NAMA : MUHAMMAD TAUFIK NUGRAHA NPM : 230110120078 KELAS : Perikanan A/Kelompok 8
LANDASAN TEORI PRAKTIKUM III “PEMBUATAN STARTER” Pengertian Starter Starter adalah populasi mikroba dalam jumlah dan kondisi fisiologis yang siap diinokulasikan pada media fermentasi. Mikroba pada starter tumbuh dengan cepat dan fermentasi segera terjadi. Media starter biasanya identik dengan media fermentasi. Media ini diinokulasi dengan biakan murni dari agar miring yang masih segar (umur 6hari). Starter baru dapat digunakan 6 hari setelah diinokulasi dengan biakan murni. Pada permukaan starter akan tumbuh mikroba membentuk lapisan tipis berwarna putih.Lapisan ini disebut dengan nata. Volume starter disesuaikan dengan volume media fermentasi yang akan disiapkan. Dianjurkan volume starter tidak kurang dari 5% volume media yang akan difermentasi menjadi nata. Nata adalah biomassa yang sebagian besar terdiri dari selulosa, berbentuk agar dan berwarna putih. Pemakaian starter yang terlalu banyak tidak dianjurkan karena tidak ekonomis, Bakteri Starter mengandung berbagai jenis Mikroba dan Enzim yang bekerja secara sinergi untuk menghasilkan asam amino, vitamin dan enzim pencernaan yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan ikan/udang. Manfaat Bakteri Starter :
Mengurangi limbah organik dalam kolam atau tambak Meningkatkan kecerahan air kolam atau tambak Mengurangi kebutuhan akan pergantian air kolam atau tambak Menstabilkan tingkat kandungan oksigen terlarut dalam air Mengurangi tingkat BOD dan COD Mengurangi bau tanah/lumpur pada daging ikan/udang Menghilangkan lapisan minyak di permukaan air Mengurangi kadar Amonia (NH3) dan Hidrogen Sulfida (H2S) dalam air Menekan pertumbuhan dan penyebaran organisme pathogen Meningkatkan imunitas terhadap penyakit disebabkan oleh jamur, virus, bakteri maupun kutu,seperti : white spot, aeromonas, dll. Mengurangi tingkat kematian, mempercepat masa panen Meningkatkan efisiensi pakan (FCR)
Starter Bakteri Acetobacter xylinum Bakteri Acetobacter xylinum tergolong family Pseudomonadaceae dan termasuk genus Acetobacter. Bentuknya bulat, panjang 2 mikron, biasanya terdapat sebagai sel tunggalkadang kadang membuat ikatan menyerupai rantai dengan sel lain. Bakteri ini membentuk asam dari glukosa, etil alkohol, propil alkohol dan glikol mengoksidasi asam asetat menjadi CO2 dan Air. Sifat yang spesifik dari bakteri ini adalah kemampuan pembentukan selaput tebal menyerupai selulosa. Komponen ini disebut Nata. Menurut Thimman (1962), nata terbentuk karena proses pengambilan glukosa darilarutan gula. Gula dalam media difermentasi oleh Acetobacter xylinum Kemudian digabungkan asam lemak membentuk prekursor (penyusun nata). Pada membran selprekursor ini selanjutnya dikeluarkan dalam bentuk ekskresi bersama enzimmempolimerisasikan glukosa menjadi selulosa material di luar sel. Komponen ini akanmembentuk jaringan mikrofibril yang panjang dalam cairan fermentasi. Gelembunggelembung CO2 yang dihasilkan selama fermentasi mempunyai kecenderungan melekat pada jaringan ini sehingga menyebabkan jaringan tersebut terangkat di permukaan. Umur kultur Acetobacter xylinum yang digunakan dalam fermentasi nata berpengaruhpada hasil akhirnya. Semakin tua umur kultur, semakin turun hasilnya. Untuk memperolehhasil yang maksimal, sebaiknya kultur dalam umur 48 jam. Pada umur tersebutdimungkinkan Acetobacter xylinum dalam keadaan phase logarithmic. Hasil ini didasarkanpada fase yang waktu generasinya paling pendek dan konstan. Jumlah bakteri dangenerasinya menjadi 2 kali lipat dengan metabolisme paling cepat. Kultur bakteri pada faseini akan tetap seperti pada fase logaritmik. Sehingga menghasilkan nata yang tipis dan jelek Pemanfaatan limbah pengolahan kelapa berupa air kelapa merupakan cara mengoptimalkan pemanfaatan buah kelapa. Limbah air kelapa cukup baik digunakan untuk substrat pembuatan Nata de coco. Dalam air kelapa terdapat berbagai nutrisi yang bisa dimanfaatkan bakteri penghasil Nata de coco. Fermentasi Nata de coco dilakukan melalui tahap-tahap berikut:
Pemeliharaan biakan murni A. xylinum Pembuatan starter. Fermentasi. Pemanenan Pengolahan Pengemasan
Lactobacillus spp Lactobacillus adalah genus bakteri gram-positif , anaerobic fakultatif atau mikroaerofilik . Genus bakteri ini membentuk sebagian besar dari kelompok bakteri asam laktat, dinamakan demikian karena kebanyakan anggotanya dapatmengubahlaktosadangulalainnya menjadiasam laktat. Kebanyakan dari bakteri iniumum dan tidak berbahaya bagi kesehatan. Dalam manusia, bakteri ini dapat ditemukandi dalamvaginadansistem pencernaan, dimana mereka ber simbiosisdan merupakansebagian kecil dariflora
usus. Banyak spesies dari Lactobacillus memiliki kemampuanmembusukkan materi tanaman yang sangat baik. Produksi asam laktatnya membuatlingkungannya bersifat asam dan mengganggu pertumbuhan beberapa bakterimerugikan. Beberapa anggota genus ini telah memiliki genom sendiri. Lactobacillus mampu menghasilkan zat antibiotika yang disebut bulgarikan . Zatini berbeda dengan antibiotik yang biasa kita kenal. Antibiotik ini kerjanya lebihspesifik pada mikroorganisme yang merugikan saja sehingga berefek menguntungkan bagi kita. Sehingga apabila mengkonsumsi yogurt secara teratur dapat mengurangi resiko terjadinya kanker usus. kanker usus dapat dideteksi setelah stadium lanjutsehingga lebih baik melakukan pencegahan daripada pengobatan karena pengobatanyang dilakukan akan merusak usus. Bakteri Lactobacilus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus sebagai bakteri starter dalam pembuatan yoghurt digunakan dengan perbandingan 1 : 1. Kedua bakteri tersebut menguraikan laktosa susu menjadi asam laktat dengan berbagai komponen aroma dan cita rasa. Lactobacilus bulgaricus berperan dalam pembentukan aroma,sedangkan Streptococcus thermophilus berperan dalam pembentukan cita rasa khasyoghurt. Yoghurt dapat dibuat dari susu segar atau produk susu dengan atau tanpa penambahan susu bubuk atau susu skim bubuk. Sumber susu segar dapat berasal darisusu sapi, kerbau, kambing, unta, dan susu kedelai. Cita rasa khas yoghurt ditentukan dari terbentuknya asam laktat, asetal dehid, asam asetat dan asetil. Keberadaan ke dua bakteri tersebut sangat penting. Bakteri Streptococcus thermopilus membatu menciptakan kondisi lingkungan yang lebih baik bagi bakteri Lactobacillus bulgaricus untuk menghasilkan enzimnya. Sementara itu bakteri Lactobacillus bulgaricus menghasilkan asetaldehid sehingga cita rasa yang khas pada yoghurt dapat tercapai. Kultur ini dapat menghasilkan enzim yang mejadikan susu memiliki tingkat keasaman yang rendah. Kerja dari kultur tersebut saling melengkapi antara bakteri Lactobacillus bulgaricus dengan Streptococcus thermopilus. Kultur di tambahkan setelah susu dipanaskan pada suhu 90oC selama 15-30 menit dan kemudian di dinginkan hingga suhu 43OC. Fermentasi dimulai ketika aktifitas dari bakteri Streptococcus thermopilus merubah laktosa (gula susu) menjadi asam laktat dan menurunkan keasaman susu hingga 5-5,5. Pada saat itu juga kecenderungan untuk terjadinya reaksi-reaksi kimia yang dapat merugikan pada produk akhir mulai dihambat. Bakteri Lactobacillus bulgaricus mulai beraktifitas mensekresikan enzimnya untuk menurunkan keasaman hingga 3,8-4,4 dan menciptakan cita rasa khas yoghurt setelah keasaman mencapai 5-5,5. Perbadingan yang baik antara ke dua bakteri ini sehingga menghasilkan yoghurt yang baik adalah 1:1. Dapat dibayangkan apabila pembuatan yoghurt hanya menggunakan satu jenis bakteri saja. Apabila hanya Streptococcus thermopilus saja maka keasaman dan cita rasa yang dihasilkan tidak maksimal karena tidak dihasilkan asetal dehid serta keasaman yang dihasilkan sekitar 55,5. Begitu juga apabila hanya menggunakan Lactobacillus bulgaricus saja akibatnya enzim yang dihasilkannya untuk membentuk asetal dehid akan terganggu karena kondisi lingkungan yang terbentuk kurang baik. Oleh karena itu hubungan simbiotik antara kedua bakteri ini sangat penting agar dihasilkan yoghurt dengan kualitas yang baik.
Daftar Pustaka :
http://archive.kaskus.co.id/thread/13665275/0/bakteri-probiotik-bakteri-starter-fishshrimp-foraquascape-pond-farm http://ariedpirates.blogspot.com/2012/11/laporan-praktikum-mikrobiologi_7.html http://ahmadhusnilubis.blogspot.com/2011/10/pembuatan-nata-de-coco_23.html