STUDI EPIDEMIOLOGI DAN PENILAIAN RISIKO LINGKUNGAN A. PENDAHULUAN
Risiko lingkungan merupakan risiko terhadap kesehatan manusia yang disebabkan oleh karena faktor lingkungan, baik lingkungan fisik, hayati, maupun social ekonomi-budaya. Secara umum dapat dikatakan bahwa risiko lingkungan merupakan suatu faktor atau proses dalam lingkungan yang mempunyai kemungkinan (probability) tertentu untuk menyebabkan konsekuensi yang merugikan manusia dan lingkungannya. Berdasarkan penjelasan tersebut risiko lingkungan mengandung unsur yang tidak pasti, kemungkinan terjadinya dapat tinggi atau rendah dan tidak dapat dikatakan pastikan terjadi. Ketidakpastian dalam memperkirakan adanya risiko dapat disebabkan dari beberapa hal yaitu kesalahan metodelogi, penetahuan yang terbatas tentang sifat dan kelakuan system yang kita perkirakan, terjadinya kemungkinan yang rendah (low probability event) dan kejadian yang tidak dapat diperkirakan. Risiko secara luas dapat diartikan sebagai kemungkinan dari beberapa kondisi yang tidak menyenangkan. Risiko secara terbatasdapat diartikan sebagai gambaran kemungkinan bahwa seseorang yang sehat tetapi terpapar oleh beberapa faktor risiko, akan dapat menderita suatu penyakit. Masyarakat luas sangat menaruh perhatian yang cukup besar terhadap faktor risiko lingkungan untuk terjadinya suatu penyakit. Dengan perhatian yang besar terhadap faktor risiko tersebut, memungkinkan tersebar luas dalam media masa cara menurunkan dan mengendalikan faktor risiko tersebut. Beberapa faktor risiko yang sudah dikenal oleh masyarakat luas antara lain adalah zat kimia beracun dan kecelakanaan nuklir dapat sebagai faktor risisko terjadinya kanker. Demikian pula penggunaan pil kontrasepsi yang dapat meningkatkan terjadinya penyakit kardiovaskuler serta risiko terjadinya penyakit AIDS karena tingkah laku seksual yang menyimpang atau transfuse darah yang tercemar oleh virus AIDS.
B. PENGERTIAN DAN MODEL PENILAIAN RISIKO
Pengertian penilaian paparan (exposure assement) merupakan tahap dari suatu penilaian risiko lingkungan (environmental risk assement). Suatu validitas kuantitatif dan penilaian risiko (risk assement) tergantung dari penilaian paparan (exposure assement) dan penilaian toksisitas (toxicity assement). Suatu exposure assementy yang terbaik adalah berdasarkan relevansi dan perhitungan dari konsentrasi bahan di lingkungan, serta beberapa aspek paparan antara lain rute paparan. Salah satu model dari retrospective exposure assement adalah model sederhana, yaitu asumsi bahwa pemaparan langsung berhubungan dengan konsentrasi di tempat tersebut. Sebagai contoh adalah penghitungan konsentrasi pada pemantauan udara di pusat kota yang dihubungkan dengan pemaparan inhalasi pada penduduk perkotaan tersebut. Model lain adalah NEM (National Exposure Model) yang dipakai oleh EPA dalam mementukan standar kualitas udara ambient di USA. Tingkat pemaparan suatu agen dalam lingkungan dalan manusia, merupakan interaksi antara agen tersebut dengan tubuh manusia (melalui kulit, traktus respiratorius, traktus gastro intestinalis). Dosis tergantung pada jumlah yang dihisap/ditelan, lokasi pengambilan polutan, kecepatan translokasi dan polutan serta pemaparan akut atau kronis. Dengan demikian, maka yang penting di dalam penilaian paparan pada manusia adalah : 1) Metode 2) Penghitungan 3) Model Pada awalnya 1980 salah satu yang penting pada kebijakan lingkungan adalah berperannya penilaian risiko (risk assement) dan penilaian manajemen (risk manajemen) dalam mengambil keputusan di bidang lingkungan. Di Indonesia hal tersebut sudah ada dan sudah dimulai sejak 1982, yaitu dengan dikeluarkannya UU No.4/1982 tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelelolaan lingkungan hidup. Undang-undang tersebut telah diperbaharui dengan UU No.23 tahun
1997. Pemerintah Republik Indonesia juga telah mengeluarkan peraturan tentang analisis mengenai dampak lingkungan dan pedoman penetapan baku mutu lingkungan. Pada ketetapan baku mutu lingkungan sudah ditentukan batas yang aman untuk melindungi kesehatan masyarakat. Suatu polutan mempunyi nilai bku mutu tertentu. Apabila polutan mempunyai kadar di bawah nilai baku mutu tersebut, maka polutan dinyatakan tidak berbahaya. Pada tahun 1980 di USA telah dilakukan penelitian epidemiologi dan didapatkan kematian sejumlah 2,1 juta dan 460.000 nya disebabkan oleh kanker. Hal ini berarti resiko kematian karena kanker sebanyak 22%(460.000/2.100.000=0,22).demikian pula jika merook sebanyak 1 pak sehari mempunyai risiko untuk mati karena kanker atau penyakit jantung sebesar 25%. Dapat dikatakan pula bahwa telah terjadi pemendekan umur sekitar 5 menit pada setiap batang rokok.
C. DASAR-DASAR PENILAIAN RISIKO (BASE LINE RISK ASSESMENT)
Dasar-dasar penilaian risiko, merupakan dasar untuk pencarian perbaiakan dari studi kelayakan untuk mengevaluasi kesehatan manusia. Berdasarkan Risk Assesment Guidance for Superfind Volume I (EPA). Dasardasar penilaian risiko, mencakup unsur-unsur : 1) Koleksi data dan evaluasi 9data collection dan evaluation) 2) Penilaian pemaparan (exposure assessment) 3) Penilaian toksisitas (toxicity assement) 4) Karakteristik dari risiko risk characterization) The National academy of Sciences USA (1983) menyebutkan bahwa penilaian risiko terbagi menjadi 4 tahap yaitu : 1) Identifikasi macam bahaya (hazard identification) Adalah suatu proses untuk menentukan bahan kimia yang berpengaruh terhadap kesehatan manusia, misalnya kanker dan cacat lahir. Jika data dari efek bahan kimia terhadap manusia sukar didapat, maka dipakai dara dari hasil percobaan binatang.
2) Penilaian dosis-respon (Dose-response assement) Merupakan suatu proses untuk menentukan hubungan antara dosis suatu sgen dengan efek terhadap kesehatan. Pada analisis ini termasuk metode ekstrapolasi data dari binatang ke manusia. 3) Penilaian paparan (Exposure assement) Mengidentifikasi dan menghitung jumlah populasi yang terpapar serta lamanya agen tersebut bekerja. Mengidentifikasi faktor umur, status kesehatan, sejarah merokok dan memperkirakan adanya efek sinergistik pada pemaparan bahan toksik. 4) Sifat dari risiko (Risk characterization) Merupakan gabungan dari ketiga tahap di atas yang menghasilkan perkiraan adanya masalah kesehatan masyarakat.
D. PENGUMPULAN
DAN
EVALUASI
DATA
(DATA
COLLECTION
DAN
EVALUATION)
Termasuk pengumpulan data yang relevan dalam mengevaluasi kesehatan manusia dan mengidentifikasi adanya bahan sebagai focus dalam proses analisis risiko. Koleksi (pengumpulan data). Diperlukan latar belakang untuk koleksi data yang meliputi : 1) Tipe data a
Identitas kontaminan
b
Konsentrasi kontaminan
c
Karakteristik sumber kontaminan
d
Karaktristik lingkungan
2) Komponen data primer untuk RI (Remerdial Inveestigation) dan FS (Feasibility study) a
Kondisi sifat dari lokasi
b
Penentuan asal limbah
c
Penilaian risiko
d
Tindakan testing
3) Identifikasi dini dari data yang diperlukan 4) Petunjuk tujuan pemakaian data kualitatif
Evaluasi data (Data evaluation). Tahapan dalam evaluasi data yang diperlukan adalah: 1) Pengumpulan data yang akurat 2) Mengevaluasi pemakaian metode analisis 3) Mengevaluasi kualitas data berhubungan dengan kode 4) Mengevaluasi kualitas data berhubungan dengan kekosongan sampel 5) Mengevaluasi kualitas data berhubungan dengan keterbatasan jumlah sampel 6) Mengevaluasi identifikasi komponen 7) Membandingkan potensi hubungan kontaminasi dengan lokasi 8) Menghubungkan set data untuk dipakai dalam penilaian risiko 9) Mengusahakan jumlah bahan kimia yang diperlukan.
E. PENILAIAN PAPARAN (EXPOSURE ASSEEMENT)
Meliputi cara estimasi dari potensi, frekuensi deviasi dan pekerjaan suatu paparan polutan pada manusia. Pada penilaian tersebut yang paling penting adalah : 1) Mengestimasi paparan maksimum dilingkungan dengan pemakain lahan dimasa yang akan dating. 2) Mengetahui estimasi 3) Pengelolaan bagi pengambil keputusan Unsur-unsur yang diperlukan addalah: 1) Analisi kontaminasi 2) Identifikasi penuduk terpapar 3) Identifikasi perjalanan penting dari pemaparan (potential partway) 4) Estimasi konsentrasi pada titik paparan 5) Monitor data lingkungan dan prediksi bahan kimia 6) Estimasi kontaminasi yang masuk ke dalam jalur masuk tubuh Proses analisis paparan meliputi tiga tahap yaitu: 1) Aturan dari sifat paparan (characteristic exposure setting) 2) Identifikasi jalur paparan (identy exposure setting) 3) Jumlah paparan (quantify exposure)
F. PENILAIAN TOKSISITAS (TOXICITY ASSEMENT)
Penilaian toksisitas dilakukan dengan cara: 1) Mengusulkan informasi toksisitas secara kualitatif dan kuantitatif 2) Menentukan nilai toksisitas Komponen lain dari penilaian toksisitas meliputi: 1) Tipe kemunduran kesehatan yang berhubungan dengan paparan bahan kimia. 2) Hubungan antara besarnya paparan dan gagasan kesehatan. 3) Hubungan yang tidak menentu antara bahan kimia dengan karsinogen pada manusia. Secara ringkas tahapan penilaian toksisitas adalah: 1) Mengumpulkan informsi toksisitas secara kualitatif dan kuantitatif untuk bahan evaluasi. 2) Mengidentifikasi periode paparan untuk menilai toksisitas 3) Menghitung nilai toksisitas untuk efek non karsinogenik 4) Menghitung nilai toksisitas untuk efek karsinigenik 5) Ringkasan informasi toksisitas.
G. KARAKTERISTIK RISIKO (RISK CHARACTERIZATION)
Karakteristik risiko adalah merupakan ringkasan dan hasil dari penilaian paparan dan toksisitas yang bersifat kualitatif dan kuantitatif pada suatu karakteristik dasar dari risiko lingkungan. Selama prosese penentuan karakteristik risiko, maka informasi toksisitas bahan kimia spesifik dibandingkan dalan hal ukuran tingkat pemaparan dan tingkat produksi dari model proses perjalanan (fate) dan transportasi kontaminan. Karakeristik risiko merupakan kumpulan dari beberapa kegiatan meliputi: 1) Tinjauan kembali hasil akhir pengeluaran dan toksisitas analis paparan. 2) Mengkuantifikasi risiko dari bahan kimia tertentu. 3) Mengkuantifikasi risiko dari bahan kimia gabungan. 4) Membandingkan risiko saat perjalanan paparan. 5) Menentukan dan mempresentasekan ketidaktentuan. 6) Mempertimbangkan lokasi spesifik dari studi pada manusia.
Untuk menentukan karakteristik dari suatu risiko kesehatan lingkungan sangat sukar. Hal ini disebsbkan karena untuk mengetahui karakteristik risiko, harus lebih dahulu dilakukan suatu penilaian risiko. Oleh karena itu, maka USA The National Academy of Science pada tahun 1983 membuat sejumlah pertanyaan agar jawabannya nanti dapat digunakan untuk menentukan karakteristik risiko kesehatan lingkungan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah: 1) Bagaimana
ketidaktentuan
statistic
(The
statistical
uncertainties)
dalam
mengestimasi efek kesehatan? 2) Bagaimana menghitung dan menyatakan ketidaktentuan tersebut? Apa bentuk ketidaktentuan biologis? Apa kenyataanya? Bagaimana mengestimasinya? Efek apa yang terjadi dalam estimasi secara kuantitatif? 3) Bagaimana ketidaktentuan tersebut dibeberkan pada organisasi pembuat keputusan? 4) Penilaian dose respons dan penilaian pemaparan mana yang dipakai? 5) Populasi mana yang dijadikan populasi target untuk dilindungi dan apa yang disediakan agar lebih berarti dalam hal risiko lingkungan?
H. METODE MEMPERKIRAKAN RISIKO LINGKUNGAN
Dapat dibedakan menjadi 2 metode yaitu: 1) Perkiraan Langsung Besarnya suatu risiko merupakan fungsi dari besrnya kementakan dengan konsekuensi tertentu. Hal ini dapat ditunjukkan dengan rumus sebagai berikut:
Dimana: R = Risiko P = Probabilitas K = Konsekuensi F = faktor
Dalam peristiwa yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan, probabilitas (kementakan) untuk terjadinya kematian lebih kecil dari kementakan timbulnya penyakit yang kronis. Sebagai contoh kasus adalah kecelakaan Pembangkit Listrik tenaga Nuklir (PLTN) Chernobyl. Pada kecelakaan tersebut yang dilaporkan langsung meninggal dunia adalah 32 orang. Sedangkan yang menghadapi risiko kematian dikemudian hari akibat kanker diperkirakan sebesar 25.000 orang. Peristiwa lain adalah dib opal (india), di mana yang meninggal langsung sekitar 2.000 orang, sedangkan yang mempunyai risiko untuk menderita penyakit kronis sebanyak puluhan ribu. Harga p (kementakan) dapat dihitung jika tersedia data statistikyang cukup. Faktor yang diperlukan pada analisis suatu risiko lingkungan adalah mengidentifikasi risiko yang penting.
2) Perkiraan tidak Langsung Kecelakaan PLTN di Chernobyl dan kebocoran zat beracun di Bopal merupakan suatu kejadian yang sangat jarang terjadi, sehingga tidak cukup tersedia data statistic untuk melakukan perhitungan langsung. Risiko dihitung secara tidak langsung berdasarkan pengalaman terjadinya kecelakaan dengan tingkat konsekuensi tertentu pada industry dan instansi lain. Contoh penentuan risiko lingkungan: a) Seorang pekerja dengan berat badab 60 kg terpapar oleh bahan karsinogen. Paparan terjadi 5 hari perminggu, 50 minggu pertahun dan pemaparan terjadi selama 20 tahun. Pekerja diasumsikan menghisap bahan beracun selama 2 jam setiap hari sebanyak 1,5 m3/jam dan 6 jam perhari sebanyak 1 m3/jam. Faktor potensi dari bahan beracun (karsinogen) adalah 0,02 mg/kg perhari. Faktor absorbs diperkirakan 80%. Rata-rata bahanberacun diudara sekitar 0,05 mg/m3. Dari data tersebut di atas dapat di hitung besarnya risiko terkena kanker sebagai berikut: Total udara yang dihiasap (daily intake rate): (1,5m3/jam×2 jam)+(1 m3/jam×6 jam) = 9 m3/jam
Total dosis = 9 m3/jam×5 m3/jam×50 m3/jam×20 tahun×0,05 mg/m3×0,8 = 1.800mg/20 tahun.
Chronic daily intake (CDI) 1.800 mg ×
0,00117 mg/kg/hari
60 kg×70 tahun×365 hari/tahun Risiko menderita kanker adalah 0,00117 mg/kg/hari × 0,02 mg/kg/hari = 2,3 × 10 5 (23 kemungkinan dalam 1 juta)
b) Pada suatu pabrik yang mempunyai cerobong asap dengan ketinggian efektif 100m, mengeluarkan emisi gas NO2 dengan kecepatan 110 g/detik. Kecepatan angin pada ketinggoan 100 m adalah 5 m/detik. Dari data tersebut di atas dapat diperkirakan risiko masyarakat yang bertempat tinggal 2 km dari cerobong tersebut. Data termasuk dalam kelas stabilitas D. setelah dihitung, maka: Y = 126 m Z = 51 m (y dan z = horizontal dan vertical spread parameter) Berdasar rumus (Gaussan model)
110 10 1 2 22 126 2 /126 1 1/2/2 51 1/2 1/2 51 126 51 7
545 12exp1/2 545 0,293 159 / 3
(microgram/m )
Conversi 159 mikrogram/m3 NO2, menjadi ppm adalah sebagai berikut: Paha suhu 150C dan tekanan 1 atmosfer, maka:
/ / , /
85, 85,5 10/ 0,086 Baku mutu udara ambient (SK Men KLH) untuk NO 2 = 0,05 ppm Jadi dapat disimpulkan bahwa risiko masyarakat yang berdomisili pada jarak 2 km dari cerobong, cukup besar RISIKO nya untuk keracunan gas NO 2
TUGAS INDIVIDU EPIDEMIOLOGI LINGKUNGAN METODE PENENTUAN RISIKO LINGKUNGAN
RETNO ASIH 06 903 325
Dosen Pengasuh : Wimbadi Sigit SKM, M.Kes
PEMINATAN EPIDEMIOLOGI FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS CENDERAWASIH JAYAPURA 2009