PENGGOLONGAN OBAT
Asma ppt (2) 1. 1. OBAT ASMA KELOMPOK 2 Agin Delthia Sautaki Bambang Delvi Rahmayani Dwi Kartika Sari Dwi Muharrani 2. 2. DEFINISI ASMA Penyakit Asma (Asthma) adalah suatu penyakit kronik (menahun) yang menyerang saluran pernafasan (bronchiale) pada paru dimana terdapat peradangan (inflamasi) dinding rongga bronchiale sehingga mengakibatkan penyempitan saluran nafas yang akhirnya seseorang mengalami sesak nafas. 3. 3. PENYEBAB ASMA a. Penyempitan saluran pernapasan. Penyempitan ini dapat dipicu oleh berbagai rangsangan, seperti serbuk sari, debu, bulu binatang, asap rokok, dan cuaca. b. Otot polos dari bronki mengalami kejang dan jaringan yang melapisi saluran udara mengalami pembengkakan karena adanya peradangan (inflamasi) dan pelepasan lendir ke dalam saluran udara. Hal ini akan memperkecil diameter dari saluran udara (disebut bronkokonstriksi) dan penyempitan ini menyebabkan penderita harus berusaha sekuat tenaga supaya dapat bernapas. c. Sel-sel tertentu di dalam saluran udara, terutama mastosit diduga bertanggungjawab terhadap awal mula terjadinya penyempitan ini. Mastosit di sepanjang bronki melepaskan bahan seperti histamin dan leukotrien yang menyebabkan terjadinya: - kontraksi otot polos peningkatan pembentukan lendir - perpindahan sel darah putih tertentu ke bronki. Mastosit mengeluarkan bahan tersebut sebagai respon terhadap sesuatu yang mereka kenal sebagai benda asing (alergen), seperti serbuk sari, debu halus yang terdapat di dalam rumah atau bulu binatang. PENYEBAB ASMA 4. 4. Tetapi asma juga bisa terjadi pada beberapa orang tanpa alergi tertentu. Reaksi yang sama terjadi jika orang tersebut melakukan olahraga atau berada dalam cuaca dingin. Stres dan kecemasan juga bisa memicu dilepaskannya histamin dan leukotrien. d. Sel lainnya yakni eosinofil yang ditemukan di dalam saluran udara penderita asma melepaskan bahan lainnya (juga leukotrien), yang juga menyebabkan penyempitan saluran udara. e. Faktor Keturunan : Ayah ibu alergi : 75% anak alergi Ayah atau ibu alergi : 50% anak alergi orangtua asma berkemungkinan 8-16 kali menurunkan asma dibandingkan dengan orangtua yang tidak asma. 5. 5. Gejala asma sering timbul pada waktu malam dan pagi hari. Gejala yang di timbulkan berupa: Batuk-batuk pada pagi, siang, dan malam hari, sesak napas, bunyi saat bernapas , rasa tertekan di dada, dan gangguan tidur karena batuk atau sesak napas. Yang termasuk gejala yang berat adalah: Serangan batuk yang hebat, sesak napas yang berat dan tersengal-sengal, sianosis (kulit kebiruan, yang dimulai dari sekitar mulut), sulit tidur dengan posisi tidur yang dianggap nyaman adalah dalam keadaan duduk, dan kesadaran menurun. TANDA & GEJALAASMA 6. 6. Berdasarkan penyebabnya, asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu : 1. Ekstrinsik (alergik) Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor- faktor pencetus yang spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obatobatan (antibiotik dan aspirin) dan spora jamur. Asma ekstrinsik sering dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi genetik terhadap alergi. Oleh karena itu jika ada faktor-faktor pencetus spesifik seperti yang disebutkan diatas, maka akan terjadi serangan asma ekstrinsik. KLASIFIKASI ASMA 7. 7. 2. Instrinsik (non alergik) Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus yang tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan emosi. Serangan asma ini menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat
berkembang menjadi bronkhitis kronik dan emfisema. Beberapa pasien akan mengalami asma gabungan. 3. Asma gabungan Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergik dan non-alergik. KLASIFIKASI ASMA 8. 8. Serangan asma terjadi karena adanya gangguan pada aliran udara akibat penyempitan pada saluran napas atau bronkiolus. Penyempitan tersebut sebagai akibat adanya arteriosklerosis atau penebalan dinding bronkiolus, disertai dengan peningkatan ekskresi mukus atau lumen kental yang mengisi bronkiolus, akibatnya udara yang masuk akan tertahan di paru-paru sehingga pada saat ekspirasi udara dari paru- paru sulit dikeluarkan, sehingga otot polos akan berkontraksi dan terjadi peningkatan tekanan saat bernapas. Karena tekanan pada saluran napas tinggi khususnya pada saat ekspirasi, maka dinding bronkiolus tertarik kedalam (mengerut) sehingga diameter bronkiolus semakin kecil atau sempit, dapat dilihat seperti pada Gambar PATOGENESIS ASMA 9. 9. MEKANISME TERJADINYAASMA 10. 10. A. Antialergika Adalah zat – zat yang bekerja menstabilkan mastcell, hingga tidak pecah dan melepaskan histamin. Obat ini sangat berguna untuk mencegah serangan asma dan rhinitis alergis (hay fever). Termasuk kelompok ini adalah kromoglikat. Kromoglikat • Indikasi : Profilaksis asma bronchial termasuk pencegahan asma yang dicetuskan oleh aktivitas. • Mekanisme kerja : Stabilisator mastcell sehingga menghalangi pelepasan histamin, serotonin dan leukotrien pada waktu terjadi reaksi antigen antibodi. • Efek samping Iritasi tenggorokan ringa, napas berbau, mual, batuk, bronchospasme sementara • Sediaan Inhalasi 5mg/ aktuasi ( Intal 5 ® ) PENGGOLONGAN OBAT ASMA BERDASARKAN MEKANISME KERJANYA 11. 11. 2. Bronchodilator Mekanisme kerja obat ini adalah merangsang sistem adrenergik sehingga memberikan efek bronkodilatasi. Digunakan sbg obat utama dalam bentuk aerosol. Termasuk kedalamnya adalah : Adrenergika Antikolinergika Derivat xantin 3. Antihistamin 4. Kortikosteroida 5. Ekspektoransia PENGGOLONGAN OBAT ASMA BERDASARKAN MEKANISME KERJANYA 12. 12. PENGGOLONGAN OBAT ASMA BERDASARKAN MEKANISME KERJANYA a. Adrenergika Bekerja selektif terhadap reseptor β2 adrenergik. Stimulasi β2 di trakea dan bronchi menyebabkan aktivasi dari adenilsiklase yang memperkuat perubahan ATP menjadi cAMP sehingga akan menghasilkan beberapa efek melalui enzim fosfokinase yaitu bronkhodilatasi dan penghambatan pelepasan mediator oleh sel mast. Kelompok β-2 adrenergik seperti Salbutamol, Fenoterol, Terbutalin, Rimiterol, Prokaterol dan Tretoquinol. Efek sampingnya adalahTremor, rasa gugup, rasa khawatir Takikardia, palpitasi Nyeri kepala, mual dan muntah Pada pemb inhalasi : jarang terjadi. 13. 13. a.1 Salbutamol mekanisme kerja : Salbutamol merupakan suatu senyawa yang selektif merangsang reseptor β2 adregenik terutama pada otot bronkus. Golongan β2 agonis merangsang produksi AMP siklik dengan cara mengaktifkan kerja enzim adenil siklase. Efek utama setelah pemberian per oral adalah efek bronku-dilatasi yang disebabkan terjadinya relaksasi bronkus. Indikasi :Selain berdaya bronchodilatasi juga memiliki efek menstabilisasi mastcell, sehingga digunakan terapi simptomatik profilaksis asma bronchial, emfisema dan obstruksi saluran napas. Kontra indikasi : Hipertensi, insufisiensi miokardial, hipertiroid, diabetes. Efek sampin : Nyeri kepala, pusing, mual, tremor tangan. Pada dosis tinggi dapat berakibat tachycardia,palpitasi, aritmia dan hipotensi. Sediaan : Tablet, syrup Dosis : • Untuk tablet : • Dewasa : sehari 3-4 kali 2-4 mg. • Untuk sirup : • Dewasa : sehari 3-4 kali 12 sendok teh.
14. PENGGOLONGAN OBAT ASMA BERDASARKAN MEKANISME KERJANYA 15. 14. b. Antikolinergika • Bila reseptor β-2 sistem adrenergik terhambat, maka sistem kolinergik menjadi dominan, segingga terjadi penciutan bronchi. Antikolinergik bekerja memblokir reseptor saraf kolinergik pada otot polos bronchi sehingga aktivitas saraf adrenergik menjadi dominan, dengan efek bronchodilatasi. • Efek samping : tachycardia, pengentalan dahak, mulut kering, obstipasi, sukar kencing, gangguan akomodasi. Efek samping dapat diperkecil dengan pemberian inhalasi. PENGGOLONGAN OBAT ASMA BERDASARKAN MEKANISME KERJANYA 16. 15. • Ipratropium Bromide Indikasi: Asma bronchial, bronchitis kronis, emfisema Kontra indikasi: Hipersensitiv terhadap senyawa yang menyerupai atropin Efek samping :Mulut kering, iritasi kerongkongan, batuk, peningkatan tekanan intra okuler jika mengenai mata penderita glaukoma. Interaksi obat: Memperkuat efek antikolinergik obat lain, bronchodilatasi diperkuat oleh derivat xantin dan preparat βadrenergik . Sediaan : Tablet, inhalasi Dosis yang dianjurkan 0,1 ml/kg nebulasi tiap – tiap 4 jam, atau lebih dari 6 tahun: 8 – 20 tetes, kurang dari 6 tahun: 4 – 10 tetes larutan 0,025% PENGGOLONGAN OBAT ASMA BERDASARKAN MEKANISME KERJANYA 17. 16. c. Derivat xantin Mempunyai daya bronchodilatasi berdasarkan penghambatan enzim fosfodiesterase dan meningkatkan kadar cAMP selular. Contoh obat : (Teofilin, Aminofilin dan Kolinteofinilat) PENGGOLONGAN OBAT ASMA BERDASARKAN MEKANISME KERJANYA 18. 17. • Teofilin Indikasi Asma bronkial, bronchitis asmatic knonis, emfisema Mekanisme kerja Spasmolitik otot polos khusuanya pada otot bronchi, stimulasi jantung, stimulasi SSP dan pernafasan serta diuretik. Berdasarkan efek stimulasi jantung, obat juga dugunakan pada sesak napas karena kelainan jantung (asthma cardial). Kontra indikasi Penderita tukak lambung yang aktif dan yang mempunyai riwayat penyakit kejang. Efek samping Penggunaan pada dosis tinggi dapat menyebabkan mual, muntah, nyeri epigastrik, diare, sakit kepala, insomnia, kejang otot, palpitasi, tachycardia, hipotensi, aritmia, dll. Sediaan Tablet, elixir, rectal, injeksi PENGGOLONGAN OBAT ASMA BERDASARKAN MEKANISME KERJANYA 19. 18. d. Antihistamin Obat ini memblokir reseptor histamin sehingga mencegah bronchokonstriksi. Banyak antihistamin memiliki daya antikolinergika dan sedatif. Antagonis yang mblok reseptor histamin H1 digunakan pada terapi alergi seperti demam hay, urtikaria, ruam akibat sensitivitas terhadap obat, pruritus, serta gigitan dan sengatan serangga. Contoh obat : (Loratadin, cetirizin, fexofenadin) PENGGOLONGAN OBAT ASMA BERDASARKAN MEKANISME KERJANYA 20. 19. • Ketotifen Indikasi Profilaksis asma bronchial karena alergi Mekanisme kerja Dapat memblokir reseptor histamin dan menstabilisasi mastcell. Efek samping Mengantuk, pusing, mulut kering. Interaksi obat Memperkuat efek sedativ depresan SSP. Sediaan Tablet PENGGOLONGAN OBAT ASMA BERDASARKAN MEKANISME KERJANYA 21. 20. e. Kortikosteroida Meniadakan efek mediator seperti peradangan. Daya antiradang ini berdasarkan blokade enzim fosfolipase A2 sehingga membentuk mediator peradangan prostaglandin dan leukotrien dari asam arakhidonat tidak terjadi. Kortikosteroid menghambat mekanisme kegiatan alergen yang melalui IgE dapat menyebabkan degranulasi sel mast juga akan meningkatkan reseptor β2 sehingga efek βmimetik diperkuat. Biasanya digunakan sbg obat inhalasi. Bermanfaat sebagai anti inflamasi. Yang umum digunakan ( sebagai preparat Inhalasi ) : - Triamsinolon asetonid - Beklometason dipropionat - Flunisolid - Budesonid - Flutikason propionat PENGGOLONGAN OBAT ASMA BERDASARKAN MEKANISME KERJANYA
22. 21. Efek samping: - Osteoporosis - Ulkus peptikum - Sindroma Cushing (dosis besar,jangka lama) ; gangguan distribusi lemak, neurosis dan psikosis - Dll Kontra indikasi yg absolut tak ada Hati2 pd : Penderita diabet, ulkus peptikum, infeksi berat, hipertensi. PENGGOLONGAN OBAT ASMA BERDASARKAN MEKANISME KERJANYA 23. 22. • Beklometason dipropionat • efikasi : Sebagai profilaksis asma, terutama jika tidak teratasi sepenuhnya oleh bronkodilator atau kromoglikat • Efek Samping Obat : suara serak dan kandidiasis di mulut atau di tenggorokan, pada kasus yang jarang dapat menyebabkan ruam. Dapat menyebabkan bronkospasme paradoksikal (apabila terjadi segera hentikan obat, namun bila gejala ringan berikan inhalasi stimulant beta 2 adrenoreseptor. • Flutikason propionate • efikasi : Sebagai profilaksis asma serta pengobatan pada asma eksaserbasi akut. • Efek Samping Obat : suara serak, kandidiasiss mulut dan tenggorokan, reaksi hipersensitivitas pada kulit, pada kasus yang jarang, dapat ditemukan edema pada wajah dan orofaring, mungkin dapat menyebabkan supresi adrenal, menurunkan densitas tulang, katarak dan glaucoma. PENGGOLONGAN OBAT ASMA BERDASARKAN MEKANISME KERJANYA 24. 23. f. Ekspektoransia • Efeknya mencairkan dahak sehingga mudah dikeluarkan. Pada serangan akut, obat ini berguna terutama bila lendir sangat kental dan sukar dikeluarkan. • Mekanisme kerja obat ini adalah merangsang mukosa lambung dan sekresi saluran napas sehingga menurunkan viskositas lendir. • Sedangkan Asetilsistein mekanismenya terhadap mukosa protein dengan melepaskan ikatan disulfida sehingga viskositas lendir berkurang. • Efek samping Reaksi alergi, gangguaan gastrointestinal ringan. PENGGOLONGAN OBAT ASMA BERDASARKAN MEKANISME KERJANYA 25. 24. Obatnya : a.Amonium klorida: - Hati2 pemberian pada penderita peny. hepar, ginjal dan paru. b.Gliseril guaiakolat ( guaiafenesin) : - Efek samping :mual, muntah, mengantuk c.Sirup ipekak : Dosis besar sbg emetik untuk keracunan PENGGOLONGAN OBAT ASMA BERDASARKAN MEKANISME KERJANYA BERDASARKAN RISIKO PEMAKAIAN
Farmakologi (obat dan penggolongannya) 1. 1. FARMAKOLOGI • Definisi : Farmakon : obat dan Logos : Ilmu. Farmakologi : 1. Ilmu pengetahuan segala sesuatu tentang obat-obatan (Univ. Sriwijaya, 1994) 2. Ilmu tentang obat-obatan (Katzung) 3. Ilmu yang mempelajari setiap zat kimia yang dapat mempengaruhi proses hidup (Farmakologi dan terapi ed.IV, 1995) 4. Ilmu yang mempelajari respon makhluk hidup terhadap pemberian obat/Zat kimia(Forkom, 1999) 2. 2. Farmakologi : Suatu cabag ilmu yang mempelajari tentang obat dan pengobatan dalam seluruh aspeknya, yaitu: sifat-sifat kimiawi dan fisikanya, kegiatan fisiologis, resorpsi(resapan), dan nasibnya dalam organisme hidup (ADME*) *)ADME = Absorpsi, Distribusi, Metabolism, Exresi 3. 3. Farmakognosi Farmakokinetika Farmakodinamika Farmakoterapi Biofarmasi Toksikologi Radiofarmasi Cabang Farmakologi 4. 4. Obat : o Adalah sediaan atau panduan bahan yang dipergunakan untuk mempengaruhi dan menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan kesehatan, peningkatan kesehatan, dan kotrasepsi o Pada Hakekatnya OBAT = RACUN (DRUGS) Tentang cara memberikan dan dosis. Sifat Racun suatu obat
berbanding terbalik dengan dosis. OBAT (Keputusan Menkes RI No, 193/ Kab B VII / 71) 5. 5. Contoh : Tablet Bukan obat seluruhnya Komponen : _ Khasiat/Obat _ Pengisi (Bahan2 normal : Amillum, Manihot, Oryzea Sativa) _Pelincir (untuk membantu produksi, talkum stearat (Bedak) _Pengembang (CMC, Cellulosa Metil Carboksi) _Pewarna (Flavouring Agent) _Perasa (Flavouring Agent) _Pengikat (Seperti bahan pengisi) OBAT Misal: Paracetamol 500 mg, berat obat > 500mg Bahan tidak bereaksi dg jumlah kecil/cukup 6. 6. As. Befenamat (Ponstan) 500mg Penghilang rasa nyeri. Paracetamol Antipiretik (Panas) Supositoria Stresolit rectal 1 bets Satu kali masa produksi obat Jadi semisal ada obat yang mengalami salah komposisi dan pengguna melapor bahwa obat ini tidak sesuai, maka, semua edaran obat yang memiliki bets sama, akan ditarik di tempat pendistribusiannya diseluruh toko obat, apotik, maupun rumah sakit 7. 7. 1. Obat Bebas 2. Obat Bebas Terbatas (Daftar W/P) 3. Obat Keras (Daftar G = Gevaariijk ; berbahaya, K) 4. Obat Golongan Narkotika atau Obat Bius (Daftar O = Opim) 5. Obat Golongan Psikotropika (OKT*) Pengelompokan Obat Berdasarkan UU dan PP (resiko & tingkat bahaya pemakaiannya) *) OKT = Obat Keras Tertentu 8. 8. Tingkat keamanan pemakaiannya cukup tinggi. Dpt diperoleh secara bebas tanpa Resep (R/) Terdapat di Apotek, Toko Obat, Swalayan, dll Ciri : Lingkaran Hitam berdasar warna Hijau OBAT BEBAS 9. 9. Contoh obat bebas: 10. 10. Dapat diperoleh secara bebas tanpa R/ Terdapat di TO, Apt, Swalayan, dll Ciri: lingkaran hitam berdasar warna biru Contoh : • Ada tanda peringatan (P) krn ada bahan toksiknya • P1: Awas ! Obat Keras ! Baca aturan pakai ! Ex: Antimo • P2: Awas ! Obat Keras ! Hanya untuk kumur. Jangan ditelan • P3: Awas ! Obat Keras ! Hanya untuk bagian luar badan • P4: Awas ! Obat Keras ! Hanya untuk dibakar • P5: Awas ! Obat Keras ! Tidak boleh ditelan • P6: Awas ! Obat Keras ! Obat Wasir, Tidak ditelan (hemoroid ambeien) OBAT BEBAS TERBATAS 11. 11. Contoh : CTM (bawah), romilar (kanan), histamin dan antihistamin 12. 12. • Sesuai dengan Ordonansi Obat Keras St. No. 419 tgl 22 Desember 1949 • Obat g punya khasiat mengobati, menggiatkan, mendesinfeksi tubuh manusia • Pada kemasan tertulis : HARUS DENGAN RESEP DOKTER • Semua obat baru masuk daftar G, kecuali telah dinyatakan lain oleh DEPKES (Badan POM) • Semua obat dengan substansi daftar G adalah termasuk daftar G, kecuali dinyatakan lain oleh DEPKES OBAT KERAS (DAFTAR G) Karena DEPKES = Badan POM telah memiliki izin dari pemerintah untuk bertugas sebagai pengawas Obat dan Makanan 13. 13. • DILANJUTKAN BESOK, MAU DOTA DULU, HEHEHEHEEH XD! • 12/4/2013 8.00 P.M. WITA YANG MASUK OBAT DAFTAR G 14. 14. 1. Semua obat suntik (kecuali yg termasuk Narkotika & Psikotropika) {intravena, intra muscular, subkutan} 2. Semua antibiotika {ketahui dulu jenis antibiotika/mikrobanya ; klora Fenikol Salmonella} 3. Semua preparat Sulfat except SG dalam jml tertentu 4. Semua preparat hormon 5. Papaverin (Antispasmodik) 6. Belladonna & Atropin (Antispasmodik) 7. Adrenalin (Ephineprin, local anestesi) 8. Semua preparat pyrazolone ; Pyramidon dan Phenylbutazon 9. Digitalis (cardiac drug such as dobutamin, dopamin) 10. Antihistamin (namun ada beberapa yg sudah masuk daftar P) 11. Anastesi lokal 12. Nitroglycerin, nitrat, nitrit untuk angina pektoris 13. Zat Radioaktif 14. Semua Obat Baru YANG MASUK OBAT DAFTAR G 15. 15. contoh : Cara kerja papaverine langsung ke tempat yg bermasalah 16. 16. YANG MASUK OBAT DAFTAR G Pethidin HCL Codipront Diskusi :
17. 17. • Merupakan obat yang mempengaruhi SSP ; mendepresi (opium, morphin, heroin), menstimulasi (cocain). • Most in nature, Papaverin Somniferum, Erythroxyton coca, Canabis sativa • Sintetis ; pethidin, methedon, nisentil DASAR HUKUM ; 1. UU RI no. 9 th ‘76 ttg Narkotika (direvial) 2. UU RI no.22 th ’97 tgl 1 Sept 2009 • Ketentuan Peresepan ; - Hanya dengan resep dokter - Harus resep baru (tidak boleh diulang). - Jml R/ nerk injeksi harus dilengkapi dengan tulisan jumlah. Ex: R/ Morphin HCL X (sepuluh) - Membuat laporan pemakaian setiap bulan ke Kanwil / Dinkes setempat (termasuk pemakaian bahan baku) - Narkotika yg sdh tidak diresep di Indonesia (Cocain, Heroin, Cannabis ; Morphin masih u/ terapi nyeri hebat spt pengobatan Kanker Terminal) OBAT GOLONGAN NARKOTIKA (DAFTAR O) 18. 18. 1. Narkotika Golongan I Punya potensi sangat tinggi, menyebabkan ketergantungan hanya u/ tujuan pengembangan IPTEK {ex; heroin, cocain, cannabis, THC ; marijuana, Hydro canabinol} 2. Narkotika Golongan II Potensi tinggi, menyebabkan ketergantungan. Dapat digunakan u/ terapi {ex; Fentanyl, Morphine, Phetidine u/ ANASTESI} 3. Narkotika Golongan III Potensi ringan, menyebabkan ketergantungan, dapat digunakan untuk terapi. {ex: Codein bentuk garam non narkotika} PENGELOMPOKAN GOLONGAN NARKOTIKA 19. 19. OBAT GOLONGAN PSIKOTROPIKA (OKT) Adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sitetis bukan narkotika, yang bersifat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada SSP yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. • Mendepresi SSP : Diazepem, phenobarbital, amo-pento- secobarbital, metaqualone (hipnotika) Merangsang SSP : Amphetamine, dexa-methaamphetamine, XTC Halusinogen : LSD (Lysergic acid diethylamine) OBAT GOLONGAN PSIKOTROPIKA (OKT) UU RI no.5 Tahun ‘97 tentang Psikotropika 20. 20. OBAT GOLONGAN PSIKOTROPIKA (OKT)OBAT GOLONGAN PSIKOTROPIKA (OKT)