PERBANDINGAN KUALITAS KARKAS DAN DAGING ANTARA BABI PELIHARAAN DENGAN BABI HUTAN
ARTIKEL
Oleh :
SURYA WARDANI LUMBAN TOBING 1021204006
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2012
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
PERBANDINGAN KUALITAS KARKAS DAN DAGING ANTARA BABI PELIHARAAN DENGAN BABI HUTAN (Comparison (Comparison of carcass and meat quality between domestic pig and wild boar)
Surya Wardani Lumban Tobing Program Pascasarjana Universitas Andalas, Padang Abstract :
This study aims to determine the difference of carcass and meat quality between pet pig and wild wild boar and relationship between slaughter age age with carcass percentage and backfat thickness, w hich is expected to provide information to the public for the needy and pork carcasses with certain qualities. qu alities. The material in this t his study using 6 Landrace pig ( Sus scrofa ) and 6 wild boar ( Sus vittatus) with male sex age of 7–9 that slaughter at RPH Sidikalang. Meat samples using Longissimus dorsi muscle. To know the relationship between slaughter age with carcass percentage and backfat b ackfat thickness, pet pig and wild boar put into three age groups (7-9 months, 10-12 months and 13-16 months) in which each group consisted of 30 samples. Variables are measured by objectively and subjectively. The resulting of objectively data were analyzed using t-test and resulting of subjectively data were analyzed using Khi-squared test. The results showed that carcass and meat quality of domestic pig were higher in live weight (90.20 kg vs 29.60 kg), carcass percentage (74.47% vs. 71.26%), back fat thickness (3.17 cm vs 0.98 cm), meat protein levels (21.03% vs 19:44%), meat texture (2.25 vs 1.65) and meat tenderness (2.45 vs. 1.20) compared to wild boar, but lower in meat fat levels (0.81% vs. 0.95%), meat cholesterol levels (85.17 mg vs. 88.00 mg) and meat color (1.80 vs 2.75). Meat water levels did not significantly different (74.94% vs. 74.43%). Slaughter age highly significant (P <0.01) on carcass percentage and backfat thickness in domestic pig and wild boar.
Keywords : domestic pig, wild boar, b oar, carcass quality, meat quality
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
PERBANDINGAN KUALITAS KARKAS DAN DAGING ANTARA BABI PELIHARAAN DENGAN BABI HUTAN (Comparison (Comparison of carcass and meat quality between domestic pig and wild boar)
Surya Wardani Lumban Tobing Program Pascasarjana Universitas Andalas, Padang Abstrak :
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kualitas karkas dan daging antara babi peliharaan dengan babi hutan, sehingga diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat bagi yang membutuhkan karkas dan daging babi dengan kualitas tertentu. Penelitian ini menggunakan babi peliharaan dari bangsa Landrace ( Sus scrofa) dan babi hutan ( Sus vittatus) dengan jenis kelamin jantan berumur 7-9 bulan masing-masing sebanyak 6 ekor yang dipotong di RPH Sidikalang. Sampel daging yang dipakai yaitu otot Longissimus Longissimus dorsi. Untuk melihat hubungan antara umur dengan persentase karkas dan tebal lemak punggung, punggung, babi peliharaan dan babi hutan dimasukkan ke dalam 3 kelompok umur yaitu umur 7-9 bulan, umur 10-12 bulan dan umur 13-16 di mana setiap kelompok terdiri dari 30 ekor. Peubah yang diukur, dinilai secara objektif dan subjektif (organoleptik). Pengolahan data untuk peubah yang diukur secara objektif diuji dengan uji t dan uji K hi-kuadrat untuk penilaian subjektif. Hasil penelitian menunjukkan kualitas karkas dan daging babi peliharaan lebih tinggi pada bobot hidup (90.20 kg vs 29.60 kg), persentase karkas (74.47 % vs 71.26 %), tebal lemak punggung (3.17 cm vs 0.98 cm), kadar protein daging (21.03 % vs 19.44 %), tekstur daging (2.25 vs 1.65) dan keempukan daging (2.45 vs 1.20) dibanding babi hutan, tetapi kadar lemak daging (0.81 % vs 0.95 %), kadar kolesterol daging (85.17 mg vs 88.00 mg) dan warna daging (1.80 vs 2.75) lebih tinggi pada babi hutan dibanding babi peliharaan, sementara kadar air daging antara babi peliharaan dengan babi hutan tidak berbeda nyata (74.94 % vs 74.43 %). Umur berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap persentase karkas dan tebal lemak punggung pada babi peliharaan dan babi hutan.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
PENDAHULUAN
Ternak babi merupakan ternak penghasil daging yang sangat efisien, sehingga ternak babi memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi sebagai ternak potong. Selain pertumbuhan badannya yang cepat, ternak babi juga mampu memanfaatkan segala jenis limbah pertanian, tidak membutuhkan lahan pemeliharaan yang yang luas, dapat meningkatkan kesuburan tanah serta memiliki litter size yang tinggi. Namun hingga saat ini potensi tersebut masih belum dapat
dimanfaatkan dengan baik karena adanya keterbatasan konsumen dan sistem pemeliharaan yang yang belum memadai. Karkas/daging babi merupakan salah satu komoditas penting ditinjau dari aspek gizi, sosial budaya, dan ekonomi. Industri karkas babi mempunyai prospek ekonomi yang cukup cerah, karena usaha peternakan babi relatif mudah dikembangkan, daya reproduksi tinggi dan cepat menghasilkan. Untuk memenuhi permintaan pasar, maka selain kuantitas, p rodusen diharapkan dapat menyediakan karkas babi yang berkualitas. Pengklasifikasian dan penilaian kualitas karkas perlu dilakukan dilakukan karena sangat mempengaruhi mempengaruhi penerimaan konsumen. konsumen. Adanya program pemerintah agar Indonesia dapat swasembada daging pada tahun 2014 membuat jumlah produksi daging harus dapat mencukupi kebutuhan masyarakat. Sampai saat ini, kebijakan yang diterapkan hanya mengandalkan produksi daging sapi saja. Jika produksi daging babi dapat dimasukkan dalam upaya untuk pencapaian swasembada daging, maka kemungkinan kemungkinan rencana tersebut akan berhasil..
Komposisi karkas yang ideal
adalah karkas yang memiliki proporsi daging yang maksimal, proporsi tulang minimal, serta proporsi lemak yang optimal sesuai dengan permintaan pasar. Kebanyakan Kebanyakan orang mengk me ngkonsumsi onsumsi daging dipengaruhi oleh berbagai alasan a ntara lain tradisi, nilai gizinya tinggi, mudah diperoleh, kesehatan, variasi ataupun bersifat mengenyangkan. mengenyangkan. Setiap jenis ternak memiliki kualitas karkas yang berbeda-beda. Ternak babi memiliki persentase karkas yang lebih tinggi jika dibandingkan dibandingkan dengan ternak lain yaitu dapat mencapai 70 %.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
akan selektif dalam membeli untuk mendapatkan daging babi yang lebih berkualitas. Kualitas karkas dan daging seekor ternak dipengaruhi oleh faktor bangsa, umur, jenis kelamin, kastrasi dan pakan. Bangsa ternak babi yang berbeda akan memperlihatkan kualitas karkas yang berbeda pula. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kualitas karkas dan daging antara babi peliharaan dengan babi hutan dan untuk mengetahui hubungan antara umur dengan persentase karkas serta serta hubungan antara umur dengan dengan tebal lemak punggung. punggung.
MATERI PENELITIAN
Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah babi peliharaan dari bangsa Landrace ( Sus scrofa) yang berasal dari peternakan babi Pematang Siantar dan babi hutan ( Sus vittatus) yang berasal dari perkebunan sawit di Propinsi Aceh dengan jenis kelamin jantan berumur 7-9 bulan sebanyak 6 ekor yang dipotong di RPH Sidikalang. Sampel daging yang dipakai yaitu otot Longissimus Longissimus dorsi yang berasal dari potongan antara tulang t ulang rusuk ke 13 dan 14. Untuk melihat hubungan antara umur dan bobot hidup dengan persentase karkas dan tebal lemak punggung, babi peliharaan dan babi hutan dimasukkan ke dalam 3 kelompok umur yaitu umur 7-9 bulan, umur 10-12 bulan dan umur 13-16 di mana setiap kelompok terdiri dari 30 ekor. Metode penelitian ini menggunakan metode survey dan pengambilan sampel dilakukan secara kuota sampling. Sampel sebanyak 6 ekor babi peliharaan dan 6 ekor babi hutan dikumpulkan untuk membandingkan kualitas karkas dan daging yang diperoleh dengan satu kali pengumpulan. Sampel sebanyak 90 ekor babi peliharaan dan 90 ekor babi hutan dikumpulkan untuk melihat hubungan umur dan bobot hidup terhadap persentase karkas dan tebal lemak punggung yang diperoleh dengan sepuluh kali pengumpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
peliharaan disebabkan babi ini mempunyai bentuk tubuh yang lebih kompak dan rangka badan yang lebih besar jika dibandingkan dengan babi hutan. Hal ini bisa terjadi oleh adanya perbedaan genetik yang sangat mempengaruhi perbedaan bobot hidup kedua kedua bangsa babi ini. Tabel 1. Rataan Bobot Hidup Babi Peliharaan dan Babi Hut an Bangsa
Nilai Rataan (kg)
Babi Peliharaan
90.20
a
Babi Hutan
29.60
b
Keterangan : Rataan dengan superskrip berbeda menunjukkan hasil berbeda nyata (P < 0.05) Tingginya bobot hidup babi peliharaan juga disebabkan oleh kualitas pakan. Babi peliharaan dalam penelitian ini diberi pakan konsentrat dengan komposisi seimbang sehingga cenderung mencapai bobot hidup lebih tinggi dibanding babi hutan yang hanya memakan sisa-sisa kelapa sawit dan tanaman yang terdapat di areal perkebunan. Sesuai dengan hasil p enelitian Lee et al. (2010) yang menunjukkan bahwa babi periode grower yang diberi pakan dengan kandungan nutrisi yang tinggi memiliki pertambahan bobot badan harian yang lebih baik jika dibandingkan dengan babi yang diberi pakan dengan kandungan nutrisi yang lebih rendah. Pertambahan bobot badan harian yang tinggi akan menghasilkan bobot hidup yang tinggi pula ketika ternak tersebut akan dipotong. Rendahnya bobot hidup babi hutan disebabkan babi hutan memiliki paha yang lebih ringan, kaki yang lebih besar, daging di b awah dagu lebih sedikit serata ukuran kepala kepala yang cukup cukup besar. Blakely dan Bade (1998) menyatakan menyatakan bahwa babi hutan yang ada di Indonesia memiliki ciri-ciri bulu yang lebih kasar dan kaku, ukuran kepala lebih besar dengan moncong yang panjang dan runcing, kaki lebih besar, memiliki gading yang lebih kuat dan panjang, tubuh lebih semp it.
2. Persentase Karkas
Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa rataan persentase karkas babi
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
kakinya yang pendek. Babi Landrace mempunyai bentuk tubu h dan bentuk karkas yang lebih kompak dibandingkan babi hutan. Tabel 2. Rataan Persentase Karkas Babi Peliharaan d an Babi Hutan Bangsa
Nilai Rataan (%)
Babi Peliharaan
74.47
a
Babi Hutan
71.26
b
Keterangan : Rataan dengan superskrip berbeda menunjukkan hasil berbeda sangat nyata (P < 0.01) Rendahnya persentase karkas babi hutan disebabkan besarnya bobot bagian non karkas seperti kepala dan kaki yang berukuran besar. Menurut Soeparno (2005) beberapa faktor yang mempengaruhi persentase karkas dari seekor ternak adalah bangsa dan kualitas pakan ternak tersebut. Bangsa yang berbeda akan memberikan bobot hidup dan bobot karkas yang berbeda pula. Setiap bangsa ternak mempunyai karkas yang berbeda-beda karena masingmasing bangsa ternak dapat menghasilkan karkas dengan karakteristiknya sendiri. Dengan kata lain persentase karkas seekor ternak sangat dipengaruhi bobot hidup dan kemampuan genetik dari ternak tersebut.
3. Tebal Lemak Punggung
Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa rataan tebal lemak punggung babi peliharaan lebih tinggi dibandingkan babi hutan sebesar (P < 0.01). Tingginya tebal lemak punggung babi peliharaan disebabkan babi peliharaan terpelihara di
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Daza et al. (2007) yang mengatakan karakterisitik tebal lemak punggung merupakan ekspresi dari manajemen pemeliharaan. Semakin baik manajemen pemeliharaan seekor ternak, maka tebal t ebal lemak punggungnya juga akan semakin meningkat. Karena babi peliharaan dipelihara secara intensif, maka kesempatan ternak babi untuk menimbun lemak punggung dari pakan yang dikonsumsinya semakin tinggi menjadikan lemak punggung semakin semakin tebal. Rendahnya tebal lemak punggung babi hutan kemungkinan besar disebabkan babi hutan hidup liar dan bergerak lebih aktif jika dibandingkan dengan babi peliharaan. Karena tidak dikandangkan, babi hutan hidup liar dan bergerak aktif terutama saat mencari makan. Hal ini menyebabkan kesempatan ternak babi hutan untuk menimbun lemak punggung dari pakan yang dikonsumsinya semakin rendah karena selalu bergerak aktif, yang menjadikan lemak punggungnya lebih tipis dari lemak punggung babi peliharaan.
4. Kadar Air
Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa kadar air babi peliharaan tidak berbeda dibandingkan babi hutan (P > 0.05). Tidak terdapatnya perbedaan kandungan air antara babi peliharaan dengan babi hutan kemungkinan disebabkan karena hampir adanya persamaan kandungan air pakan yang dikonsumsi oleh kedua bangsa ternak babi tersebut. Menurut Lawrie (1995) kandungan air urat daging dapat dipengaruhi oleh sifat makanan. Tabel 4. Rataan Kadar Daging Air Babi P eliharaan dan Babi Hutan (%BB)
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
peliharaan disebabkan babi peliharaan diberi pakan konsentrat, dengan kadar protein dalam pakannya pakannya yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan babi hutan yang hidup liar, yang cenderung hanya mengkonsumsi tumbuh-tumbuhan yang terdapat di areal tempat hidupnya. Seperti yang dikemukakan oleh Fernandez et al. (2008) dalam penelitiannya tentang pengaruh pemberian protein dalam
ransum, bahwa peningkatan jumlah kandungan protein dalam pakan secara nyata dapat meningkatkan kadar protein daging babi. Tabel 5. Rataan Rataan Kadar Protein Daging Babi Peliharaan dan Babi Hutan (%BB) Bangsa Nilai Rataan (%) Babi Peliharaan
21.03 a
Babi Hutan
19.44 b
Keterangan : Rataan dengan superskrip berbeda menunjukkan hasil berbeda sangat nyata (P < 0.01) Rendahnya kadar protein babi hutan disebabkan karena babi hutan sebagian besar mengkonsumsi sisa-sisa kelapa sawit yang terdapat di areal perkebunan. perkebunan. Pakan ini memiliki kadar protein yang lebih rendah dari pakan babi bab i peliharaan. Secara garis garis besar buah kelapa sawit terdiri dari serabut serabut buah dan inti. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Natasasmita (2005) menunjukkan bahwa kandungan protein dalam daging babi akan menurun sejalan dengan menurunnya kandungan protein dalam pakan. Komposisi kandungan protein di dalam tubuh akan diimbangi dengan kandungan lemak. Adanya penyimpanan lemak tubuh yang tinggi dan penyimpanan protein tubuh pada batas tertentu
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
lebih tinggi pula. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Song (2000) bahwa hewan yang diberi pakan dengan level energi tinggi tin ggi berpengaruh terhadap peningkatan kadar lemak lemak daging. Tabel 6. Rataan Kadar Lemak Daging Babi Peliharaan dan Babi Hutan (%BB) Bangsa Nilai Rataan (%) Babi Peliharaan
0.81
Babi Hutan
0.95
a
Keterangan : Rataan dengan superskrip berbeda menunjukkan hasil berbeda nyata (P < 0.05) Rendahnya kadar lemak babi peliharaan disebabkan babi peliharaan dipelihara secara intensif dan diberi pakan konsentrat dengan komposisi seimbang. Pakan yang dikonsumsi babi tersebut mempunyai imbangan protein dan energi yang memenuhi kebutuhan tubuh yang kemungkinan menyebabkan lemak dapat dimanfaatkan dengan efisien sebagai energi, akibatnya lemak yang dideposit di dalam tubuh tidak terlalu tinggi.
7. Kadar Kolesterol
Berdasarkan Tabel 7 diketahui bahwa kadar kolesterol babi peliharaan lebih rendah dibandingkan babi hutan (P < 0.05). Tingginya kadar kolesterol babi hutan disebabkan karena babi hutan yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari areal perkebunan kelapa sawit. Nahashon (1996) menyatakan tinggi rendahnya kandungan kolesterol dalam daging seekor ternak dapat terkait dengan
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Tabel 7. Rataan Kadar Kolesterol Daging Babi Peliharaan dan Babi Hutan Bangsa
Nilai Rataan (mg/100gr)
Babi Peliharaan
85.17 a
Babi Hutan
88.00
Keterangan : Rataan dengan superskrip berbeda menunjukkan hasil berbeda nyata (P < 0.05) Rendahnya kadar kolesterol babi peliharaan disebabkan babi peliharaan dipelihara secara intensif dan diberi pakan konsentrat dengan komposisi seimbang. Pakan yang dikonsumsi babi tersebut mempunyai imbangan protein dan energi yang memenuhi kebutuhan tubuh yang kemungkinan menyebabkan jumlah kelenjar empedu yang disekresikan tidak terlalu tinggi untuk mencerna lemak pakan sehingga tidak banyak cairan empedu yang diserap kembali oleh tubuh. Kadar kolesterol daging babi peliharaan nyata lebih rendah dibandingkan daging babi hutan sehingga daging ternak tersebut memiliki peluang yang sangat besar untuk dipasarkan dipasarkan dan dikonsumsi.
8. Nilai Organoleptik a. Warna
Berdasarkan Tabel 8 diketahui bahwa rataan warna daging babi peliharaan lebih rendah dibandingkan babi hutan (P < 0.01). Tingginya penerimaan panelis terhadap warna daging babi hutan disebabkan adanya perbedaan aktivitas babi hutan dengan babi peliharaan. Babi hutan bergerak aktif karena tidak
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Hal ini sesuai dengan pendapat Apple et al. (2007) yang menyatakan bahwa derajat merah pada daging dipengaruhi oleh jumlah myoglobin. Semakin tinggi kandungan myoglobin maka semakin merah warna daging tersebut. Kandungan myoglobin otot dipengaruhi oleh faktor genetik yang berhubungan dengan aktivitas ternak. Semakin tinggi aktivitas ternak maka proses glikolisis (perubahan glikogen menjadi energi dari asam laktat) semakin aktif. Rendahnya penerimaan panelis terhadap warna daging babi peliharaan disebabkan babi peliharaan kurang bergerak aktif karena hidup di dalam kandang dan dipelihara secara intensif yang menyebabkan otot tidak banyak beraktivitas sehingga warna daging lebih pucat. Otot yang mempunyai aktivitas fisik sedikit akan menyebabkan kandungan myoglobin rendah sehingga daging atau otot berwarna lebih pucat.
b. Tekstur
Berdasarkan Tabel 9 diketahui bahwa rataan tekstur daging babi peliharaan lebih tinggi dibandingkan dibandingkan babi hutan (P < 0.01). Tingginya penerimaan
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
akan terlihat lebih halus. Hal tersebut disebabkan adanya peningkatan jumlah jaringan ikat yang ikut berperan dalam aktivitas otot tersebut sehingga tekstur daging menjadi lebih kasar. Rendahnya penerimaan panelis terhadap tekstur daging babi hutan disebabkan babi hutan lebih bergerak aktif. Aktivitas ini mempengaruhi ukuran berkas otot individual ( fasciculi) dan juga jumlah jaringan ikat dalam otot yang kemudian akan mempengaruhi tekstur daging. Semakin tinggi aktivitas seekor ternak, maka berkas otot individual ( fasciculi) semakin luas dan jumlah jaringan ikat dalam otot semakin banyak b anyak sehingga tekstur daging menjadi kasar dan kurang disukai oleh panelis. Sesuai dengan hasil penelitian Lebret (2008) yang menunjukkan, bahwa tekstur daging babi yang dilepas di lahan penggembalaan ( pasture pasture) terlihat lebih kasar dibandingkan dengan tekstur daging babi yang sistem pemeliha p emeliharaannya raannya dikandangkan d ikandangkan..
c. Keempukan
Berdasarkan Tabel 10 diketahui bahwa rataan keempukan daging babi
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Rendahnya penerimaan panelis terhadap keempukan daging babi hutan disebabkan babi hutan lebih bergerak aktif jika dibandingkan dengan babi peliharan. Tingginya aktivitas otot oto t babi hutan menyebabkan jumlah ikatan silang s ilang pada otot menjadi lebih banyak yang mengakibatkan daging babi hutan memberikan kesan lebih keras kepada panelis jika dibandingkan dengan daging babi peliharaan. Sesuai dengan pendapat Rianto et al. (2010) yang menyatakan bahwa otot
pasif atau otot yang jarang bergerak biasanya lebih empuk
dibandingkan otot aktif. Pengaruh aktivitas gerak terhadap keempukan daging berhubungan berhubungan dengan jumlah jaringan ikat daging, di mana otot yang sering digunakan untuk bergerak ukuran diameter jaringan ikatnya jauh lebih besar daripada otot pasif .
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Bobot hidup, persentase karkas, tebal lemak punggung, kadar protein
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
DAFTAR PUSTAKA
Apple J.K, W. A. Wallis-Phelps, C. V. Maxwell, L. K. Rakes, J. T. Sawyer, S. Hutchison dan T. M. Fakler. 2007. Effect of supplemental iron on finishing swine performance, carcass characteristics, and pork quality during retail display. J. Anim. Sci. 85:737-745. Blakely, J. dan D.H Bade 1998. Ilmu peternakan. Cetakan keempat. Terjemahan: B. Srigandono. Universitas Gajah Mada Press. Yogyakarta. Yogyakarta. Corino C, M. Musella dan J. Mourot. 2008. Influence of extruded linseed on growth, carcass composition, and meat quality ofslaughtered pigs at one hundred ten and one hundred sixty kilograms of liveweight. J. Anim. Sci. 86:1850-1860. Daza A, D. Menoyo1, A. Olivares, G. Cordero dan C.J. López-Bote. 2007. Effect of Iberian pig feeding system on tissue fatty-acid composition and backfat rheological properties. J. Anim. and Feed S ci. 16:408–419. Fernandez, D.M,-Duenas, A. J. Myers, S. M. Scramlin, C. W. Parks, S. N. Carr, J. Killefer dan F. K. Mc. Keithonline. 2008. Carcass, meat quality and sensory characteristics of heavy body weight pigs fed. J.Anim.Sci. 86:3544-3550.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Natasasmita, P.H. Siagian & P. Silalahi. 2 005. Pengaruh substitusi jagung dengan d engan corn gluten feed (cgf) dalam ransum terhadap kualitas karkas babi dan analisis ekonomi. Media Peternakan. 28:100-108. Omojola, A.B, S.S. Fagbuaro dan A.A. Ayeni. 2009. Cholesterol Content, Physical and Sensory Properties of Pork from Pigs Fed Varying Levels of Dietary Garlic ( Allium sativum). J. World Applied Sci. 7: 7 : 971-975. Rianto, M.F. Rahmawati dan A. Purnomoadi. 2010. Karakteristik fisi k daging sapi peranakan Ongole pada berbagai tingkatan bobot badan. Seminar nasional teknologi peternakan dan veteriner. 301-308. Shanks, B.C., D.M. Wulf dan R.J.Maddock. 2002. Technical note: the effect of freezing on warner blatzer shear force value of longissimus steaks across several postmortem aging periods. J. Anim. Sci. 80:2122-2125. Siagian P.H, R. Priyanto, & R. Sembiring. 2004. Kualitas daging babi dengan pemberian zeolit dan tepung tepu ng darah sebagai sumber protein dalam ransum. Media Peternakan. 27:1-11. Smith, R.M, N. K. Gabler, Gab ler, J. M. Young, W. Cai, N. J. Boddicker, M. J. Anderson, E.Huff-Lonergan, J. C. M. Dekkers dan S. M. Lonergan. 2011. Effects of selection for decreased residual feed intake on composition and quality of fresh pork. J. Anim.Sci. 89:192-200.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
RIWAYAT HIDUP RINGKAS
Penulis merupakan anak ketujuh dari delapan orang bersaudara. Lahir di Sidikalang pada tanggal 04 Januari 1988 dari pasangan Mangara Lumban Tobing dengan Murni br. Simamora. Mulai menjajaki dunia pendidikan dasar pada tahun 1994 di SD HKBP Sidikalang dan tamat pada tahun 2000. Pada tahun yang sama melanjutkan