a. Pers Persia iapa pan n Kain Kain Gr Grey ey
Kain grey adalah kain mentah yang masih mengandung banyak kotoran– kotoran baik berupa kotoran alam maupun kotoran yang berasal dari luar. lua r. Kotoran alam adalah adalah kotora kotoran n yang yang timbul timbul bersam bersamaa tumbuh tumbuhny nyaa serat serat sepert sepertii malam, malam, lemak/lilin, pigmen dan lainnya. Kotoran luar adalah kotoran yang timbul karena proses pengerjaan dari pengolahan serat sampai menjadi kain seperti noda minya minyak, k, potong potongan an daun, daun, rantin ranting, g, debu, debu, dan kanji kanji yang yang sengaja sengaja ditamb ditambahk ahkan an sebel sebelum um pert perten enun unan an.. Lema Lemak, k, malam malam/li /lili lin n dan dan kanj kanjii bersi bersifat fat meng mengha halan langi gi penyerapan larutan (hidrofob). Kain Kain grey grey jeni jenisn sny ya berm bermac acam am-m -mac acam am terg tergan antu tung ng jeni jeniss sera seratt yang ang digunakan seperti !) Kain grey dari serat selulosa - Kain grey kapas - Kain grey rayon ") Kain grey dari serat protein - Kain grey sutera - Kain grey #ol $) Kain grey dari serat campu ran - kain grey tetoron kapas (%/&) - Kain grey tetoron rayon (%/') - Kain grey #ol kapas Kain grey kapas mengandung kotoran - kotoran baik berupa kotoran alam maupun kotoran luar selain itu terdapat pula kotoran berupa bulu–bulu serat pada permukaannya sebagai akibat dari gesekan-gesekan mekanik dan peregangan peregangan pada #aktu proses pertenunan, bulu-bulu pada permukaan kain menyeb menyebabk abkan an hasil hasil pencelu pencelupan pan #arnan #arnanya ya kurang kurang cerah cerah dan pada pada pencap pencapan an menyebabkan #arna blobor dan motif kurang tajam. Kotoran – kotoran berbentuk bulu tersebut terdapat pula pada kain grey rayon, #ol, dan kain grey campuran. erat sutera mengandung kotoran alam berupa serisin. Kotoran–kotoran alam, kotoran luar maupun bulu-bulu pada permukaan kain kain akan akan mengga menggangg nggu u proses proses penye penyempu mpurnaa rnaan n tekstil tekstil baik baik pengel pengelant antang angan, an, pencelupan, maupun pencapan sehingga sehingga perlu dihilangkan dalam proses.
ambar ".! Kain rey siap untuk proses produksi umber *okumentasi +ngineering *ept.
b. Pemb Pembak akar aran an Bu Bulu lu
emb embak akar aran an bulu bulu bertu bertuju juan an untu untuk k
meng menghi hila lang ngka kan n
bulu bulu–b –bul ulu u
yang yang
tersemb tersembul ul pada pada permuka permukaan an kain. kain. ulu–b ulu–bulu ulu pada pada kain kain timbul timbul sebaga sebagaii akibat akibat adanya gesekan-gesekan mekanik dan peregangan-peregangan pada #aktu proses pertenunan. ulu–bulu yang timbul pada permukaan kain mengurangi kualitas kain dan mengurangi kualitas hasil proses merserisasi, pencelupan, dan pencapan. ada proses merserisasi bulu yang menonjol pada permukaan kain lebih banyak menyerap larutan dan menutup permukaan kain sehingga menurunkan efek efek mers merser eris isas asii dan dan mengu engura rang ngii kila kilau u kain kain hasi hasill mers merser eris isas asi. i. Kura Kurang ng sempurnanya efek merserisasi, menyebabkan ketidak rataan hasil pencelupan. ada proses pencapan bulu-bulu tertekan oleh screen dan roboh/tertidur keluar dari garis motif, bulu yang tidur dan terkena pasta dapat menyerap pasta cap kemudian memindahkan pasta cap tersebut keluar garis batas motif sehingga hasil pencapan #arna kurang tajam. encuc encucian ian setelah setelah pencap pencapan an akan akan menyeba menyebabka bkan n bulu bulu yang yang terteka tertekan n dan menutup motif berdiri akibatnya #arna tidak rata. %idak semua kain dibakar bulunya. %erdapat kain yang tidak boleh dibakar bulunya yaitu
-
Kain handuk
-
Kain karpet
-
Kain flanel, dsb.
%etapi untuk kain-kain berikut harus dilakukan proses pembakaran bulu yaitu -
Kain untuk lapis (oering) Kain anyaman keeper, tenunan #afel, dan Kain-kain yang berusuk
garisgaris ke dalam. -
Kain-kain yang akan di merser, dicelup, dan dicap.
-
Kain–kain murahan untuk meningkatkan kualitasnya.
rinsip pembakaran bulu adalah mele#atkan kain di atas nyala api, plat logam, dan silinder panas dengan kecepatan tertentu sesuai dengan tebal tipisnya kain. en enanga angan nan
yang ang
kuran urang g
tep tepat
dala dalam m
prose rosess
pemb embakar akaran an
bulu bulu
menyebabkan hal–hal berikut !. Kain gosong, gosong, disebabkan disebabkan karena api atau plat logam terlalu panas. kain gosong menyebakan pegangan kaku, dan gosong pada kain akan sulit diperbaiki. ". Kain terbakar, disebabkan karena kain putus, kain kendor, dan kecepatan jalannya kain lambat $. Kain melipat, disebabkan karena tegangan kain yang rendah, sambungan melipat. lipatan kain akan menyebabkan bulu pada lipatan tersebut tidak terbakar dan memben membentuk tuk garis garis sesuai sesuai lipatan lipatan.. garis garis lipatan lipatan akan akan terlihat terlihat setelah setelah kain kain dicelup. . Kain hitam, karena api ber#arna merah yang disebabkan percampuran udara dan gas kurang tepat. 0. osong setempat, karena kain kotor kotor mengandung oli. embakaran bulu dapat terjadi penurunan kekuatan kain karena adanya 1at anti anti septik septik seperti seperti trusi/ trusi/cup cupri ri sulfat sulfat (&u2 (&u2), ), seng seng khlori khlorida da (3n&l" (3n&l")) yang yang ditambahkan pada proses penganjian benang. anas yang timbul saat pembakaran akan menguraikan 1at anti septik menjadi asam (4"2") dan 4&l yang dapat menurunkan kekuatan serat selulosa. 5esin pembakar bulu dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu -
5esin pembakar bulu pelat dan silinder
-
5esin bakar bulu gas
0.!.!. 5esin embakar ulu elat dan ilinder !. 5esin pembakar bulu plat 5esin pembakar bulu plat terdiri dari satu atau dua plat tembaga berbentuk lengkung. emanas plat dipakai batu bara atau campuran antara udara dan gas. Kain dile#atkan dengan menggesekan pada plat logam panas membara dengan kecepatan !"0–"06 meter/menit sehingga bulu akan terbakar. Kebaikan sistem ini hasil pembakaran lebih mengkilat, akan tetapi ada beberapa kekurangannya yaitu - Kurang sempurna hasil pembakaran pada kain yang memiliki ribs baik lusi atau pakan dengan alur agak dalam - 5emerlukan #aktu yang lama untuk membakar dua permukaan karena harus mengulangi dari a#al dengan cara membalikan kain
". 5esin pembakar bulu silinder 5esin bakar bulu silinder merupakan pengembangan dari mesin pembakar bulu plat, silinder terbuat dari tembaga, dipanasi dari dalam menggunakan bahan bakar gas, batu bara, minyak, listrik. Kain dile#atkan pada silinder berputar rotasi dengan dua permukaan, seperti pada pembakar bulu plat, pembakar bulu silinder juga menghasilkan kain yang mengkilap.
0.!.". 5esin embakar ulu as *ibandingkan dengan mesin-mesin pembakar bulu yang lain, mesin pembakar bulu gas lebih sempurna hasilnya. emua jenis kain dapat dibakar sempurna dan tidak tergantung dari bentuk anyaman/tenunan kain. 5esin pembakar bulu gas termasuk pembakar bulu langsung karena kain langsung dile#atkan pada nyala api yang ber#arna biru kehijauan. 7yala api
langsung ini didapatkan dari pencampuran gas dan udara dengan perbandingan tertentu yang pencampurannya dilakukan dengan blo#er. as yang digunakan bisa diperoleh dari -
L
-
5inyak solar yang dipanaskan
-
5inyak tanah yang dipanaskan
-
ensin yang dipanaskan
-
as alam seperti propan
Kain yang akan dibakar harus dalam posisi tegang, pengaturan tegangan kain dilakukan dengan memutar kedudukan rol penegang sampai didapatkan tegangan kain yang sesuai. %egangan kain yang rendah (kendor) menyebabkan kain terbakar, timbulnya bulu pada proses penyikatan kurang sempurna, dan kain dapat melipat kearah lusi. 'ol pengering (cylinder dryer ) terletak pada bagian depan mesin, rol dialiri uap panas, dan rol dilalui kain sehingga permukaan kain kekeringannya sama. Kondisi kain yang kering memudahkan timbulnya bulu pada proses penyikatan, dengan demikian bulu dapat terbakar sempurna dan hasilnya lebih rata. ada kain yang sudah kering, pengeringan pada rol tidak perlu dilakukan untuk mengurangi biaya proses. Kain sebelum masuk ruang pembakar dile#atkan pada rol–rol penyikat. 'ol–rol penyikat berfungsi untuk menimbulkan bulu pada permukaan kain. elain itu dalam proses penyikatan juga terjadi proses penghilangan debu, potongan potongan serat / benang. 'ol–rol penyikat ini terdapat dalam ruangan tertutup yang dihubungkan dengan kipas penghisap (lo#er), rol–rol penyikat berputar dengan kecepatan tinggi dan arah putarannya berla#anan dengan jalannya kain. Kedudukan rol–rol sikat dapat diatur mendekat atau menjauh dari kain tergantung pada tujuan yang diharapkan. Kotoran - kotoran yang berupa potongan serat/benang akan terhisap oleh kipas dan masuk ke kotak debu yang terdapat di luar ruangan. .
'uang pembakar bulu
ada ruang pembakar terdapat tungku (urner) dan 'ol pendingin (&ooling rol). urner dialiri gas dan udara, api yang dihasilkan dari burner tersebut akan membakar kain.
'ol pendingin berfungsi sebagai landasan kain saat kain dibakar, api yang terus menerus membakar kain mengenai rol pendingin sehingga makin lama. menyebabkan rol pendingin panas, untuk itu rol pendingin dialiri air dingin untuk mengurangi panas pada rol pendingin. %e8t o8 9danya pembakaran dalam ruang pembakar menimbulkan suhu ruang tinggi, untuk menguranginya ruang pembakar dilengkapi dengan penghisap (e8hause fan).
0.
engatur kecepatan
engatur kecepatan kain berfungsi untuk mengatur jalannya kain pada proses pembakaran bulu. engaturan kecepatan mesin pembakar bulu bergantung pada tebal tipisnya kain yang dibakar. engaturan kecepatan dilakukan dengan memutar handle pengatur kearah kanan. :.
engatur percampuran gas dan udara
;ntuk memperoleh api yang ber#arna biru kehijauan dilakukan dengan cara mencampur aliran gas dan udara. ercampuran antara gas dan udara tersebut dilakukan dengan mengatur kedudukan handle. perbandingan campu ran harus seimbang.
<. ak pemadam api Kain yang dibakar mele#ati bak yang berisi air sehingga api yang terba#a akan mati. elain berisi air bak juga mengandung larutan penghilang kanji seperti en1im sehingga proses pembakaran bulu simultan dengan penghilangan kanji. istem ini banyak dilakukan pada industri tekstil. (lihat gambar - !6)
0.!.".! engoperasian 5esin ;ntuk mengoperasikan mesin pembakar bulu ada beberapa langkah yang dilakukan yaitu
!.
ersiapan kain
%umpukan kain pada palet yang telah disambung ditempatkan di bagian depan mesin kemudian dipasang pada mesin mele#ati rol–rol pengantar, rol penegang, rol pengering, rol penyikat, ruang pembakar, bak air, dan playtor
".
ersiapan mesin
5esin yang akan digunakan harus dalam siap operasi. hal hal yang dilakukan dalam persiapan meliputi kesiapan gas, kebersihan mesin, mengatur aliran air pada rol pendingin, aliran udara, bak air, dan panel– panel listrik. $. 5enjalankan mesin 5enjalankan mesin meliputi tahap penyalaan api dan mengatur kecepatan mesin. %e8t o8 9liran gas dan udara dibuka burner dinyalakan, kemudian mesin dijalankan dengan cara memutar tombol pengatur kecepatan (speed). setelah mencapai kecepatan "6–6 meter/menit api didekatkan pada kain dan selanjutnya kecepatan diatur sesuai dengan kain yang dibakar. 0.!."." engendalian roses ulu pada permukaan kain harus terbakar sempurna pada seluruh kain yang dibakar, untuk mencapai hal tersebut perlu dilakukan pengendalian proses dengan cara mengontrol pada seluruh bagian dan tahapan proses.
'2+ +74=L9797 K97>= 5K %+K%=L %+?59&2 enghilangan Kanji ebelum ditenun benang lusi dikanji untuk menambah kekuatan dan daya gesek yang tinggi. enang lusi yang tidak dikanji kekuatannya rendah, mudah putus sehingga mengurangi mutu kain dan efisiensi produksi. Kanji bersifat menghalangi penyerapan (4idro fob) larutan baik dalam proses pemasakan, pengelantangan, pencelupan, pencapan, dan penyempurnaan khusus sehingga hasil proses tersebut kurang sempurna. ada proses pencelupan dan pencapan 1at #arna tidak bisa masuk kedalam serat sehingga #arna luntur dan tidak rata. enganjian benang lusi biasanya menggunakan kanji alam maupun kanji sintetik tergantung dari jenis seratnya. Kanji alam antara lain -
ati (tapioka), jagung (mei1ena), kentang (farina), gandum (terigu),
-
Kanji protein seperti glue, gelatin, dan kasein
-
5acam – macam gom.
-
5odifikasi kanji , dekstrin.
Kanji sintetik antara lain
-
@9 (olienil 9lkohol), 9krilik, dan lain-lain *eriat selulosa seperti tylose
(&5&), 4idrksil etil selulosa, dan
metil selullosa. -
*eriat kanji seperti starch ester, starch eter.
*i =ndonesia untuk mengaji benang kapas digunakan kanji tapioka sedang di 9merika banyak dipakai jenis kanji jagung. enganjian benang rayon iskosa biasanya dengan modifikasi kanji (dekstrin). enang–benang sintetik biasanya dikanji dengan @9, campuran @9 dan gom, dan sebagainya.
rinsip penghilangan kanji 9gar kanji larut dalam air kanji harus dihidrolisa atau dioksidasi menjadi senya#a yang lebih sederhana sehingga rantai molekulnya lebih pendek dan mudah larut dalam air. ;ntuk menghilangkan kanji dikenal beberapa cara !.
erendaman
".
9sam +ncer
$.
9lkali +ncer
.
+n1ym
0. 2ksidator 0.".!. enghilangan Kanji dengan &ara erendaman &ara perendaman paling mudah dilakukan, kain direndam dalam air panas $0o& - 6o& selama " jam, selanjutnya dicuci dengan air panas kemudian dengan air dingin. enghilangan kanji dengan perendaman ini dapat dilakukan untuk >enis kanji yang mudah larut dalam air seperti gom, dekstrin, &5&, @9 dan lain-lain. &ara perendaman ini tidak banyak dipakai lagi karena reaksinya berjalan lambat dan hasilnya kurang sempurna. erendaman yang terlalu lama menyebabkan timbulnya asam yang dapat menghidrolisa serat. eberapa hal yang harus diperhatikan dalam penghilangan kanji dengan perendaman -
aat perendaman #aktu harus tepat, jika terlalu lama dapat
menurunkan kekuatan bahan yang diproses, yang diakibatkan oleh asam yang terjadi selama proses perendaman (fermentasi). -
elama proses bahan harus dalam keadaan terendam semua.
-
enataan kain pada bak proses harus dalam keadaan rata tidak boleh
ada bagian yang tersembul, karena bisa menimbulkan pembasahan yang kurang merata. &ara erendaman 0.".". enghilangan Kanji dengan 9sam +ncer 9sam dapat menghidrolisa kanji melalui de8trin menjadi glukosa yang larut dalam air, sehingga mudah dihilangkan dalam proses pencucian. >enis asam yang banyak digunakan dalam proses penghilangan kanji adalah asam sulfat (4"2) encer dan asam chlorida (4&l) encer.
ahan direndam dalam larutan asam sulfat (4"2) encer atau asam chlorida (4&l) encer pada suh A $0o& - 6o& selama " – jam, sampai terjadi glukosa larut dalam air, dicuci panas kemudian cuci dingin, pencucian harus bersih karena sisa asam yang terjadi oleh panas akan menambah kepekatan asam dalam kain sehingga dapat terjadi hidro selulosa. ;ntuk mencegahnya dapat dilakukan penetralan dalam larutan alkali. 0.".$. enghilangan Kanji dengan oda Kostik (7a24) +ncer roses penghilangan kanji dapat dilakukan pula dengan soda kostik/soda api encer tetapi memerlukan #aktu yang cukup lama, cara ini jarang dilakukan di samping makan #aktu lama juga hasilnya kurang begitu sempurna. >enis kanji yang larut dengan alkali seperti kanji protein, @9, pati. ahan direndam dalam larutan natrium hidroksida encer pada suhu kamar selama A !" jam, etelah selesai bahan dicuci panas, cuci dingin, keringkan. 0.".. enghilangan Kanji dengan +n1ima enghilangan kanji dengan en1im sekarang banyak dilakukan baik oleh industri besar maupun industri kecil. Karena ada beberapa kelebihan dalam penggunaannya yaitu -
4idrolisa kanji berjalan cepat sehingga #aktu pengerjaan lebih
pendek -
%idak terjadi kerusakan pada serat.
-
enya#a protein yang berfungsi sebagai katalisator
%erdapat $ golongan en1ima yang digunakan untuk proses penghilangan kanji yaitu -
+n1ym 5out / 5alt diastase
-
+n1ym ankreas diastase
-
+n1ym akteri diastase
*alam proses penghilangan kanji dengan en1im perlu memperhatikan faktor suhu dan p4, karena pada p4 dan suhu tersebut daya kerja en1ym akan berkurang dan hasil kurang sempurna. rinsip penghilangan kanji dengan en1im adalah merendam peras kain dalam larutan en1im selanjutnya kain diperam selama :–B jam tergantung jenis en1imnya. erendaman dapat dilakukan dengan cara kain digulung, ditutup plastik dan dimasukan dalam suatu ruang kemudian diputar (batcher), atau dapat pula dilakukan dengan cara kain ditumpuk dan ditutup plastik. 'endam peras dapat dilakukan bersamaan proses pembakaran bulu. Kain setelah dibakar dile#atkan dalam bak pemadam api yang mengandung larut en1im. roses penghilangan kanji simultan dengan proses pembakaran bulu lebih efesien, efektif, dan hasilnya lebih baik. !. +n1ym mout / malt diastase *iperoleh dari masa pertumbuhan gandum. >enis en1im ini diperdagangkan dengan nama *iastofar, 5altoferment, %e8tillomalt, %erhydna *iastase, abalit, *eglatal dan sebagainya. +n1yma 5out diastase aktifitasnya sangat dipengaruhi oleh suhu pada p4, karena suhu yang tinggi dapat mengurangi (mematikan) aktifitas en1yma. 9dapun kondisi yang optimal untuk jenis en1yma ini adalah sebagai berikut -
Konsentrasi en1ym
0 – "6 gram/l
-
uhu larutan
06 – :66&
-
p4 larutan
:,6 – <,0
". +n1yma pankreas diastase >enis en1ym ini diperoleh dari kelenjar-kelenjar ludah perut babi dengan nama dagang 7oofermasol 9s, *agomma, 9namyl, @ieral, ;ltraferment, +n1ymoline, 2yatsime dan lain-lain. uhu sangat berpengaruh sekali karena pada suhu yang terlalu tinggi atau lebih rendah dari suhu optimal dapat menurunkan aktifitas kerja en1im tersebut. edangkan kondisi optimal jenis en1yme pankreas adalah sebagai berikut -
Konsentrasi
! – $ gram/l
-
uhu larutan
066& – :66&
-
p4 larutan
:,0 – <,0
$. +n1yma dari bakteri (akteri diastase) +n1ym jenis ini diperoleh dari pertumbuhan jasad remik yang disterilkan dengan nama dagang 'apidase, iolase, *iastase, 'apid, 4idrolasa dan sebagainya. Kondisi optimum untuk jenis ini adalah sebagai berikut -
Konsentrasi
6,0 – ! gram/l
-
uhu larutan
:66& – <66&
-
p4 larutan
:–<
0.".0. enghilangan Kanji dengan 2ksidator 3at pengoksid dapat digunakan untuk menghilangkan kanji jenis tapioka, poliaksilar dan lain-lain. edangkan 1at oksidator yang sering digunakan adalah 7atrium sulfo kloramida (aktiin ) pemakaiannya!–$ g/l, penggunaan aktiin selain menghilangkan kanji juga terjadi efek pengelantangan. aram persulfat salah satu nama dagangnya adalah 'actogen. emakaian ractogen !C dengan penambahan natrium hidroksida !C, pembasah 6,0 sampai !C dan dikerjakan pada suhu B6o&, selama $6 menit. 4idrogen peroksida pemakaiannya dapat menggunakan sistem rendam peras–jigger (ad–>ig) maupun rendam peras–gulung putar (ad – batch). enggunaan 1at pengoksid dapat dilakukan pada p4 dan suhu tinggi sehingga proses penghilangan kanji ini bisa dilakukan bersama-sama dengan proses pemasakan pada mesin kier ketel, atau proses kontinyu dengan mesin parble range bersamaan dengan proses pemasakan, dan pengelantangan. 'eaksi yang terjadi adalah sebagai berikut 2ksidator A 4"2 4"2"
4"2 A 2n
4"2 A 2n
2n ( &:4!220 )n Kanji (amilun) 'antai panjang
n (&:4!220 ) Kanji (amilun) 'antai pendek
*ari gambar di ba#ah dapat diuraikan sebagai berikut -
ahan direndam dalam larutan yang terdiri dari !–"C peroksida,
natrium hidroksida
6,0–"C dan pembasah 6,!–6,0C pada suhu 66&. -
*iperas dengan pad lalu digulung (batch), putar selama ! jam.
-
%e8t o8 etelah selesai bahan dicuci panas, bilas dengan air dingin
dan diperiksa masih ada kandungan kanji pada bahan yang telah diproses. enghilangan Kanji dengan 2ksidator istem add – atch 0.".:. emeriksaan 4asil roses enghilangan Kanji ;ntuk mengetahui hasil proses penghilangan kanji, perlu dilakukan pengujian dengan menggunakan 1at pereaksi larutan K> >odium. &ara pembuatan larutan K> >odium adalah !6 gram/liter K> (>oodikal) dan !6 gram jodium dilarutkan ke dalam ! liter larutan.
'2+ +599K97 (&2;'=7) 5K %+K%=L %+?59&2 +59L97 emasakan (couring) emasakan adalah merupakan bagian dari proses persiapan pencelupan dan pencapan. *engan proses pemasakan bagian dari komponen penyusun serat berupa minyak-minyak, lemak, lilin, kotoran-kotoran yang larut dan kotorankotoran kain yang menempel pada permukaan serat dapat dihilangkan. 9pabila komponen-komponen tersebut dapat dihilangkan maka proses selanjutnya seperti pengelantangan, pencelupan, pencapan dan sebagainya dapat berhasil dengan baik. erat-serat alam seperti kapas, #ol dan sutera 5engandung komponen banyak sekali dan merupakan bagian serat yang tidak murni, komponen yang tidak murni ini perlu dihilangkan dengan proses pemasakan, sedangkan pada serat buatan, kemurnian seratnya lebih tinggi sehingga fungsi pemasakan dapat disamakan dengan pencucian biasa, untuk mengilangkan kotoran-kotoran pada kain. 0.$.! 3at-1at emasak ada dasarnya proses pemasakan serat-serat alam dilakukan dengan alkali seperti natrium hidroksida (7a24), natrium carbonat (7a"&2$) dan air kapur, campuran natrium carbonat dan sabun, amoniak dan lain-lain. edangkan pemasakan serat buatan (sintetik) dapat dilakukan dengan 1at aktif permukaan yang bersifat sebagai pencuci (detergen).
ada proses pemasakan bahan dari serat kapas terjadi hal-hal sebagai berikut -
afonifikasi minyak menjadi garam-garam larut.
-
ektin dan pektosa berubah menjadi garam-garam yang larut.
-
rotein akan pecah menjadi asam amino asam amonia.
-
5ineral-mineral dilarutkan
-
5inyak-minyak yang tidak tersafonifikasi diemulsikan oleh sabun
yang terbentuk. -
Kotoran-kotoran lain disuspensikan oleh sabun yang terbentuk.
-
3at-1at penguat yang terdapat pada serat akan terlepas.
-
Kotoran-kotoran yang disuspensikan oleh sabun yang terbentuk.
-
Kotoran-kotoran luar, sisa daun, sisa biji dapat dihilangkan secara
mekanik pada mesin-mesin tertentu dengan menggunakan alkali kuat.
0.$." %eknik emasakan *itinjau dari sistem yang digunakan, proses pemasakan dapat digolongkan menjadi " macam, yaitu pemasakan sistem tidak kontinyu (discontinue) contohnya pemasakan dengan bak, mesin >igger, mesin 4aspel, mesin &lapbau, mesin Kier Ketel dan pemasakan sistem kontinyu (continue) contohnya pemasakan dengan mesin padd roll 9rtos, 'oller ed. edangkan kalau ditinjau dari tekanan mesin yang digunakan, proses pemasakan dibagi menjadi " macam, yaitu pemasakan tanpa tekanan misalnya menggunakan bak, mesin >igger, 4aspel, &lapbau, >-o8 dan L-o8 dan pemasakan dengan tekanan, misalnya menggunakan mesin Kier Ketel, >igger %ertutup. 0.$.$ emasakan erat Kapas emasakan serat kapas dapat dilakukan dengan cara tidak kontinyu, maupun cara kontinyu, juga dapat dilakukan dengan tekanan dan tanpa tekanan, sedangkan 1at yang digunakan untuk proses pemasakan bahan kapas antara lain soda kostik (7a24), soda abu (7a"&2$) dan campuran air kapur dan soda abu.
0.$.$.! emasakan erat Kapas %anpa %ekanan emasakan serat kapas tanpa tekanan dapat dilakukan dengan bak, mesin >igger, mesin 4aspel, dan mesin >-o8.
0.$.$.!.! emasakan ahan Kapas istem %idak Kontinyu dengan 5esin 4aspel dan >igger 5esin 4aspel digunakan untuk memasak kain-kain yang tipis dan tidak boleh ditegangkan misalnya kain rajut, sedangkan mesin >igger digunakan untuk memasak kain-kain yang lebih tebal dan kuat dan prosesnya dalam keadaan tegang. ahan dikerjakan dalam larutan soda kostik ! – $C yang mengandung " ml/l pembasah pada suhu mendidih (D6 – !666&) dan jika diperlukan perlu penambahan soda kostik " g/l, selama !,0 sampai " jam tergantung jumlah bahan yang diproses, semakin banyak bahan yang diproses semakin lama #aktu yang diperlukan. %e8t o8 Keterangan gambar mesin 4aspel !. 4aspel ". 'ol engantar $. enegang Kain . ipa ;ap emanas 0. embuangan :. %utup 5esin 4aspel <. Kain %e8t o8
Kekurangan dari pemasakan menggunakan mesin ini adalah
kotoran serat yang berupa pecahan biji, ranting dan daun sulit hilang dari permukaan kain. emasakan dengan mesin jigger kain dalam posisi terbuka lebar dan ditegangkan. Kain digulung pada rol kiri dan rol kanan mele#ati rol pengantar dan rol – rol perendam, kapasitas mesin tergantung tebal tipisnya kain 66 meter – "666 meter. ahan dikerjakan dalam larutan soda kostik dan pembasah. elanjutkannya bahan digerakan atau diputar sambil suhu dinaikan sampai mendidih./!66o&. ahan dikerjakan selama B-!6 putaran tergantung panjang kainnya atau ! – " jam. emasukan 1at pemasak sebaiknya dilakukan bertahap setiap " kali putaran sebanyak !/$ resep. alah satu resep pemasakan kain drill dengan mesin jiger adalah oda kostik $Bo e
!6 cc / liter
embasah
g / liter
@lot
!0
uhu
!66o&
Eaktu
B – !6 utaran
%e8t o8
etelah selesai bahan dicuci dingin, cuci panas, dan dibilas
dengan air dingin, pembilasan dilakukan dengan air yang mengalir sambil diputar sehingga kotoran yang menempel dapat hilang dengan sempurna.
0.$.$.!." emasakan ahan Kapas istem Kontinyu ada umumnya pemasakan dengan mesin ini dilakukan untuk proses-proses kontinyu dan setelah bahan dimasak langsung dikelantang bahkan sebelum dimasak pada a#al mesin ini ada proses bakar bulu dan penghilangan kanji. ada mesin kontinyu bahan diproses dalam bentuk untaian (rope), mulamula bahan diimpregnasi dalam larutan yang mengandung C soda kostik dan " g/l soda abu serta pembasah, kemudian bahan disimpan dalam ruang penguapan pada suhu D6 – !666& selama :6 menit, selanjutnya bahan dicuci s ecara kontinyu dan berikutnya bahan dilakukan proses pengelantangan kontinyu seperti pada proses pemasakan. etelah selesai bahan dicuci dingin, cuci panas dan dikeringkan pada rol pengering. (lihat gambar - !0) emasakan bahan kapas sistem kontinyu dapat dilakukan pada mesin erble 'ange, >-o8, L-o8, 9rtos.
0.$.$." emasakan ahan Kapas dengan %ekanan emasakan bahan kapas dengan tekanan dapat dilakukan dengan mesin Kier Ketel (disk continue) dan mesin @aporloc (continue). 0.$.$.".! emasakan ahan Kapas dengan 5esin Kier Ketel Kier Ketel adalah suatu tabung silinder terbuat dari baja atau besi tahan karat, bentuknya ada yang tegak (ertikal) dan ada yang mendatar (horisontal), kapasitas dari Kier Ketel ini berariasi dari ton sampai 0 ton bahan. emasakan
dengan Kier Ketel terutama dilakukan untuk kain dan juga hasilnya baik sekali, karena disamping daya serapnya tinggi, dengan adanya tekanan maka kulit biji, batang dan lain-lain yang sulit lepas dengan pemasakan tanpa tekanan, dengan proses ini semuanya akan bisa lepas. ahan dimasak dalam larutan soda kostik ! – 0C dan 6," – 6,0C 1at pembasah yang bersifat sebagai pencuci selama : sampai !6 jam dengan tekanan ! – $ 9tmosfir, setelah selesai bahan dicuci dengan air panas dan dingin. *i samping pemasakan dengan soda kostik, Kier Ketel ini juga bisa digunakan pemasakan dengan campuran air kapur dan soda abu hanya prosesnya berjalan " tahap sehingga hasilnya lebih baik dan kemungkinan kerusakan serat sangat kecil tetapi memerlukan #aktu yang lebih lama. 5ula-mula bahan dikerjakan dalam larutan kapur (&a(24)") pada Kier Ketel dalam keadaan terbuka, sampai air kapur merata keseluruh permukaan bahan, selanjutnya Kier Ketel ditutup dan dipanaskan pada suhu mendidih dengan tekanan " 9tmosfir, selama beberapa jam, setelah selesai bahan dicuci dan dinetralkan dengan larutan asam sulfat/asam khlorida encer dan dicuci bersih. Kemudian bahan dilakukan proses pemasakan tahap kedua dengan larutan soda abu !–$C selama $ – B jam pada suhu mendidih dengan tekanan ! – $ 9tmosfir, setelah selesai dilanjutkan cuci panas dan cuci dingin. 0.$.$."." emasakan ahan Kapas dengan 5esin @aporloc emasakan dengan mesin @aporloc ini adalah pemasakan sistem kontinyu dengan tekanan. %e8t o8
ahan diimpregnasi dengan larutan soda kostik 0 – DC
pembasah 6,"C pada suhu <66&, selanjutnya bahan disimpan dalam ruangan @aporloc pada suhu !$6 – !66& dengan tekanan " 9tmosfir selama 6 – !"6 menit, setelah selesai bahan dicuci dengan air panas dan air dingin pada mesin pencuci secara kontinyu. 0.$. emasakan erat rotein 0.$..! emasakan erat Eol Kotoran-kotoran yang terdapat pada serat #ol dapat dibedakan antara lain -
Kotoran luar yang berbentuk rumput-rumputan yang kering, biji-bijian,
kotoran lain yang bersifat selulosa, tanah kering, debu dan kotoran lainnya. Kotoran luar ini tidak dapat dihilangkan dengan cara mekanik, untuk menghilangkannya perlu proses kimia yang disebut proses karbonisasi, yaitu
proses pengarangan (pengkarbonan) kotoran luar dengan asam kuat, misalnya asam chlorida dan asam sulfat. -
Kotoran alam yang berupa lemak-lemak yang timbul bersamaan
tumbuhnya rambut #ol. Eol dengan cepat akan dirusak oleh alkali kuat dan sangat sensitif terhadap suhu. roses pemasakan #ol dilakukan dengan menggunakan 1at-1at pemasak yang bersifat alkalis lemah misalnya soda abu, amoniak, atau amonium karbonat dengan suhu pengerjaan 6 – 06&. 3at pemasak biasanya terdiri dari " – C sabun dan "C soda abu yang dihitung dari berat bahan. ada pemasakan #ol, adanya tekanan-tekanan mekanik terhadap #ol dalam keadaan basah harus dihindarkan, karena proses tersebut dapat menimbulkan penggumpalan #ol (felting property). emasakan #ol dilakukan secara tertahap, yaitu pada seratnya, pada sliernya, dan pada kainnya. erat #ol sebelum dipintal harus dimasak dulu karena kadar lemak dan malam yang terdapat pada serat #ol besar sekali, sehingga sulit untuk dipintal. 0.$.." emasakan erat utera utera grey/mentah pegangannya kasar dan #arnanya suram karena serat sutera mengandung gun serisin "" – $6C. roses pemasakan sutera bertujuan untuk menghilangkan serisin, sehingga pegangan menjadi lembut dan kilapnya tinggi, seperti #ol, sutera adalah serat protein sehingga mudah dirusak oleh alkali kuat seperti soda kostik. roses pemasakan serat sutera dikenal dengan istilah degumming dan dilakukan menggunakan alkali lemah, misalnya larutan sabun yang kadang-kadang ditambah sedikit soda abu, pada suhu D06& selama ! – " jam. Kemudian dilanjutkan dengan pencucian dengan air panas dan pembilasan dengan air dingin. roses degumming sutera dapat menghilangkan serisin "6 – "0C, ketidakrataan hasil proses degumming dapat menyebabkan hasil pencelupan tidak rata. 0.$.0 emasakan erat 'ayon dan erat intetik erat rayon dan serat sintetik merupakan serat yang mudah bersih, sehinga pemasakannya cukup memakai detergen atau alkali lemah. emasakan dilakukan dalam larutan soda abu ! – " g/l dan detergen ! – " ml/l pada suhu <66& selama ! jam, selanjutnya dibilas dengan air dingin. ;ntuk bahan dari serat poliakrilat pemasakannya menggunakan larutan detergen !C pada suhu B66& selama ! jam,
sedangkan untuk serat asetat rayon menggunakan larutan detergen ! – !,0 ml/l dan amonia !,0 ml/l suhu F <66& selama $6 menit. emakaian alkali lain sebaiknya dihindarkan karena dapat terjadi hidrolisa dari seratnya sehingga menimbulkan kerusakan. 0.$.: emasakan erat &uran ;ntuk mendapatkan mutu bahan tekstil yang optimal, pada saat sekarang banyak kita jumpai bahan/kain yang dibuat dari dua jenis serat atau lebih, misalnya benang lusi dan pakan berbeda jenis seratnya atau lusi dan pakannya dibuat dari campuran serat yang berbeda jenis. emasakan pada kain yang terdiri dari dua jenis serat atau lebih, harus dikerjakan dalam kondisi sedemikian rupa, sehingga hasil pemasakannya lebih baik dan tidak terjadi kerusakan pada serat-serat tersebut. Kain yang benang lusinya terdiri dari serat kapas dan pakannya terdiri dari rayon iskosa harus dimasak dengan kondisi sedemikian, sehingga hasil pemasakan untuk kapasnya baik dan tidak terjadi kerusakan yang berlebih pada rayon iskosanya. emasakan pada kain semacam ini dilakukan dengan mengurangi pemakaian soda kostik, menurunkan suhu dan memperpendek pemasakan serta menambahkan 1at pembantu yang dapat mempercepat/memperbaiki hasil pemasakan, misalnya 1at pembasah yang bersifat dispersi. emasakan pada kain yang dibuat dari campuran serat (blended) misalnya poliester kapas (%&) atau poliester rayon (%') harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga hasil pemasakan serat kapas/rayonnya baik dan tidak terjadi kerusakan yang berlebih pada serat poliesternya. emasakan pada jenis kain ini dilakukan dengan mengurangi kadar soda kostik, karena serat poliester akan rusak oleh soda kostik, juga dengan penurunan suhu pengerjaan serta memperpendek #aktu pemasakan dan penggunaan 1at-1at yang dapat memperbaiki hasil pemasakan. 0.$.< emeriksaan Larutan emasakan emeriksaan larutan pemasakan hanya dilakukan untuk proses pemasakan menggunakan mesin sistem kontinyu misalnya mesin >-o8/L-o8 atau @aporloc, karena untuk proses tidak kontinyu antara jumlah bahan dengan jumlah larutan sudah sekaligus dalam mesin semuanya, sedangkan untuk proses kontinyu jumlah mesin dan larutan yang diperlukan diberikan secara bertahap sesuai
dengan kecepatan mesin, sehingga kadar larutan dalam saturator bisa berubahubah dan perlu dilakukan proses pemeriksaan agar kadar larutan selalu konstan. engecekan kadar larutan pemasakan dilakukan dengan cara titrasi sebagai berikut
0.$.<.! 3at yang *igunakan 3at yang digunakan adalah larutan pada saturator scouring, larutan 4&l 6,! 7 dan indicator . 0.$.<." &ara %itrasi ertama mengambil !6 ml larutan saturator scouring dengan pipet ukur dan masukan ke dalam erlenmeyer, kemudian ke dalamnya tambahkan $ tetes indikator sampai larutan menjadi merah muda, titrasi larutan tersebut dengan 4&l 6,! 7 menggunakan buret sedikit demi sedikit sambil erlenmeyer dikocokkocok sampai larutan berubah #arna menjadi jernih dan catat olume 4&l 6,! 7 yang digunakan untuk titrasi. ;ntuk memudahkan dalam perhitungan kadar larutan dapat dilihat dengan tabel - ". engecekan kadar larutan dilakukan secara rutin setiap $6 menit sekali agar kadarnya sesuai dengan ketentuan, jika dari hasil titrasi kadarnya lebih tinggi dari ketentuan maka feeding kertas ke saturator dikurangi demikian juga sebaliknya. 0.$.B emeriksaan 4asil emasakan emeriksaan hasil pemasakan dilakukan dengan melihat daya serap bahan hasil pemasakan dengan cara meneteskan air suling di atas bahan hasil pemasakan dalam keadaan kering dengan menghitung #aktu serapnya, jika #aktu yang diperlukan F 0 detik maka hasil pemasakan dikatakan baik, dan jika lebih dari #aktu tersebut maka pemasakan kurang baik.
'2+
+7+L97%9797
(L+9&4=7)
5K
%+K%=L
%+?59&2 +59L97
+7+L97%9797 engelantangan dikerjakan terhadap bahan tekstil bertujuan menghilangkan #arna alami yang disebabkan oleh adanya pigmen-pigmen alam atau 1at-1at lain, sehingga diperoleh bahan yang putih. igmen-pigmen alam pada bahan tekstil
umumnya terdapat pada bahan dari serat-serat alam baik serat tumbuhtumbuhan maupun serat binatang yang tertentu selama masa pertumbuhan. edangkan bahan tekstil dari serat sintetik tidak perlu dikelantang, karena pada
proses
pembuatan
seratnya
sudah
mengalami
pemurnian
dan
pengelantangan, tetapi untuk bahan tekstil yang terbuat dari campuran serat sintetik dan serat alam diperlukan proses pengelantangan terutama prosesnya ditujukan terhadap serat alamnya. ;ntuk menghilangkan pigmen-pigmen alam tersebut hanya dapat dilakukan dalam proses pengelantangan dengan menggunakan 1at pengelantang yang bersifat oksidator atau yang bersifat reduktor. engelantangan dapat dilakukan sampai memperoleh bahan yang putih sekali, misalnya untuk bahan-bahan yang akan dijual sebagai benang putih atau kain putih, tetapi dapat pula dilakukan hanya sampai setengah putih khususnya untuk bahan-bahan yang akan dicelup atau berdasa rkan penggunaan akhirnya. <.!. 3at engelantang *alam pertekstilan dikenal dua jenis 1at pengelantang yaitu 1at pengelantang yang bersifat oksidator dan yang bersifat reduktor. 3at pengelantang yang bersifat oksidator pada umumnya digunakan untuk pengelantangan seratserat selulosa dan beberapa di antaranya dapat pula dipakai untuk serat-serat binatang dan seat-serat sintetis. edangkan 1at pengelantang yang bersifat reduktor hanya dapat digunakan untuk pengelantangan serat-serat binatang. <.!.! 3at engelantang yang ersifat 2ksidator 3at pengelantang yang bersifat oksidator ada dua golongan, yaitu yang mengandung khlor dan yang tidak mengandung khlor. 3at pengelantang oksidator yang mengandung khlor, di antaranya -
Kaporit (&a2&l")
-
7atrium hipokhlorit (7a2&l)
-
7atrium khlorit (7a2&l2")
3at pengelantang oksidator yang tidak mengandung khlor, di antaranya -
4idrogen peroksida (4"2")
-
7atrium peroksida (7a"2") 7atrium perborat (7a2$)
-
Kalium bikhromat (K"&r"2<)
-
Kalium permanganat (K5n2")
3at engelantang yang bersifat reduktor, antara lain -
ulfur dioksida (2")
-
7atrium sulfit (7a"2$)
-
7atrium bisulfit (7a42$)
-
7atrium hidrosulfit (7a""2)
<." ifat-sifat 3at engelantang 2ksidator !. Kaporit Kaporit merupakan garam rangkap dari &a&l" dan &a(2&l)", sehingga mempunyai rumus &a2&l". emula kaporit dalam air terurai menjadi garam asalnya, kemudian terhidrolisa menghasilkan asam hipokhlorit yang tidak stabil dan mudah terurai menjadi asam khlorida dan oksigen. 'eaksi kimia di atas sangat penting artinya dalam pengelantangan dengan kaporit. Gaktor-faktor yang mempengaruhi penguraian garam hipokhlorit !) engaruh p4 -
p4 H !6, hipokhlorit berada seagai kalsium hipokhorit I&a(2&l)"J. 0 F p4 F B,0, larutan lebih banyak mengandung asam hipokhlorit
(42&l) bebas. -
p4 F 0, pembebasan gas khlor (&l") mulai mengambil bagian.
-
p4 F $, seluruh asam hipokhorit terurai menjadi &l".
") engaruh karbondioksida &2" dari udara mempengaruhi penguraian garam kalsium hipokhlorit dalam pengelantangan dengan kaporit karena akan terbentuk garam kalsium karbonat, menurut reaksi kimia berikut $) engaruh logam dan oksidanya Logam - logam tertentu seperti besi (Ge), tembaga (&u), nikel (7"), dan kobalt (&o) dalam larutan dingin membentuk oksida atau hidroksidanya dan membebaskan 2". ". 7atrium hipokhlorit aram natrium hipokhlorit terurai oleh asam kuat menjadi asam hipokhlorit atau menghasilkan gas khlor tergantung dari banyaknya asam yang ekuialen. 9sam lemah juga dapat menguraikan garam hipokhlorit menjadi asam hipokhlorit
tetapi asam hipokhlorit yang terbentuk tidak dapat terurai menjadi gas khlor oleh adanya kelebihan asam lemah. ifat penting yang sangat berarti dalam pengelantangan adalah dengan mudahnya garam natrium hipokhlorit terhidrolisa oleh air menghasilkan asam hipokhlorit yang salanjutnya terurai menghasilkan oksigen.
Gaktor-faktor yang mempengaruhi penguraian garam natrium hipokhlorit !) engaruh p4 - p4 H !6, hipokhlorit berada sebagai natrium hipokhlorit - 0 F p4 F B,0, larutan lebih banyak mengandung asam hipokhlorit (42&l) bebas. - p4 F 0, pembebasan gas khlor (&l") mulai ambil bagian. - p4 F $, seluruh asam hipokhlorit terurai menjadi gas &l". ada suasana alkali (p4 H <), asam hipokhlorit yang terbentuk dapat dinetralkan oleh alkali menjadi garam natrium hipokhlorit ") engaruh logam dan oksidanya eperti halnya pada pengelantangan dengan kaporit, maka logam-logam dan oksidanya seperti besi, tembaga, nikel dan kobalt bersifat sebagai katalisator yang mempercepat reaksi penguraian garam natrium hipokhlorit membentuk oksida atau hidroksidanya dan membebaskan oksigen.
$. 7atrium khlorit 7atrium khlorit dikenal diperdagangkan dengan nama %e8tone. ebagai 1at oksidtor dalam suasana netral natrium khlorit bereaksi lambat, tetapi dalam kondisi asam reaksinya makin cepat.
engaruh p4 dalam pengelantangan dengan natrium khlorit adalah bah#a pada keadaan netral (p4<) penguraiannya sangat lambat, maka untuk mengaktifkan penguraian 7a&l2" dilakukan pada kondisi sedikit alkali (p4 B-D) dengan penambahan natrium hipokhlorit seperti reaksi berikut ini. . eroksida 9da beberapa macam 1at pengelantang jenis peroksida yaitu hidrogen peroksida (4"2"), natrium peroksida (7a"2") dan barium peroksida (a2"). ada umumnya 1at pengelantang peroksida yang sering digunakan di industri
tekstil adalah hidrogen peroksida yang diperdagangkan juga dikenal perhidrol. *alam perdagangan hidrogen peroksida berupa larutan yang kepekatannya berkisar $0 – 06C (!$6 – "66 olume) dan distabilkan dengan asam. ifat
hidrogen
peroksida
mudah
larut
dalam air
pada
berbagai
perbandingan, jika dipanaskan mudah terurai melepaskan gas oksigen sehingga sangat efektif digunakan untuk pengelantangan. Gaktor-faktor yang mempengaruhi penguraian 4"2" !) engaruh p4 *alam suasana asam (p4 F <) 4"2" stabil, sedangkan dalam suasana basa / alkali (p4 H <) 4"2" mudah terurai melepaskan oksigen. 5akin besar p4, penguraiannya makin cepat, ")
engaruh suhu
uhu juga
mempengaruhi
penguraian
4"2".
pada
suhu rendah,
pembebasan oksigen sangat kecil, makin tinggi suhu penguraiannya makin cepat. enguraian 4"2" yang efektif untuk pengelantangan terjadi pada suhu B - B0&. ada suhu di atas B0& penguraiannya sangat cepat sekali. $)
engaruh stabilisator
enguraian 4"2" dapat diperlambat dengan penambahan 1at stabilisator meskipun pengelantangannya dilakukan pada p4 dan suhu yang tinggi. 9da beberapa macam 1at stabilisator yang dapat digunakan dalam pengelantangan dengan hidrogen peroksida di antaranya seperti 7atrium ilikat (7a"i2$), 5agnesium 2ksida (7g2) atau 5agnesium 4idroksida (5g(24)$), 5agnesium ilikat, 7atrium 5etafosfat, 7atrium – %rifosfat dan lain-lain. >enis 1at stabilisator yang banyak digunakan dalam pengelantangan adalah 7atrium ilikat. ) engaruh logam atau oksida logam eperti halnya pada garam-garam hipokhrolit, beberapa logam atau oksida loga tertentu dapat mempercepat penguraian hidrogen peroksida membebaskan oksigen seperti reaksi berikut
%e8t o8
'eaksi tersebut berjalan terus menerus.
0. 7atrium perborat *alam air natrium perborat (7a2$) terurai menurut reaksi berikut %e8t o8
*ari reaksi penguraian terbentuk soda kostik (7a24) yang menjadikan larutannya bersifat alkalis sehingga penguraiannya berjalan perlahan-lahan. 3at oksidator ini harganya mahal, sehingga jarang dipakai untuk pengelantangan, tetapi sering digunakan untuk proses oksidasi 1at #arna bejana. :. Kalium bikhromat 3at oksidator jenis kalium bikhromat (K"&r"2<) tidak dipakai dalam pengelantangan, tetapi dapat digunakan untuk oksidasi 1at #arna bejana dan 1at #arna belerang. %e8t o8 *alam suasana asam, yaitu dengan asam sulfat (4"2), 1at oksidator ini dapat melepaskan oksigen menurut reaksi berikut
edangkan dengan asam khlorida (4&l), oksidator ini tidak melepaskan oksigen tetapi melepaskan gas Khlor seperti reaksi berikut %e8t o8
<.
Kalium permanganat
3at oksidator ini juga tidak dipakai untuk pengelantangan karena reaksinya baik dalam suasana netral maupun asam, dapat menimbulkan endapan yang ber#arna kecoklatan. %e8t o8 'eaksi dalam suasana asam
%erhadap serat #ol, K5n2 dapat pula mengoksidasi gugusan amina dalam #ol sehingga menimbulkan bintik-bintik yang permanen pada serat.
B.
ulfur dioksida (2")
as ini terbentuk dari hasil pembakaran belerang %e8t o8
ulfur dioksida dalam air dapat menghasilkan hidrogen yang bersifat sebagai reduktor sehingga dapat digunakan untuk mengelantang bahan tekstil. %e8t o8
Karena sulfur dioksida ini berupa gas dan mempunyai daya reduksi yang cukup kuat, maka sebagian terabsorbsi oleh bahan dan agak sukar dihilangkan, lama kelamaan jika teroksidasi oleh udara yang lembab dapat menimbulkan efek kekuningan. D. 7atrium sulfit (7a"2$) 3at ini berbentuk kristal tak ber#arna dan mengandung tujuh air kristal. ifat natrium sulfit dalam larutan asam akan terurai menghasilkan sulfur dioksida menurut reaksi berikut ini %e8t o8
%erbentuknya gas sulfur dioksida yang bersift reduktor, maka 1at ini dapat dipakai sebagai 1at pengelantang. !6. 7atrium bisulfit (7a42$) ifat natrium bisulfit dalam air akan menghasilkan asam sulfit yang kurang stabil sehingga mudah terurai menjadi air dan sulfur dioksida yang berfungsi sebagai reduktor. %e8t o8
!!. 7atrium hidrosulfit (7a""2) 3at ini berbentuk bubuk putih yang stabil dan merupakan reduktor yang kuat. *alam air akan teroksidasi menjadi natrium bisulfit dan melepaskan hidrogen seperti reaksi berikut %e8t o8
emakaian natrium hidrosulfit lebih banyak dalam pencelupan dan pencapan. <.$ engelantangan pada ahan %ekstil roses pengelantangan bahan tekstil dapat dilakukan tidak terhadap semua jenis bahan dari serat yang berbeda dengan 1at pengelantang yang sama, tetapi harus dipilih kesesuaiannya agar dapat memperoleh hasil yang baik. ahan tekstil dari serat selulosa seperti kapas dan rayon iskosa dapat dikelantang dengan kaporit, natrium hipokhlorit dan hidrogen peroksida. engelantangan rayon iskosa biasanya menggunakan natrium hipokhlorit akan lebih aman daripada dengan kaporit. edangkan pengelantangan dengan hidrogen peroksida juga lebih baik, karena tidak terjadi kerusakan serat, tetapi harganya lebih mahal dan memerlukan pemanasan. ;ntuk serat protein tidak dapat dikelantang dengan 1at oksidator yang mengandung khlor, karena dapat terjadi kerusakan serat oleh khlor, sehingga lebih baik pengelantangan serat protein dapat digunakan dengan 1at pengelantang yang tidak mengandung khlor seperti hidrogen peroksida dan 1at pengelantang yang bersifat reduktor.edangkan bahan dari serat sintetik dan rayon asetat paling baik dikelantang dengan natrium khorit (%e8tone) dalam suasana asam. 'ayon asetat dapat pula dikelantang dengan natrium hipokhlorit dalam suasana asam. engelantangan dengan 1at oksidator yang mengandung khlor. <.$.!. engelantangan dengan Kaporit Kaporit termasuk 1at oksidator yang memiliki daya oksidasinya yang kuat sehingga jarang digunakan untuk pengelantangan serat rayon iskosa karena dapat menyebabkan terjadinya oksiselulosa yang merupakan jenis kerusakan serat. iasanya kaporit digunakan untuk pengelantangan bahan tekstil dari serat kapas. Kaporit diperdagangakan dalam bentuk bubuk yang mengandung $6C sampai :6C khlor aktif. 'eaksi kimia yang terjadi dalam pengelantangan dengan kaporit adalah
sebagai berikut %e8t o8
;ntuk mencegah kemungkinan terjadinya kerusakan serat karena oksidasi, pengelantangan dilakukan pada kondisi alkali dengan penambahan soda abu (natrium karbonat) atau 1at lainnya yang bersifat basa, pengelantangan yang dilakukan dalam suasana alkali gritupol p4 !6 – !! akan berjalan perlahanlahan dengan hasil yang baik. elama proses pengelantangan karena pengaruh &2" dari udara dapat menetralkan kalsium hidroksida membentuk kalsium karbonat yang mengendap, sehingga kemungkinan dapat menurunkan p4 dan menyebabkan pegangan bahan terasa kasa. ;ntuk menghilangkan adanya endapan kalsium karbonat maupun sisa-sisa kalsium hidroksida serta sisir kaporit pada bahan perlu dilakukan proses pengasaman dengan asam khlorida (4&l). *engan proses pengasaman sisa-sisa kaporit akan terurai menghasilkan asam hipokhlorit, sehingga memberikan efek pengasaman lanjutan.
%e8t o8
as khlor yang timbul selama proses pengelantangan dengan kaporit, sebagian terserap oleh bahan. ehingga pada pengeringan, konsentrasi gas khlor makin besar #alaupun jumlahnya kecil, hal ini kemungkinan dapat menyebabkan kerusakan serat yang mengakibatkan kekuatan serat turun. 2leh karena itu setelah proses pengasaman, perlu diikuti dengan proses anti khlor dalam larutan natrium bisulfit atau natrium hidrosulfit untuk mengikat khlor yang mungkin ada dalam bahan. %e8t o8
;ntuk memperoleh hasil pengelantangan dengan kenampakan yang lebih cerah setelah tahapan-tahapan proses di atas selesai dan diikuti pencucian, selanjutnya dapat dilakukan proses pemutihan optik dengan 1at-1at pemutihan optik seperti leucophor, blankophor, uite8 dan lain-lain. &ontoh resep pengelantangan dengan kaporit !.
engelantangan
Kaporit 7a"&2$
" – $ gram/l
< gram/l
! cc/l
(p4 !!) embasah
Eaktu
:6 menit
uhu
suhu kamar
etelah selesai dilakukan pencucian dengan air dingin. ".
roses pengasaman
4&l "66e
$ cc/l
Eaktu
!0 menit
uhu
suhu kamar
etelah selesai dilakukan pencucian dengan air dingin.
$. roses anti khlor 7a42$
$ g/l
Eaktu
!0 menit
uhu
066&
etelah selesai
dilakukan pencucian dengan air hangat, air dingin,
kemudian dikeringkan. etelah selesai proses pengeringan kain hasil pengelantangan dapat dilakukan proses pemutihan optik. roses pengelantangan dengan kaporit dapat dikerjakan secara perendaman dalam bak porselin atau plastik dan menggunakan mesin 4aspel atau mesin >igger
<.$.". engelantangan dengan 7atrium 4ipokhlorit 7atrium hipokhlorit diperdagangkan dalam bentuk cairan daya oksidasinya lebih rendah daripada kaporit. enguraiannya lebih banyak digunakan untuk pengelantangan serat rayon. engelantangan serat kapas dilakukan pada suasana alkali yaitu pada p4 !!, sedangkan untuk serat rayon iskosa p4nya lebih rendah, dan untuk serat rayon asetat pengelantangannya dilakukan dalam suasana asam. 'eaksi yang terjadi selama proses pengelantangan dengan natrium hipokhlorit di antaranya %e8t o8
elama proses pengelantangan kemungkinan juga terjadi penurunan p4 yang apabila mencapai batas tertentu dapat merusak bahan. ;ntuk menjaga agar larutan stabil dapat ditambahkan larutan penyangga. *alam pengelantangan dengan natrium hipokhlorit, pengaruh &2" dari udara tidak begitu besar, karena hanya terbentuk natrium karbonat yang larut, sedangkan pada kaporit dapat terbentuk kalsium karbonat yang mengendap. 2leh karena itu pengelantangan dengan natrium hipokhlorit tidak perlu dilakukan proses pengasaman. %etapi karena dalam pengelantangan ini juga timbul gas khlor, maka proses anti khlor perlu dilakukan pula. roses anti khlor dikerjakan seperti halnya pada kaporit yaitu dengan menggunakan natrium bisulfit atau natrium hidrosulfit. &ontoh resep pengelantangan dengan natrium hipokhlorit !.
!). engelantangan untuk kapas 7a2&l
" – $ g/l Khlor aktif
7a"&2$
0 g/l
p4 !! 3at pembasah
! ml/l
Eaktu
:6 menit
uhu
uhu kamar
etelah selesai dilakukan pencucian dengan air dingin sampai bersih
"). engelantangan untuk kapas 7a2&l
! – " g/l
Khlor aktif 9sam asetat
0 g/l
p4 !! 3at pembasah
! ml/l
Eaktu
:6 menit
uhu
uhu kamar
etelah selesai dilakukan pencucian dengan air dingin sampai bersih ".
roses anti khlor
7a42$
$ g/l
Eaktu
:6 menit
uhu
066&
etelah selesai dilakukan pencucian dengan air hangat dan air dingin sampai bersih
$.
roses pemutihan optik 3at pemutih 6,60 – 6,0C optik dari serat buatan
Eaktu uhu
!0 menit
uhu kamar
etelah selesai bahan diperas dan dikeringkan engelantangan dengan natrium hipokhlorit dapat dilakukan pada bak porselin atau plastik, menggunakan mesin Ketel emutih, >igger, 4aspel dan lainlain.
<.$.$. engelantangan dengan 7atrium Khlorit (%e8tone) 7atrium khlorit atau te8tone banyak dipakai untuk pengelantangan seratserat sintentik. roses pengelantangannya dilakukan dalam suasana asam, sedang dalam suasana alkali daya oksidasinya sangat rendah. engelantangan
dengan natrium khlorit jauh lebih aman, karena
dalam penguraiannya mengeluarkan gas khlor dioksida (&l2") yang tidak membahayakan serat. *alam pengelantangan selulosa sampai pada p4 $ juga tidak terlihat adanya kerusakan serat, meskipun dilakukan pada suhu hampir mendidih. >ika terjadi kerusakan serat pada p4 rendah adalah karena akibat dari serangan asam bukan karena oksidasi. 2leh karena itu setelah proses pengelantangan perlu dilakukan penetralan dengan larutan natrium karbonat encer. enguraian natrium khlorit dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain -
p4
makin kecil h penguraiannya makin besar.
-
uhu
makin tinggi suhu, penguraiannya makin besar.
-
Konsentrasi makin besar konsentrasi, penguraiannya makin besar.
'eaksi penguraian natrium khlorit agak komplek. *engan asam akan ter urai menjadi &l2" yang aktif sebagai oksidator sebagian dari &l2" larut dalam air membentuk ion khlorit (
&l2-" ), kemudian terurai lagi menjadi ion khlorida (
&l- ) dan ion khlorat ( &l2-$ ). *i samping itu &l2" juga dapat melepaskan 2n yang bertindak pula sebagai oksidator. >adi dalam penguraian natrium khlorit, yang aktif sebagai oksidator adalah &l2", dan sedikit 2n yang terjadi dari penguraian ion khlorit (&l2-" ). ;ntuk pengelantangan serat selulosa dengan natrium khlorit dilakukan dalam suasana asam pada suhu :66& atau dengan penambahan 7a2&l dalam perbandingan ! !,0 pada suhu kamar dan suasana agak alkali (p4 D). eberapa contoh resep untuk pengelantangan dengan natrium khlorit pada beberapa macam serat adalah sebagai berikut !.
engelantangan rayon serat
7a&l2"
p4
6,0 – ! g/l $–
(dengan tambahanasam asetat) uhu
:0 – <66&
Eaktu
$6 – :6 menit
".
engelantangan serat poliamida
7a&l2"
6,0 – ! g/l
p4
$ – $,0
(dengan tambahanasam asetat) uhu Eaktu $.
B0 – D66&
$6 – :6 menit
engelantangan serat poliester
7a&l2"
! g/l
p4
"–$
(dengan tambahanasam nitrat) uhu
D:6&
Eaktu
"6 menit
.
engelantangan serat poliakrilat
7a&l2"
! 0 g/l
p4
"–$
(dengan tambahanasam nitrat)
uhu
D06&
Eaktu
:6 menit
0.
engelantangan serat rayon atau kapas
7a&l2"
$ g/l
p4
(dengan tambahanasam asetat) uhu
:66&
Eaktu
$6 – :6 menit
:.
engelantangan serat kapas
7a&l2"
! g/l
7a2&l
p4
B–D
!,0 g/l &l aktif
(dengan tambahannatrium bikarbonat dan natrium karbonat) uhu
uhu kamar
Eaktu
$6 – :6 menit
<. engelantangan serat pol iester–kapas atau pol iester–rayon 7a&l2"
! – $ g/l
p4
$–
(dengan tambahanasam formiat) uhu
D6 – D06&
Eaktu
:6 menit
erat sintetik !66C pada pembuatannya serat sudah mengalami pemurnian dan pengelantangan, oleh karena itu sebenarnya tidak perlu lagi dikelantang, tetapi cukup dengan proses pemutihan optik. *erajat keputihan yang dihasilkan dengan pemutihan optik cukup tinggi dan tidak mengakibatkan kerusakan serat atau penurunan kekuatan tarik serat. ;ntuk bahan campuran dari serat sintetik dan serat alam, misalnya poliester– kasa, poliester–#ol, poliakrilat–kapas dan lain-lain, masih memerlukan pengelantangan terutama ditujukan terhadap serat alamnya.
<.$.. engelantangan dengan 3at 2ksidator yang %idak 5engandung Khlor eberapa 1at pengelantang oksidator yang tidak mengandung khlor di antaranya 4"2", 7a"2", K"&r"2<, Kmn2 dan 7a2$. dalam proses pengelantangan yang sering dipakai pada umumnya hanyalah 4"2". 4idrogen peroksida
diperdagangkan dalam bentuk larutan dengan
kepekatan $6C atau !66 olum. 3at oksidator ini dapat dipakai untuk pengelantangan bahan dari serat kapas, rayon, #ol dan sutera. <.$..!. engelantangan Kapas atau 'ayon dengan 4idrogen eroksida 5eskipun hidrogen peroksida harganya lebih mahal dan prosesnya juga perlu pemanasan, tetapi pengelantangan dengan hidrogen peroksida memberikan beberapa keuntungan karena hampir tidak terjadi kerusakan serat dan prosesnya dapat lebih singkat tanpa melalui proses pengasaman dan anti khlor. engelantangan untuk serat kapas, biasanya diperlukan kira-kira " olum 4"2" ("6 ml/l 4"2" – !66 olume, p4 !! – !", suhu B06& dengan metafosfat dan 1at pembasah selama ! – " jam). engelantangan
secara
kontinyu,
merupakan
bagian
dari
proses
berkesinambungan dari pemasakan dan pengelantangan. Kain dilakukan pada saturator (diimpregnasi) yang berisi larutan soda kostik kurang baik $C dan suhunya $66&. Keluar dari saturator kain diperas oleh sepasang rol pemeras dengan derajat peras !66C. elanjutnya kain diuap pada ruang pemanas dari >-o8 dengan suhu !666&, kemudian dilanjutkan pada storage chamber dari >-o8 dengan kecepatan !66 yard/menit. Kain berada dalam >-o8 sekitar satu jam, kemudian kain dicuci melalui bak-bak cuci dari mesin yang diikuti pemerasan, terus masuk ke saturator yang berisi 6,0 olum 4"2" pada p4 !6,0 – !6,B dengan stabilisator buffer silikat. Keluar dari saturator kain diperas dengan derajat peras !66C, selanjutnya diuap pada ruang pemanas >-o8 yang suhunya !666&, kemudian dilakukan pada storage chamber dari >-o8. Kain berada dalam >-o8 sekitar satu jam. Kemudian kain dicuci bersih melalui bak-bak cuci diikuti pemerasan dan diakhiri dengan penumpukan kain pada tempatnya.
%e8t o8
ambar < – ! kema >alannya Kain pada enghilangan Kanji, emasakan, engelantangan Kontinyu Keterangan 9 encucian setelah penghilangan kanji Larutan pemasakan dan pengelantangan & 'uang pengukusan * encucian dingin + encucian panas G embilasan engeringan <.$..". engelantangan utera dengan 4idrogen eroksida engelantangan sutera dengan 4"2" dilakukan pada p4 B – !6 dengan konsentrasi ! – " olum 4"2" (!6 – "6 ml/l 4"2" !66 olum) dan suhu <06&. roses pengelantangannya dilakukan secara perendaman atau secara batching. !.
engelantangan secara perendaman
ahan direndam dalam larutan 4"2" selama beberapa jam pada bak perendam atau jika menggunakan mesin dipakai mesin 4aspel.
;ntuk bahan yang ringan sampai setengah berat, digunakan !,0 – " olum 4"2" pada <6 – <06& dengan penambahan 2,6B gr/l 7424 dan !,0 gr/l natrium silikat selama 0 – : jam. Kemudian bahan dicuci dengan air hangat, dan air dingin. ;ntuk menghasilkan bahan yang lebih butih, setelah pencucian dapat dilakukan penyabunan pada suhu B6 – D66&, diperas dengan mesin entrifugal, ditumpuk satu malam selanjutnya dicuci sampai bersih. ".
engelantangan secara batching
ahan dipadding dalam larutan ! – " olum 4"2" dengan p4 !6 – !!, kemudian dipanaskan dalam ruang pemanas lembab selama !: jam, dilanjutkan dengan pencucian dan dikeringkan jika hasilnya kurang putih, pengelantangan dilanjutkan dengan pengerjaan dalam natrium hidrosulfit. engelantangan dengan 4"2" dapat dikerjakan bersama dengan proses degumming dengan resep
4"2" !66 olum abun
B g/l
7atrium silikat uhu Eaktu
!6 ml/l
" g/l
<6 – D66&
:6 menit
&ara pengelantangan dingin &ontoh resep 4"2" $0C
"0 – !66 ml/l
;firol
0 – "6 g/l
7ekanil L4
" – $ g/l
Eet pick up
:6C
*engan menggunakan mesin adding, bahan dipad, digulung dengan rol dan dibungkus plastik, dibiarkan berputar selama satu malam, kemudian dicuci bersih berturut-turut dengan air panas dan air dingin.
<.$..$.engelantangan Eol dengan 4idrogen eroksida ada prinsipnya pengelantangan #ol dengan 4"2" sama dengan sutera, tetapi untuk mencegah kerusakan #ol pengelantangan dilakukan pada p4 dan suhunya lebih rendah. engelantangan #ol biasanya dilakukan dengan " – olum 4"2" pada p4 <,0 – B dan suhu 6 – 066&. Gaktor-faktor yang mempengaruhi pengelantangan #ol antara lain a.
engaruh suhu
uhu lebih kecil dari 066& tidak menunjukkan kerusakan serat, tetapi suhu di atas 066& akan menyebabkan terjadinya kerusakan serat #ol, karena kadar sistimnya menurun dan kelarutan #ol dalam alkali lebih besar. b.
engaruh konsentrasi
5akin tinggi konsentrasinya, makin besar pula kemungkinan terjadinya kerusakan serat. c. engaruh p4 ada p4 lebih kecil dari < boleh dikatakan tidak ada pengaruhnya terhadap kerusakan #ol, tetapi pada p4 di atas B kelarutan #ol dalam suasana alkali makin besar. engelantangan #ol dengan 4"2" dapat dilakukan dengan " cara yaitu cara perendaman dan cara pembacaman (batching).
!. engelantangan #ol cara perendaman ahan direndam dalam larutan 6,0 – olum 4"2" pada suhu 066& selama ! – " jam tergantung dari kondisi dan jenis #olnya. 3at stabilisator yang digunakan adalah stabilisator & yang merupakan campuran natrium pirofosfat dan natrium oksalat dan juga natrium silikat sendiri. &ara perendaman &ontoh resep 4"2" $0C
Lufibrol E
!0 – "0 ml/l
$ – 0 g/l
Lunet1ol
6,! g/l
Eaktu dan suhu
! jam
(pada suhu B66&) " jam (pada suhu :0 – <66&) etelah selesai perendaman, bahan dicuci bersih dan dikeringkan ". engelantangan #ol cara pembacaman (batching) ahan dipad dalam larutan !,0 – !6 olum 4"2", pada p4 D – !6 dan suhu !< – "<6& selama ! – " jam, kemudian dicuci bersih. engelantangan #ol dalam suasana alkali dan stabilisator natrium silikat atau natrium pirofosfat dalam #aktu yang lama dan suhu 066& dapat
memungkinkan terjadinya
kerusakan serat yang ditandai pada hasilnya
memberikan pegangan agak kaku dan cenderung membentuk felt. ;ntuk menghindari kerusakan serap pada pengelantangan #ol dengan 4"2" dilakukan dalam suasana asam. engelantangan #ol dengan 4"2" dalam keadaan asam dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain
<.$.0. emutihan 2ptik enggunaan
1at
pemutihan
optik
kaitannya
dengan
bahan
hasil
pengelantangan adalah untuk dapat menambah kecerahan bahan karena pembesaran pantulan sinar, sehingga kain putih yang diberi 1at pemutihan optik nampak lebih putih dan lebih cerah. embesaran pantulan sinar ini disebabkan karena 1at pemutihan optik bersifat fluoressensi. inar ultraiolet yang diserap bahan dan selanjutnya diubah menjadi sinar-sinar yang panjang gelombangnya berubah-ubah. Gluoressensi iolet sampai hijau kebiru-biruan banyak digunakan untuk 1at pemutih karena mengandung #arna kuning yang memisah, s ehingga dapat dilihat dengan mata dan dapat berkilau bila menyerap sinar ultra iolet. 3at pemutihan optik yang efektif, paling sedikit mengandung ikatan rangkap yang letaknya berselang-seling dengan ikatan tunggal seperti
-&&-&&-&&-&&atau –7&-&&-&7-&&-
enggunaan 1at pemutihan optik tergantung dari hasil akhir bahan, sehingga
dapat
dipakai
tersendiri
atau
bersama-sama
dengan
proses
penyempurnaan khususnya. erikut ini adalah beberapa contoh resep pemakaian 1at pemutihan optik
!. ;ntuk bahan kapas atau rayon cara perendaman !).
Leucophor 9 6,"0 – !C
7a&l atau 7a"2
!6 C
uhu
D66&
Eaktu
$6 menit
etelah selesai bahan diperas dan dikeringkan.
").
4"2"
! – " olum
talisator &
0,0 g/l
uhu
066&
Eaktu $).
4"2"
B jam
! olum
p4
<,0 – B (7a"i2$)
uhu
066&
Eaktu
!" – !0 jam
).
;ntuk bahan tebal/berat 4"2"
olum
uhu
066&
Eaktu
" jam
p4
<,0 – B
". ;ntuk kapas atau rayon cara padding bersama dengan penyempurnaan Lou8ophor 9
6,0 – g/l
Ginish L&'7
!66 g/l
anco1in 7=
! g/l
!$ g/l
(pendispersi) 5g&l" :4"2 (katalisator) rosesnya kain dipadd dengan efek peras <0C, kemudian dikeringkan pada suhu !666& selama 0 menit dan akhirnya dipanggang pada suhu !066& selama $ menit. $.;ntuk kain poliester secara carier Lencophor +G'
6,0 – "C
&arier
uhu Eaktu
" ml/l
DB6&
:6 menit
;ntuk menghilangkan sisa-sisa cariernya, setelah proses bahan dicuci bersih, dan dikeringkan. ;ntuk kain poliester secara termosol Kain dipad dalam larutan leucophor +G' !6 – 6 g/l dengan efek peras :6C, dikeringkan pada suhu !66 – !"66& dan diikuti dengan proses fiksasi secara termosol pada suhu !B6 – "666& selama $6 – 6 detik.
0. ;ntuk kain campuran poliester kapas atau poliester rayon roses pemutihan optiknya dikerjakan dulu terhadap serat poliesternya, selanjutnya diikuti proses kedua terhadap serat kapas atau rayonnya menurut cara-cara yang dikehendaki
<.$.:. emeriksaan Larutan 3at engelantang !.
emeriksaan larutan hidrogen peroksida
Kepekatan larutan 4"2" dinyatakan dalam persen atau olum oksigen dihasilkan itu berapa kali/olum 4"2. 4"2" !6 olum artinya oksigen yang dibebaskan pada tekanan dan suhu normal adalah !6 kali olum 4"2". Kepekatan larutan 4"2" dapat diukur berdasarkan pengukuran berupa banyaknya =" yang dibebaskan dari K=. " gram K= dilarutkan dalam "66 ml air dan ditambahkan $6 ml asam sulfat dibiarkan sampai dingin. Kemudian !6 ml larutan 4"2" encer ditambahkan pada larutan di atas dan dibiarkan sebentar supaya terjadi reaksi, kemudian yodium yang dibebaskan dititrasi dengan 7a""2$ 6,! 7 dengan indikator amilum sampai #arna biru hampir hilang. ".
emeriksaan keputihan hasil pengelantangan
emeriksaan hasil pengelantangan dapat dilihat secara isual dengan cara membandingkan bahan yang dikelantang dengan standar keputihan yang d ikehendaki. ;ntuk menyatakan derajat keputuhan dari hasil pengelantangan dapat pula diukur terhadap persentase pantulan sinar (C refraktan). 5akin besar C pantulan sinar maka bahan tersebut makin putih.
'2+ 5+'+'=9= 5K %+K%=L %+?59&2 +59L97
erat kapas akan menggembung secara lateral dan mengkeret ke arah panjangnya bila direndam dalam larutan soda kostik pekat. erubahan dimensi ini diikuti oleh perubahan-perubahan penting pada sifat-sifat benang maupun kain yang terbuat dari serat tersebut, seperti meningkatnya M
Kekuatan tarik,
M
4igroskopisitas (moisture regan)
M
*aya serap terhadap 1at #arna dan
M
'eaktifitasnya terhadap pereaksi-pereaksi kimia.
emberian tegangan pada benang atau kain selama proses menimbulkan efek kilau yang bersifat tetap, sedangkan pengerjaan tanpa tegangan memberikan pertambahan mulur yang besar yang sesuai untuk produk-produk stretch. roses ini disebut merserisasi dan ditemukan pertama kali oleh >ohn 5ercer pada tahun !B (patennya baru terdaftar kemudian pada tahun !B06) di tengah penelitiannya mengenai kemungkinan pemisahan berbagai macam hidrat dengan cara penyaringan fraksional perlahan. ada saat itu 5ercer mengamati adanya perubahan-perubahan seperti tersebut di atas, kecuali kilau, pada kain kapas yang digunakannya untuk menyaring larutan natrium hidroksida. 5ercer juga mendapati adanya penurunan konsentrasi larutan di akhir proses yang disebabkan oleh absorpsi preferensial alkali oleh selulosa. +fek kilau baru ditemukan sekitar lima puluh tahun kemudian (!BBD) oleh 4orace Lo#e secara tidak sengaja ketika mencoba mencegah mengkeret benang yang dimerser dengan cara memberikan tegangan selama proses. ambar < - ! memperlihatkan perubahan penampang lintang serat kapas selama merserisasi yang berlangsung secara bertahap mulai dari bentuknya yang pipih hingga mencapai penggembungan maksimum pada tahap 0, tahap : dan < masing-masing memperlihatkan kontraksi yang terjadi pada saat pencucian dan pengeringan. engamatan dengan mikroskop memperlihatkan bah#a penggembungan belum terjadi pada konsentrasi soda kostik
ada konsentrasi di atas
%e8t o8
ambar B -! erubahan enampang Lintang erat Kapas pada 5erserisasi atu hal patut mendapat perhatian sehubungan dengan penggembungan maksimum adalah bah#a proses merserisasi tidak dilakukan pada konsentrasi tersebut melainkan pada konsentrasi yang lebih tinggi, yaitu sekitar "0 - $6C untuk menghindari perbedaan derajat merserisasi akibat perubahan konsentrasi yang mungkin terjadi selama proses. erubahan tersebut dapat terjadi karena pengenceran larutan oleh air yang terba#a pada bahan yang dikerjakan dalam keadaan basah dan absopsi preferensial alkali oleh selulosa. ada konsentrasi soda kostik di ba#ah !DC perubahan tersebut bisa sangat signifikat seperti dapat dilihat pada gambar <-", dimana sedikit perubahan konsentrasi larutan dapat mengakibatkan perbedaan persen mengkeret yang mencolok pada benang hasil merserisasi. %e8t o8 *i sisi lain perubahan konsentrasi sebesar 0C pada konsentrasi yang lebih tinggi, yaitu dari "DC menjadi "C ternyata hanya mengakibatkan perbedaan mengkeret kurang dari !C. =ni cukup menjadi alasan mengapa proses merserisasi pada umumnya dilakukan pada selang konsentrasi "0 - $6C.
ambar B-" engaruh Konsentrasi dan uhu Larutan oda Kostik %erhadap 5engkeret enang
enelitian menunjukkan bah#a penggunaan larutan pada suhu yang lebih rendah menghasilkan efek merserisasi yang lebih nyata seperti nampak dengan jelas pada gambar <-", dimana benang hasil merserisasi pada suhu "& memiliki persen mengkeret lebih besar daripada yang dihasilkan oleh suhu !B&. 5enarik pula untuk diamati bah#a pada selang konsentrasi antara "0 - $6C hampir tidak ada perbedaan mengkeret yang cukup berarti antara keduanya, dan ini merupakan penegasan kembali atas penggunaan larutan natrium hidroksida "0 - $6C pada kebanyakan proses merserisasi komersial. Literatur-literatur lama banyak menyarankan untuk bekerja pada suhu !0 "6&, namun saat ini nampaknya sudah tidak banyak lagi dilakukan dan orang llebih menyukai merserisasi panas (:6 - D<&) karena memberikan keuntungan seperti M
%idak memerlukan instalasi pendingin,
M
enetrasi soda kostik yang lebih baik, dan karena itu
M
%idak memerlukan pembasah
'eaksi yang berlangsung selama proses merserisasi merupakan reaksi eksoterm (melepaskan panas) sehingga pengerjaan pada suhu rendah pada satu sisi memang memberikan hasil yang lebih baik, yaitu penggembungan yang lebih besar dan pada proses dengan tegangan akan menimbulkan kilau yang lebih tinggi. Kenaikan suhu larutan akibat panas yang dilepaskan rea ksi antar alkali dan selulosa dapat secara signifikan mempengaruhi kerataan hasil proses merserisasi dingin (normal). *alam hal ini pengontrolan suhu pada proses merserisasi panas tidak sekrusial merserisasi dingin. engerjaan pada suhu di ba#ah 6& dilaporkan menghasilkan efek-efek khusus pada kain kapas, dimana perendaman dalam larutan soda kostik "0C pada suhu !6& selama ! menit membuat kain kapas menjadi tembus pandang secar permanen. Kombinasi dengan merserisasi normal dapat memberikan hasil yang lebih baik, dan sangat memungkinkan untuk memperoleh sifat tembus pandang dan kilau tinggi secara bersamaan. roses demikian disebut penyempurnaan s#ss dan biasa dilakukan pada masa lalu untuk memproduksi kain olie dan organdy. Eaktu proses yang ditetapkan oleh tiap pabrik tentu saja berariasi tergantung pada konstruksi dan keadaan benang atau kain dan jenis mesin yang digunakan, namun umumnya berada di antara $6 - D6 detik. Eaktu proses yang
dimaksud adalah #aktu yang dibutuhkan oleh soda kostik untuk penetrasi ke dalam dan bereaksi dengan serat. ebhardt menyebutkan bah#a #aktu proses optimum sesungguhnya dapat diketahui dengan mengamati apa yang disebutnya sebagai titik gelas tepat sebelum bahan memasuki bagian penstabilan (pencucian a#al). %itik ini dapat dikenali berdasarkan kenampakan bahan yang tembus pandang, dan menurut hasil percobaan biasanya dicapai setelah 6 - 0 detik. &ara lain untuk menentukan #aktu optimum adalah dengan mengukur elastisitasnya, dimana #aktu optimum adalah #aktu proses yang menghasilkan elastisitas maksimum, yang hanya bisa dicapai bila telah terjadi pembasahan sempurna pada bahan. 7amun demikian harus diingat bah#a angka tesebut (6-0 detik) bukan merupakan sesuatu yang baku karena alasan-alasan yang sudah disebutkan di atas tabel < - ! menyajikan data mengenai pengaruh #aktu tehadap mengkeret benang pada berbagai konsentrasi dan suhu larutan merserisasi. Kilau, salah satu karakteristik utama produk merserisasi, pada dasarnya merupakan efek yang dihasilkan dari pemantulan cahaya yang jatuh pada permukaan serat, dan sangat bergantung pada bentuk penampang lintang dan sifat permukaannya. ada merserisasi dengan tegangan penampang lintang serat kapas menjadi lebih bulat dan permukaannya pun lebih halus sehingga cahaya yang jatuh di atasnya akan dipantulkan secara lebih teratur dan menimbulkan kilau yang lebih baik daripada merserisasi tanpa tegangan. 7amun demikian harus diingat pula bah#a penampang lintang bulat bukanlah satu-satunya penyebab timbulnya kilau, karena serat sutera yang berpenampang lintang segitiga dan hasil penyempurnaan kalender juga memiliki kilau tinggi. %e8t o8
%abel B -! 5engkeret enang Kapas pada 5erserisasi
emberian tegangan dapat dilakukan dengan salah satu dari kedua cara berikut, yaitu (!) benang atau kain mula-mula dibiarkan mengkeret hingga maksimal lalu dikembalikan ke panjang atau lebarnya semula dengan penarikan, atau (") sedikit ditegangkan tanpa penarikan sejak a#al proses sehingga mengkeret yang terjadi saat kontak dengan larutan soda kostik akan menimbulkan efek tegangan yang besarnya tergantung pada konsentrasi soda kostik yang digunakan. &ara kedua biasanya memberikan efek kilau yang lebih tinggi daripada cara pertama, namun harus dipahami bah#a penyerapan akan berlangsung relatif lebih sulit dalam keadaan tegang, dan sesunguhnya kebanyakan proses merserisasi dilakukan menurut cara (!). &ara manapun yang dilakukan semakin besar tegangan atau penarikan pada bahan maka semakin tinggi efek kilau yang dihasilkan. alah satu faktor yang turut menentukan kilau serat namun nampaknya jarang
disinggung
adalah
jenis
serat.
engamatan
dengan
mikroskop
memperhatikan bah#a serat panjang (long staple) memiliki kerataan yang lebih tinggi sehingga dengan sendirinya memiliki kilau yang lebih baik. Gaktor tegangan juga menjadi penyebab rendahnya kilau benang yang terbuat dari serat pendek.
%e8t o8
ambar B-$ enampang Lintang erat anjang dan endek ada benang dari serat pendek gaya kohesi antar seratnya rendah sehingga masing-masing serat tersebut menjadi lebih mudah bergeser satu sama lain (slip)
pada penarikan dan menurunkan efek tegangan. Kain yang terbuat dari anyaman satin atau keper umumnya akan menimbuikan efek kilau yang tinggi, terutama karena kain semacam ini memiliki banyak benang timbul pada permukaannya yang akan melipatgandakan efek kilau hasil merserisasi. emberian tegangan selama merserisasi, seperti telah disinggung di muka, juga akan menaikkan kekuatan tarik secara sangat berarti. 7amun sebagai konsekuensinya mulur serat sebelum putus akan berkurang. ertambahan mulur yang besar dapat dicapai dengan mersenNsasi tanpa tegangan. ambar < - memperlihatkan hasil percobaan dengan kapas pada berbagai konsentrasi soda kostik selama ! jam pada suhu " - "0 & dengan tegangan. 7ampak jelas bah#a kenaikan kekuatan tarik diikuti oleh penurunan mulur serat yang berlangsung hingga konsentrasi !0C. Keduanya tidak lagO menampakkan perubahan pada konsentrasi soda kostik yang lebih tinggi. Gakta lain yang juga menarik untuk diamati adalah bah#a, berdasarkan pengamatan atas perubahan diagram dirfaksi sinar ?, derajat merserisasi dan perubahan sifat mekanik serat menjadi petunjuk bah#a kenaikan kekuatan tarik pada serat lebih disebabkan oleh perubahan struktur kehalusannya.
%e8t o8
ambar B-
engaruh Konsentrasi oda Kostik (7a24) %erhadap ifat-ifat Gisik dan 5ekanik erat Kapas Kenaikan
kekuatan
tarik
pada
benang
hasil
merserisasi,
seperti
diperlihatkan pada tabel < - ", lebih ditentukan oleh konsolidasi struktur benang dan bukannya pada pertambahan kekuatan tarik masing-masing serat penyusun benang tersebut. 2leh karena itu tidak mengherankan bila puntiran memberikan kekuatan tarik yang lebih besar daripada yang dapat diberikan dengan merserisasi. Kasusnya menjadi berbeda untuk benang gintir. emberian puntiran yang lebih tinggi memang menaikkan kekuatannya akan tetapi nilainya ternyata masih jauh di ba#ah yang dapat dicapai dengan merserisasi. %abel B-" engaruh untiran dan 5erserisasi %erhadap Kekuatan %arik enang
%e8t o8
9gaknya memang belum ada suatu aturan sederhana yang dapat menerangkan pertambahan kekuatan tarik pada benang akibat merserisasiP dua ariabel pokok yang harus diperhitungkan dalam hal ini adalah penetrasi soda kostik dan penggembungan, di mana keduanya sangat bergantung pada struktur ruang benang yang bersangkutan (dan ini berhubungan erat dengan nomor benang dan puntiran), 7amun demikian secara umum dapat dikatakan bah#a penggembungan yang terjadi pada masing-masing serat penyusun benang membuat struktur benang menjadi lebih rapat dan dengan penarikan yang diberikan selama proses merserisasi serat-serat tersebut akan terorientasi lebih
sejajar dengan sumbu benang, sehingga pembebanan gaya tarik pada benang akan terdistribusi lebih merata. B.! roses 5erserisasi *ari sekian banyak keuntungan yang bisa diperoleh dari proses merserisasi kebanyakan pabrik pada dasarnya lebih tertarik pada kilau, peningkatan daya serap 1at #arna dan kekuatan tarik. 7amun demikian, mengingat bah#a masingmasing sifat tersebut memiliki perilaku yang tidak sama terhadap satu faktor tertentu (misalnya tegangan) maka ketiganya tidak bisa dicapai secara maksimum pada saat bersamaan, dan pabrik pun harus menetapkan skala prioritas sebelum menetapkan kondisi proses. kala proses yang ditetapkan oleh pabrik tentu saja bisa berbeda tergantung pada tujuan proses yang ingin dicapai oleh masing-masing pabrik. Karena itu kondisi proses yang ditetapkan pun bisa berariasi. 5eskipun demikian, pada umumnya proses komersial menggunakan larutan soda kostik "0 - $6C pada suhu sehitar !0 - "6& untuk merserisasi normal dan :6& untuk merserisasi panas dengan #aktu kontak $6 - D6 detek. ila kilau bukan merupakan tujuan utama dan proses merserisasi hanya dimaksudkan untuk menghilangkan nep kapas maka konsentrasi soda kostik bisa dikurangi menjadi !0C. 5erserisasi dapat dilakukan dalam keadaan grey maupun sesudah pengelantangan. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. 5erserisasi grey membantu menghilangkan sebagian malam (#a8) pada kapas sehingga pemakaian soda kostik pada pemasakan dapat dikurangi. enghematan masih bisa dilakukan lebih jauh lagi dengan cara menghilangkan tahap akhir pencucian dan penetralan pada proses merserisasi sehingga sejumlah kecil alkali yang tertinggal pada bahan dapat dimanfaatkan untuk membantu pemakaian soda kostik pada pemasakan. *aya serap dan reaktifitas yang lebih tinggi terhadap 1at1at kimia juga membuka peluang untuk penghematan pada pengelantangan. Keuntungan lain adalah bah#a merserisasi grey disebutkan memberikan pegangan lebih lembut daripada merserisasi sesudah pengelantangan. ada merserisasi grey penetrasi alkali berlangsung lambat dan tidak merata sehingga disarankan untuk mengerjakan bahan dengan air atau larutan alkali encer beberapa menit sebelum proses, atau lebih baik lagi dengan menambahkan pembasah tahan alkali (!C) ke dalam larutan merserisasi, untuk mempercepat
pembasahan. edangkan benang atau kain dengan kekuatan relatif rendah sebaiknya dimerser dalam keadaan grey. *i samp sampin ing g itu haru haruss taha tahan n terh terhad adap ap alka alkali li pemb pembasa asah h untu untuk k pros proses es merserisasi juga harus !.
5emiliki daya pemasahan tinggi,
".
%idak teradsopsi secara preferensial oleh serat,
$.
Larut dalam larutan soda kostik,
.
%idak menimbulkan busa maupun keruh pada larutan,
0.
%idak meninggalkan endapan pada bahan dan bagian-bagian mesin,
:.
5udah dihilangkan dari bahan, dan
<.
%idak me#arnai serat secara permanen
Kita Kita meng mengen enal al dua dua macam macam pemb pembasa asah h yang yang biasa biasa digu digunak nakan an dalam dalam merserisasi, merserisasi, yaitu dari jenis kresilat dan non kresilat. kresilat. 9sam-asam 9sam-asam kresilat seperti campur campuran an o-m-, o-m-, dan p-kreso p-kresol, l, sesuai sesuai dengan dengan namany namanya, a, termasu termasuk k dari dari jenis jenis kresilat. *aya pembasahannya akan meningkat dengan penambahan 1at-1at aditif semacam alkohol polihidrat (&!B), butanol, "-etil heksanol, dan polietilena glikol. edangkan dari jenis non kresilat kita akan dapati natrium dodesil difenil oksida disulfonat, "- etil heksil alkohol, dan natrium butil difenil sulfonat. ene enetr trasi asi dapa dapatt pula pula diti diting ngka katk tkan an deng dengan an mena menaik ikka kan n suhu suhu larut larutan an merserisasi (merserisasi panas). ada suhu yang lebih tinggi iskositas larutan soda kostik akan turun dan penetrasi pun berlangsung lebih mudah. Kekura Kekuranga ngan n lain lain dari dari proses proses merseri merserisasi sasi grey adalah adalah ketida ketidakra krataan taan efek efek merserisasi sebagai akibat pemanasan lokal yang timbul dari reaksi eksoterm antara kanji pada kain yang berasal dari pertenunan pertenunan dan soda kostik. roses daur ulang ulang natriu natrium m hidrok hidroksid sidaa pun pun menjad menjadii lebih lebih sulit sulit dan mahal mahal karena karena adanya adanya kontaminasi oleh lemak dan malam kapas selama merserisasi. 2leh sebab itu lebih disarankan untuk melaksanakan melaksanakan merserisasi sesudah sesudah penghilang penghilangan an kanji atau lebih baik lagi sesudah pemasakan. ila pengelantangan kain dilakukan dalam bentuk untaian (rope) seperti pada mesin >et *yeing, dan buka dalam bentuk lebar maka merserisasi yang dilakukan sesudahnya juga berfungsi menghilangkan bekas-bekas lipatan yang terbentuk selama pengelantangan. erbeda dengan pengelantangan dalam bentuk lebar, pada mesin kontinyu, kain yang berasal dari proses dalam bentuk untaian umumnya selalu dalam keadaan basah dan disimpan dalam gerobak kain untuk
kemudian diba#a ke mesin merserisasi. 5elihat keadaan selama proses maka besar kemungkinan kain memiliki kandungan air ke arah panjangnya air pada bagian atas tumpukan kain secara perlahan akan mengalir turun ke ba#ah karena gaya graitasi bumi dan mengakibatkan perbedaan kandungan air di sepanjang kain. =ni akan menimbulkan ketidakrataan derajat merserisasi pada kain dan baru akan nampak setelah proses pencelupan berupa belang. atah satu cara untuk mengatasi mengatasi masalah ini adalah dengan dengan mele#atkan kain di antara rol-rol rol-rol pemeras sebelu sebelum m merseri merserisasi sasi agar agar kandun kandungan gan airny airnyaa berkur berkurang ang dan merata merata di seluruh seluruh bagian bahan. 5asalah lain yang timbul dari merserisasi dalam keadaan basah adalah pengenceran oleh air yang terdapat pada bahan. 2leh karena itu untuk mempermudah pengontrolan soda kostik dan mendapatkan hasil yang lebih baik merserisasi sebaiknya dikerjakan dalam keadaan kering. Kain yang berasal dari proses pengelantangan dalam bentuk lebar penanganannya biasanya lebih mudah karena sudah berada dalam keadaan kering, meski sesungguhnya tidak selalu sepenuhnya kering (masih sedikit lembab). roses merserisasi pada prinsipnya terbagi atas beberapa tahap proses, yaitu impregnasi larutan, penegangan, penstabilan (pencucian a#al), dan pencucian akhir akhir serta serta penetra penetralan lan.. enega eneganga ngan n dapat dapat dilaku dilakukan kan sejak sejak a#al a#al proses proses atau sesudah perendamperasan. ada proses konensional dengan mesin jenis rantai kain mula-mula dile#atkan pada larutan soda kostik dan sepasang rol pemers untuk meratakan pembasahan serat menghilangkan kelebihan alkali pada kain. elanj elanjutn utnya ya kain kain dile#at dile#atkan kan pada pada serangk serangkaian aian tambur tambur berjum berjumlah lah !" untuk untuk memberikan kesempatan bagi berlangsungnya reaksi antara soda kostik dan serat, etelah keluar dari perendamperasan yang kedua kain ditegangkan ke arah pakan dengan stenter untuk dikembalikan kepada lebarnya semula. enegangan ke arah panjang kain dilakukan dengan mengatur kecepatan relatif rol pemeras pertama terhadap terhadap yang kedua. erendamper erendamperasan asan yang kedua tidak selalu perlu dilakukan dilakukan dan sangat tergantung pada sifat bahan, dimana kain-kain tebal pada umumnya memerlukan dua kali perendamperasan untuk membantu mempercepat penetrasi larutan. Laju dan derajat penetrasi juga dapat ditingkatkan dengan menggunakan kons konsen entra trasi si natri natrium um hidr hidrok oksi sida da yang yang lebi lebih h rend rendah ah pada pada peren perenda damp mpera erasan san pertama, mengingat penetrasi akan lebih mudah untuk larutan dengan iskositas lebih lebih rendah rendah.. *i ujung ujung stenter stenter satu unit unit pencuc pencucian ian yang yang bekerja bekerja berdas berdasark arkan an
sistem alur balik (gambar :- 0 counterflo#) untuk mengurangi kandungan alkali pada bahan. ada bagian ini, yang juga sering disebut bagian penstabilan, pencucian kain berlangsung masih dengan tegangan dan baru boleh dilepaskan bila kandungan alkali telah mencapai kurang dari 0C agar tidak terjadi mengkeret lanjutan saat pencucian akhir yang bisa mengurangi kestabilan di mesin kain. engeringan biasanya dilakukan dengan silinder pengering s uhu sekitar !!6&.
%e8t o8
ambar B-0 istem 9lir alik pada encucian istem alir balik memungkinkan pabrik melakukan penghematan cukup berarti dalam pemakaian air maupun 1at-1at kimia. rinsipnya adalah dengan memanfaatkan kembali larutan yang berasal dari tiap tahap pencucian (berupa campuran air dan alkali yang semula tedapat pada bahan) untuk pencucian pada tahap sebelumnya. *engan bantuan pompa sirkulasi dan penyedotan larutan tersebut disirkulasikan balik berla#anan arah dengan jalannya kain sehingga alkali akan terakumulasi secara bertahap mengikuti aliran larutan dan mencapai maksimum pada bak penampung terakhir (pada gambar adalah bak ===). Larutan yang terkumpul pada bak === selanjutnya diba#a ke unit daur ulang soda kostik, dan hasilnya dapat digunakan kembali untuk berbagai proses yang menggunakan alkali. ambar berikut di ba#ah ini adalah skema sederhana mesin merserisasi jenis rantai.
%e8t o8
%e8t o8
ambar-: 5esin 5erserisasi *engan 'antai Keterangan !.
9lkali tank
".
'antai
$.
encucian panas
.
encucian dingin dan penetralan
%e8t o8 ada mesin perfects penegangan kain ke arah lebar dilakukan pada bagian stenter dengan menggunakan penjepit otomatis yang terpasang pada rantai yang terdapat di kedua sisi mesin, sedangkan jenis 2ptima menggunakan serangkaian rol lengkung dan rot pengantar kain yang dirancang khusus untuk mendapatkan efek penegangan ke arah lebar. enegangan ini dipengaruhi
langsung oleh tegangan ke arah panjang kain. erbedaan friksi antara kain dan rol di bagian tengah dan tepi menyebabkan bertambahnya kerapatan tenunan atau jeratan di kedua pinggir kain, sehingga pada proses pencelupan kedua bagian kain tersebut akan nampak lebih tua. =ni merupakan salah satu kekurangan mesin tanpa rantai pada umumnya dibandingkan dengan jenis rantai. erbedaan lainnya terletak pada saat pemberian teganganP mesin jenis rantai kain mula-mula dibiarkan mengkeret dan baru ditegangkan kembali pada bagian stenter, sedangkan pada mesin tanpa rantai tegangan sudah diberikan sejak a#al proses.
ambar B-< 5esin 5erserisasi %anpa 'antai Keterangan !. adder ". 9lkali tank $. encucian air panas . encucian air dingin 0. adder :. 'ol penarik ada tahun !DB< Kusters memperkenalkan teknologi baru pada mesin penyempurnaan tekstil yang semula ditujukan untuk proses pemasakan dan pengelantangan secara simultan. %eknologi ini, mereka menyebutnya fe8nip, memungkinkan penambahan larutan dalam jumlah besar secara merata, terkontrol dan reproducible pada dua sisi kain yang dikerjakan dalam keadaan basah (#et/#et treatment) tanpa resiko terjadinya pengenceran karena pertukaran larutan seperti sering terjadi pada sistem perendaman perasan konensional. Konstruksinya juga memungkinkan tercapainya perbedaan konsentrasi yang tinggi antara larutan pada bak perendaman dan yang terdapat pada kain, sehingga difusi larutan dapat berlangsung jauh lebih cepat, yaitu hanya sekitar !6 detik. *alam perkembangan selanjutnya teknologi ini juga dimanfaatkan untuk
perendamperasan pada proses penyempurnaan lainnya, termasuk merserisasi. *engan teknologi ini pemakaian 1at-1at kimia dapat dikurangi secara signifikat sehingga tingkat pencemaran lingkungan pun menjadi lebih rendah dibandingkan sistem konensional. roses merserisasi yang menggunakan teknologi ini sering pula disebut ecomerce, yaitu proses merserisasi ramah lingkungan. 5erserisasi kain rajut semula dianggap terlalu suit karena kondisinya yang paling bertentangan. enarikan pada merserisasi yang diyakini sebagai bagian untuk mendapatkan kilau, dapat mengakibatkan turunnya elastisitas dan kestabilan dimensi kain rajut sehingga perkembangannya sedikit terhambat dan tidak sepesat proses untuk kain tenun. aru pada a#al tahun !D<6-an beberapa teknik secara serius mulai dikembangkan untuk merserisasi kain rajut pada mesin tanpa rantai dengan memanfaatkan peralatan pengontrol dengan tegangan ataupun dengan ban bejana (conenyor belt) sebagai pengantar kain. 5asalah lainnya adalah bekas lipatan bersifat permanen pada hasil merserisasi kain rajut budnar (tubular). &ara yang selama ini dilakukan adalah memotong/membelah kain tersebut agar dapat diproses dalam bentuk lebar agar tidak meninggalkan bekas lipatan. =ni pun ternyata belum menyelesaikan masalah karena berbedaan friksi antara kain dan rol pengantar di bagian tengah dan pinggir menimbulkan perbedaan kerapatan jenis jeratan ke arah lebar kain yang dapat mengakibatkan timbulnya belang pada pencelupan. ;ntuk mengatasi masalah tersebut dua perusahaan pembuat mesin tekstil >epang, %oyobo-2shima dan ando =ron Eorks, melakukan terobosan cemerlang dengan menciptkan mesin merserisasi yang dilengkapi penyembur udara berkekuatan tinggi (air jet) untuk menggelembungkan kain selama proses penstabilan sehingga terbebas dari bekas lipatan dan ketidakrapatan jeratan. rinsip ini kemudian diikuti oleh beberapa mesin di +ropa, terutama *ornier (lihat gambar <-B) %e8t o8 5esin memiliki dua penyembur udara, masing-masing untuk penstabilan dan pengeringan. Kain mula-mula dile#atkan pada larutan soda kostik melalui serangkaian rol-rol pengantar, lalu diperas dan langsung masuk ke bagian penstabilan, dimana kain digelembungkan dan disemprot dengan air untuk menghilangkan kandungan soda kostiknya. elanjutnya kain masuk ke bagian pengeringan dan dikeluarkan melalui plaiter.
ambar B-B 5esin 5erserisasi Kain 'ajut undar *ornier B." 5erserisasi enang 5erserisasi benang biasanya dilakukan secara partai dalam bentuk untaian impregnasi benang pada larutan dilakukan dengan bantuan rol-rol pemba#a yang dapat berputar dan berfungsi mengatur agar kontak dengan larutan terjadi di seluruh bagian untaian, dan rol pemeras yang berhubungan dengan salah satu dari kedua rol pemba#a (gambar <-D). *i ba#ah rol-rol pemba#a tedapat bak larutan alkali yang dapat bergerak naik-turun dan bak penampung pencucian yang dapat bergeser secara horisontal. ementara itu di atasnya tedapat pipa-pipa penymprotan air untuk pencucian. %e8t o8 erendaman dimulai dengan menaikkan bak alkali dan memutar rol-rol pemba#a agar seluruh bagian untaian benang mengalami kontak dengan larutan. alah satu kedua rol tersebut dapat digeser secara horisontal untuk mengatur tegangan benang. ;ntuk membantu penyerapan larutan benang sebaiknya berada dalam keadaan kendur dan diberi kesempatan mengkeret selama perendaman. etelah perendaman selesai bak alkali diturunkan kembali ke tempatnya semula dan digantikan oleh baik penampung pencucian air disemprotkan dari atas dan benang ditegangkan selama pencucian untuk mendapatkan kilau. elanjutnya benang dilepaskan dari rol dan dinetralkan
dengan asam encer (! - $C). engeringan benang biasanya dilakukan dengan menghembuskan udara panas.
ambar B- D rinsip ederhana 5esi 5erserisasi enang
'2+
+7&997
('=7%=7)
+K=L9
5K
%+K%=L
%+?59&2 +59L97
+ 7 & 9 9 7 ( ' = 7 % = 7 )
encapan merupakan salah satu metode pe#arnaan kain. >ika pencelupan dilakukan dengan me#arnai kain secara merata, maka pencapan dilakukan dengan me#arnai kain secara setempat, dengan menimbulkan corak tertentu. encelupan menggunakan air sebagai media, sedang pencapan menggunakan pengental sebagai medianya. ada proses pencapan dapat digunakan beberapa golongan 1at #arna tanpa saling mempengaruhi #arna aslinya. encapan dilakukan sebagai berikut !. 5embuat motif, tergantung sistem pencapan yang digunakan, yaitu
5enggunakan kain kasa (screen) !)
Kain kasa dipasang pada sebuah bingkai kayu/logam, secara lurus dan
tegang. ")
ada kain kasa diberi motif dengan berbagai cara, antara lain
a) 5enempel gambar motif b) *igambar langsung dengan lak c) *icetak dengan chrom gelatine d)
Kasa dipernis dengan bagian yang tertutup dilapisi lagi dengan lak/cat
agar kuat. 5enggunakan logam, dilakukan dengan menggrair logam. Logam yang digunakan dapat berbentuk balok maupun silinder. ". 5embuat pengental asta cap pada umumnya dibuat dari larutan atau disperse cat dalam air atau dalam 1at pelarut lain, dengan obat-obat bantu seperti asam, alkali, garam, dan pengental. enggunaan pengental bertujuan untuk menghasilkan pasta cap dengan kekentalan yang optimal. yarat pengental yang digunakan dalam pencapan adalah sebagai berikut esuai dengan bahan yang akan dicap esuai dengan alat/metode pencapan %idak mengubah sifat 1at #arna dan tidak ber#arna tabil dalam penyimpanan %idak bereaksi secara kimia dengan 1at #arna engental harus mempunyai kekentalan yang optimal. >ika terlalu kental, susah dituangkan, sedangkan jika terlalu encer mudah keluar dari motif yang dibentuk. Kekentalan dapat diukur dengan menuangkan pengental tersebut. Kekentalan optimal dicapai jika selama penuangan pengental tersebut mengalir tidak terputus. emilihan bahan pengental disesuaikan dengan 1at #arna yang digunakan. 5isalnya, 1at #arna yang mempunyai afinitas rendah terhadap serat hendaknya dipadukan dengan pengental yang mempunyai afinitas tinggi terhadap serat. ebaliknya, 1at #arna yang mempunyai afinitas tinggi terhadap serat hendaknya dipadukan dengan pengental yang mempunyai afinitas rendah terhadap serat. engental yang digunakan ada beberapa macam, yaitu engental dari terigu dan tapioka
%epung terigu dan tepung tapioka dicampur sehingga menghasilkan gom. roses pembuatannya adalah sebagai berikut !)
5asing-masing tepung dilarutkan di dalam air dengan perbandingan
sebagai berikut a) %epung tapioca !!6 Q ! kg tapioca dilarutkan dalam !6L air b) %epung terigu !!0 Q ! kg terigu dilarutkan dalam !0L air. ")
Kedua larutan tepung dicampur dan dipanaskan antara suhu !66-
!666&. $)
engental dibiarkan dingin sebelum digunakan.
Larutan tepung tapioca dan terigu selanjutnya disebut kanji. Kanji mempunyai kekuatan dan kekentalan yang sangat baik. 7amun sifat tersebut menyebabkan sulitnya penyerapan 1at #arna ke dalam serat, sehingga kanji jarang digunakan sebagai pengental tunggal, melainkan dicampur dengan pengental lain yang kurang kental. encampuran tersebut diharapkan dapat menghasilkan pasta 1at #arna yang mempunyai afinitas tinggi terhadap serat. Kekentalan kanji juga dapat dikurangi dengan menambahkan oksidator seperti natrium perborat dan aktiin sehingga kanji dapat digunakan sebagai pengental tunggal. %epung dekstrin *ekstrin adalah tepung tapioca yang telah dikerjakan lebih lanjut sehingga mudah larut dalam air karena molekulnya telah diperkecil dan kekentalannya sudah dikurangi. engental dilarutkan di dalam air pada suhu B66& dengan perbandingan !!. *ekstrin jarang digunakan sebagai pengental tunggal karena terlalu encer, kebanyakan digunakan bersama-sama dengan tapioka dan terigu %epung glukosa lukosa adalah dekstrin yang dikerjakan lebih lanjut sehingga molekulnya lebih kecil dan dapat dilarutkan dalam air dingin. ifatnya yang encer juga membuat glukosa jarang digunakan sebagai pengental tunggal, melainkan dicampur dengan kanji pada perbandingan !!, dilarutkan dalam air dingin. engental dari gom om merupakan suatu bahan yang berasal dari getah tumbuh-tumbuhan. ifatnya yang tidak ber#arna adalah salah satu alasan penggunaan gom sebagai pengental. erdasar sifat kelarutannya, gom dapat dibedakan menjadi
!)
om yang mudah larut dalam air, misalnya gom 9rabica, gom
traganth, gom =nggris, gom udan, gom Kordofa. ")
om yang memerlukan pemanasan agar mudah dilarutkan, misalnya
gom uniersal. 5anute8 5anute8 merupakan pengental yang dihasilkan dari tumbuhan laut. 5anute8 mudah larut dalam air dingin. eperti gom, manute8 juga tidak ber#arna. elain itu, manute8 juga tahan disimpan dalam jangka #aktu yang lama tanpa mengalami perubahan kekentalan. 5anute8 menghasilkan pencapan yang rata, dan mudah dibersihkan setelah proses selesai. Konsentrasi manute8 sangat tinggi, sebagai pengental cukup digunakan "-0C. enggunaan manute8 dilakukan sebagai berikut !) 5anute8 dilarutkan dalam air sambil diaduk ") Larutan manute8 didiamkan selama R - S jam $) engental siap digunakan engental buatan engental buatan umumnya digunakan pada proses pencapan serat-serat sintetik. engental buatan yang sering digunakan antara lain @9 dan &5&. roses penggunaannya dilakukan sebagai berikut !) engental dilarutkan dalam air panas sambil diaduk ") engadukan dilakukan selama ! – " jam $) engental dibiarkan dingin sebelum digunakan
encapan dapat dilakukan dengan berbagai sistem. emilihan sistem pencapan didasarkan pada mesin pencapan yang tersedia. rosedur pencapan juga ditentukan oleh macam 1at #arna yang digunakan. erdasar peralatan yang digunakan, pencapan dapat dibedakan menjadi !. encapan kasa (screen printing) encapan kasa sering disebut sebagai sablon. 5otif dibuat pada kain penyaring yang disebut kasa yang selanjutnya dipasang pada rangka dalam keadaan lurus dan tegang. istem ini banyak digunakan karena macam coraknya tidak terbatas dan coraknya mudah diubah dengan cepat. enggunaannya, pasta 1at #arna dituang pada kasa, kemudian ditekan dengan rakel agar 1at #arna keluar dan me#arnai kain.
". encapan blok (block printing) rinsip yang digunakan pada pencapan blok sama seperti stempel. 5otif digrair
pada
kayu
atau
logam
yang
tahan
terhadap
1at-1at
kimia.
enggunaannya, pasta 1at #arna dioleskan pada bantalan. elanjutnya, cetakan ditekankan pada bantalan dan dicapkan pada kain. $. encapan sistem semprot (spray printing) &etakan pencapan menggunakan kaleng, kayu, atau karton yang berlubang. 3at #arna disemprotkan dengan alat penyemprot atau sikat kepada kain melalui cetakan yang berlubang tersebut sehingga timbul corak pada kain. istem ini banyak digunakan untuk mencap karung goni, kayu, logam, dan sebagainya. . encapan sistem rol (roller printing) &etakan yang digunakan pada sistem ini berbentuk silinder atau rol tembaga. 5otif digrair pada rol tersebut. 'oller printing biasa digunakan untuk menghasilkan motif-motif kecil dan mahal. 0. encapan rotary (rotary printing) rinsip penggunaan sistem ini sama dengan screen printing. Kasa yang digunakan harus tahan terhadap 1at kimia dan karat, berbentuk bulat. istem ini dapat menggunakan hingga !" #arna, sehingga sangat baik untuk menghasilkan motif strip yang memanjang. :. encapan flok (flock printing) encapan ini dilakukan dengan menempelkan bulu-bulu atau serat yang telah ber#arna. <. encapan perotin (perotine printing) 5ekanisme pencapan perotin sama dengan pencapan blok. ada pencapan perotin, blok dan kain digerakkan secara otomatis. B. encapan alih (transfer printing) encapan ini menggunakan media kertas transfer yang telah diberi motif. roses pemindahan motif ke kain dilakukan dengan menempelkan kertas transfer pada kain, disertai dengan pemanasan dan tekanan. D. atik atik adalah istilah yang digunakan untuk menyebut kain bermotif yang dibuat dengan teknik resist menggunakan material malam. emula batik dibuat di atas bahan dengan #arna putih yang terbuat dari kapas yang dinamakan kain mori. *e#asa ini batik juga dibuat di atas bahan lain
seperti sutera, poliester, rayon dan bahan sintetis lainnya. 5otif batik dibentuk dengan cairan lilin dengan menggunakan alat yang dinamakan canting untuk motif halus, atau kuas untuk motif berukuran besar, sehingga cairan lilin meresap ke dalam serat kain. Kain yang telah dilukis dengan lilin kemudian dicelup dengan #arna yang diinginkan, biasanya dimulai dari #arna-#arna muda. encelupan kemudian dilakukan untuk motif lain dengan #arna lebih tua atau gelap. etelah beberapa kali proses pe#arnaan, kain yang telah dibatik dicelupkan ke dalam bahan kimia untuk melarutkan lilin.
enggunaan serat alam seperti mori dan sutera didasarkan pada daya absorbsi yang tinggi sehingga mudah menyerap malam. Kain juga harus mempunyai tenunan rapat dengan kualitas yang bagus agar dapat menjaga mutu motif batik. Kain yang akan digunakan dicuci dan direbus dalam air mendidih beberapa kali sebelum digambar dengan malam sehingga sisa kanji, kapur, dan semua bahan-bahan yang digunakan pada proses penganjian hilang. roses ini disebut ngetel. elanjutnya, proses ngemplong, yaitu kain dipukul-pukul dengan kayu agar licin dan lembut. 5ori yang digunakan adalah primisima dan prima. &anting yang digunakan untuk membatik mempunyai ukuran yang berbeda beda untuk menghasilkan efek desain yang berariasi. *iameter spout pada canting dapat berariasi dari !-D mm. %itik-titik dan garis dapat dihasilkan dengan canting yang mempunyai spout ganda, hingga D buah. 5alam yang digunakan dalam proses pembatikan ada beberapa macam. 5alam yang umum digunakan berasal dari ta#on, karena lunak. arrafin juga digunakan untuk membantu mengatur kekentalan malam. eperti halnya pasta pencapan, kekentalan malam juga harus optimal. 5alam yang terlalu kental akan sulit digambarkan, sebaliknya malam yang terlalu encer dapat keluar dari motif yang seharusnya. enambahan resin dapat meningkatkan daya rekat dan lemak binatang berguna untuk mengatur kekentalan malam. Earna-#arna tradisional dapat dihasilkan dari 1at #arna alam. Earna utama yang digunakan adalah beige, biru, coklat, dan hitam. Earna biru dapat dihasilkan dari daun tanaman indigofera. *aun dicampur dengan tetes tebu dan kapur, didiamkan semalam. etah tanaman tinggi ditambahkan sebagai bahan
pencampur. Earna biru muda didapatkan dengan proses pencelupan yang lebih cepat. ebaliknya, #arna tua bisa dihasilkan dengan pencelupan B-!6 kali. Earna coklat (soga) berada pada interal #arna kuning muda hingga coklat tua. Earna tersebut dihasilkan dari kulit batang pohon soga. Earna merah tua juga merupakan salah satu #arna utama batik tradisional. Earna tersebut didapatkan dari daun tanaman mengkudu (5orinda &itrifolia). embuatan batik meliputi proses-proses sebagai berikut a. embuatan motif embuatan motif pada batik dilakukan dengan menulis atau mencap dengan malam. eberapa istilah yang berhubungan dengan proses pemalaman antara lain !) nglo#ong/ngrengreng, yaitu membatik corak dasar ") nembok, yaitu menutupi bagian kain yang tidak diklo#ong, pada akhir proses, bagian ini ber#arna putih atau #arna dasar. $) 7erusi, yaitu menulis atau mencap permukaan buruk kain dengan motif sesuai motif dasar. ) 7giseni/nyeceki, yaitu memberi titik-titik pada bagian tertentu. 0)
5bironi, yaitu menutupi bagian kain yang ber#arna atau putih agar
tidak terpengaruh oleh #arna lain. :)
7gremuk, yaitu memecahkan malam tembokan agar malam pecah
teratur dan pada garis-garis pecahan itu #arna dapat masuk dan me#arnai kain. b. emberian #arna emberian #arna pada batik dapat dilakukan dengan pencelupan maupun pencoletan. encelupan dilakukan dengan larutan 1at #arna, tanpa pemanasan. 4al ini dilakukan untuk menghindari lelehnya malam batik. atik colet dihasilkan dengan melukis motif dengan pasta 1at #arna, umumnya 1at #arna pigmen. eberapa istilah yang berhubungan dengan proses pe#arnaan antara lain !)
5edel, yaitu memberi #arna biru tua pada kain setelah kain
diklo#ong, diiseni, dan diterusi. ")
5enggadung, yaitu menyiram kain batik dengan larutan 1at #arna.
$)
&oletan, yaitu memberi #arna pada kain batik secara setempat dengan
pasta 1at #arna, dimana daerah yang di#arnai dibatasi dengan garis lilin sehingga tidak meresap ke bagian yang lain. )
7yoga, yaitu memberi #arna coklat pada kain.
c. enghilangan malam
etelah malam tidak dibutuhkan dalam proses pembatikan, malam dapat dihilangkan. eberapa istilah yang berhubungan dengan proses penghilangan malam antara lain !)
7gerok, yaitu menghilangkan malam klo#ong.
")
7glorod, yaitu menghilangkan semua lilin pada kain hingga bersih.
+ 7 T + 5 ; ' 7 9 9 7 K 4 ; ; 9=K +&9'9 K=5=9 59;;7 G==K9 5K %+K%=L %+?59&2 +59L97
+ 7 T + 5 ; ' 7 997 K 4 ; ; !. enyempurnaan Kimia 5erserisasi ada a#alnya proses merserisasi ditemukan oleh >ohn 5ercer tahun !DB. roses tersebut dilakukan untuk serat kapas dan dikerjakan tanpa tegangan sehingga diperoleh kain sebagai berikut !) Kain menjadi mengkeret ") reaking length bertambah $) *aya absorbsi meningkat ) 9finitas meningkat pada temperatur rendah elanjutnya pada tahun !BD6 4oras Lo#e menemukan proses merserisasi yang menghasilkan kain dengan daya kilap yang tinggi menyerupai sutera. roses tersebut dikerjakan dengan memberikan tegangan. ertambahnya daya kilap disebabkan oleh reorientasi rantai-rantai molekul selulosa yang menyebabkan deretan kristal menjadi lebih pararel dan teratur. roses merserisasi akan mengakibatkan pelepasan puntaran serat (conolution) dan menghasilkan penampang serat yang lebih silindris. *erajat merserisasi dapat diukur dengan menghitung dekonolusi serat. roses merserisasi dapat dilakukan dalam bentuk benang atau kain, baik kain grey maupun kain yang telah dimasak/dicelup. Kilapnya dipengaruhi oleh struktur anyamannya, dimana anyaman satin dan keper memberikan hasil yang lebih baik. Gaktor lain yang mempengaruhi derajat merserisasi adalah !)
2bat bantu yang dipakaiP alkali yang paling baik digunakan yaitu
7a24 $6-$:6e (U "0C larutan 7a24)
")
%emperatur prosesP hasil terbaik diperoleh pada temperatur rendah, U
"66& dengan konsentrasi 7a24 yang tetap agar diperoleh hasil kilap yang rata. ada temperatur U $66& 7a24 dapat merusak selulosa (terjadi oksiselulosa) $) Eaktu prosesP proses merserisasi hanya berlangsung selama U 6 detik, yaitu #aktu pengerjaan kostik soda di dalam serat. roses yang lebih lama tidak memberikan hasil yang lebih baik. ) %eganganP pemberian tegangan dapat dilakukan dengan " cara a)
bahan dikerjakan dengan tegangan baik saat impregnasi maupun saat
pencucian. b)
pemberian tegangan dilakukan setelah impregnasi sebelum pencucian.
>umlah tegangan harus diusahakan agar dapat mengembalikan ke panjang semula. emberian tegangan yang dilakukan setelah pencucian akan memberikan hasil kilap yang kurang sempurna. elain itu perpanjangan yang dicapai akan mengkeret lagi dalam pencucian yang pertama. 0)
Kualitas bahanP hasil terbaik akan diperoleh pada kain yang telah
dimasak sebelum proses. 5erserisasi yang dilakukan sebelum pemasakan akan terganggu oleh daya serap kain yang rendah. =mpregnasi yang terlalu singkat dapat dibantu dengan penggunaan !C pembasah. ahan yang akan dimerserisasi sebaiknya dibakar bulu terlebih dahulu, karena bulu-bulu yang ada akan mengkeret dan mengurangi daya kilap. 5erserisasi yang dilakukan sebelum pemutihan akan menghasilkan kain yang lembut namun kurang merata. 5erserisasi dilakukan dengan proses sebagai berikut !) =mpregnasi dalam larutan 7a24 (dengan atau tanpa tegangan) ") emberian tegangan agar diperoleh hasil yang mengkilap $) encucian dalam keadaan tegang ) enetralan alkali 0) encucian :) engeringan. #iss Ginish #iss finish ditemukan oleh 4eberlein dengan proses seperti merserisasi biasa namun dilakukan pada suhu 6-!66&. +feknya dapat ditingkatkan dengan penggunaan asam sulfat pada konsentrasi 0!6e (:0C larutan 4"2). ifat tembus cahaya dapat diperbesar dengan penggabungan merserisasi dingin dan
merserisasi temperatur biasa, baik sesudah maupun sebelum merserisasi. 4asil yang diperoleh dibanding merserisasi adalah sebagai berikut !) Kilap lebih tinggi ") egangan bahan lebih keras $) ;ntuk bahan yang halus (Goile dan 2rgandi) memberi sifat tembus cahaya (transparan) ) 4asil lebih permanen erkamen erkamen merupakan proses penyempurnaan khusus yang dilakukan untuk menghasilkan kain yang kaku (stiff) dan transparan dengan pengerjaan dalam asam sulfat pekat. Kesulitan yang sering terjadi antara lain penga#asan yang teliti terhadap konsentrasi asam, suhu, dan #aktu. roses yang dilakukan sebagai berikut !) ahan dikerjakan dalam asam sulfat pada suhu kamar selama !0 detik ")
ahan diberikan tegangan (tidak diharuskan, tergantung pada jenis
bahan) $) ahan dicuci bersih hingga bebas dari asam sulfat )
ahan disetrika dengan kalender untuk meningkatkan daya kilap dan
transparansinya. &reping roses creping dilakukan terhadap bahan untuk menghasilkan permukaan bahan yang keriput. roses creping dapat disamakan dengan proses pencucian tanpa tegangan dengan maksud memberikan kesempatan kepada bahan untuk mengkeret secara #ajar. rosesnya berlangsung sebagai berikut !) ahan dikerjakan dalam larutan yang dapat menggelembungkan serat. ") ahan disetrika pada suhu yang tinggi dengan kalender, lalu dicuci hingga bersih. ahan akan mengkeret secara mendadak saat disetrika pada suhu tinggi sehingga permukaannya menjadi tidak rata. enyempurnaan resin !)
%ahan kusutP dilakukan untuk memperoleh kain yang tidak mudah
kusut. enya#a resin akan mengisi pori-pori serat sehingga serat mempunyai daya lenting yang baik untuk mencegah serat terlipat membentuk kekusutan.
")
%ahan apiP proses ini bertujuan untuk melokalisir atau memperlambat
nyala api pada bahan. *ilakukan dengan garam yang titik lelehnya sangat rendah sehingga jika terkena nyala api garam tersebut akan meleleh melindungi bahan. *apat juga dilakukan dengan garam yang mudah membentuk senya#a oksida yang dapat mengikat oksigen di sekitar bahan atau dengan resin yang mudah menimbulkan gas di sekitar bahan. $)
9nti mengkeretP dimaksudkan untuk mencegah bahan mengkeret
setelah pencucian sehingga bentuknya tidak berubah #alaupun dicuci berkalikali. roses ini dilakukan terutama untuk bahan rayon. *alam air, serat rayon akan menggelembung, sehingga perlu dikerjakan dengan resin yang mencegah penggelembungan. &ara lain adalah dengan mengerjakan bahan dalam larutan formaldehid lalu dikeringkan dan dikondensasi pada suhu !066& selama $ menit. 'esin tersebut akan melapisi dan mengikat anyaman tenun atau jeratan rajut dan menjadi penjaga stabilitas dimensi kain sehingga kain tidak mudah susut saat pencucian. )
%ahan air dan tolak airP perbedaannya yaitu, bahan yang tahan air
berarti dapat dilalui air namun tidak basah. edangkan bahan yang tolak air berarti sama sekali tidak dapat dilalui oleh air. 'esin tolak air biasa digunakan untuk bahan jas hujan, payung, kap mobil, atau tenda terpal. 'esin tahan air biasa digunakan untuk pakaian renang. 0)
9nti slipP pelapisan bahan tekstil dengan resin anti slip bertujuan
untuk menjaga agar benang-benang dalam kain stabil dan tidak mudah bergerak sehingga kain tidak merenggang atau miring susunan benangnya. :)
9nti statikP bertujuan untuk menghilangkan atau menetralisisr
kandungan listrik statis pada kain. 9danya listrik statis menyebabkan kain tidak nyaman dipakai, kotoran mudah melekat, dan mengganggu kesehatan. 'esin antistatic mengandung ion-ion atau muatan listrik yang berla#anan dengan muatan listrik yang dikandung bahan tekstil sehingga menetralisir muatan listrik tersebut. <)
9nti seranggaP dilakukan dengan resin yang mengandung 1at
antiseptic untuk mematikan setiap kuman dan bakteri yang melekat pada kain tersebut. enyempurnaan anti serangga biasa dilakukan pada kain-kain yang akan digunakan di pusat pelayanan kesehatan atau rumah sakit.
B)
9nti jamurP pengerjaan dilakukan di dalam resin yang dapat
mencegah kelembaban kain sehingga sulit bagi jamur untuk hidup dan berkembang di kain. D)
9nti karatP penyempurnaan anti karat dilakukan pada bahan tekstil
yang beresiko tinggi untuk berkarat karena berhubungan dengan besi seperti kain untuk kereta bayi, tas, dan ransel. !6)
Lipat permanentP penyempurnaan ini bertujuan untuk mendapatkan
efek bentuk permanent dengan bantuan resin dan dimasukkan pada mesin pelipit sekaligus pemanas untuk setting bentuknya. ecara manual, biasanya lipit dibuat terlebih dahulu baru disapukan resin dan dimantapkan dengan setrika. Kain yang dilipit permanent contohnya gorden, rok, kerah jas, sudut celana, dsb. !!) %urbenasiP penyempurnaan ini dilakukan untuk membuat kain menjadi kaku dalam memenuhi keperluan khusus seperti untuk pelapis kerah dan ujung kemeja lengan panjang. engerjaannya dilakukan dengan meletakkan bahan termoplastis di antara dua kain, kemudian dile#atkan pada rol bersuhu !66!B66& dengan diberi tekanan. 4asilnya, kedua kain tersebut akan saling melekat sehingga diperoleh kain yang kaku. !")
EashVEearP bertujuan untuk menghasilkan bahan yang cepat kering
dan tidak kusut sehingga bisa langsung dipakai setelah dicuci. ". enyempurnaan 5ekanik enggarukan ('aising) roses ini dilakukan untuk menghasilkan kain dengan permukaan yang berbulu halus, seperti kain flannel. Kain yang digaruk dapat berupa kain tenun maupun kain rajut. ulu hasil penggarukan tidak sama dengan bulu yang terdapat pada beludru, corduroy, handuk, atau permadani. 4al ini disebabkan bulu-bulu pada kain-kain tersebut dihasilkan oleh proses pertenunan, sedangkan bulu pada kain flannel dihasilkan dari kain yang mengalami proses penggarukan. enggarukan merupakan salah satu proses penyempurnaan mekanik yang bertujuan untuk mengeluarkan bulu-bulu halus atau ujung-ujung serat pada permukaan kain. enggarukan dilakukan dengan sikat logam berbentuk silinder. agian utama mesin garuk (raising machine) adalah silinder atau tambur besar yang permukaannya terdiri dari sikat stainless steel berupa barisan rapat dari kombinasi jarum-jarum lurus dan bengkok. >arum bengkok berfungsi menggaruk ujung-
ujung serat keluar dari permukaan kain, sedangkan jarum lurus berfungsi menyisir bulu-bulu yang terjadi dan mengeluarkan kotoran. enggarukan dapat dilakukan berkali-kali untuk menghasilkan bulu yang tebal, dapat juga dilakukan pada kedua permukaan. Konstruksi kain, seperti ketebalan dan kerapatan anyaman, harus diperhatikan untuk menyesuaikan dengan tebal bulu yang mungkin dihasilkan. Kondisi yang tidak sesuai dapat menimbulkan kerusakan kain. anforis roses
pembuatan
kain
menyebabkan
ketegangan
pada
benang
penyusunnya. %egangan tersebut tersimpan dalam kain menjadi energi potensial untuk menyusut kembali ke ukuran semula. 9kibatnya kain dapat menyusut setelah dicuci. enyusutan kain dapat dihindari dengan proses sanforis. Kain yang telah melalui proses ini diberi label Wsanfori1edX pada bagian tepinya. anforis merupakan proses penyempurnaan mekanik yang bertujuan untuk menghasilkan kain yang tidak menyusut atau mengkeret. *iharapkan mengkeret pada kain tidak lebih dari !C. roses sanforis didasarkan pada sifat pergerakan molekul-molekul dalam kondisi pemanasan dengan uap. elain itu, proses penguluran atau penyuapan kain yang berlebih juga membantu proses pemengkeretan secara lebih cepat. 5esin sanforis terdiri dari tambur atau silinder stainless steel yang berlubang-lubang untuk mele#atkan uap panas. erakan silinder penyuap yang lebih cepat dibanding kecepatan penarikan menyebabkan terjadinya penguluran kain (kain masuk ke mesin sanforis tanpa tegangan). ;ap bekerja menggerakkan molekul-molekul serat dan memekarkan serat sehingga tegangan yang tersimpan dalam serat, benang, atau kain tersebut hilang. Kain memang menjadi lebih pendek dan sempit, namun dalam pemakaian tidak akan mengkeret lagi. *ecatising roses decatising biasa dilakukan pada kain yang memerlukan sifat kegembungan, kemekaran, atau keempukan, misalnya untuk selimut, kain-kain berbulu seperti flannel, dan kain-kain #ol untuk bahan suiting. *ecatising merupakan proses penyempurnaan mekanik yang menggunakan energi uap untuk mendapatkan sifat bulk pada kain. 5esin decatising terdiri dari tambur/silinder besar yang berpori tempat mengalirkan uap panas. Kain yang akan diproses digulung pada permukaan
silinder dengan ditutupi selimut untuk menahan uap agar dapat bekerja pada kain yang diproses. ;ap tersebut akan bekerja menggerakkan molekul-molekul serat dan menggelembungkannya hingga mekar. ada kain berbulu, bulu akan mengembang sehingga tercipta permukaan yang empuk. enyetrikaan (&alendering) &alendering merupakan proses penyempurnaan mekanik yang bertujuan untuk mendapatkan berbagai efek pada bahan tekstil dengan bantuan tekanan dan panas. 5esin calender terdiri dari lima buah rol, masing-masing tiga buah rol logam dan dua buah rol empuk dalam posisi berselang-seling. 'ol logam berfungsi sebagai setrika, sementara rol empuk berfungsi sebagai meja setrika. 4ampir semua kain melalui penyetrikaan sebelum dijual. roses sederhana ini dapat diubah bila pada kain diinginkan efek-efek khusus. %ekanan antar rol dapat diatur, disesuaikan dengan ketebalan kain dan efek yang diinginkan. %emperatur juga harus disesuaikan dengan jenis kain atau serat kain, karena temperatur yang tidak sesuai dapat merusak kain. +fek utama yang diperoleh adalah permukaan licin seperti proses setrika, sedangkan efek lain adalah !) +fek licin erfungsi seperti setrika, melicinkan dengan bantuan pasangan rol-rol logam panas dan rol empuk. +fek penyetrikaan ini dapat dilakukan pada satu atau dua permukaan. ") +fek moirY +fek ini sering dijumpai pada kain-kain yang tipis seperti chiffon. +fek licin mengkilap dengan kilau yang bera#an-a#an dapat diperoleh dengan mengganti rol logam tengah mesin calender dengan rol berulir. Kain selanjutnya diproses dengan tegangan tertentu, dimana gesekan rol berulir akan menimbulkan efek bera#an-a#an pada kain. $) +fek embose +fek embose adalah efek permukaan kain bermotif menonjol. +fek ini dapat diperoleh bila salah satu rol logam yang digunakan pada mesin calender diganti dengan rol logam bermotif menonjol. 5otif pada rol tersebut akan menekan permukaan kain membentuk motif cekung atau cembung pada kain tersebut. +fek embose akan lebih baik pada kain yang bersifat termoplastis seperti nilon dan