Penilaian Cacat Penyakit Akibat Kerja Penila Penilaian ian cacat cacat penyak penyakit it akibat akibat kerja kerja didasa didasarka rkan n kepada ketentuan sebagai-mana diatur dalam Tabel, Lampiran II PP No. 14 Tahun 1!. Tabel Tabel Lampiran II PP No. 14 Tahun 1! yang menetapkan nilai cacat tetap sebagian dan cacat-cacat lainnya sebagai padanan terhadap persentase santunan tunjangan jaminan kecelakaan kerja "penyakit akibat kerja#. Nilai persentase untuk cacat tetap sebagian dinyatakan dalam $-ase terhadap upah. %ika nilai persentase mencapai &'$ maka persentase santunan tunjangan sama dengan nilai persentase untuk cacat tetap total. total. Peni Penila laia ian n caca cacatt dida didasa sark rkan an kepa kepada da kete ketent ntua uan n normati( sebagaimana diatur dalam PP No. 14 Tahun 1!) penilaian cacat demikian berlaku bagi semua penyakit akibat kerja. *uatu penyakit akibat kerja dapat mengakibatkan cacat anatomis dan atau cacat (ungsi. (ungsi. Penilaian Penilaian kecacatan kecacatan penyakit penyakit akibat akibat kerja +ajib mengikuti keten-tuan PP. No. 14 Tahun 1!) jika suatu penyakit akibat kerja menyebabkan cacat anatomis, maka harus ditetapkan cacat anatomisnya) juga jika suatu penyakit akibat kerja menyebabkan hila hilang ng atau atau berk berkur uran angn gnya ya (ung (ungsi si,, maka maka haru haruss ditetapkan organ atau bagian tubuh yang (ungsinya hilang atau berkurang. pabila pabila cacat anatomis anatomis atau hilangber hilangberkuran kurangnya gnya (ungsi (ungsi organba organbagian gian tubuh tubuh tidak dapat dapat dirujukkan dirujukkan kepada ketentuan cacat anatomis atau hilang hilangbe berku rkuran rangny gnyaa (ungsi (ungsi organ organtu tubuh buh,, maka maka penilaian cacat didasarkan kepada hila hilang ngb ber erku kura rang ngny nyaa kema kemamp mpua uan n kerj kerjaa (isi (isik k sebagaimana telah ada pengaturannya dalam Tabel, Lampiran II PP. No. 14 Tahun 1!. Penilaian cacat atas dasar hilangber hilangberkuran kurangnya gnya kemam-puan kemam-puan kerja terutama sangat berguna untuk penyakit paru akibat kerja) penyakit kardioaskuler akibat kerja) penyakit akibat kerja yang mengakibatkan kerusakan organ tubuh penting lainnya seperti hati, ginjal, dll. yang dapat mengalami kerusakan oleh karena /atbahan kimia yang beracun pada pekerjaan atau lingkungan kerja) dsbnya. 0alam pelaksanaannya, hilangber hilangberkura kurangny ngnyaa kemampuan kemampuan kerja kerja (isik yang dise diseba babk bkan an oleh oleh hila hilang ngb ber erku kura rang ngny nyaa (ung (ungsi si organbagian tubuh demikian dinilai dari kem kemampu ampuaan kerj kerjaa (isi isik yang ang bers bersan angk gkut utan an.. Persentase hilangnya kemampuan kerja (isik dibagi menjadi ! "tiga# golongan yaitu 1'$ - 2$) 2 2'$) dan 2' - &'$. Persentase Persentase santunan tunjangan tunjangan untuk untuk masing masing-ma -masin sing g golong golongan an adalah adalah 2, ' dan 4'$ 3 upah. Nilai cacat tetap sebagian yang dapat berupa cacat anatomis atau cacat (ungsi yang dimuat dalam Tabel, Tabel, Lampiran II PP. No. 14 Tahun 1! adalah 5acam cacat tetap sebagian Nilai dalam $ 3 upah 1. Lengan kanan dari sendi bahu ke ba+ah 4' . Lengan kiri dari sendi bahu ke ba+ah !2 !. Lengan kanan dari atau dari atas siku ke ba+ah !2
4. Lengan kiri dari atau dari atas siku ke ba+ah !' 2. Tangan angan kanan dari dari atau atau dari dari atas atas perge pergelan langan gan ke ba+ah ! 6. Tangan Tangan kiri dari atau dari atas pergelangan ke ba+ah 7 &. 8edua belah kaki dari pangkal paha ke ba+ah &' 7. *ebelah kaki dari pangkal paha ke ba+ah !2 . 8edua belah kaki dari mata kaki ke ba+ah 2' 1'. *ebelah kaki dari mata kaki ke ba+ah 2 11. 8edua belah mata &' 1. *ebelah mata atau diplopia pada penglihatan dekat !2 1!. Pendengaran pada kedua belah telinga 4' 14. Pendengaran pada sebelah telinga ' 12. Ibu jari tangan kanan 12 16. Ibu jari tangan kiri 1 1&. Telunjuk Telunjuk tangan kanan 17. Telunjuk tangan kiri & 1. *alah satu jari lain tangan kanan 4 '. *alah satu jari lain tangan kiri ! 1. 9uas pertama telunjuk kanan 4,2 . 9uas pertama telunjuk kiri !,2 !. 9uas pertama jari lain tangan kanan 4. 9uas pertama jari lain tangan kiri 1,2 2. *alah satu ibu jari kaki 2 6. *alah satu jari telunjuk kaki ! &. *alah satu jari kaki lain 1
Nilai macam cacat tetap sebagian lainnya yang dimuat dalam Tabel, Lampiran II PP. No.14 Tahun 1! adalah 5acam cacat tetap sebagian Nilai dalam $ 3 upah 1. Terkelupasnya Terkelupasnya kulit kepala "cacat anatomis# 1' - !' . Impotensi "cacat anatomis atau cacat (ungsi# !' !. 8aki memendek sebelah kurang dari 2 cm) 1' 2 : &,2 cm) ' &,2 cm atau lebih "cacat anatomis# !' 4. Penurunan daya dengar kedua belah telinga setiap 1' desibel "cacat (ungsi# 6 2. Penurunan daya dengar sebelah telinga setiap 1' desibel "cacat (ungsi# ! 6. 8ehilangan daun telinga sebelah "cacat anatomis# 2 &. 8ehi 8ehila lang ngan an kedu keduaa bela belah h daun daun teli teling ngaa "cac "cacat at anatomis# 1' 7. ;acat hilangnya cuping hidung "cacat anatomis# !' . Per(orasi sekat rongga hidung "cacat anatomis# 12 1'. 8ehilangan daya penciuman "cacat (ungsi# 1' 11.
8ehilangan penglihatan +arna 1' *etiap kehilangan lapangan pandang 1'$ "cacat (ungsi# &
Pada penggunaan cara penilaian kecacatan menurut ketentuan sebagaimana diatur oleh ketentuan perundang-undangan yang berlaku perlu diperhatikan hal-hal berikut ini 1. 0engan dilakukannya penilaian cacat penyakit akibat kerja dengan memakai macam cacat dan nilainya sebagaimana dimuat dalam Tabel, Lampiran II PP. No. 14 Tahun 1! tersebut) hampir seluruh atau bagian terbesar cacat karena penyakit akibat kerja dapat dilakukan penilaian terhadapnya tanpa kesulitan) namun masih terdapat hal-hal khusus yang perlu perhatian. gar penilaian cacat penyakit akibat kerja terselenggara dengan sebaik-baiknya, perlu pemahaman secara benar mengenai nilai kecacatan sebagaimana terdapat dalam Tabel, misalnya $-ase yang dimaksud adalah $-ase terhadap upah dan bukan $-ase medis) juga perlu adanya penjelasan tambahan) serta pengaturan tentang nilai kecacatan untuk anggota badanorgan tubuh yang belum tercakup. 2. Tabel, Lampiran II PP. No. 14 Tahun 1! belum mencakup cacat kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja semua anggota badan dan nilai cacatnya yaitu untuk kulit muka dan leher, rahang, trakea, dan eso(agus. >leh karena itu, dengan pendekatan analogis dapat digunakan macam cacat tetap sebagian dan nilai cacatnya sbb. 5acam cacat tetap sebagian Nilai dalam $ 3 upah -8ulit muka dan leher ! - !' -9ahang 1' - !' -Trakea 1' - !' -?so(agus 1' - !' 3. 5enurut Tabel, Lampiran II PP. No.14 Tahun
1!, apabila e(isiensi penglihatan kanan dan kiri berbeda, maka e(isiensi binokuler dengan rumus kehilangan e(isiensi penglihatan "! 3 $ e(isiensi penglihatan terbaik = e(isiensi penglihatan terburuk#. Terhadap pernyataan ini, perlu ada penjelasan yaitu bah+a e(isiensi binokuler adalah @ 3 "! 3 $ e(isiensi penglihatan terbaik = e(isiensi penglihatan terburuk#. 0engan memeriksa tajam penglihatan jauh dan juga dekat baik mata kanan maupun kiri, dapat dilakukan penilaian kecacatan kehilangan e(isiensi tajam penglihatan binokuler yang terhadapnya dilakukan pula koreksi kecacatan mata jika terjadi kehilangan (ungsi penglihatan +arna dan atau kehilangan lapangan pandang serta juga jika terdapat diplopia. 4. *esuai dengan Tabel, Lampiran II PP. No. 14 Tahun 1! nilai cacat penurunan daya dengar kedua belah telinga setiap 1' desibel "cacat (ungsi# adalah 6$ 3 upah) penurunan daya dengar sebelah telinga setiap 1' desibel "cacat (ungsi# adalah !$ 3 upah. %uga dinyatakan dalam Tabel dimaksud bah+a nilai cacat hilangnya pendengaran pada kedua belah
telinga adalah 4' $ 3 upah dan nilai cacat hilangnya pendengaran pada sebelah telinga adalah ' $ 3 upah. *ehubungan dengan nilai cacat penurunan daya dengar tsb., sangat perlu diketahui tingkat cacat penurunan daya dengar yang ditentukan dengan mengukur nilai ambang dengar " Hearing Threshhold Level #, yaitu angka rata-rata penurunan ambang dengar dengan satuan desibel "dA# pada (rekuensi 2'', 1''', ''', dan 4''' tot 5anual " Manual Muscle Test # . 0engan uji demikian, dapat diketahui kelumpuhan " plegia# atau kelemahan " paresis# otot. 7. pabila untuk suatu cacat karena penyakit akibat kerja tidak dapat dirujukkan kepada cacat anatomis atau cacat (ungsi suatu anggota badan yaitu "bagian atau organ tubuh# dalam Tabel II PP. No. 14 Tahun 1!, penilaian cacat dapat didasarkan kepada persentase hilangnya kemampuan kerja (isik yang
dibagi menjadi !"tiga# kategori yaitu 1' - 2$) 2 2'$) dan 2' - &'$ dengan nilai kecacatan masingmasing golongan adalah 2, ' dan 4'$ 3 upah. *ekalipun dalam Tabel, Lampiran II PP. No. 14 Tahun 1! tidak dinyatakan secara lengkap menurut 4"empat# kategori, tetapi hilangnya kemampuan kerja (isik terdiri atas 4"empat# kategori yaitu 1' - 2$) 2 - 2'$) 2' - &2$) dan &2 - 1''$ dengan nilai kecacatan masing-masing kategori adalah 2, ', 4' dan &'$ 3 upah. Terhadap nilai kecacatan demikian mungkin pula dilakukan koreksi yakni dengan penggantian nilai 4' $ 3 upah oleh 2' $ 3 upah. Namun perlu diperhatikan bah+a nilai kecacatan 4' $ 3 upah untuk hilangnya kemam puan kerja 2'-&2$ merupakan ketentuan normati( yang ditetapkan oleh peraturan perundangundangan. Penilaian cacat atas dasar hilangberkurangnya kemampuan kerja sangat tepat dipergunakan untuk menilai cacat pada sistem kardioaskuler yang disebabkan oleh penyakit akibat kerja) cacat paru karena penyakit akibat kerja) cacat hati "hepar# yang disebabkan oleh penyakit akibat kerja) cacat ginjal karena penyakit akibat kerja) dsbnya. Bntuk sistem kardioaskuler "khususnya jantung#, paru, hati dan ginjal, kategori berat ringannya tingkat cacat penyakit kronis yang mengenai organ tubuh yang bersangkutan dibuat berdasarkan derajat hilangberkurangnya (ungsi organ dimak-sud yang sangat erat kaitannya atau paling tidak dapat digunakan untuk menetapkan hilangberkurangnya kemampuan kerja tenaga kerja yang mengalami cacat organ karena penyakit akibat kerja.
nilainya E ',2 liter dengan cacat berkurangnya (ungsi paru 1''$. Fambaran rontgen paru seperti yang ditampilkan dalam klasi(ikasi radiogra( pnemokoniosis dipakai sebagai tambahan masukan untuk menentukan hilang atau berkurangnya (ungsi paru yang disebab-kan oleh penyakit paru akibat kerja. 8. ;acat karena penyakit akibat kerja dapat berupa gangguan sara( autonom seperti sangat banyak atau terus menerus mengeluarkan keringat atau buang air kecil "miksi# yang tidak terkendali atau juga buang air besar yang tidak terkendali atau lainnya. Fangguan sara( autonom demikian menyebabkan kecacatan hilangnya kemampuan kerja (isik yang nilainya ditentukan oleh sejauh mana kemampuan kerja (isik tenaga kerja yang bersangkutan hilang atau berkurang sebagai akibat dari cacat yang disandangnya. 9. Penjelasan BB No. ! Tahun 1 menegaskan bah+a mengingat gangguan mental akibat kecelakaan kerja si(atnya sangat relati( sehingga sulit ditetapkan derajat cacatnya maka jaminan atau santunan hanya diberikan dalam hal terjadi-nya cacat mental tetap yang mengakibatkan tenaga kerja yang bersangkutan tidak bekerja lagi. Prinsip ini berlaku pula untuk penyakit akibat kerja yang menye-babkan cacat mental.
kupasi, kedokteran kerja memiliki 17 kompetensi yang dua di antaranya adalah 1. 5embuat diagnosa penyakit akibat kerja "penyakit yang timbul karena hubungan kerja# dan atau penyakit lain yang berkaitan dengan pekerjaan serta mengobati dan atau melakukan tindakantindakan lain dalam keselamatan dan kesehatan kerja"8!# yang pelaksanaannya mungkin dilakukan bekerja sama dengan spesialis lain dan atau pihak lain)
2. 5embuat diagnosa dan menilai kecacatan akibat kecelakaan kerja dan atau penyakit akibat kerja yang pelaksanaannya mungkin dilakukan bekerja sama dengan spesialis dan atau pihak lain. 5embuat diagnosa penyakit akibat kerja atau menilai kecacatan penyakit akibat kerja adalah praktek kedokteran dan oleh karenanya dokter praktek harus memiliki kompetensi dalam pro(esi kedokteran sesuai dengan spesialisasi dalam bidang kedokteran dhi kedokteran kerjaokupasi.
Oleh karena diagnosa dan penilaian cacat penyakit akibat kerja adalah aktivitas profesi dokter, maka Dokter Penasehat wajib sepenuhnya memperhati-kan dengan seksama Etika Kedokteran pada umumnya dan Etika Kedokteran Kerja pada khususnya !ntara lain, Kode Etik menegaskan bahwa dalam praktek kedok-teran kerja dokter melaksanakan tugas sebagai suatu amal ilmiah yang obyektif dan terpadu" doktera secara terus menerus berusaha agar pengetahuan Kedokteran Kedokeran Kerja #Kedokteran Okupasi$ baik mengenai tenaga kerja perorangan maupun pada kelompok tenaga kerja dapat ditingkatkan dan dikembangkan" menghindari adanya tekanan dan atau pengaruh yang berasal dari perbedaan kepentingan terhadap keputusan medis" dsbnya
PENGERTIAN DAN MACAM APD -UU No 1 tahun 1970 tentang Kesker pasal 14 (3) menyatakan bahwa pengurus dwa!bkan menyedakan se"ara #uma-#uma semua $%& yg
dwa!bkan pd tenaga ker!a yg berada dbawah pmpnannya dan menyedakan bag setap orang lan yg memasuk tempat ker!a dserta dengan petun!ukpetun!uk yg dperlukan' - %asal 1 dterangkan tentang hak kewa!ban tenaga ker!a dantaranya adalah memaka $%& yg dwa!bkan' $%& adalah %eralatan keselamatan yg harus dpergunakan oleh personl apabla berada dalam suatu tempat ker!a yang berbahaya' - $%& adalah suatu alat yg ber*ungs untuk melndung tenaga ker!a dalam melakukan peker!aan agar terhndar dar bahaya d tempat ker!a' $%& yang dsedakan harus memenuh syarat+ 1' ,arus memberkan perlndungan yg "ukup terhadap bahaya yg dhadap tenaga ker!a atau sesua sumber bahaya yg ada' ' .dak mudah rusak' /, 3' .dak mengganggu akt*tas s pemaka' 4' 2eratnya serngan mungkn udah ' dperoleh dpasaran ' emenuh syarat spes*k lan 7' nak dpaka' APD juga mempunyai keterbatasan. - Keterbatasan yg dmaksud adalah+ - - .dak menghlangkan bahaya' - - $%& akan mengganggu spemaka5 menambah bahaya !ka sa!a - $%& yg dpaka menggaggu ndranya' $%&h l d k ! b b d d l t /, - - $%& hanya melndung s pemakasa!a6 berbeda dengan alat - pengaman' - - 2la $%& rusak atau tdak e*ekt* lag6 maka spemaka akan terpapar pd bahaya yg ada' - - $%& tdak selalu dgunakan dengan tepat dan "o"ok Jenis APD menurut bagian tubuh yang diindungi ! Atj" #ahyu$ %&&'(. 1' $lat %elndung Kepala6 berdasarkan *ungsnya dbag+ a' .op %engaman (helmet)6 melndung kepala dar kemungknan benturan atau pukulan dan ke!atuhan benda' b' .udung atau top6 melndung dar ap6 ketel uap dan koros* "' .utup Kepala6 men!aga kebershan kepala atau rambut dan men"egah rambut terllt bagan mesn yg berputar6 ' $at %elndung ulut dan ,dung $%& n basa !uga dsebut masker yg ber*ungs melndung bagan dalam tubuh melalu perna*asan hdung dan mulut dar pengaruh oksgen yg terkontamnas dengan partkel debu dan gas yg dapat merusak atau setdaknya menggaggu perna*asan' 3' $lat %elndung .elnga $%& telnga terdr dar !ens6 yatu ear plug yg dapat
menurunkan pa!anan sebesar -30 d26 dan ear mu** ygdapat menurunkan 0 - 40 d2' 4' $at %elndung ata $%& mata basanya dsebut ka"a mata6 *ungsnya selan melndung mata6 !uga melndung muka atau wa!ah yg terdr dar berbaga bentuk dsesuakan dengan sumber bahaya yg dhadap6 sepert bahaya lemparan benda- benda ke"l dan lemparan bendabenda lannya' ' $lat %elndung .angan $%& n dsebut dengan sarung tangan atau kaos tangan' ungsnya untuk melndung tangan dar bahaya benda ta!am6 panas dan dngn6 radas6 arus lstrk6 serta bahan kma elektromagnetk ' $lat %elndung Kak dan !ar Kak $%& yg umum dgunakan adalah sepatu6 namun harus dsesuakan dengan tempat atau lngkungan ker!a sesua dengan rsko yg ter!ad' 7' $lat %elndung .ubuh $%& tubuh yang dmaksud adalah pakaan ker!a yg khusus ber*ungs untuk melndung badan atau tubuh' .erkadang ada peker!aan tertentu dalam waktu sngkat harus memaka pelndung yg bertu!uan agar tenaga ker!a terpapar suatu snar panas dapat dperke"l atau dperhalus'
. Pengendalian penyakit menular dan menular, pera+atan dan inestigasi. 1'. 5emberikan dukungan tanggap darurat, penggunaan sarana medis canggih dan stabilisasi untuk kasus-kasus yang melibatkan trauma, kejadian penyakit jantung, penyakit akut dan reaksi alergi 11. 8ompeten melakukan resusitasi kardio pulmonal termasuk intubasi 1. 5ahir dalam penggunaan ambu-bag dan mask untuk resusitasi. 1!. 5ahir dalam penggunaan dan obat-obatan darurat de(ibrilator jantung 14. 5ahir dalam melakukan in(us baik peri(er dan sentral 12. 5ahir ena seksi. 16. 5emberikan oksigen dengan benar
GBNF*I H P?9N 5emberikan pelayanan klinik untuk karya+an − TNFFBNF %A 1. Bntuk menjalankan aktiitas klinik seharihari . . Bntuk menangani kasus-kasus darurat . !. 5engorganisir dan berpartisipasi dalam pera+atan kesehatan preenti(. 4. 5elakukan penilaian kesehatan calon karya+an. 2. 5elakukan penilaian kesehatan secara berkala untuk kategori pekerja tertentu seperti pekerja lepas pantai . 6. 5emberikan pendidikan kesehatan dan komunikasi tentang kondisi kesehatan pasien. &. Lakukan prosedur bedah minor yang diperlukan "sesuai untuk praktisi disetujui#. 7. Aekerja dalam tim multi-disiplin untuk memberikan pera+atan pasien.
1&. Peman(aatan nebuli/er untuk perna(asan tertentu atau kasus-kasus T
8BLIGI8*I 1. 0okter dengan minimal tahun pasca kelulusan pengalaman dalam kedokteran umum dalam pengaturan klinis . TL*
&. Jang kuat dalam keterampilan komunikasi H interpersonal skill 7. dministrasi pengalaman, akrab dengan 5* >((ice
. 5ampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris untuk kedua tertulis dan lisan .