PERAN PERAWAT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIK Oleh : Rida Darotin
A. PEND PENDAH AHUL ULUA UAN N Perawat sebagai tenaga kesehatan mayoritas di tempat pelayanan kesehatan, termasuk rumah sakit, mempunyai posisi yang utama dalam pemberian pelayanan kesehatan karena asuhan keperawatan yang diberikan perawat bersifat kontinyu, konstan, koordinatif, dan advoka advokatif, tif, sehingg sehinggaa perawa perawatt mempun mempunya yaii peran peran pentin penting g yang yang kesinam kesinambun bungan gan demi demi tercapainya tujuan pelayanan kesehatan yaitu pemberian asuhan keperawatan. Tenaga perawat sebagai anggota tim kesehatan dalam menjalankan peran dan fungsinya bersifat bers ifat mandir mandiri, i, kolabo kolaborati ratiff dan atau saling saling tergan tergantun tung g dengan dengan anggot anggotaa tim keseha kesehatan tan lain. lain. Menurut Potter and Perry (2!", bahwa perawat mempunyai fungsi yang sangat luas yang membutuhkan pengetahuan dan ketrampilan dalam lingkup area yang bervariasi. #alam melaksanakan fungsinya tersebut perawat melaksanakan peran$peran yang saling berhubungan seperti sebagai pemberi pelayananan keperawatan, pengambil kepututsan klin klinik ik dan etik, etik, protector dan advoka advokatt dari dari pasien pasien,, manajer manajer,, rehabi rehabilita litator tor,, comforter , komu komuni nika kato tor, r, dan dan pend pendid idik ik.. %ntu %ntuk k dapa dapatt berp berpera eran n secara secara akti aktiff dalam dalam meme memenu nuhi hi kebutuhan pelayanan kesehatan, diperlukan perawat yang mampu berpikir kritis dan logis untuk mengambil keputusan yang tepat dalam memecahkan masalah.
&eberapa hal yang dapat menimbulkan masalah peran yang ambigu menimbulkan dilema etik. #ilema etik merupakan suatu masalah yang sulit dimana tidak ada alternatif yang memuaskan memuaskan atau suatu situasi dimana alternatif alternatif yang memuaskan memuaskan dan tidak memuaskan memuaskan sebanding. #alam dilema etik tidak ada yang benar atau salah. %ntuk membuat keputusan yang etis, seseorang harus tergantung pada pemikiran yang rasional dan bukan emosional. 'erangkan pemecahan dilema etik banyak diutarakan dan pada dasarnya menggunakan kerangka proses keperawatan pemecahan masalah secara ilmiah (Thompson ) Thopson, *+*". -ebagai seorang profesional, perawat perawa t bertanggung jawab dan mengemban tanggung gugat untuk membuat keputusan dan mengambil langkah$langkah tentang asuhan keperawatan yang yang diberik diberikan. an. 'emamp 'emampuan uan pengam pengambil bilan an keputu keputusan san yang yang tepat tepat dan akurat akurat sangat sangat dibutuhkan dibutuhkan perawat untuk dapat menyelamatkan menyelamatkan pasien yang dihadapi. gar perawat dapat melakukan tugasnya dengan baik, setiap perawat harus memahami dan mampu menerapkan pelayanan keperawatan sesuai dengan standar profesi keperawatan (/idayat, 2*2". 'emampuan perawat ketika menangani pasien dalam kondisi$kondisi kritis tentu tidak lepas dari latar belakang pendidikan yang pernah ditempuh serta pengalaman yang pernah dijalani. Termasuk di sini adalah kemampuan perawat dalam mengambil keputusan saat gawat darurat. Perawat memiliki tanggung jawab dan kewenangan untuk mengambil langka langkah$l h$lang angkah kah keperaw keperawata atan n yang yang diperlu diperlukan kan sesuai sesuai dengan dengan standa standarr keperaw keperawata atan. n. Peraw Perawat at dalam dalam menj menjala alank nkan an tuga tugasny snyaa haru haruss sesua sesuaii deng dengan an kode kode etik etik dan dan -tan -tanda dar r 0perasional Prosedur (-0P" yang telah ditetapkan (Mudayana, 2*1". B. ONT ONTOH OH KASU KASUS S -eorang -eorang laki$laki laki$laki berumur tahun datang ke 3umah -akit dengan keluhan tidak bisa buang air kecil selama 4 ! hari, dengan riwayat yang sama 2 minggu sebelumnya terpasang Dower terpasang Dower Cateter (#5" (#5" setelah diperiksa didapatkan diagnosa dokter umum yaitu 1
inkontinensia urine, sehingga dokter meminta perawat untuk memasang #5 sesuai dengan ukuran kelamin dewasa. Pada saat perawat pelaksana melakukan tindakan pemasangan #5, perawat melaporkan kepada dokter bahwa selang #5 tidak dapat masuk ke saluran kencing pasien dikarenakan ada tahanan, sehingga dokter meminta perawat untuk menghentikan tindakan, namun pasien merasa tidak puas sehingga pasien dan keluarga meminta kepada dokter agar perawat memasang ulang #5. khirnya permintaan pasien dipenuhi, namun saat tindakan pemasangan #5 dilakukan tiba$tiba keluar darah segar dari saluran kencing pasien, 6amun pasien masih memaksa perawat untuk tetap melanjutkan tindakan tersebut dengan alasan pasien tidak merasakan sakit dan ingin bisa &uang ir 'ecil (&'". #isini apa yang seharusnya dilakukan oleh perawat, menghentikan pemasangan dengan resiko pasien tidak bisa &' atau melanjutkan pemasangan #5 selama pasien menunggu pemeriksaan tunjangan lebih lanjut7 -elanjutnya pasien dirujuk ke dokter spesialis urologi dan didapatkan diagnosa kanker prostat. . PEMBAHASAN Prinsip utama dalam melaksanakan peran perawat adalah moral dan etika keperawatan. #alam setiap memberikan asuhan keperawatan kepada pasien, perawat harus selalu berpedoman pada etika keperawatan dan standar keperawatan yang ada serta ilmu keperawatan. /al ini penting, guna menghindarkan kesalahan yang dapat berakibat fatal terhadap pasien dan eksistensi profesi keperawatan yang sedang mencari identitas diri. Menurut 6ursalam (2", dalam melaksanakan peran profesionalnya, perawat harus menerapkan prinsip$prinsip etika (J-A-B-V-C-F) yang meliputi8 keadilan ( justice", asas menghormati otonomi (autonomy", asas manfaat (beneficience" dan tidak merugikan (non-maleficiency", asas kejujuran (veracity", serta asas kerahasiaan (confidentiality) serta komitmen (Fidelity) Pengertian prinsip etika tersebut, antara lain8 *. 'eadilan (Justice) Prinsip keadilan berkaitan dengan kewajiban perawat untuk dapat berlaku adil pada semua orang yaitu tidak memihak atau berat sebelah. Persepsi keadilan bagi perawat dan pasien sering berbeda, terutama yang terkait dengan pemberian pelayanan. Perawat akan mendahulukan pasien yang situasi dan kondisinya memerlukan penanganan segera dan menunda melayani pasien lain yang kebutuhannya termasuk di bawah prioritas. Tidak seluruh pasien dapat memahami situasi ini, sehingga akan menimbulkan rasa kurang nyaman bagi pasien yang merasa dirinya kurang diperhatikan oleh perawat. 9ika ditinjau dari prisip ini, tindakan perawat telah memberikan asuhan keperawatan sesuai instruksi dokter. 2. 0tonomi (autonomy", 0tonomi berkaitan dengan hak seseorang untuk mengatur dan membuat keputusan sendiri, meskipun demikian masih terdapat berbagai keterbatasan, terutama yang terkait dengan situasi dan kondisi, latar belakang individu, campur tangan hukum, dan tenaga kesehatan profesional yang ada. 'onflik yang sering terjadi berkaitan dengan otonomi pasien yang menenempatkan perawat pada posisi beresiko. 6amun keyakinan terhadap tugas dan prinsip bahwa perawat mampu melaksanankan tugas secara mandiri dan menerima konsekwensi yang berlaku ( #reyer, 2**". #alam kasus diatas, prinsip ini tercermin pada tindakan pasien yang sering meminta diberikan obat analgesik dengan penambahan dosis. -ebagai seorang perawat, sudah pasti perawat berusaha untuk memberikan asuhan keperawatan yang terbaik bagi pasiennya. -aat pasien meminta dokter agar perawat memasang ulang #5, perawat melakukan tindakan sesuai instruksi dokter dengan permintaan pasien.
2
:. sas Manfaat (Beneficience) sas manfaat berkaitan dengan kewajiban untuk melakukan hal yang baik dan tidak membahayakan orang lain. 'esulitan biasanya muncul pada saat menentukan siapa yang harus memutuskan hal yang terbaik untuk seseorang. Prinsip ini menuntut perawat untuk melakukan tindakan yang menguntungkan pasiennya atas dasar kebaikan, namun dalam kenyataan sehari hari prinsip ini sering membuat risiko bagi profesi perawat itu sendiri. -eperti halnya pada contoh kasus diatas, perawat melakukan tindakan pemasangan #5 untuk yang kedua kali atas permintaan pasien, namun terjadi keadaan yang tidak diinginkan yaitu keluar darah segar dari saluran kencing pasien. 1. Tidak merugikan (non-maleficiency" Prinsip ini berkaitan dengan kewajiban perawat untuk tidak menimbulkan kerugian atau cedera pada pasiennya. 'erugian atau cedera dapat diartikan sebagai kerusakan fisik seperti nyeri, kecacatan, kematian, atau adanya gangguan emosi seperti perasaan tidak berdaya, merasa terisolasi, dan adanya penyesalan. Pada kasus diatas perawat berusaha agar pasien dapat kembali melakukan eliminasi urine, namun karena saat pemasangan #5 didapatkan tahanan sehingga perawat segera melaporkan kepada dokter agar pasien mendapatkan penangan yang lain. !. sas kejujuran (veracity" Prinsip ini berkaitan dengan kewajiban perawat untuk mengatakan suatu kebenaran dan tidak berbohong atau menipu orang lain. Prinsip ini mempunyai implikasi yang cukup berat bagi perawat, karena terkadang perawat harus melakukan suatu kebohongan yang tidak dikehendakinya. Pada kasus di atas perlu didiskusikan dengan pasien dan keluarganya mengenai diagnosa pasien atas pemeriksaan yang telah dilakukan. . sas kerahasiaan (confidentiality) Prinsip ini berkaitan dengan penghargaan perawat untuk merahasiakan semua informasi tentang pasien yang dirawatnya, dan perawat hanya akan memberikan informasi tersebut pada orang yang tepat. Perawat menghindari pembicaraan mengenai kondisi pasien dengan siapapun yang tidak secara langsung terlibat dalam perawatan pasien. ;. 'omitmen (Fidelity) Prinsip kesetiaan berkaitan dengan kewajiban perawat untuk selalu setia pada kesepakatan dan tanggung jawab yang telah dibuat. Perawat harus memegang janji yang dibuatnya pada pasien, kejujuran dan kesetiaan merupakan modal dalam memupuk rasa percaya pasien pada perawat. pabila pasien dan keluarganya sudah tidak percaya lagi pada perawat yang menanganinya, maka tujuan dari asuhan keperawatan tidak akan berhasil. Pengambilan keputusan merupakan suatu tindakan yang melibatkan berbagai komponen yang harus dipertimbangkan secara matang oleh perawat, terutama yang terkait dengan permasalahan pada tatanan klinik. Tindakan kelalaian dapat di minimalisir dengan pengetahuan serta pemahaman penuh tentang kode etik perawat yang akan menjadikan pedoman perawat profesional dalam melakukan tindakan praktik keperawatan secara professional sehingga keselamatan dan kenyamanan pasien selalu menjadi prioritas utama. Pelanggaran berkaitan kode etik tersebut banyak di pengaruhi oleh karakteristik perawat, pasien, dan kurangnya pemahaman tentang landasan teori berkaitan kode etik perawat (/idayat, 2*2".
3
Proses keperawatan merupakan cara bagi perawat untuk menyelesaikan masalah yang sistematis dan dinamis serta bersifat subyektif sesuai respon pasien sebagai individu yang unik, serta menekankan kemampuan perawat dalam proses pengambilan keputusan, termasuk didalamnya dalam proses pemecahan dilemma etik. 'o
#5. #! Maksud dari tindakan tersebut8 agar tidak membahayakan diri pasien. d! 'onsekuensi tindakan yang diusulkan, bila tidak dilakukan tindakan pemasangan ulang #5, Pasien dan keluarganya menyalahkan perawat dan apabila keluarga pasien kecewa terhadap pelayanan di 3umah -akit mereka bisa menuntut ke
rumah sakit. $. Mengidentifikasi konflik akibat situasi tersebut8 Penderitaan Pasien tidak dapat &'
selama 4 ! hari. Pasien meminta dokter agar perawat memasang ulang #5 padahal pada pemasangan #5 yang pertama didapatkan tahanan pada saluran kencing pasien. 'eluarga mendukung keinginan pasien agar pasien dapat &'. 'onflik yang terjadi adalah8 a! Pemasangan #5 %lang mengakibatkan perdarahan dari saluran kencing pasien. "! danya perdarahan pada saluran kencing pasien mengakibatkan pasien dan keluarga khawatir sehingga mengakibatkan pasien tidak nyaman dan tidak puas
dengan pelayanan yang diberikan. :. Tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan dan konsekuensi tindakan tersebut8 a" Tidak menuruti keinginan pasien tentang pemasangan #5. 'onsekuensi8
4
*" Tidak memperparah perdarahan dari saluran kencing pasien. 2" Pasien tidak bisa &'. :" Pelanggaran terhadap hak pasien untuk menentukan nasibnya sendiri. 1" 'eluarga dan pasien cemas dengan situasi tersebut. b" Tidak menuruti keinginan pasien, dan perawat membantu untuk meredakan nyeri dengan manajemen nyeri. 'onsekuensi8 *" Tidak memperparah perdarahan dari saluran kencing pasien. 2" Pasien dibawa pada kondisi untuk beradaptasi pada nyerinya (meningkatkan ambang nyeri". :" 'einginan pasien untuk menentukan nasibnya sendiri tidak terpenuhi c" Menuruti keinginan pasien untuk memasang ulang #5 sambil menunggu pemeriksaan tunjangan lebih lanjut. rtinya pemasangan #5 dilanjutkan meskipun terdapat perdarahan pada saluran kencing. 'onsekuensi8 *" 3isiko memperparah perdarahan pada saluran kencing pasien. 2" /ak pasien sebagian dapat terpenuhi.
1. Menentukan siapa pengambil keputusan yang tepat8 Pada kasus di atas dokter adalah pihak yang membuat keputusan, karena dokterlah yang secara legal dapat memberikan instruksi pemasangan #5 pada pasien sesuai dengan diagnosa kedokteran. 6amun hal ini perlu didiskusikan dengan pasien dan keluarganya mengenai efek samping yang ditimbulkan dari pemasangan #5. Perawat membantu pasien dan keluarga pasien dalam membuat keputusan bagi dirinya. Perawat selalu mendampingi pasien dan terlibat langsung dalam asuhan keperawatan yang dapat mengobservasi mengenai respon nyeri, kontrol emosi dan mekanisme koping pasien, mengajarkan manajemen nyeri, sistem dukungan dari keluarga, dan lain$lain.
5
!. Mendefinisikan kewajiban perawat a" Memfasilitasi pasien dalam manajemen nyeri. b" Membantu proses adaptasi pasien terhadap nyeri meningkatkan ambang nyeri. c" Mengoptimalkan sistem dukungan d" Membantu pasien untuk menemukan mekanisme koping yang adaptif terhadap masalah yang sedang dihadapi e" Membantu pasien untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan =ang Maha >sa sesuai dengan keyakinannya. . Membuat keputusan #alam kasus di atas terdapat dua tindakan yang memiliki risiko dan konsekuensi masing$masing terhadap pasien. Perawat dan dokter perlu mempertimbangkan pendekatan yang paling menguntungkan paling tepat untuk pasien. 6amun upaya alternatif tindakan lain perlu dilakukan terlebih dahulu misalnya manajemen nyeri (relaksasi, pengalihan perhatian, atau meditasi" dan kemudian dievaluasi efektifitasnya. pabila terbukti efektif diteruskan namun apabila alternatif tindakan tidak efektif maka keputusan yang sudah ditetapkan antara petugas kesehatan dan pasien keluarganya akan dilaksanakan.
Masalah etika keperawatan pada dasarnya merupakan masalah etika kesehatan, yang lebih dikenal dengan istilah etika biomedis atau bioetis. 'asus diatas menjadi suatu dilema etik bagi perawat dimana dilema etik merupakan suatu masalah yang sulit dimana tidak ada alternatif yang memuaskan atau suatu situasi dimana alternatif yang memuaskan dan tidak memuaskan sebanding. Pengambilan keputusan merupakan suatu tindakan yang melibatkan berbagai komponen yang harus dipertimbangkan secara matang oleh perawat, terutama yang terkait dengan permasalahan pada tatanan klinik. Tindakan kelalaian dapat di minimalisir dengan pengetahuan serta pemahaman penuh tentang kode etik perawat yang akan menjadikan pedoman perawat profesional dalam melakukan tindakan praktik keperawatan secara professional sehingga keselamatan dan kenyamanan pasien selalu menjadi prioritas utama. Pelanggaran berkaitan kode etik tersebut banyak di pengaruhi oleh karakteristik perawat, pasien, dan kurangnya pemahaman tentang landasan teori berkaitan kode etik perawat (/idayat, 2*2". Menjadi seorang perawat yang memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan etis adalah sebuah proses. 6amun, analisis reflektif siswa keperawatan menunjukkan kemampuan mereka untuk mengenali dilema etika dalam praktek klinis dan menggunakan pemikiran kritis untuk menganalisis keterlibatan mereka sendiri dan tindakan selama dilema etika. Proses introspeksi melalui tulisan mempromosikan tekad siswa untuk belajar dari pengalaman klinis dan memperbaiki pengambilan keputusan etis,
6
dari pengalaman itulah siswa keperawatan berusaha menjadi perawat professional (5allister, at al., 2+". D. KESIMPULAN DAN SARAN -etiap manusia mempunyai hak dasar dan hak untuk berkembang, demikian juga bagi pasien sebagai penerima asuhan keperawatan mempunyai hak yang sama walaupun sedang dalam kondisi sakit. #emikian juga perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan mempunyai hak dan kewajiban masing$masing. 'edua$duannya mempunyai hak dan kewajiban sesuai posisinya. #isinilah sering terjadi dilema etik, dilema etik merupakan bentuk konflik yang terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor internal dan faktor eksternal, disamping itu karena adanya interaksi atau hubungan yang saling membutuhkan. #ilema etik sering terjadi di 3umah -akit dalam menjalankan praktik asuhan keperawatan. -ebagai tenaga profesional terkadang perawat berada pada posisi yang sulit untuk memutuskan dikarenakan alternatif pilihan keputusan yang sama sama memiliki nilai positif dan negatif. #alam suatu keputusan etis suatu keputusan diambil berdasarkan kebutuhan pasien dan tidak merugikan pasien. 'eputusan etis dibuat berdasarkan kesepakatan antara pasien dan perawat. #alam setiap pengambilan keputusan tindakan keperawatan perawat harus melibatkan pasien atau keluarga. Putusan yang diambil harus melalui proses analisa dan berdasarkan prinsip etik yang berlaku. #alam suatu keputusan etis suatu keputusan diambil berdasarkan kebutuhan pasien dan tidak merugikan pasien. #isini seorang perawat harus mampu meyakinkan pasien bahwa keputusan etis yang diambil adalah berdasarkan analisa dan pertimbangan yang matang. 0leh sebab itu dilema etik harus diselesaikan baik pada tingkat individu dan institusi serta organisasi profesi dengan penuh tanggung jawab dan tuntas. Pembelajaran tentang etika dan moral dalam dunia profesi terutama bidang keperawatan harus ditanamkan kepada mahasiswa sedini mungkin supaya nantinya mereka bisa lebih memahami tentang etika keperawatan sehingga akan berbuat atau bertindak sesuai kode etiknya (kode etik keperawatan". Pengetahuan etika adalah dasar untuk menyelesaikan isu masalah praktek keperawatan, namun sedikit yang diketahui tentang pentingnya etika dan faktor yang berhubungan dengan pekerjaan dalam penyampaian perawatan yang berkualitas (5onnie, 2!". Perawat harus berusaha meningkatkan kemampuan profesional secara mandiri atau secara bersama$sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan untuk menyelesaikan suatu dilema etik. -elain itu, -ebagai seorang tenaga medis atau kesehatan khususnya perawat haruslah memiliki etik keperawatan yang tidak hanya dimiliki tetapi dihayati dan diterapkan dalam menjalankan tugas$tugas untuk melaksanakan asuhan keperawatan terhadap pasien. Pasien tidak hanya dijadikan obyek namun juga dijadikan patner aktif dalam pemberian atau peningkatan derajat kesehatannya.
7
Da%tar P&'ta(a
5allister, ?. 5., ?uthy, '. >., Thompson P., Memmott, 3. 9. (2+". >thical 3easoning in &accalaureate 6ursing -tudents. !ursin" #t$ics. doi8 *.**;;++;::+*1*2. #reyer, ., @orde, 3., 6ortvedt, P. (2**". >thical #ecision Making in 6ursing /omes8 Anfluence of 0rgani
tika 'eperawatan. http8www.slideshare.netameeraffanyamakalah$ etik$keperawatan. diakses tanggal *; -eptember 2*!. 'oducation. Mudayana, . . (2*1". Peran spek >tika Tenaga Medis dalam Penerapan &udaya 'eselamatan Pasien di 3umah -akit. upplemen ajala$ *edo+teran Andalas& , , +$;1. 6ursalam. (2". 'roses dan Do+umentasi *eperawatan. 9akarta8 -alemba Medika. Potter ) Perry. (2!". Fundamental of nursin"% Concept& process and practice (. =asmin, Trans. 1th ed.". 9akarta8 >C5. %lrich, 5. M. ) -oeken, '. ?. (2!". Path nalytic Model of >thical 5onflict in Practice and utonomy an -ample of 6urse Practicioners. !ursin" #t$ics. doi8 *.**+*++;::!ne;+2oa. Thompson, 9. &. ) Thopson, /. 0. (*+*". #t$ics in !ursin" 6ew =ork8 Macmillan Publishing.
8
