TUGAS AKHIR
PERANCANGAN PERANCANGAN ISLAMIC CENTER, TANGERANG
Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Arsitektur Strata 1 (S-1)
Disusun oleh Nama : Jhon Morris Ketaren NIM : 41212010082
PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA 2017 / 2018
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
PERNYATAAN
Saya yang bertandatangan dibawah ini: 1.
Nama
:
JHON MORRIS KETAREN
2.
NIM
:
41212010082
3.
Judul Laporan
:
Perancangan Islamic Center, Tangerang
Menyatakan bahwa keseluruhan isi dari laporan perancangan arsitektur akhir ini merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan kutipan dari hasil karya orang lain, kecuali telah dicantumkan sumber referensinya. referensinya.
Jakarta, 8 Februari 2018
JHON MORRIS KETAREN
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
i
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
PERNYATAAN
Saya yang bertandatangan dibawah ini: 1.
Nama
:
JHON MORRIS KETAREN
2.
NIM
:
41212010082
3.
Judul Laporan
:
Perancangan Islamic Center, Tangerang
Menyatakan bahwa keseluruhan isi dari laporan perancangan arsitektur akhir ini merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan kutipan dari hasil karya orang lain, kecuali telah dicantumkan sumber referensinya. referensinya.
Jakarta, 8 Februari 2018
JHON MORRIS KETAREN
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
i
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
PENGESAHAN
Dengan ini dinyatakan bahwa: 1.
Nama
:
JHON MORRIS KETAREN
2.
NIM
:
41212010082
3.
Judul Laporan
:
Perancangan Islamic Center, Tangerang
Telah menyelesaikan laporan perancangan arsitektur akhir sebagai salah satu persyaratan kelulusan dalam mata kuliah Perancangan Arsitektur Akhir di Program Studi Arsitektur Universitas Mercu Buana Jakarta.
Jakarta, 8 Februari 2018
Mengesahkan, Dosen Pembimbing
Koordinator Koordinat or Perancangan Arsitektur Akhir
Ir. Primi Artiningrum, M. Arch
Christy Vidiyanti, ST., MT Kaprodi Teknik Arsitektur
Ir. Joni Hardi, MT
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
ii
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
PENGANTAR
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
iii
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
UCAPAN TERIMA KASIH
Pertama-tama segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih karunia-Nya sehingga penulisan Laporan Perancangan Arsitektur Akhir ini telah terlaksana dengan baik dan selesai tepat waktu. Selama penyusunan Laporan Perancangan Arsitektur Akhir ini, saya tidak bekerja sendiri. Ada beberapa pihak yang telah membantu dalam bentuk ilmu, dukungan dan hal apapun yang sangat bermanfaat. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Christian Raya Ketaren dan Ibu Yenny br Sembiring, kedua orang tua penulis yang telah memberikan dukungan, doa dan semangat dalam menyelesaikan sudi 2. Ibu Ir. Primi Artiningrum, M. Arch selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan masukan, bimbingan dan motivasi kepada peserta tugas akhir hingga laporan proposal ini terselesaikan dengan baik. 3. Ibu Christy Vidiyanti, ST.MT selaku Koordinator Perancangan Arsitektur Akhir yang mengkoordinasi Perancangan Arsitektur Akhir sehingga dapat berjalan dengan baik. 4. Bapak Abraham Seno Bachrun, ST, M.Ars sebagai dosen penguji saya saat sidang. Terima kasih atas kritik, saran dan masukannya sehingga laporan dan rancangan saya menjadi lebih baik. 5. Bapak Agus yang bertugas sebagai TU Teknik Arsitektur. Terima kasih atas masukan, saran dan jasanya untuk membantu kelancaran proses PAA ini. 6. Teman-teman saya, Arsitektur Angkatan 2012 khususnya Nina, Nuning, Erlyza, Akhmad Rivai, Ogy Setyawan, Yoga, John, Nanda, Jalu dan Ikbal. Terimakasih untuk masukkan, saran, bantuan dan waktunya selama penyusunan laporan perancangan ini. 7. Terima kasih untuk pihak-pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Sebuah karya dari seorang perancang dapat dikatakan berhasil apabila hasil rancangannya efektif dan efesien sesuai dengan kebutuhan pengguna. Oleh karena itu perlu adanya tahapan mengobservasi, megevaluasi dan mewawancarai yang bermanfaat sebagai bahan dan masukkan dalam perencanaan pembangunan termasuk pembangunan rumah sakit pendidikan yang berkualitas baik.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
iv
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
Penyusunan laporan perancangan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu segala kritik, saran dan masukkan yang bersifat membangun sangat diharapkan demi perbaikan kelanjutan perancangan rumah sakit pendidikan yang akan mendatang. Semoga laporan perancangan ini dapat berguna bagi pembaca terkhusus sebagai mahasiswa arsitektur ataupun yang lebih professional. Dalam merancang, sebaiknya harus tahu dahulu perilaku pengguna dan kebiasaan atau keseharian pengguna ( user ) sehingga tidak merusak yang sudah ada dan tidak ada pihak yang merasa di rugikan, baik itu pengguna (user) maupun lingkungannya.
Jakarta, 10 Agustus 2017
Elisa Kristiani Royandi
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
v
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
DAFTAR ISI
PERNYATAAN...................................................................................................................... i PENGESAHAN .................................................................................................................... ii PENGANTAR...................................................................................................................... iii UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................................... iv DAFTAR ISI ........................................................................................................................ vi DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................................x DAFTAR TABEL .............................................................................................................. xvii DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................................xviii ABSTRAK .......................................................................................................................... xx ABSTRACT ....................................................................................................................... xxi BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................................... 21 1.1.
Latar Belakang....................................................................................................................... 2
1.2.
Pernyataan Masalah ............................................................................................................. 3
1.3.
Maksud dan Tujuan............................................................................................................... 3
1.4.
Sistematika Penulisan ........................................................................................................... 3
1.5.
Kerangka Berpikir .................................................................................................................. 4
BAB II : TINJAUAN UMUM ................................................................................................. 6 2.1.
Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK) ............................................................ 6
2.1.1.
Dasar Pemikiran ............................................................................................................ 6
2.1.2.
Kriteria Perancangan ..................................................................................................... 6
2.1.3.
Lokasi dan Kondisi Lingkungan...................................................................................... 7
2.1.4.
Ketentuan Perancangan ................................................................................................ 8
2.2.
Kerangka Studi ...................................................................................................................... 9
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
vi
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
2.3.
Rumah Sakit ........................................................................... Error! Bookmark not defined.
2.3.1.
Pengertian Rumah Sakit .............................................................................................. 10
2.3.2.
Fungsi Rumah Sakit ........................................................ Error! Bookmark not defined.
2.3.3.
Klasifikasi Rumah Sakit ................................................... Error! Bookmark not defined.
2.4.
Rumah Sakit Pendidikan ........................................................ Error! Bookmark not defined.
2.4.1.
Pengertian Rumah Sakit Pendidikan .............................. Error! Bookmark not defined.
2.4.2.
Tujuan Rumah Sakit Pendidikan..................................... Error! Bookmark not defined.
2.4.3.
Klasifikasi Rumah Sakit Pendidikan ................................ Error! Bookmark not defined.
2.4.4.
Rumah Sakit Pendidikan Kelas B .................................... Error! Bookmark not defined.
2.4.5.
Fasilitas Rumah Sakit Kelas B ......................................... Error! Bookmark not defined.
2.5.
Bangunan Rumah Sakit .......................................................... Error! Bookmark not defined.
2.5.1.
Zonasi ............................................................................. Error! Bookmark not defined.
2.5.2.
Kebutuhan Luas Lantai ................................................... Error! Bookmark not defined.
2.5.3.
Sirkulasi Rumah Sakit ..................................................... Error! Bookmark not defined.
2.5.4.
Lingkungan Bangunan Rumah Sakit ............................... Error! Bookmark not defined.
2.5.5.
Konstruksi Bangunan Rumah Sakit ................................ Error! Bookmark not defined.
2.5.6.
Penghawaan, Pencahayaan dan Kebisingan .................. Error! Bookmark not defined.
2.5.7.
Persyaratan Fasilitas Rumah Sakit ................................. Error! Bookmark not defined.
2.5.8.
Sistem Hubungan (Transportasi) Rumah Sakit............... Error! Bookmark not defined.
2.5.9.
Pengolahan Limbah Rumah Sakit ................................... Error! Bookmark not defined.
2.6.
Tinjauan Tema........................................................................ Error! Bookmark not defined.
2.6.1.
Arsitektur Hijau (Green Architecture) ............................ Error! Bookmark not defined.
2.6.2.
Arsitektur Berkelanjutan (Green Architecture) .............. Error! Bookmark not defined.
2.6.3.
Green Building................................................................ Error! Bookmark not defined.
2.6.4.
Green Hospital ................................................................ Error! Bookmark not defined.
2.7.
Konsep Perancangan: Arsitektur Modern.............................. Error! Bookmark not defined.
2.7.1.
Pengertian Arsitektur Modern ....................................... Error! Bookmark not defined.
2.7.2.
Ciri-Ciri Arsitektur Modern............................................. Error! Bookmark not defined.
2.7.3.
Karakteristik Arsitektur Modern .................................... Error! Bookmark not defined.
2.7.4.
Arsitektur Modern di Iklim Tropis .................................. Error! Bookmark not defined.
2.8.
Studi Banding (Indonesia) ...................................................... Error! Bookmark not defined.
2.8.1.
Rumah Sakit Pendidikan di Indonesia ............................ Error! Bookmark not defined.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
vii
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
2.8.2.
Rumah Sakit Pendidikan di Luar Indonesia .................... Error! Bookmark not defined.
BAB III : DATA DAN ANALISA .......................................................................................... 48 3.1.
Data Non Fisik ..................................................................................................................... 48
3.1.1.
Data Kepemilikan Rumah Sakit Pendidikan ................................................................ 48
3.1.2.
Data Teknis .................................................................................................................. 48
3.2.
Data Fisik ............................................................................................................................. 49
3.3.
Analisa Ruang dan Kegiatan ................................................................................................ 51
3.3.1.
Analisa Kebutuhan Ruang ........................................................................................... 51
3.3.2.
Analisa Hubungan Ruang ............................................................................................ 51
3.3.3.
Box Diagram ................................................................................................................ 52
3.3.4.
Analisa Pengguna ........................................................................................................ 52
3.3.5.
Analisa Alur Kegiatan .................................................................................................. 53
3.4.
Analisa Tapak ...................................................................................................................... 53
3.4.1.
Ukuran dan Luas.......................................................................................................... 53
3.4.2.
Analisa Lingkungan...................................................................................................... 54
3.4.3.
Analisa Kebisingan....................................................................................................... 56
3.4.4.
Analisa Panas Matahari ............................................................................................... 58
3.4.5.
Analisa Angin ............................................................................................................... 59
3.4.6.
Analisa Vegetasi .......................................................................................................... 60
3.4.7.
Analisa Infrastruktur ...................................................... Error! Bookmark not defined.
3.4.8.
Analisa View ................................................................... Error! Bookmark not defined.
3.4.9.
Analisa Sirkulasi .............................................................. Error! Bookmark not defined.
3.5.
Analisa Tata Ruang ................................................................. Error! Bookmark not defined.
3.5.1.
Analisa Tata Ruang Horizontal ....................................... Error! Bookmark not defined.
3.5.2.
Analisa Tata Ruang Vertikal ........................................... Error! Bookmark not defined.
3.6.
Analisa Massa Bangunan ....................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB IV : KONSEP ............................................................................................................ 62 4.1.
Konsep Perancangan.............................................................. Error! Bookmark not defined.
4.1.1.
Konsep Umum atau Dasar ............................................. Error! Bookmark not defined.
4.1.2.
Konsep Spesifik .............................................................. Error! Bookmark not defined.
4.1.3.
Konsep Shading ........................................................................................................... 65
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
viii
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
4.1.4.
Konsep Healing Landscape ......................................................................................... 65
4.2.
Konsep Struktur .................................................................................................................. 66
4.3.
Konsep Utilitas ....................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB V : HASIL PERANCANGAN...................................................................................... 67 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 67
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
ix
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Berpikir ................................................................................................ 4 Gambar 2. Kerangka Studi .................................................................................................... 9 Gambar 3. Pengelompokkan Area Fasilitas Rumah Sakit ...... Error! Bookmark not defined. Gambar 4. Alur Sirkulasi Pasien ............................................ Error! Bookmark not defined. Gambar 5. Alur Kegiatan pada Instalasi Rawat Jalan............. Error! Bookmark not defined. Gambar 6. Alur Kegiatan pada Instalasi Gawat Darurat ......... Error! Bookmark not defined. Gambar 7. Contoh Lokasi Tata Letak Instalasi Gawat Darurat pada Rumah Sakit ........ Error! Bookmark not defined. Gambar 8. Alur Kegiatan pada Instalasi Rawat Inap .............. Error! Bookmark not defined. Gambar 9. Contoh Ruang Rawat Inap ................................... Error! Bookmark not defined. Gambar 10. Contoh Layout Ruang Rawat Inap ...................... Error! Bookmark not defined. Gambar 11. Contoh Ruang Rawat Inap ................................. Error! Bookmark not defined. Gambar 12. Alur Kegiatan pada Instalasi Perawatan Intensif (ICU)Error!
Bookmark
not
defined. Gambar 13. Contoh Ruang Rawat Pasien ICU ...................... Error! Bookmark not defined. Gambar 14. Contoh Ruang Perawatan Intensif - Isolasi ......... Error! Bookmark not defined. Gambar 15. Contoh Ruang Dalam ICU .................................. Error! Bookmark not defined. Gambar 16. Contoh Layout Ruang ICU (1) ............................ Error! Bookmark not defined. Gambar 17. Alur Kegiatan pada Instalasi Bedah Sentral ........ Error! Bookmark not defined.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
x
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
Gambar 18. Pembagian Zona pada Ruang Operasi .............. Error! Bookmark not defined. Gambar 19. Kompleks Ruang Operasi ................................... Error! Bookmark not defined. Gambar 20. Contoh Denah Ruang Operasi Minor .................. Error! Bookmark not defined. Gambar 21. Contoh Suasana Ruang Operasi Minor .............. Error! Bookmark not defined. Gambar 22. Contoh Ruang Operasi Umum ........................... Error! Bookmark not defined. Gambar 23. Contoh Suasana Ruang Operasi Umum............. Error! Bookmark not defined. Gambar 24. Contoh Ruang Operasi Besar ............................. Error! Bookmark not defined. Gambar 25. Contoh Suasana Ruang Operasi Besar .............. Error! Bookmark not defined. Gambar 26. Contoh Denah Ruang Induksi atau Persiapan .... Error! Bookmark not defined. Gambar 27. Contoh Denah Ruang Untuk Peralatan Bedah ... Error! Bookmark not defined. Gambar 28. Alur Kegiatan pada Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan............ Error! Bookmark not defined. Gambar 29. Contoh Denah Ruang Bersalin ........................... Error! Bookmark not defined. Gambar 30. Contoh Denah Ruang Intensif untuk Bayi ........... Error! Bookmark not defined. Gambar 31. Alur Kegiatan pada Instalasi Rehabilitasi Medik . Error! Bookmark not defined. Gambar 32. Contoh Denah Ruang Rehabilitasi Medik ........... Error! Bookmark not defined. Gambar 33. Alur Kegiatan pada Instalasi Farmasi ................. Error! Bookmark not defined. Gambar 34. Alur Kegiatan pada Instalasi Radiologi ............... Error! Bookmark not defined. Gambar 35. Contoh Denah Ruang Radiologi ......................... Error! Bookmark not defined. Gambar 36. Alur Kegiatan pada Instalasi Laboraturium ......... Error! Bookmark not defined. Gambar 37. Alur Kegiatan pada Instalasi Laboraturium ......... Error! Bookmark not defined. Gambar 38. Alur Kegiatan pada Bank Darah ......................... Error! Bookmark not defined.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
xi
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
Gambar 39. Alur Kegiatan pada CSSD .................................. Error! Bookmark not defined. Gambar 40. Contoh Zona Area CSSD ................................... Error! Bookmark not defined. Gambar 41. Contoh Layout Ruang CSSD dengan Otoklaf 1 Pintu Error!
Bookmark
not
Bookmark
not
defined. Gambar 42. Contoh Layout Ruang CSSD dengan Otoklaf 2 Pintu Error! defined. Gambar 43. Alur Kegiatan pada Linen ................................... Error! Bookmark not defined. Gambar 44. Zoning Rumah Sakit Berdasarkan Pelayanan RS Pola Pembangunan Horizontal ..............................................................................................Error! Bookmark not defined. Gambar 45. Zoning Rumah Sakit Berdasarkan Pelayanan RS Pola Pembangunan Vertikal ..............................................................................................Error! Bookmark not defined. Gambar 46. Contoh Akses Masuk Rumah Sakit .................... Error! Bookmark not defined. Gambar 47. Contoh Model Alran Lalu Lintas Rumah Sakit .... Error! Bookmark not defined. Gambar 48. Pintu Kamar Mandi pada Ruang Rawat Inap ...... Error! Bookmark not defined. Gambar 49. Ruang Gerak Toilet Disabilitas ........................... Error! Bookmark not defined. Gambar 50. Lebar Koridor Rumah Sakit ................................ Error! Bookmark not defined. Gambar 51. Tipikal Ramp ......................................................Error! Bookmark not defined. Gambar 52. Bentuk-Bentuk Ramp ......................................... Error! Bookmark not defined. Gambar 53. Kemiringan Ramp............................................... Error! Bookmark not defined. Gambar 54. Pintu di Ujung Ramp........................................... Error! Bookmark not defined. Gambar 55. Tipikal Tangga ....................................................Error! Bookmark not defined. Gambar 56. Pegangan Rambat pada Tangga........................ Error! Bookmark not defined. Gambar 57. Lebar Lift Pasien Rumah Sakit ........................... Error! Bookmark not defined.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
xii
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
Gambar 58. Diagram Pengelolaan Limbah Medis dan Domestik Rumah Sakit ............. Error! Bookmark not defined. Gambar 59. Diagram Blok Proses Insenerasi ........................ Error! Bookmark not defined. Gambar 60. Proses Insenerasi dan Komponen Sub-sistemnyaError!
Bookmark
not
defined. Gambar 61. Perspektif Eksterior Rumah Sakit Pendidikan Unggul Karsa Medika ......... Error! Bookmark not defined. Gambar 62. Analisa Tata Fungsi Bangunan........................... Error! Bookmark not defined. Gambar 63. Perencanaan Zonasi Kawasan ........................... Error! Bookmark not defined. Gambar 64. Siteplan Rumah Sakit Pendidikan Unggul Karsa Medika Error! Bookmark not defined. Gambar 65. Denah Lantai 1 Rumah Sakit Pendidikan Unggul Karsa Medika................ Error! Bookmark not defined. Gambar 66. Denah Lantai 2 Rumah Sakit Pendidikan Unggul Karsa Medika................ Error! Bookmark not defined. Gambar 67. Denah Lantai 3 Rumah Sakit Pendidikan Unggul Karsa Medika ................ Error! Bookmark not defined. Gambar 68. Denah Lantai 4 Rumah Sakit Pendidikan Unggul Karsa Medika................ Error! Bookmark not defined. Gambar 69. Hubungan Ruang Tiap Lantai Rumah Sakit Pendidikan Unggul Karsa Medika ..............................................................................................Error! Bookmark not defined. Gambar 70. Perspektif Eksterior Phoenix Children's Hospital Error! Bookmark not defined. Gambar 71. Interior Phoenix Children's Hospital .................... Error! Bookmark not defined. Gambar 72. Aksonometri Bangunan Phoenix Children's Hospital Error!
Bookmark
not
defined.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
xiii
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
Gambar 73. Siteplan Phoenix Children's Hospital .................. Error! Bookmark not defined. Gambar 74. Lantai Bassement Phoenix Children's Hospital ... Error! Bookmark not defined. Gambar 75. Denah Lantai 1 Phoenix Children's Hospital ....... Error! Bookmark not defined. Gambar 76. Denah Lantai 2 Phoenix Children's Hospital ....... Error! Bookmark not defined. Gambar 77. Denah Lantai 3 Phoenix Children's Hospital ....... Error! Bookmark not defined. Gambar 78. Denah Lantai 4 Phoenix Children's Hospital ....... Error! Bookmark not defined. Gambar 79. Denah Lantai 5 Phoenix Children's Hospital ....... Error! Bookmark not defined. Gambar 80. Denah Lantai 6 Phoenix Children's Hospital ....... Error! Bookmark not defined. Gambar 81. Denah Lantai 7 Phoenix Children's Hospital ....... Error! Bookmark not defined. Gambar 82. Denah Lantai 8 Phoenix Children's Hospital ....... Error! Bookmark not defined. Gambar 83. Denah Lantai 9 Phoenix Children's Hospital ....... Error! Bookmark not defined. Gambar 84. Hubungan Ruang Tiap Lantai Phoenix Children's Hospital Error! Bookmark not defined. Gambar 85. Kondisi Kawasan Universitas Kristen Indonesia .............................................. 50 Gambar 86. Kondisi Jalan Mayjen Sutoyo........................................................................... 50 Gambar 87. Kodisi Area Tempat Makanan ......................................................................... 51 Gambar 88. Kondisi Permukiman Warga ............................................................................ 51 Gambar 89. Analisa Pengguna Rumah Sakit Pendidikan.................................................... 52 Gambar 90. Alur Kegiatan Dokter, Staff dan Mahasiswa ........ Error! Bookmark not defined. Gambar 91. Alur Kegiatan Instalasi Gawat Darurat ................ Error! Bookmark not defined. Gambar 92. Alur Kegiatan Instalasi Rawat Jalan ................... Error! Bookmark not defined. Gambar 93. Alur Pasien pada Instalasi Rawat Inap ............... Error! Bookmark not defined.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
xiv
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
Gambar 94. Alur Pasien pada Instalasi Perawatan Intensif .... Error! Bookmark not defined. Gambar 95. Alur Pasien pada Instalasi Bedah Sentral ........... Error! Bookmark not defined. Gambar 96. Alur Pasien pada Farmasi .................................. Error! Bookmark not defined. Gambar 97. Alur Pasien pada Bank Darah ............................ Error! Bookmark not defined. Gambar 98. Alur Kegiatan pada Instalasi Dapur Utama ......... Error! Bookmark not defined. Gambar 99. Alur Kegiatan pada Linen ................................... Error! Bookmark not defined. Gambar 100. Ukuran dan Luas ........................................................................................... 53 Gambar 101. Analisa Makro................................................................................................ 54 Gambar 102. Analisa Mezo ................................................................................................. 55 Gambar 103. Analisa Mikro ................................................................................................. 56 Gambar 104. Analisa Kebisingan ........................................................................................ 56 Gambar 105. Analisa Panas Matahari ................................................................................. 58 Gambar 106. Contoh referensi untuk Panas Matahari......................................................... 59 Gambar 107. Analisa Angin ................................................................................................ 59 Gambar 108. Contoh referensi untuk Angin ........................................................................ 60 Gambar 109. Analisa Vegetasi............................................................................................ 60 Gambar 110. Analisa Rambu –Rambu Jalan ......................... Error! Bookmark not defined. Gambar 111. Analisa View .....................................................Error! Bookmark not defined. Gambar 112. Analisa Sirkulasi ............................................... Error! Bookmark not defined. Gambar 113. Sarana Publik di Area Site ................................ Error! Bookmark not defined. Gambar 114. Contoh referensi untuk Jalur Utama dan IGD ... Error! Bookmark not defined.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
xv
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
Gambar 115. Contoh referensi untuk Akses Masuk Mahasiswa ke RSPError!
Bookmark
not defined. Gambar 116. Contoh referensi untuk Jalur Service ................ Error! Bookmark not defined. Gambar 117. Contoh Jalur Pemadam Kebakaran .................. Error! Bookmark not defined. Gambar 118. Analisa Tata Ruang Horizontal ......................... Error! Bookmark not defined. Gambar 119. Analisa Tata Ruang Vertikal ............................. Error! Bookmark not defined. Gambar 120. Gubahan Massa ...............................................Error! Bookmark not defined. Gambar 121. User Rumah Sakit ............................................ Error! Bookmark not defined. Gambar 122. Zona Rumah Sakit ............................................Error! Bookmark not defined. Gambar 123. Ruang-Ruang Rumah Sakit (a. Poliklinik, b. Rawat inap) Error! Bookmark not defined. Gambar 124. Jenis Pola Sirkulasi Ruang ............................... Error! Bookmark not defined. Gambar 125. Aksesibilitas pengguna ..................................... Error! Bookmark not defined. Gambar 126. Bentuk Dasar Untuk Fasad............................................................................ 65 Gambar 127. Contoh Visualisasi Bagian Fasad .................................................................. 65 Gambar 128. Contoh Visualisasi Healing Garden dan Pemanfaatan Lahan........................ 66 Gambar 129. Contoh Visualisasi Beban Pada Bangunan ................................................... 66 Gambar 130. Contoh Visualisasi Bantalan Peredam Gempa . Error! Bookmark not defined. Gambar 131. Contoh Visualisasi Grid Kolom Pada Bangunan Error! Bookmark not defined. Gambar 132. Contoh Visualisasi Utilitas Air Bersih ................ Error! Bookmark not defined. Gambar 133. Contoh Visualisasi Utilitas Limbah .................... Error! Bookmark not defined. Gambar 134. Contoh Perlengkapan Utilitas ME ..................... Error! Bookmark not defined.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
xvi
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
Gambar 135. Contoh AC Sentral ........................................... Error! Bookmark not defined. Gambar 136. Contoh Transportasi Vertikal (Lift) .................... Error! Bookmark not defined. Gambar 137. Contoh Sistem Telekomunikasi Bangunan ....... Error! Bookmark not defined. Gambar 138. Contoh Sistem Keamanan Bangunan ............... Error! Bookmark not defined. Gambar 139. Contoh Sistem Kebersihan Bangunan .............. Error! Bookmark not defined.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
xvii
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kebutuhan Ruang Instalasi Rawat Jalan .................. Error! Bookmark not defined. Tabel 2. Standar Suhu, Kelembaban dan Tekanan Udara Menurut Fungsi Ruang atau Unit ..............................................................................................Error! Bookmark not defined. Tabel 3. Indeks Pencahayaan Menurut Jenis Ruangan atau Unit Error!
Bookmark
not
defined. Tabel 4. Indeks Kebisingan Menurut Ruangan atau Unit........ Error! Bookmark not defined. Tabel 5. Perbandingan Jumlah Tempat Tidur dengan Jumlah Toilet dan K.Mandi ........ Error! Bookmark not defined. Tabel 6. Perbandingan Jumlah Karyawan dengan Jumlah Toilet dan K.Mandi ............. Error! Bookmark not defined. Tabel 7. Kategori Limbah Padat .............................................Error! Bookmark not defined.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
xviii
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Fotocopy Kartu Asistensi Lampiran 2. Fotocopy Ceklist Produk PAA Lampiran 3. Analisa Kebutuhan Ruang Lampiran 4. Analisa Hubungan Ruang Lampiran 5. Analisa Bubble Diagram Lampiran 6. Box Diagram Lampiran 7. Gagasan dan Konsep Perancangan Keseluruhan Lampiran 8. Penerapan Green Design Pada Rancangan Lampiran 9. Blockplan Lampiran 10. Siteplan Lampiran 11. Denah Lantai Bassement Lampiran 12. Denah Lantai 1 Lampiran 13. Denah Lantai 2 Lampiran 14. Denah Lantai 3 Lampiran 15. Denah Lantai 4 Lampiran 16. Denah Lantai 5 Lampiran 17. Denah Lantai 6 Lampiran 18. Denah Atap Lampiran 19. Tampak 1 Lampiran 20. Tampak 2
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
xix
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
Lampiran 21. Potongan A-A Lampiran 22. Potongan B-B Lampiran 23. Potongan C-C Lampiran 24. Potongan D-D Lampiran 25. Aksonometri Struktur Lampiran 26. Skematik Mekanikal Elektrikal Plumbing 1 Lampiran 27. Skematik Mekanikal Elektrikal Plumbing 2 Lampiran 28. Detail Arsitektural Lampiran 29. Denah dan Potongan Detail Ruangan Khusus (Unit Rawat Inap) 1 Lampiran 30. Denah dan Potongan Detail Ruangan Khusus (Unit Rawat Inap) 2 Lampiran 31. Denah dan Potongan Detail Ruangan Khusus (Unit Rawat Inap) 3 Lampiran 32. Perspektif Eksterior Scene Siang Lampiran 33. Perspektif Eksterior Scene Malam Lampiran 34. Perspektif Eksterior Detail Bangunan Lampiran 35. Perspektif Interior Lampiran 36. Foto-Foto Maket
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
xx
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
ABSTRAK
Seiring berjalannya waktu, kebutuhan akan rumah sakit meningkat dimana peran rumah sakit tidak hanya sebagai tempat kesehatan masyarakat saja tetapi juga sebagai tempat pendidikan. Pada tahun 1981 melalui SK bersama Menteri Kesehatan, rumah sakit pendidikan resmi ditetapkan di Indonesia. Dalam hal ini juga disebutkan bahwa rumah sakit pendidikan sebagai wahana pembelajaran atau tempat pendidikan serta pelatihan medik dan para medik, tempat penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi bidang kesehatan untuk memenuhi modul pendidikan dalam rangka mencapai kompetensi berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran. Adapun maksud dari perancangan ini adalah merancang Rumah Sakit Pendidikan Swasta Satelit di Cawang, Jakarta Timur. Tujuan dari perancangan ini, yaitu belajar merancang rumah sakit pendidikan sesuai kebutuhan user (penghuni) baik masyarakat umum dan mahasiswa kedokteran sehingga memberikan keamanan, keselamatan, kenyamanan dan kemudahan untuk aktivitas penghuninya serta ramah terhadap lingkungan sekitarnya dengan menerapkan Green Architecture.
Kata kunci : Rumah Sakit Pendidikan, Perancangan, Green Architecture
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
xxi
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
A B S TR A C T
Over time, the need for hospital increased where the role of the hospital not only as a place of public health as well as a place of education In 1981 through a joint decree of the Minister of Health, an official education hospital was established in Indonesia. In this case it is also mentioned that the teaching hospital as a vehicle for learning or place of education as well as medical and medical training, place of research and development of science and technology in the field of health to meet the educational module in order to achieve competence based on the Medical Profession Education Standard. The purpose of this design is to design Private Satellite Education Hospital in Cawang, East Jakarta. The purpose of this design, which is to learn to design an educational hospital according to the needs of the users (residents) both the general public and medical students so as to provide security, safety, convenience and ease for user activity and friendly to the surrounding environment by applying Green Architecture.
Keyword : Teaching Hospital, Design, Green Architecure
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
xxii
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kesatuan yang terdiri dari jajaran ribuan pulau yang mempunyai masyarakat plural dimana memiliki bermacam-macam budaya, suku bangsa, dan agama. Terdapat lima agama besar yang dianut oleh masyarakat Indonesia, yaitu: Islam, Kristen, Katholik, Hindu dan Budha. Diantara lima agama tersebut tercatat lebih dari 90% penduduk Indonesia memeluk agama Islam, dan itu membuat Indonesia menduduki peringkat pertama di dunia diantara negara-negara lain sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Pulau Jawa merupakan satu pulau yang mayoritas penduduknya memeluk agama Muslim, salah satunya adalah kota Tangerang, Banten. Provinsi Banten merupakan salah satu provinsi yang dikenal karena agama islamnya yang kuat. Banyak k egiatan - kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh masyarakat muslim di kota Tangerang namun belum ada sarana yang menampung kegiatan umat secara terpusat. Oleh karena itu diperlukan adanya lembaga keagamaan Islam yang representatif sebagai wadah kegiatan tersebut. Selain itu diperlukan fasilitas sarana yang menampung menampung seluruh aktifitas aktifitas umat muslim di Kota Tangerang khususnya khususnya masyarakat muslim secara terpusat dengan membangun bangunan Islamic Center. Islamic Center yaitu suatu tempat untuk menampung kegiatan shalat, ceramah agama atau kegiatan-kegiatan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan ke-Islaman. Islamic Center berasal dari Negara - negara barat, awal mula kemunculannya disebabkan oleh keresahan umat muslim yang minoritas di negara-negara barat, yang mengalami kesusahan dalam beribadah dan bersilaturahmi dengan umat muslim lainnya. Seiring dengan perkembangan zaman, Islamic center mulai didirikan untuk memenuhi kebutuhan umat muslim yang berada di negara-negara yang sedang maju dan berkembang seperti di Indonesia. Istilah Islamic Center belum pernah dikenal sebelumnya dalam sejarah Islam. Awalnya istilah ini muncul di luar negeri, di daerah muslim minoritas yang mereka tidak memiliki masjid di dekat tempat tinggal mereka. Akhirnya masyarakat masyarakat muslim minoritas dari beberapa daerah di
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
2
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
luar negeri berkumpul mendirikan Islamic Center yang menjadi pusat tempat ibadah (sholat) bagi mereka semua. Dalam Buku Petunjuk Pelaksanaan Proyek Islamic Center di seluruh Indonesia oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama R.I, adalah sebagai berikut "Islamic Center adalah merupakan lembaga keagamaan yang dalam fungsinya sebagai pusat pembinaan dan pengembangan Agama Islam, yang berperan sebagai mimbar Pelaksanaan Da'wah dalam Era Pembangunan "
1.2. Pernyataan Masalah Dari hal tersebut, maka pernyataan masalah yang dirumuskan yaitu : Bagaimana merancang Islamic Center yang memberikan kenyamanan dan kemudahan untuk aktivitas penghuninya (masyarakat umum dan para siswa) serta ramah terhadap lingkungan sekitarnya dengan menerapkan Green Architecture?
1.3. Maksud dan Tujuan Adapun maksud dari perancangan ini adalah merancang Islamic Center di lokasi Kota Tangerang. Tujuan dari perancangan ini, yaitu belajar merancang Islamic Center sesuai kebutuhan pengguna, baik masyarakat umum maupun para siswa dan sisiwi, sehingga memberikan keamanan, kenyamanan dan kemudahan untuk aktivitas penghuninya serta ramah terhadap lingkungan sekitarnya dengan menerapkan Green Architecture.
1.4. Sistematika Penulisan Pembahasan dalam perancangan ini dibagi menjadi beberapa bab dan sub bab, secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut: BAB 1
PENDAHULUAN Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang, pernyataan masalah, maksud dan tujuan, sistematika penulisan dan kerangka berpikir.
BAB II
STUDI PUSTAKA Meguraikan tentang pemahaman terhadap KAK (Kerangka Acuan Kerja), kerangka studi, tinjauan umum Islamic Center, bangunan Islamic Center,
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
3
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
tinjauan tema (green architecture, green building and sustainable) , tinjauan konsep perancangan (Arsitektur Modern) dan studi banding Islamic Center. BAB III
DATA DAN ANALISA Pada bab ini menjelaskan tentang data non fisik (data kepemilikan dan data teknis), data fisik, analisa ruang dan kegiatan (analisa kebutuhan ruang, analisa hubungan ruang, box diagram, analisa pengguna dan analisa alur kegiatan), analisa tapak (ukuran dan luas, analisa lingkungan seperti makro, mezzo, mikro, analisa kebisingan, analisa panas matahari, analisa angin, analisa vegetasi, analisa infrastruktur, analisa view dan analisa sirkulasi) dan analisa tata ruang (analisa tata ruang horizontal dan analisa tata ruang vertikal).
BAB IV
KONSEP Menjelaskan
tentang
konsep
dasar
dan
konsep
perencanaan
serta
perancangan. BAB V
HASIL RANCANGAN Berisi lampiran hasil rancangan bangunan Islamic Center yang dirancang dari hasil analisa mulai bab 1 sampai bab 4.
1.5. Kerangka Berpikir Berikut adalah kerangka berpikir dalam perancangan Islamic Center ini, antara lain:
Feed back
Studi Pustaka Studi Banding
Latar belakang
Permasalahan
Perancangan Islamic Center
Peraturan Survey&Analisa
Gambar 1. Kerangka Berpikir Sumber: Data Pribadi, 2017
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
4
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
Keterangan: 1. Latarbelakang Pembahasan yang diangkat dalam perancangan ini, yaitu tentang keberadaan Islamic Center sebagai media untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang membutuhkan tempat untuk mengadakan pertemuan 2. Permasalahan Masalah yang muncul, yaitu bagaimana merancang Islamic Center yang nyaman, aman dan memberi kemudahan bagi aktivitas pengguna, baik itu tempat dan alur sirkulasi. 3. Pengumpulan Data Pengumpulan data terdiri dari:
Studi pustaka atau literatur Mengumpulkan informasi terkait Islamic Center dan tema (standar peraturan yang berlaku).
Studi banding Studi tentang Islamic Center yang ada di Indonesia dan di luar Indonesia serta survey salah satu Islamic Center yang ada di Jakarta.
Peraturan
Berpedoman pada peraturan yang berlaku tentang Islamic Center di Indonesia.
Survey dan Analisa Survey lokasi tapak (site), survey salah satu Islamic Center yang ada di Indonesia. Analisa kebutuhan ruang, organisasi ruang, box diagram, tapak dan gubahan massa.
4. Perancangan Dari data-data yang dikumpulkan, mulai merancang bangunan Islamic Center yang sesuai dengan studi dan analisa.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
5
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
BAB II : TINJAUAN UMUM
2.1. Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK) Berikut ini merupakan dasar pemahaman terhadap kerangka acuan kerja:
2.1.1. Dasar Pemikiran Secara spesifik lokasi pembangunan berada di kawasan Masjid Raya Al-A'zhom, Tangerang. Islamic Center yang didesain adalah milik pemerintah dan diperuntukkan untuk masyarakat di sekitarnya. Desain yang dihasilkan tidak boleh merupakan tiruan dari bangunan yang telah ada.
2.1.2. Kriteria Perancangan Beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan dalam perancangan adalah: 1. Hubungan dengan lingkungan A. Mempertimbangan aspek iklim tropis serta mendukung upaya penggunaan energi yang efisien dan pemanfaatan maksimal potensi tata cahaya dan udara. B. Bangunan harus mampu mengakomodir seluruh kegiatan yang dibutuhkan. 2. Menyelaraskan dengan pengembangan perencanaan dan perancangan kawasan khususnya akses jalan masuk menuju site, serta kebutuhan keadaan darurat. 3. Penyediaan aksesibilitas bagi para difabel. 4. Kesesuaian dengan regulasi daerah setempat yang berlaku, antara lain KDB atau KLB, KDH dan ketinggian bangunan. 5. Memenuhi konsep bangunan gedung hijau atau green building sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 02 Tahun 2015 tentang Bangunan Gedung Hijau serta penilaian dari GBCI (Green Building Council Indonesia) dengan peringkat minimum Gold . 6. Konsistensi antara program ruang, tema, konsep dengan rancangan arsitektur. 7. Konsep dan estetika rancangan. 8. Penataan ruang luar A. Terdapat area berkumpul pada kondisi darurat.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
6
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
B. Terdapat plaza pada level lantai dasar bangunan. C. Lansekap yang berkesinambungan dengan kawasan. 9. Penataan ruang dalam A. Efisiensi penggunaan ruang. B. Fleksibel desain Detail Teknis Bangunan (struktur, mekanikal dan elektrikal). C. Perawatan bangunan yang tepat guna dan efisien. D. Berorientasi pada kenyamanan pengguna. 10. Kemampuan karya rancangan untuk dilanjutkan menjadi dokumen DED. 11. Kejelasan kebutuhan, persyaratan dan standar ruangan. 12. Analisis tapak dan identifikasi masalah. 13. Taksiran biaya pembangunannya masih dalam koridor yang wajar. 14. Spesifikasi teknisnya diupayakan menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat dan diutamakan menggunakan kandungan lokal yang paling optimal. 15. Arsitektur berkelanjutan (sustainable architecture) A. Konsumsi sumber daya alam, termasuk konsumsi air dan energi secara minimal dan mempertimbangkan penggunaan sumber energi terbarukan. B. Memberikan dampak negatif yang minimal terhadap alam, lingkungan dan manusia.
2.1.3. Lokasi dan Kondisi Lingkungan Lokasi pembangunan Islamic Center berada di kota Tangerang dengan luas lahan ± 2,5 hektar. Berikut ini merupakan pengaturan fungsi kawasan pada lokasi perencanaan dan perancangan : 1. GSB (Garis Sempadan Bangunan) Garis sempadan bangunan berdasarkan dengan disebutkan bahwa bangunan berjarak 50 % atau setengah dari lebar jalan. 2. KDB (Koefisien Dasar Bangunan) Bangunan yang didirikan memiliki Koefisien Dasar Bangunan 40% dari luas lahan. 3. KLB (Koefisien Luas Bangunan) Bangunan yang didirikan memiliki Koefisien Luas Bangunan 2 dari luas lahan. 4. KDH (Koefisien Daerah Hijau) Bangunan yang didirikan memiliki Koefisien Dasar Hijau 30% dari luas lahan. 5. Ketinggian Bangunan Sesuai dengan KAK mengenai ketinggian bangunan maksimum adalah 5 lantai.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
7
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
2.1.4. Ketentuan Perancangan Ketentuan-ketentuan perancangan dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Bentuk Arsitektural Menyelaraskan dengan kondisi kawasan sekitar dan memenuhi standar bangunan gedung hijau atau green building serta penilaian dari GBCI (Green Building Council Indonesia) dengan peringkat minimum Gold . 2. Penataan Site Plan Kawasan mempertimbangkan akses jalan masuk menuju site dan kebutuhan keadaan darurat (emergency exit, helipad, akses damkar dan tahan gempa).
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
8
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
2.2. Kerangka Studi Berikut ini kerangka studi untuk tinjauan teori mengenai Islamic Center, diantaranya:
Islamic Center
Pengertian Islamic Center
Asal Mula Islamic Center
Persyaratan Islamic Center
Sejarah Islamic Center
Tu uan
Faktor Munculnya Islamic Center
Masjid dalam Islamic Center
Fungsi Klasifikasi Islamic Center Sifat dan Status Islamic Center Lingkup Kegiatan
Gambar 2. Kerangka Studi Sumber: Data Pribadi, 2017
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
9
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
2.3. Islamic Center Berikut ini adalah penjabaran mengenai pengertian, fungsi dan klasifikasi Islamic Center, yaitu:
2.3.1. Pengertian Islamic Center Pengertian dasar Islamic Center diambil dari beberapa sumber dan pendapat yang dikeluarkan oleh para ahli dan pakar-pakar keagamaan, antara lain: Dalam Buku Petunjuk Pelaksanaan Proyek Islamic Center di seluruh Indonesia oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama R.I, adalah sebagai berikul "Islamic Center adalah merupakan lembaga keagamaan yang dalam fungsinya sebagai pusat pembinaan dan pengembangan Agama Islam, yang berperan sebagai mimbar Pelaksanaan Da'wah dalam Era Pembangunan" Sedangkan pendapat lain tentang pengertian Islamic Center, yang disampaikan oleh Drs. Sidi Gazatba mengatakan: " Islamic Center adalah wadah bagi aktivitas-aktivitas kemasyarakatan yang berdasarkan Islam. Islam dalam pengertiannya sebagai agama, maupun Islam dalam pengertian yang lebih luas sebagai pegangan hidup (way of life). Dengan demikian aktivitasaktivitas
didalamnya
mencakup
nilai-nilai
peribadatan
yang
sekaligus
nilai-nilai
ke
masyarakatan." Disamping pendapat-pendapat tersebut diatas, terdapat pendapat lain yang pada dasarnya mempunyai pengertian yang sama seperti yang dikatakan oleh Prof. Syafii Karim, yaitu: "Islamic Center merupaknn istilah yang berasal dari negara-negara barat yang dimana minoritas masyarakatnya beragama Islam. Jadi untuk memenuhi segala kebutuhan akan kegiatan-kegiatan Islam mereka kesulitan untuk mencari tempat. Untuk itu aktivitas-akivitas Islam tersebut dipusatkan dalam suatu wadah yang disebut Islamic Center." Dari berbagai pengertian yang ada, dapat disimpulkan bahwa Islamic Center adalah suatu lembaga keagamaan yang meliputi beberapa fungsi, yaitu: 1. Sebagai wadah bagi umat Islam untuk bermusyawarah, berkonsultasi dan berdialog tentang masalah-masalah, baik yang berhubungan dengan ajaran agama, kehidupan beragama maupun lebih luas lagi untuk kehidupan bermasyarakat. 2. Sebagai pusat informasi dan hubungan masyarakat termasuk penerangan dan dokumentasi serta komunikasi bagi umat Islam. 3. Sebagai pusat pendidikan, penelitian dan pengkajian, serta sebagai forum pembinaan termasuk menjaga kemurnian ajaran syariat Islam maupun sebagai media da'wah.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
10
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
2.3.2. Asal Mula Islamic Center Islamic Center, berasal dari negara-negara barat, yaitu suatu tempat untuk menampung kegiatan shalat, ceramah agama atau kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan keIslaman 1.
Sejarah Islamic Center
Awal mula kemunculannya, disebabkan oleh keresahan umat muslim yang minoritas di negara-negara barat, yang mengalami kesusahan dalam beribadah dan bersilaturahmi dengan umat muslim lainnya6. Seiring dengan perkembangan zaman, Islamic center mulai didirikan untuk memenuhi kebutuhan umat muslim yang berada di negara-negara yang sedang maju dan berkembang seperti di Indonesia. Istilah Islamic Center belum pernah dikenal sebelumnya dalam sejarah Islam. Awalnya istilah ini muncul di luar negeri, di daerah muslim minoritas yang mereka tidak memiliki masjid di dekat tempat tinggal mereka. Akhirnya masyarakat muslim minoritas dari beberapa daerah di luar negeri berkumpul mendirikan Islamic Center yang menjadi pusat tempat ibadah (sholat) bagi mereka semua. Pencetusan Islamic Center sebagai pusat umat Islam di luar negeri inilah yang kemudian diadopsi di Indonesia. Di nusantara dan di mancanegara, Islamic Center ini memiliki beberapa nama yang sejenis seperti; Center For Islamic Studies, Islamic Studies Center, Islamic Cultural Center, Markaz Islarnic Center, Religious organization. Masjid Islamic Centreo AlMarkaz Al-Islami. Ada pula yang setelah lslamic Center diikuti dengan nama seorang Ulama Salaf, ada pula ulama Khalaf, ada pula nama seseorang tersendiri, juga ada nama sebuah organisasi. 2.
Faktor Munculnya Islamic Center
Adapun faktor - faktor yang mempengaruhi timbulnya Islamic Center adalah :
Masjid dimana bermulanya dakwah dikembangkan dan disebarkan oleh para ulama, tidak lagi secara keseluruhan menampung kegiatan - kegiatan keagamaan, sosial masyarakat dan sebagainya. Kegiatan - kegiatan yang telah disebutkan diatas, kemudian dipindahkan ke luar Masjid, ke ruang-ruang tertentu, seperti; gedung, lembaga-lembaga sendiri. Perpindahan tersebut mengakibatkan berdirinya kompleks - kompleks bangunan keagamaan tersendiri, dengan pemahaman yang berbeda tentang ajaran agama Islam yang menimbulkan kerenggangan solidaritas antar sesama umat Islam.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
11
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
Timbulnya pemahaman yang berbeda antar ulama dalam penyampaian ajaran agama, terkadang tidak sesuai dengan perkembangan zaman.
Kinerja lembaga - lembaga dakwah Islam yang sudah ada, namun belum dapat memenuhi dan melayani kebutuhan masyarakat secara maksimal akan keingintahuan mereka tentang Islam.
Penyampaian dakwah yang tidak terlalu menarik minat masyarakat, sehingga perlu adanya pemikiran / gagasan baru mengenai cara – cara / altematif penyampaian dakwah, dalam arti menciptakan paradigma baru dalam penyampaian dakwah sesuai dengan perkembangan zaman.
Sebagai sarana berinteraksi antara sesama manusia melalui berbagai kegiatan, dan sebagai tujuan wisata berupa wisata religi
2.3.3. Persyaratan Islamic Center Menurut buku petunjuk pelaksanaan proyek Islamic Center di seluruh Indonesia tahun 1976 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Departemen Agama RI, Islamic Center di Indonesia harus memiliki beberapa persyaratan yang akan berfungsi sebagai kontrol kegiatan. Di antara persyaratan tersebut Islamic Center harus memiliki : 1. Tujuan Islamic Center Tujuan Islamic Center adalah sebagai berikut : a. Mengembangkan kehidupan beragama Islam yang meliputi aspek aqidah, ibadah, maupun muamalah dalam lingkup pembangunan nasional. b. Sebagai lembaga pendidikan non-formal keagamaan sehingga dapat menjadi alah satu mata rantai dari seluruh sistem pendidikan nasional, dengan Allah SWT, cakap cerdas, terampil tangkas, berwibawa dan berguna bagi masyarakat dan negara. c. Ikut
serta meningkatkan
dan mengembangkan ilmu
pengetahuan
serta
keterampilan untuk membangun masyarakat dan Negara Indonesia.
2. Fungsi Islamic Center Fungsi Islamic Center sebagai pusat pembinaan dan pengembangan agama serta kebudayaan Islam adalah sebagai berikut : a. Pusat penampungan, penyusun, perumusan hasil dan gagasan mengenai pengembangan kehidupan agama dan kebudayaan islam. b. Pusat penyelenggaraan program latihan pendidikan non-formal.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
12
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
c. Pusat penelitian dan pengembangan kehidupan agama dan kebudayaan islam. d. Pusat koordinasi, sinkronisasi kegiatan pembinaan dan pengembangan dakwah islamiah. e. Pusat informasi, komunikasi masyarakat luas pada umumnya dan pada masyarakat muslim khususnya.
3. Kasifikasi Islamic Center Di Indonesia Islamic diklasifikasikan menjadi : a. Islamic Center Tingkat Pusat Yaitu Islamic Center yang mencakup lingkup nasional dan mempunyai masjid bertaraf negara, yang dilengkapi dengan fasilitas penelitian dan pengembangan, perpustakaan, museum dan pameran keagamaan, ruang musyawarah besar, ruang rapat dan konferensi, pusat pembinaan kebudayaan dan agama, balai penyuluhan rohani, balai pendidikan dan pelatihan Mubaligh, pusat Radio Dakwah dan sebagainya. b.
Islamic Center Tingkat Regional Yaitu Islamic Center yang mencakup lingkup provinsi dan mempunyai masjid bertaraf provinsi, yaitu masjid raya yang dilengkapi dengan fasilitas yang hampir sama dengan tingkat pusat tetapi bertaraf dan berciri regional.
c.
Islamic Center Tingkat Kabupaten Yaitu Islamic Center yang mencakup lingkup local kabupaten dan mempunyai masjid bertaraf kabupaten, yaitu masjid agung, yang dilengkapi dengan fasilitasfasilitas yang bertaraf local dan lebih banyak berorientasi pada operasional pembangunan dakwah secara langsung.
d.
Islamic Center Tingkat Kecamatan Yaitu Isamic Center yang mencakup lingkup kecamatan dan mempunyai masjid yang tarafnya kecamatan, yang ditunjang dengan fasilitas – fasilitas seperti balai dakwah, balai kursus kejujuran, balai pustaka, balai kesehatan dan konsultasi mental, fasilitas kantor dan asramaustadz/pengasuh.
4. Sifat, Status dan Pengelolaan Islamic Center Sifat dan status kelembagaan Islamic Center adalah : a. Koordinatif partisipatif dalam arti penanganan serta pengelolaannya bersifat koordinatif inter departemen tingkat pusat maupun daerah seluruh masyarakat Kanwil dan Kantor Agama setempat, serta partisipasi dalam arti seluruh
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
13
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
masyarakat digerakkan untuk melaksanakan proyek ini, baik dana partisipasi langsung maupun dana soaial keagamaan serta tenaga untuk menyelesaikan proyek ini. b. Dana dari pemerintah dapat berbentuk subsidi inpres atau dana kerohanian Presiden, PELITA, B.K.M, dana dari daerah APBD, BAZIs, dan sebagainya. c. Kantor Depag dibantu lembaga dakwah sosial dan pendidikan keagamaan setempat adalah pengelola Islamic Center tersebut yang diangkat/dikukuhkan oleh pejabat setempat tiap periode kurang lebih tiga tahun. d. Dikaitkan dengan Dirjen Bimas Islam, Islamic Center merupakan Puspenag (Pusat Penerangan Agama) bagi wilayah yang bersangkutan.
Pengelola Islamic Center adalah sebagai berikut : a. Status organisasi Islamic Center adalah organisasi semi ofisial (setengah resmi) sesuai dengan tujuan dan fungsinya untuk menggerakkan partisipasi masyarakat untuk membangun. Untuk tingkat provinsi ditetapkan oleh KDH tingkat 1 atas usul Kanwil
setempat.
Untuk
tingkat
kabupaten/kotamadya
ditetapkan
oleh
Bupati/Walikota atas usul kepala Kantor Depag setempat. b. Bentuk dan struktur organisasi Islamic Center adalah organisasi/profesional dengan sistem pengurus dan Anggaran Rumah Tangga yang seragam.
Bentuk dan Tata Laksana organisasi disusun sebagai berikut : a. Dewan Pembina Dewan Pembina diambil dari unsur – unsur ulama, kyai, pendidik, tokoh masyarakat dan penguasa (umara) yang mempunyai bobot kekuasaan dan wibawa yang cukup untuk wilayah/daerah masing – masing yang berfungsi sebagai badan konsultatif/legislatif. Susunan Dewan Pembina sekurang – kurangnya berjumlah 9 orang yang terdiri dari : 1. Seorang Ketua Umum 2. Dua orang Wakil Ketua 3. Seorang Sekretaris 4. Lima orang Anggota
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
14
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
b. Dewan Pengurus Dewan pengurus diambil dari unsur – unsur penguasa (umara), mubaligh, pendidik dan penyuluh agama yang merupakan pelaksana langsung Islamic Center. Susunan Dewan Pengurus harian sekurang – kurangnya berjumlah 20 orang yang tediri dari : 1. Seorang Ketua Umum 2. Dua orang Wakil Ketua 3. Dua orang Sekretaris 4. Dua orang Bendahara 5. Seorang Ketua Bidang Dakwah
Seorang Ketua Bidang Pustaka dan Kursus
Seorang Ketua Bidang Pembina Anak – Anak
Seorang Ketua Bidang Dana dan Logistik
Tujuh orang Staf Operasi/Pengajar/Instruktur
c. Jangka waktu kepengurusan (periode) ditetapkan selama 3 tahun. d. Sifat dan model administrasi menganut sistem administrasipendidikan , terutama administrasi kursus (administrasi pendidikan non-formal) e. Prinsip dan pembiayaan rutin, dan pembinaan harus mengarah pada swadaya masyarakat. Biaya dari pemerintah berupa subsidi rutin sampai dipandang mampu untuk mandiri/swadaya dan swakarya. f.
Koordinator operasional dibawah koordinasi Bimas untuk tingkat pusat, Kanwil Depag untuk tingkat provinsi, dan Kantor Depag untuk tingkat kabupaten/kodya.
5. Lingkup Kegiatan Sesuai dengan buku Pedoman Pelaksanaan Islamic Center di Indonesia, maka lingkup kegiatan Islamic Center dapat dikelompokkan sebagai berikut: a. Kegiatan Ubudiyah/Ibadah Pokok 1. Kegiatan Sholat, meliputi: sholat wajib lima waktu dan sholat sunnah baik yang dilakukan secara individu maupun berkelompok
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
15
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
2. Kegiatan Zakat
Penerimaan zakat
Pengumpulan zakat dan penyimpanan
Pengolahan/pembagian zakat
3. Kegiatan Puasa
Sholat tarawih
Kegiatan pesantren kilat/mental training
Membaca Al-Qur’an/tadarus.
4. Kegiatan
naik
haji,
meliputi:
pendaftaran,
pemeriksaan
kesehatan,
penataran/penyuluhan, latihan menasih haji, cara pakaian ihrom, cara ibadah di perjalanan, praktek hidup beregu dan mengkoordinasi keberangkatan. 5. Upacara peringatan Hari Besar Islam
Hari besar Idul Fitri : membayar zakat fitrah yang dibayarkan sebelum hari raya tiba, sholat idul fitri.
Hari raya idul adha : sholat idul adha, meyembelih hewan qurban untuk dibagikan fakir miskin
Hari maulid nabi Muhammad SAW, meliputi kegiatan perayaan dengan dilengkapi acara kesenian.
Hari isra mi’raj, meliputi kegiatan perayaan, seminar dan ceramah
Hari Nuzulul Qur’an, meliputi kegiatan perayaan dan lomba membaca l Qur’an.
b. Kegiatan Muamalah/Kegiatan Kemasyarakatan 1. Kegiatan penelitian dan pengembangan
Meneliti dan pengembangan
Penerbitan dan percetakan
Seminar, diskusi dan ceramah
Training dan penataran
Kursus bahasa arab dan inggris
Siaran radio islam
Pameran – pameran
2. Kegiatan sosial dan kemasyarakatan
Kursus keterampilan dan perkoperasian
Konsultasi hukum dan konsultasi jiwa
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
16
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
Pelayanan kebutuhan umat, seperti buku, kitab, baju, dan perlengkapan muslim, makanan, kebutuhan sehari – hari dan sebagainya.
Pelayanan sosial seperti bantuan fakir miskin dan yatim piatu ; pelayanan pembinaan ceremony ; pelayanan penasehat perkawinan ; bantuan pelayanan khitanan massal ; bantuan santunan kematian dan pengurusan jenazah.
Pelayanan pendidikan, meliputi taman kanak – kanak dan madrasah diniyah.
Pelayanan kesehatan, meliputi bantuan kesehatan, poliklinik dan BKIA.
3. Kegiatan pengelola Meliputi kegiatan administrasi yang mengkoordinir dan mengelola seluruh kegiatan yang ada.
4. Kegiatan penunjang
Pelayanan kafetaria
Pelayanan pemondokan/guest house, untuk menginap imam, khotib, dan petugas rutin serta tamu, alim ulama, mahasiswa/pelajar dan para cendikiawan dari luar.
2.3.4. Kajian Arsitektural Islamic Center Bangunan Islamic Center menjadi sebagai wadah untuk memenuhi kebutuhan kegiatan yang ada didalamnya. Fasilitas yang dibutuhkan dalam Islamic Center dikelompokkan berdasarkan fungsinya, yaitu fungsi pengkajian, fungsi pengembangan dan fungsi penunjang. Berdasarkan fungsi tersebut, diperoleh petunjuk kebutuhan ruang yang harus disediakan untuk merancang sebuah bangunan Islamic Center. Berikut uraian mengenai kebutuhan ruang Islamic Center. 1. Fungsi Pengkajian Fungsi pengkajian merupakan fungsi sebuah Islamic Center sebagai wadah menjalankan kegiatan ibadah dan edukasi. Dari hal tersebut dapat diketahui kebutuhan ruang yang perlu disediakan pada bangunan Islamic Center. Berikut standar untuk kebutuhan ruang pada sebuah bangunan Islamic Center.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
17
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
a. Ruang Seminar Ruangan ini dapat digunakan untuk kegiatan seminar, workshop, diskusi, dan sebagainya. ruang yang berkapasitas 40 – 50 orang ini membutuhkan desain ruang yang nyaman untuk pengguna di dalamnya. Oleh karena itu ruangan harus dirancang harus memenuhi standar yang ada.
Gambar 3. Standar Ruang Seminar Sumber : Data Arsitek Jilid 3
Seperti pada gambar, dijelaskan bahwa luas ruang yang diperlukan adalah 780 x 840 cm. Setiap orang, kursi dan meja membutuhkan ruang 60 x 120 cm, kemudian penataan pola meja dan kursi akan dijumlahkan berdasarkan ukuran tersebut. Meja untuk dua orang berukuran 120 x 60 cm dan meja untuk tiga orang berukuran 180 x 60 cm, sehingga diperoleh ukuran ruang untuk meja dengan kursinya yaitu 120 x 120 cm dan 180 x 120 cm. Meskipun demikian, penataan perabot daneja dan kursi dalam ruangan dapat dilakukan dengan berbagai pola seperti pada gambar, sehingga dapat mengurangitingkat kejenuhan pengguna. b. Ruang Kelas Sebuah ruang kelas dapat menampung 30 – 40 orang, karena itu sangat dibutuhkan kenyamanan untuk dapat berkonsentrasi saat proses belajar. Oleh karena itu diperlukan adanya desain ruang yang baik sehingga mempengaruhi hubungan interaksi sosial pengguna.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
18
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
Gambar 4. Standar Ruang Kelas Sumber : Data Arsitek Jilid 3
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa standar luas ruang kelas berbentu k persegi maupun persegi panjang yaitu 65 m2 dengan berbagai furniture didalamnya. Standar luas ruang tersebut memudahkan dalam memberi variasi dalam penataan ruang kelas sehingga pengguna tidak bosan dengan suasana yang sama. Dari gambar, jarak antara meja untuk pola grid adalah setengah dari panjang meja untuk dua orang atau panjang meja untuk satu orang, sedangkan jarak meja ke dinding bisa setengah atau satu panjang meja untuk dua orang. Hal ini perlu diperhatikan dalam menata ruang karena dapat mempengaruhi kondisi, konsentrasi dan kenyamanan pengguna.
Gambar 5. Standar Kursi dan Meja Ruang Kelas Sumber : Time-Saver Standards for Landscape Architecture Second Edition
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
19
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
Dari gambar diatas terlihat bahwa bentuk kursi dasar ada 3 yaitu lingkaran, persegi dan persegi panjang. Selain standar ruang, standar furniture juga perlu diperhatikan demi kenyamanan pengguna. Ukuran kursi untuk satu orang 38 x 38 cm dengan ketinggian dari lantai 45 cm serta jarak tmpat duduk dan meja adalah 27 cm. Dengan terpenuhinya standar tersebut dapat memberikan kenyamanan pengguna saat belajar dalam posisi duduk. Untuk menjaga kenyamanan pengguna ketika saling berinteraksi antar kursi membutuhkan jarak 30 cm. Demikian setiap orang memiliki ruang 68 cm untuk menjaga konsentrasi.
Gambar 6. Standar Ruang Kelas Anak (TK) Sumber : Data Arsitek Jilid 3
Selain ruang kelas reguler terdapat juga ruang kelas untuk anak – anak. Desain dan penataan ruang kelas ini lebih membutuhkan perhatian karena anak – anak lebih sensitif. Seperti gambar diatas, ruang kelas terbagi atas beberapa ruang sesuai dengan kebutuhan. Kegiatan dalam ruang kelas anak adalah belajar dan bermain. Kebutuhan belajar dan bermain tidak hanya tersedia di dalam ruangan kelas namun juga di luar ruangan (outdoor). Terdapat standar untuk berbagai permainan outdoor agar memberikan kenyamanan dan yang terpenting keselamatan anak seperti yang ditunjukkan oleh gambar berikut.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
20
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
Gambar 7. Mainan di Playground Sumber : Data Arsitek Jilid 3
c.
Perpustakaan
Untuk memaksimalkan proses belajar diperlukan tersedianya buku dan referensi tertulis lainnya. Oleh karena itu diperlukan ruang sebagai wadah untuk menampung buku – buku tersebut dan pembacanya yaitu perpustakaan. Kebutuhan ruang yang disediakan harus dapat memberikan kenyamanan untuk mendukung konsentrasi pengguna baik dari penataan ruang, sirkulasi, dan sebagainya. Ada dua desain rak buku yang dapat digunakan yaitu rak buku satu sisi (single sided shelving) dan rak buku dua sisi (double sided shelving). Keduanya dapat didesain grid untuk penataan
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
21
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
rak dalam ruang sehingga antar dan dalam blok rak terdapat jarak untuk sirkulasi pengguna (Ernest dan Peter, 2007).
Gambar 8. Kebutuhan Ruang untuk Rak Buku Sumber : Data Arsitek Jilid 3
Dapat diketahui dari gambar diatas bahwa tiap unit blok rak buku membutuhkan ruang 8,7 x 6 m dengan beberapa rak buku didalamnya. Setiap rak buku double side shelving memiliki lebar 60 cm dengan jarak antar rak buku 75 cm untuk sirkulasi. Demikian pula jarak yang dibutuhkan antar titik tengah dari dua rak buku adalah 135 cm.
Gambar 9. Standar Rak Buku Sumber : Data Arsitek Jilid 3
Pengunjung perpustakaan dapat berasal dari semua kalangan usia, baik anak – anak, remaja maupun dewasa. Fasilitas rak yang disediakan juga harus disesuaikan terhadap kriteria usia dan tinggi pengguna sehingga memberikan kenyamanan dan keamanan. Untuk pengguna usia anak - anak rak buku yang disediakan memiliki
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
22
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
ketinggian 120-150 cm. Untuk pengguna usia remaja disediakan rak buku dengan ketinggian maksimal 170 cm dan untuk usia dewasa 180 - 225 cm.
Gambar 10. Ruang Baca Sumber : Data Arsitek Jilid 3
Selain area display untuk rak buku juga terdapat area baca dengan fasilitas meja dan kursi yang disediakan unruk pengunjung. Antar meja memiliki space 135 - 150 cm untuk ruang kursi dan sirkulasi pengguna. Namun adanya sirkulasi pengangkutan buku space antar meja yang dibutuhkan lebih lebar lagi yaitu 170 – 190 cm. Space tersebut diberikan untuk ruang untuk sirkulasi dan kegiatan pengguna baik yang berdiri maupun duduk di sekitar meja.
Gambar 11. Pola Meja di Ruang Baca Sumber : Data Arsitek Jilid 3
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
23
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
Meja di ruang baca merniliki dua pola penataan yaitu penataan meja berderet dengan posisi pembaca saling membelakangi dam penataan meja dengan merapatkan dua meja sehingga terdapat dua pembaca dalam satu titik dengan posisi saling berhadapan. Pola penataan meja yang kedua diperuntukkan bagi pengguna yang membutuhkan ruang untuk bekerja sama dalam kelompok.
Gambar 12. Ruang Baca Individu Sumber : Data Arsitek Jilid 3
Fasilitas ruang baca individu diperuntukkan bagi pembaca yang ingin lebih fokus dalam membaca dan terhindar dari gangguan. Ruang yang disediakan berukuran 100 x 100 cm untuk setiap pembaca. Ruang baca individu terlepas dari fasilitas meja yang diberikan memiliki space 75 x 100 cm untuk ruang pembaca melakukan aktivitasnya. Setiap ruang dipisahkan dengan partisi yang mengelilingi di setiap sisi meja, sehingga setiap meja terhubung namun tetap ada penghalang.
Gambar 13. Ruang Komputer Sumber : Data Arsitek Jilid 3
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
24
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
Dalam perpustakaan terdapat ruang untuk mengakses data digital menggunakan komputer. Oleh karena itu dibutuhkan penataan ruang yang sesuai kebutuhan, seperti yang dicontohkan pada gambar di atas. Ruang yang dibutuhkan dengan pola penataan seperti itu memiliki luas 14.1 m2 dengan ukuran 3.00 x 3.70 m. Ruang tersebut dapat digunakan oleh empat orang bersamaan. d.
Lembaga Keislaman Mengetahui kegiatan dan gerakan pengguna dalam ruangan dapat membantu menentukan standar kebutuhan desain seperti jarak jangkauan, jarak pandang, penempatan perabot, posisi tubuh, dan sebagainya.
Gambar 14. Posisi Kerja di Depan Komputer Sumber : Ergonomics and Design a Reference Guide
Diketahui dari gambar di atas penataan perabot memiliki jarak yang optimal untuk mendukung kenyamanan dalam bekerja. Tinggi posisi duduk saat menggunakan komputer adalah 68.1 cm dengan ketinggian kursi yang digunakan 56.5 cm. Untuk posisi duduk yang tegak, pandangan mata ke layar komputer akan memperoleh kenyamanan pada ketinggian 108.2-133.6 cm dari lantai. Jarak pandang mata ke layar komputer yang baik untuk kesehatan 39.9 cm atau 40 cm. Oleh karena itu tinggi meja untuk tempat komputer yang dibutuhkan adalah 72.4 - 75 cm.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
25
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
Gambar 15. Standar Kursi Kerja Sumber : Ergonomics and Design a Reference Guide
Standar ukuran kursi kerja dapat dipergunakan untuk merencanakan luas ruang kerja tiap orang, kemudian dijumlahkan dengan kebutuhan ruang untuk sirkulasi dan gerak manusia di dalamnya. Setiap kursi kerja membutuhkan ruang dengan luas maksimal 48.3 x 48.3 cm. Namun ketika kursi kerja tersebut sedang digunakan akan membutuhkan ruang lebih untuk sirkulasi gerak manusia minimal 20% ke setiap sisi kursi tersebut.
Gambar 16. Standar Meja Tulis Dengan Laci Sumber : Data Arsitek Jilid 3
Ada dua tipe standar meja tulis yang dapat digunakan seperti pada gambar di atas. Untuk meja besar berukuran 1.56 x 0.78 x 0.78 m berpasangan dengan kursi yang memiliki ketinggian maksimal 70 cm. Dengan demikian ruang yang dibutuhkan seluruhnya adalah 3.81 cm2 untuk
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
26
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
tiap orang. Untuk meja kecil berukuran 1.40 x 0.70 x 0.76 m berpasangan dengan kursi yang memiliki ketinggian maksimal 56 cm. Maka luas ruang yang dibutuhk an untuk meja kecil adalah 2.03 m2 untuk tiap orang.
Gambar 17. Standar Meja Receptionist Sumber : Data Arsitek Jilid 3
Untuk tinggi meja resepsionis ada dua ketinggian yang berbeda. Meja yang menghadap ke pengunjung memiliki ketinggian 100 cm. Meja yang menghadap k e pegawai memiliki ketinggian 78 cm. Adanya perbedaan ketinggian ini dikarenakan perbedaan fungsi yang ada, meja yang lebih tinggi digunakan oleh pengunjung yang datang dalam posisi berdiri sedangkan m eja yang lebih rendah digunakan oleh pegawai dalam posisi duduk. Dengan demikian meja yang lebih tinggi juga sesuai dengan posisi pegawai yang berdiri saat melayani pengunjung.
Gambar 18. Almari Dokumen Sumber : Data Arsitek Jilid 3
Ada dua tipe almari untuk menyimpan data yaitu dalam bentuk rak tanpa tutup dan almari dengan laci. Perbedaan yang ada dikarenakan posisi penyimpanan data, rak digunakan untuk penyimpanan data secara vertikal dan almari laci untuk penyimpanan data secara horisontal. Ketinggian rak adalah 1.4 - 2.27 m dengan lebar 66 x 40 cm. Untuk almari laci memiliki ketinggian 1.00 - 1.5 cm dengan lebar minimal 39.5 x 62 cm. Tiap laci memiliki kedalaman 55 cm untuk ruang penyimpanan data. Almari tipe rak memiliki ketinggian yang lebih dibandingkan
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
27
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
dengan almari laci karena untuk memudahkan pengambilan data. Jarak antar almari rak yang saling berhadapan adalah 1.1 m untuk akses dua sisi sedangkan almari rak untuk akses satu sisi berjarak 0.70 m. Untuk almari laci yang berhadapan berjarak 2.00 m dan untuk almari laci satu sisi berjarak 1.3 - 1.5 m.
Gambar 19. Penataan Meja dan Kursi Ruang Rapat Formal dan Informal Sumber : Metric Handbook Planning and Design Data
Ruang rapat memiliki dua tipe ruang berdasarkan kegiatan didalamnya yaitu formal dan informal. Tiap tipe memiliki dua ruang yang memiliki perbedaan luas. Ruang rapat formal yang besar berukuran 27.36 m2 dengan daya tampung 18 orang sedangkan ruang rapat kecilnya berukuran 20.16 m2 dengan daya tampung 14 orang. Untuk ruang rapat informal, ruang besar memiliki luas 18.91 m2 yang mampu menampung 14 orang sedangkan luas ruang k ecil adalah 12.71 m2 yang mampu menampung 8 orang.
2. Fungsi Pengembangan Islamic Center juga berfungsi sebagai tempat pengembangan masyarakat melalui pembelajaran agama Islam dan pelatihan keterampilan. Oleh karena itu dibutuhkan ruang yang terpisah dengan bangunan utama sehingga dapat menjaga privasi pengguna. Namun ruang pegkajian dan pengembangan harus tetap dapat dijangkau. Dari hal tersebut diketahui kebutuhan ruang bangunan Islamic Center, berikut standar ruang yang ada.
a.
Gedung Penelitian Pada gedung ini terdapat ruang yang berfungsi untuk peneltian pengguna dalam mendalami berbagai ilmu dan pengetahuan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti diskusi ilmu, praktek, dan sebagainya.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
28
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
Gambar 20. Standar Ruang Laboratorium Bahasa Sumber : Data Arsitek Jilid 3
Ruang laboratorium bahasa memiliki standar luas 65 m2 untuk mewadahi 33 - 35 pengguna. Selain itu dalam laboratorium bahasa juga disediakan ruang untuk penyimpanan dan recording dengan luas 20 m2. Maka luas keseluruhan ruang laboratorium adalah 95 m2. Model ruang laboratorium memiliki perbedaan berdasarkan fungsinya yaitu ruang untuk listening dan speaking sedangkan satu ruang lain untuk listening, speaking, dan recording.
Gambar 21. Standar Ruang Laboratorium Umum Sumber : Data Arsitek Jilid 3
Laboratorium lainnya yang disediakan adalah laboratorium untuk berbagai kegiatan keilmuan seperti dalam bidang ekonomi, musik, seni, dan sebagainya. Ada dua macam penataan ruang untuk jumlah pengguna yang berbeda. Ruang kecil memiliki luas 95 m2 untuk 24 - 27 pengguna dengan ruang persediaan dan penyimpanan
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
29
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
didalamnya. Ruang besar memiliki luas 140 m2 dengan daya tampung 30 - 34 pengguna disertai ruang penyimpanan dan koleksi didalamnya.
Gambar 22. Standar Ruang Keterampilan Sumber : Data Arsitek Jilid 3
Ruang untuk kegiatan pengembangan lainnya yaitu ruang keterampilan dan pelatihan. Luas kebutuhan ruang tersebut keseluruhan adalah 170 m2 yang memiliki daya tampung 50 - 55 orang. Dalam ruang ini juga terdapat ruang untuk penyimpanan dan ruang mesin untuk kebutuhan pelatihan dan lainnya.
b.
Gallery Pengembangan Islam dapat dilakukan dengan menghargai dan mempelajari peradaban Islam pada masa sebelumnya sehingga dapat memperoleh pelajaran yang bermanfaat. Dengan demikian diperlukan adanya wadah untuk kegiatan tersebut yang dapat berbentuk seperti ruang gallery. Untuk menghasilkan penataan ruang yang nyaman untuk pengguna diperlukan adanya standar ruang yang tepat, berikut uraiannya.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
30
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
Gambar 23. Standar Ruang Gallery Sumber : Data Arsitek Jilid 2
Pada gallery hal penting yang harus diperhatikan adalah pencahayaan ruang dan standar
jarak
pandang
manusia.
Karena
pecahayaan
berpengaruh
dalam
penyampaian pesan dan tujuan benda koleksi pada pengguna. Seperti pada gambar di atas pencahayaan yang digunakan dalam ruang pencahayaan alami dan buatan. Untuk jarak pandang manusia memiliki kemampuan melihat sebatas pada sudut proyeksi mata terhadap benda yaitu 270, lebih dari sudut tersebut mata sudah tidak mampu menjalankan fungsinya dengan baik. Dengan demikian dapat diketahui jarak maksimal mata manusia dalam melihat secara baik adalah 10 m. Tinggi benda yang bisa diproyeksikan mata maksimal adalah 5.6 m dengan posisi benda berada pada ketinggian 95 cm dari lantai.
Penataan benda koleksi dalam gallery dapat dilakukan dengan berbagai posisi yang memungkinkan. Oleh karena itu dibutuhkan perhitungan kemampuan visual mata terhadap berbagai posisi benda tersebut. Dengan demikian suasana dalam ruang dapat menarik pengguna untuk memperhatikan benda koleksi dengan baik karena adanya permainan posisi dan cahaya.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
31
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
c.
Auditorium Ruang ini dapat digunakan dalam berbagai acara formal maupun non formal dengan daya tampung yang sangat besar. Fasilitas ruang auditorium disediakan untuk kegiatan pengembangan Islam. Berikut karakteristik untuk ruang auditorium.
Gambar 24. Standar Ruang Auditrium Sumber : Data Arsitek Jilid 3
Desain auditorium seperti pada gambar di atas, mampu menampung 400 orang. Pada auditorium tersebut menggunakan desain tempat duduk seperti ruang teater yang juga memiliki podium untuk bagian depan. Bentuk ruang yang mengerucut merupakan upaya dalam mengoptimalkan perhatian pengguna ke podium sebagai pusatnya. Auditorium dengan desain ruang teater memiliki podium dan tempat duduk yang berbeda ketinggian. Podium memiliki tinggi 60 cm dari lantai paling dasar. Untuk tempat duduk peserta yang bertingkat memiliki lebar 80 cm untuk tiap tingkat. Tempat duduk peserta dapat menggunakan kursi ataupun tidak maka ketinggian tiap tingkat yang digunakan adalah 40 cm.
d.
Asrama Fasilitas ruang untuk menginap juga disediakan untuk pengunjung atau pencari ilmu di Islamic Center. Dengan demikian dibutuhkan adanya standar kebutuhan ruang untuk kamar tidur, berikut penjelasannya:
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
32
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
Gambar 25. Standar Kamar Tidur Sumber : Data Arsitek Jilid 3
Kamar tidur yang disediakan yaitu kamar tidur dengan dua ranjang atau bahkan lebih dari dua. Untuk kamar tidur dengan dua ranjang memiliki ukuran 3.15x4.50 m. Kamar tidur sudah dilengkapi dengan almari, meja, dan kursi untuk kebutuhan pengguna didalamya.
3. Fungsi Penunjang Fungsi penunjang pada Islamic Center yaitu sebagai tempat pemenuhan kebutuhan masyarakat serta tempat penyaluran hobi. Demikian itu pengguna dapat menjaga keseimbangan pola hidup yang sehat dengan tidak terpaku pada satu kegiatan saja. Dari hal tersebut diketahui kebutuhan ruang pada Islamic Center, berikut standar ruang yang ada: a. Game Center Fasilitas lapangan olah raga yang disediakan dapat menjadi tempat untuk menyalurkan hobi sekaligus menjadi kesempatan menjaga kesehatan tubuh. Lapangan tersebut beserta ruang pendukungnya berukuran 15 x 45 x 7 m dengan ukuran lapangan itu sendiri 15 x 27 m. Lapangan dapat ditempatkan dalam ruangan (hall) ataupun diluar ruangan.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
33
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
Gambar 26. Lapangan Untuk Tiga Jenis Olah Raga Sumber : Data Arsitek Jilid 3
b.
Kantin / Kafetaria Fasilitas kantin yang disediakan dilengkapi dengan ruang dapur, tempat display makanan, dan tempat makan.
Gambar 27. Standar Ruang Dapur Kantin Sumber : Data Arsitek Jilid 3
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
34
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
Gambar 28. Pola Meja dan Kursi Kantin Sumber : Data Arsitek Jilid 3
Satu modul untuk meja-kursi kantin berukuran 1.57 x 1.25 m yang terdiri dari satu meja dan empat kursi.
c.
Supermarket Supermarket menyediakan berbagai bahan pokok dan kebutuhan sehari - hari yang diletakkan di rak display untuk pemasarannya. Penataan ruang termasuk tata letak rak diupayakan memberikan kemudahan pada pengunjung dalam mencari bahan kebutuhannya.
Gambar 29. Model Rak Display Supermarket Sumber : Metric Handbook Planning and Design Data
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
35
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
d.
Poliklinik Islamic Center juga memberikan layanan kesehatan. Hal tersebut diwujudkan dengan menyediakan
fasilitas
klinik
dengan
dilengkapi
ruang
konsultasi
kesehatan,
ruang
pemerikasaan pasien, dan ruang laboratorium.
Gambar 30. Standar Ruang Klinik Sumber : Data Arsitek Jilid 3
e.
Area Parkir Area parkir yang disediakan ada tiga kategori berdasarkan jenis kendaraan yaitu area parkir untuk kendaraan roda empat (mobil), kendaraan bermotor roda dua, dan sepeda. Ukuran area parkir didasarkan pada standar ukuran kendaraan tersebut. Untuk parkir satu mobil membutuhkan space minimal adalah 2.3 x 5 m. Untuk parkir satu motor membutuhkan space minimal adalah 0.75 x 2 m. Untuk parkir satu sepeda membutuhkan space minimal adalah 0.45 x 2 m.
Gambar 31. Standar Parkir Mobil Sumber : Data Arsitek Jilid 3
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
36
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
Gambar 32. Dimensi Sepeda Motor dan Sepeda Sumber : Data Arsitek Jilid 3
2.4. Arsitektur Islam Sebuah tema yang dikaji dengan tujuan untuk memperoleh prinsip - prinsip yang sesuai dengan objek untuk diterapkan dalam perancangan. Adanya tema pada perancangan bangunan menunjukkan ciri khas sebagai identitas bangunan tersebut.
2.4.1.
Pengertian Arsitektur Islam
Menurut Saoud (2002), Arsitektur Islam adalah cara membangun yang Islami sebagaimana ditentukan oleh hukum syariah, tanpa batasan terhadap tempat dan fungsi bangunan, namun lebih kepada karakter Islami dalam desain dan dekorasi. Sedangkan menurut Nangkula Utaberta dalam Konsep Arsitektur Islam dan Pemahaman Islam dari Perspektif Sunnah (2004), Arsitektur Islam adalah hasil perancangan ruang dan sistem binaan yang berdasarkan kepada corak hidup umat Islam yang berteraskan kepada prinsip – prinsip dasar Islam sebagaimana yang terdapat dalam al Qur’an dan sunnah Nabi Muhammad SA W. Spahic Omer di dalam salah satu bukunya, “The History and Character of the Islamic Built Environment”, memaparkan bahwa Nabi Muhammad saw tidak hanya mengabaikan permasalahan dekorasi dan ornamentasi pada saat beliau membangun, namun beliau juga memberikan beberapa peringatan tentangnya di dalam beberapa hadits beliau. Salah satu dari hadits tersebut adalah yang menyatakan bahwa tidak ada yang lebih cepat memperburuk amal perbuatan seseorang daripada ketika mereka memulai menghias masjid-masjid mereka. Di dalam hadits yang lain, Nabi Muhammad saw mengungkapkan bahwa salah satu dari tandatanda datangnya hari kiamat adalah ketika orang-orang mulai berlomba satu sama lain dalam
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
37
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
menghias masjid. Beliau saw juga menyatakan bahwa ia tidak disuruh untuk mendirikan masjid-masjid yang monumental. Pada hadits yang lain, Nabi Muhammad saw memerintahkan bahwa setiap kain atau tirai yang dihias dengan gambar-gambar untuk dihapus dari tempat yang digunakan untuk shalat agar tidak mengganggu kekhusyukan seseorang. Beliau bahkan melakukannya sendiri pada beberapa kesempatan. Pada hadits lain dinyatakan, setiap rumah harus bebas dari gambargambar yang mungkin bisa jadi mengganggu mereka yang shalat di sana. Diceritakan pula di dalam hadits lainnya, bahwa ketika Nabi Muhammad saw melihat sebuah kubah megah yang didirikan di atas sebuah rumah di Madinah, beliau saw berkata bahwa setiap kegiatan membangun bangunan adalah berbahaya bagi pemiliknya, kecuali dilakukan karena kebutuhan yang nyata. Karena itu, dapat disimpulkan bahwa sikap Islam terhadap hal-hal yang mubadzir telah jelas, termasuk dalam kegiatan membangun dan berarsitektur. Namun demikian, ayat-ayat dan hadits-hadits tersebut tidak menyiratkan bahwa menghias bangunan itu dilarang sama sekali. Jika demikian halnya, baik al- Qur’an ataupun sunnah Nabi akan lebih spesifik dan eksplisit menyatakan setiap larangan (haram). Dari paparan di atas, dapat kita ambil pelajaran bahwa menghias bangunan yang dicela ialah yang berlebih-lebihan, menimbulkan bahaya (misalnya mengganggu konsentrasi ketika shalat), dan tidak memiliki manfaat yang jelas. Perancangan Islamic Center tidak harus menggunakan prinsip yang ada dalam al Qur’an secara keseluruhan , namun terlebih dahulu dilakukan pengambilan kesimpulan dari prinsip – prinsip Islam yang disesuaikan dengan kebutuhan objek, pengguna, tempat, dan waktu sehingga dapat digunakan dengan jelas dan tepat pada rancangan.
2.4.2.
Prinsip - Prinsip Arsitektur Islam
Menurut Utami (2004), secara garis besar arsitektur Islam merujuk pada ayat-ayat ‘Quraniyah’ (berasal dari Al-Quran) dan ‘Kauniyah’ (bentuk hukum alam). Jadi, menurut beliau arsitek harus mampu memenuhi The law of God dan ‘The Law of Nature’. Konsep arsitektur Islam adalah olahan yang mempunyai sifat tidak merusak alam dan harus sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Hal ini mengingatkan pada karya arsitektur tokoh arsitektur modern, Le Corbusier, dengan konsep “pilotis” yang memilih mengangkat bangunan sehingga kehadiran bangunan di atas bumi ini tidak merusak hijaunya rerumputan.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
38
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
Arsitektur sebagai salah satu bidang keilmuan, hendaknya juga selalu berpegang pada nilainilai Islam yang bersumber pada al-Qur’an. Objek arsitektur dihasilkan sebagai karya seorang arsitek hendaknya menerapkan nilai-nilai Islam sehingga objek arsitektur tersebut tidak bertentangan dengan nilai tauhid, syariah, dan nilai - nilai akhlakul karimah. Banyak karyakarya arsitektur Islam di berbagai belahan dunia memiliki tujuan yang satu, yaitu untuk beribadah dan berserah diri kepada Allah. Meskipun demikian, bentuk dalam arsitektur Islam yang berprinsip pada nilai-nilai islami itu tidak hanya hadir dalam bentuk fisik yang satu dan seragam, melainkan hadir dalam bahasa arsitektur yang beragam (Auliayahya, 2010). Menurut Noe’man (2003) beberapa nilai dasar Islam yang penting dijadikan landasan bagi peradaban Islam termasuk arsitektur sebagai pedoman perancangan, diantaranya:
Rahmat bagi alam semesta (rahmatan lil ‘alam in). Dalam QS. Al Anbiyaa (21) : 107, disebutkan bahwa Nabi diutus tidak lain adalah untuk membawa rahmat bagi seluruh alam.
Ramah Lingkungan (As Salam), sejahtera, aman tidak membahayakan lingkungan seperti yang diterangkan dalam QS. Yunus (10): 25, seorang muslim khalifah di muka bumi, tidak merusak lingkungan menjaga kelestarian lingkungan dan harus menjadi rahmat bagi seluruh alam. Alam yang dimaksud disini termasuk tumbuhan/tanaman, binatang, tanah, air dan sebagainya.
Fithroh, bahwa Islam sejalan dengan fitrah manusia (asal kejadian/suci) seperti yang diterangkan dalam QS. Ar Rum (30): 30.
Fungsional, tidak mubazir seperti yang diterangkan dalam QS. Al Isro’ (17): 27.
Berkesinambungan (tawazun), yaitu dalam QS. Al Hijr (15): 19: “Bahwa kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gununggunung dan kami tumbuhkan padanya seg ala sesuatu menurut ukuran”.
Hikmah, bahwa segala sesuatu harus berdasar hikmah seperti yang diterangkan dalam QS. Al Jum’ah (62): 2.
Estetis (jamilun), keindahan seperti yang diterangkan dalam sebuah hadits bahwa Allah itu indah dan mencintai keindahan.
Kehidupan bertetangga, memperlakukan tetangga dengan baik adalah salah satu cara mewujudkan tatanan sosial yang baik seperti yang dijelaskan dalam QS. An Nisa (4): 36: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan -Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib - kerabat, anak - anak yatim,
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
39
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga - banggakan diri”. Dengan demikian prinsip-prinsip arsitektur Islam secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut (Omer, 2009) : 1. Hubungan fungsi-bentuk (function - form relationship) Fungsi bangunan harus dioptimalkan seluruhnya dalam pelayanan untuk memenuhi kebutuhan manusia sebagai penggunanya sebagaimana tujuan pembangunan objek tersebut. Hasil dari prinsip ini dapat dilihat dalam sejarah Masjid Nabawi yang berkembang menjadi sebuah pusat komunitas multifungsi yang fokus pada kebutuhan agama, sosial, edukasi, dan politik masyarakat muslim yang baru lahir namun sudah bersifat dinamis. Fungsi merupakan hal yang lebih penting dari pada bentuk. Peran bentuk adalah untuk mendukung dan melengkapi suatu fungsi bangunan. Oleh karena itu, tidak seharusnya seseorang terobsesi dengan bentuk bangunan semata apalagi memperlakukannya secara terpisah dari prasyarat suatu fungsi dan tujuan bangunan tersebut. Dengan demikian prinsip ini memiliki persamaan dengan prinsip form follow function dalam mengutamakan fungsi dan kebutuhan bangunan tersebut.
2. Memperhatikan lingkungan (respect for the environment) Dalam arsitektur, memperhatikan lingkungan harus ditampilkan. Penerapan arsitektur harus dipastikan dapat hidup berdampingan dengan baik antara manusia dan lingkungan serta antara ranah lingkungan alam dan lingkungan binaan. Arsitektur harus sadar lingkungan sehingga mampu mengundang, menarik, dan mengakomodasi keuntungan alam. Selain itu arsitektur sadar lingkungan juga mampu untuk menolak kerugian yang berbahaya bagi lingkungan. Dengan kata lain, arsitektur harus bisa menjadi program yang berkelanjutan (sustainable). Pada awal proses pembangunan masjid, Rasulullah mengajarkan kepada para sahabatnya sebuah pelajaran tentang pemanfaatan secara berkelanjutan dari lingkungan. Di tempat yang ditandai sebagai tempat pembangunan Masjid Nabawi yang didalamnya terdapat beberapa makam umat non Islam dan beberapa pohon kurma. Rasulullah memerintahkan agar dilakukan penggalian untuk makam tersebut, dilakukan peratakan tanah, dan dilakukan penebangan pohon kurma. Namun pohon
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
40
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
kurma yang sudah ditebang tersebut dimanfaatkan kembali untuk acuan dinding masjid yang mengarah ke qiblat.
3. Kebersihan (cleanliness) Kebersihan yang dimaksudkan adalah kebersihan badan, rumah, halaman, jalan, pasar, sungai, dan lingkungan sekitar. Karena kebersihan merupakan cabang dari keimanan, sebagaimana sering ditemukan slogan bahwa kebersihan merupakan sebagian dari iman, yang demikian itu sudah disampaikan oleh Rasulullah. Arsitektur Islam harus dikenal dalam penerapan prinsip ini. Rasulullah sangat memperhatikan kebersihan seluruh kota Madinah pada umumnya dan kebersihan masjid pada khususnya. Beliau juga menyampaikan bahwa Allah adalah dzat yang suci dan mencintai kebersihan.
4. Keunggulan yang menyeluruh (comprehensive excellence) Segala aspek Arsitektur Islam harus mengandung gagasan atau konsep keunggulan yang menyeluruh. Karena hal tersebut sudah diperintahkan dan dilaksanakan oleh setiap muslim dalam segala situasi dalam segala usaha perbuatan mereka. Semangat untuk yang terbaik dan berusaha keras harus dirasakan pada setiap langkah dan setiap aspek dari proses perancangan bangunan yaitu dari memilih tapak atau site, menerapkan konsep, dan membuat desain bahkan dalam pemilihan bahan bangunan, kualitas kerja, sampai tahap akhir pelaksananaan pembangunan demikian juga dalam pengaktifan fungsi bangunan yang ramah lingkungan, hemat energi, dan tepat guna sesuai kebutuhan pengguna. Keunggulan harus menjadi budaya, hal ini tidak boleh berkurang sehingga hanya menjadi semboyan belaka. Keunggulan harus dapat dilihat bukan hanya sekedar omongan. Berusaha untuk yang terbaik merupakan hal yang dicintai Allah serta merupakan bagian yang terkenal dari budaya dan peradaban Islam. Namun, keadaan yang biasa saja, bukan dari kesederhanaan, yang disengaja maupun yang dikarenakan kelalaian rutin atau kemalasan adalah hal yang dibenci Allah dan seharusnya merupakan hal asing bagi budaya dan peradaban Islam sejati. Karena keduanya adalah konotasi yang konseptual dan praktis, pentingnya konsep unggul yang menyeluruh itu sudah diterapkan pada tahap awal proses pembangunan masyarakat Madinah. Dan tepat seperti itulah yang terjadi. Pembangunan Masjid Nabawi merupakan elemen urban pertama dalam perjalanan urbanisasi kota Madinah. Meskipun demikian Rasulullah menggunakan kesempatan itu untuk memberikan
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
41
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
pelajaran pada umat Islam untuk berbagai masalah termasuk dari keunggulan yang menyeluruh.
5. Meningkatkan interaksi sosial yang adil (promoting just social interaction) Arsitektur Islam harus dipromosikan dan menjadi bidang interaksi sosial yang adil. Dengan cara tersebut dapat diketahui beberapa nilai-nilai dan prinsip - prinsip Islam yang akan sangat membantu. Dalam hal ini Rasulullah SAW merupakan contoh sumber informasi terbaik. Salah satu tindakan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW berupa penguatan rasa persaudaraan di antara kaum muhajjirin Mekkah dan kaum anshar betujuan untuk mempersiapkan masa depan agam Islam dan umat Islam di Madinah yang bergantung pada hubungan kedua belah pihak. Karena hal tersebut dibutuhkan dalam kegiatan perencanaan dan pengembangan di kota Madinah terutama dalam pembangunan Masjid Nabawi sehingga perlu adanya dorongan interaksi sosial yang bersifat membangun dan adil. Kegiatan pembangunan masjid lebih diutamakan dari yang lainnya karena dari itu pembangunan tempat tinggal untuk kaum muhajjirin termasuk Rasulullah SAW ditangguhkan sementara waktu. Pada periode ini (sekitar 6 sampai 7 tahun) kaum muhajjirin tinggal bersama dengan kaum anshar. Ketika tinggal bersama kedua belah pihak dapat meningkatkan hubungan persaudaraan menjadi lebih kuat dan hangat sehingga dapat terlampauinya tantangan yang muncul dalam pembangunan masyarakat. Demikian pula Rasulullah SAW yang tinggal di rumah salah satu sahabat ansghar, Abu Ayyub Al Anshari hingga pembangunan masjid selesai. Beberapa hal yang mendasari kualitas masyarakat dan fitur Islam adalah komitmen untuk memegang latar belakang, keadilan, kesetaraan dan saling pengertian, kerja sama. Demikian itu sudah dicontohkan dalam sejarah dengan telah ditekankan pada pertama kali pelaksanaan selama penentuan site masjid Nabawi dan pemberian tanda batas-batasnya hingga selesai pembangunan masjid. Ketika orang-orang mulai menggunakannya, Rasulullah SAW menegaskan bahwa masjid tersebut dan masjid lainnya merupakan tempata yang bersifat sosial-ekonomi serta buta terhadap pangkat dan status. Masjid milik semua orang. Semua orang memiliki kesamaan hak dan layanan darinya. Membedakan seseorang di sebuah masjid berdasarkan posisi sosialekonomi yang dimiliki merupakan hal yang tidak dapat diterima. Masjid menjadi lembaga sosial yang mewujudkan kedalaman dan kekuatan Islam sehingga berfungsi untuk menginspirasi, memantau, dan mengawasi seluruh lembaga sosial dalam mewujudkan interaksi sosial yang adil.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
42
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
6. Kemudharatan atau kerusakan dapat hilang (La dharar wa la dhirar) Salah satu prinsip Islam yang paling penting dalam arsitektur dan lingkungan binaan pada umumnya seperti yang ditekankan dalam hadits Nabi bahwa kemudharatan atau kerusakan dapat hilang. Pesan dari hadits tersebut adalah bahwa manusia seharusnya menggunakan haknya secara penuh dalam apa yang menjadi haknya. Namun segala tidakan dan keputusan yang diambil tidak menghasilkan kerusakan atau dampak buruk pada orang lain. Demikian juga seseorang seharusnya tidak mengembalikan rasa sakit atau luka yang didapatkannya pada orang lain baik sengaja maupun tidak. Orang orang disarankan agar saling berbagi kebahagiaannya dan kesedihannya, peduli satu sama lain, meghargai aturan hukum dan menyelesaikan permasalahan mereka secara damai. Dengan cara ini, manusia akan terjaga keamanannya, memiliki hubungan persahabatan yang kuat, dan lingkungan yang sehat sehingga terwujud kondisi yang kondusif untuk semua jenis hubungan interaksi manusia yang bersifat membangun. Hubungan interaksi dan aktivitas manusia merupakan hal penting dalam arsitektur untuk diterapkan termasuk semua pemikiran tentang keselamatan dan keamanan. Selain itu tentunya kesejahteraan fisik, psikologi, dan jiwa spiritual manusia bergantung pada bagaimana penerapan arsitektur menghasilkan keadaan yang kondusif dan konstruktif terhadap lingkungan. Jika dikatakan bahwa pikiran yang sehat terdapat pada tubuh yang sehat maka dapat diartikan dan dihubungkan bahwa pikiran dan tubuh yang sehat terdapat pada lingkungan binaan yang sehat dan aman. Islam tidak hanya menjamin umatnya hak untuk hidup bebas dan terhormat namun juga melakukan semua perbuatan yang dapat memberikan nikmat hidup yang layak, sehat, damai, gembira, makmur, berkualitas, dan sebagainya selama hal tersebut merupakan proses yang membantu mempertahankan kesejahteraan umat manusia dan seluruh alam semesta. Dalam Islam, konsep persamaan, keadilan, kebenaran, dan kesusilaan yang universal dan abadi, yang telah meresap dan mengatur setiap aspek eksistensi manusia. Tidak sekecil apapun hal-hal tersebut dapat dikompromikan oleh apapun dan siapapun. Karena yang demikian itu merupakan hak Allah SWT untuk memastikan manusia berada di bawah pengayoman agama-Nya, Islam dan manusia berhak mempertahankan hal-hal penting yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan hidup manusia sebagai misi kekhalifahan di bumi.
7. Tradisional dan pengaruh asing (indigenous versus foreign influences) Masjid Nabawi sangat kental dalam menyampaikan pesan Islam dan peradaban Islam yang terikat pada sumber utama, Al Qur’an. Masjid mempromosikan pemikiran tentang
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
43
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
ketegasan dan kesemestaan Islam, dan kesatuan dalam keragaman. Pembangunan masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah komunal saja tetapi juga dalam rangka untuk memenuhi pertumbuhan dan perkembangan kebutuhan umat Islam. Dengan demikian masjid dapat mendukung, memfasilitasi kemajuan umat dalam meningkatkan keaslian dan kelayakannya. Dengan kata lain, masjid melambangkan dan menyampaikan pesan dan perjuangan Islam. Selain itu juga melambangkan dua sisi peradaban Islam yang mutlak dan konstan namun hanya sementara sehingga bersama mengalami perubahan. Melalui persepsi, filosofi, tujuan, dan fungsinya, masjid dikarakteristikan sebagai bagian dari Islam yang permanen dan tidak siapapun dapat mengubahnya. Karena hal ini didasrakan pada sifat utama manusia dan kebutuhannya. Namun dalam hal sistem penciptaan, penemuan, peraturan, pandangan, dan perilaku kehidupan duniawi manusia supaya sepatutnya dapat dipahami dan diatur berdasarkan kedua substansi mutlak Islam serta sesuai dengan masa, daerah, dan kebutuhan masyarakat yang berbeda. Dengan demikian hal tersebut menjadi solusi dan persepsi dari prinsip-prinsip dan nilai-nilai mutlak yang ada dalam kehidupan sebagai solusi praktis yang terbaik dalam menjawab permaslahan yang dihadapi. Sebagai akibatnya, fungsi masjid sebagai sebuah institusi adalah tetap, selalu sama tidak mengalami perubahan. Meskipun bentuk masjid mengalami perubahan, keberagaman, dan perkembangan karena pengaruh beragamnya budaya, kondisi geografi dan iklim, dan juga kondisi sosio-ekonomi masyarakat. Bentuk lembaga masjid merupakan perwujudan fisik dari peruntukan fungsi bangunan tersebut. Karenanya perubahan yang terjadi pada masjid lama tidak dapat terelakkan sehingga dapat menjadikannya berfungsi dengan baik. Tentunya prinsip ini tidak hanya diterapkan pada masjid saja tapi juga pada semua aspek lain dari lingkungan binaan Islami. Karena perubahan dalam lingkugan binaan Islami tidak dapat dihindari dan perlu adanya inovasi dalam bidang yang sama. Demikian itu hal tersebut merupakan alasan yang dianjurkan dan bahkan wajib dalam penyesuaian fungsi dan efektivitas bentuk bangunan.
2.5. Arsitektur Modern Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, arsitektur modern dapat dipisahkan mejadi dua kata yaitu “arsitektur” yang berarti seni dan ilmu merancang serta membuat konstruksi
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
44
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
bangunan, jembatan dan sebagainya serta “modern” yang berarti terbaru atau mutakhir. Arsitektur modern juga memiliki beberapa pengertian lain, diantaranya :
Pengertian sebagai sebuah sesi dalam perkembangan arsitektur dimana ruang menjadi objek utama untuk diolah.
Hasil pemikiran baru mengenai pandangan hidup yang lebih manusiawi yang diterapkan pada bangunan.
Totalitas daya, upaya dan karya dalam bidang arsitektur yg dihasilkan dari alam pemikiran modern yang dicirikan dengan sikap mental yang selalu menyisipkan hal-hal baru, progresif, hebat dan kontemporer sebagai pengganti dari tradisi dan segala bentuk pranatanya.
Wahid dan Alamsyah (2013) dalam tulisannya menjelaskan bahwa pada era arsitektur modern, fungsionalisme merupakan dasar pemikiran utama. Fungsionalisme dimaksudkan sebagai penghambat penggunaan yang tidak tepat dari bentuk yang penuh gaya akan tetapi tidak cocok dengan maksud bangunannya. Semboyan “Form Follow Function” yang diungkapkan oleh Louis Sullvian memberi pandangan bahwa bentuk merupakan turunan dari fungsi dan fungsi menciptakan serta mengorganisir bentukSebuah bangunan modern harus setia pada dirinya sendiri, dalam bentuk yang tembus pandang dan bersih dari hal-hal yang tidak diperlukan sehingga dapat menyesuaikan dengan dunia mekanis dan pengangkutan yang cepat. Semboyan “Machine for Living” yang ditegaskan oleh Le Corbusie r memberikan pandangan bahwa dunia bangunan harus memiliki sifat yang efisiensi, rendemen, ekonomi dan harus mencapai semaksimum mungkin seperti dalam perekayasaan setiap mesin. Le Corbusier juga memberikan pandangannya terhadap tipologi pada arsitektur modern yang menjelaskan bahwa tipologi berupa objek produksi masal yang melihat bahwa elemen dari kolom rumah sampai dengan kota sebagai sebuah analogis karena rasionalisme ilmu pengetahuan dan sistem produksi teknologi adalah wujud nyata daripada bentuk yang paling progresif. Arsitektur modern juga menonjolkan hubungan antara sisi-sisi suatu segiempat dan isinya, rasio atau perbandingan bagian-bagian di dalamnya sebagai suatu komposisi (Smithies, 1982). Selain itu, hubungan antara bahan bangunan padat dan rongga dari jendela - jendela atau bukaan lainnya dari bagian dalam juga memberi pengaruh terhadap ruang - ruang yang terbentuk oleh penataan bahanbahan padat yang mengelilingi disekitarnya. Aspek-aspek kesatuan dalam arsitektur modern juga menjadi hal yang cukup dominan. Pada karya Le
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
45
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
Corbusier “Falling Water”, elemen-elemen horizontal sangat dominan dan menciptakan efek rongga dengan perpaduan material padat. Penonjolan sangan kuat pada elemen-elemen horizontal berupa katilever dari material yang padat. Pada karya Le Corbusier yang lainnya “Sainte Marie de La Tourrete”, tercipta sebuah bentuk sederhana berupa blok serta menampilkan sesuatu yang logis. Penekanan yang sangat menonjol adalah elemen-elemen horizontal. Selain itu, pada salah satu karya Frank Lloyd Wright, perpaduan antara elemen vertikan dan horizontal menciptakan kontras pada setiap elemennya. Elemen horizontal memberikan efek padat sedangkan elemen vertikal memberikan efek ringan.(Smithies, 1982) Menurut Utami (2004), arsitektur Modern mempunyai spirit yang menawarkan konsep kesederhanaan, kejujuran dan fungsional serta rasional yang tidak mengada - ada. Arsitektur modern menolak tradisi, budaya dan unsur-unsur masa lalu sebagai sumber kebenaran. Pandangan ini membawa moralitas baru dalam arsitektur, yaitu antitradisi, anti ornamen serta lebih mementingkan kejujuran (kejujuran material, struktur dan fungsi). Akibatnya, pengertian estetika mengalami pergeseran. Yang disebut ”indah” tidak lagi berupa olahan yang penuh tempelan ornamen. Produk arsitektur merupakan konsekuensi logis dari kejujuran tersebut. Visualisasi bangunan mempunyai olahan yang sederhana (simple), bersih (clean) dan jelas (clear), melalui beberapa slogan yaitu “Ornament is crime”, “Form Follow Function” atau “Less is More” atau pemakaian beton kasar ekspos (“brutalism”) dari Le Corbusier sebagai elemen estetis. Mengandung pengertian penggunaan ornamen pada bangunan sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan fungsionalnya dan semangat jaman. Tawaran konsep yang dimiliki arsitektur modern tersebut merupakan suatu pemikiran yang menarik dan inspiratif karena sesuai dengan semangat konsep Islami. Pandangan ini sangat kuat
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
46
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
pengaruhnya terhadap konsep karya-karya arsitektur masjid. Konsep tersebut mencerminkan cara pandang
yang Islami, tidak berlebih-lebihan dan tidak mubazir. Konsep Islam
menyatakan bahwa agama Islam ditujukan untuk orang-orang yang berpikir (rasional) karena pada dasarnya Islam itu sangat rasional. Selain itu, ketertarikannya pada konsep tersebut karena secara prinsipiil bertolak belakang dengan cara kerja seorang arsitek yang hanya mengandalkan pencarian bentuk semata-mata (for the sake of form), tanpa landasan pemikiran yang jelas. Itulah sebabnya kolaborasi antara konsep arsitektur modern dan konsep Islami tidak bertentangan.
Bagan 1. Konsep Islam dan Arsitektur Modern Sumber : Utami (2004)
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
47
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
BAB III : DATA DAN ANALISA
1.1. Data Non Fisik Berikut ini data non fisik untuk perancangan Islamic Center ini :
1.1.1. Data Kepemilikan Islamic Center Data yang terkait, yaitu: 1. Pemilik
: Pemerintah Kota Tangerang
2. Jenis
: Tempat pertemuan kegiatan islami
3. Sasaran Pelayanan
: Masyarakat Kota Tangerang dan sekitarnya
4. Kalangan
: Umum
1.1.2. Data Teknis Data yang terkait, yaitu: 1. Judul Perancangan
: Perancangan Islamic Center, Tangerang
2. Tema Perancangan
: Green Architecture and Sustainable Architecture
3. Lokasi Tapak
: Jl. Satria - Sudirman, Sukaasih Tangerang, Banten
-
Kecamatan
: Tangerang
-
Kota
: Tangerang
-
Provinsi
: Banten
4. Luas Lahan
: 25.000 m2
5. KDB
: 40 % = 10.000 m2
6. KDH
: 30 % = 7.500 m2
7. KLB
:2
8. Luas Bangunan
: 40.000 m²
9. GSB
: 50 % jalan raya
10. Jumlah Lantai
: 5 Lantai
11. Basement
: 1 Lantai
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
48
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
1.2. Data Fisik Berikut data fisik terkait tapak, diantaranya: Lokasi Tapak
Gambar 33. Lokasi Tapak Sumber : google maps
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
49
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
Elevasi tapak existing
: Tidak berkontur
Batas tapak Utara Di sebelah utara yang berbatasan langsung dengan tapak ada kawasan Lembaga Pemasyarakatan Anak – Anak Kelas 1 Tangerang
Gambar 34. Kawasan Lembaga Pemasyarakatan Anak - Anak Sumber: dokumentasi pribadi
Timur Di arah timur yang berbatasan langsung dengan tapak, yaitu jalan Sekunder dengan lebar jalan sekitar 9 m untuk dua arah.
Gambar 35. Kondisi Jalan Sekunder sumber: dokumentasi pribadi
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
50
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
Selatan Jalan Satria Sudirman, Taman Pemancingan
Gambar 36. Kodisi Area Taman Pemancingan Sumber: dokumentasi pribadi
Barat Diarah barat berbatasan langsung dengan tapak ada permukiman warga.
Gambar 37. Kondisi Permukiman Warga Sumber: google.com, 2017
1.3. Analisa Ruang dan Kegiatan Berikut ini merupakan hasil analisa ruang, pengguna dan kegiatan yang terjadi di rumah , antara lain:
1.3.1. Analisa Kebutuhan Ruang Terlampir
1.3.2. Analisa Hubungan Ruang Terlampir
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
51
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
1.3.3. Box Diagram Terlampir
1.3.4. Analisa Pengguna Pengguna atau user Islamic Center ditunjukan dalam skema berikut ini:
Gambar 38. Analisa Pengguna Islamic Center Sumber: Data Pribadi
Pengguna Islamic Center terbagi atas: 1. Pengunjung Masyarakat yang berkunjung untuk mengikuti acara atau kegiatan di dalam atau luar gedung, baik yang mengadakan acara maupun yang mengikuti acara. 2. Pengelola Orang yang mengatur segala kebutuhan atau kegiatan yang berkaitan dengan gedung Islamic Center. 3. Service Orang yang menyuplai barang atau kebutuhan dalam gedung, baik untuk acara yang diselenggarakan maupun untuk kebutuhan gedung itu sendiri.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
52
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
1.3.5. Analisa Alur Kegiatan Berikut ini analisa yang berkaitan dengan kegiatan di Islamic Center, baik itu kegiatan pengunjung, pengelola serta bagian service.
1.4. Analisa Tapak Berikut ini analisa terkait dengan kondisi site, yaitu:
1.4.1. Ukuran dan Luas
GSB: 50 % lebar jalan raya Tapak ini berbentuk letter L dengan posisi memanjang ke bagian belakang (ke arah Selatan) Site Jalan Raya
Gambar 39. Ukuran dan Luas Sumber: Data Pribadi
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
53
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
1.4.2. Analisa Lingkungan 1. Analisa Makro Dibawah ini adalah analisa secara makro yang ada disekitar site, antara lain:
Gambar 40. Analisa Makro Sumber: Data Pribadi
Pada analisa lingkungan makro diketahui bahwa letak site berada tidak jauh dari Pusat Pemerintahan Kota Tangerang yang berada di sebelah timur site. Sebelah barat site terdapat
permukiman
warga,
sedangkan
sisi
utara
site
terdapat
Lembaga
Pemasyarakatan Anak – Anak Kelas 1.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
54
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
2. Analisa Mezo Dibawah ini adalah analisa secara mezo yang ada disekitar site, antara lain:
Gambar 41. Analisa Mezo Sumber: Data Pribadi
Islamic Center ini secara mezzo dapat melayani masyarakat yang radiusnya lebih dekat dibanding secara makro. Secara mezzo, terdapat beberapa bangunan, salah satunya ada Kantor Pelayanan Pajak Pratama dan Kantor Walikota Tangerang. Sebagian besar yaitu permukiman warga dan jalan, serta ada beberapa lahan kosong.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
55
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
3. Analisa Mikro
Gambar 42. Analisa Mikro Sumber: Data Pribadi
Pada arah Utara, site bersebelahan langsung dengan kawasan Lemabaga Pemasyrakatan Anak – Anak Kelas 1. Islamic Center ini dirancang untuk memfasilitasi masyarakat atau umat Islam dalam kegiatan beribadah dan Pendidikan agama Islam. Di arah Barat, site berbatasan langsung dengan permukiman warga. Di arah Selatan, berbatasan langsung dengan Jalan Satria Sudriman dan di arah Timur berbatasan langsung dengan Jalan Sekunder. Antara Islamic Center dengan permukiman dan tempat makan tidak diberi connecting agar semua dapat dipantau melalui main entrance dari Jalan Satria Sudirman.
1.4.3. Analisa Pencapaian
Gambar 43. Analisa Kebisingan Sumber: Data Pribadi
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
56
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
Pencapaian ke lokasi dapat dilakukan menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum karena :
Lokasi terletak di kecamatan Tangerang, kelurahan Suka Asih tepatnya Jl. Satria Sudirman, lokasi ini berada di kawasan pusat kota baru Tangerang.
Lokasi yang terletak di Kawasan pusat kota baru Tangerang menggambarkan bahwa jalur tersebut banyak dilalui kendaraan, baik kendaraan pribadi maupun umum. Jalan yang dapat dipilih untuk menuju lokasi tapak diantaranya yaitu ; (1) Melalui Jalan Daan Mogot dan (2) Melalui Jalan Satria Sudirman.
Berikut ini merupakan gambar respon terhadap analisa pencapaian eksisting dengan pengolahan letak zoning ruang.
Gambar 44. Analisa Zona dan Pencapaian Sumber : Data Pribadi
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
57
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
1.4.4. Analisa Kebisingan
Gambar 45. Analisa Kebisingan Sumber: Data Pribadi
Tanggapan 1. Membuat orientasi massa kearah utara selatan atau sisi yang paling lebar pada bangunan menghadap utara dan selatan. 2. Membuat pepohonan pada sisi area tapak sebagai buffer panas. 3. Meletakan massa bangunan dekat dengan vegetasi pada tapak sebagai peneduh bangunan. 4. Membuat bukaan passive pada fasad bangunan untuk pemaksimalan cahaya alami. 5. Meletakkan zona service dan ME pada sisi barat dan timur tapak sebagai buffer matahari.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
58
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
Gambar 46. Contoh referensi untuk Panas Matahari Sumber: google.com, 2017
1.4.5. Analisa Angin
Gambar 47. Analisa Angin Sumber: Data Pribadi
Tanggapan 1. Membuat beberapa bukaan pada massa bangunan. 2. Area bukaan dapat diletakkan pada sisi utara dan selatan agar sirkulasi alami dapat masuk ke bangunan. 3. Membuat orientasi massa bangunan ke datangnya angin. 4. Sirkulasi alami untuk meminimalisir penggunaan AC kecuali ruang-ruang tertentu.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
59
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
Gambar 48. Contoh referensi untuk Angin Sumber: google.com, 2017
1.4.6. Analisa Vegetasi
Gambar 49. Analisa Vegetasi Sumber: Data Pribadi
Tanggapan 1. Mempertahankan beberapa pepohonan eksisting sehingga bisa meredam polusi kebisingan, polusi udara, buffer matahari dan bisa sebagai pemandangan (visual). 2. Menambah pepohonan pada tapak yang tidak ada atau kurang perdu dan semak hias untuk memfilter polusi udara.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
60
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
3. Menambahkan vegetasi tepat berada dekat dengan bangunan perancangan sebagai pendingin suhu bangunan alami. 4. Mengelola vegetasi sebagai entrey approach dan permainan ruang atau space khusus. Beberapa manfaat tanaman tepi penyerap polusi udara, yaitu : 1. Peredam kebisingan dan mengurangi efek pemanasan yang diakibatkan oleh radiasi energi matahari dan penapis cahaya silau. 2. Penahan angin; untuk membangun sabuk hijau yang berfungsi sebagai penahan angin perlu diperhitungkan beberapa faktor yang meliputi panjang jalur, lebar jalur. 3. Meningkatkan resapan air sehingga akan meningkatkan jumlah air tanah yang akan menahan perembesan air laut ke daratan.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
61
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
BAB IV : KONSEP
Untuk memulai perancangan perlu diadakan pemeriksaan apakah semua data dan informasi sudah jelas dan memungkinkan untuk dimulainya proses perancangan. Dalam tahap ini data dan informasi dianalisa dan diolah sehingga akan menghasilkan hal – hal berikut. 1. Program rancangan yang disusun berdasarkan pengolahan data primer maupun sekunder serta informasi lain untuk mencapai batasan tujuan proyek. 2.
Konsep
rancangan
yang
merupakan
dasar
pemikiran
dan
pertimbangan
-
pertimbangan semua bidang terkait struktur, MEP, dan bidang keahlian lainnya bila diperlukan. Hal tersebut tentunya melandasi terwujudnya gagasan/tema rancangan yang menampung semua aspek, kebutuhan, dan tujuan rancangan. Pada bab ini akan menguraikan konsep rancangan berdasarkan hasil analisa (analisa non fisik, fisik, dan pertimbangan arsitektur) yang telah dilakukan pada bab sebelumnya.
4.1. Kegiatan Pengguna 4.1.1.
Alur Kegiatan
Gambar 50. Alur Kegiatan Pengelola dan Pengajar Sumber : Data Pribadi
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
62
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
Gambar 51. Alur Kegiatan Penunjung Sumber : Data Pribadi
4.2. Zona, Sirkulasi dan Akses 1. Zona Zoning secara horizontal maupun vertikal dibuat seefisien mungkin agar pengunjung tidak merasa bingung. Zona tersebut dikelompokkan menjadi zona service, zona utilitas, zona pengelola, dan zona umum/publik. Zona tersebut secara vertikal dibagi atas zona bising tinggi, bising sedang, bising rendah dan tidak bising. Zona bising tinggi terdiri dari ruang yang tingkat pengunjungnya lebih banyak.
2. Sirkulasi Dalam perencanaan, sirkulasi dibuat semaksimal mungkin untuk memudahkan pengunjung, pengelola dan service. Sirkulasi pengelola pun di pisah dengan pengunjung. Koridor pun dibuat linear agar lebih memudahkan pencapaian ke ruang yang dituju.
3. Aksesibilitas Lift dibedakan untuk pengunjung, pengelola dan service. Untuk aktivitas service disediakan ramp agar lebih memudahkan . Jalur pejalan kaki pun disediakan agar tidak terganggu dengan lalu lalang kendaraan.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
63
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
4.3. Konsep Bangunan Perancangan Islamic Center ini menerapkan konsep arsitektur modern, dimana desain yang akan diterapkan adalah gaya - gaya minimalist yang sederhana. Arsitektur modern memiliki ciri – ciri yang sesuai dengan prinsip – prinsip islam, seperti gaya yang sederhana tanpa banyak ornamen dan kejujuran dalam material. Oleh sebab itu, gaya modern cocok untuk diterapkan dalam perancangan Islamic Center ini.
4.3.1. 1.
Massa Bangunan
Bentuk Dasar
Massa bangunan untuk Islamic Center ini diambil dari bentuk dasar segi empat. Segi empat merupakan bentuk yang sederhana dan paling sering digunakan dalam bangunan. Pengambilan bentuk ini didasarkan atas beberapa hal, diantaranya:
2.
Bentuk sederhana yang sesuai dengan prinsip Islam (tidak berlebihan).
Memberi kesan formal dan lebih kokoh.
Menyesuaikan dengan bentuk tapak
Penyesuaian dengan tata ruang yang dibutuhkan.
Transformasi Bentuk
Gambar 52. Gubahan Massa Bangunan Sumber : Data Pribadi
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
64
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
4.3.2.
Konsep Facade
Pada facade bangunan dilakukan dua perlakuan yang berbeda, shading (secondary skin) pada sisi yang menggunakan kaca dengan tujuan untuk meminimalisir radiasi matahari yang masuk ke dalam bangunan dan ekpos material batu alam pada bagian bangunan yang tertutup (tidak membutuhkan kaca). Shading didesain dengan pola/pattern arabic untuk memberi kesan islami pada bangunan dan ukiran pattern arabic/islami pada batu alam yang di ekspos. Kedua hal tersebut dilakukan untuk memberi keindahan (ukiran//pattern arabic) dengan kejujuran material (batu alam ekspos).
Gambar 53. Pola/Pattern Arabic Sumber: google.com
Gambar 54. Contoh Visualisasi Bagian Fasad Sumber: google.com, 2017
4.3.3.
Konsep L andscape
Landscape dimaksimalkan dengan memanfaatkan pepohonan rindang dan tanaman perdu agar memberi kesegaran pada area sekitar site. Selain itu penempatan pepohonan rimbun disekeliling lahan berfungsi untuk mengurangi kebisingan suara dari jalan. Perkerasan juga dilakukan dengan menggunakan grass block agat tetap dapat ditanami rumput.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
65
Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
Gambar 55. Contoh Visualisasi Healing Garden dan Pemanfaatan Lahan Sumber: google.com
1.1. Konsep Struktur Struktur untuk bangunan dengan 5 lantai dan 1 bassement ini menggunakan pondasi tiang pancang, kolom sebagai penahan gaya lateral, balok dan pelat sebagai penahan beban vertikal.
Gambar 56. Contoh Visualisasi Beban Pada Bangunan Sumber: google.com
Pada bangunan ini juga terdapat bantalan penahan gempa. Ketika terjadi gempa, bantalan tersebut meminimalisir resiko keretakan atau kehancuran pada bangunan. Ada pergeseran antar lantai namun tidak signifikan. Hal tersebut karena bantalan tersebut yang berubah posisi dan bagian kolom keatas tidak mengalami pergeseran yang berakibat runtuhnya bangunan.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana |
66