JOB 1 UKURAN DAN TAMPAK LUAR BATU BATA A. TUJUAN
1. Untuk melakukan prosedur pengujian batu bata dan ukuran batu bata dengan benar. 2. Untuk menentukan mutu dari batu bata berdasarkan ukuran dan tampak luar. 3. Untuk mengetahui jumlah batu bata yang akan digunakan.
B. DASAR TEORI
Batu bata adalah material yang terbuat dari tanah liat yang dicetak sampai berbentuk persegi panjang. Pengujian batu bata meliputi : 1. Pengujian ukuran berdasarkan panjang, lebar, tebal dan berat Ukuran bata merah yang sesuai dengan standar ada 2 (dua) macam, yaitu: a. Bata merah : panjang 240 mm, lebar 115 mm, tebal 52 mm b. Bata merah : panjang 230 mm, lebar 110 mm, tebal 50 mm. Penyimpangan maksimum yang diperbolehkan sebesar:
Panjang maksimum 3%
Lebar maksimum 4%
Tebal maksimum 5%
Tetapi antara bata ukuran terbesar dan terkecil selisih maksimum yang diperbolehkan ialah untuk panjang 10 mm, lebar 5 mm, tebal 4 mm. Jumlah penyimpangan tiap mutu bata sebesar: a. Bata merah tingkat I : tidak ada yang menyimpang. b. Bata merah tingkat II : satu sa tu buah dari sepuluh benda uji. c. Bata merah tingkat III : yang buah dari dari sepuluh benda uji. uji.
II
Untuk pengujian berat, masing-masing batu bata mempunyai berat dalam keadaan kering udara di dalam ruang pengujian. Dari hasil penimbangan dihitung nilai rata-rata yang dinyatakan dalam Kg. 2. Pengujian tampak luar berdasarkan bidang-bidangnya, rusuk-rusuknya, warna dan penampangnya. a. Uji warna dan penampang bata Untuk pengujian warna dan retak-retak dengan mengambil warna dan permukaan bata serta keretakan yang terdapat pada penampang potongan bata. Warna dinyatakan dengan merah tua, merah muda, kekuning-kuningan,
kemerah-merahan,
keabu-abuan,
dan
sebagainya. Warna pada belahan merata atau tidak, mengandung butir-butir kasar atau tidak, serta rongga-rongga di dalamnya. b. Uji bentuk Untuk pengujian tampak luar dinyatakan dengan bidang-bidangnya rata atau tidak rata, menunjukkan retak-retak atau tidak, rusukrusuknya siku dan tajam atau tidak, rapuh atau tidak.Untuk mengetahui hal tersebut di atas, digunakan alat penyiku yang akhirnya disimpulkan bentuk yang tidak sempurna ada berapa % dari jumlah yang diperiksa.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat a. Jangka sorong / mistar baja b. Mesin gergaji pemotong bata c. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram d. Siku baja 2. Bahan a. 10 buah batu bata
II
D. LANGKAH KERJA
1.
Menyiapkan alat dan bahan.
2.
Mengukur batu bata arah memanjang, melebar, dan tebal pada tiga sisi yang berbeda dan hasilnya dirata-ratakan.
Pengukuran Panjang
Pengukuran Lebar
Pengukuran Tebal
3.
Menimbang satu persatu batu bata dan mencatat hasilnya kemudian dirata-ratakan.
4.
Memotong batu bata menjadi dua bagian yang sama kemudian meli hat warna bata pada bagian yang dipotong.
5.
Memeriksa bentuk keadaan permukaan batu bata yaitu : a. Bidang datar b. Kesikuan rusuk-rusuknya c. Kekuatan rusuk-rusuknya d. Keretakan Kemudian menghitung persentase batu bata yang tidak sempurna dari jumlah yang diperiksa.
II
E. DATA DAN PERHITUNGAN
1. Data Tabel 1 Data Hasil Pengujian Berdasarkan Ukuran UKURAN (mm) No.
Panjang
Lebar
Tebal
I
II
III
I
II
III
I
II
III
1
193
191
190
89
89
89
37
37
36
2
189
190
188
89
89
89
36,5
37
38
3
190
189
189
87
87
88
37,5
38,5
38,5
4
189
188
186
89
87
88
37
38
35,5
5
186
185
186
90
89
89
37
36
35,5
6
190
190
189
89
89
90
38
39,5
37,5
7
188
187
187
88
87
88
37
38
38
8
187
187
188
89
88
88
39
39
37,5
9
190
189
189
92
91
92
37
39
37
10
188
188
189
90
88
89
38,5
38,5
38
Tabel 2 Data Hasil Pengujian Berat No
Berat (gr)
1
1005,8
2
984,0
3
1010,3
4
991,2
5
996,8
6
1014,3
7
1017,8
8
1007,1
9
1072,7
10
1044,5
II
Tabel 3 Data Hasil Pengujian Tampak Luar (Bidang-bidang) No Rata
1
Tak Rata
√
2
3
√
4
√
√
5
6
7
√
√
8
9
10 √
√
√
√
Tabel 4 Data Hasil Pengujian Tampak Luar (Rusuk-rusuk) No Siku
1
2
3
4
5
6
√
7
8
9
10
√
√
√
√
Tak Siku
√
√
√
√
Tajam
√
Tak Tajam
√
Rapuh
√
√
Kuat
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Tabel 5 Data Hasil Pengujian Tampak Luar (Warna) No
Warna
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kekuning-kuningan Kekuning-kuningan Kekuning-kuningan Merah muda Merah keabu-abuan Merah muda Kekuning-kuningan Merah muda Merah muda Merah tua
Tabel 6 Data Hasil Pengujian Tampak Luar (Penampang) No
1
Tak Retak
√
2 √
3 √
4 √
5 √
Retak Berongga Tak Halus
6
7
8
9
10
√
√
√
√
10%
20%
20%
20%
√
50%
40%
30%
50%
10%
40%
√
II
Halus
√
√
√
Tak Rata Rata
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√ √
√
√
2. Perhitungan X = S
= Ukuran standar batu bata – X
Dimana : X = Nilai rata-rata hasil pengukuran S
= Simpangan hasil pengukuran
Ukuran standar bata (P = 230 mm, L = 110 mm, T = 50 mm)
Batu Bata I (contoh perhitungan)
Panjang
=
S
= 230 – 191,3 = 38,67 mm
=
X
= 191,3 mm
Lebar
=
S
= 110 – 89 = 21 mm
=
X
= 89 mm
Tebal
=
S
= 50 – 36,6 = 13,4 mm
=
X
= 36,67 mm
II
Tabel 7 Data Hasil Perhitungan Berdasarkan Ukuran ) 0 , m 8 a r 5 g 0 0 ( 1 3 m S 3 , 3 m 1
0 0 , 4 8 9
7 0 X 6 , 5 6 3
t a r e B
0 2 , 1 9 9
0 8 , 6 9 9
3 8 , 2 1
0 3 , 0 1 0 1 3 8 , 1 1
3 8 , 3 1
0 3 , 4 1 0 1 7 6 , 1 1
0 8 , 7 1 0 1 3 3 , 2 1
0 1 , 7 0 0 1 0 5 , 1 1
0 7 , 2 7 0 1 3 3 , 2 1
0 5 , 4 4 0 1 7 6 , 1 1
5 4 , 4 1 0 1 5 4 , 2 1
7 1 , 3 1
7 1 , 7 3
7 1 , 8 3
3 8 , 6 3
7 1 , 6 3
3 3 , 8 3
7 6 , 7 3
0 5 , 8 3
7 6 , 7 3
3 3 , 8 3
5 5 , 7 3
5 5 5 5 5 5 , , , , , 6 8 8 7 8 : I , I 3 3 8 5 5 7 3 7 3 3 1 7 3 3 3 3 3 3 , 8 6 5 , I 7 5 I 7 8 3 3 3 3 9 l 3 3 a b e T 5 , 5 , 7 8 I 7 7 7 3 6 3 3 3 3 3
5 , 0 8 9 9 5 , 8 3 3 3 3 8 3 , 7 9 7 5 3 3 3 8 3
5 4 , 7 3
0 0 m S 0 , 0 , 1 1 m 2 2
7 6 , 2 2
0 0 , 2 2
7 6 , 0 2
7 6 , 0 2
3 3 , 2 2
7 6 , 1 2
3 3 , 8 1
0 0 , 1 2
3 1 , 1 2
0 0 , 1 X 0 9 1 8
3 3 , 7 8
0 0 , 8 8
3 3 , 9 8
3 3 , 9 8
7 6 , 7 8
3 3 , 8 8
7 6 , 1 9
0 0 , 9 8
7 8 , 8 8
0 0 , 9 8
n a r : I 9 9 8 8 9 0 8 8 2 9 0 , u I 8 8 8 8 8 9 8 8 9 8 0 9 k 8 U 0 I 9 7 7 9 9 7 8 1 8 4 , I 9 8 8 8 8 8 8 8 8 9 8 8 r 8 a b e 0 L 9 7 9 0 9 8 9 2 0 2 , I 9 8 8 8 8 9 8 8 8 9 9 9 8 7 0 7 m S 6 , 0 , 6 , 8 1 0 m 3 4 4 3 0 3 3 0 , 0 , 3 , 3 X 1 9 9 2 9 8 8 1 1 1
3 3 , 2 4 7 6 , 7 8 1
3 3 , 4 4 7 6 , 5 8 1
3 3 , 0 4 7 6 , 9 8 1
7 6 , 2 4 3 3 , 7 8 1
7 6 , 2 4 3 3 , 7 8 1
7 6 , 0 4 3 3 , 9 8 1
7 6 , 1 4 3 3 , 8 8 1
0 8 9 6 6 9 7 8 9 9 : I I 9 8 8 8 8 8 8 8 8 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 I 1 0 9 8 g I 9 1 1 1 n a j n a 9 0 P I 3 9 8 9 1 1 1 . o
8 5 0 7 7 9 8 8 8 9 8 8 8 8 1 1 1 1 1 1 1 9 6 0 8 7 0 8 8 8 9 8 8 9 8 1 1 1 1 1 1 1
0
0 5 , 1 4 0 5 , 8 8 1 0 1 , 8 8 1 0 4 , 8 8 1 0 0 , 9 8 1 a t a r
II
F. KESIMPULAN
1. Dari hasil pengukuran 10 sampel batu bata diperoleh : a. Penyimpangan rata - rata panjang batu bata sebesar 41,50 mm dari ukuran standar batu bata yaitu 230 mm. Jadi ukuran tersebut tidak masuk
dalam
standar
penyimpangan
karena
melebihi
penyimpangan maksimum yaitu 3% (6,90 mm). b. Penyimpangan rata – rata lebar batu bata sebesar 21,13 mm dari ukuran standar batu batu bata yaitu 110 mm. Jadi ukuran tersebut tidak masuk dalam standar penyimpangan karena melebihi penyimpangan maksimum yaitu 4% (4,40 mm). c. Penyimpangan rata – rata tebal batu bata sebesar 12,45 mm dari ukuran standar batu batu bata yaitu 50 mm. Jadi ukuran tersebut tidak masuk dalam standar penyimpangan karena melebihi penyimpangan maksimum yaitu 5% (2,5 mm). d. Jadi batu bata belum memenuhi syarat ukuran standar. e. Berat rata-rata batu bata adalah 1014,45 gram 2. Dari hasil pengujian tampak luar (bidang-bidang) 10 batu bata diperoleh 30% rata. 3. Dari hasil pengujian tampak luar (rusuk-rusuk) 10 batu bata diperoleh 20% siku, 20% tajam dan 50% tak rapuh. 4. Dari hasil pengujian tampak luar (warna) 10 batu bata diperoleh 40% kekuning-kuningan, 40% Merah muda, 10% merah keabu-abuan dan 10% merah tua. 5. Dari hasil pengujian tampak luar (penampang) 10 batu bata diperoleh 90% tak retak, 90% halus, 30% rata dan 29% berongga.
II
G. GAMBAR ALAT
JANGKA SORONG
MESIN PEMOTONG BATA
SIKU BAJA
TIMBANGAN DIGITAL KETELITIAN 0.01 GRAM
II
H. DOKUMENTASI
PROSES PENGUKURAN
PROSES PENIMBANGAN BATU BATA
PENAMPANG BATU BATA
PROSES PEMOTONGAN BATU BATA
PROSES PEMBERSIHAN BATU BATA YANG
DENGAN MESIN POTONG
TELAH DIBELAH
II
JOB 2 DAYA SERAP BATU BATA A. TUJUAN
1. Untuk menjalankan prosedur pengujian adsorpsi dengan benar. 2. Untuk menentukan besarnya nilai adsorpsi bata yang baik digunakan untuk bahan bangunan.
B. DASAR TEORI
Daya serap terhadap air merupakan faktor penting, karena merupakan salah satu sifat batu bata yang sangat berpengaruh terhadap kekuatan suatu pekerjaan bata. Daya serap bata harus dikontrol untuk mencegah kehilagan air yang banyak dari adukan yang sedang digunakan. Oleh sebab itu menyamakan daya serap bata terlebih dahulu sebelum pelaksanaan plesteran tembok sangat penting untuk menghindari agar tidak retak. Misalnya dengan menyiram air sebelum diplester. Umumnya batu bata dianggap baik bila memiliki daya serap air kurang dari 20%. Rumus : Penyerapan air =
x 100% (%)
Dimana : A
= Berat bata setelah dioven (gram)
B
= Berat bata setelah direndam (gram)
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
II
a. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram b. Oven pengering c. Pipa air d. Kain lap e. Talam
2. Bahan a. 6 buah batu bata b. Air
D. LANGKAH KERJA
1.
Menyiapkan alat dan bahan.
2.
Mengambil 6 (enam) batu bata merah, kemudian mebersihkan dari bagian-bagian yang lepas kemudian keringkan dalam oven (110±5)°C, hingga diproleh berat bersih.
3.
Medinginkan batu bata dalam suhu ruang, kemudian menimbang beratnya dengan ketelitian 0,01 gram (A gram).
4.
Kemudian merendam batu bata dalam air selama 24 jam dan setelah itu mengangkat dan membersihkan dengan lap untuk menghilangkan air dipermukaan bidang-bidangnya.
5.
Menimbang bata merah dalam waktu tidak lebih dari 3 (tiga) menit setelah di keluarkan dari air ( B gram)
E. DATA DAN PERHITUNGAN
1. Data Tabel 1 Data Hasil Pengujian Daya Serap
No.
No Bata
Penimbangan A ( gr )
B ( gr )
1
I
969,6
1198,8
2
II
970,2
1194,6
3
III
982,9
1213,3
II
4
IV
942,2
1163,7
5
V
944,9
1170,5
6
VI
994,6
1218,9
2. Perhitungan
=
Penyerapan air
x 100%
Batu Bata I (contoh perhitungan)
=
Penyerapan air
x 100%
= 23,638% Tabel 2 Data Hasil Perhitungan Daya Serap
No.
No Bata
Penimbangan A ( gr )
B ( gr )
Adsorpsi (%)
1
I
969,6
1198,8
23,638
2
II
970,2
1194,6
23,129
3
III
982,9
1213,3
23,441
4
IV
942,2
1163,7
23,509
5
V
944,9
1170,5
23,875
6
VI
994,6
1218,9
25,552
Rata-rata
23,578
F. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian 6 sampel batu bata diperoleh daya serap ratarata (adsorpsi) yaitu 23,578%, yang menandakan bahwa batu bata tersebut tidak memiliki daya serap air yang baik karena daya serap yang dianjurkan sebesar 20%.
II
G. GAMBAR ALAT
OVEN PENGERING
TIMBANGAN DIGITAL
TALAM
II
H. DOKUMENTASI
PROSES PENIMBANGAN BATU BATA
PROSES PENGANKATAN BATU BATA
KERING OVEN
YANG TELAH DIRENDAM
PROSES PENGELAPAN BATU BATA YANG
PROSES PENIMBANGAN BATU BATA
TELAH DIRENDAM
SETELAH DIRENDAM
II
JOB 3 BERAT ISI BATU BATA A. TUJUAN
1. Untuk melaksankan prosedur pengujian berat isi dengan benar. 2. Untuk menentukan berat isi batu bta sesuai dengan standart.
B. DASAR TEORI
Pemeriksaan bata sampai pada keadaan yang sebenarnya perlu dilakukan. Berat isi bata yang diketahui tidak termasuk rongga-rongga yang ada dalam bata. Untuk mengetahui berat isi bata termasuk ronggarongga dalam dilakukan dengan menimbang bata dalam air, sehingga volume bata benar-benar dalam kondisi padat dan berat bata dalam keadaan padat tak berongga. Rumus : Berat isi
=
()
(Kg/dm³)
Dimana : A
= Berat bata setelah dioven (gram)
B
= Berat bata setelah direndam (gram)
C
= Berat bata dalam air C” – C’ (gram)
C’
= Berat mesh basket dalam air (gram)
C”
= Berat batu bata + mesh basket dalam air (gram)
BJ air = 1000 kg/m³
II
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat a.
Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
b.
Oven pengering
c.
Clamp
d.
Mesh basket
2. Bahan a. 6 buah batu bata dalam keadaan kering oven b. Air
D. LANGKAH KERJA
1.
Menyiapkan alat dan bahan.
2.
Mengambil 6 buah batu bata (1 pengujian membutuhkan 3 buah batu bata), membersihkan dari bagian-bagian yang lepas kemudian mengeringkan dalam oven 110,5º C selama 24 jam hingga berat tetap.
3.
Mendinginkan dalam suhu ruang, kemudian menimbang beratnya dengan ketelitian 0,01 gram ( A gram).
4.
Kemudian merendam bata dalam air selama 24 jam dan setelah itu mengangkat bata dan membersihkan dengan lap untuk menghilangkan air di permukaan bidang-bidangnya
5.
Menimbang batu bata dalam waktu tidak lebih dari 3 menit setelah dikeluarkan dari air (B gram).
6.
Menimbang mesh basket dalam air (C’ gram)
7.
Kemudian menimbang mesh basket + batu bata dalam air (C” gram), maka akan dida patkan berat batu bata dalam air (C gram = C” – C’)
E. DATA DAN PERHITUNGAN
1. Data Tabel 1 Data Hasil Pengujian Berat Isi No.
No Bata
Penimbangan
II
A ( gr )
B ( gr )
1
I
969,6
1198,8
2
II
970,2
1194,6
3
III
982,9
1213,3
4
IV
942,2
1163,7
5
V
944,9
1170,5
994,6
1218,9
VI 6 2. Perhitungan Berat isi
=
()
C’ ( gr )
C” ( gr )
748,9
2469,4
748,9
2443,7
(Kg/dm³)
Batu Bata I (contoh perhitungan)
C = (2469,4 – 748,9)/3 = 573,50 gram = 0,5735 kg
Berat isi
= =
() ()
= 0,00000155 Kg/dm³ Tabel 2 Data Hasil Perhitungan Berat Isi
No.
No Bata
Penimbangan A B (gram) (gram)
C’ C” (gram) (gram)
C= C” – C’
Bobot Isi
(gram)
(kg/dm³)
573,50
0,00000155
573,50
0,00000156
1
I
969,6
1198,8
2
II
970,2
1194,6
3
III
982,9
1213,3
573,50
0,00000154
4
IV
942,2
1163,7
564,93
0,00000157
5
V
944,9
1170,5
564,93
0,00000156
6
VI
994,6
1218,9
564,93
0,00000152
748,9
748,9
Rata-rata
2469,4
2443,7
0,00000155
F. KESIMPULAN
II
Dari hasil pengujian 6 sampel batu bata diperoleh berat isi rata-rata yaitu 0,00000155 kg/dm³.
G. GAMBAR ALAT
OVEN PENGERING
TIMBANGAN DIGITAL
TALAM
II
H. DOKUMENTASI
PROSES PENIMBANGAN BATU BATA
PROSES PENGANKATAN BATU BATA
KERING OVEN
YANG TELAH DIRENDAM
PROSES PENGELAPAN BATU BATA YANG
PROSES PENIMBANGAN BATU BATA
TELAH DIRENDAM
SETELAH DIRENDAM
II
JOB 4 KADAR GARAM BATU BATA A. TUJUAN
1. Untuk melaksanakan prosedur pengujian kandungan kadar garam dalam batu bata. 2. Untuk menentukan besarnya presentase kandungan garam yang terdapat dalam batubata.
B. DASAR TEORI
Adanya kandungan kadar garam dalam batu bata, menyebabkan batu
bata
menjadi
lapuk.
Pelapukan
akibat
garam
yang
larut
mengakibatkan ikatan yang buruk antara batu bata dengan adukan. Sehingga daya tahan tembok menjadi rendah, yang berbahaya bagi konstruksi. Pelapukan menyebabkan ikatan yang buruk antara plasteran dan tembok. Untuk mencegah adanya kehancuran, maka pelapukan akibat garam yang larut dalam batu bata dibatasi sampai 50%, Untuk setiap permukaan kotak dari batu bata yang berupa lapisan tipis putih. Jika kandungan garam < 50% maka dinyatakan aman dan bila kandungan garam > 50% maka dinyatakan berbahaya. Rumus : Kadar garam
=
x 100% (%)
Dimana :
II
A
= Luas permukaan batu bata yang mengkristal (cm²)
B
= Luas permukaan batu bata (cm²)
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat a.
Cawan
b.
Mistar baja
2. Bahan a. 5 buah batu bata b. Air
D. LANGKAH KERJA
1.
Menyiapkan alat dan bahan.
2.
Mengukur luas setiap batu bata.
3.
Menuangkan air ke dalam talam sebanyak 250 ml atau setinggi 1 cm dari dasar talam.
4.
Memasukkan batu bata ke dalam talam yang berisi air, dimana batu bata dalam posisi berdiri pada sisi lebar dan tingginya.
1 cm
5. Meletakkan talam dan batu bata dalam ruangan yang mempunyai pergantian udara yang baik. 6. Menjaga jumlah air dalam talam agar tidak kering dengan menambahkan air ke dalam talam secara perlahan jik airnya berkurang.
II
7. Mengangkat batu bata yang telah terisi air dan meletakkannya di tempat yang tidak menyerap air dan mempunyai pergantian air yang baik. 8. Memperhatikan permukaan batu bata sampai beberapa hari dan memeriksa kandungan garam pada permukaan batu bata dengan cara melihat motif putih yang terdapat pada permukaannya.
E. DATA DAN PERHITUNGAN
1. Data Tabel 1 Data Hasil Pengujian Kadar Garam No
1 2 3 4 5
A (cm²) 101,79
B (cm²) 161,82
76,04
172,80
42,18 78,30 83,75
158,34 161,82 169,92
2. Perhitungan Kadar garam
=
x 100%
Batu Bata I (contoh perhitungan)
Kadar garam =
x 100%
= 62,90% Tabel 2 Data Hasil Perhitungan Kadar Garam No
A
B
Kadar Garam
II
(cm²)
(cm²)
(%)
1
101,79
161,82
62,90
2 3
76,04 42,18
172,80 158,34
44,00 26,64
4 5
78,30 161,82 83,75 169,92 Rata-rata
48,39 49,29 46,24
F. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian 5 sampel batu bata diperoleh kadar garam rata-rata yaitu 46,24% dengan ini batu bata tersebut dinyatakan aman karena tidak melebihi batas aman yaitu 50%.
G. GAMBAR ALAT
TALAM
MISTAR BAJA
H. DOKUMENTASI
II
PROSES PENGUKURAN
PROSES PERENDAMAN BATU BATA
PENAMPANG BATU BATA
DALAM AIR
PROSES MENDIAMKAN BATU BATA SAMPAI KADAR GARAM KELUAR
JOB 5
KUAT TEKAN BATU BATA A. TUJUAN
1. Untuk menentukan mutu dari batu bata berdasarkan ukuran dan tampak luar. 2. Untuk mengetahui jumlah batu bata yang akan digunakan.
B. DASAR TEORI
Kuat
tekan
batu
bata
dinyatakan
dengan
seberapa
besar
kemampuan batu bata menerima beban maksimum sampai dengan batu bata pecah. Kuat tekan batu bata menunjukkan mutu dari batu bata. Sesuai dengan peraturan maka mutu batu bata disetarakan dengan kekuatan tekan rata-rata sebagai berikut : No.
Mutu Bata
Kuat Tekan Rata-Rata (kg/cm2)
1
I
> 100
2
II
100 - 80
II
3
III
80 - 60
Rumus :
σ
=
Dimana :
σ
= Kuat tekan batu bata (kg/cm²)
P
= Beban maksimum (kg)
A
= Luas bidang tekan (cm²)
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat a. Cetakan benda uji b. Spatula c. Talam d. Alat kuat tekan e. Sendok spesi f. Mesin pemotong batu bata g. Mistar h. Ember i.
Bak rendam
2. Bahan a. 8 buah batu bata b. Semen portland c. Pasir d. Air
II
D. LANGKAH KERJA
1.
Menyiapkan alat dan bahan.
2.
Menghitung kebutuhan bahan yang akan digunakan
3.
Mengambil batu bata yang telah dipotong pada sisi panjangnya menjadi 2 bagian yang sama besar dan mengukur panjang dan lebarnya untuk menghitung luas penampang bata.
4.
Meletakkan kedua potongan tersebut ke dalam cetakan, jarak antara bidang cetakan dengan bidang batu bata dan antara batu bata dengan batu bata lainnya diberi jarak 6mm.
5.
Mengisi ruang antara tersebut dengan adukan spesi 1 PC : 3 PS sampai padat dan menutupi seluruh bidang permukaan batu bata.
6.
Mendiamkan selama 1 hari, kemudian melepaskan benda uji dari cetakan.
7.
Merendam benda uji dalam air bersih pada bak perendam selama 24 jam atau 1 hari.
8.
Mengangkat benda uji dari bak perendam dan mengelap bidang bidangnya dengan kain lembab untuk menghilangkan air yang berlebihan.
9.
Menekan benda uji dengan mesin penekan hingga dicapai kekuatan maksimum. Kecepatan penekanan diatur 2 kg/cm²/detik.
E. DATA DAN PERHITUNGAN
1. Data Tabel 1 Data Hasil Pengujian Kuat Tekan Penampang (cm) No
Panjang
Lebar
(cm)
(cm)
1
8,7
2 3
A
P 2
(cm )
(kg)
8,7
75,69
1840
8,2
8,6
70,52
1840
8,8
8,6
75,68
4200
II
4
8,5
9,0
76,50
1770
5
8,9
9,3
82,77
2820
6
8,5
9,0
76,50
3250
7
8,5
9,0
76,50
2340
8
8,6
9,1
78,26
2770
2. Data
σ =
Batu Bata I (contoh perhitungan)
σ
=
= 24,31 kg/cm²
Tabel 2 Data Hasil Perhitungan Kuat Tekan Penampang (cm) No
Panjang
Lebar
A
P
σ
(cm )
(kg)
(kg/cm )
2
2
(cm)
(cm)
1
8,7
8,7
75,69
1840
24,31
2
8,2
8,6
70,52
1840
26,09
3
8,8
8,6
75,68
4200
55,50
4
8,5
9,0
76,50
1770
23,13
5
8,9
9,3
82,77
2820
34,07
6
8,5
9,0
76,50
3250
42,49
7
8,5
9,0
76,50
2340
30,59
II
8
8,6
9,1
78,26
2770
Kuat tekan rata-rata batu bata
35,40 33,95
F. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian 8 sampel batu bata diperoleh kuat tekan ratarata yaitu 33,95 kg/cm², maka berdasarkan nilai kuat tekan rata-rata batu bata tersebut termasuk dalam mutu di bawah mutu III.
G. GAMBAR ALAT
II
SPATULA
MISTAR BAJA
H. DOKUMENTASI
MESIN KUAT TEKAN
MESIN PEMOTONG BATA
TALAM
SENDOK SPESI
II
PROSES PENGUKURAN
PROSES PENCAMPURAN SPESI
PENAMPANG BATU BATA
PROSES PEMOTONGAN BATU BATA
PROSES PENGISIAN SPESI ANTARA RUANG
DENGAN MESIN POTONG
BATU BATA
PROSES UJI KUAT TEKAN BATU BATA
JOB 6
II
DAYA HISAP BATU BATA A. TUJUAN
1. Untuk melaksanakan prosedur pengujian daya hisap dengan benar. 2. Untuk menentukan besar pengisapan menit pertama sesuai dengan batasan yang berlaku.
B. DASAR TEORI
Sifat bata yang berpengaruh dalam kekuatan atau mutu pekerjaan pasangan bata adalah tentang daya hisapnya. Daya hisap bata berbeda beda akan menimbulkan tegangan deferensial dan retak-retak. Oleh sibab itu, penting sekali untuk menyamakan daya hisap sebelum dipasang, Salah satu cara dengan merendam bata 1(satu) menit pertama. Ikatan antara bata dan spesi sangat mempengaruhi kekuatan pasangan bata merah. Ikatan antara keduanya dapat dianggap baik bila antara bata dan spesi pada awal pengikatan 3 menit pertama terjadi dengan baik . Kuat hisap menit pertama dinyatakan oleh berapa gram berat air yang terhisap persatuan luas pada satu menit pertama. Besarnya daya hisap batu bata dianjurkan 20 gram/dm²/menit. Jika batu bata mempunyai daya hisap lebih besar dari angka ini maka batu bata perlu direndam dalam air terlebih dahulu sebelum digunakan. Rumus : Daya hisap
=
(gr/dm²/menit)
Dimana : A
= Berat batu bata kering oven (gram)
B
= Berat batu bata setelah perendaman 1 menit (gram)
F
= Luas bidang dasar batu bata yang berhubungan dengan air (cm²)
C. ALAT DAN BAHAN
II
1. Alat a. Talam b. Timbangan dengan ketelitian 0.01 gram c. Oven pengering d. Stopwatch e. Kaki penyangga f. Kain lap g. Mistar baja 2. Bahan a. Air b. 5 buah batu bata
D. LANGKAH KERJA
1.
Menyiapkan alat dan bahan.
2.
Mengeringkan batu bata di dalam oven dengan suhu konstan 110,5º C selama 24 jam.
3.
Mengeluarkan batu bata dari oven dan membiarkan sampai dingin dan menimbangnya (A gram)
4.
Menyiapkan dan meletakkan kaki penyangga dari baja siku ke dalam talam dan atur jarak as ke as ¾ dari panjang batu bata.
5.
Menuangkan air ke dalam talam, hingga air dalam talam mencapai ketinggian 1 cm di atas permukaan kaki penyangga.
II
6.
Memasukkan batu bata ke dalam talam dengan meletakkan ke dalam kaki penyangga. Pada waktu memasukkan batu bata ke dalam air, bidang bawah permukaan batu bata harus bersamaan ketika menyentuh air.
7.
Membiarkan batu bata terendam selama 1 menit.
8.
Mengangkat batu bata setelah waktu yang ditentukan. Posisi batu bata sewaktu pengangkatan harus benar-benar vertikal jangan sekali-kali miring (sama halnya ketika diletakkan pada tiang penyangga).
9.
Mengelap bidang permukaan batu bata dari kelebihan air kemudian menimbang beratnya (B gram)
10. Melakukan pengukuran terhadap permukaan batu bata yang terkena air untuk dihitung luasannya (F dm²).
E. DATA DAN PERHITUNGAN
1. Data
II
Tabel 1 Data Hasil Pengujian Daya Hisap Ukuran A (gram)
B (gram)
0,9
1064,5
1133,0
1,88
0,9
986,3
1035,4
3
1,9
0,88
981,7
1023,3
4
1,86
0,89
974,5
1025,1
5
1,88
0,87
986,6
1035,8
No.
Panjang ( dm )
Lebar ( dm )
1
1,92
2
2. Perhitungan Daya hisap =
(gr/dm²/menit)
Batu Bata I (contoh perhitungan)
F
= Panjang x lebar = 1,92 x 0,9 = 1,728 dm²
=
Daya hisap
=
(gr/dm²/menit)
= 39,6 gr/dm²/menit
Tabel 2 Data Hasil Perhitungan Daya Hisap Ukuran F (dm²)
A (gram)
B (gram)
Daya hisap (gr/ dm²/menit)
0,9
1,728
1064,5
1133,0
39,6
1,88
0,9
1,692
986,3
1035,4
29,0
3
1,9
0,88
1,672
981,7
1023,3
24,9
4
1,86
0,89
1,655
974,5
1025,1
30,57
5
1,88
0,87
1,636
986,6
1035,8
30,08
No.
Panjang ( dm )
Lebar ( dm )
1
1,92
2
Rata-rata
30,83
F. KESIMPULAN
II
Dari hasil pengujian 5 sampel batu bata diperoleh daya hisap ratarata yaitu 30,83 gr/dm²/menit, maka berdasarkan nilai daya hisap rata-rata batu bata tersebut melebihi batas yang dianjurkan yaitu 20 gr/dm²/menit olehnya itu batu bata tersebut harus direndam terlebih dahulu sebelum digunakan.
G. GAMBAR ALAT
II
OVEN PENGERING
MISTAR BAJA
TIMBANGAN DENGAN KETELITIAN 0.01 GRAM
TALAM
H. DOKUMENTASI STOPWATCH
II