surat bukti bimbingan 3. Surat ijin penelitian
18
4. Surat izin penelitian yang dikeluarkan oleh fakultas yang ditujukan kepada instansi lokasi penelitian 5. Meminta ijin kepada instansi setempat dan menjalin hubungan yang harmonis dengan orang – orang yang nanti akan dihubungi ketika melakukan penelitian dengan membawa surat dari fakultas
2
Studi kepustakaan
1. Membaca menelaah dan meneliti hasil penelitian
terdahulu,
kemudian
dirumuskan dalam sedemikian rupa sebagai
landasan
penelitian
yang
berpikir akan
1. Buku, copy dan soft copy, referensi terkait penelitian
bahwa
dilakukan
menjadi sangat penting
2. Membaca menelah dan meneliti bukubuku kepusatakaan dalam yang berisi teori–teori pendapat dari penulis buku yang akan dijadikan referensi sebagai landasan teori yang merupakan alat analisis hasil penelitian
Metode 3
penelitian
a. Observasi : pengamatan langsung dilapangan
1. Memahami, metode yang digunakan
2. Interview : melakukan wawancara kepada pihak – pihak terkait 3. Dokumentasi : mengumpulakan dokumen – dokumen terkait dengan penelitian dan mengambil atau memotret gambar lokasi penelitian 4
Data yang diteliti
1. Data primer : -
Luas Wilayah area penambangan
-
Kondisi Tanah
2. Data sekunder : -
Study Literatur dari perusahaan
1. Memahami data yang diteliti
19
atau instansi terkait -
Penulis terdahulu yang berkaitan dengan judul
5
Penelitian
1. Menghubungi pihak – pihak yang
dilapangan
berwenang dengan menunjukan surat
1. Memahaimi Data yang diteliti
ijin penelitian 2. Mengumpulkan data sesuai dengan permasalahan penelitian 3. Mencatat hasil wawancara 4. Mencatat
pengumpulan
data
dokumen. 6
Pengolahan data
1.
Menganilis data-data yang di perlukan untuk rencana pasca tambang berdasarkan data yang di ambil langsung dari lapangan
1.
Kegiatan Pasca Tambang
20
3.3.2 Teknik Penelitian Diagram Alir Penelitian
1. 2. 3.
Persiapan Penentuan Judul Studi literatur Pembuatan Proposal
Pengambilan Data Data Primer 1. Pemetaan Luas Area 2. Catatan aktifitas penambangan & Wawancara 3. Foto keadaan lingkungan
Data Sekunder 1. Proses Produksi 2. Peralatan Penunjang
Pengolahan Data Mengolah data yang didapat dari CV. Sanggaria Jaya
Hasil Rencana penataan lahan bekas tambang batugamping pada CV. Sanggaria Jaya Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian
21
3.3.3 No
1
Jadwal Kegiatan Kegiatan Pengamatan Lapangan
2
Pengambilan Data
3
Pengolahan Data
4
Asistensi
5
Seminar Hasil
Mei II
III
Juni IV
I
II
III
IV
BAB IV 4 4.1
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
4.1.1 Profil CV. Sanggaria Jaya Lokasi penelitian pada awalnya di tambang oleh perusahaan kayu untuk penimbunan jalan menuju lokasi pengangkutan kayu mulai dari Tahun 1995, dengan izin kepada pemilik hak ulayat. Lokasi tersebut terus diberikan izin pengambilan karang dengan system kontrak kepada kontraktor sesuai dengan kesepakatan bersama, salah satu kontraktor yang mengontrak pengambilan karang (Batugamping) adalah CV. Sanggaria Jaya. CV. Sanggaria Jaya merupakan salah satu perusahaan yang bergerak pada bidang jasa industri pertambangan khususnya bahan galian batuan batugamping dengan klasifikasi perusahaan grid 4. perusahaan ini didirikan pada tanggal 18 Mei tahun 2008, dengan pimpinan Ibu Rosmini sebagai Direktris utama. Luasan daerah kontrak kerja perusahaan adalah 2 Ha, yang diizinkan oleh pemilik hak ulayat dan pemerintah Kabupaten Keerom untuk lokasi penambangan. CV. Sanggaria Jaya memiliki surat izin usaha yaitu upaya pengelolaan Lingkungan (UKL), Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL), Surat Izin Usaha Penambangn (SIUP) dan Surat Izin Tempat Usaha (SITU). Status lahan adalah dalam bentuk kontrak (Sewa –Menyewa) selama 5 tahun serta akan dilanjutkan perpanjangan kontrak ketika masa kontrak selesai melalui musyawarah dengan pihak hak ulayat untuk mufakat. Dalam Bab ini penulis akan mengelolah dan mendiskripsikan sejumlah data yang diperoleh dari hasil penelitian dilapangan melalui observasi di Tambang batu gamping CV. Sanggaria Jaya, Kampung Sanggaria, Distrik Arso Kabupaten Keerom.
22
23
4.1.2 Keadaan Lingkungan Gambaran aktifitas penambangan yang sedang berlangsung pada CV. Sanggaria Jaya. 1. Vegetasi Kondisi Vegetasi daerah penelitian pada umumnya heterogen yang terdiri dari tumbuhan berupa perdu atau semak belukar, ilalang, pohon pisang, mengkudu serta di kelilingi oleh pohon-pohon berdiameter kecil hingga sedang.
Gambar 4.1 Kondisi vegetasi daerah penelitian
Gambar 4.2 Perpaduan vegetasi semak belukar dan pohon berdiameter kecil-sedang
24
Gambar 4.3 Daerah rencana pasca tambang 2. Morfologi Kondisi lokasi penambangan terdiri dari satuan topografi perbukitan dengan ketinggian ± 100 meter diatas permukaan laut dan satuan topografi pedataran (rawa) dengan ketinggian terendah 30 m diatas permukaan laut. Dengan adanya kegiatan penambangan batugamping maka keadaan bentang alam akan mengalami perubahan. 4.1.3 Rona Penambangan Berikut gambar citra satelit yang diambil dari beberapa tahun terakhir yang dimulai dari tahun 2008 sampai 2014.
Gambar 4.4 Rona penambangan pada Tahun 2008 dengan mengunakan foto udara
25
Gambar 4.5 Rona penambangan pada Tahun 2010 saat dengan mengunakan foto udara
Gambar 4.6 Rona penambangan pada Tahun 2012 dengan mengunakan foto udara
26
Gambar 4.7 Rona penambangan pada Tahun 2014 kegiatan penambangan dengan mengunakan foto udara
4.2
Pembahasan
4.2.1 Dasar Pelaksana Pasca Tambang Berdasarkan Undang - undang No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, reklamasi diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha pertambangan untuk menata, memulihkan, dan memperbaiki kondisi lingkungan dan ekosistem. Sedang kegiatan pasca tambang diartikan sebagai kegiatan setelah akhir sebagian atau seluruh kegiatan usaha pertambangan untuk memulihkan fungsi lingkungan alam dan fungsi sosial. Sesuai amanat pasal 101 UU No. 4 Tahun 2009 pada tanggal 20 Desember 2010 Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun 2010 yang secara detail mengatur hal-hal mengenai kewajiban Reklamasi dan kegiatan Pasca Tambang, setelah sebelumnya diatur dalam pasal 99–100 UU No. 4 Tahun 2009. 4.2.2 Rencana Pasca Tambang 1.
Profil Wilayah Lokasi penambangan CV. Sanggaria Jaya terletak di Kampung Sanggaria Arso 1, Distrik Arso Kabupaten Keerom, Provinsi Papua. Wilayah tersebut terletak di sebelah Selatan Kota Jayapura.
27
Secara geografis wilayah CV. Sanggaria Jaya berada pada posisi 1400 44’ 24.29” BT dan 20 48’ 17.45” LS. disebelah utara dan barat berbatasan dengan Tanah Adat, disebelah Selatan berbatasan dengan daerah TSM Arso 1 dan Timur berbatasan dengan Arso 1. Ketinggian rata-rata Arso 1 berada antara 70-100 meter dari permukaan laut, dengan temperature berkisar antara 30,5 º - 31,5 ºC. Wilayah penambangan luas lahan reklamasi 31.958 m2
Gambar 4.8 Peta Lokasi yang akan dilakukan pasca tambang 2.
Deskripsi Kegiatan penutupan tambang a.
Cadangan Awal Jumlah Cadangan awal pada CV. Sanggaria Jaya sebelum dilakukan kegiatan penambangan adalah berjumlah 46.555 m3, Posisi dan letak kegiatan penambangan yang dilakukan oleh CV. Sanggaria Jaya ini bertempat pada Daerah perbukitan dan pegunungan.
b. Sistem dan Metode Penambangan Sistem dan metode penambangan yang digunakan oleh CV. Sanggaria Jaya dalam mengeksploitasi cadangan batugamping yaitu mengunakan sistem tambang terbuka dengan metode Quarry, dimana metode quarry adalah sistem tambang terbuka yang diterapkan untuk menambang endapan-endapan bahan galian industri atau mineral industri.
28
c. Fasilitas Penunjang Fasilitas penunjang yang dimiliki oleh CV. Sanggaria Jaya yaitu 2 buah Excavator yang digunakan untuk melakukan penggalian dan pemuatan batugamping, sebuah kantor yang digunakan untuk penjualan bahan galian, bengkel digunakan untuk perbaikan alat, pengisian bahan bakar. Pelaksanaan penambangan batugamping yang di lakukan oleh CV. Sanggaria Jaya Arso I Kabupaten Keerom berdasarkan permintaan konsumen, dan dari hasil wawancara diketahui bahwa aktifitas kegiatan penambangan selama 6 hari kerja dalam seminggu terhitung dari hari senin sampai hari sabtu. Kerusakan lahan yang terjadi dilokasi penambangan semakin hari semakin meningkat karena berdasarkan permintaan konsumen yang kian hari kian meningkat maka lokasi ditempat penambangan juga semakin hari semakin meningkat pula. 3.
Gambaran rona akhir kegiatan pasca tambang Berikut gambar rona penambangan CV. Sanggaria Jaya yang direncanakan terdapat 3 tahapan reklamasi dalam jangka waktu 3 bulan, dengan pembagian waktu setiap blok di reklamasi selama 1 bulan, dapat dilihat pada tabel dibawah Tabel 4.1 Data Luas, Waktu, Jumlah Tanaman, Keterangan yang direncanakan pada CV. Sanggaria Jaya No.
Luas Area
Waktu Kegiatan
Jumlah Tanaman
Keterangan
1
2
4.788,28 m
31 hari
59 bibit
Blok Merah
2
6.575,52 m2
31 hari
82 bibit
Blok Kuning
3
2
31 hari
78 bbit
Blok Hijau
6.729,34 m
29
Gambar 4.9 Rencana Reklamasi CV. Sanggaria Jaya 4.
Program penutupan a. Kegiatan Reklamasi Reklamasi yang dilakukan pada lokasi bekas penambangan batugamping, Reklamasi dengan cara revegetasi yaitu dengan penanaman tanaman keras yang mampu hidup di daerah yang kurang air b. Jenis Tanaman. Jenis tanaman yang dapat tumbuh didaerah keras dan kurang air adalah tanaman Jambu Mete dan jarak pagar namun yang dipilih adalah jambu mete.
30
Gambar 4.10 Jambu Mete Sebelum
ditanami
harus
dilakukan
teknik
covercrop
untuk
mengembalikan tingkat kesuburan tanah di area bekas penambangan. covercrop yaitu penanaman jenis tanaman kacang-kacangan selama 7 sampai 12 bulan, dengan diharapkan tanaman tersebut ketika mengering dapat menjadi pupuk alami yang dapat menggurangi tingkat keasaman.
Gambar 4.11 Jenis tanaman covercrop c. Teknik Reklamasi Teknik reklamasi yang dipilih yaitu dengan menerapkan sistem pot dan teras.
31
Penerapan sistem pot dipilih karena minimnya lapisan topsoil yang hanya 10 - 30 cm dan tingkat kesuburan tanah yang kurang bagus sehingga perlu penanganan serius untuk program reklamasi dengan komposisi tanah pucuk, dicampur pupuk kandang.
Gambar 4.12 Sistem Pot
Gambar 4.13 Lubang tanam Penerapan sistem teras karena secara morfologi penambangan CV. Sanggaria Jaya merupakan tambang terbuka dengan metode side hill type atau lereng bukit sehingga sangat penting untuk menerapkan reklamasi teras bangku untuk mencegah terjadinya erosi.
32
Gambar 4.14 Sistem teras bangku
5m
5m
Gambar 4.15 Jarak Tanaman
5m
5m
5m 5m
Gambar 4.16 Tampak atas sistem teras
33
4. Pemeliharaan Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan yaitu berupa, pemeliharaan tanaman hasil reklamasi, tanah penutup, menjaga kestabilan lereng dan lain-lain. 5. Pemantauan Program pemantauan yang akan dilaksanakan pada saat penghentian penambangan. Tujuannya adalah untuk memantau perkembangan selama beberapa bulan dalam pengambilan tindakan yang diperlukan guna memastikan kondisi kestabilan fisik, sehingga tidak ada kerusakan lingkungan lebih lanjut, serta mengukur pencapaian tindakan reklamasi yang dilakukan. a. Kestabilan fisik Pemantauan kestabilan lereng, Struktus yang rentan erosi tanah akan dipantau secara berkala. b. Sosial Survey sosial secara berkala dilakukan untuk memantau perubahan dan kecenderungan masyarakat dan kesehatan masyarakat. 6. Rencana anggaran biaya a. Biaya Langsung Biaya langsung merupakan biaya kegiatan reklamasi inti, yang meliputi: Penataan kegunaan lahan, meliputi : 1. Pengaturan permukaan lahan 2. Covercrop Revegetasi, meliputi : 1. Pembelian pupuk 2. Pemupukan 3. Pembelian bibit 4. Upah tenaga kerja 5. Biaya pemeliharaan
34
b. Biaya Tidak Langsung Biaya tidak langsung merupakan biaya penunjang kegiatan reklamasi, yang harus dihitung dalam rencana biaya reklamasi, terdiri dari : 1. Biaya mobilisasi dan demobilisasi alat sebesar 2 % dari biaya langsung; 2. Biaya perencanaan reklamasi sebesar 4 % dari biaya langsung 3. Biaya admistrasi dan keuntungan sebesar 5 % dari biaya langsung 4. Biaya supervisi (reclamation management cost) sebesar 4 % dari biaya langsung; Tabel 4.2 Rencana Biaya Pasca Tambang Biaya Langsung Uraian Biaya bahan bakar exavator Pengaturan permukaan lahan Harga Pupuk organik Biaya Pemupukan Bibit Jambu Mete Upah tenaga kerja Penanaman Biaya Pemeliharaan
Jumlah
Satuan
Biaya
Rp
9.000
/
liter
250
liter
Rp
2.250.000,00
Rp
385.000
/
50 kg
250
kg
Rp
1.925.000,00
50.000
/
lubang
219
lubang
Rp 10.950.000,00
7.000
/
bibit
230
bibit
Rp
/
lubang
219
lubang
Rp 5.475.000,00
/
bulan
3
bulan
Rp
Rp Rp Rp
25.000
Rp 600.000
1.600.000,00
1.800.000,00
Rp 24.000.000,00
Sub Total Biaya Tak Langsung Uraian
Biaya
Biaya perencanaan reklamasi (3 % dari biaya langsung)
Rp 24.000.000,00
Biaya administrasi dan keuntungan kontraktor (3 % dari biaya langsung)
Rp 24.000.000,00
Biaya supervisi (3 % dari biaya langsung)
Rp 24.000.000,00
Sub Total
Rp 50.400.000,00
Total Sumber : 3% Biaya tak langsung (Skripsi Robbi Z. Numbery )
Rp151.200.000,00
BAB V 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan Berdasarkan penjelasan dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan adalah : 1. Luas daerah yang akan dilakukan pasca tambang 31.958 m2, daerah tersebut dibagi menjadi 3 blok,dengan luas blok yang beberda,blok reklamasi pertama yang berwarna merah seluas 4.788,28 m2 akan di tanam 59 bibit, blok reklamasi kedua yang berwarna kuning seluas 6.575,52 m2 akan di tanam 82 bibit, blok reklamasi ketiga yang berwarna hijau seluas 6.729,34 m2 akan di tanam 78 bibit, 2. Program pasca tambang yang dilakukan yaitu kegiatan reklamasi dengan cara revegetasi dan Teknik reklamasi menggunakan penerapan sistem pot dan teras bangku. 3. Biaya yang diperlukan untuk kegiatan perencanaan pasca tambang dari 3 blok di CV. Sanggaria Jaya Rp. 151.200.000,00 5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan diatas ada beberapa saran yang dapat disampaikan yaitu kepada Pemerintah Daerah agar sebelum suatu perusahaan melakukan aktifitas penambangan perlu diperhatikan ijin kegiatan dan rencana pasca kegiatan penambangan. Sehingga undang-undang No. 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara pasal 96 poin c dapat di patuhi setiap pelaku usaha pertambangan.
35
DAFTAR PUSTAKA Arsyad, (2005) Perencanaan reklamasi lahan bekas tambang Batubara pada PT. Citra Mulia Persada Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan, Makassar. Dr. Soeharto Oemar, (1996) Teknik reklamasi daerah bekas tambang , Bandung. Energi, D. P. (1967). Himpunan Peraturan Perundang-undangan di Bidang Pertambangan Umum. Jakarta: Departemen Pertambangan dan Energi. P, P. (1992). Penanganan Masalah Lingkungan dalam Industri Petambangan Bahan
Galian
Industri.
Yogyakarta:
Simposium
Pertambangan
Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" . Undang-undang No. 4 tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara (Pasal 95, 96,99 dan 100) D. D. Baver dan W.H. Gardner dalam bukunya “Soil Physics”
36