BAB I PENDAHULUAN
Gangguan pendengaran menggambarkan kehilangan pendengaran di salah satu atau kedua telinga. Salah satu jenis gangguan pendengaran adalah tuli konduktif. Tuli konduktif adalah tuli yang disebabkan karena suara tidak dihantarkan secara efisien mulai dari kanalis, membran timpani sampai ke tulang pendengaran di telinga teling a bagian tengah.1 Pada tahun 2000 dilaporkan terdapat 250 juta penduduk dunia yang menderita gangguan pendengaran. Indonesia termasuk dalam empat besar negara dengan prevalensi gangguan pendengaran cukup tinggi (4,6%). Berdasarkan hasil Survei Nasional Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran di 7 provinsi tahun 1993-1996 ditemukan prevalensi ketulian 0,4% dan gangguan pendengaran 16,8%. Penelitian di Shuan, China tahun 2001 menemukan dari 4.164 sampel yang diteliti, 20.39% atau sebanyak 849 responden menderita tuli konduktif.2 Sesuai dengan definisinya, penyebab tuli konduksi dapat berasal dari telinga luar atau telinga tengah baik berupa trauma, infeksi atau keadaan lain seperti plak serumen.3 Manifestasi klinis tuli konduktif sangat beragam dan tidak selalu timbul bersamaan. Yang Yan g pasti pasien dengan d engan penyakit pen yakit ini akan sulit mendengar orang o rang lain berbicara sedangkan manifestasi lainnya tergantung dari apa penyebab tuli konduksi itu sendiri.3 Oleh karena itu, tujuan penulisan referat ini adalah mengenali beberapa penyebab tuli konduktif sehingga penyakit ini dapat didiagnosis didiagnosi s secara dini dan menghindari terjadinya misdiagnosis sehingga terapi yang diberikan tepat.
1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II. I Definisi
Tuna rungu/tuli dalam deskripsi yang dikeluarkan oleh WHO adalah mereka yang kehilangan keseluruhan kemampuan untuk mendengar, baik dari salah satu atau kedua telinganya.3 Tuna wicara/bisu adalah ketidakmampuan seseorang untuk berbicara. Bisu dapat juga disebabkan oleh gangguan pada organorgan seperti tenggorokan, pita suara, paru-paru, mulut, lidah, lidah, dan sebagainy sebagainya, a, Bisu umumnya diasosiasikan dengan tuli.4
II.2 Anatomi telinga a.Bagian-bagian telinga
Telinga dibagi atas telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam 1.Telinga Luar, terdiri dari : -
Auricula/daun telinga/pinna, untuk menerima dan mengumpulkan suara yang masuk, mendeteksi dan mencari arah suara.teriri dari tulang rawan elastin dan kulit.
-
Liang telinga (Meatus Akustikus Eksternus), Pada 1/3 bagian awalnya dihasilkan cairan serumen.
2
2.Telinga tengah, terdiri dari : -
Membran timpani/gendang telinga, penghubung antara teinga luar dan telingah dalam. Bentuknya bundar dan cekung. Bagian atas disebut pars flaksida dan bagian bawah disebut pars tensa.
-
Osikulus auditorius. Tulang-tulang pendengaran maleus, inkus dan stapes. Maleus melekat pada membran timpani, maleus melekat pada inkus, dan inkus melekat pada stapes. Stapes terletak pada foraen ovale yang berhubungan dengan den gan koklea.
-
Tuba eustachius, saluran penghubung telinga tengah dan nasoparing. Yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan udara dalam cavum tymphani.Bagian lateral berupa dinding dari tulang dan selalu terbuka, sedangkan di dinding medial tersusun dari tulang rawan yang biasanya menutup kecuali kecual i bila menelan, mengunyah atau ata u menguap.
3
3.
Telinga dalam, terdiri dari :
-
Labirin (telinga dalam) mengandung organ pendengaran dan keseimbangan, terletak pada pars petrosa os temporal. Labirin terdiri dari :
Labirin bagian tulang, terdiri dari : kanalis semisirkularis, vestibulum, dan koklea.
Labirin bagian membran, yang terletak didalam labirin bagian tulang, terdiri dari:
kanalis
semisirkularis,
utrikulus,
sakulus,
sakus
dan
duktus
endolimfatikus serta koklea. Antara labirin bagian tulang dan membran terdapat suatu ruangan yang berisi cairan perilimfe yang berasal dari cairan serebrospinalis ser ebrospinalis dan filtrasi filtras i dari darah.Didalam labirin bagian membran terdapat cairan endolimfe yang diproduksi oleh stria vaskularis dan diresorbsi pada sakkus endolimfatikus. -
Vestibulum Vestibulum adalah suatu ruangan kecil yang berbentuk oval, memisahkan koklea dari kanalis semisirkularis. Pada dinding lateral terdapat foramen ovale ( fenestra vestibuli ) dimana footplate dari stapes melekat disana. Sedangkan foramen rotundum terdapat pada lateral bawah.Pada dinding medial bagian anterior terdapat lekukan berbentuk spheris yang berisi makula sakkuli dan terdapat lubang kecil yang berisi serabut saraf
4
vestibular inferior.Makula utrikuli terletak disebelah belakang atas daerah ini.Pada dinding posterior terdapat muara dari kanalis semisirkularis dan bagian anterior berhubungan berhub ungan dengan skala vestibuli v estibuli koklea. -
Kanalis Semisirkularis Terdapat 3 buah kanalis semisirkularis : superior, posterior dan lateral yang membentuk sudut siku sempurna satu sama lain. Pada vestibulum terdapat 5 muara kanalis semisirkularis dimana kanalis superior dan posterior bersatu membentuk krus kommune sebelum memasuki vestibulum.
-
Koklea Terletak didepan vestibulum menyerupai rumah siput dengan panjang.Koklea memiliki sumbu yang disebut modiolus yang berisi berkas saraf dan suplai darah dari arteri vertebralis.Kemudian serabut saraf ini berjalan ke lamina spiralis spirali s ossea untuk mencapai sel-sel se l-sel sensorik organ org an Corti. Koklea bagian tulang dibagi dua oleh suatu sekat.Bagian dalam sekat ini adalah lamina spiralis ossea dan bagian luarnya adalah lamina spiralis membranasea, sehingga ruang yang mengandung perilimfe terbagi dua yaitu skala vestibuli dan skala timpani.Kedua skala ini bertemu pada ujung koklea yang disebut helikotrema.Skala vestibuli berawal pada foramen ovale dan skala timpani berakhir pada foramen rotundum.Pertemuan antara lamina spiralis ossea dan membranasea kearah perifer membentuk suatu membran yang tipis yang disebut membran Reissner yang memisahkan skala vestibuli dengan skala media (duktus koklearis). Duktus koklearis berbentuk segitiga, dihubungkan dengan labirin tulang oleh jaringan ikat penyambung periosteal dan mengandung end organ dari N. koklearis dan organ Corti. Corti . Duktus koklearis berhubungan berhubu ngan dengan sakkulus dengan perantaraan duktus Reuniens.Organ Corti terletak diatas membran basilaris yang mengandung organel-organel penting untuk mekanisme saraf perifer pendengaran. Organ Corti terdiri dari satu baris sel rambut dalam yang berisi kira-kira 3000 sel dan 3 baris sel rambut luar yang berisi kira-kira 12.000 sel. s el. Sel-sel ini menggantung menggantun g lewat lubang-lubang
5
lengan horizontal dari suatu jungkat-jungkit yang dibentuk oleh sel-sel penyokong. Ujung saraf aferen dan eferen menempel pada pad a ujung bawah sel rambut.Pada permukaan sel rambut terdapat strereosilia yang melekat pada suatu selubung yang cenderung datar yang dikenal sebagai membran tektoria.Membran tektoria disekresi dan disokong oleh limbus. -
Sakulus dan utrikulus Terletak didalam vestibulum yang dilapisi oleh perilimfe kecuali tempat masuknya saraf didaerah makula. Sakulus jauh lebih kecil dari utrikulus tetapi strukturnya sama. Sakulus dan utrikulus ini berhubungan satu sama lain dengan perantaraan duktus utrikulo-sakkularis yang bercabang menjadi duktus endolimfatikus dan berakhir pada suatu lipatan dari duramater pada bagian belakang os piramidalis pir amidalis yang disebut sakkus sak kus endolimfatikus, saluran sal uran ini buntu. Sel-sel persepsi disini sebagai sel-sel rambut yang dikelilingi oleh sel-sel penunjang yang terletak pada makula.Pada sakulus terdapat makula sakuli dan pada utrikulus terdapat makula utrikuli.
Perdarahan
Telinga dalam memperoleh perdarahan dari a. auditori interna (a. labirintin)yang berasal dari a.serebelli inferior anterior atau langsung dari a. basilaris yang merupakan suatu end arteri dan tidak tida k mempunyai pembuluh darah anastomosis. Setelah memasuki meatus akustikus internus, arteri ini bercabang 3 yaitu : -
Arteri vestibularis anterior yang mendarahi makula utrikuli, sebagian makula sakuli, krista ampularis, kanalis semisirkularis superior dan lateral serta sebagian dari utrikulus dan sakulus.
-
Arteri vestibulokoklearis, mendarahi makula sakuli, kanalis semisirkularis posterior, bagian inferior utrikulus dan sakulus serta putaran basal dari koklea.
6
-
Arteri koklearis yang memasuki modiolus dan menjadi pembuluh-pembuluh arteri spiral yang mendarahi organ Corti, skala vestibuli, skala timpani sebelum berakhir pada stria vaskularis. Aliran vena pada telinga dalam melalui 3 jalur utama.Vena auditori interna mendarahi putaran tengah dan apikal koklea.Vena akuaduktus koklearis mendarahi putaran basiler koklea, sakulus dan utrikulus dan berakhir pada sinus petrosus inferior.Vena akuaduktus vestibularis mendarahi kanalis semisirkularis sampai utrikulus.Vena ini mengikuti duktus endolimfatikus dan masuk ke sinus sigmoid.
b. Persarafan
N. akustikus bersama N. fasialis masuk ke dalam d alam porus dari meatus akustikus internus dan bercabang dua sebagai N. vestibularis dan N. koklearis. Pada dasar meatus akustikus internus terletak ganglion vestibulare dan pada modiolus terletak ganglion spirale.
II.3 Fisiologi pendengaran dan berbahasa
Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke koklea. Getaran tersebut menggerakan membran timpani diteruskan ke telinga tengah melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan mengamplifikasi getaran melaiui daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian perbandingan luas membran timpani dan tingkap lonjong. Energi getar yang telah diamplifikasi ini akan diteruskan ke stapes yang menggerakkan tingkap lonjong sehingga perilimfa pada skala vestibule bergerak. Getaran diteruskan melaiui membran Reissner yang mendorong endolimfa, sehingga akan menimbulkan gerak relatif antara membran basilaris dan membran tektoria. Proses ini merupakan rangsang mekanik yang menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi penglepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi
sel rambut,
sehingga melepaskan neuro
transmitter ke dalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf
7
auditorius.
Lalu dilanjutkan ke nukleus auditorius sampai korteks pendengaran
(area 39-40) di lobus temporalis.5 Dalam proses perkembangan bicara, suara atau kata-kata yang diterima di pusat penden pendengar garan an di otak, otak, akan akan diter diterjem jemahk ahkan an untuk untuk kemudi kemudian an di ubah ubah ke dalam dalam aktivitas motorik mot orik pernafasan dan traktus vokalis sehingga sehingga anak dapat menirukan suara atau atau kata-kata seperti yang di dengar oleh anak. Produksi kata-kata dalam berbicara mencangkup fase respirasi, fonasi. Dan resonansi tidak akan sempurna apabila tidak di sertai peran serta input sensorik dari organ pendengaran.1
II.4 Etiologi
Ketulian adalah salah satu gejala dari suatu penyakit telinga sehingga perlu dicari penyakit yang dapat menyebabkan gejala tuli tersebut. Kalau kita lihat tuli hanya merupakan satu macam gejala dari penyakit telinga, maka gejala yang satu ini tentu penyebabnya banyak sekali. Oleh karenanya harus ada suatu sistem yang dianut untuk mencari penyakit tersebut2: a) Berdasarkan kelainan patologi, ketulian dapat disebabkan oleh karena: Kelainan kongenital, trauma, benda asing, radang dan neoplasma/Tumor. Semua kelaianan patologi tersebut dapat menimbulkan ketulian terutama bila prosesnya ditelinga. ditelinga . b) Berdasarkan lokalisasi proses kelainan, sesuai dengan anatomi telinga sehingga proses proses kelainannya kela inannya dapat terjadi ditelinga luar, telinga tengah, telinga dalam, saraf sar af telin tel inga, ga, batang batang otak otak dan dan otak otak c) Berdasarkan jenis ketulian2
Tuli hantaran (conductive hearing loss), hantaran tulang > hantaran udara (HT>HU)
HT = Normal. Selisih hantaran tulang dan hantaran udara
lebih dari 1,5 dB11
Tuli saraf (sensorineural hearing loss), kelaianan terjadi pada fase elektrik. Hantaran tulang < hantaran udara.
Tuli campuran, yaitu campuran antara tuli penghantaran dan tuli saraf.
Tuli sentral, bila proses kelainannya terdapat di batang otak atau diotaknya sendiri
8
d) Berdasarkan derajat ketuliannya
Tuli (sama sekali tidak dapat. mendengar).
Kekurangan Kekurangan pendengaran yang dapat dibedakan atas: ringan, sedang, berat.
Kekurang Kekurangan an Pende Pendenga ngaran ran Ringan Ringan
Klinis penderita sukar diajak bercakap-cakap pada jarak kurang lebih tiga meter, pada pemeriksa audiometric nada murni, pada frekuensi percakapan turun 15 dB sampai 30 dB. Kekurangan pendengaran pendengaran sedang
Klinis percakapan pada jarak satu meter sudah mendapat kesukaran untuk mengerti arti kata. Pada pemeriksaan audiometri nada murni pada frekuensi percakapan turun sampai 30 30 dB sampai sampai 60 60 dB. dB. Kekura Kekuranga ngan n Pend Pendeng engara aran n Berat Berat
Pada pemeriksaan audiornetri nada murni, penurunannya mencapai 60 dB atau atau leb le bih. ih . e) Berdasarkan waktu terjadinya tuli, dapat dibedakan atas2: 1. Kongenital (tuli sejak lahir)
Herediter (penyakit turunan) : aplasia (agenesis), abiotrofi dan penyimpangan kromosom.6
Prenatal (infra uterin) masa kehamilan
: keracunan, infeksi virus dan
penyakit menahun menahun pada ibu. ibu.
Perinatal : trauma/persalinan (waktu lahir), anoksia, prematur dan narkose yang dalam.
2. Tu l i yang didapat (acquired (acquired hearing hearing loss) loss) 2 Kekurangan pendengaran tipe hantaran (konduksi) dan kekurangan penden pendengar garan an tipe tipe sen senso sori rineu neura ral. l.
9
II.5 Patofisiologi
Input informasi melalui jalur pendengaran memegang peranan yang penting dalam proses belajar bicara, sehingga gangguan pendengaran yang berat akan menghambat perkembangan bicara pada anak, karena berkurangnya input sinyal akustik. Fungsi pendengaran harus baik agar anak dapat mendengar suara dengan jelas, jelas, baik dalam dalam pola titi titi nada nada (pitch), (pitch), volume/ke volume/keker kerasan asan,, tekanan tekanan dan pola suara suara atau kata-kata. Gangguan pendengaran yang didapat setelah anak sudah mampu
berbic berbicara ara (perio (periode de pos postli tlingu ngual/ al/pos postt verbal verbal), ), perben perbendah dahara araan an kata kata dan strukt struktur ur kalima kalimatt umumnya tidak mengalami gangguan, tetapi anak dapat mengalami gangguan cara penguc pengucapa apan n dan kwali kwalitas tas suara suara (proso (prosodi) di).. Hal Hal terseb tersebut ut karena karena anak anak tidak tidak dapat dapat lagi lagi mendengar dengan jelas kata-kata yang didengarnya begitu juga hal nya dengan umpan balik balik suarany suaranyaa sendiri sendiri (audit (auditory ory feedback), feedback), dibandingkan dengan sebelum mengalami masalah pendengaran. Apabila tidak ditangani, gangguan pendengaran post verbal dapat mengakibatkan penurunan jumlah perbendaharaan kata-kata yang sudah ada. Gangguan pende pendenga ngara ran n yang yang diala dialami mi anak anak sejak sejak lah lahir ir (periode pralingual/pra-verbal) tidak hanya berakibat keterlambatan proses perkembangan bicar bicara, a, akan akan tetapi tetapi juga juga mempe mempenga ngaruh ruhii jumlah jumlah perben perbendah dahar araan aan kata-k kata-kata ata,, mekan mekanism ismee bersua bersuara ra yang dapat memberikan memberikan arti yang berbeda b erbeda dalam bahasa (fonologi) (fonolo gi) dan da n kemampuan kemamp uan dalam d alam menyus menyusun un kali kalima mat. t.1
II.6 Manifestasi klinis
Perkembangan auditorik sesuai dengan usia anak, antara lain :5
Usia 0-4 bulan : Kemampuan respon auditorik masih terbatas dan d an bersifat refleks
Dapat ditanya apakah bayi kaget mendengar suara keras atau terbangun ketika sedang tidur. Respons berupa refleks auropalpebral maupun refleks Moro.
Usia 4-7 bulan respons memutar kepala ke arah bunyi yang terletak di bidang horizontal, walaupun belum konsisten. Pada usia 7 bulan otot leher cukup kuat sehingga kepala dapat diputar dengan cepat ke arah sumber suara.
Usia 7-9 bulan dapat mengidentifikasi dengan tepat asal sumber bunyi dan bayi dapat memutar kepala dengan tegas dan cepat.
Usia 9-13 bulan bayi sudah mempunyai keinginan yang besar untuk mencari sumber bunyi dari sebelah atas, dan pada usia 13 bulan mampu melokalisir bunyi
10
dari segala arah dengan cepat.
Pada usia 2 tahun pemeriksa harus lebih teliti karena anak tidak akan memberi reaksi setelah beberapa kali mendapat stimulus yang sama. Hal ini 5,8 disebabkan diseba bkan k a r e n a anak .sudah .sudah mam mampu pu mempe memperki rkirak rakan an sumbe sumberr suara. suara.5,8
Perkembangan
bicara
erat
kaitannya
dengan
tahap
perkembangan
mend me nden enga garr pad p adaa bayi, ba yi, sehingga sehingga adanya adanya gangguan pendengaran pendengaran perlu dicurigai dicurigai apabila apabila 5:
Usia 12 bulan : belum dapat mengoceh (babbling) atau meniru bunyi
Usia 18 bulan : tidak dapat menyebut 1 kata yang mempunyai arti
Usia 24 bulan : perbendaharaan perbendaharaan kata kurang dari 10 kata
Usia 30 bulan : belum dapat merangkai 2 kata
Semua yang dijelaskan diatas merupakan perkembangan auditorik dan bicara yang normal. Sedangkan pada anak yang mengalami gangguan auditorik maka tergantung tipe atau derajat ketulian yang yang akan berakhir pada keterbatasan keterbatasan bicara. bicara.1 1. Gangguan pendengaran tipe sensori-neural Disini anak-anak akan mengalami deskriminasi kata-kata, baik dalam periode praverbal ataupun post-verbal, hanya pada pada anak-anak anak-anak yang memiliki gangguan pendengaran selelah kemampuan bicaranya sempurna akan mengalami kesulitan mengerti arti percakapa percakapan n kare karena na ganggu gangguan an diskri diskrimi mina nasi si katakata-ka kata ta dan kemun kemundu dura ran n kwal kwalit itas as suara suara dan artikulasi. 2. Gangguan pendengaran tipe konduktif Gangguan tipe ini dapat mempengaruhi perkembangan bicara sekalipun masalahnva tidak seberat tipe sensori-neural, karena tuli konduktif kokleanya normal sehingga tidak mengakibatkan mengakibatkan gangguan kemampuan kemampuan diskriminasi diskriminasi kata-kata. 3. Gangguan pendengaran tipe sensorineural unilateral Biasanya gangguan pendengaran yang sebelah sisi sehat maka, sering tidak terdeteksi sejak awal, biasanya anak-anak suka menerima telpon dari telinga disisi yang sehat. Atau anak sulit dibangunkan dengan suara apabila tidur dalam posisi miring ketelinga; yang normal. Umumnya perkembangan bicara anak baik.1
11
II.7 Pemeriksaan
Beberapa pemeriksaan pendengaran yang dapat dilakukan pada bayi dan anak; 1. Behavioral Observation Audiometry (BOA) Tes ini berdasarkan respon aktif pasien terhadap stimulus bunyi dan merupakan respons yang disadari (voluntary response). Metoda ini dapat mengetahui seluruh sistem auditorik termasuk pusat kognitif yang lebih tinggi. Pemeriksaan dilakukan pada ruangan yang cukup tenang (bising lingkungan tidak lebih dari 60 dB) idealnya pada ruang kedap suara (sound proof room). Sebagai sumber bunyi sederhana dapat digunakan tepukan tangan, tambur, bola plastik berisi pasir, remasan kertas, minyak bel, terompet karet, mainan yang mempunyai mempu nyai frekuensi tinggi (squaker toy) dll. Dinilai kemampuan anak dalam memberikan respon terhadap sumber bunyi tersebut. Pemeriksaan Behavior Observation Audiometry dibedakan menjadi (1) Behavioral Behavior al reflex refl ex audiometry aud iometry dan (2) Behavioral Beh avioral respon response se audiom audiometry etry..5 2. Timpanometri Pemeriksaan
ini
diperlukan untuk menilai kondisi telinga tengah.
Gambaran timpanometri yang abnormal (adanya cairan atau tekanan negatif di telinga tengah) merupakan petunjuk adanya gangguan pendengaran konduktif. Melalui probe tone (sumbat liang teiinga) yang dipasang pada liang telinga dapat diketahui besarnya tekanan di liang telinga berdasarkan energi suara yang di pantulkan kembali (kearah luar) lu ar) oleh gendang telinga. Pada orang dewasa atau bayi berusia diatas 7 bulan digunakan probe tone frekuensi 226 Hz. Khusus untuk bayi dibawah usia 6 bulan tidak digunakan probe tone 226 Hz karena akan terjadi resonansi pada liang telinga sehingga harus digunakan probe tone frekuensi tinggi (668,678 atau 1000 Hz). Terdapat 4 jenis timpaninogram yaitu:5 1. Tipe A (normal).
2. Tipe AD (diskontuinitas tulang-tulang pendengaran) 3. Tipe As (kekauan rangkaian tulang pendengaran) pendengaran) 4. Tipe B (cairan di dalam teiinga tengah)
12
5. Tipe C (gangguan fungsi tuba eustachius Timpanometri merupakan pemeriksaan pendahuluan sebelum tes OAE
13
-300
-200
-100
+100 +200
Tipe A: gambaran spt grafik dibawah, menunjukkan tekanan udara di telinga tengah normal. Tipe A ini terbagi menjadi 3 sub grup yaitu: A: bentuk grafik normal As : puncak lebih tinggi biasanya menunjukkan tekanan yang beriebih di telinga tengah muncul pada dislokasi tulang pendengaran, kekakuan membrana timpani As : Puncak lebih pendek dari normal menunjukkan kekakuan, seperti pada otosklerosis Tipe B: Tidak didapatkan puncak/flat, biasanya disebabkan karena adanya cairan ditelinga tengah atau adanya perforasi membrana timpani, atau adanya serumen. Tipe C : ada puncaknya namun bergeser ke kiri menunjukkan adanya tekanan negalif biasanya disebabkan karena disfungsi tuba.
3. Audiometri nada murni Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan audiometer, dan hasil pencatatannya disebut sebagai audiogram, Dapat dilakukan pada anak berusia lebih dari 4 tahun yang koperatif. Sebagai sumber suara digunakan nada murni (pure tone) yaitu bunyi yang hanya terdiri dari 1 frekuensi. Pemeriksaan dilakukan pada ruang kedap suara, dengan menilai hantaran suara melalui udara (air conduction) melalui headphone pada frekuensi 125, 250, 5000, 1000, 2000, 4000, 8000 Hz. Hantaran suara melalui tulang (bone conduction) diperiksa dengan memasang bone vibrator pada processus mastoid yang dilakukan pada frekuensi 500,1000,2000,4000 500,1000,2000,4000 Hz.5
14
;
4. Otoacoustic emission (OAE) Suara yang berasal dari dunla luar di proses oleh koklea menjadi stimulus listrik, listr ik, selanjutnya selanjutnya dikirim ke batang otak melalui saraf pendengaran. pendengaran. Sebagian energi bunyi bunyi tidak dikirim ke saraf pendengaran melainkan kembali menuju keliang telinga. Pemeriksaan OAE merupakan pemeriksaan elektrofisiologik untuk menilai fungsi koklea yang objektif, otomatis (menggunakan kriteria pass/lulus dan refer/tidak lulus) tidak invasive, mudah, tidak membutuhkan waktu lama dan praktis sehingga sangat efisien efisi en untuk, program skrining pendengaran bayi baru lahir (universal newborn hearing screening). Pemeriksaan tidak harus di ruang kedap suara, cukup di ruangan yang tenang.5 II.8 Penatalaksanaan
Prinsip penanganan anak dengan gangguan pendengaran adalah usaha memaksimalkan penggunaan sisa pendengaran yang ada. Sasaran utama daiam penanganan dibidang habilitasi audiologi adalah menfasilitasi anak dengan informasi
akustik
sehingga
dapat
meningkatkan
kemampuan
anak
mengembangkan komumkasi verbal anak.1
\
Alat Bantu Mendengar (ABM) adalah alat elektronik yang biasanya dipakai di belakang telinga dalam lubang telinga. ABM membuat suara terdengar lebih keras, jadi seseorang yang mengalami gangguan pendengaran dapat mendengar, berkom berkomuni unikasi kasi dan dan berpar berpartis tisipa ipasi si lebih lebih aktif dalam kehidupan keseharianny kesehariannya. a. Alat ini terdiri dari 3 komponen utama: mikrophone, amplifier dan speaker. ABM menerima suara melalui mikrophone yang mengubah sinyal suara menjadi sinyal listrik kemudian mengirimkannya ke amplifier. Amplifier meningkatkan kekuatan sinyal listrik dan mengirimkannya ke telinga pemakai ABM melalui speaker.9 ABM
terutama
berguna
untuk
memperbaiki
pendengaran
dan
pemahaman bicara orang yang mengalami gangguan pendengaran pada bagian luar, tengah dan dalam telinga. Kerusakan pend penden enga gara ran n pada pada telin telinga ga bagia bagian n dala dalam m dise disebu butt deng dengan an gangg ganggua uan n deng dengar ar saraf saraf atau sensorineural hearing loss dan kerusakan bagian telinga tengah dan luar disebut dengan gangguan dengar konduktif atau conductive hearing loss. Kerusakan pada telinga bisa disebabkan oleh penyakit, penuaan, kecelakaan atau bekerja lama pada daerah dengan kebisingan yang sangat tinggl.
15
Suara yang sudah dikeraskan oleh ABM masuk melalui telinga luar, tengah tengah d a n dalam. dalam. Proses Proses selanjutnya suara menyebabkan menyebabkan vibrasi pada telinga tengah dan dalam. Hair cells atau biasa disebut dengan rambut saraf pendengaran yang masih baik akan mendeteksi vibrasi yang paling besar dan mengubahnya menjadi sinyal saraf yang kemudian diteruskan ke otak. Semakin rusak rambut saraf pendengaran, maka semakin parah kondisi pendengaran pendengar dan ABM dengan penguatan yang besar dibutuhkan untuk membangunkan rambut saraf pendengaran. Akan tetapi, akan ada batasan kekuatan pengerasan yang dikeluarkan oleh ABM. Bahkan jika rambut saraf pendengaran pendengaran terlalu terlalu parah kerusakanny kerusakannyaa dan ABM pun sudah tidak bisa memberikan penguatan yang memadai, dalam situasi ini mungkin ABM tidak bisa membantu lagi.9 Beberapa model Alat Bantu Dengar (ABM) yang ada di pasaran. Model ABM didasarkan pada bagaimana ABM tersebut diletakkan serta penguatan yang dibutuhkan. Umumnya ABM diletakkan dibelakang telinga dan dalam lubang telinga
Behind-the-ear (BTE) terdiri dari plastik atau casing tempat menyimpan komponen alat bantu dengar yang dirancang mengikuti struktur telinga belakang kemudian disambungkan dengan earmold ea rmold atau cetakan cet akan telinga yang dipasangkan pada telinga bagian luar. Suara yang ditangkap dari ABM diteruskan ketelinga melalul earmold atau cetakan telinga. BTE umumnya digunakan semua umur mulai dari penurunan pendengaran ringan sampai dengan penurunan pendengaran berat.
In-the-ear (ITE) ABM yang dipasangkan dalam telinga bagian luar dan
digunakan untuk penurunan pendengaran ringan sampai dengan berat. Beberapa ITE dilengkapi dengan fitur seperti telecoil. Telecoil adalah magnet lilitan magnet yang berfimgsi untuk menangkap suara melaiui melaiui lilitan magnet tersebut bukan melalul mikrophon. Fitur ini memberikan kemudahan pemakai afat bantu mendengar untuk berbicara melaiui telephon. Telecoil juga berfungsi untuk menangkap suara yang dikeluarkan d ikeluarkan oleh induction loop 10
system. ITE umumnya tidak digunakan oleh anak-anak dan orang tua.
16
Canal
ABM model terdiri dari dua model. In-the-canal (ITC) dipakai dalam lubang telinga. Dan compleiely-in-canal (CIC) hampir tidak terlihat dalam lubang telinga. Kedua model ini umumnya digunakan untuk penurunan pendengaran ringan sampai dengan pendengaran moderat.9 Teknologi ABM berbeda-beda tergantung jenis proses. Ada dua perbedaan teknologi analog dan digital. Analog, bekerja dengan merubah suara ke dalam sinyal listrik yang
kemudian memperbesar sinyal listrik tersebut. Analog dirancang untuk berbagai derajat penurunan pendengaran. Untuk menyesuaikan seting atau konfigurasi yang tepat, Audiologist akan membantu untuk melakukan petneriksaan sebelum fitting. Setelah derajat serta respon setiap frekuensi diketahui, selanjutnya audiologist akan melakukan perubahan dan disesuaikan dengan konfigurasi yang p a l i n g cocok dengan hasil pemeriksaan pemeriksaan..1
Implan koklea
Alat bantu dengar memang bisa memperbaiki pendengaran seseorang, namun peng pengida idap p ketu ketuli lian an para parah h tidak tidak akan akan dapat dapat men menden denga garr denga dengan n baik baik rnes rneskip kipun un diba dibantu ntu ala alatt penden pendenga garan ran.. Jika Jika beg begitu itu kead keadaa aaan anny nya, a, dia dia bis bisaa mem mempe pero role leh h man manfa faat at dari dari impl implan an kokl koklea ear. r. Implan koklear adalah alat yang dimasukkan ke dalam telinga bagian dalam, Alat ini memberikan pendengaran yang berguna bagi pengidap ketulian total atau parah hingga pengid pengidap ap ketuli ketulian an berat berat akibat akibat sarafsaraf-pen pengin ginder dera. a. Alat Alat ini tidak tidak berfu berfungs ngsii seper seperti ti alat alat bantu bantu dengar yang menguatkan bunyi, melainkan memintas bagian dalarn telinga yang rusak untuk merangsang serabut saraf indera pendengaran yang tersisa.
II.9 Penyebab tuli konduksi
Tuli konduktif disebabkan kelainan di telinga luar atau telinga tengah. Kelainan telinga luar yang menyebabkan tuli konduktif adalah otalgia, atresia liang telinga, sumbatan oleh serumen, otitis eksterna sirkumskripta, otitis eksterna maligna, dan osteoma liang telinga. Kelainan telinga tengah yang menyebabkan tuli konduktif kondu ktif ialah sumbatan tuba eustachius, otitis media, otosklerosis, timpanisklerosia,
hemotimpanum, dan dislokasi tulang pendengaran.Ganguan pendengaran.Gangu an
17
yang menyebabkan tuli konduktif berarti berbagai gangguan yang menyebabkan terhambatnya konduksi suara ke telinga tengah, Jadi jika ada berbagai gangguan pada telinga luar maupun telinga tengah sehingga menyebabkan gangguan hantaran suara, suar a, maka ini termasuk tuli konduktif. kondukt if. Umumnya, gangguan pendengaran
konduktif
tidak
menyebabkan
ketidakmampuan
total
untuk
mendengar, tetapi menyebabkan hilangnya kenyaringan dan kehilangan kejelasan. Dengan kata lain, suara didengar, tapi suara tersebut lemah, teredam, dan terdistorsi.Berbagai gangguan yang menyebabkan tuli konduktif adalah : Gangguan pada telinga luar, yaitu mulai dari daun telinga, liang telinga, ataupun sampai pada membran Tymphani. -
Microtia dan atresia liang telinga
Mikrotia merupakan suatu dimana daun telinga bentuknya lebih kecil dan tak sempurna, sedangkan atresia liang telinga berarti suatu keadaan dimana tidak terbentuknya liang telinga. keadaan ini umumnya di dapat sejak lahir yang merupakan kelainan embriologi dan sering terjadi pada salah satu telinga, namun dapat juga terjadi pada kedua telinga. Jika terjadi pada kedua telinga, maka kemungkinan adanya syndroma kranio-facial. Penyebab keadaan ini belum di ketahui secara pasti, di duga ada hubungannya dengan faktor genetik, infeksi virus, intoksikasi bahan kimia dan obat teratogenik untuk menggugurkan kandungan. Kedua keadaan ini dapat menyebabkan tuli konduktif karena : Pada Bentuk daun telinga yang kecil walaupun tidak sepenuhnya menyebabkan ketulian namun berdampak pada sedikitnya frekuensi dan kekuatan suara yang masuk ke telinga dalam, karena fungsi daun telinga adalah untuk mengumpulkan suara dari dunia luar untuk di bawa ke telinga tengah, Jadi jika suara sedikit di kumpulkan maka akan menyebabkan gangguan pendengaran. Tidak semua mikrotia menyebabkan gangguan tuli konduktif, keadaan ini dapat menyebabkan tuli konduktif jika di sertai atresia liang telinga. Atresia liang telinga (tidak ada liang telinga) akan menyebabkan tidak bisanya suara atau bunyi sampai pada telinga tengah, sehingga otomatis tidak ada suara yang masuk ketelinga tengah.
18
-
Adanya cairan (sekret, air) ataupun benda asing pada liang telinga
Adanya benda asing pada liang telinga, baik berupa cairan, biji-bijian ataupun seranggga dapat menggangu konduksi atau hantaran suara. Benda asing pada liang telinga dapat berupa benda mati ataupun benda hidup misalnya serangga. Untuk mengatasi masalah ini, sebaiknya untuk serangga atau benda yang hidup dimatikan dahulu baru kemudian di keluarkan dari liang telinga. Gangguan pendengaran bisa terjadi akibat sumbatan langsung pada liang telinga ataupun karena penderita mencoba membersihkan sehingga resiko terdorong ke bagian tulang kanalis, terjadi laserasi kulit dan membran timpani sehingga terjadi nyeri dan penurunan pendengaran Selain keluhan berupa gangguan tuli konduktif, dapat juga merasa tidak enak ditelinga, rasa nyeri telinga / otalgia, sekret bisa bercampur darah, keadaan sakit kepala, pada keadaan lanjut meningitis -
Polip telinga
Polip telinga adalah pertumbuhan massa lunak di saluran (eksternal) telinga luar. Ini dapat menempel pada gendang telinga (membran timpani), atau mungkin tumbuh dari ruang telinga tengah. Polip telinga biasanya terbentuk dari iritasi kronis pada kulit saluran telinga atau gendang telinga, iritasi kronis ini paling sering disebabkan oleh infeksi ( otitis externs kronis), ataupun karena Cholesteatoma,
tumor
ataupun
benda
asing.Gejala
klinis
polip
telinga
berhubungan dengan masalah infeksi yang mendasarinya. Seringkali ada rasa sakit dan gatal di liang telinga, dan mungkin ada beberapa drainase yang terinfeksi. Karena saluran telinga memiliki pertumbuhan polip di dalamnya, sehingga mencegah suara masuk ke telinga tengah akibatnya adanya gangguan tuli konduktif -
Sumbatan oleh serumen
Serumen adalah hasil dari produksi kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa yang terdapat dibagian kartilago liang telinga luar dan epitel kulit yang terlepas dan pertikel debu. Dalam keadaan normal serumen terdapat disepertiga luar liang telinga karena kelenjar tersebut hanya ditemukan didaerah ini dan keluar dengan
19
sendirinya dari liang telinga akibat migrasi epitel kulit yang bergerak dari arah membrane timpani menuju keluar serta dibantu oleh gerakan rahang sewaktu mengunyah. Serumen memiliki banyak manfaat antara lain menjaga kanalis akustikus eksternus dengan barier proteksi yang akan melapisi dan mambasahi kanalis. Sifat lengketnya yang alami dapat menangkap benda asing, menjaga secara langsung kontak dengan bermacam-macam organisme, polutan, dan serangga. Serumen juga mepunyai pH asam (sekitar 4-5) sehinnga tidak dapat ditumbuhi oleh organisme sehingga dapat membantu menurunkan resiko infeksi pada kanalis akustikus eksternus. Tanpa kotoran telinga, kulit dalam telinga akan menjadi kering, pecah-pecah, terinfeksi atau terendam air dan sakit. Gejala dapat timbul jika sekresi serumen berlebihan akibatnya dapat terjadi
sumbatan
serumen
akibatnya
pendengaran
berkurang
sehingga
menyebabkan tuli konduktif. Rasa nyeri timbul apabila serumen keras membatu dan menekan dinding liang telinga. Telinga berdengung (tinitus), pusing (vertigo) bila serumen telah te lah menekan membrane timpani,kadang-kadang timpani,kadang-kad ang disertai batuk oleh karena rangsangan nervus vagus melalui cabang aurikuler. -
Otitis eksterna
Otitis eksterna biasanya ditunjukkan dengan adanya infeksi bakteri pada kulit liang telinga tetapi dapat juga disebabkan oleh infeksi jamur. Infeksi ini bisa menyerang seluruh saluran (otitis eksterna generalisata) atau hanya pada daerah tertentu sebagai bisul (furunkel).
Pada umumnya penyebab dari otitis eksterna
adalah infeksi bakteri seperti Staphyilococcus aureus, Staphylococcus albus, E. colli. Selain itu juga dapat disebabkan oleh penyebaran yang luas dari proses dermatologis yang non-infeksius. Keluhannya dapat berupa adanya nyeri telinga (otalgia) dari yang sedang sampai berat, berkurangnya atau hilangnya pendengaran, tinnitus atau dengung, demam, discharge yang keluar dari telinga, gatal-gatal (khususnya pada infeksi jamur atau otitis eksterna kronik), rasa nyeri yang sangat berat (biasanya pada pasien yang imunocompopromais, diabetes, otitis eksterna maligna). Selain itu juga ditemukan adanya tanda nyeri tekan pada tragus dan sakit pada saat mengunyah atau membuka mulut jika keadaannya berat.
20
Tuli konduktif yang terjadi biasanya karena bisul atau farukel menymbat liang telinga ataupun pada kondisi kronis dapat di temukan keluarnya cairan berbau busuk, b usuk, cairan ini dapat mengganggu konduksi suara yang masuk ke teling tengah. -
Tumor pada telinga luar dan tengah
Tumor di telinga luar atau tengah, salah satu dapat menyebabkan gangguan
pendengaran.
Tumor
pada
dasarnya
merupakan
istilah
yang
menggambarkan adanya suatu benjolan yang abnormal. Tumor pada telinga luar dapat berupa tumor jinak maupun ganas. Tumor jinak yang biasa di temukan berupa oxostose, adenoma, osteoma. Sedangkan tumor ganas dapat berupa squamosa sel karsinoma, basal sel karsinoma dan adenokarsinoma. Tumor pada telinga tengah dapat berupa tumor jinak yaitu polip, granuloma dan glomus jugulare, sedangkan tumor ganasnya dapat berupa squamosa sel karsinoma, sarkoma dan adenokarsinoma. Tumor yang yang ada pada telinga luar maupun tengah akan menutup saluran telinga sehingga akan menyebabkan hilangnya pendengaran dan juga menyebabkan kotoran pada telinga -
Sumbatan tuba eustachius
Sumbatan pada tuba dapat menyebabkan tuli konduktif. Sumbatan pada tuba dapat di sebabkan oleh perubahan tekanan udara luar dengan telinga tengah, akibat kegagalan membuka tuba oleh karena ganguan pada otot m.tensor velipalatini (biasanya pada gangguan kongenital ataupun akibat desakan tumor. Adanya sumbatan tuba ini akan menyebabkan rupturnya pembuluh pembluh darah kapiler- kapiler kecil yang ada pada telinga tengah, akibatnya terjadi penumpukan cairan di telingah tengah. Adanya penumpukan cairan di telinga tengah ini akan mengganggu konduksi suara. -
Infeksi telinga tengah
Infeksi telinga tengah atau otitis media, merupakan infeksi telinga pada telinga tengah yang umumnya di sebabkan oleh bakteri. Dapat di bedakan atas otitis media akut dan kronis. Kejadian otitis media akut lebih sering terjadi pada anak-anak. Hilangnya Hila ngnya pendengaran pe ndengaran pada otitis oti tis media bisa karena kerusakan membrana timpani berupa perforasi, ruptura, sikatriks yang terjadi pada otitis
21
media akut supuratif, ataupun akibat glue ear yaitu menumpuknya cairan kental seperti lem yang di sebabkan oleh hasil sisa dari Otitis media supuratif kronis maupun karena otitis media efusi kronis. -
Cairan (darah atau hematotimpanum hematotimpanum karena trauma kepala)
Hemotimpanum dapat diartikan terdapatnya darah pada kavum timpani dengan membrana timpani berwarna merah atau biru. Warna tidak normal ini disebabkan oleh cairan steril bersama darah di dalam telinga tengah. Keadaan ini dapat menyebabkan tuli konduktif, biasanya ada sensasi penuh atau tekanan. Hemotimpanum bukan merupakan suatu penyakit akan tetapi lebih kepada suatu gejala dari penyakit yang sering disebabkan oleh karena trauma. Tuli konduktif dapat terjadi oleh adanya darah yang memenuhi kavum tympani. Pada umumnya hemotimpanum disebabkan oleh epistaksis, gangguan darah dan trauma tumpul kepala. Dan yang paling dilaporkan adalah hemotimpanum yang terjadi terjad i akibat aki bat trauma kepala. Barotrauma dapat juga menyebabkan hemotimpanum misalnya, perjalanan udara dan hyperbaric oxygen chamber, penyelaman kompresi udara (SCUBA) atau penyelaman dengan menahan napas. Barotrauma telinga tengah tidak jarang menimbulkan kerusakan telinga dalam. -
Gangguan pada tulang- tulang pendengaran
Gerakan
sendi
tulang
pendengaran
terganggu
oleh
sikatriks,
mengalami destruksi karena otitis media, oleh ankilosis stapes pada otosklerosis, adanya perlekatan-perlekatan perlekatan-p erlekatan dan luksasi karena trauma maupun infeksi, inf eksi, atau bawaan karena tak terbentuk terbent uk salah satu osikula. osikul a. -
Otalgia
Otalgia adalah suatu gejala yang lazim terjadi, dan bisa dilukiskan sebagai rasa terbakar, berdenyut atau menusuk, bisa bersifat ringan atau sangat hebat, atau konsisten dan intermittent atau sementara. Pada keadaan terakhir, biasanya sesuai ini dilukiskan sebagai nyeri tajam yang masuk. Rasa nyeri pada telinga ini karena telinga dipersarafi oleh saraf yang kaya (nervus kranialis V, VII, IX, dan X selain cabang saraf servikalis kedua dan ketiga), maka kulit di tempat ini menjadi sangat sensitif.
22
Penyebab otalgia dapat dibedakan menjadi dua , yaitu Otalgia primer dan Otalgia sekunder. Otalgia primer di sebabkan Otitis Externa, Polikondritis, Otitis Media, Barotrauma, Mastoiditis Supuratif akut. Pada Otalgia sekunder dapat di karenakan nyeri alih (Reffered otalgia) oleh Nervus Trigeminus (N.V) seperti penyakit Gigi, Iritasi Sinus Paranasal, Iritasi Durameter, Lesi di rongga mulut. Otalgia sekunder juga akibat Nyeri alih oleh nervus fasialis (bell’s palsy, infeksi herpes zoster), Nyeri alih oleh nervus glossopharyngeal (Tonsilitis akut, peritonsilitis atau abes peritonsilar) p eritonsilar) Kehilangan pendengaran akibat otalgia dapat terjadi melalui mekanisme yaitu Nyeri di temporomandibularis, nyeri dari bagian lain seperti laring, faring, vertigo, iritasi lokal, kemudian nyeri ini menjalar, nyeri ini menjalar ke telinga karena kulit telinga banyak saraf (nervus kranialis V, VII, IX, dan X selain cabang saraf servikalis kedua dan ketiga.) akibat selanjutnya Kulit menjadi sensitif, Bila tidak diatasi kemungkinan saraf menjadi kebas akibatnya Gangguan pendengaran karena saraf kurang peka -
Otosklerosis
Otosklerosis adalah penyakit pada kapsul tulang labirin yang mengalami spongiosis si daerah kaki stapes, sehingga stapes menjadi kaku dan tidak dapat menghantarkan getaran suara ke labirin dengan baik. Otosklerosis merupakan salah satu penyebab umum u mum tuli konduktif pada orang dewasa. d ewasa. Otosklerosis merupakan gangguan herediter yang dimulai sejak remaja dengan bentuk dominant autosomal yang diwariskan. -
Keratosis obsturans eksterna
Keratosis obliterans adalah pertumbuhan yang berlebihan dari jaringan epitel liang telinga luar, berwarna putih seperti mutiara, sehingga membentuk gumpalan dan menimbulkan rasa penuh serta kurang dengar. Keratosis obturans pada umumnya terjadi pada pasien usia muda antara umur 5-20 tahun dan dapat menyerang satu atau kedua telinga. Etiologi keratosis obturans hingga saat ini belum diketahui. Namun, mungkin disebabkan akibat dari eksema, seboroik dan furonkulosis. Penyakit ini kadang-kadang dihubungkan dengan bronkiektasis dan sinusitis kronik
23
Pada pasien dengan keratosis obturans terdapat tuli konduktif akut, nyeri yang hebat, liang telinga yang lebih lebar (karena adanya erosi tulang yang menyeluruh sehingga liang telinga tampak lebih luas), membran timpani utuh tapi lebih tebal dan jarang ditemukan adanya sekresi telinga. Gangguan pendengaran dan rasa nyeri yang hebat disebabkan oleh desakan gumpalan epitel berkeratin di liang telinga -
Kolesteatom
Kolesteatom adalah suatu kista epiterial yang berisi deskuamasi epitel (keratin). Deskuamasi tersebut dapat berasal dari kanalis auditoris externus (liang telinga) atau membrana timpani. Apabila terbentuk terus dapat menumpuk sehingga menyebabkan kolesteatom bertambah besar. Kolesteatoma dapat terjadi di kavum timpani dan atau mastoid. Kolesteatoma biasanya terjadi karena tuba eustachian yang tidak berfungsi dengan baik karena terdapatnya infeksi pada telinga tengah. Saat tuba eustachian tidak berfungsi dengan baik udara pada telinga tengah diserap oleh tubuh dan menyebabkan di telinga tengah sebagian terjadi hampa udara. Keadaan ini menyebabkan pars plasida di atas colum maleus membentuk kantong retraksi, migrasi epitel membran timpani melalui kantong yang mengalami retraksi ini sehingga terjadi akumulasi keratin. Kantong tersebut menjadi kolesteatoma. Perforasi telinga tengah yang disebabkan oleh infeksi kronik atau trauma langsung dapat menjadi kolesteatoma. Kolesteatoma sangat berbahaya dan merusak jaringan sekitarnya yang dapat mengakibatkan hilangnya pendengaran
dengan
akibatnya
hilangnya
tulang
mastoid,
osikula,
dan
pembungkus tulang saraf
24
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan
Orang yang dilahirkan didunia ini tidak akan luput dari suatu penyakit yang dapat menyebabkan ketulian seperti juga penyakit-penyakit lainnya. Tuli dapat terjadi juga juga waktu waktu masih masih di dalam dalam kandun kandunga gan n (prena (prenatal tal),w ),wakt aktu u dilah dilahir irkan kan (peri (peri-na -nata tal) l) dan sesudah lahir (postnatal). Tuli sesudah lahir dapat terjadi tepat setelah lahir atau di dalam perjal perjalan anan an hidup hidupny nya, a, diman dimanaa dapat dapat mengg menggang anggu gu aktivi aktivitas tas verbal verbal nya nya sete setela lah h beran beranja jak k dewasa. Oleh karena itu hal yang perlu dilakukan adalah penatalaksanaan yang tepat dalam penanggulanggan penanggulanggan tuna-rungu wicara dengan mempertimbangkan mempertimbangkan penggunaan ala a latt bantu bantu deng dengar ar atau ataupu pun n impl implan antt kokl koklea ea.. Penyebab-penyebab tuli konduktif adalah mikrotia dan atresia liang telinga, adanya cairan (sekret, air) ataupun benda asing pada liang telinga, polip telinga, sumbatan oleh serumen, otitis eksterna, tumor pada telinga luar dan tengah, sumbatan tuba eustachius, infeksi telinga tengah, cairan (darah atau hematotimpanum karena trauma kepala), gangguan pada tulang- tulang pendengaran, otalgia, otosklerosis, keratosis obsturans eksterna, kolesteatom.
2. Saran
Pendengaran mempunyai peranan yang sangat besar bagi seseorang untuk bisa berbahasa dan berkomunikasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan adanya deteksi dini terhadap gejala-gejala ketulian, secara khusus pada anak setelah lahir dan balita agar dapat dengan segera diatasi, sehingga tidak menghambat proses pembelajaran terhadap berbahsa b erbahsa dan berkomunikasi. berkomunik asi.
25
DAFTAR PUSTAKA
1. prevalensi gangguan pendengaran pada siswa Sekolah Menengah Atas (SMA).
Available
from
http://repository.usu.ac.id/bitstream/
123456789/21550/5/Chapter%20I.pdf 2. Telinga
sehat
pendengaran
baik.
Available
http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/840
from
telinga-sehat-
pendengaran-baik.html pendengaran-bai k.html 3. Conductive
hearing
loss.
Available
from
http://www.veterans-
uk.info/publications/conductive_hearing_loss.pdf 4. Lulusan
Dokter
2004-2005, 2004-200 5, panitia. panit ia.
Mengenal Keterlambatan
wicara
pada'anak. Makalah symposium s ymposium sehari 2004; P 1 -37 5. Dr.soetomo, Dr.hany soepardjo. sudut-THT.
Diambil
dari:
$ebab-sebab ketulian dipandang dipandan g dari http//:www.kalbe.co.id/files/cdk/files/02
sebabsebabketulian.pdf 6. Tuli Kongenital. Diambil dari: http//:myrhythm.wordpress.com 7. Tuna wicara. Diambil dari: http//:www.wikipedia.com 8. Dwi Restuti Ratna, Dr.Dr,sp.THT. Buku ajar ilmu kesehatan Telinga Hidung Tenggorok 9. kepala dan leher. Edisi Keenam. Jakarta.2007.PS 1-7
,
10. Higler Adams Boies. Buku ajar penyakit THT. Tuli kongenital Edisi 6. Jakarta. 1997. PI 22-26 11. Sherwood lauralee. Fisiologi manusia dari sel s el ke sel: sel : Telinga pendengaran. Dan keseimbangan. kesei mbangan. Edisi 2.jakarta.2001.P176-88 2.jakarta.200 1.P176-88 12. Mansjoer Arif. Kapita selekta kedokteran. Gangguan pendengaran pada bayi dsii aiiak. Edisi ketiga. Jakarta.2001.P87 13. Penanganan ketuliian. Diambil dari: http://hearing.kasoem.co http://hearing.kasoem.co.id/alat-bantu.id/alat-bantudengfir/ alat-banLu-mendengar-abm-bag-2 alat-banLu-mendeng ar-abm-bag-2 14. Alot
bantu
dengar.
Diambil
:
dari:
http://www.alatbantudengar.com/hearing- instruments.php Hasibuan R3 A. H. Otologi. P 126 - 127
26