PENGERTIAN HIDAYAH Oleh : RIE Petunjuk yang dalam al qur'an menggunakan kata “Hidayah” atau “Hudan” diartikan sebagai petunjuk digunakan pada 2 penggunaan; yaitu secara ‘Am (umum) dan Khos (khusus). Contoh penggunaan ‘Am adalah dalam ayat:
ُ ْ َ ... س ل ل ى د ن آ ر ق ل ا ه ي ف ز ْ شَ ِ ُ ّ ِ ِ ْ ً ُ َ مَ َ رُ ُْ ِ أِذّن الَ ض ِ “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia….”(QS al baqoroh : 185) Sedangkan contoh penggunaan kata hidayah yang bermakna khos yaitu dalam firman allah SWT:
ِْى لًد ُ ي ِهِب ف َ ِلَ ت َ َ ْ ُ َتِكْال ُ َ قيِّ “Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa”,(QS Al baqoroh : 2) Pengerti Pengertian an “Hudan” “Hudan” (petunjuk) (petunjuk) disini merupaka merupakan n suatu petunjuk yang kekhususa kekhususan n bagi orang yang bertaqwa. bertaqwa. Sehingga sebagian para ulama mendefinisikan kata “Hidayah” dengan Makna yang ‘Am (umum) adalah :
أ له أ ي يل ال ك ك واء حجةال ض ضإ ح الح ر ة طرإ إ “ Terangnya Terangnya jalan kebenaran kebenaran (Allah) dan jelasnya jelasnya hujjah allah, walaupun jalan untuk menelusurin menelusurinya ya itu sudah jelas atau tidak” Seperti dalam ayat :
ََ ع ةَُق عِ ص ت َ َ فُوُ َث مَّ أَ َْوا ال حَ َ ْ َ ف ْ َ ْ ُ َ َْد ف َ ُ َْخذَ َ َى فَد ُْال نَ وُ ِ ْك َ واَُ َْال َ ِ نِ ُوْ ال ِ اَذ “dan Adapun kaum Tsamud, Maka mereka telah Kami beri petunjuk tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan) daripada petunjuk, Maka mereka disambar petir azab yang menghinakan disebabkan apa yang telah mereka kerjakan.(QS Al Fushilat : 17) Maksudnya, allah telah memberikan petunjuk kepada kaum tsamud jalan (ajaran) allah melalui lisan nabi sholeh walaupun mereka tidak sedikitpun menelusuri jalan jalan petunjuk allah tersebut karena dalam keterangan selanjutnya disebutkan bahwa “tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan) daripada petunjuk” . Atau dalam ayat lain surat lain :
َ ِي اًُو َ مِّ إَ راً ِشَ مِّ إ َ َْد َ ِّإ ّ ال ُ “ Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir”.(QS al Insan : 3)
Maksudnya Allah telah menjelaskan atau menerangkan kepadanya jalan kebaikan dan kejelekan, karena kalimat selanjutnya “ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir”. Adapun definisi hidayah dengan makna khos (khusus) adalah ;
دال ع لتوفي هال ض “Anugerah(kelebihan) yang diberikan oleh Allah kepada seorang hamba dengan Taufiq”. Makna ini sama seperti dalam ayat :
ُ ّ ّ َ ْ ُكُلَ َ َ ْ ُ ِِدَ تْا نْ ِرا إً ْ َ أِهْ يَ َ ع ْ َ أ ف ه ال دى ذ ل ا ئ ل أ ُ ُ داَ َ ِ ِ َ ُِ ُ َ ِْرى لَ ِْ إِ َو ُ َ َ يِ َل “Mereka Itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, Maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah: "Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al-Quran)." Al-Quran itu tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh ummat.” (QS al an'am :90) Dan
َ ّال ِِر ُ ْ ... ِ ر ه د ن ه أُ ِ ْ َ َ َ ْ ْ لِ ُ َْصد َ َف َ َ ُ ْ “Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam….”(QS. Al an'am :125). Jika kita telah memahami hal ini, maka kita akan mengerti bahwa hidayah yang khusus bagi orang bertaqwa adalah makna dari hidayah yang khos yaitu pemberian anugerah/ kelebihan dengan taufiq sedangkan hidayah yang diberikan kepada semua manusia merupakan pengertian dari makna yang ‘Am, yaitu telah terangnya jalan-jalan kebenaran dan jalan-jalan allah. Oleh karena itu, kita akan mengerti akan maksud ayat :
َ ِّإ ُ َْعَ أَو ُ َ ُء َ َ َ ْ َ ْ َ أ ْ َ ْ مَ دِ ْ َ هَ ّال ّ ِك َ لَ ْ مَ دِ ُ ْلِ َ دِ َ تْ “Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk”.(QS. Al qoshosh:56) Dan ayat :
َ ِّ إَ..... ٍ راَ ص ِ لَِ إدِ ْ مُ َْتَ ل ٍ قيَِ ت “...dan Sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus”. (QS.Asy syuraa': 52)
Hidayah yang tidak dimiliki oleh Rasulullah SAW adalah hidayah yang khos, karena taufiq merupakan hak preogratif allah SWT yang tidak dimiliki oleh siapapun, dan hanya allah SWT pula yang berhak memberikan kepada siapa saja yang allah SWT kehendaki. Dan Hidayah yang dimiliki oleh Rasulullah SAW adalah hidayah ‘Am yaitu menjelaskan dan meunjukkan jalan-jalan kebenaran dan jalan-jalan yang akan menuju Allah SWT. Wallahu a'lam
ا Referensi kitab : “Daf'u ibhamil idhtirob” ( اااااا اااا karya Syekh Muhammad Al Amiin Al Sya
اا اااااااا ااااا ااا )
DASAR-DASAR PENGERTIAN MENGENAI SYARIAT, THORIQOH, HAQIQOH DAN MA’RIFAT Posted on March 6th, 2009 by by admin
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita dengar istilah-istilah agama yang kadang-kadang rancu pengertiannya di masyarakat , antara lain : 1. Syariat 2. Thoriqot 3. Haqiqoh 4. Ma’rifah 1. Syariat Adalah hukum Islam yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah Nabawiyah / Al Hadis yang merupakan sumber acuan utama dalam hukum islam, yang selanjutnya menjadi madzab-madzab ilmu fiqih dan Aqidah dan berbagai disiplin ilmu dalam Islam yang dikembangkan dan dijabarkan oleh para Ulama dengan memperhatikan atsar para sahabat ijma’ dan kiyas. Jadi orang Syariat adalah orang yang mengambil sepenuhnya hukum Islam sebagai pedoman, sikap dan tujuan serta panutan dalam hidup dan kehidupannya. 2 Thoriqoh : Thoriqoh artinya adalah jalan atau cara. Yaitu cara yang ditempuh oleh seseorang dalam melakukan syari’at Islam dalam rangka pendekatannya pada Allah SWT. Jadi orang yang ber Thoriqoh adalah orang yang melaksanakan hukum Syari’at, lebih jelasnya Syariat itu hukum, sedangkan Thoriqoh dalam praktek / pelaksanaan dari hukum itu sendiri. Thoriqoh ada 2 ( dua) : 1. Thoriqoh ‘Aam : yaitu melaksanakan hukum Islam secara umum sebatas pengetahuan dan kemampuannya tanpa ada bimbingan tersendiri. 2. Thoriqoh Khos : yaitu melaksanakan syariat Islam melalui bimbingan lahir dan batin dari seorang guru / syeh / Mursyid / Muqoddam. Bimbingan lahir dengan cara pendidikan secara intensif tentang hukumhukum Islam dan cara pelaksanaanya yang benar. Sedangkan bimbingan batin adalah tarbiyah rohani dari sang guru / syeh / mursyid / muqaddam dengan izin / Baiat Khusus yang sanadnya sambung sampai pada Baginda Nabi Rasulullah SAW. Thoriqoh Khos ini lebih kenal dengan Thoriqotus Sufiyah / Thoriqotul Auliya. Thoriqotus Sufiyah yang mempunyai izin dan sanad langsung dan sampai pada Rasulullah itu berjumlah 360 Thoriqoh . Sedangkan yang masuk ke Indonesia dan direkomendasikan oleh NU berjumlah 44 Thoriqoh, dikenal dengan Thoriqoh AlMu’tabaroh An Nahdliyah.
Nama-nama Thoriqoh yang Mu’tabar , antara lain : 1. Umariyah 2. Naqsyabandiyah 3. Qodiriyah 4. Syadziliyah 5. Rifaiyah 6. Ahmadiyah ( bukan aliran Mirsa Ghulam Ahmad Laknatulloh ‘alaihi ) 7. Dasuqiyah 8. Akbariyah 9. Maulawiyah 10. Kubrowiyah 11. Sahrowardiyah 12. Kholwatiyah 13. Jalwatiyah 14. Bakdasiyah 15. Ghozaliyah 16. Rumiyah 17. Sa’diyah 18. Jusfiyah 19. Sya’baniyyah 20. Kalsyaniyah 21. Hamzaniyah 22. Baitumiyah 23. Usysyaqiyyah 24. Bakriyah 25. Iddrusiyah 26. Utsmaniyah 27. ‘Alawiyah 28. Abbasiyah 29. Zainiyah 30. Isawiyyah 31. Buhuriyyah 32. Haddadiyah 33. Ghaibiyyah 34. Khodiriyyah 35. Syathoriyyah 36. Bayumiyyah 37. Malamiyyah 38. Uwaisiyah 39. Idrisiyyah 40. Akabirul Auliya’ 41. Subbuliyyah 42. Matbulliyyah 43. Tijaniyah 44. Sammaniyah
3 Haqiqoh Yaitu sampainya seseorang yang mendekatkan diri pada Allah SWT. Didepan pintu gerbang kota tujuan, yaitu tersingkapnya hijab-hijab pada pandangan hati seorang salik sehingga dia mengerti dan menyadari sepenuhnya hakekat dirinya selaku seorang hamba didepan Tuhan-Nya selaku Al-Kholik SWT. 4 Ma’rifah Adalah tujuan akhir seorang hamba yang mendekatkan diri pada Allah SWT. ( salik ) yaitu masuknya seorang salik ke dalam pintu gerbang kerajaan Allah Al Malikul Kohhaar, sehingga dia Ma’rifah Ilallah SWT ( wusul illah Swt) Catatan 1. Untuk point 1 dan 2 ( Syariat dan Thoriqoh ) kita bisa mempelajari teori dan prakteknya secara langsung, baik melalui membaca kitab-kitab / buku-buku maupun pelajaran-pelajaran (ta’lim) mapun pendidikan ( tarbiyah) bagi ilmu Thoriqoh. Sedangkan Haqiqoh dam Ma’rifat pada prinsipnya tidak bisa dipelajari sebagaimana Syari’at dan thoriqoh karena sudah menyangkut dzauqiyah