PENYESUAIAN DIRI
Istilah penyesuian diri memiliki dua kata yang berbeda maknanya, yaitu adaptasi (adaptation) dan penyesuaian (adjusment). Kedua istilah tersebut sama-sama mengacu pada pengertian menge engena naii peny enyesua esuaia ian n diri, iri, teta tetap pi memil emilik ikii perbe erbeda daan an mak makna yang ang menda endasa sarr. Adapta Adaptasi si (adapt (adaptatio ation)m n)memil emiliki iki penger pengertian tian indivi individu du melaku melakukan kan penye penyesuai suaian an diri diri dengan dengan lingkungan. Pengertian ini lebih menekankan pada perubahan yang individu lakukan terhadap dirinya dirinya supaya supaya tetap bisa sesuai dengan lingkunganny lingkungannya. a. adi pada adaptasi, adaptasi, diri individulah individulah yang berubah untuk melakukan penyesuaian. !ontoh sederhana dari adaptasi ini misalnya bila menghadapi suhu yang panas, lalu individu membuka pakaiannya, atau minum air dingin supaya tetap merasa nyaman. Penyesuaian (adjustment) dipahami sebagai mengubah lingkungan agar menjadi lebih sesuai dengan diri individu. Pengertian ini lebih menekankan pada perubahan lingkungan yang dilakukan oleh individu sehingga tetap sesuai dengan dirinya. "isalnya, pada suhu yang panas, individu lalu memasang #an atau menyalakan air conditioner supaya suhu ruangan berubah seperti yang diinginkan. Pada contoh ini, individu tidak berubah, tetapi lingkunganlah yang berubah. Penyesuaian diri yang dimaksud dalam pembahasan ini meliputi penyesuaian diri baik dalam pengertian adaptation maupun adjusment. Individu yang mampu menyesuaikan diri dengan baik, idealnya mampu menggunakan kedua mekanisme penyesuaian diri tersebut secara lu$es, tergantung tergantung pada situasinya. situasinya. %ebaliknya, %ebaliknya, individu individu dianggap dianggap kaku bila kurang kurang mampu mampu menggunakan kedua mekanisme tersebut dengan baik atau hanya salah satu cara saja yang dominan digunakan. Keidakmampuan menyesuaikan diri &rang yang tidak bisa menyesuaikan diri dengan baik disebut dengan istilah maladjusted. orang orang yang yang maladj maladjust usted ed tidak tidak selalu selalu abnorm abnormal. al. %ebali %ebalikny knya, a, orang orang yang yang abnorm abnormal al pasti pasti maladjusted. adi istilah maladjusted dan abnormal sebenarnya menyangkut pada derajad ketidakmamp ketidakmampuan uan individu individu dalam melakukan penyesuaian diri serta kualitas kualitas penyesuaian penyesuaian dirinya. "isalnya, orang yang tidak bisa tidur karena sedang mengalami persoalan di tempat kerja pada siang harinya, dia dikatakan mengalami malajusted dan belum bisa dikatakan abnormal. 'etapi bila gangguan tidur ini masih berlanjut bahkan sampai masalahnya terselesaikan, dia baru dikatakan abnormal. !ontoh lainnya, individu yang menjadi emosional, gampang marah meskipun meskipun situasi situasi yang menyebabkan menyebabkan kemarahanny kemarahannyaa sepele, masih dikategorik dikategorikan an sebagai sebagai maladjusted karena ada #aktor lain yang memicu labilitas emosinya, misalnya karena dia berhari-hari kurang tidur. "udah marah menjadi abnormal bila situasi yang menyebabkannya tidak jelas, apalagi bila kemarahan kemarahan tersebut tersebut diikuti diikuti dengan dengan tindakan tindakan agresi# dan desktrukti#. desktrukti#. Penyesuaian diri bagi mahasis$a baru rou$er (Alisjahbana, dkk, *+), mencatat beberapa masalah yang harus diperhatikan oleh mahasis$a dalam kaitannya dengan penyesuaian diri dengan situasi dan status baru yang dihadapi. Kegagalan dalam melakukan penyesuaian diri dari beberapa masalah tersebut dapat menimbulkan tekanan mental bagi mahasis$a yang bersangkutan. "asalah pertama yang perlu diperhatikan adalah mengenai perbedaan cara belajar. Pelajar %" biasanya memiliki memiliki cara belajar yang lebih pasi# bila dibanding dibanding dengan mahasis$a. Ini
disebabkan oleh cara pembelajaran yang memang berbeda. ampir semua materi pelajaran %" diberikan oleh guru. Asalkan sis$a menyimak baik-baik materi yang diberikan dan belajar hanya dari materi tersebut, biasanya itu sudah cukup. erbeda dengan perguruan tinggi yang menuntut mahasis$a untuk lebih akti# dalam mempelajari dan memahami materi. "ateri yang diberikan dosen biasanya bersi#at sebagai pengantar, sedangkan pendalaman lebih lanjut diserahkan kepada mahasis$a yang bersangkutan. Ini menyebabkan ke-dalaman dalam memahami suatu materi tergantung dari keakti#an mahasis$a dengan usahanya mencari re#erensi-re#erensi yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. elum lagi perbedaan sistem paket yang diterapkan di %" dan sistem %K% yang berlaku di perguruan tinggi, yang betul-betul menuntut mahasis$a untuk lebih akti# kalau ingin lulus dengan nilai yang memuaskan dan dalam jangka $aktu yang singkat. "asalah kedua adalah berkaitan dengan perpindahan tempat. agi sebagian besar mahasis$a, memasuki perguruan tinggi berarti juga harus berpindah tempat dari tinggal bersama dengan orang tua, menjadi tinggal bersama dengan orang lain, entah itu kost, kontrakan atau tinggal bersama saudara. elum lagi bila situasi di tempat asal ternyata berbeda sama sekali dengan situasi di tempat yang baru. "isalnya dari lingkungan desa ke kota besar, tempat biasanya perguruan tinggi yang baik berada. Perpindahan tempat semacam ini membutuhkan energi yang besar untuk melakukan penyesuaian diri pada a$alnya. "asalah ketiga berkaitan dengan mencari teman baru dan hal-hal yang berkaitan dengan pergaulan. "enjadi mahasis$a berarti hubungan dengan teman-teman karib se$aktu %" menjadi semakin renggang karena pertemuan yang semakin kurang dan sekaligus ada tuntutan untuk mencari teman-teman yang baru. "encari teman yang cocok bukanlah merupakan hal yang mudah. Apalagi biasanya teman-teman kuliah maupun di tempat sekitar tinggal biasanya juga berasal dari latar belakang yang berbeda-beda. 'idak berhasil mendapatkan teman yang sesuai bisa berakibat timbulnya perasaan kesepian. erkaitan dengan masalah teman dan bergaulan ini adalah masalah seksualitas. "ahasis$a secara biologis seksualitasnya telah matang. /amun norma-riorma sosial masih menghalangi aktualitas perilaku seksual secara penuh. Ketika masih dalam lingkungan keluarga sedikit banyak masih ada kontrol dari orang tua, saudara dan lembaga-lembaga kemasyarakatan (gereja, masjid, organisasi atau perkumpulan remaja) yang membantu remaja bersangkutan untuk mengatasi masalah seksualitasnya. /amun di tempat yang baru, ketika mahasis$a yang bersangkutan dituntut untuk membuat keputusan dan pilihan-pilihan sendiri, seksualitas bisa muncul menjadi masalah yang serius. "asalah keempat berhubungan dengan perubahan relasi. 0elasi dengan orang tua, saudara dan teman se$aktu tinggal dalam keluarga merupakan relasi yang lebih bersi#at pribadi. /amun relasi-relasi tersebut berubah menjadi lebih bersi#at #ungsionil ketika menjadi mahasis$a relasi orang tua-anak, antar saudara, antar teman sepermainan diganti dengan relasi dosen-mahasis$a, mahasis$a-mahasis$a dan sebagainya. Perubahan relasi ini juga dapat menjadi kesulitan tersendiri bagi mahasis$a. "asalah kelima berkaitan dengan pengaturan $aktu. "enjadi mahasis$a untuk sebagian besar berarti bebas mengatur $aktu menurut kehendaknya sendiri, karena tidak ada orang lain yang mengontrol. Ketidakmampuan dalam mengatur $aktu antara kegiatan kuliah, belajar, bermain dan akti#itas lainnya dapat mengakibatkan munculnya masalah-masalah lain yang terutama berkaitan dengan tugas belajarnya. "asalah lainnya menyangkut nilai-nilai hidup. erbagai macam orang yang ditemui serta berbagai macam in#ormasi yang diterima di perguruan tinggi yang biasanya lebih terbuka,
bisa mengakibatkan mahasis$a yang bersangkutan mengalami krisis nilai. /ilai-nilai lama yang diba$a dan dihidupi selama ini diperhadapkan dengan nilai-nilai baru yang ditemui yang dirasa lebih sesuai. 'idak jarang selama masa krisis ini, kehidupan mahasis$a yang bersangkutan menjadi tidak menentu dan memba$a dampak yang negati# bagi kesejahteraannya. "asalah-masalah di atas menjadi sumber tekanan1stres dan membangkitkan emosi tersendiri bagi mahasis$a. ila mahasis$a yang bersangkutan berhasil menangani tekanan-tekanan yang dihadapinya tersebut dengan sukses, maka dia akan dapat menjalani kehidupan dan perananannya sebagai mahasis$a dengan baik dan lancar. /amun bila mahasis$a tersebut gagal menangani tekanan-tekanan yang ada, maka peranannya sebagai mahasis$a dan kehidupan pribadinya akan mengalami gangguan dan hambatan. 2angguan dan hambatan tersebut bermacam-macam bentuknya, mulai dari kekurangmampuan untuk menunjukkan hasil yang optimal dalam belajar atau gangguan-gangguan psikis, seperti gangguan suasana perasaan ("aslim, **+) yang berakibat munculnya simtom-simtom depresi misalnya. arber 3 0unyon (*+4) menyatakan bah$a perasaan depresi merupakan pengalaman yang cukup umum di kalangan mahasis$a. 5iperkirakan kurang lebih satu dari empat populasi mahasis$a Amerika menderita beberapa simtom depresi. "engutip hasil penelitian eck 3 6oung (arber 3 0unyon, *+4), dikatakan tiga perempat dari seluruh I mahasis$a merasa depresi pada beberapa $aktu selama tahun sekolah. "engingat banyaknya masalah yang menghadang keberhasilan mahasis$a dalam menyelesaikan studinya dan terbukanya peluang bagi mahasis$a untuk mengalami gangguan mental karena berbagai masalah yang mungkin timbul tersebut, maka adalah bijaksana bagi perguruan tinggi untuk memikirkan suatu program yang mampu menolong mahasis$a untuk melakukan penyesuaian diri dengan baik. %umber7 Alisjahbana, A., %idharta, ", rou$er, ".A.8, *+, "enuju kesejahteraan i$a, akarta9 Penerbit, P' 2ramedia. %is$anto, :;;<, Kesehatan "ental, Konsep, !akupan dan Perkembangannya, 6ogyakarta, Penerbit Andi.