PERCOBAAN III STANDARISASI LARUTAN AgNO 3 I. TUJUAN
Praktikan dapat menentukan kadar atau konsentrasi dari larutan Argentum Nitrat (AgNO3) dengan prinsip pengendapan Cl - dengan larutan AgNO 3 secara bertingkat menggunakan metode titrasi Argentometri cara Mohr pada pH = 7 – 7 – 9. 9. II. DASAR TEORI
Titrasi pengendapan merupakn cara titrasi yang didasarkan terjadin ya endapan selama proses titrasi, berdasarkan berdasar kan reaksi pengendapannya, titrasi pengendapan dibagi menjadi dua yaitu : 1). Argentometri, yaitu titrasi yang melibatkan larutan baku AgNO 3 2). Titrasi sulfat oleh larutan ion Ba 2+, titrasi ini jarang digunakan karena banyak kendala. Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti perak, jadi argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar atau konsentrasi zat dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasarkan pembentukan endapan dengan ion Ag +. Berdasarkan cara penentuan titik akhir titrasi, argentometri dibagi menjadi tiga yaitu : 1. Cara Mohr, ialah pembentukan endapan berwarna 2. Cara Volhand, ialah pembentukan zat warna yang mudah larut 3. Cara Fayans, ialah pengendapan dengan indikator adsorbsi. Titrasi pengendapan adalah salah satu golongan titrasi dimana hasil reaksi titrasinya merupakan endapan atau garam yang sukar larut. Prinsip dasarnya ialah re aksi pengendapan yang cepat mencapai kesetimbangan pada setiap penambahan titran, tidak ada pengotor yang mengganggu mengganggu serta diperlukan indikator untuk melihat titik akhir ti trasi. Metode ini digunakan untu menetapkan kadar ion halogen dengan menggunakan pengendapan Ag +, yang reaksi umumnya dinyatakan sebagai berikut : +
-
-
-
-
-
Ag + X à AgX (X = Cl , Br , CNS ) III. ALAT DAN BAHAN Alat Bahan
1. Statif 1. Indikator K 2CrO4 5% 2. Buret 2. Larutan AgNO 3
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
3. Erlenmeyer 3. Larutan baku Larutan baku primer NaCl 0,0100 N 4. Pipet Volume 4. Aquades 5. Pipet Tetes 6. Corong 7. Gelas Kimia IV. CARA KERJA
1. Ambil larutan Natrium Klorida (NaCl) 0,100 N sebanyak 10,0 mL menngunakan pipet volum kemudian masukkan ke dalam erlenmeyer. 2. Tambahkan 1 mL indikator K 2CrO4 5% ke dalam erlenmeyer yang sudah terisi larutan natrium klorida 0,100 N. 3. Siapkan larutan AgNO 3 untuk titrasi (tuang larutan AgNO 3 ke dalam buret melaui corong, dan pastikan larutan tepat pada angka nol). 4. Titrasi larutan yang ada di erlenmeyer dengan larutan AgNO 3. 5. Hentikan titrasi pada saat terbentuk endapan merah bata. 6. Catat hasil yang diperoleh dengan mengamati garis pada buret. 7. Ulangi percobaan (titrasi) minimal 3 kali, untuk mendapatkan hasil yang mendekati akurat V. HASIL PERCOBAAN No. 1 2 3 4 5 Rata-rata
Perhitungan N1 . V1 = N2.V2
Volume NaCl 0,100 N 10,000 mL 10,000 mL 10,000 mL 10,000 mL 10,000 mL 10,000 mL
Volume AgNO3 0,00 - 10,53 mL 0,00 - 10,00 mL 0.00 - 09,90 mL 0,00 - 09,85 mL 0,00 - 10,20 mL 10.096 mL
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
= 0,0991 N VI. PEMBAHASAN
Titrasi menggunakan perak nitrat sebagai titran dimana akan terbentuk garam yang sukar larut. Standarisasi larutan AgNO 3 dengan NaCl merupakan titrasi yang tergolong dalam presipitimetri jenis argentometri. Reaksi yang terjadi adalah : AgNO3 (aq) + NaCl(aq) à AgCl (s) + NaNO3 (aq) AgNO3 (aq) + Cl-(aq) à AgCl (s)
putih + NO-3 (aq)
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya tidak berwarna (bening), ketika NaCl ditambahkan dengan garam natrium bikarbonat yang berwarna putih, la rutan tetap jernih dan garam tersebut larut dalam larutan, penambahan larutan ini dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam maupun basa sehingga dapat dikatakan bahwa garam t ersebut berperan sebagai buffer. Metode Mohr biasanya digunakan untuk mentitrasi ion halida seperti NaCl dengan AgNO3 sebagai pentitran dan K 2CrO4 sebagai indikator. Ketika NaCl dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dan ditambahkan indikator K 2CrO4 5% yang kemudian dititrasi sedikit demi sedikit dengan AgNO 3 akan terbentuk endapan putih yang merupakan AgCl. Dan ketika NaCl sudah habis bereaksi dengan AgNO 3 sementara jumlah AgNO3 masih ada maka AgNO3 akan bereaksi dengan indikator K 2CrO4 yang berwarna krem. Dalam titrasi ini, perlu dilakukan secara cepat dan pengocokannya pun juga kuat agar Ag + tidak teroksidasi menjadi AgO yang menyebabakan titik akhir titrasi menjadi sulit dicapai. Kadar garam dalam larutan pemeriksaan dapat ditentukan dit entukan dengan megukur volume larutan standar yang digunakan sehingga seluruh ion Ag + dapat tepat diendapkan. Pada titik akhir titrasi akan menunjukkkan perubahan warna suspensi dari kuning manjadi kuning-coklat. Perunbahan ini terjadi karena timbulnya Ag 2CrO4 saat hampir mencapai titik ekivalen, hampir semua ion Cl - berikatan manjadi AgCl. Larutan standar yang digunakan dalam metode ini adalah AgNO 3 yang memiliki normalitas 0,100 N, adanya indikator K 2CrO4 menyebabkan terjadinya reaksi pada titik akhir dengan titran sehingg terbentuk endapan yang berwarna merah bata, yang menunjukkan titik akhir adalah perubahan warnanya dari warna endapan analit dengan Ag +. Pada analisa Clterjadi reaksi Ag+(aq) + Cl-(aq)
AgCl(s)
reaksi 2Ag+(aq) + CrO4(aq)
sedangkan pada titik akhir titran juga bereaksi menurut Ag2 CrO4 (s)
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
akan tenrbentuk endapan AgOH yang selanjutnya terurai menjadi Ag 2O sehingga titran terlalu banyak terpakai. 2Ag+(aq) + 2OH-(aq)
2AgOH (s)
Ag2O(s)
+ H2O(l)
Bila pH terlalu rendah, ion CrO 4- sebagian akan berubah manjadi Cr 2O72H+ + 2CrO4-2
Cr 2O7-2 + H2O
Reaksi inilah yang mengurangi konsentrasi indikator dan menyebabkan tidak menimbulkan endapan atau sanagt terlambat. Selama titrasi Mohr larutan harus diaduk secara baik bila tidak secara lokal akan terjadi kelebihan titran yang menyebabkan indikator mengendap sebelum titik ekivalen tercapai dan dioklusi oleh endapan AgCl yang terbentuk kemudian, akibatnya titik akhir manjadi tidak tajam. Dari percobaan kami diperoleh volume rata-rata AgNO 3 sebanyak 10,875 mL, sehingga diperoleh Normalitas AgNO 3 0,0099 N melalui rumus N1.V1 = N2.V2. Kelemahan titrasi Mohr adalah jika terjadi kelebihan titran akan menyebabkan indikator mengendap sebelum titik ekivaklen tercapai, sehingga titik akhir titrasi tidak akurat. Selain itu indikator kalium kromat juga harus dengan konsentrasi tertentu, jika kelebihan warna kalium kromat akan menjadi kuning sehingga perubahan warna pada saat titik ekivalen sulit dilihat karena kalium kal ium romat bereaksi dengan AgNO3 membentuk Ag2Cr 2O4 yang berwarna krem. VII. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa normalitas atau konsentrasi AgNO 3 (argentum nitrat) dapat diketahui melalui analisis menggunakan metode titrimetri, titrasi argentometri dengan standar primer natrium klorida (NaCl) 0,100 N yang melibatkan K 2CrO4 sebagai indikator yang menunjukkan perubahan warna menjadi endapan merah bata pada titik ekivalen. Konsentrasi dari AgNO3 dapat diketahui berdasarkan volume AgNO3 rata-rata yang diperoleh dari titrasi yaitu 10,875 mL sehingga dengan rumus N1.V1 = N2. V2 didapatkan konsentrasi AgNO 3 0,0099 N Dapus: http://jawigo.blogspot.com/2009/12/standarisasi-larutan-agno3.html
Perak nitrat merupakan senyawa anorganik dengan rumus kimia AgNO3. Senyawa ini adalah prekursor serbaguna untuk banyak banyak senyawa perak lainnya, seperti yang digunakan dalam
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Albertus Magnus, pada abad ke-13, didokumentasikan kemampuan asam nitrat untuk emas dan perak yang terpisah dengan melarutkan perak. [3] Magnus mencatat bahwa solusi yang dihasilkan dari nitrat perak bisa menghitamkan kulit. Nama umum yang pada saat itu adalah perak asam nitrat.[Sunting]Synthesis Perak nitrat dapat dibuat dengan perak bereaksi, seperti emas perak atau foil perak, dengan asam nitrat, menghasilkan perak nitrat, air, dan oksida nit rogen. 3 Ag + 4 HNO3 → 3 AgNO3 + 2 H2O + NO 3 Ag + 6 HNO3 → 3 AgNO3 + 3 + 3 H2O NO2 dll Ini dilakukan di bawah lemari asam karena oksida nitrogen beracun (s) ber evolusi selama reaksi. [4][Sunting] Reaksi Reaksi khas dengan perak nitrat adalah untuk menangguhkan batang tembaga dalam larutan perak nitrat dan biarkan selama beberapa jam. Para perak nitrat bereaksi dengan tembaga untuk membentuk kristal mirip rambut dari logam perak dan solusi biru nitrat tembaga: 2 AgNO3 + Cu → Cu (NO3) 2 + 2 Ag Perak nitrat juga terurai bila dipanaskan: 2 AgNO3 → 2 Ag + O2 + 2 NO2 Logam yang paling nitrat termal terurai menjadi oksida masing-masin g, tetapi oksida perak terurai pada suhu lebih rendah dari perak nitrat, sehingga penguraian hasil perak nitrat perak unsur sebagai gantinya.[Sunting] Penggunaan[Sunting] Prekursor untuk senyawa perak lainnya Perak nitrat adalah garam paling mahal dari perak, ia menawarkan beberapa keuntungan lainnya juga. Ini adalah non-higroskopis, berbeda dengan fluoroborate perak dan perklorat perak. Hal ini relatif stabil terhadap cahaya. Akhirnya, larut dalam pelarut banyak, termasuk air. Nitrat dapat dengan mudah digantikan oleh ligan lain, rendering AgNO3 serbaguna. Pengobatan dengan solusi ion halida memberikan endapan AgX (X = Cl, Br, I). Ketika membuat film fotografi, perak nitrat diobati dengan garam halida natrium atau kalium untuk membentuk perak halida tidak larut di situ di fotografi gelatin, yang kemudian diterapkan pada strip tri-asetat atau polyester.Demikian pula, perak nitrat digunakan untuk menyiapkan beberapa perak berbasis bahan peledak, seperti marah, azida, atau acetylide, melalui reaksi presipitasi. Pengobatan perak nitrat dengan basis memberi oksida perak abu-abu gelap: [5] 2 AgNO3 + 2 NaOH → Ag2O + 2 NaNO3 + H2O
Standarisasi larutan AgNO3 dengan NaCl merupakan titrasi t itrasi yang termasuk dalam presipitimetri jenis argentometri. Reaksi yang terjadi adalah: AgNO3(aq) + NaCl(aq) → AgCl(s) + NaNO3(aq) Larutan AgNO3 dan larutan NaCl, pada awalnya awaln ya masing-masing merupakan me rupakan larutan yang jernih dan tidak berwarna. Ketika NaCl ditambah dengan garam natrium bikarbonat yang
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
atau dapat dikatakan garam ini sebagai buffer. Larutan kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K 2CrO4 yang merupakan indikator. Setelah dititrasi dengan AgNO3,awalnya terbentuk endapan berwarna putih yang merupakan AgCl. Ketika NaCl sudah habis bereaksi dengan AgNO 3, sementara jumlah AgNO3 masih ada, maka AgNO 3 kemudian bereaksi dengan indikator K 2CrO4 membentuk endapan Ag2CrO4 yang berwarna krem. Dalam titrasi ini, titrasi perlu dilakukan secara cepat dan pengocokan harus juga dilakukan secara kuat agar Ag+ tidak teroksidasi menjadi AgO yang menyebabkan titik akhir titrasi menjadi sulit tercapai. Sedangkan pada titrasi sampel merupakan titrasi yang menggunakan metode Fajans. Dalam titrasi ini digunakan indikator Eosin karena indikator ini memiliki trayek pH antara 2 – 8 8 dan eosin digunakan dalam titrasi untuk anion yang berupa Br -, I -, atau SCN -. Selain itu, asam cuka digunakan untuk menjaga agar pH tidak terlalu tinggi ataupun rendah, karena indikator adsorpsi bersifat asam lemah yang tidak dapat digunakan dalam keadaan larutan yang terlalu asam. Dalam titrasi perubahan warna yang terjadi adalah pada awalnya larutan sampel yang ditambah dengan asam cuka, akuades dan asam cuka tetap t etap tidak berwarna. Ketika ditambahkan dengan amilum, larutan menjadi sedikit keruh karena pengaruh suspensi amilum. Dan ketika ditambah dengan eosin yang berwarna merah, larutan menjadi berwarna kuning. Saat dititrasi menggunakan AgNO 3larutan makin lama makin mengental akibat terbentuknya koloid. Koloid ini terbentuk karena reaksi antara ion X -dalam sampel dengan Ag+. Kemudian lama-kelamaan warnanya berubah dari kuning menjadi merah muda akibat -
+
dari penyerapan ion Fl oleh kelebihan ion Ag dalam koloid. 2. Titrasi Argentometri Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasarkan pembentukan endapan dengan ion Ag+. Pada titrasi Argentometri, zat pemeriksaan yang telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat (AgNO3). Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan sehingga seluruh ion Ag+ dapat tepat diendapkan, kadar garam dalam larutan pemeriksaan dapat ditentukan. (Al.Underwood,1992). Berdasarkan indicator yang dipergunakan untuk menentukan titik akhir, argentometri dibedakan menjadi 3 macam yaitu : a. Cara Mohr (1856) : indicator K2CrO4, titrant adalah AgNO3. Terutama untuk menentukan garam klorida dengan titrasi langsung atau menentukan garam perak dengan titrasi kembali setelah ditambah larutan baku NaCl berlebih. pH harus diatur agar tidak terlalu asam maupun terlalu basa (berada diantara 6-10)
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Dalam titrimetri, analat (Air Keran) direaksikan dengan suatu bahan lain (AgNO 3) yang diketahui / dapat diketahui jumlah molnya dengan tepat. Bahan (titrant) yang saya gunakan adalah berupa larutan AgNO3 dengan konsentrasi 0,05 M. Reaksi dijalankan dengan titrasi, yaitu sampel (air keran + K 2CrO4) ditambah larutan AgNO3 dari buret sedikit demi sedikit, sampai kedua zat (sampel dan AgNO 3) tepat menjadi ekivalen satu sama lain. Pada saat titrant (AgNO 3) ditambahkan tepat ekivalen, maka penambahan titrant (AgNO3) harus segera dihentikan, saat itu dinamakan titik akhir titrasi. Tidak semua reaksi dapat digunakan sebagai reaksi titrasi, untuk itu reaksi harus memenuhi syarat-syaratnya, yakni: 1. Berlangsung sempurna, tunggal, dan menurut pesamaan yang jelas (dasar teoritis) 2. Tepat dan reversible (dasar praktis) 3. Ada penunjuk akhir titrasi (indicator) 4. Larutan baku. Titrasi yang saya lakukan adalah titrasi Argentometri yakni titrasi yang menggunakan AgNO3. Argentometri dimana terbentuk endapan dibedakan menjadi tiga macam cara berdasarkan indikator yang dipakai untuk penentuan titik akhir. Yaitu cara Mohr, cara Volhard, dan Cara Fajans. Dari tiga cara tersebut disini saya menggunakan cara Mohr, sebab cara ini yang tepat untuk menentukan kadar Cl - dalam air keran. Pada cara ini menggunakan idikator K 2CrO4 dengan titraant AgNO3. Pada percobaan, indikator (K 2CrO4) menyebabkan terjadinya reaksi pada titik akhir dengan titrant (AgNO 3) sehingga terbentuk endapan yang berwarna merah-bata, yang +
menunjukan titik akhir karena warnanya berbeda dari warna endapan analat dengan Ag . Pada analisa Cl- mula-mula terjadi reaksi: Ag+ + Cl- AgCl Sedang pada titik akhir, titran juga bereaksi menurut reaksi: 2Ag+ + CrO4- Ag2CrO4Dapus: http://organiksmakma3b03.blogspot.com/2012/03/pembuatan-perak-nitrat-agno3.html
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Metode ini dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan bromida dalam suasana netral dengan larutan baku sekunder perak nitrat (AgNO 3) dengan penambahan larutan kalium kromat (K 2CrO4) sebagai indikator. Pada permulaan titrasi akan terjadi endapan perak klorida (AgCl) dan setelah titik ekuivalen, maka penambahan sedikit perak nitrat akan bereaksi dengan kromat dengan membentuk membentuk endapan perak kromat (Ag2CrO4) yang berwarna merah. Salah satu jenis titrasi pengendapan adalah titrasi Argentometri. Argentometri merupakan titrasi yang melibatkan reaksi antara ion halida hali da (Cl-, Br -, I-) atau anion lainnya (CN -, CNS-) dengan ion Ag+ (Argentum) dari perak nitrat (AgNO 3) dan membentuk endapan perak halida (AgX).Konstanta kesetimbangan reaksi pengendapan untuk reaksi tersebut adalah ; Ksp AgX = [Ag+] [X-]
METODE MOHR :
Prinsip : AgNO3 akan bereaksi dengan NaCl membentuk endapan AgCl yang berwarna putih. Bila semua Cl- sudah habis bereaksi dengan Ag+ dari AgNO 3,, maka kelebihan sedikit Ag+ akan bereaksi dengan CrO42- dari indikator K 2CrO4 yang ditambahkan, ini berarti titik akhir titrasi telah dicapai, yaitu bila terbentuk warna merah ba ta dari endapan Ag2CrO4. Tingkat keasaman (pH) larutan yang mengandung NaCl berpengaruh pada titrasi. Titrasi dengan metode Mohr dilakukan pada pH 8. Jika pH terlalu asam (pH < 6), sebagian indikator K 2CrO4 akan berbentuk HCrO4-, sehingga larutan AgNO3 lebih banyak yang dibutuhkan untuk membentuk endapan Ag2CrO4. Pada pH basa (pH > 8), sebagian Ag+ akan diendapkan menjadi perak karbonat atau perak hidroksida, sehingga larutan AgNO 3 sebagai penitrasi lebih banyak yang dibutuhkan. Dapus: http://praktikumkimiaanalitik.blogspot.com/2012/12/argentometri.html
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Pada saat perak nitrat mengenai kulit, kulit terbakar dan terjadi bercak hitam. Membran sel di daerah bercak itu rusak dan pigmen kulit juga rusak. Kerusakan ini lama sembuhnya, menunggu pembentukan baru; bahkan kerusakan ini dapat permanen. Larutan perak nitrat mudah terserap oleh kulit, tersebar ke tubuh. Zat ini merusak apapun yang dilewatinya; syarafpun dapat rusak. JJika zat ini mengenai mata, dapat merusak kornea mata. Uapnya mengganggu pernafasan, dapat berakibat fatal jika sampai ke paru-paru. Pencernaan juga dapat terganggu, mungkin diare atau yang lain.
Tubuh sama sekali tidak memerlukan ion perak, walaupun banyak mineral yang mengandung ion-ion logam lain sangat diperlukan tubuh. Proses fisiologi tubuh juga tidak memerlukan ion perak. Jika ion perak masuk ke tubuh, perak akan bereaksi dengan protein. Sedangkan protein mengadung belerang; maka belerang bereaksi dengan ion perak terbentuklah perak sulfida, Ag 2S. Inilah racun terberat bagi tubuh dan dapat berakibat fatal.
Dapus: http://etnarufiati.guru-indonesia.net/artikel_detail-15939.html Perak nitrat adalah senyawa kimia yang memiliki banyak kegunaan. Para ahli kimia kuno menamakan perak sebagai ‘luna’, sehingga menyebut perak nitrat sebagai ‘lunar caustic’. Kegunaan perak nitrat pada dasarnya dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori utama yaitu, dalam bidang industri dan dalam bidang medis/kedokteran. Rumus molekul dari AgNO3 membuatnya menjadi senyawa yang banyak digunakan diberbagai bidang aplikasi, antara lain: Bidang Kedokteran > Obat tetes mata > Kedokteran Gigi untuk menyembuhkan luka yang terlihat di dalam mulut*. Bidang Industri > Cermin > Plating > Pewarna dan tinta > Bahan peledak > Fotografi > Keramik
Dapus: http://www.logammulia.com/industrial-silver-nitrate-id
1. AgNO3 1. AgNO3 (Silver (Silver Nitrate)
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Agno 3 beracun, korosif, kristal tidak berwarna; larut dalam gliserol, air, dan alkohol panas; meleleh pada 212_C; digunakan dalam pengobatan eksternal, fotografi, mewarnai rambut, perak plating, manufaktur tinta, dan silvering cermin, dan sebagai reagen kimia. Dapus: http://id.termwiki.com/ID:silver_nitrate
2.AgNO3 A. Sifat Fisika : 1.Padatan Kristal 2.Tidak Berwarna 3.Tidak Berbau 4.Tidak Aromatis 5.Rumus Kimianya AgNO3 B. Sifat Kimia : 1.Larut dalam air 2.Merupakan Garam 3.Oksidator Kuat 4.Dapat diisolasi 5.Beracun
Dapus: http://demoln.blogspot.com/2012/03/sifat-fisika-dan-sifat-kimia-zat-kimia.html
Perak Ditulis oleh Yulianto Mohsin pada 21-10-2006
Sejarah ( Anglo-Saxon Anglo-Saxon,, Seolfor siolfur; Latin Latin argentum). argentum). Perak telah dikenal sejak jaman purba kala. Unsur ini disebut dalam Alkitab. Beberapa tempat buangan mineral di Asia Minor dan di pulau-pulau di Laut Aegean mengindikasikan bahwa manusia telah belajar memisahkan perak dari timah sejak 3000 SM.
Sumber-sumber Perak muncul secara alami dan dalam bijih-bijih argentite argentite (Ag (Ag2S) dan horn silver (AgCl). Bijih-bijih
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Perak murni memiliki warna putih yang terang. Unsur ini sedikit lebih keras dibanding emas dan sangat lunak dan mudah dibentuk, terkalahkan hanya oleh emas dan mungkin palladium. Perak murni memiliki konduktivitas konduktivitas kalor dan listrik yang sangat tinggi diantara semua logam dan memiliki resistansi kontak yang sangat kecil. Elemen ini sangat stabil di udara murni dan air, tetapi langsung ternoda ketika diekspos pada ozon, hidrogen sulfida atau udara yang mengandung belerang.
Kegunaan Perak sterling digunakan untuk perhiasan, perabotan perak, dsb. dimana penampakan sangat penting. Campuran logam ini biasanya mengandung mengandung 92.5% perak, dengan sisanya tembaga atau logam lainnya. Perak juga merupakan unsur penting dalam fotografi, dimana sekitar 30% konsumsi industri perak digunakan untuk bidang ini. Perak juga digunakan sebagai campuran logam pengganti gigi, solder, kotak listrik, dan baterai perak-timah dan perak-cadmium. Cat perak digunakan untuk membuat membuat sirkuit cetak. Perak juga digunakan untuk produksi produksi kaca dan dapat didepositkan sebagai lapisan pada gelas atau logam lainnya dengan metoda chemical deposition, electrode position atau position atau dengan cara penguapan. Ketika perak baru saja didepositkan, lapisan ini merupakan reflektor cahaya paling baik. Tapi lapisan ini juga cepat rusak dan ternoda dan kehilangan reflektivitasnya. reflektivitasnya. Walau lapisan perak bagus untuk cahaya, ia sangat buruk untuk memantulkan sinar ultraviolet. Silver fulminate, fulminate, bahan peledak yang kuat, kadang-kadang terbentuk saat pembentukan perak. Silver iodide digunakan iodide digunakan untuk membuat hujan buatan. Silver chloride memiliki chloride memiliki sifat-sifat optikal yang unik karena bisa dibuat transparan. Silver nitrate, nitrate, atau lunar caustic , yang merupakan senyawa perak yang penting banyak digunakan di bidang fotografi. Selama beratus-ratus tahun, perak telah digunakan sebagai bentuk pembayaran dalam bentuk koin oleh banyak negara. Belakangan ini sayangnya, konsumsi perak telah jauh melebihi produksi.
Penanganan Walau unsur perak itu sendiri tidak beracun, banyak senyawa garamnya sangat berbahaya.