PENGENALAN GEJALA PENYAKIT TUMBUHAN DI LAPANGAN I.
II.
Tujuan 1. Menget Mengetahui ahui penyaki penyakitt tanama tanaman n di lapan lapangan gan 2. Mengidentif Mengidentifikasi ikasi gejala penyaki penyakitt pada berbagai berbagai jenis tanaman tanaman di lapangan lapangan Tinjauan Pustaka
Penyakit tanaman sebagai hasil interaksi antara organisme penyebab penyakit dengan tanam tanaman an akan akan menye menyebab babka kan n terj terjad adin inya ya gangg ganggua uan n pada pada tubu tubuh h tana tanama man, n, sehi sehing ngga ga dapat dapat menurunkan produktivitas tanaman. Agrios (200!menyebukan bah"a organisme yang dapat menyebabkan sakit pada tumbuhan dikenal dengan istilah pathogen. Pada umumnya, pathogen akan mengganggu proses metabolisme dalam tubuh tumbuhan dengan mengeluarkan berbagai jenis en#im, #at bera$un, hormon pertumbuhan dan berbagai #at lain serta menyerap #at makanan pada sel inang. %umbuhan dan tanaman yang terserang oleh phatogen akan menunjukkan perubahan kenampakan morfologi yang berbeda dari kondisi normal. &enampakan tersebut dapat dilihat se$ara visual. 'e$ara umum, penyakit tanaman dapat diklasifikasikan atas dasar gejala, organ tanama tanaman n yang yang disera diserang ng dan jenis jenis tanama tanaman n yang yang disera diserang. ng. erdas erdasark arkan an gejala gejalanya nya penyakit penyakit tanaman dapat berupa busuk akar, layu tanaman, ber$ak daun, ha"ar dan sebagainya. Atas dasar organ tanaman yang diserang dapat berupa penyakit akar, batang, dan daun, sedangkan jenis tanaman yang diserang meliputi tanaman pangan, hortikultura dan lain sebagainya (Agrios, 200!. Apabil Apabilaa penyakit penyakit terseb tersebut ut tidak tidak segera segera dilaku dilakukan kan pengend pengendali alian an akan akan beraki berakibat bat pada kerugian ekonomi. Agar dapat melakukan pengendalian dengan metode dan "aktu yang tepat, perlu dilakukan identifikasi gejala penyakit yang ditimbulkan. %imbulnya gejala penyakit pada tumbuha tumbuhan n terjadi terjadi karena karena pathoge pathogen n masuk masuk ke dalam dalam jaring jaringan an tanama tanaman n dan mengaki mengakibat batkan kan terjadinya infeksi. 'elain itu, identifikasi gejala merupakan hal yang sangat penting yakni untuk membedakannya dengan gejala yang disebabkan oleh hama. erbagai informasi mengenai gejala penyakit pada suatu tanaman dikumpulkan melalui metode deteksi. Meskipun demikian, info inform rmas asii yang yang diku dikump mpul ulka kan n tida tidak k hany hanyaa terf terfok okus us pada pada dete deteks ksii geja gejala la,, teta tetapi pi juga juga memperkiraka memperkirakan n tingkat tingkat serangannya serangannya (arbedo, 201)!. arbedo arbedo (201)! juga menyatakan menyatakan bah"a dete deteks ksii akan akan berl berlak aku u apab apabil ilaa terd terdap apat at dua kondi kondisi si yait yaitu u klas klasif ifik ikas asii pars parsia iall dan real-time monitoring . &lasifikasi parsial dilakukan apabila identifikasi gejala penyakit berada diantara beberapa pathogen yang memungkin untuk menimbulkan gejala yang hampir sama. 'ementara
real*time monitoring ialah kegiatan utnuk melakuan pemantauan se$ara berkala yang berkaitan dengan kepentingan deteksi maupun identifikasi gejala penyakit, sehingga diperoleh informasi mengenai gejala tersebut. +ejala penyakit dapat didefinisikan sebagai suatu fenomena yang menyertai terjadinya suatu perubahan pada tanaman dan dianggap sebagai bukti dari keberadaan pathogen yang menyerang. dentifikasi gejala pada batang, daun maupun akar mememgang peran penting dalam keberhasilan budidaya tanaman. -al ini dikarenakan, se$ara garis besar penyakit dapat menyebabkan kerugian ekonomi terkait dengan produktivitas tanaman (Patil and &umar, 2011!. erdasaarkan proses pembentukannya, gejala penyakit dapat dibedakan menjadi 1. /ekrotik. &ata nekrosis berasal dari bahasa unani yang berarti mati, tahap kematian atau pembunuhan. 3alam hal penyakit tanaman, nekrosis berarti gejala kerusakan yang ditunjukkan oleh terjadinya kematian sel dan jaringan tumbuhan. -al tersebut umumnya terjadi apabila tanaman mengalami defisiensi salah satu unsur hara tertentu. +ejala nekrosis pada bagian daun tanaman akan menampakan "arna kekuningan, keriput, bahkan bagian daun lainnya akan mati. /ekrosis juga mengakibatkan kematian pada kun$up*kun$up tanaman yang masih muda dan menghampat pertumbuhan sistem perakaran. /ekrosis dapat diakibatkan oleh jamur maupun bakteri yang ditularkan melalui tanaman lain maupun udara ('aksono, 2014!. 2. -ipertrofik, merupakan pertumbuhan sel atau jaringan pada bagian tanaman yang berlebihan, sehingga menunjukkan ketidaknormalan pada bagian tumbuhan. +ejala yang termasuk dalam katogori hipertrofik ialah puru akar, sesidia, sapu setan (witches broom! (5idyastuti et al., 200!. ). Atrofik atau -ipoplasia, yakni terjadinya hambatan dalam pertumbuhan atau perkembangan jaringan tumbuhan akibat serangan pathogen. Ma$am gejala yang dapat ditimbulkan antara lain klorosis, etiolasi, dan kerdil (5idyastuti et al., 200!. dentifikasi gejala penyakit tanaman di lapangan akan sangat penting dilakukan untuk mengetahui tingkat keparahan serangan pathogen.nformasi yang diperoleh dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan mengenai metode dan tekni pengendalian yang akan digunakan. 'e$ara umum, tanaman yang terserang pathogen akan memberikan kenampakan yang berbeda dengan tanaman normal di lapangan. Agrios (200! menyebutkan bah"a tumbuhan yang diganggun oleh pathogen akan menyebabkan terjadinya penyimpangan dari keadaan normal pada salah satu bagian tanaman yang terserang. %umbuhan dikatakan sehat apabila dapat melakukan
fungsi*fungsi fisiologisnya sesuai dengan kemampuan genetik terbaik yang dimilikinya. +angguan oleh pathogen menyebabkan terganggunya fungsi fisiologis tumbuhan seperti, pertumbuhan terhambat, kematian jaringan, pertumbuhan yang tidak normal dan sebagainya. Mekanisme pathogen mengganggu tumbuhan ataupun tanaman sangat bervariasi dan akibat yang ditimbulkan berupa kenampakan di lapangan yang bervariasi pula. dentifikasi gejala di lapangan membutuhkan kemampuan dan ketrampilan tersendiri dalam mendeskripsikan gejala yang ditimbulkan. -al ini karena dalam satu tanaman gejala yang ditimbulkan berma$am*ma$am dan bahkan dalam serangan tingkat berat telah terjadi serangan yang bertumpuk. Akibatnya akan menampakkan gejala yang menyimpang dan sulit untuk diidentifikasi penyebabnya. .
Metodologi Praktikum 3asar lmu Penyakit %umbuhan dengan judul Pengenalan +ejala Penyakit
%umbuhan di 6apangan dilaksanakan pada 'elasa, 27 Mei 201 di &P4, 8akultas Pertanian, 9niversitas +adjah Mada, &alitirto, ogyakarta. ahan*bahan yang digunakan dalam pengamatan gejala dan tanda penyakit antara lain sekelompok tanaman $abai, melon, jagung, padi, singkong, dan terong. Alat yang diperlukan diantaranya alat tulis dan kamera. Adapun langkah kerja yang harus dilakukan pada pengamatan gejala penyakit ialah peserta paraktikum dibagi ke dalam beberapa kelompok sesuai jumlah komoditas tanaman yang akan diamati. Pengamatan dilakukan dalam "aktu 10 menit untuk satu komoditas, sehingga setiap kelompok melakukan pengamatan se$ara bergantian. +ejala yang tampak diamati dan di$atat. -asil yang diperoleh dipresentasikan kepada semua kelompok.
IV. Hasil dan Pema!asan ". Pen#akit $ada %aai a. Busuk ua!
Penyakit yang sering dijumpai pada $abai ialah penyakit antraknosa (patek!. Penyakit memiliki gejala berupa mati pu$uk yang berlanjut ke bagian tanaman sebelah ba"ah. 3aun, ranting dan $abang menjadi kering ber"arna $okelat kehitaman. Pada bagian batang $abai aservulus $enda"an terlihat menyerupai tonjolan (3uriat et al. $it. -er"idyarti et al., 201)!. Pada buah, penyakit ini bergejala berupa ber$ak ke$il dan berair. 'erangan lebih lanjut akan terbentuk luka yang seperti terbakar matahari, ber"arna merah tua sampai $okelat hingga hitam. uah $abai akan mengering mulai dari ujung buah dan ber"arna $okelat. Patogen
dari penyakit ini ialah jamur Colletotrichum spp khususnya Colletotrichum capsici. :amur ini memiliki kisaran tanaman inang yang bervariasi, meliputi $abai, ba"ang merah, ka$ang hijau, papaya, anggrek, dan sebagainya (;i#ky, 1<=0!. :amur ini membentuk aservulus di bagian ba"ah epidermis dan akan pe$ah, sehingga berbentuk seperti $a"an dengan garis tengah ± )00 µm. Aservulus memiliki seta ber"arna $okelat, bersekat 2*4, dengan panjang umumnya >100 µm, lebar 4*< µm. &onidium berbentuk tabung atau jorong, bersel satu, hialin, dengan ukuran 10*20 ? )*7 µm. &onidium tersebut dapat membentuk massaseperti lendir ber"arna merah jambu atau jingga. Apabila ditumbuhkan pada medium P3A miselium akan tumbuh sangat lambat, a"alnya ber"arna kelabu dan akhirnya ber"arna gelap ('emangun, 2004!. Patogen dapat bertahan pada ranting*ranting ayaupun daun*daun sakit di pohon atau di permukaan tanah. Pada $ua$a lembab dan berkabut pathogen akan membentuk spora (konidium!. 'pora disebarkan oleh per$ikan air hujan dan serangga. &edaan $ua$a yang sangat lembab sangat $o$ok untuk pembentukan spora dan terjadinya infeksi jamur tersebut. Patogen tidak dapat tumbuh pada kelembaban ><@ (;i#ky, 1<=0!. . Kunin& ke'dil
%anaman $abai yang terserang penyakit ini akan menampakan gejala berupa helaian daun tampak vein celaring yang berkembang menjadi "arna kuning sangat jelas. %ulang daun menebal dan melengkung ke bagian atas (cupping ! pada gejala lanjut. 3aun*daun muda menjadi kerdil, helaian daun ber"arna kuning $erah atau hijau muda berseling "arna kuning $erah dan tanaman kerdil. 3i samping itu, terdapat beberapa variasi gejala yang dapat dibedakan ke dalam empat kelompok yaitu a! "arna daun hijau, keriting, kaku, tulang daun menebal, daun tampak bertumpuk dan bergelombang b! daun ber"arna hijau, mengkerut, tulang daun menebal, mosai$, beberapa daun menggulung ke atas dank e ba"ah serta mengalami vein clearing $! "arna daun dominan kuning keputihan, vein $learing, $upping, tulang daun terdapat ber$ak hijau d! "arna daun dominan kuning kehijauan, ukuran daun menge$il, tulang daun menebal, malformasi dan tanaman kerdil. erdasarkan gejala tersebut, pathogen dari penyakit ini ialah jenis virus dari marga begomovirus yaitu geminivirus (Mudmainah dan Pur"anto, 2010!. &isaran inang dari virus ini antara lain $abai merah, babadotan, tomat, ke$ubung, N. bentamian, dan N. glutinosa ('ulandari et al., 2007!. Birus ini berbentuk partikel kembar
berpasangan dengan ukuran mikroskopis.;eplikasi virus terjadi di dalam nu$leus tanaman melalui pembentukan ganda 3/A. Pada umumnya, penyerangan virus ini melalui perantara serangga berupa kutu kebul. Perpindahan virus dalam sel tanaman terjadi melalui pembuluh tapis. 'elanjutnya di dalam pembuluh tapis virus menyebar se$ara sistemik ke seluruh bagian tumbuhan dan masuk kembali ke sel parenkim pembuluh tapis yang berada di dekatnya melalui plasmodesmata. Penyebaran sekunder virus dipengaruhi oleh serangga ve$tor. %ransmisi begomovirus oleh kutu kebul dapat men$apai 10*20 daur (Agrios, 200!. %. La#u akte'i
&arakteristik gejala yang ditimbulkan ialah layu, kerdil, dan daun berubah menjadi kuning. +ejala yang ditimbulkan dapat terlihat pada berbagai fase pertumbuhan tanaman, namun pada tanaman yang masih muda dan sukulen akan menunjukkan gejala layu sempurna. +ejala yang terlihat pada tanaman $abai ialah daun tua layu dengan dengan "arna daun yang hijau, namun telah mengalami penurunan turgor. +ejala tersebut akan semakin $epat berkembang bila pathogen menyerang tanaman yang rentan, layu pada tanaman akan terjadi se$ara menyeluruh dalam "aktu yang $ukup singkat. Apabila ranting atau batang diputus, maka akan tampak lendir yang merupakan massa bakteri dan disebut sebagai oo#e bakteri (Ar"iyanto, 2014!. Patogen yang menyerang ialah ;alstonia solana$earum. &isaran inang pathogen tersebut antara lain tanaman tomat (Solanum lycopersicum!, tembakau ( Nicotiana acuminata!, terong (Solanum tuberrosum!, ka$ang hijau (Vigna radiata! dan sebagainya. Pada berbagai iang tersebut, akan menunjukkn gejala yang sama dengan serangan pathogen pada tanaman $abai, yaitu tanaman layu namun masih tetap basah. Adapun bioekologi dari pathogen tersebut ialah ;. solana$earum yang berasal dari daerah tropika dapat tumbuh dengan baik pada suhu optimum )C, sedangkan yang berasal dari darah subtropika dan dataran tinggi suhu optimumnya 2=C. 'uhu minimum untuk pertumbuhan ;. solana$earum sekitar D*10C dan maksimumnya men$apai )=*)<C. ;. solana$earum dapat hidup pada tempat yang berkelembaban tinggi, jenuh air dan pada lahan yang miskin ataupun banyak kandungan bahan organiknya, karena memiliki kemampuan utuk bersembunyi jauh di dalam tanah. Patogen inidapat tumbuh pada media buatan dengan kisaran p- 4*11. Penyebaran pathogen dapat melalui serangga, benih, persemaian, bahan kemasan, $ara ber$o$ok tanam, dan melalui kontak akar. R. Solanacearum mampu bertahan hidup dalam "aktu yang $ukup
lama. 3i samping kemampuannya untuk bersembunyi jauh di dalam tanah, pathogen ini juga dapat membentuk struktur sperti biofilm bila terjadi kontak dengan permukaan biotik atau abiotik (Ar"iyanto, 2014! d. La#u jamu'
+ejala a"al dari penyakit layu jamur ini akan memberikan kenampakan visual berupa tulang*tulang dauan yang ber"arna pu$at, terutama daun bagian atas. &amudian diikuti dengan menggulungnya daun yang berumur lebih tua (epinasti!, karena merundukknya tangkai daun dan akhirnya tanaman menjadi layu keseluruhan. Pada tanaman yang masih muda dapat menyebabkan kematian tanaman se$ara mendadak, karena terjadi kerusakan di bagian pangkal batang. %anaman de"asa dapat lebih tahan terhadap infeksi jamur, namun menyebabkan terjadinya penurunan hasil (/ur#annah et al ., 2014!. Patogen yang menyerang tanaman $abai ini ialah jamur Fusarium oxysporum f.sp capsici. &isaran tanaman inang dari jamur tersebut antara lain $abai, pisang, terong, tomat, kubis, seledri, jeruk kopi, kapas, mentimun, melon, kedelai, labu, ba"ang merah, semangka, dan jenis tanaman sayuran lainnya. Morfologi di laporan dipt a$ara 1 ('unarmi, 2010!. -ampir semua jenis jamur menghabiskan hidupnya di dalam tubuh inang. 3alam tubu inang tersebut, jamur akan memulai siklus hidupnya dan memperbanyak diri dengan membentuk spora. 'pora jamur dapat terba"a oleh angin, air maupun organisme lain dan apabila menemukan iang yang $o$ok spora akan tumbuh dan berkembang. 8usarium dapat berkembang dan bertahan hidup dalam sisa*sisa tanaman yang berada di dalam atau di atas tanah (Agrios, 200!. (. Pen#akit $ada mel)n a. Busuk ua! mel)n
+ejala yang teramati pada penyakit tersebut ialah daun tampak ber$ak*ber$ak $okelat yang akhirnya berubah "arna menjadi kemerahan dan akhirnya daun mati. +ejala pada buah akan tampak bulatan ber"arna merah jambu yang lama*kelamaan semakin meluas. agian daun yang teserang akan tampak lebih gelap daripada lainnya, sehingga tampak seperti terbakar dan hangus. Penyakit tersebut mengakibatkan tanaman memperoduksi buah berukuran ke$il, hitam, dan mengalami kerusakan hingga membusuk. 'erangan pada buah terjadi pada buah yang memiliki kontak langsung dengan permukaan tanah. Patogen yang menyebabkan penyakit tersebut ialah Colletotrichum lagenarium (3elahaut and 'tevenson,
2014!. &isaran inang dari pathogen tersebut antara lain family Cucurbitaceae, seperti mentimun, melon, semangka dan sebagainya. :amur C. lagenarium hidup di daerah berkelembaban tinggi dan suhu rendah, di permukaan tanah ataupun di dalam biji tanaman. Patogen tersebut dapat bertahan di dalam tanah hingga 2 tahun. &ondisi yang lembab dan hangat merupakan iklim yang sangat $o$ok untuk penyebaran spora jamur C. lagenarium. Pada temperature antara =0*D00 8 dapat meningkatkan aktivitas infeksi dan epidemi$ penyakit antraknosa. 'e$ara umum, jamur C. legenarium berkembang biak dengan spora. 'pora dapat tersebar melalui aliran air, angin, hujan, serangga, dan alat*alat pertanian. uah yang telah terinfeksi oleh jamur C. lagenarium dapat mengakibatkan berkembangnya infeksi sekunder yang berasal dari organisme ataupun mikrobia lainnya (3elahaut and 'tevenson, 2014!. . M)*aik+e'%ak daun
+ejala infeksi pathogen pada tanaman melon memperlihatkan adanya mosai$ hijau* kuning dengan "arna hijau tua lebih banyak berada di sekitar tulang daun (vein banding !, daun menjadi kaku dan berkerut. 'elain itu daun mengalai penyempitan ukuran dan tanaman menjadi kerdil. +ejala lain yang dapat terlihat berupa mosai$ hijau tua*hijau muda pada daun, klorosis, melepuh, keriting, kaku, dan tepi daun mengalami perubahan bentuk menjadi bergerigi. Patogen yang menyebabkan penyakit tersebut ialah jenis virus berupa watermelon mosaic virus (5MB! dan ucchini yellow mosaic virus (EMB!. Birus tersebut memiliki inang pada tanaman keluarga $u$urbita$eae, meliputi mentimun, melon, semangka, labu siam, tanaman Eu$$hini, kabo$ha dan tanaman oyong (6estari dan /urhayati, 2014!. Partikel virus tersebut berbentuk batang lentur dengan panjang =0 nm. &omposisinya terdiri atas 4,*=@ asam nukleat dan <)*<,@ selubung protein (u$hen*Fsmond and Pur$ifull (1
sistem metabolisme sel inang. Penyebaran virus ini pada umumnya melalui serangga ve$tor, beupa kutu aphis (Mayasari, 2007!. %. La#u akte'i
&enampakan visual dari penyakit tersebut ialah daun dan $abang tanaman melon tampak layu. 3aun mengkerut, "arna menguning, mengering dan akhirnya mati. 3aun tanaman layu terjadi satu per satu, meskipun daun tetap ber"arna hijau, selanjutnya terjadi kelayuan se$ara keseluruhan. Apabila batang tanaman dipotong se$ara melintang akan mengeluarkan lendir ber"arna putih kental dan lengket bahkan dapat ditarik seperti benang. Patogen dari penyakittersebut ialah bakteri Gr"inia tra$heiphila dengan kisaran tanaman inang berupa keluarga Cu$urbita$eae seperti melon, mentimun, semangka, pepo, dan sebagainya (8erreira and oley, 1<<2!. akteri !. tracheiphila ditularkan oleh kumbang mentimun bergaris ( "calymma vittata!. Pada a"al musim semi, kumbang tersebut akan memakan tanaman melon yang menyimpan !. tracheiphila. Akibatnya kumbang tersebut mengandung bakteri !. tracheiphila di dalam tubunya, sehingga apabila memakan tanaman lain dapat menyebabkan terjadinya penularan dan infeksi bakteri. &umbang tersebut memakan bagian tanaman melon dengan $ara melukai bagian tertentu dan meninggalkan bekas luka. ekas lukan akan menarik bakteri !. tracheiphila untuk masuk ke dalam bagian tanaman dan berkembangbiak di dalamnya. akteri masuk melalui pembuluh ?ylem tanaman dan berenang*renang, berkembang biak, hingga menyebar ke seluruh tubu tanaman. nfeksi hanya dapat terjadi apabila dalam tubuh tanaman terdapat sarana bagi pathogen untuk bergerak atau berenang seperti aliran air, dan sebagainya di dalam pembuluh. +ejala layu biasanya mun$ul 7*= hari setelah infeksi terjadi (8erreria and oley, 1<<2!. d. La#u jamu'
+ejala layu jamur ditandai dengan menguningnya daun*daun tua yang kemudian menjalar ke bagian atas daun (daun muda!. %ulang daun akan memu$at dan ber"arna keputihan. %anaman tampak terkulai karena penyerapan unsur hara maupun air tidak bisa dilakukan. -al ini dikarenakan terjadinya pembusukan pada bagian pembuluh angkut. Apabila tanah disekitar lubang tanaman dibongkar, tampak akar tanaman membusuk dan ber"arna ke$okelatan. Penyebab penyakit ini ialah jamur Fusarium oxysporum f.sp melonis. :amur 8usarium o?ysporum memiliki kisaran tanaman inang meliputi $abai, melon, pisang,
tomat, mentimun, jeruk, kopi, kubis, seledri, kedelai, ba"ang merah, semangka, labu, dan lain sebagainya (&urnianti, 201)!. Cenda"an 8usarium bersifat polifag dan mampu menghasilkan ) tipe spora yaitu mikrokonidia, makrokonidia, dan klamidospora. Mikrokonidia dapat diproduksi oleh jamur di dalam jaringan tanaman yang terserang, sedangkan makrokonidia dibentuk di permukaan tanaman yang mati setelah terinfeksi. &lamidospora merupakan bentuk spora yang bertahan di dalam tanah yang telah terinfeksi dan mampu bertahan hingga )0 tahun. &etiga jenis spora tersebut mampu menyebar dengan bantuan air, peralatan pertanian ataupun kegiatan budidaya. &lamidospora sangat efektif menginfeksi tanaman sehat melalui luka pada akar maupun titik tumbuh akar lateral. :amur ini hidup di lingkungan yang lembab dan suhu rendah. Penyabaran di dalam tubuh tanaman melalui pembuluh ?ylem. 'pora jamur yang telah masuk ke ?ylem, miselium jamur akan ber$abang dan berkembang menghasilkan mikrokonidia yang akan terus berke$ambah. Pertumbuhan mikrokonidia berpengaruh pada pasokan air, sehingga mengakibatkan tanaman lemas dan mati (&urnianti, 201)!. ,. Pen#akit $ada ja&un& a. Bulai
Penyakit bulai dapat menimbulka gejala sistemik yang meluas ke seluruh tubuh tanaman dan dapat mengakibatkan gejala setempat. Pada tanaman yang masih muda, daun yang baru saja membuka akan tampak ber$ak klorotik ke$il*ke$il. er$ak tersebut lama*kelamaan berkembang menjadi ber$ak sejajar dengan tulang induk. Pada umumnya daun di atas daun yang ber$ak tifak menunujukkan adanya gejala. 3aun yang berkembang setelah itu akan memiliki daun klorosis merata atau bergaris*garis. 3i pagi hari daun akan terlihat memiliki lapisan beledu putih yang terdiri atas konidiofor dan konidium jamur. 3aun*daun tampak kaku, agak menutup, da lebih tegak dari biasanya, karena adanya benang*benang jamurdalam ruang antar sel. Penyabab penyakit bulai ialah jamur #erenosclerospora maydis ('emangun, 2004!. 'elain jagung, jamur tersebut juga berinang pada tanaman shorgum. Miselium jamur P. maydis dapat berkembang di dalam ruang antara sel. 3alam ruang tersebut terdapat dua ma$am miselium yaitu tipe satu yang memiliki hifa banyak, ber$abang, dan membentuk kelompok*kelompok diantara tulang*tulang dauan serta tipe dua yang hifanya tidak ber$abang, menjalar, panjang, dan menghubungkan kelompok*kelompok. -ifa membentuk houstorium yang masuk ke dalam rongga sel. -oustorium berbtnuk batang,
paku, $a$ing, jari, atau gelembung. :amur ini berkembangbiak dengan spora yang dibentuk di dalam konidiofor. &onidium dapat tumbuh dengan baik pada suhu )00 C. nfeksihanya terjadi bila terdapat air. Pembentukan konidia menghendaki air bebeas, gelap, dan suhu 240 C. Penyebaran sporran dapat melalui perantara air. &onidium terbentuk si "aktu malam ketika daun berembun, dan konidium segera dipen$arkan oleh angin. &onidiumsegera berke$ambah dengan membentuk pembuluh ke$ambah yang akan menginfeksi daun muda dari tanaman muda melalui mulut kulit. Pembuluh ke$ambah membentuk apresorium di muka mulut kulit ('emangun, 2004!. . Ha-a' daun ja&un&
+ejala a"al yang terlihat ialah terdapat ber$ak*ber$ak ke$il, jorong, hijau taua tau hijau kelabu kebasah*basahan dan kemudian ber$ak menjadi ber"arna $okelat kehijauan. 6ama kelamaan ber$ak membesar dan memiliki $irri khas yaitu berbentuk kumparan atau perahu. er$ak memiliki lebar 1*2 $m dan panjang *10 $m. eberapa ber$ak dapat bersatu membentuk ber$ak yang sangat besar. &eparahan gejala dapat ditandai dengan adanya daun yang tampak kering seperti terbakar. Patogen dari penyakit ini ialah !xserohilum turcicum yang selebihnya dikenal dengan $elminthosporium turcicum ('emangun, 2004!. %anaman inang dari jamur tersebut antara lain jagung, kapas, padi, tomat, kakao dan sebagainya. :amur -. tur$i$um membentuk konidiofor yang keluar dari mulut kulit, 1 atau 2 kelompok, lurus dan lentur, ber"arna $okelat, memiliki panjang hingga )00nm, tebal =*11 nm. &onidium berbentuk lurus agak melengkung, jorong, atau sperti gada terbalik, pu$at atau ber"arna $okelat jerami, halus, bersekat 4*< sekat palsu. :amur mempunyai stadium sempurna yang dikenal dengan nama Cochliobolus heterostrophus. :amur ini dapat mempertahankan diri pada tanaman jagung, hidup di daerah tropi$, bertahan di berbagai ma$am rerumputan, sisa*sisa tanaman jagung yang sakit, dan pada biji. :amur dapat bertahan pada sisa tanaman sakit pada tanah,namun tidak dapat dipendam di dalam tanah dalam "aktu yang lama. &onidium dipen$arkan oleh angin. &onidium akan menempel pada inang yang tepat, kemudian berke$ambah dan pembuluh ke$ambah akan menginfeksi melalui mulut kulit atau dengan mengadkan penetrasi langsung, namun terlebih dahulu membentuk apresorium ('emangun, 2004!. . Pen#akit $ada sin&k)n& a. Be'%ak daun
+ejala yang terlihat berupa ber$ak tampak jelas pada kedua sisi daun. 'isi atas ber$ak tampak $okelat merata dengan tepi gelap yang jelas. Akan tetapi pada sisi ba"ah daun tepi ber$k kurang begitu terlihat jelas, terdapat "arna keabu*abuan karena ada konidiofor dan konidium dari pathogen. er$ak berbentuk bulat dengan diameter )*12 mm. Perkembangan lanjut menyebabkan ber$ak yang tidak teratur dan agak menyudut karena adanya tulang* tulang dauan dan tepi daun. +ejala lebih lanjut menyebabkan daun menguning, mengering dan kemudian mati. Penyebab penyakit ini ialah jamur Cercosporidium henningsii ('emangun, 2004!. %anamna inang dari jamur ini ialah ubi kayu dan inang alternatifnya berupa tanaman legume. :amur ini memiliki stadium sempurna yang disebut %ycosphaerella manihotis. -ifa jamur berkembang dalam ruang antar sel,membentuk stroma dengan garis tengah 20*4 nm. 'troma membentuk konidiofor dalam berkas*berkas yang rapat. &onidiofor ber"arna $okelat kehijauan pu$at, "arna dan lebarnya merata, tak ber$abang, berkas spora berukuran ke$il, luru, dan memiliki sekat yang jarang. :amur membentuk peritesium hitam, bergaris tengah 100 nm, dan tampak tersebar di permukaan ber$ak daun. Memiliki askus seperti gada yang memanjang. :amur berkembang biak dengan spora, dan spora dapat disebarkan oleh angin atau hujan. Pada kondisi udara yang $ukup lembab, konidium berke$ambah, dengan membentuk pembuluh ke$ambah yang ber$abang. Penetrasi terjadi melalui mulut kulit dan meluas melalui ruang antar sel. nfeksi membutuhkan "aktu 12 jam dalam kondisi $ua$a yang panas dan lembab. Pada musim kemarau jamur mempertahankan diri pada ber$ak* ber$ak daun tua atau pada daun yan telah rontok ('emangun, 2004!. . Ka'at daun
+ejala yang terlihat ialah terdapat ber$ak*ber$ak bersudut pada daun dan mengakibatkan daun kering yang akhirnya mati. Pada tanaman muda akan tampak gejala ber$ak bersudut dan daun menjadi kaku dan pathogen dapat ditemukan di bagian batang tanaman yang masih muda. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri &anthomonas axonopodis pv. %anihotis '&am( (Antonie and &erstin, 201!. &isaran tanaman inang meliputi singkong dan tanaman ka$ang*ka$angan. &am merupakan jenis bakteri yang bertahan di dalam biji*bijian karena mampu bertahan hidup dan menyesuaikan diri di dalam biji selama 1 bulan. 'el hidup yang terdapat pada biji ubi kayu dapat menjadi habitat atau tempat yang $o$ok bagi perkembangan bakteri Ham.
akteri akan menyebar keseluruh bagian tanaman mele"ati $airan pembuluh, sehingga menyebabkan terjadinya infeksi di bagian akar dan batang. 3engan demikian, pada kondisi yang sesuai, bakteri dapat menyebar dengan $epat dari situs infeksi primer, menyebar keseluruh bibit dan akan menjadi titik a"al epidemi$ penyakit (Antonie and &erstin, 201!. 'e$ara garis besar, bakteri mnyukai tempat*tempat hidup yang lembab dan reproduksi dengan fragmentasi atau membelah diri. %. /a$u setan
&enamakan gejala yang ditunjukkan ialah adanya daun tanaman singkong yang saling bertumpuk satu sama lain. 'elain itu, apabila dilakukan pemangkasan pada bagian batang akan tampak pembuluh angkut yang ber"arna $okelat (:a$kson, 201!. %anaman yang semula tumbuh biasa, setelah beberapa minggu akan tampak daun yang berkembang se$ara berdesak*desakan. ;uas*ruas tidak mengalami pemanjangan, batang dan daun menjadi lebih ke$il dari biasanya. %unas*tunas berkembang dari ketiak*ketiak daun sehingga tampak bergejala sapu ('emangun, 2004!. Penyakit ini disebabkan oleh pathogen Phytoplasma dengan kisaran inag meliputi ubi jalar, ubi kayu, ka$ang*ka$angan, dan sebagainya. :asad Phytoplasma memiliki bentuk yang tidak tetap, dengan garis tengah men$apai 100* 1100 nm. :asad tidak terletak di dalam sel parenkim di dekatnya. Penularan penyakit dapat terjadi oleh pemakaian pengembangbiakan tanaman menggunakan stek dari tanaman sakit. 'elain itu, diduga penularan jasad ini juga dilakukan oleh ve$tor berupa serangga yaitu "ereng, namun belum dipastikan kebenarannya ('emangun, 2004!. Frganisme tersebut hidup sebagai parasit pada tanaman inang. Pada umumnya, jasad ini menyukai lingkungan tumbuh yang lebab dan ber$urah hujan tinggi. d. K'u$uk
+ejala penyakit ini lebih sering dikenal sebagai penyakit mosai$ singkong. %anaman yang terinfeksi akan tampak bintik*bintik putih atau kuning*pu$at ataupun hijau pu$at. 'elain itu, pertumbuhan daun umumnya akan terhambat dan sering mengalami malformasi berat ('emangun, 2004!. ila daun dipegang teras seperti kerupuk, sehingga dinamakan sebagai penyakit kerupuk. Pathogen yang menyerang tanaman singkong ini ialah sejenis virus yang dikenal sebagai virus mosai$ (Cassava mosai$ virus!. Birus ini dapat menyerang berbagai ma$am tanaman seperti singkong, tembakau, $abai, terong dan sebagainya.
Bisus mosai$ berbentuk batang dan terdiri atas asam nukleat dan selubung protein. &omposisi selubung protein lebih tinggi dibanding asam nukleat. Penularan virus dapat terjadi melalui penyambungan ataupun penempelan batang tanaman sakit pada tanaman sehat. Birus ini hanya dapat bertahan hidup apabila berada di dalam sel inang dan akan mengambil alih seluruh metabolisme sel inang. Penyakit mosai$ ubi kayu juga dapat ditularkan oleh serangga vekrot berupa lalat putih ('emangun, 2004!. 0. Pen#akit $ada te')n& a. Ka'at daun
'erangan penyakit ini ditandai dengan adanya ber$ak*ber$ak kuning (blight! dan kanker pada daun. +ejala akan tampak mulai dari perke$ambahan bibit hingga mengakibakan busuk pada buah. nfeksi biasanya terjadi di bagian batang yang terletak tepat di atas permukaan tanah. +ejala yang umum pada daun yaitu timbulnya bintik*bintik tidak teratur. +ejala lebih lajut mngakibatkan bintik semakin besar dan menyebabkan kematian seluruh jaringan daun. 3aun yang terinfeksi akan mengalami penuruanan turgor, kaku, kering dan berubah "arna menjadi $okelat kehitaman, sehingga tampak seperti karat. Penyakit ini disebabkan oleh jamur #homopsis vexans. :amur ini menginfeksi tanaman terong dan berbagai jenis tanaman dari keluarga Solanaceae (Chalkley, 201!. :amur berkembang biak dengan spora berupa konidia yang dapat ditularkan oleh angin, serangga, maupun melalui aliran air. &onidia dapat berke$ambah setelah 7 jam dan penetrasi dapat terjadi setelah 12 jam. Penyebaran spora jamur di dalam jaringan tanaman dapat melalui interselular maupun intraselular. iji dan bagian batang muda tanaman merupakan bagian yang mudah terinfeksi oleh jamur #. vexans. :amur ini dapat tumbuh dengan baik di lingkungan yang panas dan lembab untuk mendukung terjadinya infeksi dan perkembangan penyakit. 'uhu optimum bagi perke$ambahan spora adalah 2= C. &elembaban relative yang optimum untuk perkembangan penyakit ialah I@ dan suhu optimum untuk pertumbuhan jamur ialah 2D C (Chalkley, 201!. 1. Pen#akit $ada $adi a. Blast
+ejala yang tapak di lapangan pada penyakit ini ialah blas pada daun atau sering dikenal dengan nama leaf blast . &enampakan visualnya berupa ber$ak*ber$ak jorong dengan ujung run$ing . Pusat ber$ak ber"arna ber"arna kelabu atau keputih*putihan dan tepinya ber"arna $okelat kemerahan. +ejala yang khas dari penyakit ini ialah tangkai malai yang menjadi
busuk. Patogen dari penyakit ini ialah #yricularia ory)ae. %anamn inang dari jamur ini ialah tanaman padi, rumput gajah, lempuyangan dan jenis rerumputan lainnya ('emangun, 2004!. Penularan penyakit ini terjadi melalui perantara konidium yang dpat disebarkan oleh angin di "aktu malam hari. &onidium hanya disebarkan jika kelembaban udara I<0@. Penetrasi kebanyakan terjadi se$ara langsung dengan menembus kutikula serta juga dapat mengalami penetrasi langsung melalui mulut kulit. P. ory#ae dapat mempertahankan diri pada sisa*sisa tanaman sakit dan biji*bijian dalam bentuk miselium dan konidium, serta pada tanaman inang lainnya. Perke$ambahan konidium memerlukan air. nfeksi blas sangat ditentukan oleh lamanya daun padi basha karena embun. 'uhu optimum untuk perke$ambahan konidium ialah 2*)0 C ('emangun, 2004!. . K'esek
+ejala a"al dari serangan ini ialah adanya ber$ak*ber$ak nekrosis di sekitar tepi daun, semakinlama ber$ak akan semakin menyatu dan berubah menjadi kering ke$okelatan. Ciri khas dari penyakit ini ialah dau yang kering namun tulang daunnya masih kelihatan segar. Penyakit ini biasanya menyerang pada saat tanaman mulai memasuko masa genertais atau pada usia 0 hari ke atas. Pada serangan lanjut, bagian kerinfa kan semakinmeluas kea rah tulang daun hingga seluru daun akan tampak mengering. Penyebab penyakit ini ialah bakteri &anthomonas ory)ae (Prayitno, 2014!. nang alternative bakteri ini ialah padi, gandum, shorgum dan tanaman serelian lainnya. akteri &. ory)ae pv. *ry)ae bersifat gram negative, berbentuk batang pendek dengan ukuran 0,4*0,= ? 0,7*2,1 nm. akteri ini memiliki flagel di salah satu ujungnya dengan ukuran 0,0)*D,= nm. &oloni bakteri ber"arna kekuningan. %ingkat virulensi bakteri ini ber"ariasi yang didasarkan atas kemampuannya menginfeksi varietas padi yang memiliki gen resisten yang berbeda. 'ifat virulensi pathogen sangat mudah mengalami mutasi, bergantung dari kondisi lingkungan. Perkembangan pathogen ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan terutama kelembaba, suhu dan $ara budidaya ('udir et al ., 2012!. %. Be'%ak e'&a'is
+ejala yang terlihat pada penyakit ini ialah adanya garis*garis membujur ber"arna hijau gelap dekat pankal pelepah daun. Pada kondisi lembab ber$ak*ber$ak memanjang dan menyebar sepanjang plelpah dan pada helaian daun. Panjang ber$ak dapat men$apai panjang )*10 $m dan lebar 0,*1 $m. /amun demikian, terkadang ber$ak dapat menyatu membentuk
garis*garis besar yang lebih lebar. nfeksi pada tanaman muda ditunjukkan oleh daun kaku dan dinamakan busuk pu$uk. Penyebab penyakit Pseudomonas setariae , dengan kisaran taaman inang ialah tanaman padi dan berbagai jenis tanaman serelia lainnya (Maspary, 2011!. akteri dapat bertahan dari musim ke musim pada sisa*sisa tanaman sakit dan di dalam biji. 'etelah biji berke$ambah bakteri menginfeksi ke$ambah melalui mulut kulit. akteri dapat menyebar terba"a oleh aliran air. nfeksi terjadi se$ara meluas pada "aktu hujan berangin. 'uhu yang tinggi dapat membantu berkembangnya garis*garis pada daun. &elembaban tinggi tidak banyak mempengaruhi perkembangan gejal, namun membantu infeksi dan penyebaran pathogen ('emangun, 2004!. Pada umumnya pathogen bakteri ditularkan melalui per$ikan air hujan, kemudian akan bergerak di dalam jaringan tanaman dan menginfeksi tanaman tersebut. Penetrasi bakteri terjadi melalui luka*luka atau lubang* lubang alami. d. Be'%ak %)kelat
&enampakan visual yang dapat terlihat berupa adanya ber$ak $okelat memanjang pada tanaman de"asa. er$ak tersebut berukuran ke$il ber"arna $okelat tua atau $okelat ungu. er$ak yang berukuran besar tepinya ber"arna $okelat tua dengan bagian tengah ber"arna kuning pu$at, putih kotor, atau kelabu. +ejala lebih lanjut data menyebabkan daun menjadi kering sehingga tidak dapat membentuk malai. Penyebab penyakit ini ialah +rechslera ory)ae. Akan tetapi jamur tersebut lebih dikenal dengan nama $elminthosporium ory)ae ('emangun, 2004!. nang dari jamur ini ialah tanamna padi, tebu, dan graminae lainnya. -. ory#ae dapat membentuk miselium ber"arna $okelat kelabu hingga $okelat tua di dalam dan diluar jaringan tananaman sakit dan juga di dalam biakan murni. &onidiofor ber"arna $okelat muda sampai $okelat kehijauan. &onidium ber"arna $okelat, berbentuk kumparan, kebanyakan agak bengkok, berdindning tebal, bersekat palsu *10 dengan ukuran bervariasi. :amur memiliki sifat patogenisitas yang bervariasi. :amur juga dapat memeprtahankan diri sebagai miselium atau konidium dalam biji*bijian. 3i dalam biji jamur dapat bertahan hingga 4 tahaun. 3i samping itu, jamur juga dapat bertahan $ukup lama di dalam tanah yang dipengaruhi oleh kelembaban. &onidiumdisebarkan ke tanaman lain melalui angin. Pada kelembaban 21@ suhu )1 C jamur masih tetap bertahan selama 7 bulan. Pada kelambaban <7@, jamur telah mati dalam jangka "aktu 1 bulan. 'uhu optimum
untuk perke$ambahan konidium ialah 2*)0C. Pembentkan konidium terjadi pada suhu sampai )*)DC ('emangun, 2004! B.
&esimpulan Da2ta' Pustaka